Anda di halaman 1dari 14

Uang dan Bank

Pengertian Uang, Sejarah, Jenis, Fungsi, Syarat, Nilai & Teori-Teorinya| Dalam
kegiatan ekonomi, uang mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan adanya uang,
kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar. Uang digunakan oleh masyarakat untuk
membeli barang atau jasa yang dibutuhkàn. Uang juga digunakan untuk menyimpan
kekayaan dan untuk membayar hutang. Bahkan dengan adanya uang, kalian dapat
mengatakan bahwa bukumu lebih mahal dari pada pensil temanmu, dan sebagainya. Apakah
yang dimaksud dengan uang itu? Setelah membaca uraian di atas, kaliandapat menyimpulkan
bahwa uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur
nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu
yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan. Untuk lebih mengetahui mari
kita lihat dibawah ini yang menjelaskan tentang, Sejarah uang , Latar belakang munculnya
uang, Jenis-Jenis uang, Syarat-syarat uang diterima, Fungsi-fungsi uang, Nilai-Nilai Uang
berikut penjelasannya
A. Pengertian Uang
Pengertian uang dibagi menjadi dua, yaitu: Pengertian uang dalam ilmu ekonomi tradisional
dan modern.

 Pengertian uang dalam ekonomi tradisionaldidefinisikan sebagai setiap alat tukar


yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang
dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan
jasa. Uang seperti ini disebut Uang Barang.
 Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang
tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-
barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk pembayaran
hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda
pembayaran.

B. Sejarah Uang
Sejarah Uang dan Latar Belakang Munculnya uang
Masyarakat yang masih primitif, kehidupannya masih sangat sederhana. Hal ini pernah
dialami oleh nenek moyang kita. Mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara
mengambil dan memanfaatkan barang yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Perkembangan
peradaban manusia juga menggeser tujuan kegiatan produksi masyarakat. Semula,
masyarakat memproduksi barang hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, lalu
berkembang menjadi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan orang lain (untuk dijual). Selanjutnya, terjadilah perdagangan dengan
cara tukar-menukar antara barang dengan barang lain yang dinamakan barter (pertukaran
innatura).
Pertukaran barang dengan barang dapat terjadi jika syarat-syarat dapat dipenuhi. Syarat-
syarat itu sebagai berikut.
a. Orang-orang yang akan melakukan pertukaran harus memiliki barang yang akan
ditukarkan.
b. Orang-orang yang akan melakukan pada waktu yang sama.
c. Barang-barang yang akan dipertukarkan hams mempunyai nilai yang sama.

Seiring dengan perkembangan peradaban manusia maka pertukaran dengan cara barter
menjadi semakin sulit dilakukan. Bahkan, karena kebutuhan setiap orang semakin banyak
dan beragam, maka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak mungkin lagi ditempuh
dengan cara barter.
Karena menghadapi kesulitan dalam melakukan pertukaran barter, manusia terdorong untuk
mencari cara pertukaran yang lebih mudah. Manusia mulai menggunakan uang barang dalam
melakukan pertukaran. Contoh uang barang yaitu garam, senjata, dan kulit hewan.
Pada umumnya benda-benda yang digunakan sebagai uang barang oleh masyarakat setempat
memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Digemari oleh masyarakat setempat.
b. Jumlahnya terbatas.
c. Mempunyai nilai tinggi.

(Contoh Uang)
Namun dalam kenyataannya uang barang tersebut masih mengandung kelemahan juga.
Kelemahannya sebagai berikut.
a. Sulit dipindahkan.
b. Tidak tahan lama.
c. Sulit disimpan.
d. Nilainya tidak tetap.
e. Sulit dibagi tanpa mengurangi nilainya.
f. Bersifat lokal.
Kesulitan pertukaran dengan menggunakan uang barang tersebut mendorong manusia untuk
menetapkan benda yang dapat digunakan sebagai perantara tukar-menukar. Benda yang
dianggap cocok sebagai alat tukar menukar adalah logam. Pada masa lalu, logam yang
digunakan sebagai uang adalah emas atau perak.
Mengapa masyarakat memilih emas atau perak sebagai alat perantara pertukaran?
Alasannya sebagai berikut.

 Emas dan perak merupakan barang yang dapat diterima oleh semua anggota
masyarakat karena memiliki nilai yang tinggi dan jumlahnya langka.
 Jika dipecah nilainya tetap (tidak berkurang).
 Tahan lama (tidak mudah rusak).

Akan tetapi, penggunaan emas dan perak juga masih mengandung kelemahan untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan pertukaran masyarakat. Kelemahannya sebagai berikut.
a. Jumlahnya sangat terbatas sehingga tidak mudah untuk mencukupi kebutuhan masyarakat
akan pertukaran.
b. Kandungan emas tiap daerah tidak samä sehingga menyebabkan persediaan emas tidak
sama.
C. Syarat-Syarat Uang
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat mendorong kegiatan transaksi menjadi semakin
sering dan bahkan semakin kompleks. Hal ini menimbulkan kesulitan bagi manusia untuk
membawa uang logam dalam jumlah besar (berat dan repot). Untuk mengatasinya, pemilik
emas dan perak cukup melakukan transaksi dengan menunjukkan bukti penyimpanan emas
dan perak yang berupa surat bukti penyimpanan. Surat bukti penyimpanan tersebut
dikeluarkan oleh lembaga yang menerima titipan emas dan perak. Lama kelamaan yang
beredar dalam masyarakat adalah kertas sebagai tanda bukti penyimpanan emas dan perak
tersebut. Di Indonesia, sekarang beredar uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan Bank
Indonesia. Kedua jenis uang tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Dapat Diterima OIeh Masyarakat Umum
Uang yang beredar di Indonesia diterima oleh masyarakat umum karena masyarakat
percaya bahwa uang tersebut dapat digunakan sebagai alat tukar dan alat pembayaran.
b. Mudah Disim pan dan NiIainya Tetap
Uang yang beredar di Indonesia mudah disimpan. Bentuknya kecil sehingga praktis
menyimpannya. Kalian dapat menyimpan uang di saku maupun di dompet karena ukuran
uang tidak besar. Uang Rp l0.000,00 yang kalian simpan di saku selama seminggu tetap
bernilai Rp.l0.000,00.
c. Mudah Dibawa ke Mana-mana
Uang kertas dan uang logam mudah dibawa ke mana-mana karena ukurannya kecil dan
tidak berat. Namun demikian, jika kalian mempunyai uang logam cukup banyak agak
berat untuk membawanya. Kalian dapat menukarkannya dengan uang kertas dengan nilai
yang sama.
d. Mudah Dibagi Tanpa Mengurangi Nilal
Jika kalian mempunyai selembar uang kertas ratusan ribu rupiah dan ingin
menggunakannya untuk membeli buku seharga Rp20.000,00, kalian tidak mengalami
kesulitan. Penjual buku akan memberikan uang pengembalian Rp80.000,00. Dengan
demikian, selembar uang ratusan ribu rupiah tersebut dap dibagi tanpa mengurangi
nilainya. Sepuluh lembar uang sepuluhan ribu rupiah sama nilainya dengan selembar
uang ratusan ribu rupiah.
e. Jumlahnya Terbatas Seliingga Tetap Berharga
Uang kertas dan uang logam dicetak dengan jumlah terbatas untuk menjaga nilainya.
Uang tersebut juga dibuat dan bahan khusus dan diberi ciri khusus sehingg sulit untuk
dipalsukan.
f. Ada Jaminan
Uang yang beredar di Indonesia dijamin oleh pemerintah. Oleh karena itu, semua orang
mau menerima uang sebagai alat pertukaran dan pembayaran yang sah. Uang kertas yang
beredar merupakan uang kertas kepercayaan (fiduciary) atau uang tanda (token money).
Disebut uang kepercayaan karena nilai bahan untuk membuat uang jauh lebih rendah
daripada nilai yang tertera (tertulis) dalam uang. Uang kertas juga merupakan uang tanda,
karena masyarakat bersedia menerima uang kertas dengan alasan terdapat tanda sah
sebagai uang yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Hampir semua negara di dunia mengeluarkan uang kertas. Penggunaan uang kertas
mempunyai berbagai keuntungan dan kerugian. Keuntungan tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Ongkos bahan dan pembuatan murah.
b. Mudah dibawa.
Adapun kelemahan dan penggunaan uang kertas adalah sebagai berikut.
a. Terkadang mudah dipalsukan.
b. Tidak tahan lama.
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut adanya álat pembayaran yang
lebih mudah dan aman. Sekarang banyak dicipIakan uang giral, yaitu rekening atau
tagihan pada suatu bank yang dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran. Contohnya
cek, giro bilyet, telegraphic transfer, kartu kredit (credit card), dan traveler’s check (cek
perjalanan)
D. Jenis-Jenis Uang
a. Jenis-Jenis Uang Berdasarkan Bahan Yang Digunakan Untuk Membuat Uang
1. Uang logam, yaitu uang yang dibuat dan logam, contohnya uang Rp25,00,
Rp50,00, Rpl00,00. Uang tersebut dapat dibuat dan emas, perak, tembaga, atau
nikel dengan bentuk dan kadar berat tertentu serta dengan ciri-ciri tertentu pula
untuk menghindari pemalsuan. Ciri-ciri tersebut diumumkan oleh pemerintah agar
diketahui masyarakat.
2. Uang kertas, yaitu uang yang dibuat dan kertas, contohnya uang Rp500,00,
Rpl.000,00, Rp5.000,00Rpl0.000,00, Rp20.000,00 Rp50.000,00, Rpl00.000,00.
Uang tersebut dibuat dengan kertas khusus supaya sulit dipalsukan.
b. Jenis-Jenis Uang Berdasarkan Lembaga Yang Mnegeluarkannya
1. Uang kartal (kepercayaan) yaitu uang yang dikeluarkan oleh negara berdasarkan
undang-undang dan berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Uang kartal di
negara kita terdiri atas uang logam dan uang kertas.
2. Uang giral (simpanan di bank) yaitu dana yang disimpan pada rekening koran di
bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk melakukan
pembayaran dengan perantara cek, bilyet giro, atau perintah membayar. Uang
giral dikeluarkan oleh bank umum dan merupakan uang yang tidak berujud karena
hanya berupa saldo tagihan di bank.
c. Jenis-Jenis Uang Berdasarkan Nilainya
1. Uang bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsik) sama dengan
nilai nominalnya. Pada umumnya, uang yang bemilai penuh terbuat dan logam
2. Uang tidak bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsik)
lebihrendah daripada nilai nominalnya. Pada umumnya, uang yang tidak bernilai
penuh terbuat dan kertas.
Istilah-Istilah
 Cek adalah surat perintah dan seseorang yang memiliki rekening giro pada sebuah
bank, agar pihak bank membayar sejumlah uang kepada seseorang yang namanya
tercantum dalam cek.
 Giro adalah surat perintah dan seseorang yang mempunyai rekening giro pada sebuah
bank, agar bank melakukan pembayaran dengan cara memindahkan sebagian atau
seluruh nilai rekening gironya kep ada rekening giro pihak lain
 Perintah membayar adalah perintah dan orang yang meiniliki rekening, kepada bank
secara langsung untuk membayar kepada seseorang dengan uang tunai.
E. Fungsi-Fungsi Uang
Selain sebagai alat tukar menukar, uang juga memiliki fungsi yang lain. Secara garis
besarnya, fungsi uang dibagi menjadi dua, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
a. Fungsi Asli Uang
Fungsi asli uang sebagai berikut.
1. Uang sebagai alat tukar umum
Uang berfungsi sebagai alat tukar umum apabila uang dipergunakan untuk
membeli atau mendapatkan barang dan atau jasa. Contoh: kamu membeli buku
dengan uang (uang ditukar dengan buku).
2. Uang sebagai satuan hitung
Uang merupakan satuan ukuran yang digunakan untuk menentukan besarnya nilai
atau harga suatu barang dan jasa. Dengan adanya uang, kamu mudah menentukan
nilai suatu barang. Contoh: harga sebuah kalkulator Rp150.000,00, harga sebuah
buku Rp20.000,00, dan sebagainya.
b. Fungsi Turunan Uang
Fungsi turunan uang sebagai berikut.
1. Uang sebagai alat pembayaran
Sebagai alat pembayaran, apabila uang digunakan untuk melunasi kewajiban.
Contoh: penggunaan uang untuk membayar utang, membayar rekening listrik,
membayar pajak, dan membayar uang sekolah.
2. Uang sebagai alat untuk menabung
Keadaan keuangan seseorang kadang tidak tetap. Suatu hari mempunyai kelebihan
uang, dan di waktu yang lain kekurangan uang untuk pembayaran tertentu. Di
waktu ada kelebihan uang, kalian dapat menggunakan uang tersebut untuk
memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang, dan sebelum digunakan dapat
kalian tabung terlebih dahulu.
3. Uang sebagai pemindah kekayaan
Jika orang tua kalian mempunyai tanah di desa. padahal orang tua kalian tersebut
tinggal di kota bekerja ; tanah yang didesa dapat dijual untuk membeli tanah
dikota untuk tempat tinggal. Dengan begitu, orang tua kalian tidak perlu
mengontrak
rumah, melainkan tinggal di rumah sendiri. Dalam hal ini, uang berfungsi sebagai
pemindah kekayaan bagi orang tua kalian, yaitu memindahkan kekayaan yang
berupa tanah.
4. Uang sebagai pembentuk/penimbun kekayaan
Uang dapat digunakan untuk membentuk kekayaan. Kalian dapat menabung
sedikit demi sedikit untuk persiapan melanjutkan kuliah nanti. Setiap ada
kenaikan jumlah tabungan (hal-hal lain dianggap tetap), maka kekayaan kalian
tersebut bertambah. Tambahan kekayaan tersebut pada dasarnya merupakan
pembentuk/penimbun kekayaan.
5. Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Uang dapat merangsang seseorang untuk melakukan kegiatan ekonomi. Oleh
karena itu, uang berfungsi sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi masyarakat.
Benarkah demikian? Ya, karena demi uang banyak orang bekerja keras setiap
harinya. Sebaliknya, orang lebih mudah melakukan kegiatan ekonomi jika ia
mempunyai modal.
F. Nilai-Nilai Uang
Apakah nilai uang itu? Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan
dengan sejumlah barang tertentu. Nilai uang tersebut dapat dibedakan menjadi tiga
macam.
a. Nilal Nominal
Nilai nominal uang adalah nilai yang tertera/tertulis pada setiap mata uang yang
bersangkutan. Contoh: pada uang Rp50.000, tertera angka lima puluh ribu rupiah,
maka nilai nominal uang money yaitu tersebut adalah lima puluh ribu rupiah.
Istilah-istilah
 Ful Bodied money yaitu uang yang memiliki nilai nominal sama dengan nilai
intriksiknya Contohnya semua jenis uang logam
 Fiducier Money yaitu Uang yang memiliki nilai besar dari pada nilai intriksinya
Contohnya Semua yang kertas
b. Nilal Intrinsik
Nilai intrinsik uang adalah nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang. Contoh
untuk membuat uang kertas Rp50 000,00 diperlukan kertas dan bahan lainnya yang
harganya Rp3.000,00, maka nilai intrinsik uang tersebut adalah
c. Nilal Riil
Nilai riil uang adalah nilai yang dapat diukur dengan jumlah barang dan jasa yang
dapat ditukar dengan uang itu. Jika uang Rpl.000,00 dapat ditukar dengan satu gelas
minuman teh, maka dapat dikatakan bahwa nilai riil uang Rpl.000,00 adalah segelas
minuman teh.
Nilai-Nilai Uang Dilihat Dari Kegunaannya
Dilihat dan penggunaannya, nilai uang dibedakan menjadi nilai internal uang dan nilai
eksternal uang.
1. Nilai internal uang
Nilai internal uang adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa. Contoh: dengan uang
Rp5.000,00 kalian dapat membeli sebuah buku tulis, maka nilai internal uang Rp5.000,00
tersebut adalah sebuah buku tulis.
2. Nilai eksternal uang
Nilai eksternal uang adalah nilai uang dalam negeri, jika dibandingkan dengan mata uang
asing, yang lebih dikenal dengan KURS. Kurs ada dua macam yaitu kurs jual dan kurs
beli. Kurs jual adalah kurs yang berlaku apabila bank menjual valuta asing. Sedangkan
kurs beli adalah kurs yang berlaku apabila bank membeli valuta asing. Contoh: kalian
dapat menukarkan uang Rp9.000,00 déngan satu dollar Amerika Serikat di bank yang
melayani penukaran valuta asing. Dalam hal ini nilai kurs Rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat (US $1 = Rp9.000,00).
Istilah-Istilah
Valuta asing adalah alat-alat pembayaran luar negeri.
 Inflasi yaitu kenaikan harga barang-barang secara terus menerus dalam jangka waktu
tertentu.
 Deflasi yaitu penurunan harga barang-barang secara terus menerus dalam jangka
waktu tertentu.
 Devaluasi yaitu penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing.
 Revaluasi yaitu kenaikan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing.
G. Teori-Teori Uang
Teori Nilai Uang dibagi menjadi dua, yaitu: Teori Uang Statis dan Teori Uang Dinamis.
a. Teori Uang Statis
Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai uang yang
diakibatkan perkembangan ekonomi. Teori ini dibuat dengan tujuan untuk menjawab
pertanyaan seperti:
apakah sebenarnya uang?
Mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar?
Teori ini meliputi:
 Teori Metalisme, teori yang hampir sama dengan pengertian nilai intrinsik.
 Teori Konvensi, teori yang menyatakan uang bisa diterima secara umum di
masyarakat karena atas dasar perjanjian/ mufakat.
 Teori Nominalisme, teori ini menyatakan diterimanya uang berdasarkan nilai daya
belinya.
 Teori Negara, teori ini menyatakan bahwa uang adalah benda yang ditetapkan oleh
negara yang berfungsi sebagai alat tukar dan alat bayar. Jadi nilainya pun ditetapkan
oleh pemerintah yang diatur oleh undang-undang.
b. Teori Uang Dinamis
Kalau teori diatas tidak mempersoalkan perubahan nilai uang, maka Teori Uang
Dinamis ini adalah sebaliknya.
Teori ini meliputi:

 Teori Kuantitas, pada teori ini David Ricardo menyatakan bahwa kuat atau lemahnya
nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Kemudian Irving Fisher
menyempurnakan teori diatas dengan menyatakan tidak hanya tergantung pada
jumlah saja, tapi juga pada kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor
yang memengaruhi nilai uang.
 Teori Persediaan Kas, pada teori ini menyatakan bahwa perubahan nilai uang
tergantung dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
 Teori Ongkos Produksi, pada teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang
berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.

A. Sejarah Bank dan Pengertian Bank

1. Sejarah Bank
Kata bank berasal dari bahasa Itala, yaitu banco. Banco pada masa lalu berarti bangku
atau meja. Meja dalam sejarah bank pertama kali digunakan sebagai temapt menukar
uang. Karena itu bank pertama kalinya adalah tempat pertukaran uang. Pada tahapan
berikutnya, fungsi bank diperankan oleh para “pandai besi” (goldsmith) yang
menyediakan jasa penyimpan uang emas dan perak untuk menghindari pencurian. Untuk
membuktikan bahwa seseorang telah menitipkan uang, dia diberi selembar kertas yang
lebih populer dengan nama goldsmith notes. Goldsmith notes dapat disamakan dengan
uang giral dewasa ini. Dengan lembar kertas itu, transaksi jual beli uang emas bisa
dilakukan dengan mudah oleh glodsmith dan penyimpan uang.
2. Pengertian Bank
Prof. G.M. Verryn Stuart dalam bukunya yang berjudul Bank Politic, memberi pengertian
bahwa bank adalah suatu badan usaha yang bertujuan untuk memberi kredit, baik dengan
uang sendiri maupun yang dipinjam dari orang lain, dan mengedarkan alat penukar
berupa uang kertas dan uang giral.
3. Jenis Bank
Bank dapat kita kelompokkan atas jenis kegiatannya, bentuk badan hukum, dan
kepemilikan.
a. Pembagian bank menurut jenis kegiatannya
1. Bank sentral/Bank Indonesia.
 Pengertian bank Indonesia
UU no. 23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia, sebagaimana telah diubah
dengan UU no 3 Tahun 2004, bank Indonesia adalah lembaga negara yang
independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur
tangan pemerintah atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas di
atur dalam undang-undang ini (pasal 4 ayat 2).
 Tujuan bank Indonesia
Tujuan bank Indonesia di tetapkan untuk mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksudkan adalah kestabilan nilai
rupiah terhadap barang dan jasa terhadap mata uang negara lain.
 Tugas/peran bank Indonesia
Tugas pokok bank Indonesia sebagai berikut.
1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Sebagai otoriter moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Arah kebijakan didasarkan pada sasran ekonomi makro lainnya, baik
dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. Implementasi kebijakan
moneter ini dilakukan dengan menetapkan sasaran operasional, ayitu uang
primer base money. Untuk melaksanakan tugas di bidang moneter, bank
Indonesia memiliki alat-alat canggih yang dikenak\l dengan piranti
moneter. Piranti tersebut adalah operasi pasr terbuka, penentu tingkt
diskonto dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan reserve
requirement. Berkaitan dengan perannya di bidang moneter ini, Bank
Indonesia juga menentukan kebijakan nilai tukar, mengelola cadangan
devisa, dan berperan sebagai lender of the lats resort.
2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Selain tugasnya di bidang moneter dan perbankan, tugas lain Bank
Indonesia yang tidak kalah pentingnya adalah mengatur dan
menyelenggarakan sistem pembayaran antara lain, dengan jalan
memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran giral dan
menyelenggarakan kliring antar bank. Sistem pembayaran tunai
menyangkut pencekakan dan peredaran uang agar jumlah denominasi,
kelayakan, maupun keamanan uang sebagai alat pembayaran yang sah dpat
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan pembagian
aktifitas ekonomi. Sementara sistem pembayaran nontunai menyangkut
peredaran uang yang pada umumnya dalam bentuk giral dan produk-
produk perbankan lainnya, baik melalui proses kliring antar bank maupun
memakai alat kredit. Program pengembangan sistem pembayaran nasional
yang telah dikembangkan antara lain sistem klering elektronik Jakarta
(SKEJ), penetapan kliring Tto, bank Indonesia layanan Informasi dan
transaksi antar bank secara elektronik (BI-Line), Sistem Real Time Gross
Settlement (RTGS) dan sistem trasnfer dalam US$.
3) Mengatur dan mengawasi bank Dalam rangka tugas mengatur dan
mengawasi bank, BI menetapkan peraturan memberikan dan mencabut
izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank,
melaksanakan pengawasan atas bank dan dan mengenakan sanksi terhadap
bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dn
mencabut ijin usaha bank, BI juga dapat memberikan izin pembukaan,
penutupan dan pemindahan kantor bank, serta memberikan ijin kepada
bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
Di bidang pengawasan, BI melakukan pengawasan langsing on site
supervision maupun tidak langsung, pengawasan langsung bik dilakukan
dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila
diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian,
analisis dan evaluasi terhadap laporan-laporan yang disampaikan oleh
bank.
2. Bank umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha seperti menghimpun
dana dan memberikan pinjaman serta jasa lalulintas pembayaran dalam bidang
keuangan kepada masyarakat. Usaha dan fungsi bank umum meliputi hal-hal
berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan lainnya.
b) Memberikan kredit dan menerbitkan surat pengakuan utang.
c) Membeli, menjual , atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya, terdapat hal-hal berikut.
1) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa
berlakunya tidakBOLEH lebih lama dari kebiasaan dalm perdagangan
surat-surat yang dimaksud.
2) Surat pengakuan utang dan kertas dgang lainnya yang masa berlakunya
tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat yang
dimaksud.
3) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi.
5) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun.
d) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan
nasabah.
e) Menempatkan dan meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan
menggunakan sarana komunikasi seperti surat maupun dengan wesel, cek atau
sarana lainnya.
f) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan pihak ketiga.
g) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
h) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak.
i) Melakukan penempatan dana kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
j) Membeli melalui pelelangan agunan, baik semua atau sebagian dalam hal
debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada nbank dengan ketentuan agunan
yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
k) Menyediakan pembayaran dan melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan
oleh bank sepanjang sesuai dengan undang-undang dan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
3. Bank syari’ah
Bank syariah adalah bank yang dikelola dengan prinsip Islam yang
mengharamkan memungut bunga dari suatu transaksi ekonomi. Bank syariah
memperoleh penerimaan melalui cara-cara yang dibenarkan ileh syariat Islam.
Pada hakikatnya cara-cara tersebut mirip dengan mekanisme jual beli pada
umumnya. Namun semua aktifitas ekonomi yang dibenarkan oleh syariat Islam
adalah yang memenuhi beberapa hal berikut.
a) Bersifat produktif
Prinsip yng utama dari ekonomi Islam adalah fokus pada kegiatan ekonomi
riil.
Artinya, ekonomi Islam memandang bahwa semua aktifitas ekonomi harus
produktif. Inilah sebabnya mengapa bunga yang merupakan pendapatan tak
produktif (imbalan atas ,odal, bukan dari penggunaan modal) tidak
diperbolehkan dalam perbankan syariah.
b) Tidak eksploitatif
Artinya kegiatan ekonomi tidak boleh ditujukan demi keuntungan satu pihak
dan mengirbankan pihak lain. Kedua belah pihak harus sama-sama
diuntungkan. Hak kepemilikan adalah menurut azas kemanfaatan, bukan
penguasaan.
c) Berkeadilan
Dalam prinsip keadilan, tidak boleh ada transaksi ekonomi yang merugikan
pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung.
d) Tidak bersifat spekulatif
Dalam prinsip syariah, spekulasi dianggap sebagai sesuatu yang tidak
bermanfaat atau mubazir. Spekulasi dianggap sebagai perjudian dan
mengakibatkan orang yang melakukannya terancam kemiskinan. Uang atau
barang yang dispekulasikan pun menjadi tidak produktif dan bermanfaat.
e) Anti riba
Masih banyak perdebatan apakah bunga termasuk ke dalam riba yang
diharamkan oleh syariat Islam. Akan tetapi Majelis Ulama Indonesia dalam
fatwa terakhirnya telah memutuskan bahwa bunga bank termasuk riba. Riba
sebenarnya adalah tambahan yang ditetapkan dalam perjanjian atas suatu
barang yang dipinjam, ketika barang tersebut dikembalikan.
4. Bank perkreditan rakyat
Bank Perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan dari
masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya dan
memberikan pinjaman pad masyarakat.
a) Usaha
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan deposito
berjangka, tabungan, atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
2) Memberikan kredit.
3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip bagi
hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan
pemerintah.
4) Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia, deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
b) Larangan
BPR dilarang karena berikut:
1) Menerima soimpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalulintas
pembayaran.
2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
3) Melakukan penyertaan modal.
4) Melakukan usaha perasuransian.
5) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang telah ditentukan.
c) Izin usaha
BPR izinnya dizinkan oleh menteri keuangan setelah mendengar pertimbangan
bank Indonesia.
d) Sasaran
Sasaran layanan BPR adalah kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang,
pengusaha kecil, pegawai dan pensiunan.
e) Fungsi
Selain sebagian penghinmpunan dan penyalur dana masyarakat, BPR juga
membantu petanii dari lintah darat.
b. Pembagian bank menurut badan hukum Menurut badan hukum, bank dibedkn
menjadi bank yang berbadan hukum perseroan terbatas (PT), Firma, koperasi dan
perusahaan perorangan.
c. Pembagian bank menurut kepemilikan Berdasarkan faktor kepemilikan, bank
dibedakan atas bank pemerintah, bank swasta, bank campuran, bank milik pemerintah
daerah dan bank syariah.
1) Bank pemerintah adalah bank yang modalnya berasal dari pemerintah dan
bertugas meningkatkan kesejahteraaan masyarakat. Contoh: BTN.
2) Bank swasta adalah bank yang pemilik modalnya dimiliki oleh pihak swasta.
Umumnya bank tersebut bertujuan mencari laba. Contoh: Bank Mega, Bank
Niaga, dan Bank NISP.
3) Bank campuran adalah bank yang sebagian modalnya dimiliki pemerintah dan
sebagian lainnya dimiliki swasta. Contohnya: Bank DKI, BPD Sumbar (Bank
Nagari) dan BPD Jawa Barat (Bank Jabar).
d. Produk perbankan
1) Kredit pasif
Kredit pasif yaitu cara-cara bank menghimpun dana dari masyarakat.
a) Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan
penarikannya hanya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek
bilyet giro.
b) Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
c) Deposito on call adalah simpanan yang tetap berada di bank selama deposan
tidak membutuhkannya. Jika ingin mengambil simpanan, deposan lebih
dahulu memberitahukan kepada bank.
d) Deposito automatic roll over adalah deposit yang jatuh tempo tetapi belum
ditarik oleh deposan dan bunganya langsung diperhitungkan secara otomatis.
2) Kredit aktif
Kredit aktif yaitu cara bank menyalurkan dana ke masyarakat.
Kredit Rekening Koran (RIK) adalah bank memberi jaminan kepada nasabah yang
dapat diambil sebagian sesuai kebutuhan.
Kredit reimburse (letter of credit L/C) adalah pinjaman kepada nasabah yang
dapat diberikan kepada nasabah dengan mengeluarkan wesel. Wesel tersebut
dapat diperdagangkan setelah di akseptasi.
Kredit dokumenter adalah pinajaman yang diberikan kepada nasabah setelah
nasabah menyerahkan dokumen pengiriman barang yang telah disetujui oleh
kapten kapal.
Kredit dengan jaminan surat-surat berharga, yaitu pinjaman yang diberikan
kepada nasabah untuk membeli surat-surat berharga dan sekaligus surat-surat
berharga tersebut sebagai jaminannya.
B. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan berasal dari kata bijak di tambah imbuhan ke-an. Bijak artinya pandai, mahir
atau selalu menggunakan akal budi. Sedang kebijakan artinya kepandaian atau kemahiran.
Moneter artinya keuangan atau mengenali keuangan. Jadi menurut arti katanya kebijakan
moneter adalah kepandaian mengenai keuangan.
Kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang diambil oleh penguasa moneter (bank
Central atau bank Indonesia) untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar atau daya
beli uang. Caranya adalah dengan menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter,
seperti operasi pasar terbuka, kebijakan diskonto, rasio cadangan minimum, batas
maksimum pemberian kredit dan moral suasion.
Melalui instrumen-instrumen tersebut akan terjadi perubahan jumlah uang yang beredar.
Perubahan jumlah uang ini pada akhirnya akan memengaruhi kestabilan moneter agar
lebih kondusif pertumbuhan ekonomi masyarakat. Keberhasilan kebijakan moneter
biasanya diukur dari peningkatan kesempatan kerja, perbaikan neraca pembayaran dan
perbaikan kualitas kerja.
1. Tujuan Kebijakan Moneter
Secara garis besar, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi
yang ditandai dengn bergairahnya dunia usaha dan meningkatnya kesempatan kerja.
Jika dirinci tujuan kebijakan moneter adalah sebagai berikut.
a. Menjaga stabilitas ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian yang berjalan sesuai
dengan harapan, terkendali dan berkesinambungan. Artinya pertumbuhan arus
uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang
tersedia.
b. Menjaga stabilitas harga
Kebijakan moneter selalu dihubungkan dengan jumlah uang beredar dan jumlah
barang jasa. Interaksi jumlah uang beredar dengan jumlah barang dan jasa akan
menghasilkan harga. Adakalnya harga itu naik atau turun tidak beraturan,
sehingga perubahan harga dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
Kalau harga cenderung naik terus menerus maka orang akan membelanjkan
seluruh uangnya yang justru mengakibatkan gejala ekonomi yang disebut inflasi.
c. Meningkatkan kesempatan kerja
Jika junlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa maka
perekonomian akan stabil. Pada keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan
mengadakan investasi. Investasi akan memungkinkan adanya lapangan pekerjaan
baru. Adanya lapangan pekerjaaan baru atau perluasan usaha berarti
meningkatkan kesempatan kerja.
d. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
Kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca
pembayaran. Jika negara mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing,
maka harga-harga barang ekspor akan menjadi lebih murah sehingga memperkuat
daya saing dan meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan
memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
C. Jenis dan Instrumen Kebijakan Moneter
Ada dua jenis kebijakan moneter, yaitu tight money policy dan easy money policy.
1. Tight Money Policy (kebijakan uang ketat) adalah kebijakan bank sentral untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan menaikkan
suku bunga , menjyal SBI, menaikan cadangan kas, dan membatasi pemberian kredit.
2. Easy Money Policy (kebijakan uang longgar) adalah kebijakan yang diambil bank
sentral untuk menambah jumlah uang beredar. Kebikjakan uang longgar ini dapat
berupa penurunan tingkat suku bunga (kebijakan diskonto), penurunan cadangan kas
(kebijakan cash ratio), dan kelonggaran pemberian kredit.

Anda mungkin juga menyukai