Anda di halaman 1dari 17

Nama : Viona Rezkiani

NIM : 1834021297

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH


1. Konsep Dasar Uang

A. Pengertian Uang

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sedangkan uang dalam ilmu
ekonomi modern, didefinisikan beberapa ahli sebagai berikut:

a. AC Pigou : dalam bukunya The Veil of Money, yang dimaksud uang adalah alat
tukar.

b. DH Robertson; dalam bukunya Money, ia mengatakan bahwa uang adalah sesuatu


yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang.

c. RG Thomas; dalam bukunya Our Modern Banking, menjelaskan uang adalah sesuatu
yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-
barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.

B. Arti Penting Uang dalam perekonomian

Arti Penting Uang dalam perekonomian dibagi atas :

1) Arti penting uang dalam produksi

Produsen memproduksi dan menjual barang/jasanya sehingga menerima keuntungan


dalam bentuk uang pada investasi kapitalnya. Bila keuntungan diperoleh dengan mudah,
misal pada masa makmur, jumlah uang yang ditanamkan pada pabrik-pabrik dan peralatan
baru meningkat. Investasi ini menguntungkan bagi masyarakat karena adanya aliran barang-
barang dan jasa- jasa di pasar yang semakin meningkat.

2) Arti penting uang dalam pertukaran dan konsumsi

Uang diterima umum dan digunakan secara luas dalam pertukaran merangsang aliran
barang-barang dari produsen ke konsumen. Pendapatan konsumen dalam bentuk :
upah,gaji,sataupun sewa, memudahkan mereka untuk memenuhi keinginannya dengan
menukarkan uang tersebut dengan barang-barang dan jasa- jasa. Kelancaran daripada sistem
pertukaran uang ini meningkatkan standar hidup masyarakat sebagaimana dengan
meningkatnya produksi dan selanjutnya dipasarkannya untuk ditukarkan dengan uang.

3) Arti penting uang pada masyarakat

Umumnya masyarakat menggunakan uang untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa,


dimana ini menjamin kesediaan masyarakat dalam menukarkan uangnya dengan barang-
barang dan jasa-jasa. Sehingga setiap orang puas pada pekerjaannya yang sudah sesuai untuk
mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang. Pembagian spesialisasi (tugas) merupakan cirri
khas daripada masyarakat modern yang akan meningkatkan produksi, pertukaran dan
kesejahteraan masyarakat.

C. Berdasarkan Nilainya

a. Uang bernilai penuh (full bodied money)

Nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan.
Dengan kata lain, nilai nominal = nilai instrinsik. Jika uang tersebut terbuat dari emas, maka
nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.

b. Uang yang nilai terkandungnya (intrinsik) sama dengan nilai nominalnya.


c. Uang yang tidak bernilai penuh (representative full bodied money).

Uang ini terbuat dari kertas, dengan demikian nilainya sebagai barang tidak ada (nol).
Uang jenis ini hanya mewakili (represent) dari sejumlah barang/logam di mana nilai logam
sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. Misal: surat emas (gold certificate) yang
beredar di AS sebelum ditarik pada tahun 1933.

d. Token money uang yang bertanda, artinya uang yang nilai intrinsiknya lebih  kecil
daripada nilai nominalnya.
D. Berdasarkan Lembaga/Badan Pembuatnya

a) Uang Kartal (uang yang dicetak/dibuat dan diedarkan oleh Bank Sentral).

Uang kartal artinya uang yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat bayar.
Uang kartal ada yang berbentuk logam dan ada yang berbentuk kertas yang benar-benar
beredar dari tangan ke tangan sebagai alat pembayaran dalam masyarakat.

b) Uang Giral (uang yang dibuat dan diedarkan (diinovasi)

oleh bank-bank Umum (komersial) dalam bentuk Demand Deposit (Check) ) untuk
memudahkan transaksi. Uang giral disebut juga demand deposit artinya saldo rekening koran
yang ada di Bank dan sewaktu-waktu dapat digunakan. Uang giral merupakan uang yang sah
secara ekonomi tetapi secara hukum tidak, artinya hanya berlaku pada kalangan tertentu saja
sehingga orang yang menolak pembayaran dengan uang giral contohnya cek tidak dapat
dituntut. Untuk mengambil uang giral dapat digunakan cek atau giro.

