Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya
saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Kerajinan Fungsi Hias dan Pakai. Makalah ini
diajukan guna memenuhi salah satu mata pelajaran di sekolah.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan tentang Kerajinan Fungsi Hias dan Pakai bagi kita
semua.

Sidoarjo, 18 Januari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................3

1.2 Tujuan Pembuatan Produk.............................................................................................3

BAB II PERENCANAAN PRODUKSI.......................................................................................................4

2.1 Pembentukan Organisasi dan Pembagian Tugas............................................................4

2.2 Target dan Strategi....................................................................................................4

2.3 Jadwal Kegiatan..........................................................................................................5

2.4 Penetapan Biaya Produksi dan Harga Jual............................................................6

BAB III PEMBUATAN KERAJINAN .......................................................................................................6

3.1 Alat dan Bahan.. ..............................................................................................................7

3.2 Proses Pembuatan..........................................................................................................8

3.3 Pengemasan..................................................................................................10

3.4 Promosi dan Penjualan .............................................................................................9

3.5 Evaluasi

BAB IV PENUTUP...........................................................................................................................14

4.1 Kesimpulan....................................................................................................................14

4.2 Saran...............................................................................................................................14

Lampiran-lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerajinan merupakan bagian dari Seni rupa terapan yang diartikan sebagai
proses produksi yang melibatkan keterempilan manual dalam membuat benda
benda kebutuhan hidup dengan tujuan fungsional (kegunaan) serta memiliki nilai
keindahan . Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan,bisa saja dari
barang – barang bekas seperti botol bekas, kardus, dan plastik makanan. Dari
kerajinan ini menghasilkan benda yang memiliki fungsi pakai atau fungsi hiassama
sama memiliki nilaiekonomis yang dapat menambah nilai jual.

Fungsi Pakai adalah Kerajinan yang hanya mengutamakan kegunaan dari


benda kerajinan tersebut dan memiliki keindahan sebagai tambahan agar menjadi
menarik.

Fungsi Hias adalah Kerajinan yang hanya mengutamakan keindahan tanpa


memperhatikan guna dari barang tersebut, contoh kerajinan ini seperti miniatur,
patung dan lain-lain yang hanya menjadi kenikmatan bagi siapa yang melihatnya.

Kerajinan yang memiliki kualitas tinggi tentu harganya akan mahal, jika kalian
memiliki keterampilan dan berusaha untuk membuat suatu produk mungkin dengan
kerajinan yang akan anda miliki bisa menjadi suatu usaha yang menjanjikan.

1.2 Tujuan Pembuatan produk


Makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam kerajinan fungsi hias dan
fungsi pakai

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Kerajinan Fungsi Pakai dan Fungsi Hias

Kegiatan membuat kerajinan berhubungan dengan aktivitas pembuatan benda benda


kebutuhan hidup. Benda-benda tersebut sangatdibutuhkan oleh seluruh manusia untuk
mempermudahdan mempercepat produktivitas kerja.Semakin berkembangnyazaman,
kebutuhan akan benda-bendaatau perkakas berkembang tidak hanya sebatasbenda
fungsional saja akan tetapi perkakaspun dibuat dengan diperhalus dan diperindah,baik dari
segi penampilannya, ukuran, maupunhiasannya

Bangsa Indonesia memiliki kekayaan dankeindahan tanah air serta budaya


karenaanugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kekayaan alam dan budaya Indonesiamerupakan
modal munculnya keberagamanmotif, bentuk, bahan, serta teknik pada karyakerajinan
Indonesia. Budaya Indonesia yangunik dan memiliki ciri khas kedaerahan menjadiacuan yang
dapat menjadi inspirasi dalammengolah sumber daya tersebut sebagai produkkerajinan yang
bernilai ekonomis.

2.1.1 Prinsip Kerajinan Fungsi Paka

Indonesia merupakan negara yang memilikikekayaan kerajinan sebagai


adikarya bangsa.Beragamnya budaya Indonesia menyebabkankriya Indonesia
beragam, unik, dan berkarakterkedaerahan. Tentunya ini memengaruhi penciptaan
desain kerajinan fungsi pakai.Pada proses pembuatan kerajinan, nenek moyang kita
tidak lepas dari pemaknaannyaselain fungsi artefak itu sendiri. Hal ini
memengaruhiproses dalam mendesain sebuahkarya. Maka, penting untuk diketahui
berbagaipemaknaan yang ada pada setiap benda kerajinan untuk menghindari
terjadinyapelanggaran nilai-nilai tradisi pada karya itusendiri. Di era perkembangan
teknologi saat ini,makna simbolik dalam produk kerajinan agak terabaikan karena
masyarakat lebih menjunjungtinggi nilai manfaat serta estetikanya saja

Adapun prinsip kerajinan fungsi pakaimeliputi hal-hal berikut.

