Anda di halaman 1dari 12

PASAR

pasar adalah suatu tempat strategis yang digunakan oleh penjual (produsen) dan pembeli (konsumen)
untuk melakukan interaksi atau kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Fungsi Pasar
a. Fungsi Pembentukan Harga . artinya pasar merupakan tempat dalam menentukan harga (nilai) suatu
barang karna pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang saling tawar menawar
sehingga terjadi suatu kesepatakan harga (nilai) barang/jasa.
b. Fungsi Distribusi : Fungsi Distribusi. artinya pasar memudahkan produsen dalam mendistribusikan
suatu barang kepada konsumen atau pembeli secara langsung.
c. Fungsi Promosi : Fungsi Promosi. artinya pasar merupakan tempat yang paling cocok bgi produsen
dalam memperkenalkan atau mempromosikan barangnya kepada konsumen.
3. Syarat terjadinya pasar
adanya penjual, adanya pembeli, tersedianya barang yang diperjualbelikan dan terjadinya
kesepakatan antara penjual dan pembeli.
4. Peranan Pasar Dalam Perekonomian
a. Peran pasar bagi produsen antara lain
• Sebagai tempat untuk memperkenalkan barang / promosi, menjual hasil produksi, dan memperoleh
bahan produksi
b. Peranan pasar Untuk konsumen.
• Memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan .
c. Peranan pasar untuk sumber daya Manusia.
• Pasar dapat membuka peluang untuk masyarakat dalam memperoleh pekerjaan dan berwiraswasta
5. BENTUK-BENTUK PASAR
I. PASAR BARANG DAN JASA ( OUTPUT)
A. Bentuk Pasar menurut Sifat/Wujudnya
• Pasar konkret adalah pasar di mana barang yang diperjualbelikan benar-benar ada serta penjual dan
pembeli bertemu langsung.
• Pasar abstrak, yaitu pasar di mana barang yang diperjualbelikan tidak tersedia secara langsung serta
antara penjual dan pembelinya tidak bertemu secara langsung..
B. Bentuk Pasar menurut Luas Wilayah Kegiatannya
• Pasar lokal adalah pasar yang daerah pemasarannya hanya meliputi daerah tertentu, dan pada
umumnya menawarkan barang yang dibutuhkan masyarakat di sekitarnya.
• Pasar nasional adalah pasar yang daerah pemasarannya meliputi wilayah satu negara.
• Pasar regional adalah pasar yang daerah pemasarannya meliputi beberapa negara pada wilayah
tertentu..
• Pasar internasional adala pasar yang daerah pemasarannya mencakup seluruh kawasan dunia. Pasar
ini juga disebut pasar dunia.
C. Bentuk Pasar menurut Organisasi Pasar atau Hubungan antara jumlah Pembeli dan Penjual
a. Pasar persaingan sempurna (perfect competition market)
adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli, sehingga harga tidak bisa ditentukan oleh
masing-masing penjual/pembeli
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna yaitu:
1) penjual dan pembeli bebas keluar masuk pasar tanpa hambatan,
2) pengetahuan penjual dan pembeli tentang pasar sempurna,
3) penjual dan pembeli banyak,
4) barang yang diperjualbelikan bersifat homogen.
5) harga ditentukan oleh pasar

