S
U
S
U
N
Oleh :
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami pajatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang
“Teknologi Untuk Mengatasi Kelainan Pada Sistem Eksresi”.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa maish ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya dengan
lapang dada kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca sekalian agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Teknologi Untuk Mengatasi
Kelainan Pada Sistem Eksresi” ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk
pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................. 1
D. Manfaat............................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A. Landasan Teori................................................................................... 3
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................. 10
A. Kesimpulan........................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi pada sistem eksresi manusia tersebut mempunyai berbagai peran yaitu
untuk menanggulangi penyakit atau kelainan pada berbagai organ sistem eksresi manusia.
Selain itu, teknologi tersebut juga dapat membantu memaksimalkan kerja organ serta
membantu dalam proses pencakokkan organ pada sistem eksresi manusia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah kita dapat
mengetahui kelainan atau penyakit yang biasanya terjadi pada sistem eksresi manusia.
Selain itu kita juga dapat mengetahui teknologi apa saja yang dapat mengatasi kelainan
tersebut.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa sistem eksresi merupakan
sistem pembuangan zat-zat sisa metabolisme pada makhluk hidup seperti karbon dioksida,
urea, racun dan lain-lain. Sistem eksresi membantu memelihara homeostatis dengan tiga
cara , yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur
konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.
Setiap organ yang bekerja pada sistem eksresi yakni kulit, paru-paru, hati, dan
ginjal akan berjalan dengan baik jika keadaan tubuh manusia dalam keadaan normal,
namun terkadang ada beberapa kondisi yang membuat tubuh manusia tidak dalam keadaan
normal, misalnya karena penyakit keturuan ataupun pengaruh lingkungan, sehingga
menimbulkan kelainan-kelainan pada tubuh dan sistemnya.
1. Uremia, yaitu terbawanya urin ke dalam aliran darah yang dsebabkan adanya
kebocoran pada salah satu saluran dalam nefron.
2. Nefritis, yaitu peradangan pada nefron karena bakteri Streptococcus yang masuk
melalui saluran pernapasan.
3. Diabetes Insipidus, yaitu suatu penyakit yang disebabkan kelenjar hipofisis gagal
mensekresikan hormone antidiuretik, sehingga eksresi urin meningkat.
4. Diabetes Melitus/Kencing Manis, yaitu kelainan karena terdapatnya glukosa
dalam urin yang disebabkan menurunnya hormone insulin yang dihasilkan oleh
pancreas.
3
5. Albuminaria, yaitu terdapatnya molekul albumin dan protein lain di dalam urin.
6. Vrolitiasis/kencing batu/batu ginjal, yaitu terbentuknya butiran-butiran dari
senyawa kalsium dan penimbunan asam urat, sehingga membentuk CaCO3
(Kalsium karbonat) pada ginjal atau saluran urin yang dapat menyebabkan kesulitan
dalam pengeluaran urin.
7. Polyura, suatu penyakit yang ditandai dengan produksi urin sangat banyak dan
encer akibat gagalnya reabsorbsi nefron.
8. Oligura, yaitu penyakit yang ditandai dengan produksi urin sangat sedikit karena
beratnya kerusakan ginjal.
9. Sistitis, peradangan pada saluran kantong seni akibat infeksi.
10. Jerawat, suatu gangguan kronis pada kelenjar minyak yang umum terjadi pada usia
remaja.
11. Eksem, suatu penyakit eksresi pada kulit yang kronis yang ditandai dengan gatal,
merah, kering, dan kulit bersisik.
12. Kudis atau skabies, suatu gangguan kulit yang dapat menular akibat parasit
insekta Sarcoptes scabies yang dapat mengganggu sistem eksresi.
13. Pruvitus Kutanea, yaitu penyakit kulit dengan gejala rasa gatal yang dipacu oleh
iritasi saraf sensori perifer. Juga dapat disebabkan oleh kencing manis, penyakit
hati, dan gangguan kelenjar tiroid.
14. Pielonefrtitis adalah peradangan ginjal pada bagian korteks da medulla. Penyakit
ini disebabkan oleh infeksi Escherichia coli.
15. Hematuria, terjadi ketika ditemukan eritrosit dalam urine. Penyebabnya
bermacam-macam, seperti adanya batu dalam ginjal, tumor di renal pelvis, ureter,
kandung kemih, dan kelenjar prostat atau uretra.
4
Hemodialisis atau cuci darah merupakan suatu proses yang dilakukan untuk
mengganti tugas ginjal yang sehat. Seperti yang telah kita ketahui, ginjal berperan
vital bagi tubuh yaitu berfungsi untuk menyaring dan membuang sisa-sisa
metabolism dan kelebihan cairan, menyeimbangkan unsure kimiawi dalam tubuh
serta menjaga tekanan darah. Prosedur ini ditempuh saat kerusakan ginjal telah
mencapai 85-90 persen atau “gagal ginjal terminal” yang dimana ginjal tidak dapat
lagi berfungsi seperti sediakala. Ada dua macam cuci darah, yakni hemodialisis dan
dialysis peritoneal. Prinsipnya pada proses dialysis, darah akan dialirkan ke luar
tubuh dan disaring, kemudian darah yang telah disaring dialirkan kembali kedalam
tubuh. Pada hemodialisis, proses penyaringan dilakukan oleh suatu mesin dialysis
yang disebut dengan membrane dialisis.
Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari kata haemo
yang berarti darah dan dilisis sendiri merupakan proses pemurnian suatu sistem
koloid dari partikel-partikel bermuatan yang menempel pada permukaan selaput
semipermeabel. Hemodialisis merupakan salah satu dari terapi pengganti ginjal,
yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun
kronik. Hemodialisis berfungsi untuk membuang sisa metabolism seperti potassium
dan urea dalam darah dengan menggunakan mesin dialiser.
2. Sinar Laser
Laser merupakan sinar panas yang dihasilkan dari loncatan atom akibat
stimulasi energy dari radiasi listrik. Dengan radiasi yang bersumber dari energy
listrik berkekuatan 15 hingga 30 watt, dari sebuat alat berujung optic, dihasilkan
sinar bergelombang 532-1.064 nanometer yang memiliki kekuatan panas. Cahaya
panas ini bisa digunakan untuk memotong kulit dan jaringan, menghancurkan
pigmen warna kulit, dan pengobatan lainnya dalam dunia kedokteran dengan resiko
pendarahan minimal dan waktu penyembuhan cepat. Sinar laser dapat difungsikan
untuk pengobatan kelainan kulit, memecahkan batu ginjal, operasi mata, tumor, dan
lain-lain. Khusus untuk kulit, terapi laser merupakan cara mutakhir yang dianggap
akan mampu mengambil alih cara-cara perawatan konvensional, misalnya dengan
krim atau dermavrasi. Selain bisa bertahan lebih lama ketimbang dengan cara
konvesional, terapi laser untuk kulit dapat menciptakan peremajaan kulit.
Salah satu organ dalam sistem eksresi adalah ginjal. Ginjal berfungsi untuk
mengeksresikan zat-zat tertentu yang tidak diperlukan atau berbahaya bagi tubuh.
5
Jumlah ginjal ada dua dengan ukuran 10-15 cm yang terletak di sebelah kanan dan
kiri tulang belakang. Sebagai organ tubuh, ginjal juga bisa mengalami kerusakan
yang mengakibatkan pengendapan zat-zat beracun dan bertambah setiap harinya
maka penderita akan mengalami kematian. Tetapi pada kerusakan ginjal dapat
dilakukan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.
Wajah merupakan asset tubuh yang sangat penting terutama bagi kaum
hawa. Wajah yang tidak hanya cantik namun juga sehat menjadi idaman bagi
hamper keseluruhan wanita. Saat ini banyak yang sadar akan tampil sehat sehingga
pemilihan pelembap wajah alami menjadin perhatian khusus. Pelembap dapat
diartikan sebagai krim yang berfungsi untuk menjaga kadar air yang ideal pada
kulit. Memakai pelembap ditujukan untuk membuat kulit wajah elastic dan tidak
kering. Sebenarnya ada cara yang lebih baik dalam menjaga kelembaban wajah.
Pelembap wajah yang bagus adalah pelembap wajah yang terbuat dari bahan-bahan
alami. Bahan-bahan ini umumnya berupa buah dan sayuran, seperti jeruk, lidah
buaya, anggur, dan lain-lain. Pelembab wajah yang terbuat dari buah atau sayur
berbeda untuk tiap jenis kulit. Berikut adalah pelembab alami berdasarkan jenis
kulit :
6
mudah berjerawat atau iritasi. Pelembab alami untuk jenis kulit ini biasanya
adalah buah anggur dan lidah buaya. Kandungan air pada buah akan
menyebabkan kulit terasa dingin dan sejuk yang sangat baik untuk kulit
sensitif.
5. Salep Gatal
6. Bedak Gatal
Ketiak merupakan area yang mudah sekali berkeringat. Ada sebagian orang
yang lebih memilih bedak tabur ketimbang menggunakan deodoran khusus ketiak.
Bahkan dulu ada produk pengharum ketiak dengan bentuk tabur, sebelum deodoran
7
yang praktis merambah pasar Indonesia tentunya. Bedak tabur dipercaya bisa
menjadi kelembaban di ketiak atau paling tidak menjaganya agar tetap kering.
7. USG Liver
8. Operasi
8
Penyakit ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu
ginjal masih berukuran kecil, dapat dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu
ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan dengan tindakan operasi.
9
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran dari penulis kepada pembaca agar kiranya memanfaatkan makalah
ini sebagai media untuk menambah wawasan dalam mata pelajaran Biologi tentang Sistem
Eksresi. Selain itu, penulis juga berharap kritik dan saran yang bersifat membangun
makalah ini agar kedepannya dapat lebih baik lagi
10
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, Ririn. 2016. Biologi untuk SMA dan MA kelas XI. CV Mediatama
Surakarta.
https://ilmubiologimasakini.blogspot.com/2016/05/teknologi-yang-berhubungan-
dengan.html?m=1
http://amyraintan18.blogspot.com/2015/05/teknologi-untuk-mengatasi-
kelainan.html?m=1
http://www.mipa-farmasi.com/2016/05/pengertian-salep.html?m=1
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/krim-obat-kulit-gatal/
http://gumimari.blogspot.com/2013/04/makalah-teknologi-untuk-mengatasi.html?
m=1
11