1. Keunikan Bahan Kerajinan FungsiPakai

Kerajinan dapat dibuat dari bahanalam, bahan buatan, bahan limbah


organik,danbahan limbah anorganik. Semua bahan dapatdiperoleh dari alam,
maupun diolah sendiri,bahkan hingga memanfaatkan bahan limbahyang ada
di lingkungan sekitar.

2. Unsur Pesan pada Produk KerajinanFungsi Pakai

Banyaknya perwujudan produk kerajinantersebut tidak lepas dari


gagasan ataupun idemanusia yang dapat berawal dari suatu pikirandan
kehendak melalui tindak cipta karsa. Apayang selanjutnya dihasilkan dapat
merupakanseperangkat karya dengan muatan pesan tertentuyang sangat
ditentukan oleh penciptaankreatif manusia.

3. Unsur Rancangan
Proses pembuatan sebuah produk kerajinantidak terlepas dari salah
satu unsur penting,yaitu bagaimana melakukan pertimbangansaat membuat
rancangan atau desain yangdapat melibatkan berbagai aspek teknologiserta
mengandung tanggung jawab terhadapbudaya bangsa Indonesia. Sebagai
perancang atau desainer sebuah produk kerajinan, banyakfaktor yang
perlu menjadi bahan acuan danpertimbangan agar produk kerajinan
yangdiciptakan menjadi karya yang terbarukan danbukan sekadar
memperbanyak kuantitas belaka

2.1.2 Prinsip Kerajinan Fungsi Hias

Produk kerajinan dibuat tentunya memiliki tujuan.Sebuah produk kerajinan


diciptakan memiliki berbagai tujuan.Di dalam makalah ini dibahas tujuan pembuatan
kerajinan sebagai penghias yang berarti kerajinan yang dibuat semata-mata sebagai
hiasan pada suatu benda atau sebagai pajangan suatu ruang dan tidak memiliki makna
tertentu.

Adapun prinsip kerajinan fungsi hias meliputihal-hal berikut.

1. Keunikan Bahan Kerajinan FungsiHias

Sumber daya alam Indonesia yang dapatdimanfaatkan sebagai bahan


dasar kerajinantersedia sangat berlimpah. Setiap permukaanbumi memiliki
ciri sumber daya alam yang berbedasatu sama lainnya. Seperti laut,
sumberdaya alam yang dihasilkan bebatuan, cangkangkerang, sisik ikan,
tulang ikan, tumbuhan laut,dan sebagainya. Daratan Indonesia
memilikikekayaan alam di antaranya kayu, logam, bebatuan,tanah liat,
tumbuhan (serat), dan masihbanyak lagi.

2. Keterampilan Tangan

Dalam sejarahnya, istilah ‘ketukangan’ (keahlian tukang) atau istilah


lain perajin, dahulu yang merupakan proses kerja para tukang berkembang
menjadi ‘kekriyaan’ (craftmanship). Pada awalnya, pekerjaan yang
dilakukandengan tubuh dan tangan tanpa dibekali ilmu desain. Kemudian
makin lama berkembang menjadi kerja yang bersifat canggih bahkan dapat
melebihi seorang seniman atau desainer. Ketukangan atau perajin tidak
terbatas pada keterampilan kerja tangan. Meskipun demikian, kita tetap
melihat bahwa keahlian tukang atau pengrajin merupakan keterampilan
campuran antara berbagai jenis kerja, tetapi tetap dengan dasar kesadaran
material.

Kesadaran material (material conscious-ness) adalah kesadaran


bekerja melalui dandengan peralatan yang ada pada kita. Dengankata lain,
kesadaran seorang perajin untukmenghasilkan sesuatu yang berkualitas
disertaikepekaan kepada apa yang terpaut denganperkakas itu. Artinya,
kepekaan si pengrajin kepada tenaga manusia, bahan, alat, lingkungan

3. Unsur estetik

Nilai estetik dalam karya kerajinan fungsi hiasdilihat dari aspek


bentuk, warna ragam hias, dankomposisi. Dari segi bentuk disuguhkan
\anekaragam bentuk, sesuai fungsi yaitu sebagai produkhiasan, baik bentuk
dua atau tiga dimensi. Produkkerajinan dibentuk berdasarkan pada proporsi,
komposisi, keseimbangan dan kesatuan, irama,dan pusat perhatian sehingga
dihasilkan produkkerajinan yang harmonis.

4. Unsur Hiasan

Unsur hiasan (ornament) adalah unsur dekorasi yang dibuat dengan


berbagai cara di antaranya dilukis, diukir, dicetak. Ada dua jenis cara
penerapan unsur hiasan pada produk kerajinan: (a) hiasan pada permukaan
produk, yaitu hiasan yang dibuat setelah produk kerajinan selesai dibuat, (b)
hiasan terstruktur; yaitu hiasan dibentuk sejak awal kerajinan dibuat sehingga
menyatu dengan produk itu sendiri. Ragam hias merupakan identitas suatu
daerah yang memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda dari daerah
satu dengan lainnya.

Ragam hias daerah diaplikasikan pada bermacam-macam benda,


seperti kain, ukiran pada rumah dan perabotan rumah tangga, senjata
tradisional, alat musik tradisional, busana daerah, aksesoris dan perhiasan.
Unsur hiasan yang terdapat pada ragam hias setiap produk kerajinan memiliki
nilai tradisi yang begitu kental.

2.2 Produk Kerajinan Fungsi Pakai dan Fungsi Hias


Kerajinan fungsi pakai sengaja dibuat sesuai dengan pesan fungsional dari sebuah
bentuk produk yang diciptakan. Seorang perajin telah merencanakan pembuatan kerajinan
berdasarkan fungsinya. Dalam hal ini, perajin terkadang membuat inovasi padaproduk
kerajinan mereka yang dinilai telah usang atau membosankan. Salah satucara yang dilakukan
adalah menambahkanhiasan pada sebagian karya agar terlihat lebih unik dan menarik.

Di bawah ini merupakan teknik-teknik dalam mengolah produk kerajinan yang


memiliki fungsi pakai.

2.2.1 Makrame

Makrame adalah salah satu produk kerajinan yang berasal dari keahlian
merangkai tali. Makrame berarti kerajinan simpul tali. Dengan keahlian menyimpul
tali baik dua buah tali, empat buah tali, dan sebagainya1sehingga menghasilkan
sebuah karya kerajinan yang selain berfungsi sebagai benda pakai juga mempunyai
nilai seni yang menarik.

Sudah banyak produk yang dihasilkan dari kerajinan makrame yang dijual di
pasaran sebagai benda pakai, khususnya sebagai aksesoris untuk menambah
kecantikan perempuan di dalam penampilannya, diantaranya sabuk, gelang, kalung,
kerudung, tas tangan, dompet. Para perajin makrame membuat simpul dari banyak
benang sampai tepi kain dengan menggerak-gerakkan tangan hingga terbentuk
anyaman benang yang dekoratif berupa handuk, syal, dan kerudung.

Makrame diyakini berasal dari penenun Arab abad ke-13.


Kata macraméberasal dari bahasa Arabmigramah ( ), diyakini berarti “handuk
bergaris-garis”, “hias pinggiran” atau “selubung bersulam”. Seni makrame dibawa ke
Spanyol, dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Makrame diperkenalkan ke
Inggris pada akhir abad ke-17. Para pelaut mengerjakan kerajinan makrame sambil
berlayar dan dijual atau diperdagangkan ketika mereka mendarat, sehingga
tersebarlah seni ini ke tempat-tempat seperti Cina dan belahan dunia lainnya.
Makrame dalam perkembangannya juga dipergunakan untuk membuat hiasan
dinding, pakaian, celana pendek, taplak meja, gorden, gantungan tanaman, dan
perabotan lainnya.

Perhiasan makrame menjadi populer di kalanganneo-hippie Amerika dan


kerumunan grunge mulai pada awal tahun 70-an yang sangat dominan menggunakan
simpul persegi dan simpul granny. Jenis ini sering dipakai untukmembuat perhiasan
tangan dengan manikmanik, kaca, dan unsur-unsur alami seperti tulang dan kulit.
Kalung, gelang tangan, dan gelang kaki menjadi bentuk makrame yang paling populer
pada masa itu.