Kebaikan pasar sempurna


1) Tidak memerlukan adanya iklan
2) Tidak tampak kegiatan saling menyaingi antara penjual
3) Adanya satu harga
4) Kepuasan konsumen maksimal karena bebas melakukan pilihan penjual
5) Keuntungan produsen maksimal karena bisa menjual barang sebanyak-banyaknya
6) Biaya produksi minimum karena persaingan produsen
Kelemahan pasar sempurna
1) Harga tidak bisa ditawar lagi
2) Konsumen tidak bisa memilih barang lain karena semua barang sejenis/homogen
b. Pasar persaingan tak sempurna (imperfect competition market)
• Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar di mana jumlah pembeli tidak sebanding dengan
jumlah penjualnya, sehingga pasar dikuasai oleh satu atau beberapa penjual saja atau sebaliknya
dikuasai satu atau beberapa pembeli saja.
Bentuk pasar yang termasuk pasar persaingan tidak sempurna, di antaranya:
1. Pasar monopoli
• Pasar monopoli ialah pasar yang dikuasai sepenuhnya oleh satu penjual.
Ciri-ciri pasar monopoli, antara lain:
1) terdapat satu penjual dan banyak pembeli,
2) harga ditentukan secara sepihak oleh penjual,
3) tidak ada barang lain yang dapat menggantikan barang yang dijualbelikan
4) ada halangan yang kuat bagi penjual baru untuk masuk dalam pasar.
Kebaikan pasar monopoli antara lain sebagai berikut.
1) Industri-industri yang berkembang banyak yang bersifat monopoli.
2) Mendorong untuk adanya inovasi baru agar tetap terjaga monopolinya.
3)Tidak akan mungkin timbul perusahaan-perusahaan yang kecil sehingga perusahaan monopoli akan
semakin besar.
kelemahan pasar monopoli sebagai berikut.
1) Timbul ketidakadilan karena keuntungan banyak dinikmati oleh produsen.
2)Tidak efisiensinya biaya produksi, karena perusahaan monopoli tidak memanfaatkan secara penuh
penghematan ongkos produksi atau sering disebut timbulnya pemborosan.
3) Konsumen merasa berat karena harus membeli barang dengan harga sangat tinggi oleh perusahaan
monopoli.
4) Adanya unsur eksploitasi terhadap konsumen dan pemilik faktor-faktor produksi.
Contoh Pasar Monopoli pertamina, pos, telkom, KAI dan PLN
• Pasar duopoli, yaitu pasar di mana penawaran suatu barang dikuasai oleh dua perusahaan. Contoh:
penawaran minyak pelumas yang dikuasai oleh Caltex dan Pertamina.
Ciri-ciri pasar duopoli, yaitu:
1) terdapat dua penjual dan banyak pembeli,
2) harga ditentukan secara sepihak oleh kedua penjual.
3. . Pasar oligopoli
• Pasar oligopoli ialah pasar di mana beberapa perusahaan menguasai penawaran satu jenis barang.
Beberapa perusahaan yang menguasai pasar ini saling memengaruhi satu sama lain. Sifat ini
menyebabkan satu perusahaan harus mengambil keputusan secara hati-hati dalam mengubah harga,
mengubah desain produk atau mengubah teknik produksi. Contoh: penawaran sepeda bermotor yang
dikuasai oleh beberapa perusahaan di antaranya Honda, Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki.
Ciri-ciri pasar oligopoli, yaitu:
1) terdapat banyak pembeli di pasar,
2) hanya ada beberapa penjual,
3) produk yang dijual bersifat,
4) terdapat hambatan untuk memasuki pasar bagi perusahaan baru,
5) adanya saling ketergantungan,
6) penggunaan iklan sangat intensif.
Kebaikan pasar oligopoli antara lain sebagai berikut.
1) Industri-industri oligopoly bisa mengadakan inovasi dan penerapan teknologi baru yang paling
pesat,
2) berlomba penemuan proses produksi baru dan penurunan ongkos produksi, 3) Lebih mampu
menyediakan dana untuk pengembangan dan penelitian.
Adapun kelemahannya antara lain sebagai berikut.
1) Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar yang dinikmati produsen.
2) Tidak efisiensi karena produsen tidak beroperasi pada biaya rata-rata yang minimum.
3) Kemungkinan adanya eksploitasi konsumen maupun buruh. 4) Terdapat kenaikan harga (inflasi)
yang merugikan masyarakat secara makro.
Contoh Pasar Oligopoli: Perusahaan rokol, mobil, air mineral dll
4. Pasar monopolistik
• Pasar monopolistik adalah suatu struktur pasar di mana terdapat banyak produsen yang menjual
produk yang sama, tetapi dengan berbagai macam variasi. Contoh: produsen elektronik seperti
handphone, smartphone, atau laptop.
Ciri-ciri pasar monopolistik
1) Terdapat banyak produsen.
2) Produk yang dijualbelikan sama (homogen), tetapi dengan berbagai macam variasi.
Kebaikan pasar monopolistik antara lain sebagai berikut.
1) Konsumen memiliki banyak pilihan barang.
2) Produsen dapat menentukan harga sendiri-sendiri dalam satu pasar karena tidak ada persaingan.
3) Masing-masing monopolistik mempunyai keuntungan sendiri-sendiri karena memiliki pasar
(konsumen) sendirisendiri.
Sementara itu, kelemahannya antara lain sebagai berikut.
1) Tidak efisiennya produksi karena produsen tidak berproduksi dengan biaya rata-rata (AC) yang
minimum.
2) Terlalu banyak perusahaan kecil.
3) Konsumen masih harus membayar harga produk yang lebih tinggi dari biaya produksi untuk
menghasilkan produk tersebut.
Contoh pasar persaingan monopolistik
Persaingan perusahaan shampoo , detergen, motor dsb
D. Menurut Waktu Penyelenggaraannya/jual beli , pasar haran , mingguan, bulanan dan
tahunan.
E. Menurut Jenis Barang yang Diperjualbelikan
a. Pasar barang produksi
• Pasar barang distribusi adalah pasar yang menjual faktorfaktor produksi. Misalnya bursa tenaga
kerja, pasar modal, pasar mesin-mesin produksi, dan lain-lain.
b. Pasar barang konsumsi
• Pasar barang konsumsi adalah pasar yang menjual barangbarang yang secara langsung dapat
dikonsumsi/dipakai. Contohnya pasar buah, pasar ikan, pasar pakaian, dan lain-lain.
PASAR INPUT
A. Pengertian Pasar input adalah suatu pasar yang melakukan kegiatan penawaran atas faktor-faktor
produksi perusahaan.
B. Faktor produksi
1) Pasar sumber daya alam/Tanah adalah meliputi permukaan dan smeua yang terkandung
didalamnya. Balas jasa yang diterima dari penggunaan faktor produksi tanah adalah sewa.
2) Pasar Input Tenaga Kerja adalah seluruh aktivitas dari pelaku yang tujuannya mempertemukan
para pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja
3) Pasar Input Modal adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses produksi lanjutan pada
perusahaan.
4) Pasar Input Kewirausahaan Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk berpikir kreatif dan
berperiaku inovatif guna menghadapi tantangan usaha.

MASALAH POKOK EKONOMI DAN SISTEM EKONOMI


1. Masalah Pokok Ekonomi Klasik
Ekonomi Klasik yang dipelopori Adam Smith, David Ricardo, dan J.S. Mill Masalah pokok yang
menjadi perhatian Ekonomi Klasik :
a. Masalah Produksi
Masalah produksi terkait dengan cara-cara menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
banyak orang, artinya bagaimana memproduksi semua benda (barang dan jasa) yang dibutuhkan oleh
banyak orang.
b. Masalah Distribusi
Setelah proses produksi, masalah yang harus dipikirkan adalah bagaimana supaya hasil
produksi tersebut bisa sampai ke tangan konsumen yang membutuhkan dan proses penyampaian hasil
produksi yang paling efisien adalah melalui mekanisme pasar.
c. Masalah Konsumsi
Masalah konsumsi menyangkut masalah pemenuhan kebutuhan konsumen. Barang yang diproduksi
haruslah barang yang ingin dimiliki, dibutuhkan, dan mampu dibeli konsumen.

Masalah Pokok Ekonomi Modern


Dalam Ekonomi Modern, meningkatnya peradaban manusia yang ditandai oleh
perkembangan pengetahuan, teknologi, dan jumlah penduduk menyebabkan semakin kompleksnya
masalah ekonomi. Ada 5 (lima) masalah pokok perekonomian yang dihadapi masyarakat di Era
Modern yang saling mempengaruhi satu sama lain :
a. Apa (What)
Barang dan jasa apa saja yang akan dihasilkan dan berapa banyak jumlah barang yang akan
diproduksi, artinya produsen harus memutuskan barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi dan
dalam jumlah berapa harus ditentukan.
b. Bagaimana (How)
Bagaimana cara memperoleh atau memproduksi barang yang diinginkan tersebut atau bagaimana cara
barang atau jasa tersebut dapat dihasilkan tentunya dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi
secara efektif dan efisien, dimana untuk menentukan bagaimana sumber daya disediakan,
dialokasikan, dan dikombinasikan agar mendapat hasil yang maksimal, tentunya berkaitan erat dengan
penggunaan teknik yang tepat dalam memproduksi suatu barang, sehingga mampu menghasilkan
produk yang paling efisien.
c. Untuk Siapa (Whom)
Untuk siapakah (for whom) barang dan jasa tersebut diproduksi. Siapa yang akan menikmati atau
memperoleh manfaat dari barang dan jasa tersebut atau bagaimanakah seluruh produk diidstribusikan
kepada anggota masyarakat dan apakah suatu produk ditujukan untuk masyarakat berpendapatan
tinggi, menengah, atau rendah.
d. Kapan (When)
Kapan suatu barang diproduksi dan suatu barang harus diproduksi pada saat yang tepat sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
e. Siapa Pelaku Produksi (Who)
Banyak pihak yang dapat melakukan produksi antara lain pihak pemerintah, swasta, koperasi, atau
oleh sektor informal. Inilah salah satu ciri modernisasi, yaitu spesialisasi artinya setiap pihak
memiliki keterampilan atau keahian khusus yang tidak dimiliki oleh pihak lain. Pertimbangan
mengenai siapa pelaku yang akan memproduksi suatu barang merupakan hal yang penting karena
dengan spesialisasi, biata pembuatan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat akan lebih efisien.

B. SISTEM EKONOMI SEBAGAI PEMECAHAN MASALAH POKOK EKONOMI


Yang dimaksud dengan Sistem Ekonomi adalah suatu cara untuk mengatur dan mengorganisasi
segala aktivitas ekonomi dalam masyarakat, baik yang dilakukan oleh pemerintah atau swasta,
berdasarkan prinsip tertentu dalam rangka mencapai kemakmuran. Sistem Ekonomi suatu negara
bertujuan untuk menata perekonomian negara agar masyarakatnya sejahtera.
1. Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem Ekonomi Tradisional berlangsung pada kehidupan masyarakat yang masih primitif. Hasil alam
merupakan sumber utama perekonomian. Masyarakat ini adalah masyarakat terpencil atau terisolasi
yang tidak mempunyai peradaban atau taraf hidup yang tinggi, dan tidak mengenal teknologi.
Masyarakatnya memproduksi sendiri barang-barang yang mereka butuhkan dengan cara sederhana.
Jadi dalam sistem ekonomi ini keluarga bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen,
sehingga setiap keluarga berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Tradisional :
a. Belum ada pembagian kerja
b. Pemenuhan kebutuhan dilaksanakan dengan sistem barter
c. Hasil produksi dan sistem distribusinya terbentuk karena kebiasaan (tradisi) yang berlaku
d. Jenis produksi disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap rumah tangga
e. Kehidupan masyarakat bersifat kekeluargaan
f. Tanah (alam) adalah sumber kehidupan dan sumber kemakmuran
g. Kegiatan ekonomi bertumpu pada sektor agraris
h. Tidak mengenal teknologi, kalaupun ada sangat sederhana
i. Produsen mengkonsumsi sendiri barang produksinya

2. Sistem Ekonomi Modern


Ada 3 (tiga) sistem ekonomi modern, yaitu :
a. Sistem Ekonomi Pasar Bebas
Sistem ekonomi ini memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menentukan dan mengatur
sendiri kegiatan ekonomiyang ingin mereka lakukan sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Dalam sistem ekonomi ini, harga ditentukan oleh kekuatan pasar. Pelaku ekonomi pasar bebas
mempunyai kebebasan gerak dalam perekonmian tanpa adanya campur tangan dan hambatan dari
pemerintah.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pasar Bebas :
1. Semua alat dan sumber produksi berada di tangan perorangan, masyarakat, atau perusahaan.
2. Adanya pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kelas pekerja dan pemilik modal
3. Adanya persaingan antarpengusaha untuk memperoleh laba sebesar-besarnya
4. Pemerintah tidak melakukan campur tangan dalam pasar, sehingga penentuan harga karena
mekanisme apsar, yaitu hubungan antara permintaan dan penawaran

b. Sistem Ekonomi Komando (Terpusat)


Disebut juga Sistem Ekonomi Sentral atau Terpusat. Hal ini disebabkan semua kegiatan ekonomi
(produksi, konsumsi, dan distribusi) direncanakan serta dikomando oleh pemerintah, sehingga corak
dan jenis kegiatan yang ada di negara tersebut ditentukan oleh pemerintah juga. Peran swasta tdak
menonjol, karena rumah tangga, perusahaan, maupn industri hanya sebagai pelaksana rencana
pemerintah.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Komando :
1. Semua alat dan sumber produksi milik negara
2. Kebijakan perekonomain diatur oleh pemerintah
3. Jenis pekerjaan dan pembagian kerja diatur oleh pemerintah
4. Tidak ada pihak swasta yang dapat melakukan kegiatan ekonomi secara bebas

c. Sistem Ekonomi Campuran


Sistem ekonomi campuran dari sistem ekonomi komando dan sistem ekonomi pasar bebas, di mana
sumber daya dialokasikan oleh pasar dan pemerintah. Tujuannya adalah untuk menghindari
penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap sumber daya ekonomi.
Sistem Ekonomi Campuran adalah suatu sistem organisasi ekonomi yang ditandai dengan
keikutsertaan pemerintah dalam menentukan cara-cara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi
masyarakat, artinya pemerintah dan swasta mempunyai peranan yang berimbang dalam kegiatan
ekonomi.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Campuran :


1. Ada kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh swasta dan sebagian lagi dipegang oleh pemerintah.
2. Sebagian interaksi ekonomi terjadi di pasar, aakn tetapi masih ada campur tangan pemerintah
melalui berbagai kebijakannya.
3. Persaingan diperbolehkan, akan tetapi gerak-geriknya diawasi agar tidak mengarah ke bentuk
persaingan yang saling merugikan.
Peran Pelaku Ekonomi dalam Kegiatan Ekonomi
KEGIATAN EKONOMI
Pengertian Produksi
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah
kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau
menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa.
Faktor-faktor Produksi
Faktor-faktor yang memengaruhi produksi sebagai berikut:
1. Faktor Produksi Alam (Sumber Daya Alam) yaitu faktor produksi yang dapat diambil
langsung dari alam untuk dimanfaatkan manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.
Contoh: tanah, air, pasir, batu, tumbuh-tumbuhan, hewan, sinar matahari, iklim, tenaga alam,
barang tambang, dan lain-lain.
2. Faktor Produksi Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia) yaitu segala kegiatan manusia
(baik fisik maupun psikis) yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menciptakan atau
menambah nilai guna barang atau jasa. Faktor produksi tenaga kerja (sumber daya manusia,
disingkat SDM) memegang peranan penting dalam proses produksi. Tanpa SDM, sumber
daya alam (SDA) yang melimpah tidak akan ada gunanya.
3. Faktor Produksi Modal
Modal adalah suatu hasil kerja manusia yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang
lain.Yaitu segala benda atau alat buatan manusia yang dapat digunakan untuk memperlancar
proses produksi dalam menghasilkan barang atau jasa. Contoh: uang, mesin-mesin produksi,
dan lain-lain.

Teori Perilaku Produsen


Teori Perilaku Produsen adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana tingkah
laku produsen dalam menghasilkan produk yang selalu berupaya untuk mencapai efesiensi
dalam kegiatan produksinya. Produsen berusaha untuk menghasilkan produksi seoptimal
mungkin dengan mengantur penggunaan faktor produksi yang paling efisien.
Produksi adalah setiap kegiatan yang dapat meningkatkan nilai guna suatu barang. Dimana
bentuk kegiatannya meliputi:
1. From Changing activitie, yaitu kegiatan mengubah bentuk dari suatu barang.
2. Transportation, yaitu kegiatan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain.
3. Storage, yaitu kegiatan menyimpan suatu barang yang akan digunakan di masa yang akan
datang.
4. Merchandishing, yaitu kegiatan memperdagangkan suatu barang agar sampai ke tangan
konsumen yang membutuhkan.
5. Personal service, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang orang lain mengakui
keberadaannya.
Biaya Produksi
Biaya dalam pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh
produsen untuk menghasilkan suatu produksi.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan oleh perusahaan tersebut.
Dua jenis biaya produksi:
1. Biaya eksplisit adalah pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk
mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.
2. Biaya implisit adalah perkiraan pengeluaran (biaya) atas faktor produksi yang dimiliki oleh
perusahaan itu sendiri.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong.
3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4. Penyusutan peralatan produksi.
5. Uang modal, sewa.
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya
keamanan dan asuransi.
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
8. Pajak
Macam-Macam Biaya Produksi
1. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/FC)
Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak
berproduksi yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut,
adalah:
TC = FC + VC
FC = TC – VC
Keterangan:
TC = Biaya total (Total Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
2. Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost/VC)
Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya
tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Biaya variabel rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
VC = TC – FC
3. Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang
terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
TC = FC + VC
4. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)
Biaya Tetap Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang
dihasilkan. Rumus :
AFC = FC/Q
Keterangan:
FC = Biaya Tetap Total
Q = Kuantitas
5. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost/AVC)
Biaya variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi. Rumusnya:
AVC = VC/Q
Keterangan:
VC = Biaya Variabel Total
Q = Kuantitas
6. Biaya Total Rata-Rata (Average Cost/AC)
Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi
banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah ini:
AC= TC /Q atau (VC+FC)/Q
AC= AVC+AFC
7. Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)
Biaya Marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan satu unit produksi.
Biaya marginal diperoleh dari selisih Total Cost dan selisih kuantitas dari barang yang
diproduksi. Sehingga dapat dirumuskan:
MC = dTC/dQ Atau MC = TCn – TCn-1
Penerimaan
Penerimaan (Revenue) adalah total pendapatan yang diterima oleh produsen berupa
uang yang diperoleh dari hasil penjualan barang yang diproduksi.
Beberapa konsep penerimaan adalah sebagai berikut
Penerimaan Total atau Total Revenue (TR)
TR adalah penerimaan seluruhnya yang diterima oleh produsen dari hasil penjualan. Secara
matematis dapat diumuskan sebagai berikut:
TR = P × Q
Penerimaan Rata-Rata atau Average Revenue (AR)
AR adalah penerimaan produsen per unit barang yang dijualnya. Secara matematis dapat
diumuskan sebagai berikut:
AR = TR / Q
Penerimaan Marjinal (MR)
MR adalah kenaikan penerimaan total yang disebabkan oleh tambahan penjualan sebesar 1
unit. Secara matematis dapat diumuskan sebagai berikut:
MR = TR/Q
Laba Maksimum
Dalam memproduksi suatu produk kadang Produsen akan selalu memilih produksi
dimana bias memperoleh keuntungan yang paling besar (maksimum). Bila telah mencapai
posisi ini, produsen dikatakan telah berada di posisi ekuilibrium. Dikatakan posisi
ekuilibrium karena pada posisi ini tidak ada kecenderungan baginya untuk mengubah tingkat
harga dan produksi, sebab jika dilakukan perubahan pada salah satu komponen tersebut maka
total keuntungan justru menurun. Untuk mengetahui produk yang mencapai posisi
ekuilibrium atau labamaksimum dapat dilakukan dengan cara :
1. Pendekatan total penerimaan (TR) dan total biaya (TC), dicariselisihantara TR dan TC yang
paling besar.
2. Dengan pendekatan hasil penerimaan marginal (MR) danbiaya marginal (MC) dimana MR =
MC (penerimaan marginal sama dengan biaya marginal)
Terdapat tiga pendekatan perhitungan laba maksimum (Rahardja, Manurung) yaitu :
1. Pendekatan Totalitas (totality approach)
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) danbiaya total (TC). Jika harga
jual per unit output (P) danjumlah unit output yang terjual (Q), maka TR = P.Q. Biaya total
adalah jumlah biaya tetap (FC) ditambah biaya variable per unit(v) dikali biaya variable per
unit, sehingga:
π = P.Q – (FC + v.Q)
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan
maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang
diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa
unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output
tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.
2. Pendekatan Rata-rata (average approach)
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara
biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) kemudian laba total dihitung
darilaba per unit dikali dengan jumlah output yang terjual.
π = (P - AC).Q
3. Pendekatan Marginal (marginal approach)
Perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan
marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC.
π = TR – TC
1. KONSUMSI
 Pengertian konsumsi
Konsumsi mempunyai pengertian kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna atau
manfaat suatu barang atau jasa.
 Tujuan konsumsi
Terdapat empat tujuan kegiatan konsumsi dan ini juga merupakan pola perilaku dari
konsumen yaitu:
a. Mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap, contohnya ialah seperti memakai
pakaian, kendaraan dan sepatu.
b. Menghabiskan nilai guna barang sekaligus, contoh adalah makan dan minum.
c. Memuaskan kebutuhan secara fisik, contohnya ialah mengenakan pakaian yang bagus agar
penampilannya bertambah baik.
d. Memuaskan kebutuhan rohani, contohnya ialah membeli kitab suci untuk kebutuhan
religiusitas/rohaninya.
 Faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi
Besarnya konsumsi seseorang akan dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
1. Kemampuan masyarakat dalam menyediakan barang-barang konsumsi.
2. Besarnya penghasilan, khususnya yang tersedia untuk dibelanjakan.
3. Tingkat harga barang-barang.
 Teori perilaku konsumen
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang harus melakukan pilihan.
Pilihan tersebut harus dilakukan agar pemenuhan kebutuhan dapat mencapai pilihannya.
Pengambilan keputusan atas berbagai pilihan yang ada akan membentuk pola perilaku
konsumen. Dalam teori perilaku konsumen, ada dua pendekatan yang digunakan,
yaitu sebagai berikut.
a. Pendekatan Utilitas Kardinal (Cardinal Approach)
Pendekatan utilitas kardinal menyatakan bahwa utilitas dapat diukur secara langsung melalui
angka-angka. Oleh karena itu, pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan kardinal
(cardinal approach).
Hukum Gossen I
Berdasarkan pola konsumsi manusia dalam mengonsumsi satu jenis barang untuk mencapai
utilitas maksimum, yang dikemukakan oleh Hermann Heinrich Gossen. Hukum ini
menyatakan:
”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, utilitas
yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi
setiap tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang
semakin kecil.”
Hukum Gossen II
Tidak dapat dipungkiri, manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. H.H. Gossen
mengemukakan lagi teorinya, yang dikenal dengan hukum Gossen II, yang menyatakan:
“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan
tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan mencapai tingkat
optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk
semua barang yang dikonsumsinya.”
2. Pendekatan Utilitas Ordinal (Ordinal Approach)
Teori ini dikenal dengan teori utilitas ordinal, yang menyatakan bahwa utilitas tidak dapat
dihitung, melainkan hanya dapat dibandingkan. Jadi, menurut teori ini yang berlaku adalah
apakah seorang konsumen lebih menyukai kombinasi barang tertentu daripada kombinasi
barang lainnya. Dalam teori utilitas ordinal digunakan pendekatan kurva utilitas sama
(indifference curve) dan garis anggaran (budget line).
1) Kurva Indiferen (Indifference Curve)
Dalam teori ini terdapat asumsi yang menyatakan bahwa konsumen dapat memilih kombinasi
konsumsi tanpa harus mengatakan bagaimana ia memilihnya.
2) Garis Anggaran (Budget Line)
Jika dilihat perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua
macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen tidak rasional.
a) Perilaku Konsumen Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut:
1) barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen;
2) barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen;
3) mutu barang terjamin;
4) harga sesuai dengan kemampuan konsumen.
b) Perilaku Konsumen tidak Rasional
Suatu perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut
membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu. Contohnya, yaitu:
1) Tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik;
2) Memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen;
3) Ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon;
4) Prestise atau gengsi.
PELAKU EKONOMI
a. Rumah Tangga Konsumen
Rumah tangga konsumen adalah kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan konsumsi
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kelompok rumah tangga konsumen berperan
melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Menyediakan faktor-faktor produksi (alam, tenagakerja, modal dan skill) dan menjualnya
kepada Rumah Tangga Produksi.
2. Memperoleh imbalan (kompensasi) atas factor produksi yang telah diberikan.
3. Bertindak mengkonsumsi (membeli) barang dan jasa.
4. Membayar pajak kepada pemerintah.
5. Membelanjakan penghasilan untuk membeli barang/jasa yang dihasilkan produsen
b. Rumah Tangga Produsen
Rumah tangga produsen adalah rumah tangga ekonomi yang melakukan kegiatan produksi
barang dan jasa dalam hal ini perusahaan sebagai produsen. Adapun peran rumah tangga
perusahaan pada umumnya dalam kegiatan ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan menjual hasil produksinya kepada rumah tangga konsumen,
2. Rumah tangga pemerintah, dan masyarakat luarnegeri.
3. Membayar kompensasi/balasjasa atas penggunaan faktor-faktor produksi.
4. Memproduksi barang dan jasa yang diperoleh dari faktor-faktor produksi.
5. Berkewajiban membayar pajak kepada pemerintah.
c. Rumah Tangga Pemerintah
Pemerintah merupakan pihak yang mempunyai peranan penting dalamperkonomian. Di
dalam perkonomian pemerintah bertugas untuk mengatur, mengendalikan, serta mengadakan
kontrol terhadap jalannya rodaperekonomian agar negara dapat maju dan rakyat dapat hidup
layak dandamai. Adapun Peran rumah tangga pemerintah yaitu :
1. Membelanjakan penerimaannegarauntukmembelibarangbarangkebutuhanPemerintah
2. Menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat luas dengan melakukan
produksi barang dan jasa melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
3. Menciptakan iklim yang kondusif dan sehat bagi dunia usaha
4. Menjaga stabilitas ekonomi dengan kebijakan-kebijakan ekonomi
d. Masyarakat Luar Negeri
Peranan masyarakat luar negeri dalam perekonomian sangat penting. Masyarakat luar negeri
terlibat dalam perekonomian apabila suatu negara melakukan perdagangan internasional.
Adapun peran masyarakat luar negeri yaitu:
1. Masyarakat luar negeri sebagai konsumen
2. Masyarakat luar negeri sebagai produsen (melakukan impor)
3. Masyarakat luar negeri sebagai investor
4. Sumber tenaga kerja ahli
1. Peran pelaku ekonomi
Model diagram interaksi antar pelaku ekonomi (circular flow diagram)
a. Hubungan Rumah Tangga Konsumen dengan Rumah Tangga Produsen (Model 2
sektor)

Gambar diatas merupakan hubungan antara Rumah Tangga Konsumen (RTK) dengan Rumah
Tangga Produsen (RTP). Atau juga dikenal sebagai model 2 sektor.
1. Dalam proses produksi, dibutuhkan faktor-faktor produksi, yaitu sumber daya alam berupa
tanah, sumber daya manusia, modal dan skill. Faktor-faktor produksi, bersumber dari RTK ke
RTP yang ditunjukkan oleh panah nomor 1.
2. Sebagai timba lbaliknya, ada arus pendapatan dari RTP ke RTK yaitu berupa : sewa, upah,
bunga dan profit yang ditunjukkan oleh panah nomor 2.
3. Untuk memenuhi, kebutuhan Rumah Tangga Konsumen membeli barang dan jasa dari
Rumah Tangga Produsen (ditunjukkan panahke 3)
4. Kemudian sebagai timbal baliknya, ada arus pengeluaran dari RTK atau berupa laba bagi
RTP (ditunjukkan panah ke 4).
b. Hubungan Rumah Tanggan Konsumen, Rumah Tangga Produsen dan Pemerintah
(Model 3 sektor)
Adapun penjelasan dari bagan diatas adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan memperoleh faktor-faktor produksi berupa SDA, SDM, Modal & Skill dari
sektor Rumah Tangga untuk kemudian melakukan proses-proses produksi & menghasilkan
barang & jasa hasil produksi yang kemudian dipergunakan oleh sektor rumah tangga untuk
konsumsi sehari-hari dengan cara membelinya dari perusahaan.
2. Penghasilan yang diterimaperusahaan dari penjualan barang & jasa hasil produksi dipakai
untuk membiayai sewa, membayar gaji buruh & memperoleh laba.
3. Perusahaan menghasilkan barang dan jasa untuk kemudian ikonsumsi oeh rumah tangga
konsumen. Agar kegiatan ekonomi bias berjalan makadiperlukan peran pemerintah untuk
memberikan subsidi kepada masyarakat atau bantuan kepada perusahaan.
4. Rumah tangga konsumen melakukan pembelian kepada rumah tangga produsen., sehingga
produsen menerima timbal balik berupa laba.
5. Ketika rumah tangga mendapat kelebihan pendapatan, rumah tangga konsumen menabung di
lembaga keuangan.
6. Perusahaan meminjam uang ke lembaga keuangan sebagai tambahan modal untuk
memperluas usaha.
7. Lembaga keuangan memutar kembali uang tersebut, untuk kemudian di pinjamkan ke rumah
tangga produsen (investasi di perusahaan)

c. Hubungan Rumah Tanggan Konsumen, Rumah Tangga Produsen, Pemerintah dan


Masyarakat Luar Negeri (Model 4 sektor)

Adapun penjelasan bagan diatas adalah :


1. Rumah tangga konsumen sebagai penyedia faktor produksi. RTK menjual faktor produksi
tersebut kepada rumah tangga produsen.
2. Perusahaan memberikan balas jasa terhadap faktor produksi yaitu berupa sewa, gaji, bunga
dan laba.
3. Perusahaan sebagai produsen yang menghasilkan barang dan jasa
4. Rumah tangga konsumen membeli barang dan jasa dari produsen
5. Rumah tangga menabung di lembaga keuangan.
6. Lembaga keuangan meberikan pinjaman ke perusahaan.
7. Perusahaan melakukan pinjama ke Bank/lembaga keuangan untuk menambah modal
perusahaan.
8. Perusahaan membayar pajak ke pemerintah.
9. Individu atau perusahaan membayar pajak kepemerintah.
10. Rumah tangga konsumen mengimpor barang dan jasa dari luar negeri rumah tangga produsen
mengekspor barang dan jasa ke luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai