d. Uang Logam
Uang logam yang dibuat dari emas dan perak telah mulai digunakan sejak abad ketujuh
sebelum Masehi. Pada awalnya bentuk uang ini belum diatur sedemikian rupa sehingga orang
bebas untuk membuat dan meleburnya. Untuk setiap kali membuat uang, orang harus
menimbang, dan menentukan kadarnya untuk menentukan nilainya. Karena hal ini
merepotkan maka lambat laun akhirnya mata uang dibuat/ditempa oleh raja-raja/penguasa
setempat. Potongan-potongan logam mulia yang dijadikan mata uang diberi bentuk tertentu
dan diberi tanda atau cap resmi sebagai jaminan kadar dan beratnya dan diberi angka untuk
menentukan nilainya. Nilai bahan uang (emas/perak yang termuat di dalam mata uang)
disebut nilai instrinsik, sedangkan angka yang dicap pada mata uang untuk menyatakan
nilainya disebut nilai nominal.
f. Uang Kertas
Untuk menyelesaikan transaksi-transaksi dalam jumlah yang besar penggunaan uang
yang terbuat dan logam mulia banyak mengalami kesulitan, antara lain:
a. membawa uang logam dalam jumlah besar merupakan beban berat.
b. memerlukan biaya transportasi yang besar dan risiko yang tinggi.
c. persediaan logam emas tidak mencukupi lagi untuk volume perdagangan yang semakin
besar.
Atas kesulitan tersebut kemudian beredarlah uang kertas. Peristiwa awalnya terjadi
sekitar abad ke-16, yang dimulai oleh tukang-tukang emas yang berada di London (Inggris),
Amsterdam (Belanda), dan Atwerpen de Leuven (Belgia) yang bersedia menerima titipan
uang emas dan uang perak (kemudian berkembang menjadi bank). Sebagai tanda penitipan
diberikan tanda deposito yang dikenal dengan Goldsmith’s note. Goldsmith’s note tersebut
merupakan bukti bahwa tukang emas mempunyai hutang. Lambat laun tanda deposito itu
diterima sebagai alat pembayaran atau menjadi uang kertas. Goldsmith’s note ini dijamin
oleh 100% emas dan merupakan bentuk asli uang kertas bank.
Dengan berlakunya uang kertas terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
antara lain:
a. biaya pembuatan uang kertas relatif murah dibandingkan mencetak uang logam,
b. pengiriman uang kertas dalam jumlah besar lebih mudah,
c. penggunaan logam mulia dapat lebih meluas,
d. penambahan jumlah uang sesuai keperluan dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga tidak
mengganggu pasar.
Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) di bank
yang dapat ditarik setiap saat sesuai kebutuhan dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan
perintah pembayaran (telegraphic transfer). Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu saja,
sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang
diberikannya dibayar dengan uang ini.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 1 angka 21 yang mengatur perbankan syariah
memberikan rumusan pengertian tabungan, yaitu:
“Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad
mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariahyang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu
Tujuan Menabung dibank adalah :
1. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan hari
depan
2. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu / kelompok
Sarana Penarikan Tabungan :
1. Buku Tabungan
2. Slip penarikan
3. ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
4. Sarana lainnya (Formulir Transfer, Internet Banking, Mobile Banking, dll)
Faktor-faktor tingkat Tabungan
1. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
2. Tinggi rendahnya suku bunga bank
3. adanya tingkat kepercayaan terhadap bank
Pengertian Giro
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, BG, atau surat perintah penarikan lainnya atau dengan
cara pemindahbukuan. Sedangkan Jumlah Giro yang dimaksud adalah total keseluruhan Giro
yang dihimpun oleh bank dalam periode tertentu.
Untuk menarik minat para deposan biasanya Bank menyediakan berbagai intensif atau bonus.
Insentif diberikan untuk jumlah nominal tertentu biasanya dalam jumlah yang besar. Insentif
dapat berupa special rate ( bunga lebih tinggi dari bunga yang beralaku umum ). Maupun
insentif lainnya. Seperti hadiah atau cendramata, insentif juga diberikan kepada nasabah yang
loyal terhadap bank tersebut
KREDIT
Kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari arti kata “ kredit”yang
berasal dari bahasa Yunani “ credere” yang berarti kepercayaan akan kebenaran dalam
praktek sehari – hari .
Pengertian kredit yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di Indonesia telah dirumuskan
dalam Undang – Undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 yang menyatakan bahwa
kriteria adalah penyediaan uang / tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan / kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan.
Dalam praktek sehari – hari pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk perjanjian tertulis baik
dibawah tangan maupun secara materiil. Dan sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam
akan memenuhi kewajiban dan menyerahkan jaminan baik bersifat kebendaan maupun bukan
kebendaan.
Prinsi-prinsipKredit
Untuk mendapatkan kredit harus melalui prosedur yang telah ditentukan oleh bank / lembaga
keuangan. Agar kegiatan pelaksanaan perkreditan dapat berjalan dengan sehat dan layak,
dikenal dengan 6 C yaitu :
b. Capacity ( kemampuan )
Capacity adalah kesanggupan pemohon untuk melunasi kewajiban dari kegiatan usaha yang
dilakukan atau kegiatan yang ditinjau dengan kredit dari bank. Jadi maksud dari penilaian
kredit terhadap capacity ini untuk menilai sampai dimana hasil usaha yang diperolehnya akan
mampu untuk melunasinya pada waktunya sesuai dengan perjanjian kredit yang telah
disepakati.
c. Capital ( modal )
Capital adalah modal yang dimiliki calon debitur pada saat mereka mengajukan permohonan
kredit pada bank.
d. Collateral ( jaminan )
Collateral adalah barang – barang yang diserahkan pada bank oleh peminjan atau debitur
sebagai jaminan atas kredit yang diberikan. Barang jaminan diperlukan agar kredit tidak
mengandung resiko.
Disamping formula 6 C di atas, masih ada prinsip kredit yang disebut 4 P, yaitu :
a. Personality
Personality yaitu penilaian bank tentang kepribadian peminjam seperti riwayat hidup,
hobinya, keadaan keluarga ( istri / anak ), social standing ( pergaulan dalam masyarakat serta
bagaimana masyarakat tentang diri si peminjam dan sebagainya ).
b. Purpose
Bank dalam menilai si peminjam mencari dara tentang tujuan atau keperluan penggunaan
kredit, dan apakah tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan line of business kredit bak
bersangkutan.
c. Payment
Untuk mengetahui kemampuan debitur dalam mengembalikan pinjaman. Hal ini dapat
diperoleh dari perhitungan tentan prospek kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga
dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu jumlahnya.
d. Prospect
Prospect yaitu harapan usaha di masa yang akan datang dari calon debitur. Ini dapat diketahui
dari perkembangan usaha si peminjam selama beberapa bulan atau tahun, perkembangan –
perkembangan keadaan ekonomi atau usaha perdagangan sektor usaha debitor, kekuatan
keuangan perusahaan yang dilihat dari earning power ( kekuatan pendapatan / keuntungan )
di masa lalu dan perkiraan masa akan datang.
1. Kredit Konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk keperluan konsumsi atau uang
akan habis terpakai untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Kredit Produktif adalah kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha, baik usaha –
usaha produksi, perdagangan maupun investasi.
b. Keperluan kredit
1) Kredit produksi / ekploitasi
Kredit ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif
yaitu jumlah hasil produksi maupun peningkatan kualitatif yaitu peningkatan kuantitas atau
mutu hasil produksi.
2) Kredit Perdagangan
Kredit ini dipergunakan untuk keperluan perdagangn pada umumnya yang berarti
peningkatan utility of place saru suatu barang, barang – barang yang diperdagangkan ini juga
diperlukan bagi industri.
3) Kredit Investasi
Kredit yang diberikan kepada para pengusaha untuk investasi, berarti untuk penambahan
modal dan kredit bukan untuk keperluan perbaikan ataupun penambahan barang modal atau
fasilitas – fasilitas yang erat hubungannya dengan itu. Misalnya untuk membangun pabrik,
membeli / mengganti mesin – mesin dan sebagainya.
4) Revolving credit
Sistem penarikan kredit sama dengan cara rekening Koran bebas dengan masa penggunaan
satu tahun, akan tetapi cara pemakaiannya berbeda.
5) Term Loans
Dalam sistem ini penggunaan dan pemakaian kredit sangat fleksibel artinya nasabah bebas
menggunakan uang kredit untuk keperluan apa saja dan bank tidak mau tentang hal itu.
1. Unsecured Loans ( kredit tanpa jaminan ) sering juga disebut kredit blangko.
2. Secured Loans
Jenis inilah yang digunakan oleh kebanyakan bank di Indonesia yaitu memberikan kredit
jaminan. Jaminan kredit dapat berupa tanah, rumah, pabrik dan atau mesin – mesin pabrik,
perusahaan serta surat berharga.
Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama – lamanya satu
tahun. Jadi pemakaiannya tidak melebihi satu tahun.
Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya antara satu sampai tiga
tahun.
Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun.
Profitability: Proftability ini bertujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa
keuntungan yang diteguk dari pemungutan bunga.
Safety: Safety adalah keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar
– benar terjamin sehingga profitability dapat benar – benar tercapai tanpa hambatan
yang berarti.
Sedangkan Fungsi kredit adalah menyalurkan dana – dana yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Untuk itu fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian adalah sebagai
berikut :