2.2.2 Rajut
Merajut (bahasa Inggris: knitting) adalah metode membuat kain, pakaian atau
perlengkapan busana dari benang rajut. Berbeda dari menenun yang menyilangkan
dua jajaran benang yang saling tegak lurus, merajut hanya menggunakan sehelai
benang. Sebaris tusukan yang sudah selesai dipegang di salah satu jarum rajut sampai
dimulainya tusukan yang baru.

egiatan merajut ini pertama kali dilakukan oleh kaum pria di tanah Arab di
Timur Tengah untuk membuat permadani yang diperdagangkan. Keterampilan
merajut tersebut dari masa ke masa kemudian menyebar ke penjuru dunia, mulai dari
Asia, Eropa, Amerika dan ketika Belanda menjajah Indonesia, keterampilan merajut
juga secara tidak langsung dikenalkan dengan istilah hakken (merenda)
danbreien (merajut). Seiring perjalanan waktu dari masa ke masa, kaum perempuan
semakin banyak menggemari melebihi kaum pria.

Produk-produk yang biasanya dibikin rajutan, yaitu topi, kaus kaki, sarung
tangan, sepatu bayi, baju, syal, tas, dompet, bros, baju hangat, selimut, dan lain lain.
Selain bisa menghasilkan ketika menekuni hobi merajut ini, ternyata ada manfaat lain
dari kegiatan merajut ini. Saat merajut, tanpa sadar, kita melatih fokus, kesabaran dan
ketekunan sehingga menyehatkan pikiran dan membuat badan lebih terasa santai.

Rajutan terdiri atas beberapa jenis antara lain.

1. Single knitt

Merupakan jenis rajutan yang dirajut menggunakan jarum double jenis


rajutan ini penggunaannya tidak bisa bolak balik. Rajutan inirapat dan
kurang lentur biasanya digunakan untuk kaos

2. Double knitt

Merupakan jenis rajutan yang memiliki tekstur dan juga corak, sehingga
penggunaannya bisa membolak balik. Rajutan ini menghasilkan bahan
yang kenyal, lembut, dan lentur.biasanya digunakan untuk pakaian bayi
dan anak anak karena bahannya yang aman dan tidak panas saat
digunakan

3. Striper

Disebut juga dengan yarndye merupakan jenis rajutan yang


mengkombinasikan benang berawarna pada rajutannya. Rajutan ini bsia
di bolak balik dalam penggunaannya. Jenis triper bisa menggunakan
single knitt dan double knitt,sehingga rajutan ini biaa disebut sebagai
bahan salur atau warna warni, rajutan ini biasanya digunakan untuk
pakaian dewasa seperti kaos, polo, sweater, dll

Jenis jenis benang rajut antara lain.


1. Benang Wol Besar

Diameter benang ini cukup besar, kira kira 2 sampai 3 mm. Benang ini
disebut juga dengan wol kinlon. Biasanya benang ini digunakan untuk
membuat syal leher karena hangat ketika dikenakan

2. Benang Wol Lokal

Benang ini hampir mitrip dengan benang wol besar hanya saja
diameternya lebih kecil

3. Benang Katun

Benang ini mirip dengan benang kasur tetapi seratnya lebih lembut

4. Benang Bali

Benang ini benang katun yang diameternya sedikit lebih besar dan
seratnya besar judga lebih padat

2.2.3 Batik

Sejak masa lalu, Indonesia telah menggunakan produk batik sebagai alat
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mulai pakaian hingga kebutuhan ritual
budaya. Dalam sejarahnya, secara magis, pemilihan teknik rintang warna (resist
dyeing) pada batik ditujukan untuk mengundang keterlibatan roh pelindung guna
menolak pengaruh roh jahat. Para ahli meneliti berdasarkan lukisan-lukisan yang ada
pada dinding gua-gua di Indonesia. Kegiatan merintang warna ini sudah dilakukan
oleh manusia purba. Gambar yang paling sering muncul adalah gambar tapak tangan
yang dibubuhi pigmen merah. Jadi, dapat digambarkan bahwa teknik perintangan
warna pada pembuatan kain batik ini dipengaruhi oleh konsep kepercayaan.

Dari teknik perintang warna tersebut, sejak dahulu pula masyarakat Indonesia
telah mengenal kain jumputan atau ikat pelangi atau sasirangan atau ikat celup (tie
dye). Dalam perkembangannya, batik menjadi kegiatan berkarya dengan teknik yang
sama, yaitu merintang kain. Teknik membatik merupakan media yang dapat
mempresentasikan bentuk yang lebih lentur, rinci, rajin, tetapi juga mudah. Teknik
batik tepat untuk mempresentasikan bentuk bentuk flora, fauna, serta sifat sifat
bentuk rumit lainnya.
Pada batik, terdapat ragam hias yang beraneka rupa. Ragam hias batik
merupakan ekspresi yang menyatakan keadaan diri dan lingkungan penciptanya.
Ragam hias diciptakan atas dasar imajinasi perorangan ataupun kelompok sehingga
hampir secara keseluruhan ragam hias batik dapat menceritakan tujuan atauharapan
perorangan atau kelompok tadi. Apabila ragam hias yang diciptakan dipakai berulang
ulang dan terus-menerus, pemakaian akan menjadi sebuah kebiasan yang lama
kelamaan pula akan terbentuk tradisi dari sekelompok masyarakat tertentu.

Berdasarkan perkembangannya, ragamhias batik sangat dipengaruhi oleh


budaya luarsehingga dihasilkan corak batik yang beranekaragam untuk memenuhi
kebutuhan masyarakatyang juga beraneka ragam. Berdasarkan wilayahpenyebaran
motif pada kain batik dan dilihat jugadari periode perkembangan batik di
Indonesia,batik dapat dibagi menjadi dua: batik pedalamanatau sering disebut
dengan klasik dan batikpesisir. Kedua istilah batik ini tidak hanyaberlaku pada masa
dahulu kala saja, tetapi tetap berlangsung hingga saat ini. Pembeda keduaistilah batik
ini terdapat pada cara pembuatannyadan motif atau corak yang ada pada kain
batiktersebut.

a. Batik Pedalaman (Klasik)

Batik pedalaman adalah pengategorian batikyang


berkembang di masa lalu. Dahulu pembatikhanya ditemui di daerah-
daerah pedalaman.Selain itu juga tidak sembarang orang
bisamelakukan proses pembatikan sehingga jarangdijumpai di
lingkungan masyarakat luas.Pada masa kejayaan kerajaan di
Indonesiaseperti Majapahit, batik hanya ditemui dikalangan raja-raja
dan petinggi kraton yang bolehmengenakan kain batik. Maka,
pembatik hanyadapat dijumpai di wilayah kraton. Batik kratonadalah
batik yang tumbuh dan berkembang di atas dasar dasar filsafat
kebudayaan jawa yang mengacu pada nilai-nilai spiritual dan
terdapatharmonisasi antara alam semesta yang tertib,serasi dan
seimbang.30
PrParkaakrayary Ka eKlaesla IsX I

Para pembatik kraton membuat batik dengan cara yang tidak


biasa, yaitu menggunakanbanyak proses dan ritual pembatikan.
Parapembatik kraton ibarat ibadah, suatu senitinggi yang patuh pada
aturan serta arahanarsitokrat Jawa. Istilah-istilah batik pun
mulaidikenal sejak zaman ini dan hampir semuanyamenggunakan
istilah dalam bahasa Jawa.Ragam hias diciptakan bernuansa
kontemplatif,tertib, simetris, bertata warna terbatas, sepertihitam,
biru tua (wedelan), dan cokelat (soga).Ragam hias ini memiliki makna
simbolik yang beragam. Maka batik dikenal masyarakatsebagai
kebudayaan nenek moyang dari daerah Jawa. Oleh sebab itu, batik
pedalaman seringdisebut juga sebagai batik klasik, hal ini
sesuaidengan beberapa alasan di atas. Namun, karenaperkembangan
masyarakat, batik dapat keluardari kalangan kraton dan menyebar ke
seluruhpelosok tanah air Indonesia karena sejalandengan adanya
integrasi budaya.

b. Batik Pesisir

Batik pesisir adalah batik yang berkembangdi masyarakat


yang tinggal di luar bentengkraton. Sebagai akibat dari pengaruh
budayadaerah di luar Pulau Jawa juga adanya pengaruhbudaya asing
seperti Cina dan India sertaagama Hindu dan Buddha. Hal ini
menyebabkanbatik tumbuh dengan berbagai corak yang beraneka
ragam. Para pembatik daerah pesisirmerupakan rakyat jelata yang
membatik sebagaipekerjaan sambilan (pengisi waktu luang)
yangsangat bebas aturan, tanpa patokan teknis danreligio-magis.
Oleh sebab itu ragam hias yangdiciptakan cenderung bebas, spontan,
dan kasardibandingkan dengan batik kraton.

Para pembatik pesisir lebih menyukai caracarayang dapat


mengeksplorasi batik seluasluasnya.Akibatnya, banyak ditemui
warnawarnayang tidak pernah dijumpai pada batikpedalaman/klasik.
Warna-warna yang digunakanmengikuti selera masyarakat luas yang
bersifatdinamis, seperti merah, biru, hijau, kuning,bahkan ada pula
yang oranye, ungu, dan warnawarnamuda lainnya.Ragam hias pada
karya batik Indonesiasangat banyak. Tentunya setiap motif
memilikimakna sesuai dengan budaya setiap daerah.

2.2.4 Jahit Aplikasi

Jahit aplikasi adalah tehnik menghias permukaan kain dengan cara


menempelkan guntingan kain pada kain yang berbeda warna dengan dasar kain,
selanjutnya diselesaikan dengan jahit tangan teknik sulam yang menggunakan tusuk
hias feston. Jahit aplikasi cenderung menghias permukaan benda. Sehingga kegiatan
jahit aplikasi dapat dikategorikan sebagai kerajinan yang memiliki fungsi hias. Jahit
aplikasi merupakan bagian dari teknik menjahit dan dibedakan menjadi beberapa
jenis.

Adapun jenis-jenis jahit aplikasi terdiri dari:


1. Jahit aplikasi standart (onlay)

Jahit aplikasi standard (onlay) adalah teknik membuat benda kerajinan tekstil
yang dikerjakan dengan cara membuat gambar pada kain,kemudian digunting
dan ditempel pada lembaran kain kemudian diselesaikan dengan teknik
sulam. Fungsi jahit aplikasi adalah untuk menghias permukaan kain.

2. Jahit aplikasi pada potong sisip (inlay)

Jenis jahit aplikasi potong sisip merupakan teknik menghias n yang


dikerjakan dengan melobangi bagian dasar kain yang telah digambari motif
sesuai dengan rencana. Kain yang sudah berlubang itu pada bagian belakang
ditempel kain yang berbeda warna dan diselesaikan dengan tusuk hias
festoon dapat juga dengan mesin bordir.

3. Jahit aplikasi pada potong motif

Jahit aplikasi potong motif adalah teknik menghias permukaan kain


dengan cara memotong motif yang ada pada kain, kemudian ditempel pada
permukaan kain. Jenis teknik ini penyelesaiannya sama dengan jahit aplikasi
yang lain.

4. Jahit aplikasi pada lipat potong

Jahit aplikasi lipat potong adalah teknik menghias permukaan kain


yang dikerjakan dengan tangan atau mesin. Cara dari teknik jenis ini adalah
dengan melipat lembaran kain kemudian dipotong sesuai dengan rencana
sehingga hasilnya simetriskemudian ditempel pada dasar kain dan
diselesaikan dengan tusuk feston. Teknik aplikasi biasanya dikombinasikan
dengan sulam datar.

5. Jahit aplikasi pengisian

Jahit aplikasi dengan pengisian adalah teknik menghias permukaan


kain yang dikerjakan secara manual atau mesin. Cara teknik jenis ini sama
seperti pada jahit tindas, bedanya pada penambahan potongan kain yang
berbeda warna. Pengisi susulan dapat juga ditambahkan dengan
penambahan renda dan pita penyelesaian sama dengan teknik aplikasi yang
lain.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kerajinan yang dibuat harus memiliki manfaat bagi kehidupan.Dalam pembuatan
sebuah kerajinan harus memperhatikan berbagai hal. Sebagai contoh fungsi hias dan fungsi
pakai. Agar dapat menambah nilai ekonomis nya,Kerajian fungsi pakai dapat ditambahkan
nilai keindahan atau hiasan.

Dalam proses penambahan nilai keindahan pada kerajianan fungsi pakai ada
beberapa teknik, seperti tenun, batik, jahit aplikasi,dll.

3.2 Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi para
pembaca. Semoga makalah ini bisa digunakan sebagai sumber acuan untuk makalah-makalah
lain tentang daging merah dan daging putih.

Anda mungkin juga menyukai