Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama : KRISTIAN
NIM : 043493913
Mata Kuliah : Ekonomi Moneter

Silakan Anda kerjakan Tugas 1 ini dan upload ditempat yang telah disediakan dalam waktu yang
sudah ditentukan.

1. Jelaskan proses atau tahap perkembangan terbentuknya uang!

2. Terangkanlah apakah itu fungsi bank umum di Indonesia?

3. Terangkanlah teori kuantitas uang menurut Irving Fisher!

Selamat mengerjakan.

Jawaban :

1. ada lima tahap perkembangan terbentuknya uang.


a. Tahap sebelum perdagangan barter
Kebutuhan manusia memiliki sifat yang tidak terbatas, sementara alat pemuas
kebutuhan sangat terbatas sehingga manusia kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri. Awalnya manusia berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri.
Kemudian manusia menyadari bahwa apa yang dilakukannya tidak cukup untuk
memenuhi seluruh kebutuhannya.

b. Tahap perdagangan barter


Ketika manusia menyadari bahwa kebutuhan sehari-hari tidak bisa dicukupi dengan
usaha sendiri dan adanya keterbatasan alat pemuas kebutuhan, manusia berupaya
memperbanyak ragam alat pemuas kebutuhan dengan cara melakukan pertukaran.
Awalnya manusia melakukan pertukaran antara barang dengan barang, sehingga
terciptalah sistem barter di mana suatu jenis barang ditukar dengan barang jenis lain.
Namun dalam perkembangannya, mulai timbul berbagai kesulitan dalam penerapan
sistem barter, di antaranya adalah kesulitan dalam menemukan orang yang memiliki
barang yang diinginkan dan bersedia menukarkan barang yang dimilikinya, serta
kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lain dengan
nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama.

c. Tahap uang barang (commodity money)


Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang timbul dalam sistem perdagangan barter,
muncul pemikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu yang digunakan sebagai
alat tukar. Benda-benda tersebut adalah benda-benda yang diterima oleh umum,
bernilai tinggi, atau merupakan kebutuhan primer sehari-hari, misalnya garam yang
digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah oleh orang
Romawi. Namun kesulitan dalam pertukaran tetap ada, di antaranya: - nilai yang
dipertukarkan belum mempunyai pecahan, - banyak jenis uang barang yang beredar
dan hanya berlaku di masingmasing daerah, - sulit untuk disimpan dan dibawa, -
mudah hancur atau tidak tahan lama.

d. Tahap uang logam


Pada abad ke-18, uang logam berupa uang perak ataupun uang emas mulai banyak
digunakan, dan kemudian berlaku standar emas sampai awal abad ke-20. Logam
dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi, tahan lama dan tidak
midah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah untuk
dibawa/dipindahkan. Uang emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh karena
nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum
pada mata uang tersebut.) Karena uang memiliki nilai intrinsik, maka pemerintah
tidak perlu menjamin nilai uang tersebut. Nilai uang ditentukan oleh kekuatan pasar
melalui penawaran dan permintaan atas perak dan emas, namun penawaran uang
dibatasi oleh seberapa besar logam mulai bisa ditambang, sehingga diperlukan
kontrol pemerintah untuk menstabilkan sistem finansial. Keterbatasan inilah yang
menjadi salah satu penyebab ambruknya Sistem Standar Emas.

e. Tahap uang kertas


Seiring perkembangan perekonomian, perkembangan tukar-menukar yang
memerlukan uang logam juga semakin berkembang, sementara jumlah emas dan
perak sangat terbatas. Uang logam juga sulit digunakan untuk transaksi dalam jumlah
besar, sehingga diciptakanlah uang kertas sebagai alat transaksi. Awalnya uang kertas
yang beredar merupakan bukti kepemilikan emas dan perak. Nilai dari uang kertas
ditentukan bukan oleh nilai intrinsiknya, melainkan oleh daya beli dari uang tersebut.
Penggunaan uang kertas semakin meluas karena lebih sesuai digunakan sebagai
medium pertukaran. Dalam perkembangan penggunaan uang kertas, jumlah uang
kertas yang diterbitkan oleh suatu negara dikaitkan dengan jumlah cadangan emas
yang dimiliki oleh negara tersebut. Namun sekitar tahun 1976, pencetakan uang
kertas tidak lagi dihubungkan dengan cadangan emas suatu negara, melaikan
dibiarkan beredar di pasar mengikuti hukum penawaran dan permintaan sesuai
dengan hukum ekonomi.

2. Fungsi-fungsi bank umum adalah sebagai berikut:


a. Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat
mekanisme pemindah bukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang
giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter.

b. Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran


Salah satu jasa yang ditawarkan oleh bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan
dengan mekanisme pembayaran, misalnya kliring, transfer uang, penerimaan setoran,
pemberian fasilitas pembayaran secara tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran
yang mudah dan nyaman seperti kartu debit, kartu kredit, e-money dan sistem
pembayaran elektronik.
c. Penghimpunan dana simpanan masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan.
Kemampuan bank umum dalam menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan
dengan lembaga keuangan lain. Dana-dana simpanan yang dihimpun akan disalurkan
kepada pihak-pihak yang membutuhkan, misalnya melalui penyaluran kredit.

d. Mendukung kelancaran transaksi internasional


Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar
transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal.
Keberadaan bank umum memungkinkan kepentingan pihakpihak yang melakukan
transaksi internasional ditangani dengan lebih mudah, cepat dan murah.

e. Penyimpanan barang-barang berharga


Penyimpanan barang-barang berharga adalah suatu jasa yang paling awal yang
ditawarkan bank umum. Masyarakat dapat menyimpan berbagai barang berharga
seperti perhiasan, uang, ijazah dan surat-surat berharga dalam kotak penyimpanan
(safety box) yang bisa disewa di bank.

f. Pemberian jasa-jasa lainnya


Jenis-jenis jasa yang ditawarkan oleh bank umum semakin beragam dari waktu ke
waktu. Kini masyarakat bisa membayar tagihan, mengirim uang melalui ATM,
membayar gaji karyawan, membayar cicilan, menggunakan internet banking, belanja
secara daring (online), dan menggunakan jasa-jasa lainnya melalui bank umum.

3. Irving Fisher mengemukakan bahwa dalam teori kuantitas uang, jumlah peredaran uang
berbanding lurus dengan perubahan harga. Menurutnya, perubahan jumlah uang yang
beredar akan memengaruhi harga barang. Selain itu, Fisher juga menjelaskan bahwa
peningkatan jumlah uang dapat menyebabkan inflasi, begitu pula sebaliknya.
Menurut Fisher, transaksi antara penjual dan pembeli akan menimbulkan pertukaran uang
dengan barang atau jasa. Sehingga nilai dari uang yang ditukarkan pasti sesuai dengan
barang atau jasa yang diperoleh.

Secara matematis, pernyataan tersebut dituliskan sebagai berikut:

MV = PT

Keterangan:
M = jumlah uang yang beredar (penawaran uang)
V = tingkat kecepatan perputaran yang (velocity), yaitu berapa kali uang berpindah
tangan dari satu pemilik ke pemilik lainnya dalam periode tertentu
P = harga barang atau jasa yang ditukarkan
T = jumlah (volume) barang atau jasa yang menjadi obyek transaksi.

Sumber : BMP Ekonomi Moneter ESPA 4227 Modul 1 Hal. 1.5 - 1.8, Modul 2 Hal. 2.5 – 2.6
dan Modul 3 Hal. 3.2 – 3.3

Anda mungkin juga menyukai