Jurusan : Manajemen
Mata Kuliah : ESPA 4227 / Ekonomi Moneter
Soal!
Silakan Anda kerjakan Tugas 1 ini dan upload ditempat yang telah disediakan dalam waktu
yang sudah ditentukan.
Selamat mengerjakan.
Jawaban!
- Tahap uang barang. Untuk mengatasi kesulitan yang timbul akibat perdagangan
barter, maka ada pemikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat
tukar. Benda yang dipilih adalah benda yang dianggap memiliki nilai tinggi.
Seperti garam digunakan sebagai alat tukar maupun upah oleh orang Romawi.
Meskipun begitu tetap ditemui kesulitan antara lain ; Nilai tukarnya be;um
memiliki pecahan, sulit untuk disimpan, dan mudah hancur (tidak tahan lama).
- Tahap uang logam. Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang
tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah
dipecah tanpa mengurahi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Nilai uang
ditentukan oleh kekuatan pasar melalui penawaran dan permintaan akan perak dan
emas, namun terbatas oleh seberapa besar logam yang bisa ditambang.
Keterbatasan ini menjadi salah satu penyebab ambruknya sistem standar emas.
- Tahap uang kertas. Karena stok emas yang terbatas, penggunaan logam sulit
untuk dilakukan pada transaksi jumlah besar sehingga diciptakannya uang kertas.
Pada mulanya uang kertas yang beredar merupakan bukti kepemilikan emas dan
perak sebagai alat perantara melakukan transaksi. Mereka menjadikan kertas bukti
tersebut sebagai alat bertukar. Sekitar tahun 1976 ketergantungan pencetakan uang
kertas sudah tidak lagi dihubungkan dengan cadangan emas, tetapi dibiarkan
bergilir dan terjun ke pasar besar menghadapi hukum penawaran dan permintaan
sebagaimana yang tumbuh dalam hukum ekonomi.
- Penciptaan uang. Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindah bukuan (kliring).
- Pemberian jasa-jasa lainnya. Di Indonesia jasa lainnya ini berupa fasilitas untuk
membayar listrik, telepon atau pulsa, mengirim uang melalui ATM, membayar
gaji pegawai dengan jasa bank.
3. Irving Fisher mengemukakan bahwa dalam teori kuantitas uang, jumlah peredaran
uang berbanding lurus dengan perubahan harga. Menurutnya, perubahan jumlah uang
yang beredar akan memengaruhi harga barang. Selain itu, Fisher juga menjelaskan
bahwa peningkatan jumlah uang dapat menyebabkan inflasi, begitu pula sebaliknya.
Irving Fisher memaparkan bahwa pada hakikatnya, perubahan jumlah uang yang
beredar akan menyebabkan perubahan harga barang pada umumnya.
Bank Indonesia (BI) melaporkan peredaran uang kartal pada Agustus 2022 tercatat
sebesar Rp805,5 triliun atau tumbuh sebesar 7,3 persen, lebih rendah dari bulan
sebelumnya yang tumbuh 8,3 persen. Tabungan Rupiah yang dapat ditarik sewaktu-
waktu juga tercatat tumbuh melambat, dari pertumbuhan 11,1 persen pada bulan
sebelumnya menjadi 9,9% pada Agustus 2022 atau tercatat sebesar Rp2.161,1 triliun
pada posisi laporan. Giro Rupiah juga tercatat melambat dari 25,5 persen pada bulan
sebelumnya menjadi 24,1 persen pada Agustus 2022.
Menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah melalui pengaturan jumlah mata uang beredar
adalah contoh dari kebijakan moneter. Kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah
Indonesia melalui Bank Indonesia sebagai bank sentral. Bila jumlah uang beredar
terlalu tingi, maka nilai uang akan jatuh menjadi tidak berharga dan harga akan naik,
dan menyebabkan inflasi berlebihan atau hiperinflasi. Sebaliknya bila uang beredar
terlalu rendah, maka akan kesulitan melakukan transaksi, serta harga barang akan
turun (deflasi) yang menyebabkan perlambatan ekonomi. Tingkat nilai rupiah yang
tidak stabil akan memberatkan pelaku ekonomi, baik eksportir, importir maupun
konsumen. Bila inflasi terlalu tinggi, maka pelaku usaha sulit menjual barangnya dan
konsumen akan sulit mendapatkan kebutuhannya. Karena itu bank sentral harus
menjaga peredaran uang ini.
Terimakasih.
Sumber referensi :
- https://finance.binus.ac.id/2022/12/quantity-theory-of-money-and-empirical-
evidence-of-the-demand-for-money-lecturenotes/#:~:text=Irving%20Fisher
%20mengemukakan%20bahwa%20dalam,menyebabkan%20inflasi%2C%20begitu
%20pula%20sebaliknya.