Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Zahro Muna Lutfia

NIM : 042737893
MANAJEMEN BISNIS
EKONOMI MONETER/ESPA4227

1. Jelaskan proses atau tahap perkembangan terbentuknya uang!

Dalam kehidupan sehari-hari, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang disetujui dan
diterima oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk melakukan pertukaran atau perdagangan.
Berdasarkan definisi tersebut, uang dapat berupa barang yakni pada sistem pertukaran barter.
Sejarah uang memang dimulai dengan barter, kemudian uang komoditi dan dalam
perkembangnya kebanyakan alat transaksi dilakukan dengan menggunakan uang kertas,cek
bahkan sampai uang plastik. Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap
alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat
diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.

Terdapat lima tahapan dalam sejarah perkembangan uang.

1. Tahap sebelum Perdagangan Barter

Kebutuhan manusia memiliki sifat yang tidak terbatas, sementara alat pemuas
kebutuhan sangat terbatas sehingga manusia kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Awalnya, setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya melalui usaha sendiri. Usaha tersebut
dilakukan antara lain dengan cara berburu, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang
sederhana, serta mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri. Perkembangan selanjutnya
manusia dihadapkan pada kenyataan bahwa apa yang dilakukannya tidak cukup untuk
memenuhi seluruh kebutuhannya.

2. Tahap Perdagangan Barter

Ketika menyadari bahwa kebutuhan sehari-hari tidak bisa dicukupi sendiri dan adanya
keterbatasan alat pemuas kebutuhan maka manusia berupaya memperbanyak ragam alat
pemuas kebutuhan dengan jalan melakukan pertukaran. Pada tahap awal mereka melakukan
penukaran antara barang dengan barang dari masyarakat yang saling membutuhkan. Akibatnya
munculah sistem barter yaitu barang yang ditukar dengan barang. Sistem barter ini merupakan
tingkat kedua dari perkembangan perekonomian. Barter adalah pertukaran atas suatu barang
terhadap jenis barang yang lain. Dalam suatu pertukaran dengan menggunakan cara barter ini
harus dipenuhi syarat berupa adanya kesamaan keinginan (double coincidence of wants) dari
pihak yang terlibat barter. Menyamakan keinginan dari pihak-pihak yang terlibat barter ini
tidaklah mudah, sehingga syarat ”double coincidence of want” ini sekaligus menjadi hambatan
yang terjadi dalam transaksi dengan menggunakan cara barter ini.

Namun demikian bukan berarti masalah pemenuhan semua kebutuhan bisa di atasi.
Dalam perkembangannya mulai timbul kesulitan-kesulitan dalam penerapan sistem ini.
Setidaknya ada dua kesulitan yang timbul dari adanya perdagangan barter antara lain adalah
kesulitan menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau
menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat
dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama
nilainya.

3. Tahap Uang Barang (Commodity Money)

Untuk mengatasinya kesulitan yang timbul pada perdagangan barter, maka ada
pemikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.
Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima
oleh umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau
memiliki nilai magisdan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-
hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai
alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang
Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti
garam.

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-
kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai
pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan
(transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya
tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.

Penduduk asli Bandiagara di pedalaman benua Afrika mempertukarkan hasil


pertaniannya, dari sebakul tomat dengan sejumlah kebutuhan harian, susu, gandum dan
sejenisnya. Transaksi yang awalnya dilakukan dengan barter ini kemudian berkembang dengan
menggunakan alat tukar yang terbuat dari hasil bumi seperti coklat dan sejenisnya (uang
komoditi). Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan pertukaran tetap ada diantaranya:

• Nilai yang dipertukarkan belum mempunyai pecahan.


• Banyak jenis uang barang yang beredar dan hanya berlaku di masing-masing
daerah.
• Sulit untuk penyimpanan (storage) dan pengangkutan (transportation).
• Mudah hancur atau tidak tahan lama.

4. Tahap Uang Logam

Uang logam mulai banyak digunakan pada abad ke-18, yakni uang logam baik berupa
uang perak maupun uang emas dan kemudian berlaku standar emas sampai awal abad ke-20
dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan
lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-
pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah
emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied
money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang
tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang,
melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan
uang logam.

Penggunaan emas dan perak sebagai bahan uang dalam bentuk koin diciptakan oleh
Croesus di Yunani sekitar 560-546 SM. Pada saat yang bersamaan, medium uang yang
berfungsi sebagai instrumen alat bayar mulai dikembangkan, dibuat dari berbagai benda padat
lainnya seperti tembikar, keramik atau perunggu. Sejalan dengan dengan perkembangan
perekonomian, maka tukar-menukar menggunakan uang logam juga berkembang, sementara
jumlah logam mulia terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi
dalam jumlah besar (sulit dalam hal penyimpanan dan pengangkutan).

5. Tahap Uang Kertas

Awalnya, uang kertas yang beredar adalah bukti atas kepemilikan emas dan perak
sebagai alat untuk transaksi. Dengan kata lain, kertas yang beredar pada saat itu merupakan
uang yang 100% dijamin dengan emas atau perak yang disimpan di pande emas. Di mana
sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.
Selanjutnya, dalam perkembangan uang, masyarakat tidak perlu lagi menggunakan
emas secara langsung sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, kertas buktilah yang
digunakan sebagai alat tukar.

Sumber : ESPA4227

2. Terangkanlah apakah itu fungsi bank umum di Indonesia?

Fungsi-fungsi bank umum menujukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum


dalam perekonomian modern, yaitu:

* Penciptaan Uang

Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat
mekanisme pemindah bukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral
menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat
mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi
kemampuan bank umum menciptakan uang giral.

* Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran

Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran
mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank
umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang
amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas
pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman,
seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.

* Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat

Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di
Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan
atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum
menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya.
Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
* Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional

Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar
transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan
transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis,
jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang
beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi
tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi
internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.

* Penyimpanan Barang-Barang Berharga

Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang
ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang
dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh
bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin
pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-
surat berharga.

* Pemberian Jasa-Jasa Lainnya

Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan
luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler,
mengirim uang melalui ATM, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank.

Sumber : ESPA4227

3. Terangkanlah teori kuantitas uang menurut Irving Fisher!

Teori Kuantitas mengenai Uang (Quantity Teory of Money)

Teori ini sebenarnya merupakan teori mengenai permintaan sekaligus penawaran akan
uang, dan juga interaksi diantara keduanya. Fokus dari teori ini adalah hubungan antara
penawaran uang (jumlah uang beredar) dengan nilai uang (tingkat harga). Hubungan antara
kedua variabel tersebut dapat dijelaskan melalui konsepsi (teori) mereka tentang permintaan
akan uang. Perubahan jumlah uang yang beredar (penawaran uang) berinteraksi dengan
permintaan akan uang dan selanjutnya menentukan nilai uang. (Boediono, 1994).

Teori kuantitas uang adalah teori yang menjelaskan adanya hubungan langsung antara
perubahan jumlah uang beredar dengan perubahan harga barang. Hubungan tersebut dapat
dijelaskan bahwa harga barang berbanding lurus dengan jumlah uang yang beredar. Teori
kuantitas tersebut dikemukakan oleh Irving Fisher , dalam rumus sebagai berikut:

M = kPT

Dimana:

M = Jumlah uang yang beredar (money in circulation)

V = Kecepatan Peredaran Uang (velocity of circulation)

P = Tingkat harga rata-rata barang (price)

T = Jumlah barang yang diperdagangkan (trade)

Sumber : ESPA4227

Anda mungkin juga menyukai