E. Berdasarkan Kawasan/Daerah.

a. Uang Domestik (uang yang berlakunya hanya di suatu negara tertentu, diluar Negara
tersebut mungkint tidak berlaku).
b. Uang Internasional (uang yang berlaku tidak hanya pada suatu negara tetapi mungkin
diakui dan berlaku di seluruh dunia).

2. Uang Dalam Islam Vs Modern

A. Uang dalam islam

Uang dalam konsep islam tidak dikenal Money Demand for Speculasion,karena spekulasi
tidak diperbolehkan dan islam menjadikan harta sebagai obyek zakat. Uang merupakan milik
masyarakat yang harus selalu berputar dalam perekonomian, sehingga menimbun uang dalam
artian uang dibiarkan tidak produktif sangat dilarang, karena hal ini mengakibatkan
berkurangnya jumlah uang yang beredar. Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian,
maka akan semakin tinggi pendapatan masyarakat dan semakin tinggi angka kesejahteraan
dalam masyarakat itu juga.
Dalam konsep islam tidak mengenal time value of money karena uang bukan merupakan
makhluk hidup yang dapat tumbuh dan berkembang. Namun mengenal konsep economic
value of time yaitu nilai uang tidak bisa didasarkan pada bertambahnya waktu karena uang
sendiri sebenarnya tidak memilki nilai waktu, melainkan waktu lah yang mempunyai nilai
ekonomi

B. Uang Dalam Modern

Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan
secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa
serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.

Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
Secara kesimpulan, uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat
untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa,
dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.

3. Karakteristik Dan Jenis-Jenis Uang

A. Berikut ini adalah karakteristik uang adalah :

1. Diterima umum
2. Stabil nilainya
3. Mudah dibawa
4. Tahan lama
5. Tidak mudah ditiru
6. Dapat dibagi dalam unit yang kecil
7. Mempunyai jaminan
8. Tidak mudah rusak dan Suply elastis
B. Jenis-jenis uang

Jenis-Jenis Uang yang Dibedakan Sesuai Fungsinya. Berdasarkan fungsinya, terdapat tiga
jenis uang, yaitu:

1. Kartal.
2. Giral.
3. Kuasi.

1. Kartal

Uang yang Anda bawa sehari-hari untuk membayar ongkos angkutan umum, membayar
makanan, dan berbelanja di pasar adalah uang kartal yang terdiri atas uang kertas dan uang
logam. Keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri.

a. Uang logam

Pada masa terdahulu, jenis uang yang berbahan dasar logam ini pernah terbuat dari perak
dan emas. Bukannya tanpa alasan, perak dan emas lebih mudah diandalkan sebagai nilai
tukar sebagaimana memiliki harga yang tinggi dan cenderung stabil. 

Namun kini, uang logam yang beredar cukup dinilai dari angka yang tertera di
permukaannya. Hal ini bertujuan memudahkan proses pertukaran dengan barang yang
diperjualbelikan.

Melihat dari kondisi tersebut, uang logam akhirnya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

 Kelompok nilai intrinsik, jika dilihat dari harga bahan dasar pembuatnya. Contoh
nyatanya adalah uang logam emas dan perak. Keunggulan dari uang emas dan perak
adalah bisa dipecah-pecah ke dalam ukuran yang lebih kecil tanpa mengubah nilainya.
 Kelompok nilai nominal, jika pada permukaan uang logam sudah tertera angka
tertentu sebagai takaran nilai tukarnya
 Kelompok nilai tukar riil, jika suatu uang logam sudah disepakati memiliki daya beli
atas barang/jasa tertentu. Misalnya, satu keping uang logam Rp500 untuk membeli
makanan kecil atau uang logam Rp1000 bisa ditukar dengan sebuah tiket bermain
wahana. Jenis uang ini dianggap aman digunakan anak-anak atau Anda yang butuh
uang kecil untuk membayar ongkos parkir atau angkutan umum.
b. Uang kertas

Uang yang Anda ambil dari mesin ATM adalah contoh dari uang kertas. Ciri-ciri dari
uang kertas adalah:

 Berbentuk lembaran kertas, plastik, atau sejenisnya.


 Terdapat tanggal peresmian penggunaan.
 Terdapat gambar dan cap yang merepresentasikan suatu negara.
 Terdapat tanda tangan gubernur Bank Indonesia dan menteri keuangan.
 Tertera nilai tukar.

Uang kertas yang kita gunakan sehari-hari berjenis uang kertas bank yang mana
dikeluarkan oleh bank sentral, yaitu Bank Indonesia. Ada beberapa alasan untuk mengatakan
penggunaan uang kertas lebih efisien dibandingkan jika harus lebih banyak mengeluarkan
uang logam, antara lain:

 Menghemat penggunaan emas dan perak.


 Dalam jumlah yang banyak, uang kertas lebih ringan untuk dipindah-pindahkan.
 Biaya pembuatan yang lebih murah dibandingkan menggunakan logam.

Uang kertas lebih mudah dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan pencetakan uang
sebagaimana lebih mudah dicetak dan lebih cepat diperbanyak.

2. Giral

Uang giral bukanlah alat tukar yang sah untuk bertransaksi secara bebas bagi masyarakat
umum. Namun di lain sisi, surat berharga yang hanya dikeluarkan oleh bank umum ini tetap
dapat digunakan secara sah dengan menggunakan buku cek, giro bilyet, atau telegraphic
transfer bank di luar negeri.

Terdapat tiga kondisi bagi bank umum untuk bisa mengeluarkan uang giral, antara lain:

a. Primary deposit

Nasabah bank melakukan penyetoran uang tunai dan tercatat dalam rekening koran di
suatu bank. Selanjutnya, bank akan memberikan buku cek dan buku giro bilyet. Penarikan
tunai tetap bisa dilakukan kapan saja dari rekening giro oleh nasabah.
Rekening giro juga bisa digunakan oleh nasabah untuk menerima pembayaran piutang
dari debitur. Para pelaku usaha lebih cocok menggunakan rekening giro untuk bertransaksi
bisnis karena tidak ada batasan pengiriman maksimal dan bisa dilakukan kapan saja.

b. Derivative deposit

Nasabah bisa menjual surat berharga kepada bank dalam bentuk deposit. Deposit yang
dimaksud diperoleh dari hasil penjualan surat berharga oleh bank dan dibukukan di rekening
koran milik nasabah. 

c. Loan deposit

Bank memberikan kredit (pinjaman) yang nilainya bervariasi bagi tiap nasabah dan
tercatat di rekening koran. Keuntungan menggunakan uang giral Sebagian orang menilai
penggunaan uang giral memiliki keuntungan tersendiri, seperti:

 Sebagaimana prosesnya berjalan secara digital, nasabah tidak perlu menghitung uang.
Hal ini sangat bermanfaat saat mengirim uang dalam jumlah yang besar.
 Tidak ada batasan uang untuk dikirim. Berbeda dengan tabungan lain, pengiriman
uang akan dibatasi oleh jumlah nominal maksimal per hari.
 Jauh lebih aman tanpa khawatir kehilangan atau dicuri. Jika terdapat masalah atau
kekeliruan saat mengirim uang, pihak bank penyelenggara bisa membantu
menemukan solusi, misalnya dengan melakukan pemblokiran rekening atau dana
kiriman secara instan.
3. Kuasi

Uang kuasi adalah uang yang sengaja disimpan dalam kurun waktu tertentu sehingga
selama periode tersebut nasabah tidak dapat menggunakannya sebagai alat pembayaran.
Contoh dari uang kuasi, antara lain:

 Tabungan, terutama menyangkut sejumlah uang dalam rekening yang dijadikan nilai
minimal yang mengendap. Nilai uang ini umumnya tertera saat Anda cek saldo di
ATM, namun tidak bisa ditarik atau digunakan untuk autodebet.
 Tabungan valuta asing.
 Deposito.
 Deposito dalam bentuk sertifikat.
 Deposito valuta asing.
 Rekening giro valuta asing.

Permintaan atas uang kuasi terdampak oleh faktor-faktor yang pada dasarnya dapat
meningkatkan minat masyarakat demi meraih keuntungan finansial, seperti:

 Nilai tukar dolar atas rupiah.


 Suku bunga simpanan domestik dan internasional.
 Tingkat pendapatan riil.

JENIS-JENIS UANG BERDASARKAN CAKUPAN WILAYAH

Tiap negara dan wilayah kedaulatan tertentu memiliki jenis mata uang yang resmi dan
diakui oleh pemerintahnya. Meski begitu, terdapat sebagian wilayah yang bersepakat dalam
membentuk mata uang secara resmi demi mempermudah proses transaksi keuangan di antara
negara-negara anggota. 

Keadaan tersebut dapat disimpulkan ke dalam pengelompokan jenis-jenis uang


berdasarkan wilayah yang mengakuinya sebagai alat pembayaran sehari-hari, antara lain:

 Uang lokal

Penggunaan satu jenis uang di wilayah lokal atau setempat dinilai paling umum terjadi
sebagaimana mata uang tiap negara berbeda-beda. Sedikit contoh, yaitu mata uang rupiah
hanya berlaku di Indonesia, ringgit hanya berlaku di Malaysia, dan poundsterling hanya
berlaku di Inggris.

 Uang regional

Terdapat 50 negara berdaulat di benua Eropa dan 28 negara di antaranya tergabung di


dalam Uni Eropa. Sejak tanggal 1 Januari 1999, sebagian negara-negara Uni Eropa mulai
memberlakukan mata uang Euro sebagai alat pembayaran gabungan.

Mata uang euro dinilai sebagai alat pembayaran yang sah hanya di negara-negara anggota
Uni Eropa yang menyepakatinya.

 Uang internasional
Sebagaimana ada bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris, untuk mempermudah
komunikasi antarnegara, uang pun ada yang bersifat internasional. Kebetulan, mata uang ini
berasal dari Amerika juga, yaitu dolar Amerika.

Mata uang dolar Amerika dapat digunakan di seluruh negara di bumi ini. Jadi
keuntungannya, Anda bisa memakai dolar Amerika untuk bertransaksi di negara mana saja.

4. Lembaga Keuangan Syarian Dan Konvensional

A. Lembaga Keuangan Syariah

Pengertian Lembaga Keuangan Syariah tidak memiliki banyak perbedaan dengan


Lembaga Keuangan Konvensional, hanya saja dalam Lembaga Keuangan Syariah
memiliki prinsip yang tidak sama dengan Lembaga Keuangan Konvensional yaitu prinsip
hukum Islam dalam kegiatan perbankan dan keuangan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan
oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Bentuk
Lembaga Keuangan Syariah.

Bentuk Lembaga Keuangan Syariah sebagaimana yang ada pada Lembaga Keuangan
Konvensional dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : Lembaga Keuangan Syariah Bank (Bank
syariah) dan Lembaga Keuangan Syariah Non-Bank. 1.

Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah. Secara filosofis bank syariah adalah bank yang aktivitasnya
meninggalkan masalah riba. Menurut jenisnya terdiri dari BUS (Bank Umum Syariah) dan
BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah). Bank syariah memiliki sistem yang berbeda
sengan bank konvensional. Bank syariah memberikan layanan bebas bunga pada
nasabahnya. Bank syariah tidak menggunakan sistem bunga, baik bunga pada nasabah
penyimpan dana maupun nasabah peminjam dana. Falsafah ekonomi syariah sebagai
landasan filosofis perbankan syariah.

B. Lembaga Keuangan Konvensional

Pengertian Lembaga Keuangan Konvensional Lembaga Keuangan dapat didefinisikan


sebagai suatu badan usaha yang aset utamanya berbentuk aset keuangan maupun tagihan-
tagihan yang dapat berupa saham, obligasi, dan pinjaman, daripada berbentuk aktiva riil
seperti bangunan, perlengkapan dan bahan baku.
Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui
kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan
uang tersebut kembali ke masyarakat. Dari pengertian di atas diketahui bahwa lembaga
keuangan adalah tempat transformasi atau perpindahan dana dari pihak yang mengalami
kelebihan dana (surplus of funds) kepada pihak yang mengalami kekurangan dana (deficit
of funds).

5. Sistem Bunga Vs Bagi Hasil

A. Sistem Bunga

Tingkat bunga ditetapkan berdasarkan tingkat inflasi. Didasarkan pada jumlah uang
(pokok) pinjaman atau simpanan pokok.

Nasabah harus tunduk pada pemberlakuan perubahan tingkat suku bunga tertentu secara
sepihak oleh bank, sesuai dengan fluktuasi tingkat suku bunga di pasar uang. Pembayaran
bunga yang sewaktu-waktu dapat meningkat atau menurun tersebut tidak dapat dihindari oleh
nasabah di dalam masa pembayaran angsuran kreditnya. Demikian sebaliknya Bank
berkewajiban membayar bunga yang dijanjikannya kepada nasabah.

Tidak tergantung pada kinerja usaha. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat
meskipun jumlah keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik.

Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek yang
dijalankan oleh pihak nasabah atau bank dalam kondisi untung atau rugi.

B. Sistem Bagi Hasil

Tingkat imbal hasil tidak tetap sesuai kinerja. Didasarkan pada rasio bagi hasil dari
pendapatan/keuntungan yang diperoleh nasabah pembiayaan.

Porsi pembagian bagi hasil berdasarkan nisbah (yang disepakati bersama) berlaku tetap
sama, sesuai akad, hingga berakhirnya masa perjanjian pembiayaan kecuali disepakati
perubahannya oleh para pelaku.

Jumlah pembagian bagi hasil berubah-ubah tergantung kinerja usaha (untuk pembiayaan
berdasarkan bagi hasil).
Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan.Jika proyek itu tidak
mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama kedua pihak.

DAFTAR PUSTAKA

  http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/konsep-dasar-ekonomi-moneter-dan-uang-
standar-moneter/
 http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/
 https://www.kompasiana.com/dyahwardani/5855ed61f4967316068b4567/konsep-uang-
ekonomi-islam-vs-ekonomi-konvensional
 https://www.researchgate.net/publication/324521314_ANALISIS_SISTEM_LEMBAGA_KEUA
NGAN_SYARIAH_DAN_LEMBAGA_KEUANGAN_KONVENSIONAL
 https://www.merdeka.com/jatim/8-fungsi-uang-dalam-perekonomian-jangan-sampai-keliru-
kln.html#:~:text=Dalam%20ilmu%20ekonomi%20modern%2C%20uang,uang%20sebagai
%20alat%20penunda%20pembayaran.
 http://keuangansyariah.mysharing.co/sistem-bagi-hasil-vs-sistem-bunga/
 https://lifepal.co.id/media/jenis-jenis-uang/
PERTANYAAN

1. Bagaimana sistem bagi hasil bank syariah baik dalam bentuk simpanan dan
pembiayaan?

Jawab : perbankan syariah melakukan perhitungan bagi hasil dengan cara profit sharing, yaitu
membagi keuntungan bersih dari usaha atau investasi yang sudah dijalankan. Besarnya
keuntungan untuk pihak bank dan nasabah sudah diputuskan saat akad akan ditandatangani.
Jadi tidak ada kebingungan dan cek cok lagi saat bisnis atau usaha selesai dijalankan.
2. Apa yang dimaksud sistem bagi hasil?

Jawab : Tingkat imbal hasil tidak tetap sesuai kinerja. Didasarkan pada rasio bagi hasil dari
pendapatan/keuntungan yang diperoleh nasabah pembiayaan. Jumlah pembagian bagi hasil
berubah-ubah tergantung kinerja usaha (untuk pembiayaan berdasarkan bagi hasil). Bagi hasil
tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan.Jika proyek itu tidak mendapatkan
keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama kedua pihak.
3. Apa yang dimaksud dengan lembaga keuangan konvensional ?

Jawab : Pengertian Lembaga Keuangan Konvensional Lembaga Keuangan dapat


didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang aset utamanya berbentuk aset keuangan
maupun tagihan-tagihan yang dapat berupa saham, obligasi, dan pinjaman, daripada
berbentuk aktiva riil seperti bangunan, perlengkapan dan bahan baku
4. Sebutkan dan jelaskan perbedaan lembaga keuangan syariah dan konvensional !

Jawab : 1. Fungsi dan Kegiatan Bank

Dalam menjalankan kegiatannya, bank konvensional berfungsi menyediakan jasa


keuangan dan sebagai intermediasi. Sementara itu, untuk bank syariah, selain menjadi
intermediasi, jenis bank yang satu ini juga memiliki fungsi sebagai manajer investasi,
investor sosial, dan tentu saja penyedia layanan keuangan.

2. Prinsip Dasar

Pada kegiatan usaha, pastinya ada prinsip dasar yang menjadi pegangan dalam
menjalankan roda kegiatan. Begitu pula yang terjadi baik pada bank konvensional maupun
bank syariah. Prinsip pertama menyangkut nilai. Bank konvensional berprinsip bebas nilai,
sedangkan bank syariah menjunjung prinsip syariah Islam yang menyatakan tidak ada
pembebasan nilai.

Prinsip kedua yaitu mengenai pandangan terhadap uang. Bank konvensional melihat
uang sebagai komoditas. Artinya, uang dipandang sebagai barang yang dapat diperjual-
belikan. Sementara itu, bank syariah memandang uang sebagai alat tukar. Jadi, dalam bank
syariah, uang tidak dapat diperjual-belikan, namun dapat ditukarkan kepada bentuk lain
sesuai kebutuhan.

Prinsip ketiga menyangkut tentang pertumbuhan dana yang disimpan nasabah  di
kedua jenis bank tersebut. Di bank konvensional, uang akan bertumbuh dengan adanya
pemberian bunga yang didapat dari pengelolaan pihak bank. Namun, bank syariah menolak
sistem bunga tersebut, Untuk menumbuhkan uang nasabahnya, bank ini menerapkan sistem
bagi hasil.

3. Sumber Likuiditas Jangka Pendek

Kedua jenis bank ini sama-sama memperoleh likuiditasnya dari dua sumber, yakni
pasar uang dan bank sentral. Di Indonesia, yang dimaksud dengan bank sentral adalah Bank
Indonesia. Hal yang membedakan antara likuiditas bank konvensional dengan bank syariah
terletak di pasar uang. Likuiditas bank konvensional dari pasar uang bebas didapatkan dari
emiten mana saja. Sementara itu, bank syariah hanya mengambil sumber dari pasar uang
yang menerapkan prinsip-prinsip syariah.

4. Risiko Usaha

Mengenai  risiko usaha, bank syariah menerapkan poin “ringan sama dijinjing, berat
sama dipikul” antara bank dan nasabah. Hal ini membuat semua hal yang terjadi ditanggung
secara bersama-sama, baik berupa keuntungan maupun kerugian. Sementara itu pada bank
konvensional biasa, pihak bank tidak berurusan dengan risiko yang mungkin dihadapi
nasabahnya. Pihak nasabah juga tidak perlu memikirkan risiko yang mungkin terjadi kepada
bank tempatnya melakukan transaksi keuangan ataupun menyimpan dana.

5. Struktur Pengawas

Agar tidak melenceng dari tujuan dan fungsinya, setiap bank memiliki dewan
pengawas yang tersusun dalam struktur organisasi lembaga tersebut. Di bank konvensional,
struktur pengawas dijabat oleh dewan komisaris. Namun di bank syariah, Anda akan
menemui struktur pengawas yang lebih kompleks, mulai dari dewan komisaris, dewan
pengawas syariah, hingga dewan syariah nasional.
5. Sebutkan perbedaan bunga dan bagi hasil !

Jawab : 1. Penentuan besaran

Dalam bunga, penentuan tingkat suku bunga dibuat pada perjanjian awal dengan
pedoman harus selalu untung. Sementara itu, dalam bagi hasil penentuan besarnya rasio
dibuat dengan pedoman untung rugi.

2. Sistem pembayaran

Perbedaan lain antara bunga dan bagi hasil terletak pada sistem pembayarannya.
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan di awal tanpa pertimbangan apakah proyek
yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. Hal ini berbeda dengan bagi hasil.
Pembayaran bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Apabila tidak
mendapatkan keuntungan, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua pihak, yaitu
nasabah dan bank syariah.

3. Sistem pembagian

Jumlah pembayaran bunga tidak akan meningkat sekalipun jumlah keuntungan yang
didapatkan oleh bank mengalami peningkatan berkali lipat. Sementara itu, pembagian laba
dari bagi hasil akan meningkatkan sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.

4. Eksistensi

Dalam penerapan bagi keuntungan dengan sistem bunga sering kali dikecam oleh
banyak orang karena dianggap menggunakan sistem riba. Hal ini berbeda dengan sistem bagi
hasil yang eksistensinya cenderung lebih bisa diterima masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai