Anda di halaman 1dari 96

TUGAS I EKONOMI MONETER

DEFENISI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN UANG

Disusun olrh:

KHAERUN NISA

(2101M322)

KELAS K-SORE

JURUSAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMKOP MAKASSAR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Uang merupakan salah satu hal penting yang akan selalu kita
butuhkan dalam setiap lini kehidupan. Uang akan membantu memenuhi
berbagai kebutuhan hidup dan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi
seseorang. Banyak hal yang bisa kita lakukan dengan menggunakan uang,
baik itu yang berkaitan dengan diri pribadi maupun untuk orang lain.

Manusia memiliki kebutuhan primer dimana kita membutuhkan uang


untuk memenuhi hal tersebut. Kebutuhan seperti makan, pakaian dan tempat
tinggal semua hal tersebut membutuhkan uang agar dapat terpenuhi. Sehingga
manusia akan selalu mencari cara setiap harinya untuk mendapatkan uang
agar dapat bertahan hidup.

Karena begitu pentingnya uang dalam lini kehidupan manusia, maka


kita juga perlu mengetahui defenisi dan sejarah terciptanya uang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Defenisi Uang Menurut Para Ahli?
2. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Uang?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Defenisi Uang Menurut Para Ahli
2. Menjelaskan Sejarah dan Perkembangan Uang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Uang Menurut Para Ahli


Berikut ini pengertian uang menurut para ahli:
1. Mankiw
Uang adalah persediaan aset yang bisa dengan segera digunakan
untuk melakukan transaksi, selain itu uang merupakan segala sesuatu
yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan pembayaran baik
barang, jasa maupun hutang, uang memiliki satu tujuan fundamental
dalam sistem ekonomi, memudahkan pertukaran barang dan jasa,
mempersingkat waktu dan usaha yang diperlukan untuk melakukan
perdagangan.
2. Menurut Albert Gailort Hart
Pengertian uang menurut Albert Gailort Hart adalah suatu
kekayaan yang dimiliki untuk dapat melunasi utang dalam jumlah tertentu
dan pada waktu yang tertentu pula. Menurut Walker Pengertian uang
secara umum adalah semua hal yang dapat dilakukan oleh uang itu.
Dengan kata lain, uang adalah uang karena fungsinya sebagai uang dan
bukan karena fungsi-fungsi yang lain.
3. Menurut A. C. Pigou
Menurut pendapat dari A. C. Pigou, pengertian uang dapat
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai
alat tukar.
4. Menurut Rollin G.
Thomas Rolling G. Thomas menyatakan arti uang adalah segala
sesuatu yang tersedia dan umumnya diterima umum sebagai alat
pembayaran untuk pembelian barang dan jasa, serta untuk pelunasan
utang.
5. Menurut R. S. Sayers
Pengertian uang menurut R. S. Sayers dalam bukunya berjudul
Modern Banking adalah segala sesuatu yang umum diterima bagi
pembayaran utang.
6. Menurut Irma Rahmawati
Irma Rahmawati mengemukakan pendapat bahwa uang merupakan
suatu benda yang mampu untuk disetujui oleh seluruh lapisan masyarakat
sebagai alat untuk penukaran dalam perdagangan.
7. Menurut H. Robertson
Arti uang menurut H. Robertson merupakan segala sesuatu yang
umum diterima dalam pembayaran barang dan jasa dalam masyarakat.
8. Menurut Rismsky K. Judisseno
Definisi uang merupakan satu media yang mampu untuk diterima
yang digunakan oleh setiap pelaku ekonomi atau pun pelaku pasar uang
guna mempermudah pada saat bertransaksi.
9. Menurut Kasmir
Pengertian uang merupakan alat tukar menukar, dalam hal ini uang
digunakan sebagai alat untuk membeli atau menjual suatu barang maupun
jasa. Dengan kata lain uang dapat dilakukan untuk membayar terhadap
barang yang akan dibeli atau diterima sebagai akibat dari penjualan
barang dan jasa.
10. Menurut George N. Halm
Pengertian uang adalah hal untuk mempermudah perantara tukar-
menukar dalam mengatasi masalah sistem barter atau kesulitan-kesulitan
dalam transaksi kredit. Menurut.

B. Sejarah dan Perkembangan Uang


Kita pasti sudah tidak asing dengan keberadaan uang, uang berapapun
nominalnya itu, telah menjadi alat dalam sistem transaksi jual beli yang
dilakukan antar manusia. Seseorang tidak mungkin mendapatkan uang dari
usahanya sendiri saja, sebab manusia adalah makhluk sosial, maka dalam
memperoleh uang pun juga diiringi dengan interaksi bersama manusia lain.
Berbicara mengenai sejarah uang, pasti kita tahu bahwa sebelum uang
itu ada, orang-orang pada zaman dahulu menggunakan sistem barter untuk
proses transaksi jual beli ini. Meskipun sebenarnya, sistem barter ini masih
banyak dilakukan terutama di pedesaan, dengan saling menukarkan bahan-
bahan sembako dan berbagai jenis sayuran.
Keberadaan uang saat ini ternyata sudah berkembang seiring dengan
perkembangan zaman. Tak jarang, masyarakat sudah banyak yang beralih ke
dompet digital yang tentu saja uang di dalamnya berbentuk digital.
Sejarah Munculnya Uang Mengenal Apa Itu Sistem Barter
Barter adalah sistem transaksi yang pertama kali digunakan para
manusia, sebab pada zaman dahulu, manusia belum mengenal apa itu uang.
Sistem transaksi barter ini berupa pertukaran antara barang dengan barang,
jasa dengan jasa, barang dengan jasa, atau bahkan sebaliknya.
Pada masa lalu, orang atau sekelompok orang sudah merasa bahwa
mereka membutuhkan sesuatu yang dihasilkan oleh pihak lain. Selain itu,
populasi orang juga semakin meningkat, menyebabkan mereka harus
memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama dengan “menggunakan” barang
atau jasa yang telah dihasilkan oleh pihak lain.
Maka dari itu, muncullah ide untuk saling menukarkan barang atau
jasa. Syarat utama dari pelaksanaan sistem barter ini adalah harus ada orang
yang ingin saling menukar barang atau jasa, dan mereka harus saling
membutuhkan.
Namun, seiring perjalanannya, sistem barter justru menemui berbagai
kendala, diantaranya:
1. Sulit menentukan kadar atau standar nilai tukar
Contohnya, 12 buah jeruk seharusnya memiliki nilai yang
sama dengan berapa satu kilogram gandum, tetapi orang-orang belum
dapat menentukan standar tersebut sehingga mereka asal-asalan
menukarnya.
2. Sulit dalam bertransaksi
Kelemahan dari sistem barter adalah ketika hendak
bertransaksi, harus ada dua belah pihak yang memiliki barang yang
dibutuhkan satu sama lain. Contohnya, ada seseorang yang memiliki
gandum, dirinya hendak menukarkan gandum tersebut dengan buah
semangka. Itu berarti, dirinya harus mencari seseorang yang
mempunyai buah semangka yang sekaligus tengah membutuhkan
gandum. Apabila ternyata pemilik semangka tidak menginginkan
gandum tersebut, maka transaksi barter menjadi batal.
3. Alat tukar sulit untuk dipecah
Contohnya, ada seseorang yang memiliki seekor ayam dan
ingin menukarkannya dengan sebuah meja. Sementara seekor ayam
tersebut hanya bernilai sama dengan separuh meja saja. Maka pemilik
meja akan kesulitan untuk memecah atau membagi meja tersebut
menjadi nilai yang sesuai.
4. Alat tukar sulit untuk dibawa-bawa
Terutama pada barang yang memiliki jumlah banyak atau
ukuran besar, maka pemilik barang tersebut akan kesulitan dalam
membawa hartanya kesana-kemari. Belum lagi, harus menemukan
orang yang mau setuju untuk menukarkan barangnya tersebut.
5. Sulit menyimpan barang
Terlebih lagi apabila barang yang hendak ditukar adalah buah-
buahan, pasti akan cepat membusuk. Apabila sudah busuk, pasti sudah
tidak bisa dijadikan sebagai alat bertransaksi.
Masa Uang Barang
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, muncullah beberapa pemikiran
untuk menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda-benda
tersebut biasanya adalah yang dapat diterima oleh umum, memiliki nilai
tinggi, dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer. Contohnya
adalah garam, emas, kulit hewan, batu-batuan berharga, logam, kulit pohon,
hingga kerang yang memiliki bentuk indah.
Pada zaman Romawi kuno, mereka menggunakan garam sebagai alat
tukar dan alat pembayaran upah. Sementara itu pada bangsa Arab, mereka
menggunakan unta dan kambing sebagai alat bertransaksi. Ada lagi di
masyarakat Tibet yang menggunakan teh-teh ikat sebagai alat tukar.
Meskipun pemikiran ini tergolong lebih maju daripada sistem barter,
tetap saja terdapat kelemahan yang menjadikan masa uang barang ini semakin
lama semakin berganti. Beberapa permasalahan  yang muncul dari
penggunaan uang barang ini antara lain:
1. Hanya berlaku di daerah tertentu saja
2. Kesulitan dalam hal penyimpanan dan pengangkutan
3. Mudah rusak dan tidak tahan lama
4. Sulit dibagi menjadi bagian yang lebih kecil
Masa Uang Logam
Atas adanya kelemahan-kelemahan yang didapatkan dari masa uang
barang tersebut, memunculkan ide baru untuk menciptakan uang logam.
Logam dipilih sebagai alat tukar sistem transaksi sebab memiliki nilai yang
tinggi, tahan lama, tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai,
dan mudah dibawa. Logam yang biasa dipakai sebagai alat transaksi pada era
ini adalah emas dan perak.
Pada zaman itu, suatu negara akan dianggap telah mempraktikkan
sistem uang emas apabila negaranya telah memiliki standar emas dalam proses
transaksi perdagangan. Seiring dengan berkembangnya transaksi perdagangan,
maka akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, sehingga harta mereka
juga makin meningkat.
Nah, mereka akhirnya memikirkan sebuah tempat yang aman untuk
menitipkan uang-uang logamnya ke tempat tersebut, karena takut akan risiko
pencurian. Biasanya, mereka akan menyimpannya di tukang emas atau pemuka
agama.
Pihak-pihak yang dijadikan sebagai tempat “titipan” itu akhirnya
memberikan mereka akta berbentuk kertas yang berisikan janji pihak penerima
titipan. Akta-akta ini mendapatkan sambutan baik karena diterbitkan oleh
seseorang atau lembaga yang mempunyai reputasi keuangan yang terpandang
di suatu negara. Kemunculan akta-akta inilah yang menjadi pencetus dalam
kemunculan sistem uang kertas
Masa Uang Kertas
Kepercayaan masyarakat semakin tumbuh terhadap adanya akta
perjanjian yang diterbitkan lembaga keuangan, justru menjadikannya sebagai
alat yang masuk ke dalam peredaran transaksi. Jadi, dapat disebut bahwa akta-
akta ini bernilai sama dengan uang dan bahkan digunakan secara langsung
untuk membeli barang atau jasa.
Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat menjadi tidak lagi
menggunakan emas secara langsung ketika tengah bertransaksi. Sebagai
gantinya, mereka akan menjadikan akta tersebut sebagai alat tukar.
Masa Uang Digital
Uang digital tentu saja akan muncul seiring berkembangnya teknologi.
Untuk menyelesaikan transaksi ekonomi, banyak pihak yang enggan untuk
membawa uang tunai. Mereka lebih suka menyimpannya di dalam rekening
bank atau bahkan melakukan top-up, yakni dengan menukarkan uang tunai
mereka menjadi bentuk digital.
Penggunaan uang digital ini justru lebih efisien, sebab dapat mudah
dibayarkan melalui internet, sms, hingga mobile banking. Uang digital yang
saat ini tengah populer misalnya ShopeePay, Dana, Ovo, hingga GoPay.
Sejarah Uang di Berbagai Bangsa
Saat ini kita tengah membicarakan tentang sejarah uang, maka tidak
afdol rasanya apabila tidak membahas sejarah uang yang ada di berbagai
bangsa di dunia.
1. Sejarah Uang pada Bangsa Mesir Kuno
Zaman Mesir Kuno itu terbagi menjadi dua fase yakni Kerajaan
Mesir Lama (3000 SM) dan Kerajaan Mesir Pertengahan (2160-1788
SM). Pada kala itu, yang dijadikan sebagai alat tukar adalah emas.
Sejumlah suku di pedalaman telah mengenal emas
menjadikannya sebagai alat budaya, khususnya sebagai perlengkapan
persembahan spiritual kuno. Bahkan, mereka juga memakamkan Raja
Tutankhamen dalam sebuah peti emas.
2. Sejarah Uang pada Bangsa Lydia
Bangsa Lydia berada di sebuah daerah kuno di Asia Kecil, yang
saat ini menjadi bagian sebuah provinsi di Turki. Dipercaya bahwa
kemunculan uang itu dicetuskan oleh bangsa Lydia ini, karena kala itu
mereka kesulitan dengan adanya sistem barter ketika tengah
bertransaksi jual beli, kemudian memberikan ide untuk membuat uang.
3. Sejarah Uang Pada Bangsa Yunani
Bangsa Yunani menjadikan emas dan perak batangan sebagai
komoditas dalam bertransaksi, sampai masa dimulainya pencetakan
uang sekitar tahun 406 SM.
4. Sejarah Uang Pada Bangsa Romawi
Sebelum abad ke-3 SM, bangsa Romawi menggunakan mata
uang yang terbuat dari perunggu, yang disebut sebagai aes (Aes
Signatum Aes Rude). Tidak hanya dari perunggu, mereka juga
menggunakan mata uang koin yang terbuat dari tembaga. Sosok yang
dipercaya telah mencetaknya pertama kali adalah Numa atau Servius
Tullius.
Lalu, pada tahun 268 SM, bangsa Romawi mencetak uang dinar
dari emas yang kemudian menjadi mata uang utama dalam kekaisaran
Romawi. Selain itu, di atas uang koin tersebut juga diukir bentuk Tuhan
dan pahlawan-pahlawan mereka. Hingga akhirnya, pada masa
kekaisaran Julius Caesar, Beliau mencetak gambarnya sendiri di atas
uang koin tersebut.
5. Sejarah Uang Pada Bangsa Persia
Pada bangsa Persia, mereka mengadopsi percetakan uang dari
bangsa Lydia setelah melakukan upaya penyerangan terhadap Kerajaan
Lydia di tahun 546 SM. Awalnya, uang dicetak dalam bentuk persegi
empat, kemudian mereka mengubahnya menjadi bentuk bundar dan di
atasnya diukir gambar tempat peribadatan.
6. Sejarah Uang Pada Pemerintahan Islam
Pada masa pemerintahan islam, sistem uang terbagi menjadi
beberapa masa, yakni masa kenabian, masa Khulafaur Rasyidin, dan
masa Dinasti Islam. Pada masa kenabian, bangsa Arab tidak memiliki
mata uang tersendiri, sehingga mereka menggunakan dinar emas
Hercules, Byzantium, dirham perak dinasti Sasanid (Iraq), dan mata
uang bangsa Himyar (Yaman).
Lalu, pada masa Khulafaur Rasyidin, yang kala itu Abu Bakar
Ash-Shiddiq diangkat menjadi Khalifah, Beliau tidak melakukan
perubahan terhadap mata uang yang telah beredar. Namun, pada masa
khalifah Umar bin Khattab, dicetaklah dirham Islam dengan menambah
kalimat tauhid seperti Bismillah, Alhamdulillah, dan Muhammad
Rasulullah.
Selanjutnya, pada masa dinasti Islam, baru ada mata uang yang
benar-benar bercorak Islam, terutama pada masa khalifah Abdullah
Malik bin Marwan.
Perkembangan Uang di Indonesia
Perkembangan sejarah uang di Indonesia dimulai pada tahun 800.
Selanjutnya perkembangan ini terbagi menjadi beberapa era, berikut
penjelasannya.
1. Tahun 800-1600 M

Pada masa tersebut, transaksi jual beli masih banyak dilakukan


dengan menggunakan emas dan perak. Produksi koin pertama bahkan
berasal dari Dinasti Syailendra (Kerajaan Mataram) pada abad ke-9
hingga ke-12.

Selain itu, masyarakat juga menggunakan manik-manik sebagai


alat tukar. Manik-manik ini diproduksi oleh Kerajaan Sriwijaya di
Sumatera dan akhirnya menyebar ke seluruh penjuru Indonesia.
Kemudian, pada akhir abad ke-13, Kerajaan Majapahit yang kala itu
menerima kedatangan pedagang China, menjadikan koin tembaga
sebagai alat tukar pada masa itu.

2. Tahun 1600-1942
Pada tahun ini, orang-orang Eropa mulai berdatangan ke
Indonesia dan membawa mata uang masing-masing terutama dalam
bidang perdagangan. Hal tersebut menjadikan masyarakat Indonesia
juga banyak menggunakan mata uang bangsa kolonial ini.

Kemudian, pada tahun 1752, muncullah uang kertas pertama


berkat pembentukan De Bank Courant dan Bank van Leening. Setelah
VOC bangkrut, akhirnya Republik Batavia mengeluarkan mata uang
sendiri dan membuat koin gulden perak pada tahun 1802.

3. Tahun 1942-1944

Pada kala itu adalah masa penjajahan Jepang. Terutama pada


tahun 1942, Jepang berhasil menginvasi pemerintahan Hindia Belanda
dan mengambil alih seluruh negeri. Hal tersebut menjadikan Jepang
membawa mata uangnya sendiri lalu membubarkan bank-bank
bentukan Indonesia, termasuk De Javasche Bank.

Setelah pembubaran tersebut, Jepang menerbitkan uang kertas


yang dikeluarkan oleh pihak bank Jepang, yakni De Japansche
Regeering dan menjadi alat pembayaran yang sah sejak saat itu.
Kemudian pada tahun 1944, Jepang mengeluarkan uang yang
dicetak dalam Bahasa Indonesia. Stok uang tersebut tetap dipakai oleh
pemerintahan Indonesia sampai tahun 1946.

4. Tahun 1945-1948

Pada tahun ini, Indonesia sudah merdeka dan pemerintah pun


dapat mencetak mata uang sendiri, dengan menerbitkan ORI atau
Oeang Repoeblik Indonesia. Namun, karena saat itu juga negara masih
dalam keadaan kacau, akhirnya peredaran ORI menjadi tersendat.

Bentuk fisik ORI pada masa itu sangat sederhana, kualitasnya


juga tidak bagus, bahkan sistem pengamanannya masih berupa serat
halus biasa. Nah, dalam peredarannya, ORI terbagi atas beberapa
penerbitan.

a. ORI I (1945)

Oeang Repoeblik Indonesia ini pertama kali diedarkan


secara resmi pada 30 Oktober 1946. Pecahan uangnya terdiri atas
1 sen, 5 sen, 10 sen, ½ rupiah, Rp1.00, Rp5.00, Rp10.00, dan
Rp100.00
b. ORI II (1947)

Penerbitan ORI selanjutnya justru hanya memiliki empat


pecahan saja, yaitu Rp5.00, Rp10.00, Rp25.00, dan Rp100.00.

Untuk penerbitan ini, seluruh mata uangnya memiliki latar


tempat dan tanggal berupa Djokjakarta, 1 Djanuari 1945, yang
ditandatangani oleh Sjafruddin Prawiranegara.

c. ORI III (1947)

Selanjutnya, pada ORI III mulai bertambah jumlah


pecahannya menjadi tujuh jenis, yakni ½ rupiah hingga Rp250.00.
Pada era ini juga ada sebuah pecahan langka yaitu seri Rp100
Maramis.

d. ORI IV (1948)

Pada seri ORI IV ini, terdapata pecahan baru yakni


Rp75.00, Rp100.00 dan Rp400.00. Bahkan ada juga salah satu
terbitan uang terbaik, terlangka, sekaligus termahal dengan
nominal Rp600.00.

5. Pada Masa Orde Baru


Pada masa ini, uang yang diterbitkan adalah seri Sudirman.
Terdiri atas pecahan Rp1.00, Rp2½.00, Rp5.00, Rp10.00, Rp25.00,
Rp50.00, Rp100.00, Rp500.00, Rp1.000 Rp5.000 dan Rp10.000.

Uang terbitan masa orde baru ini ditandatangani oleh Gubernur


Bank Indonesia, Radius Prawiro dan Direktur Bank Indonesia, Suksmo
B Martokoesoemo. Namun, pada tanggal 23 Agustus 1971, justru
terjadi devaluasi mata uang Rupiah sebesar 10%. Hal tersebut
mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS naik, yang
awalnya Rp378.00 menjadi Rp415.00.

6. Tahun 1975

Pada tahun 1975, terdapat seri baru yang dirilis dan diedarkan di
masyarakat Indonesia. Yakni nominal Rp1.000 dengan gambar
Pangeran Diponegoro, nominal Rp5.000 dengan gambar nelayan, dan
nominal Rp10.000 dengan gambar relief Candi Borobudur.

Masing-masing dari seri baru tersebut ditandatangani oleh


Gubernur Bank Indonesia, Rachmat Saleh dan Direktur Bank
Indonesia, Suksmo B Martokoesoemo.

7. Tahun 1992
Pada tahun ini, seri baru dari mata uang Rupiah mulai dicetak
dan diedarkan lagi, yakni berupa:

 Rp100.00 dengan gambar Perahu Pinisi

 Rp500.00 dengan gambar Orangutan

 Rp1.000 dengan gambar Danau Toba

 Rp5.000 dengan gambar alat musik Sasando

 Rp10.000 dengan gambar Sri Sultan Hamengku Buwono IX

 Rp20.000 dengan gambar Cendrawasih merah

8. Tahun 1993

Pada tahun ini, terbit seri terbaru yakni dengan nominal


Rp50.000 dengan gambar Presiden Soeharto. Bahan yang digunakan
dalam mencetak uang tersebut adalah plastik polymer dengan
pengaman “Holografis” Soeharto, bukan watermark yang biasa
digunakan.
9. Pada Orde Reformasi

Pada masa ini, pecahan Rp100.000 yang bergambar Soeharto,


Moh. Hatta, dan teks proklamasi diedarkan. Pecahan tersebut dicetak di
Australia dan Thailand, menggunakan material plastik polymer. Selain
itu, juga ada terbitan seri baru uang pecahan Rp1.000 dengan gambar
Kapten Pattimura dan pecahan Rp5.000 dengan gambar wanita yang
tengah menenun.

Ada juga pecahan Rp10.000 dengan gambar Cut Nyak Dien,


pecahan Rp50.000 dengan gambar I Gusti Ngurah Rai, dan pecahan
Rp100.000 dengan gambar Bung Karno dan Bung Hatta, tetapi tidak
ada plastik lingkarannya.

10. Era Jokowi

Pada tahun 2016 dimana Indonesia dipimpin oleh Presiden


Jokowi, mulai menerbitkan uang baru yakni 7 pecahan uang rupiah
kertas dan 4 empat pecahan uang logam.

11. Tahun 2020


Dalam perkembangannya, Bank Indonesia mulai meluncurkan
uang baru dalam rangka HUT ke-75 Republik Indonesia, berupa
pecahan uang nominal Rp75.000.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat
untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian
barang dan jasa, serta pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat
penimbunan kekayaan.

Keberadaan uang menyediakan alternative transaksi lebih mudah dari pada


barter yang lebih kompleks, tidak efesien, dan kurang cocok digunakan dalan
sistem ekonomi modern.

Efesiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan


mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja sehingga akan
meningkatkan produktivitas dan kemakmuran.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad.2018. Pengertian Uang: Fungsi, Ragam, dan Teori Nilai Uang.


https://www.gramedia.com/literasi/uang/#:~:text=Irma%20Rahmawati
%20mengemukakan%20pendapat%20bahwa,alat%20untuk%20penukaran
%20dalam%20perdagangan.&text=Arti%20uang%20menurut%20H.
%20Robertson,barang%20dan%20jasa%20dalam%20masyarakat. Juni 2022.
Arum,rifda.2020.Sejarah Perkembangan Uang di Dunia dan di Indonesia.
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-uang/. Juni 2022.
TUGAS II EKONOMI MONETER

PERAN BANK DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

Disusun olrh:

KHAERUN NISA

(2101M322)
KELAS K-SORE

JURUSAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMKOP MAKASSAR

2022

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan perbankan sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan


suatu negara. Dalam menjalankan kegiatan usaha, bank tidak hanya mencari
keuntungan saja namun diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat.
Hal tersebut merupakan komitmen bagi setiap bank yang menjalankan
usahanya di Indonesia. Pasal 1 Undang-Undang Perbankkan No.10 Tahun
1998 menyebutkan bahwa bank merupakan badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Definisi tersebut memungkinkan
bahwa fungsi perbankan adalah sebagai perantara antara pihak-pihak yang
berkelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana. Dana yang
berhasil dihimpun dari masyarakat kemudian disalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit (Taufiq dan Kefi, 2013).

Dunia perbankan mempunyai peranan yang sangat penting didalam


perekonomian kita. Karena dengan adanya perbankan maka perekonomian
akan terpenuhi sehingga usaha–usaha akan berjalan sesuai keinginan. Bank
adalah nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara.
Anggapan tersebut ada benarnya karena fungsi bank sebagai lembaga
keuangan sangatlah berpengaruh, misalnya dalam penciptaan uang,
mengedarkan uang, menyediakan uang, menunjang kegiatan usaha, tempat
melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya.

Perkembangan industri perbankan di Indonesia mengalami kemajuan


pesat beberapa tahun terakhir ini disebabkan karena kemajuan teknologi yang
semakin canggih. Tingginya tingkat persaingan dunia perbankan di Indonesia
ini harus mengalami masa sulit dengan munculnya krisis moneter yang
melanda Indonesia bulan Juli 1997, karena masalah itu sempat menyebabkan
sebagian masyarakat tidak menyimpan uangnya di bank. Karena pada saat itu
banyak bank yang dilikuidasi sehingga nasabah takut mengalami penipuan
(Taswan, 2010).

Bank juga memegang peranan yang amat penting sebagai sumber


permodalan dan perantara keuangan. Oleh karna itu pengaturan gerak langkah
perbankan sangat erat kaitannya dengan kebijaksanaan moneter pemerintah.
Pengaturan arus uang dari penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk
tabuangan, deposito, giro dan kemudian di salurkan lagi dari masyarakat yang
membutuhkan dalam bentuk kredit. Oleh karena itu arus uang diperbankan
harus diselenggarakan secara teratur dan berencana serta diarahkan bagi
kesejahteraan masyarakat (Irawati, 2006)

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian, Jenis dan Fungsi Bank Bagi Masyarakat?
2. Bagaimana peranan Bank dalam Perekonomian?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian, Jenis dan Fungsi Bank Bagi
Masyarakat
2. Untuk Mengetahui Peranan Bank dalam Perekonomian.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Jenis dan Fungsi Bank Bagi Masyarakat

Secara etimologis, pengertian bank berasal dari kata "Banco" berarti


bangku. Bangku yang dimaksud merujuk pada meja untuk menunjang
aktivitas perbankan dalam melayani nasabah. Istilah bangku di kemudian hari
terus berkembang hingga istilah bank digunakan dalam kegiatan pelayanan
finansial.

Secara terminologis, pengertian bank adalah lembaga keuangan suatu


negara yang didirikan dengan kewenangan menghimpun, mengelola, dan
mengatur seluruh hal berkaitan dengan keuangan. Harapannya, bank mampu
memaksimalkan pemanfaatan keuangan untuk menggerakkan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Setiap negara terdapat bank sentral sebagai pusat dan acuan bank-
bank umum. Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral. Bank
Indonesia diatur oleh Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan.

Pengertian Bank Menurut Para Ahli


Bank mempunyai definisi luas dari berbagai para ahli. Pengertian
bank menurut para ahli dimulai dari aturan Undang-Undang hingga pendapat
berbagai tokoh. Thomas Mayer, Z. Aliber, dan James D. Duesenberry
berpendapat, bank adalah lembaga keuangan berfungsi menciptakan uang dan
aktivitas yang berkaitan.

RG. Howtery mengatakan bank merupakan tempat penukaran uang


berdasarkan kredit utang dan piutang oleh masyarakat. Singkatnya menurut
Howtery, pengertian bank adalah lembaga perantara kredit.

RG. Howtery mengatakan bank merupakan tempat penukaran uang


berdasarkan kredit utang dan piutang oleh masyarakat. Singkatnya menurut
Howtery, pengertian bank adalah lembaga perantara kredit.

Sedangkan pengertian bank menurut para ahli ekonomi di Belanda,


bank adalah badan berwenang menerima simpanan dan kredit dari masyarakat
untuk dikelola agar menghasilkan profit baik bunga atau dividen.

Pengertian Bank Menurut UU No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan


yakni lembaga usaha yang menghimpun uang dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat berbentuk
kredit atau lainnya agar taraf hidup masyarakat meningkat.

Pengertian bank sebagai badan perantara keuangan antar berbagai


pihak yang mempunyai dana berlebih dan kelompok membutuhkan uang
merupakan pendapat dari Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 31.

Fungsi Bank Bagi Masyarakat

Setelah mengetahui pengertian bank, simak fungsi bank bagi


masyarakat sebagai berikut ini.

1. Financial intermediary
Fungsi bank pertama sebagai financial intermediary atau
perantara keuangan. Sejalan dengan pengertian bank menurut UU No
10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank bertugas menghimpun dan
menyalurkan uang dalam masyarakat melalui berbagai produk
keuangan. Sehingga pemanfaatan keuangan dapat merata ke seluruh
kalangan.

2. Agent of Trust
Fungsi bank berikutnya adalah agent of trust bagi masyarakat,
negara, dan pihak-pihak lain yang menggunakan jasanya. Dalam
perannya sebagai agent of trust, bank wajib menjadi pihak layak
dipercaya dan menggunakan kepercayaan pihak-pihak pengguna
jasanya dalam menjaga dan memelihara nilai uang.

3. Agent of Development
Adanya bank mampu memberikan aktivitas dan layanan kepada
masyarakat untuk meningkatkan dan mengembangkan penghasilan
melalui investasi, konsumsi, distribusi, dan pemanfaatan uang lainnya.
Sehingga masyarakat mampu memperoleh keuntungan dan
pembangunan ekonomi suatu negara semakin maju.

4. Agent of Service
Fungsi bank yang terakhir adalah sebagai agent of service, yaitu
melayani berbagai kepentingan keuangan masyarakat. Sesuai fungsinya
sebagai agent of service, bank perlu menyediakan layanan keuangan
semaksimal mungkin dan mendengarkan kepentingan para
penggunanya.

Jenis Jenis Bank


Jenis bank ada banyak dan dikategorikan berdasarkan berbagai segi,
mulai dari fungsi, kepemilikan, cara kerja operasional, sampai bentuk badan
hukumnya. Selengkapnya tentang jenis jenis bank adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan Fungsinya
Jenis bank menurut fungsinya terbagi menjadi tiga macam,
yakni bank sentral, bank umum, dan bank perkreditan rakyat. Bank
sentral adalah lembaga keuangan berwenang atas pengelolaan kebijakan
moneter suatu negara sehingga stabilitas keuangan mampu terjaga.

Sementara bank umum merupakan bank yang beraktivitas dalam


masyarakat secara konvensional atau syariah di bawah naungan bank
sentral. Jika bank perkreditan rakyat atau BPR yakni jenis bank yang
melaksanakan aktivitas perbankan di luar jasa lalu lintas pembayaran.

2. Berdasarkan Kepemilikan
Jenis jenis bank berdasarkan kepemilikan terdiri dari bank
pemerintah, swasta, asing, dan campuran. Bank pemerintah merupakan
bank yang dimiliki dan dikelola oleh negara baik pusat atau daerah,
contohnya seperti Bank Indonesia dan bank-bank daerah.

Sedangkan bank asing adalah bank yang kepemilikannya oleh


pihak asing yang membuka cabang di Indonesia. Berbeda dengan bank
swasta yang dimiliki oleh pihak swasta baik perorangan maupun
kelompok. Terakhir, bank campuran merupakan jenis bank yang
kepemilikan sahamnya gabungan antara swasta, asing, atau pemerintah.

3. Berdasarkan Operasional
Jenis jenis bank berdasarkan operasional ditinjau dari aktivitas
dan regulasi yang mengaturnya, yakni bank konvensional dan syariah.
Secara terminologis, pengertian bank konvensional adalah bank yang
menjalankan kegiatannya secara umum dengan tetap memperhatikan
kebijakan bank sentral dan aturan UU.

Sedangkan pengertian bank syariah yakni jenis bank yang


aktivitasnya didasarkan pada prinsip dan syariat agama Islam. Dalam
hal ini, bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil sebagai
keuntungan dan menghindari riba.

4. Berdasarkan Bentuk Badan Usaha


Terakhir, jenis jenis bank berdasarkan bentuk badan usaha
dikategorikan menjadi empat macam, meliputi, koperasi, perusahaan
perseorangan, perseroan terbatas, firma. Pengertian bank berbentuk
koperasi adalah struktur organisasi dan pengelolaannya sesuai prinsip
keanggotaan.

Bank berbentuk perusahaan perseorangan yakni bank yang


dimiliki individu. Sementara perseroan terbatas merupakan bank
berbadan usaha berbentuk PT. Terakhir, firma adalah bank badan usaha
bentuk persekutuan dua orang atau lebih di bawah satu nama usaha
bersama.

B. Peranan Bank dalam Perekonomian

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat


dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Bank memiliki peran yang sangat penting dan
strategis di dalam menopang pembangunan ekonomi nasional. Sebagai
lembaga jasa keuangan, salah satu peran nyata bank yaitu dalam menyalurkan
dana kepada masyarakat yang membutuhkan modal usaha melalui usaha
mikro, usaha kecil, usaha menengah. Dengan disalurkannya dana untuk
sektor riil di masyarakat tersebut, maka secara tidak langsung bank berperan
menggerakkan roda perekonomian bagi masyarakat.

Adapun peran bank dalam ekonomi yaitu:

1. Peran bank dalam ekonomi yang pertama dapat dijadikan wadah untuk


menghimpun dana masyarakat. Dana yang terkumpul disimpan oleh
bank untuk digunakan menjadi bentuk lainnya misalnya pinjaman
kepada orang lain. Dalam hal ini bank akan memberikan bunga yang
merupakan keuntungan oleh bank atas pinjaman yang dilakukan oleh
orang lain.

2. Menyalurkan dana yang ditabung dibank tersebut menjadi bentuk


lainnya misalnya saja kredit usaha rakyat. Selain untuk membantu
masyarakat lebih produktif sebagai awal peminjaman modal untuk
usaha. Kredit yang diberikan juga dapat membantu memajukan
perekonomian rakyat.

3. Dengan semakin banyak nasabah dan roda perekonomian masyarakat


semakin maju akan mendorong pendapatan masyarakat dan juga
nasional meningkat. Dengan peningkatan pendapatan masyarakat akan
meningkatkan kemakmuran dan perekonomian masyarakat. Mengatasi
kemiskinan yang biasanya ada disetiap tempat yang terpenting adalah
usaha dan kerja keras agar keluar dari kemiskinan dan bangkin untuk
sukses dalam membangun usaha.

4. Mengatasi pengangguran yang banyak terjadi terlebih yang ada dikota


besar. Dengan memberikan modal untuk usaha kecil maka akan
membuat pengangguran yang ada menjadi terkikis. Pengangguran yang
ada menjadi hilang dan perekonomian menjadi lebih maju karena
penghasilan yang besar dari usaha yang mendatangkan keuntungan
yang tak terbatas.
5. Membuka lapangan pekerjaan karena bagi yang dapat menjalankan
usaha dan berkembang menjadi semakin besar membuka lapangan kerja
baru. Banyaknya lapangan kerja memudahkan pengangguran yang ada
mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Memperbesar dibukanya
lapangan kerja untuk mendapatkan penghasilan pun terbuka lebar. HR
management for banking industry.

6. Arus barang dan jasa semakin lancar dengan begini maka


perekonomian semakin lancar dan meningkatkan pendapat kemakmuran
masyarakat. Penjualan pun semakin meningkat dan juga akan menjadi
lebih mudah untuk melakukan perdagangan baik didalam atau diluar
kota. Semua ini dimudahkan karena dapat ditransfer dan barang dikirim
sesuai alamat yang diminta.

7. Membantu masayrakat mendapatkan dana segar untuk merubah


kehidupan dengan menyuntikkan dana segar dari masyarakat. Semua ini
dapat dilakukan asalkan ada kemauan keras dari masyarakat yang mau
berusaha dengan melakukan perdagangan.

8. Modal yang diberikan dibeberapa bank memberikan kredit ringan tanpa


agunan. Sehingga bagi masyarakat miskin yang ingin merubah nasib
bisa mendapatkan kredit dengan mudah. Syarat yang diajukan pun
ringan misalnya saja harus penduduk asli wilayah tertentu, minimal
penghasilan dan lain sebagainya. Semua dapat terlaksana karena yang
penting ada kemauan dan niat.

9. Menyimpan dan mengatur keuangan agar lebih aman, mudah dan


fleksible. Misalnya saja Anda berpergian jauh dan tak mungkin
membawa uang yang banyak. Yang dapat Anda lakukan adalah
menyimpan uang dibank yang ada kartu atm. Jika Anda memerlukan
uang tersebut dapat mengmbilny diatm terdekat. Cara ini sangat efektif
dan mudah untuk dilakukan sehingga Anda tak perlu memegang uang
terlalu banyak.

10. Anda juga dapat melakukan deposito untuk tabungan anak ketika
beranjak kuliah nanti. Biaya kuliah yang begitu besar dapat membantu
untuk menyimpan uang dan mempersiapkan untuk kebutuhannya
dimasa mendatang.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perbankan memiliki peran yang sangat penting terhadap pergerakan roda


perekonomian Indonesia. Ketika negara sedang melakukan proses pemulihan
ekonomi, umumnya bank masih belum bisa optimal dalam menjalankan fungsi
utamanya sebagai lembaga intermediasi keuangan internasional yang
menggambarkan rasio perbandingan jumlah kredit yang diberikan pada pihak
ketiga (LDR/ Loan to Deposit Ratio). Peranan intermediasi lembaga perbankan
sangat berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian suatu negara. Ketika terjadi
penurunan jumlah kredit yang disalurkan akibat sikap kehati-hatian dari pihak
bank, secara tidak langsung akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi di
negara yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA

Redaksi OCBC NISP. 2021.Pengertian Bank Jenis-Jenis dan Fungsinya Bagi


Masyarakat.https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/15/pengertian-bank.
Juli 2022.

Fahrial.2018.Peranan Bank dalam Pembangunan Ekonomi Nasional.


https://jurnal.ensiklopediaku.org/ojs-2.4.8-3/index.php/ensiklopedia/article/view/
54#:~:text=Bank%20memiliki%20peran%20yang%20sangat,%2C%20usaha
%20kecil%2C%20usaha%20menengah. Juli 2022.
TUGAS III EKONOMI MONETER

LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

PEGADAIAN
Disusun olrh:

KHAERUN NISA

(2101M322)

KELAS K-SORE

JURUSAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMKOP MAKASSAR

2022

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya, setiap orang ataupun juga perusahaan selalu


berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Dalam hal menghadapi segala
kebutuhan ini, manusia pada umumnya ingin memenuhi segala
kebutuhannya. Segala kebutuhan yang dihadapi oleh manusia ini
dimanfaatkan oleh banyak sektor usaha yang bergerak dalam bidang
keuangan ataupun penyediaan jasa pembiayaan. Salah satu lembaga keuangan
bukan bank yang menjadi rujukan masyarakat untuk mengajukan pembiayaan
adalah PT. Pegadaian.

PT. Pegadaian (persero) adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia


yang resmi memiliki izin untuk melaksanakan kegiatan penyaluran dana
berdasarkan hukum gadai. Secara umum pengertian dari usaha gadai ini
adalah kegiatan yang menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak
tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang akan dijaminkan
akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan
lembaga gadai.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pegadaian?

2. Bagaimana Sejarah Pegadaian?

3. Apa Saja Jenis Produk Pegadaian?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Pegadaian

2. Untuk Mengetahui Sejarah Pegadaian

3. Untuk Menhetahui Jenis Produk Pegadaian

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pegadaian

Menurut OJK-Pedia, pegadaian adalah badan usaha milik negara


(BUMN) yang meminjamkan uang dengan menerima barang sebagai jaminan
dari peminjamnya. 

Biasanya, barang tersebut berupa perhiasan (emas) atau barang-barang


rumah tangga (barang elektronik, sertifikat rumah, dan lainnya).Pegadaian
juga didirikan agar ada pinjaman yang masih dapat dijangkau dengan mudah
oleh segala lapisan masyarakat. Orang yang meminjam uang di pegadaian
bisa disebut sebagai “pegadai”.

Sampai jangka waktu yang sudah ditentukan, pegadai bisa menebus


kembali barang yang dijadikan jaminan sesuai nilai pinjaman dan juga
tambahan bunga untuk pihak pegadaian. Kalau tidak bisa mengembalikan
pinjaman, jaminan yang diberi di awal akan dijual oleh pihak pegadaian. 

PT. Pegadaian ini sebelumnya berbentuk Perusahaan Umum


(PERUM) namun dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 tahun 2011 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan
Umum (PERUM) Pegadaian Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) maka
PT. Pegadaian memiliki maksud dan tujuan untuk melakukan usaha gadai dan
fidusia, baik secara konvensional maupun syariah, dan jasa lainnya dibidang
keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan terutama
untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, usaha mikro, usaha
kecil, dan usaha menengah, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya
Perseroan dengan menerapkan prinsip perseroan terbatas. Kemudian untuk
mencapai maksud dan tujuan itu maka Perusahaan Perseroan (Persero)
melakukan kegiatan usaha utama berupa penyaluran pinjaman berdasarkan
hukum gadai termasuk gadai efek, penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan
fidusia, dan pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi dan
perdagangan logam mulia.

Dengan motto “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah” PT. Pegadaian


menawarkan berbagai jasa sesuai kebutuhan masyarakat saat ini. Pada
umumnya, jangka waktu pembiayaan atau pinjaman yang ditawarkan PT.
Pegadaian sangat bervariasi dengan pilihan 4, 6, 8, atau 12 bulan yang dapat
diperpanjang kembali, tergantung dari kesepakatan dan kebutuhan peminjam.
Namun sebenarnya pinjaman yang ditawarkan oleh PT. Pegadaian ini adalah
pinjaman yang bersifat jangka pendek (tidak lebih dari 12 bulan)

B. Sejarah Pegadaian
Melansir situsnya, cikal bakal didirikannya PT Pegadaian ini sendiri
adalah pada tahun 1746 ketika VOC mendirikan Bank Van Leening, lembaga
keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai.

Di tahun 1811, pemerintah Inggris mengambil alih dan membubarkan


Bank Van Leening. Akhirnya, masyarakat diberi kebebasan untuk mendirikan
usaha pergadaian sendiri.

Pegadaian negara pertama kali didirikan pada tahun 1901, lalu pada
1905 berbentuk lembaga resmi “Jawatan”. Setelah melewati perubahan dari
tahun 1961-1990, akhirnya di tahun 2012 bentuk badan hukum Pegadaian
berubah dari “Perum” menjadi “Persero”.Perubahan ini didasarkan pada
Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 Tahun 2011.Latar belakang didirikannya
Pegadaian sendiri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil serta
mendukung program pemerintah dalam bidang ekonomi dan pembangunan
nasional.

C. Jenis Produk Pegadaian


Pegadaian memiliki berbagai macam jenis produk yang terbagi ke
dalam empat kategori, yaitu produk utama, produk syariah, investasi emas,
dan produk lainnya. Berikut adalah penjelasannya, beserta jenis-jenis barang
yang bisa digadaikan. 

Produk Utama

1. KCA
Salah satu produk utama dari Pegadaian adalah KCA,
singkatan dari kredit cepat aman. Kredit dengan sistem gadai ini
diberikan kepada semua golongan nasabah, baik untuk kebutuhan
konsumtif maupun produktif. 
Agunan atau jaminan yang bisa digunakan untuk produk ini
adalah emas, emas batangan, kendaraan (motor, mobil),
laptop, handphone, dan barang elektronik lainnya. 
Pinjaman yang ditawarkan dalam KCA dimulai dari Rp50.000
sampai dengan Rp500.000.000 atau lebih, dengan jangka waktu
pinjaman maksimal empat bulan.
Kalau ingin memperpanjang, nasabah bisa mengangsur
sebagian uang pinjaman. Pelunasan KCA bisa dilakukan kapan saja.
2. Krasida
Krasida adalah kredit dengan angsuran bulanan, ditujukan baik
untuk kebutuhan konsumtif maupun produktif.

Untuk mendapatkan pinjaman ini, barang yang harus kamu


gadaikan adalah emas, jumlah pinjaman yang diberikan bisa sampai
95% dari nilai jaminan yang diberikan. 

Pinjaman dimulai dari Rp1.000.000 sampai Rp250.000.000,


dengan jangka waktu pinjaman yang fleksibel (6, 12, 24, dan 36
bulan).

Tak hanya jangka waktu pinjaman saja yang fleksibel,


pelunasan pinjaman produk Krasida juga dapat dilakukan kapan saja.

3. Kreasi

Produk selanjutnya dari Pegadaian adalah Kreasi, kredit yang


ditujukan pada usaha kecil dan menengah (UKM) untuk
pengembangan usaha. 

Kreasi menggunakan sistem fidusia, yang berarti jaminan yang


harus diberikan adalah BPKB saja. Jadi, kendaraan nasabah bisa
digunakan untuk logistik usaha.  
Jumlah pinjaman dimulai dari Rp1.000.000, dengan jangka
waktu pinjaman yang fleksibel (12, 18, 24, 36, dan 48 bulan). Proses
kredit Kreasi juga sangat mudah, hanya membutuhkan tiga hari, lalu
dana akan langsung cair.

4. Gadai Efek

Dari namanya sudah bisa ditebak, Gadai Efek adalah produk


dari Pegadaian yang menggunakan saham dan/atau obligasi sebagai
jaminannya. 

Untuk Gadai Efek, jangka waktu pinjamannya adalah 90 hari


dengan nilai pinjaman mulai dari Rp5.000.000 sampai
Rp20.000.000.000. Saham dan obligasi yang dijadikan agunan
adalah scripless (tanpa warkat) yang telah tercatat dan
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Investasi emas

Dalam kategori investasi emas, terdapat tiga produk yang ditawarkan


oleh Pegadaian. Ketiga produk tersebut adalah Mulia, Tabungan Emas, dan
juga Konsinyasi Emas.

1. MULIA

MULIA dalam Pegadaian merupakan layanan penjualan emas


batangan secara tunai atau angsuran. Emas batangan ini bisa
didapatkan dengan pembelian tunai, angsuran, kolektif (secara
kelompok), maupun arisan. Berat emas yang ditawarkan mulai dari 5
gram sampai 1 kilogram. 

2. Tabungan Emas
Untuk kamu yang ingin investasi emas secara aman dan
terpercaya, Pegadaian juga menyediakan layanan Tabungan
Emas. Dengan biaya administrasi yang ringan dan juga proses
pembelian yang mudah, kamu bisa menabung emas 24 karat yang
sudah terjamin keasliannya. Produk ini bisa diakses melalui layanan
digital, agen Pegadaian, dan juga marketplace.

3. Konsinyasi Emas

Konsinyasi emas adalah jual titip emas logam mulia di


Pegadaian, dengan jumlah minimal 5 gram. Keuntungan hasil
penjualan akan diberikan kepada nasabah.

Produk Syariah

Kalau kamu ingin mengajukan pinjaman sesuai dengan ketentuan


syariah, tenang saja. Pegadaian memiliki rangkaian produk syariah, yaitu Rahn,
Amanah, Arrum, dan Arrum Haji. 

1. Rahn

Untuk produk Rahn, kamu bisa mengajukan pinjaman


(Marhun Bih) mulai dari Rp50.000 sampai Rp1 miliar atau bahkan
lebih. Pinjaman untuk produk ini jangka waktunya adalah empat bulan
dan bisa diperpanjang, dengan proses pengajuan yang juga sangat
mudah.
Penerimaan pinjaman bisa secara tunai atau ditransfer ke
rekening nasabah.  Jaminan yang bisa diterima untuk produk ini antara
lain adalah emas perhiasan, emas batangan, berlian, kendaraan
bermotor, laptop, dan barang elektronik lainnya. Pelunasan cukup
fleksibel, dengan perhitungan mu’nah (biaya terkait jaminan) selama
masa pinjaman.

2. Amanah

Produk lainnya dari Pegadaian Syariah adalah Amanah,


pinjaman untuk pengusaha kecil, karyawan internal dan eksternal serta
profesional.Pinjaman ini ditujukan untuk pembelian kendaraan
bermotor. Dengan uang muka yang terjangkau dan jangka waktu
pembiayaan dari 12-60 bulan, produk yang satu ini tetap
menggunakan prinsip syariah.

3. Arrum

Untuk kamu yang sedang mengembangkan usaha mikro kecil


dan menengah (UMKM) dan butuh pinjaman dengan prinsip syariah,
Arrum BPKB adalah jawabannya. Kamu hanya perlu memberikan
BPKB kendaraan bermotor sebagai jaminan, lalu bisa mendapatkan
pinjaman mulai dari Rp1.000.000 sampai Rp400.000.000. Jangka
waktu pembiayaan fleksibel, mulai dari 12, 28, 24, sampai 36 bulan.

4. Arrum Haji

Produk Pegadaian Syariah yang terakhir adalah Arrum


Haji, pinjaman untuk membiayakan porsi ibadah haji. Dengan
menggunakan produk ini, kamu bisa memberikan jaminan emas
batangan (LM) minimal 3,5 gram atau bisa juga emas perhiasan
dengan berat kurang lebih 7 gram (kadar minimal 70%), emas yang
dijadikan jaminan tersebut nantinya bisa digunakan sebagai
pelunasan biaya hajinya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah


hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.
Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang
yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai
utang. Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang
berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk
melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya
pada saat jatuh tempo.

Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di


Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan
lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke
masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-undang
Hukum Perdata Pasal 1150 di atas.

DAFTAR PUSTAKA
Aliya,Humaira.2022.Pegadaian:Pengertian,Sejarah,Manfaat,dan Produk yang
Digadaikan. https://glints.com/id/lowongan/pegadaian-adalah/#.YsTnKHZBzIU.
Juli 2022

WikiPedia.2022.Pegadaian.https://id.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan).
Juli 2022.
Kompas.2022.Apa itu Pegadaian.
https://money.kompas.com/read/2022/01/23/210008726/apa-itu-pegadaian-
pengertian-jenis-usaha-dan-sejarah-berdirinya?page=all. Juli 2022.

TUGAS IV EKONOMI MONETER

PERMINTAAN UANG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA


Disusun olrh:

KHAERUN NISA

(2101M322)

KELAS K-SORE

JURUSAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMKOP MAKASSAR

2022

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan


sektor moneter. Sektor moneter melalui kebijakan moneter digunakan
untukmemecahkan masalah-masalah ekonomi. Peranan uang dalam
perekonomian selain mempengaruhi faktor moneter tetapi juga
mempengaruhi sektor riil yang mencakup pasar barang dan jasa. Tercapainya
stabilitas ekonomi di dapat dengan menetapkan kebijakan moneter serta
mengendalikan besar-besaran moneter yang bergerak secara tidak terkendali
(Friedman,1968). Dengan tidak terkendalinya besaran moneter tersebut dapat
mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi. Selain itu kebijakan moneter juga
dapat membantu mengantisipasi ketidakstrabilanyangdisebabkan oleh
besaran-besaran non moneter.
Stabilitas moneter ini dapat dilihat keseimbangan antara
permintaanuangdan penawaran uang yang masing-masing dapat dipengaruhi
oleh variabel- variabel berbeda dan variabel-variabel bebas yang sama. Bank
Indonesia yang dalam hal ini sebagai otoritas moneter berkewajiban untuk
mengendalikandanmengawasi jumlah uang beredar serta mampu mendeteksi
faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keseimbangan antara
permintaan uang dan penawaranuang tersebut dalam masyarakat dengan ini
diharapkan dapat menentukankebijakan yang tepat sehingga permintaan uang
dan penawaran uang dalam masyarakat tidak mengalami kekurangan. Dengan
berkurangnya jumlah uang yang diminta maka dapat menghambat
perekonomian negara, sebaliknya kelebihan uang yang diminta akan dapat
mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Permintaan Uang dalam Perekonomiaan Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Untuk Mengetahui Permintaan Uang dalam Perekonomiaan Indonesia.


BAB II

PEMBAHASAN

Permintaan Uang dalam Perekonomian Indonesia

Permintaan uang sangat mempengaruhi perekonomian indonesia hal ini


dapat diperkuat dengan teori permintaan uang. Sehingga permintaan uang menjadi
salah satu yang perlu perhatian pemerintah. Karena itu dengan perlunya perhatian
terhadap permintaan uang tentu juga diperlukannya hal-hal yang dapat dijadikan
sebagai penentu atau faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang. Karena
itu banyak teori- teori yang membahas tentang permintaan uang. Menurut
pahamklasik, uang tidak mempunyai pengaruh terhadap sektor rill, tidak ada
pengaruhnya terhadap tingkat bunga kesempatan kerja atau pendapatan nasional
(Nopirin,2013). Pada awal mula teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan
mengapa masyarakat menyimpan uang. Tetapi lebih pada peranan dari pada uang.
Maka dari itu beberapa teori dengan paham klasik, yaitu teori Irving Fisher hanya
menjelaskan hubungan jumlah uang, perputaran uang, harga, dan volume barang.
Dan teori Marshall yang hanya menjelaskan hubungan nilai nominal uang, harga,
pendapatan, dan proporsi permintaan uang.

Namun teori dari paham klasik berbeda dengan teori yang di jelaskan oleh
Keynes. Keynes menjelaskan ada tiga motif permintaan uang, yaitu motif
transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi. Pertama, Keynes menyatakan
bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi tergantung pada pendapatan
(Nopirin,2013). Dimana makin tinggi tingkat pendapatan, makin besar
keinginanakan uang kas untuk transaksi. Seseorang atau masyarakat yang tingkat
pendapatannya tinggi, biasanya melakukan transaksi yang lebih banyak
dibandingkan seseorang atau masyarakat yang pendapatannya rendah. Kedua,
Keynes menjelaskan bahwa permintaan uang untuk motif berjaga-jaga
dipengaruhi oleh pendapatan, karena jika tingkat pendapatan tinggi, maka
seseorang akan menghadapi kemungkinan timbulnya kesempatan-kesempatan
yang lebih baik, tetapi dengan resiko yang lebih besar. Dan yang ketiga
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat
bunga (Nopirin,2013). Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan
masyarakat akan uang kas untuk tujuan atau motif spekulasi. Sebaliknya, makin
rendah tingkat suku bunga, maka makin besar keinginan masyarakat
untukmenyimpan uang kas.
Teori permintaan uang terus berkembang dan kemudian muncul teori yang
lebih memperdalam teori Keynes yaitu teori yang dikembangkan oleh Baumol dan
Tobin yang menjelaskan bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi
dipengaruhi tingkat suku bunga (Nopirin, 2013). Karena ketika tingkat suku
bunga tinggi maka seorang individu tersebut akan mengurangi alat pembayaran
yang berupa uang kas dan memperbanyak surat berharga. Sebaliknya apabila
tingkat suku bunga rendah maka seseorang individu akan memperbanyakuangkas.
Kemudian permintaan uang untuk tujuan spekulasi menurut Tobin lebih menitik
beratkan pada pembelian obligasi, karena Tobin beranggapan bahwa obligasi
dapat menghasilkan pendapatan yang berupa bunga serta perubahan harga obligasi
sebagai akibat dari terjadinya perubahan tingkat suku bunga (Nopirin, 2013).
Perkembangan teori permintaan uang juga di jelaskan oleh Friedman yang
menjelaskan permintaan terhadap uang kas tergantung tiga faktor, yakni jumlal
kekayaan , harga dan pendapatan dari berbagai pendapatan dan berbagai alternatif
bentuk kekayaan dan selera dan kesukaan dari pemilik kekayaan (Nopirin, 2013).

Permintaan uang seperti yang diketahui merupakan jumlah uang yang


diminta oleh masyarakat untuk berbagai tujuan. Karena itu uang adalah suatu hal
yang penting dalam perekonomian Indonesia. Permintaan uang adalah jumlah
uang yang di minta oleh masyarakat untuk ketiga tujuan meminta uang, yaitu
tujuan transaksi, tujuan berjaga-jaga dan tujuan spekulasi (Sadono Sukirno, 2012).
Permintaan untuk tujuan transaksi merupakan tujuan memegang uang yang paling
penting. Karena dapat mempermudah dalam proses pertukaran dan dapat dengan
mudah menggunakannya untuk membeli suatu barang yang di butuhkan.
Sementara permintaan uang untuk tujuan berjaga dilakukan dengan tujuan untuk
mengantisipasi permasalahan yang mungkin timbul di masa depan. Dan yang
terakhir permintaan untuk tujuan spekulasi adalah tujuan untuk mendapatkan
keuntungan melalui pembelian surat berharga. Karena ketiga tujuan inilah
masyarakat memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Permintaan uang memiliki peranan penting dalam perekonomian terutama
dalam membuat suatu kebijakan salah satunya ialah kebijakan moneter. Dalam
suatu negara, kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral akan sangat
berpengaruh terhadap perekonomian. Dalam perekonomian terdapat permintaan
dan penawaran akan uang dimana permintaan dan penawaran itu merupakan
sebuah proses alami yang akan menemukan titik temu yang disebut dengan
keseimbangan. Dalam mencapai titik keseimbangan tersebut, masing-masing
barang memiliki sebuah kepekaan terhadap barang lain dimana ketika terjadi
perubahan permintaan suatu barang akan menyebabkan perubahan permintaan
terhadap barang lain, keadaan seperti ini sering disebut dengan elastisitas. Analisis
permintaan uang merupakan suatu analisis yang dibutuhkan dalam menentukan
sebuah kebijakan oleh pemerintah dalam bidang moneter. Bank Indonesia
merupakan salah satu lembaga yang berperan dalam menentukan kebijakan
moneter dimana memiliki tujuan untuk menjaga stabilitas moneter di Indonesia
(Prawoto, 2010). Uang merupakan suatu alat pembayaran sah yang dikeluarkan
oleh pemerintah suatu negara. Sesuai dengan pendapat masyarakat umum yang
mengatakan uang merupakan darahnya perekonomian karna mampu
memperlancar jalannya lalu lintas barang dan jasa serta seluruh kegiatan kegiatan
ekonomi lainnya memerlukan uang sebagai alat yang digunakan untuk mencapai
tujuannya. Adanya uang ini mampu menciptakan permintaan baik itu permintaan
dalam bentuk barang maupun permintaan dalam bentuk jasa, oleh karena itu
mekanisme permintaan uang ini sangat dijaga kestabilannya.

Uang merupakan salah satu komoditas penting dalam perekonomian


karena memiliki fungsi dimana sebagai satuan nilai, sebagai alat tukar, dan
sebagai alat untuk menyimpan kekayaan. Salah satu pendapat Keynes mengenai
permintaan uang yaitu memegang uang untuk motif transaksi dimana individu
atau perusahaan memerlukan uang kas untuk transaksi karena mereka berfikir
bahwa pengeluaran lebih dahulu dari pada pemasukan (pendapatan). Permintaan
uang untuk transaksi ini tergantung dari jumlah pendapatan, semakin meningkat
jumlah pendapatan suatu masyarakat atau individu maka semakin meningkat pula
permintaan akan uang serta minat masyarakat untuk melakukan transaksi juga
akan meningkat. Permintaan jumlah uang mampu mempengaruhi perubahan harga
setiap barang terhadap barang lain, oleh sebab itu kestabilan uang perlu dijaga
oleh bank sentral. Apabila jumlah permintaan akan uang terlalu banyak maka
akan menyebabkan terjadinya inflasi begitu juga sebaliknya apabila permintaan
akan uang terlalu sedikit maka akan menyebabkan krisis. Permintaan akan jumlah
uang ini dilambangkan dengan jumlah uang beredar (Nopirin, 2009).

Menurut Friedman (1980) dalam Prawoto (2010), mengatakan bahwa


kebijakan moneter dapat memberikan kontribusi dalam menentukan kestabilan
ekonomi dengan kontrol besar-besaran ekonomi yang kuat. Oleh karena itu
kesetabilan akan permintaan uang perlu dijaga baik di negara maju maupun
negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang
rentan akan ketidaksetabilan oleh karena itu penentuan akan kebijakan dalam
mengontrol peredaran jumlah uang di masyarakat sangat penting. Oleh karena itu
kebijakan untuk menyeimbangkan antara jumlah yang dibutuhkan masyarakat
dengan jumlah yang disediakan oleh pemerintah atau Bank Indonesia yang
diharapkan mampu mengontrol permintaan uang yang ada pada sebuah negara.

Setiap negara memiliki lembaga yang berwenang dalam menjaga


kesetabilan moneter. Bank Indonesia ialah lembaga pemerintah yang ditugaskan
untuk menjaga kestbailan moneter. Dalam pasal 7 Undang-Undang Republik
Indonesia No.23 Tahun 1997 sebagaimana telah di ubah menjadi UU No.3 Tahun
2003 tentang tujuan dari Bank Indonesia tentang tujuan untuk menjaga kestabilan
nilai rupiah. Selain bertugas untuk menjaga kestabilan nilai rupiah, Bank
Indonesia memiliki tujuan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran artinya Bank Indonesia memiliki tugas untuk mengeluarkan dan
mengedarkan uang rupiah serta mencabut uang rupiah yang sudah tidak layak edar
dari peredaran.
Untuk mengetahui bahwa permintaan uang yang ada dimasyarakat
sangatlah penting, Bank sentral perlu mengetahui terlebih dahulu seberapa besar
jumlah uang beredar di masyarakat sehingga bank sentral mampu memutuskan
seberapa besar uang yang harus dicetak dan diedarkan ke masyarakat. Dalam
analisis Keynes masyarakat meminta memegang uang untuk tiga tujuan: untuk
transaksi, untuk berjaga-jaga dan untuk spekulasi. Transaksi merupakan salah satu
sistem untuk melancarkan kegiatan ekonomi seperti transaksi jual beli, transaksi
jual beli tersebut akan berjalan dengan baik dengan adanya uang. Disamping
untuk transaksi, uang juga diminta oleh masyarakat untuk berjaga jaga dalam
menghadapi keadaan kesusahan atau masalah penting lain di masa depan. Dalam
era ekonomi modern dimana institusi keuangan sudah berkembang, masyarakat
akan menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi, yaitu disimpan untuk
membeli surat surat berharga seperti obligasi pemerintah, saham perusahaan dan
kebutuhan penting lainnya. permintaan uang merupakan jumlah uang yang
diminta oleh masyarakat untuk tiga tujuan meminta uang, yaitu untuk transaksi,
berjaga-jaga, dan tujuan spekulasi (Nopirin, 2009).

Dalam penelitian Insukindro dan Sugiyanto (1987), menyatakan bahwa


kebijakan yang berpengaruh terhadap pasar uang, adalah deregulasi perbankan
yang bertujuan untuk mempercepat pengikutsertaan masyarakat untuk tujuan
produktif, memberikan keleluasan kepada bank-bank untuk menentukan suku
bunga deposito, kemudian dihapusnya campur tangan Bank Indonesia terhadap
penyaluran kredit. Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa untuk menjaga
kestabilan perekonomian dalam suatu negara diperlukannya sebuah kebijakan
yang tepat dalam mengontrol jumlah uang beredar karena semakin banyak jumlah
uang beredar di masyarakat akan menyebabkan tingkat harga yang semakin tinggi
dan menyebabkan nilai mata uang yang semakin menurun. Untuk mengontrol
permasalahan tersebut perlu diadakannya identifikasi menyeluruh agar dapat
merumuskan kebijakan yang tepat dalam suatu negara dimana kebijakan yang
tepat diharapkan mampu menjaga kestabilan dalam permintaan terhadap uang
suatu negara.

Uang memiliki peranan penting dalam perekonomian, karena adanya uang


ini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Besarnya kecilnya
jumlah uang yang beredar dalam masyarakat pada suatu negara bergantung dari
pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan dari masyarakat itu sendiri. antara
pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan jumlah uang beredar memiliki kaitan
yang sangat signifikan dimana ketika pertumbuhan ekonomi naik harus diimbangi
dengan pertumbuhan jumlah uang yang cukup. Akan tetapi apabila laju
pertumbuhan uang lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi,
maka akan menyebabkan ketidaksetabilan pada perekonomian. pertumbuhan
jumlah uang yang semakin tinggi akan menyebabkan inflasi, karena laju
pertumbuhan uang ini memiliki pengaruh terhadap kestabilan harga. disamping itu
inflasi juga disebabkan karena laju pertumbuhan uang yang terlalu tinggi namun
tidak diimbangi dengan pertambahan produksi yang tinggi. Akan tetapi sebaliknya
apabila jumlah pertambahan produksi terlalu tinggi dibanding jumlah uang
beredar dalam masyarakat maka akan menyebabkan kemandegan ekonomi yang
sering disebut deflasi. Pertumbuhan produksi yang tinggi tanpa diimbangi dengan
pertumbuhan jumlah uang beredar yang tinggi akan menyebabkan merosotnya
pendapatan dalam dunia usaha dimana ketika pendapatan dalam dunia usaha
menurun akan berakibat pada pertumbuhan ekonomi yang menurun juga. Jumlah
uang beredar yang tinggi juga mampu mendorong transaksi yang tinggi pada
masyarakat dimana motif transaksi ini akan memciptakan spekulasi terhadap mata
uang asing yang akhirnya akan menyebabkan nilai tukar rupiah melemah
(Setiadi,2013)

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Untuk mengetahui bahwa permintaan uang yang ada dimasyarakat


sangatlah penting, Bank sentral perlu mengetahui terlebih dahulu seberapa besar
jumlah uang beredar di masyarakat sehingga bank sentral mampu memutuskan
seberapa besar uang yang harus dicetak dan diedarkan ke masyarakat.

Sama seperti pasar barang, di dalam pasar uang juga ada permintaan dan
penawaran. Permintaan uang adalah kebutuhan masyarakat akan uang tunai.. Ada
dua teori tentang permintaan uang, salah satunya permintaan uang klasik.

Dalam buku Teori Ekonomi Makro: Pendekatan Grafis dan Matematis


(2005) karya Kaman Nainggolan, Nuhfil Hanani, dan Soekardono, dijelaskan
beberapa ide teori permintaan uang klasik pada pasar uang, yaitu:  

1. Motif permintaan uang hanya untuk kepentingan transaksi.

2. Penawaran uang ditetapkan oleh pemerintah.


3. Pasar uang selalu dalam keadaan seimbang, di mana permintaan uang
sama dengan penawaran uang yaitu sejumlah tertentu dari besarnya
output nasional atau pendapatan nasional.

Kaum klasik beranggapan bahwa keseimbangan pasar uang akan


menentukan tingkat harga. Selain itu, kaum klasik juga menganggap bahwa
perubahan jumlah uang beredar tidak akan berpengaruh terhadap pendapatan
nasional, tetapi hanya akan berpengaruh terhadap tingkat harga umum.

DAFTAR PUSTAKA
Pratama,Cahya Dicky. 2020.Teori Permintaan Uang Klasik.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/01/151642769/teori-permintaan-uang-klasik?
page=all. Juli 2022.

Anonim.2018.Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang di Indonesia.


http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/21550/E.%20BAB%20I.pdf?
sequence=5&isAllowed=y. Juli 2022.

Anonim.2020. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di


Indonesia. http://scholar.unand.ac.id/27752/2/BAB%20I.pdf. Juli 2022.

TUGAS V EKONOMI MONETER


KEBIJAKAN MONETER YANG TELAH BERLAKU DI INDONESIA

Disusun olrh:

KHAERUN NISA

(2101M322)

KELAS K-SORE

JURUSAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMKOP MAKASSAR

2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah menjadi salah satu tonggak sebuah negara menjadi salah


satu peran penting terbentuknya sebuah negara yang aman dan sejahtera. Saat
periode 1960-1965 merupakan periode terberat dalam bidang perekonomian
yang dialami Indonesia. Indonesia saat itu menganut kebijakan yang dibuat
pemerintah dan lebih menomorsatukan kebijakan politik. Pada saat itu
pengeluaran dalam hal ekonomi sangat terkuras untuk kegiatan pemerintah,
pemerintah banyak yang membuat proyek-proyek besar yang mengeluarkan
kocek yang tak mugkin sedikit. Pemerintah menguras hampir seluruh
perekonomian di negara Indonesia saat itu. Perekonomian di Indonesia
menurun dengan tajam tanpa disadari.

Karena semakin turun tajam perekonomian di Indonesia, pemerintah


segera bergegas untuk memperbaiki perekonomian. Dan terbitlah kebijakan
moneter yang dibuat oleh pemerintah. Pemerintah mengemban tugas
mengatur kebijakan moneter tersebut kepada Bank Indonesia. Tugas Bank
Indonesia juga tergolong berat. Bank Indonesia di bebankan untuk menjaga
stabilitas keuangan di Indonesia dan menjadi bank yg mengawasi simpan-
pinjam di bank bank lain dan kredit langsung terhadap lembagalembaga di
Indonesia. Bisa disebut Bank Indonesia adalah pemimpin dari bank yang lain
dan menjadi bank utama. Kebijakan moneter sampai sekarang masih
digunakan dan dapat diandalkan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Kebijakan Moneter yang Telah Diberlakukan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui Kebijakan Moneter yang Telah Diberlakukan di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

Kebijakan Moneter yang Telah Diberlakukan di Indonesia

A. Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter adalah proses mengatur persediaan uang untuk


tujuan tertentu. Bertujuan untuk menahan dan mencegah inflasi serta
menstabilkan Negara Indonesia dan juga mensejahterahkan pekerja.
Kebijakan moneter juga mengeset standar bunga pinjaman dan juga menjadi
kapitalisasi untuk bank dan juga bisa dikatakan sebagai peminjam usaha
terakhir. Pada hakikatnya Kebijakan moneter dibagi menjadi dua yaitu
keseimbangan internal dan keseimbangan eksternal. Keseimbangan Internal
bisa dilihat dalam pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan juga stabilitas
harga uang yang beredar dan pemerataan pembangunan di setiap wilayah di
Indonesia. Dalam Keseimbangan eksternal kita lihat dari segi pembayaran
utang-utang luar negeri. Dalam dua keseimbangan itu terbentuklah
ekonomimakro yang bertujuan menjaga stabilitas keuangan di Indonesia serta
luas nya lapangan pekerjaan, harga-harga di pasaran yang stabil serta neraca
pembayaran diluar negeri yang seimbang dan berjalan lancar.

Kebijakan ini mengatur variabel makroekonomi serta mikroeknomi,


menstabilkan tingkat pengangguran. Kebijakan moneter dilakukan dengan
menyesuaikan suku bunga, mengubah jumlah uang tunai yang beredar di
pasaran dan juga serta pembelian dan penjualan sekuritas pemerintah.
Kebijakan Moneter melalui Bank Sentral bertugas mengurangi atau
menambah jumlah uang yang beredar bertujuan untuk menstabilkan
perekonomian negara.Di Indonesia kedudukan Bank Sentral diwakili oleh
Bank Indonesia. Apabila kestabilan perekonomian Indonesia terganggu
diberlakukan Kebijakan moneter agar perekonomian Indonesia berjalan stabil
kembali.

B. Jenis-Jenis Kebijakan Moneter di Indonesia


Kebijakan moneter digunakan pemerintah untuk memecahkan
masalah dan menstabilkan perekonomian. Kebijakan moneter dibagi menjadi:

1. Kebijakan Moneter Ekspansi

Kebijakan ini bisa disebut juga kebijakan longgar, pemerintah


menggunakan kebijakan ini untuk meningkatkan atau menambah jumlah
uang yang beredar. Pemerintah menggunakan kebijakan ini biasanya saat
terjadi depresi ekonomi dan Deflasi (kenaikan nilai mata uang). Alasan
terjadinya depresi ekonomi dan Deflasi ini karna meningkatnya angka
pengagguran, meningkatnya permintaan masyarakat akan suatu barang.
Saat terjadinya hal ini pemerintah akan mengambil kebijakan ini untuk
menstabilkan ekonomi agar perekonomian tetap terjaga.

Kebijakan moneter ekspansi memiliki tujuan menstabilkan


perekonomian agar uang yang beredar ini stabil sesuai arahan, harapan
dan juga berkesinambungan antara pelaku ekonomi. Yang dimaksud
adalah arus uang yang beredar seimbang dengan barang dan jasa yang
beredar di masyarakat. Kebijakan ini bisa memperbaiki neraca
pembayaran dan neraca perdagangan. Jika dari pihak menurunkan suku
bunga yang rendah maka pengusaha terutama pengusaha pengekspor
barang dapat meningkatkan jumlah ekspor dan mengembangkan
usahanya. Kebijakan moneter ekspansif bisa dijalankan dengan
melaksanakan instrumen kebijakan politik, antara lain:

a. Kebijakan operasi pasar terbuka

Kebijakan ini dilakukan dengan cara mengendalikan uang


yang beredar dengan melakukan jual beli surat berharga
pemerintah. Surat berharga itu diantaranya Surat berharga pasar
uang dan Sertifikat Bank Indonesia. Jika ingin mengurangi
jumlah uang yang beredar pemerintah akan menjual surat
berharga itu kepada masyarakat sedangkan saat pemerintah ingin
meningkatkan jumlah uang yg beredar maka yang dilakukan
pemerintah adalah membeli surat berharga pemerintah.

b. Kebijakan Diskonto

Meningkatkan jumlah bunga bank sentral pada bank umum


untuk mengendalikan jumlah uang. Biasanya bank umum
mengalami kekurangan uang tunai, langkah yang harus dilakukan
harus meminjam kepada bank sentral. Untuk menambah atau
meningkatkan jumlah uang yang beredar, pemerintah akan
menurunkan tingkat suku bunga bank sentral karna menurunnya
suku bunga ini banyak orang yang berminat dan akan meminjam
ke bank.

c. Rasio Cadangan Wajib

Rasio cadangan wajib memiliki arti pemerintah akan


mengatur dan menetapkan dana cadangan yang dimana dana
cadangan itu di simpan kepada pemerintah dan dipenuhi oleh
bank umum dalam memberikan kredit kepada masyarakat. Saat
pemerintah akan menurunkan harga yang dilakukan adalah
menaikkan rasio, begitu sebaliknya pemerintah akan menaikkan
harga dengan cara menurunkan rasio.

d. Kebijakan Kredit Selektif

Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga atau mengetatkan


jumlah uang yang beredar agar tidak terjadinya hal hal yang
berlebihan dan merugikan perekonomian di Indonesia.
Pemerintah disini akan menjadi penentu diberikan atau tidaknya
kredit tersebut. Saat pemerintah akan menambah atau menaikkan
jumlah uang yang beredar maka yang dilakukan adalah
melonggarkan kredit yang diberikan. Dan begitu juga sebaliknya
saat pemerintah akan menurunkan jumlah uang yang beredar
maka pemerintah akan menjalankan kredit selektif ini yaitu
mengetatkan jumlah uang yang beredar.

e. Kebijakan Himbauan Moral

Tujuan dibuatnya kebijakan ini untuk mengatur dan


menjalakan kebijakan moneter dengan menghimbau para pelaku
ekonomi dalam hal membayar kredit dan juga simpan pinjam dan
apapun yang berhubungan dengan bank. Dan juga kebijakan ini
menghimbau kepada bank supaya meminjam uang lebih kepada
bank sentral supaya memperbanyak julah uang yang beredar di
perekonomian Indonesia.

f. Politik Saneering

Dalam undang undang No.3 pasal 7 tahun 2004 tentang


Bank Indonesia memiliki tujuan yaitu menjaga dan memelihara
keuangan negara agar stabil. Dan yang dimaksud politik
saneering ini adalah bank sentral yang bertugas memotong uang.
Alasan ini diberlakukan adalah untuk menyehatkan kembali uang
yang jatuh.

g. Devaluasi

Kebijakan ini dilakukan bank sentral untuk menurunkan


nilai uang rupiah terhadap mata uang asing yang naik.

h. Revaluasi

Dan ini sebaliknya kebijakan ini dilakukanbbank sentral


untuk menaikkan nilai uang rupiah terhadap mata uang asing.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif


Kebijakan ini diberlakukan atau memiliki arti mengurangi jumlah
uang yang beredar. Alasan kenapa diberlakukan kebijakan kontraktif ini
bisa karena terjadinya Inflasi. Kebijakan ini bisa disebut kebijakan uang
ketat. Bermaksud untuk menjaga keuangan agar tetap stabil. Kebijakan
suku bunga naik atau turunnya bisa dilihat dari permintaan masyarakat.
Dari sana Bank Indonesia selaku bank sentral akan mencetak uang tapi
sesuai permintaan dari masyarakat dari situ bisa tercapainya target dari
Bank Indonesia.

Reaksi dari bank Indonesia dilihat dari bagaimana permintaan


masyarakat sendiri apabila permintaan uang menurun yang terjadi adalah
bank Indonesia akan mengurangi jumlah yang beredar di masyarakat,
begitu sebaliknya apabila permintaan uang meningkat maka Bank
Indonesia menambah penwaran uang yang beredar. Kesimpulan yang bisa
diambil yaitu semakin banyak pendapatan dari masyarakat maka
permintaan uang masyarakat akan meningkat.

C. Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan kebijakan moneter ini antara lain:

1. Membantu pemerintah dalam menjalankan program yang belum atau


tidak terealisasikan dengan cara memberi sumber penerimaan normal.\

2. Menjaga kestabilan keuangan negara dengan mengawasi barang dan jasa


seimbang dengan permintaan masyarakat.

3. Mengedarkan uang yang tersedia sebagai alat tukar di dalam


perekonomian negara.

4. Untuk meningkatkan lapangan pekerjaan. Semua berawal dari pengusaha


yang apabila keuangan dalam kantoratau pabriknya stabil maka yang
terjadi adalah pengusaha akan membuka cabang yang ppastinya akan
membuka lapangan pekerjaan yang baru serta bisa juga berinvestasi.
5. Menaikkan neraca perdagangan, agar negara Indonesia bisa menaikkan
impor dan mengurangi ekspor.

D. Penyebab Terjadinya Kebijakan Moneter

Kita pasti tau tentang krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997-
1998. Pada sat itu nilai mata uang benar-benar dibawah, semua harga barang
naik yang bisa disebut inflasi karna naik secara terus menerus. Dan juga para
investor yg seharusnya berinvestasi kepada negara tapi memilih untuk
berivestasi dengan luar negeri itu semakin membuat negara jatuh
peprekonomiannya karena tidak adanya pemasukkan dari investor. Pada saat
itu juga melemahnya sistem di perbankan. Karena itu semakin banyak bank
bank bermunculan pada tahun itu dan juga manajerial bank dan apapun yg
berada dalam bank tersebut masih belum diawasi dengan ketat. Karena
dengan semua masalah yang terjadi alasan terbuatnya kebijakan moneter ini.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang sangat berguna untuk masa


sekarang dan masa mendatang. Dengan Kebijakan Moneter ini semua menjadi
lebih mudah, stabil dan terarah dan sesuai seperti target yang diinginkan
pemerintah. Walaupun setiap kebijakan memiliki kelemahan tapi Bank Indonesia
masih memperbaiki diri, meneliti lebih dalam agar di tuntaskan gangguan yang
sering menganggu di Perekonomian Indonesia. Pasti banyak sekali gangguan yang
terjadi. Tapi bagaimana cara kita menanggulangi gangguan tersebut.

Mulai dari diri kita sendiri kita pasti tau bahwa harga dolar semakin
meningkat dan rupiah semakin anjlok. Memang ada sendiri penanganan yang
dilakukan oleh pemerintah untuk hal semacam itu. Tapi ini semua bisa dari diri
kita sendiri, kita bisa intropeksi pada hal itu. Seperti kita lebih mencintai produk
dalam negeri agar produk impor semakin meningkat. Kita harus mendukung
buatan tangan Indonesia. Utuk orang kaya mencoba mengurangi produk luar
negeri agar ekspor semakin menurun. Dan juga pemerintah yang memiliki inisiatif
untuk membuat produk daripada membeli produk.

Kreativitas anak Indonesia itu banyak Cuma belum ada fasilitas dari
pemerintah yang mumpuni. Pemerintah lebih banyak menjual barang mentah.
Karena itu Indonesia harus bangkit dari dunia perekonomian ini. Mulai
menstabilkan inflasi, mulai menstabilkan keuangan yang beredar dan mulai
menjadikan Indonesia lebih menarik di mata asing agar banyak pengusaha atau
investor luar negeri tertarik untuk berinvestasi di negeri tercinta ini.

DAFTAR PUSTAKA
Wardani,Devira Kusuma.2020.Kebijakan Moneter di Indonesia.
http://eprints.umsida.ac.id/6977/1/Devira%20Kusuma%20Wardhani
%20%28055%29-converted.pdf. Juli 2022

Maulana,Hadi.2022.Kebijakan Moneter: Definisi,Jenis,Tujuan,dan Instrumennya.


https://money.kompas.com/read/2022/04/09/094811226/kebijakan-moneter-
definisi-jenis-tujuan-dan-istrumennya?page=all. Juli 2022.

TUGAS MID EKONOMI MONETER


Disusun olrh:

KHAERUN NISA

(2101M322)

KELAS K-SORE

JURUSAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMKOP MAKASSAR

2022

EKONOMI MONETER
Ekonomi Moneter merupakan salah satu bagian dari ilmu ekonomi yang
secara spesifik mempelajari tentang variabel ekonomi makro yang berpengaruh
pada penawaran dan permintaan uang. Secara khusus, ekonomi moneter juga
mempelajari mengenai sifat, fungsi, peranan uang, dan pengaruh uang pada
aktivitas perekonomian sebuah negara.

Singkatnya, ekonomi moneter berbicara mengenai “uang”. Seperti halnya pasar


uang, mekanisme penciptaan uang, peranan uang, tingkat bunga, inflasi, hingga
kebijakan moneter dan persoalan krisis keuangan.

Hal ini juga nantinya menjadi kebijakan moneter yang dikeluarkan


pemerintah untuk mengatur stabilitas keuangan suatu negara. Pasalnya, stabilitas
keuangan sangat dibutuhkan suatu negara untuk menjaga agar harga, inflasi,
serta output yang ada tetap aman dan stabil. Dimana setiap negara memiliki
otoritas moneter atau bank sentral yang nantinya mengeluarkan kebijakan dalam
mengatur keuangan negara supaya lebih terkendali.

A. Pengertian Uang
Pengertian uang adalah alat tukar yang menjadi sebuah alat ukur
untuk kegiatan ekonomi. Singkatnya, uang adalah alat tukar yang sering
digunakan oleh masyarakat.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, uang adalah alat tukar
atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh
pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain yang
dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu.
Uang adalah alat penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
bermasyarakat. Hal ini dikarenakan uang sudah menjadi alat pembayaran
untuk membeli barang dan jasa di era modern seperti sekarang.

B. Fungsi Uang
Fungsi uang adalah sebagai alat tukar utama dalam kegiatan ekonomi
di masyarakat. selain itu, beberapa fungsi uang lainnya adalah sebagai
berikut:
1. Alat Tukar
Utamanya, fungsi uang adalah sebagai alat tukar atau medium of
change. Dalam kehidupan bermasyarakat, uang menjadi alat tukar
dalam transaksi pembayaran barang dan jasa, tanpa melibatkan kegiatan
tukar menukar barang.
2. Alat Penyimpanan Nilai
Fungsi uang lainnya yaitu sebagai alat penyimpanan nilai,
dimana uang bisa mengalihkan daya beli masa kini ke masa mendatang.
Jika seseorang menjual barang dan mendapatkan uang, maka uang
tersebut bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa di masa yang
akan datang.
3. Satuan Hitung
Uang memiliki fungsi sebagai satuan hitung, di mana uang bisa
menunjukkan nilai kekayaan. Selain itu, uang juga dapat menunjukkan
berbagai nilai barang dan jasa yang diberikan serta menghitung jumlah
pinjaman.

C. Jenis-Jenis Uang
Terdapat bermacam jenis-jenis uang yang saat ini dipakai oleh
masyarakat. Berikut jenis-jenis uang adalah:
1. Berdasarkan Lembaga
Berdasarkan lembaganya, uang dibagi ke dalam dua jenis, yaitu
uang kartal dan uang giral.

Uang Kartal
Uang kartal adalah uang yang terdiri dari logam dan kertas.
Uang kartal merupakan uang sah yang digunakan sebagai alat
pembayaran berdasarkan negara dan undang-undang.
Uang Giral
Uang giral adalah jenis uang yang tak memiliki bentuk karena
hanya berupa saldo tagihan di bank. Uang giral biasanya disimpan pada
koran di bank-bank umum yang mana bisa digunakan kapan saja.

2. Berdasarkan bahan
Berdasarkan bahan pembuatannya, uang dibedakan menjadi dua,
yakni sebagai berikut:

Uang Logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari bahan logam,
biasanya emas atau perak. Hal ini dikarenakan sifatnya yang stabil dan
cenderung tinggi, serta mudah dikenali. Uang logam pun memiliki tiga
nilai, yaitu nilai intrinsik, nominal, dan riil.

Uang Kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas atau sejenisnya
yang menyerupai kertas. Uang jenis ini biasanya memiliki gambar dan
cap tertentu.

D. Sejarah Uang
Awal mulanya, masyarakat belum mengenal apa itu uang. Dahulu,
masyarakat lebih mengenal sistem barter, yaitu sistem pembayaran dengan
cara tukar menukar barang tanpa melibatkan uang di dalamnya. Seiring
berkembangnya zaman, maka sejarah uang dimulai dengan adanya alternatif
baru yaitu logam. Logam dinilai lebih tahan lama, bernilai tinggi, serta mudah
dibawa dibandingkan sistem barter. Kemudian, muncullah uang kertas yang
dianggap lebih mudah dan efisien dibandingkan uang logam pada masa itu.
Di Indonesia, lembaga negara yang berhak mencetak uang adalah Perum
Peruri atau Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia. Hingga
sekarang, Perum Peruri adalah lembaga BUMN satu-satunya yang berhak dan
bisa memproduksi uang, baik itu logam maupun kertas.
SUKU BUNGA DALAM PEREKONOMIAN

Bunga bank adalah istilah dalam dunia perbankan yang cukup populer
diketahui oleh masyarakat.  Istilah ini merujuk pada sebuah bentuk balas jasa yang
diberikan bank kepada nasabahnya. Namun, bisa diartikan berbeda tergantung dari
sudut pandangnya. Dalam hal ini, sudut pandang yang dimaksud berkaitan dengan
pembagian dari jenis bunga bank itu sendiri, yakni bunga simpanan dan bunga
pinjaman. Secara garis besar, perbedaan kedua jenis bunga bank ini terletak pada
hak dan kewajiban nasabah.

A. Pengertian Suku Bunga

Secara sederhana, suku bunga bank diartikan sebagai balas jasa yang
diberikan bank kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga
juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayarkan oleh bank kepada
nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah
kepada bank (jika nasabah yang memperoleh fasilitas pinjaman). Bunga bank bisa
dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu bunga simpanan dan bunga pinjaman. Bunga
simpanan adalah balas jasa dari bank kepada nasabah atas jasa nasabah
menyimpan uangnya di bank. Sedangkan bunga pinjaman adalah balas jasa yang
ditetapkan bank kepada peminjam atas pinjaman yang didapatkannya.

B. Fungsi Suku Bunga


Adapun beberapa fungsi suku bunga sebagai berikut:
1. Suku bunga dapat mendorong arus investasi yang akan sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi.
2. Menjadi daya tarik bagi investor untuk menginvestasikan uangnya
3. Membantu suatu negara dalam menjaga keseimbangan jumlah uang
yang beredar dengan permintaan uang.
4. Dapat menjadi alat kebijakan pemerintah untuk meningkatkan jumlah
tabungan dan investasi.
5. Untuk meningkatkan produksi dan mengontrol tingkat inflasi.
C. Dampak Suku Bunga dalam Perekonomian

Secara garis besar beberapa dampak dari suku bunga dalam


perekonomian adalah:

1. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan untuk melakukan


investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan
ekonomi.

2. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi pengambilan keputusan


pemilik modal dalam berinvestasi pada real assets atau pada financial
assets.

3. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keberlangsungan usaha pihak


bank dan lembaga keuangan lainnya.

4. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi nilai uang yang beredar.

D. Jenis-jenis Suku Bunga

Di dalam industri perbankan, terdapat 5 (lima) jenis suku bunga, yaitu:

1. Suku bunga tetap (fixed)

Suku bunga tetap atau fixed adalah suku bunga yang bersifat tetap


dan tidak berubah sampai jangka waktu atau sampai dengan tanggal jatuh
tempo (selama jangka waktu kredit). Contohnya adalah bunga KPR
Rumah Murah atau Rumah Bersubsidi yang menerapkan suku bunga
tetap. Selain itu, suku bunga tetap juga dapat digunakan dalam kredit
kendaraan bermotor juga.

2. Suku bunga mengambang (floating)

Suku bunga mengambang adalah suku bunga yang selalu berubah


mengikuti suku bunga di pasaran. Jika suku bunga di pasaran naik, maka
suku bunganya juga ikut naik, begitupun sebaliknya. Contohnya adalah
suku bunga KPR untuk periode tertentu. Misalnya untuk dua tahun
pertama diberlakukan suku bunga tetap, namun periode selanjutnya
menggunakan suku bunga mengambang. 

3. Suku bunga flat

Suku bunga flat adalah suku bunga yang penghitungannya


mengacu pada jumlah pokok pinjaman di awal untuk setiap periode
cicilan. Penghitungannya sangat sederhana dibandingkan dengan suku
bunga lainnya, sehingga umumnya digunakan untuk kredit jangka pendek
untuk barang-barang konsumsi seperti handphone, peralatan rumah
tangga, motor atau Kredit Tanpa Agunan (KTA).

4. Suku bunga efektif

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang diperhitungkan dari


sisa jumlah pokok pinjaman setiap bulan seiring dengan menyusutnya
utang yang sudah dibayarkan. Artinya semakin sedikit pokok pinjaman,
semakin sedikit juga suku bunga yang harus dibayarkan. Suku bunga
efektif dianggap lebih adil bagi nasabah dibandingkan dengan
menggunakan suku bunga flat. Pasalnya suku bunga flat hanya
berdasarkan jumlah awal pokok pinjaman saja.

5. Suku bunga anuitas

Metode ini mengatur jumlah angsuran pokok ditambah angsuran


bunga yang dibayar agar sama setiap bulan. Dalam perhitungan anuitas,
porsi bunga pada masa awal sangat besar sedangkan porsi angsuran
pokok sangat kecil. Mendekati berakhirnya masa kredit, keadaan akan
menjadi berbalik. porsi angsuran pokok akan sangat besar sedangkan
porsi bunga menjadi lebih kecil. Sistem bunga anuitas ini biasanya
diterapkan untuk pinjaman jangka panjang semisal KPR atau kredit
investasi.
LEMBAGA KEUANGAN BANK

Bank adalah salah satu jenis lembaga keuangan di Indonesia. Di dunia


keuangan, bank adalah salah satu institusi pilar penjamin kelancaran perputaran
uang dalam masyarakat.

A. Pengertian Bank

Secara etimologis, pengertian bank berasal dari kata "Banco" berarti


bangku. Bangku yang dimaksud merujuk pada meja untuk menunjang
aktivitas perbankan dalam melayani nasabah. Istilah bangku di kemudian
hari terus berkembang hingga istilah bank digunakan dalam kegiatan
pelayanan finansial.

Secara terminologis, pengertian bank adalah lembaga keuangan


suatu negara yang didirikan dengan kewenangan menghimpun, mengelola,
dan mengatur seluruh hal berkaitan dengan keuangan. Harapannya, bank
mampu memaksimalkan pemanfaatan keuangan untuk menggerakkan
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Setiap negara terdapat bank sentral sebagai pusat dan acuan bank-
bank umum. Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral. Bank
Indonesia diatur oleh Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan.

Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan


usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

B. Jenis-Jenis Bank
Jenis bank ada banyak dan dikategorikan berdasarkan berbagai segi,
Selengkapnya tentang jenis jenis bank adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan Fungsinya

Jenis bank menurut fungsinya terbagi menjadi tiga macam,


yakni bank sentral, bank umum, dan bank perkreditan rakyat. Bank
sentral adalah lembaga keuangan berwenang atas pengelolaan
kebijakan moneter suatu negara sehingga stabilitas keuangan mampu
terjaga.

Sementara bank umum merupakan bank yang beraktivitas


dalam masyarakat secara konvensional atau syariah di bawah
naungan bank sentral. Jika bank perkreditan rakyat atau BPR yakni
jenis bank yang melaksanakan aktivitas perbankan di luar jasa lalu
lintas pembayaran.

2. Berdasarkan Kepemilikan

Jenis jenis bank berdasarkan kepemilikan terdiri dari bank


pemerintah, swasta, asing, dan campuran. Bank pemerintah
merupakan bank yang dimiliki dan dikelola oleh negara baik pusat
atau daerah, contohnya seperti Bank Indonesia dan bank-bank
daerah.

Sedangkan bank asing adalah bank yang kepemilikannya


oleh pihak asing yang membuka cabang di Indonesia. Berbeda
dengan bank swasta yang dimiliki oleh pihak swasta baik perorangan
maupun kelompok. Terakhir, bank campuran merupakan jenis bank
yang kepemilikan sahamnya gabungan antara swasta, asing, atau
pemerintah.

3. Berdasarkan Operasional
Jenis jenis bank berdasarkan operasional ditinjau dari
aktivitas dan regulasi yang mengaturnya, yakni bank konvensional
dan syariah. Secara terminologis, pengertian bank konvensional
adalah bank yang menjalankan kegiatannya secara umum dengan
tetap memperhatikan kebijakan bank sentral dan aturan UU.

Sedangkan pengertian bank syariah yakni jenis bank yang


aktivitasnya didasarkan pada prinsip dan syariat agama Islam. Dalam
hal ini, bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil sebagai
keuntungan dan menghindari riba.

4. Berdasarkan Bentuk Badan Usaha

Terakhir, jenis jenis bank berdasarkan bentuk badan usaha


dikategorikan menjadi empat macam, meliputi, koperasi, perusahaan
perseorangan, perseroan terbatas, firma. Pengertian bank berbentuk
koperasi adalah struktur organisasi dan pengelolaannya sesuai
prinsip keanggotaan.

Bank berbentuk perusahaan perseorangan yakni bank yang


dimiliki individu. Sementara perseroan terbatas merupakan bank
berbadan usaha berbentuk PT. Terakhir, firma adalah bank badan
usaha bentuk persekutuan dua orang atau lebih di bawah satu nama
usaha bersama.

C. Fungsi Bank

Setelah mengetahui pengertian bank, simak fungsi bank bagi


masyarakat sebagai berikut ini.

1. Financial intermediary

Fungsi bank pertama sebagai financial intermediary atau perantara


keuangan. Sejalan dengan pengertian bank menurut UU No 10 Tahun
1998 tentang perbankan, bank bertugas menghimpun dan menyalurkan
uang dalam masyarakat melalui berbagai produk keuangan. Sehingga
pemanfaatan keuangan dapat merata ke seluruh kalangan.

2. Agent of Trust

Fungsi bank berikutnya adalah agent of trust bagi masyarakat,


negara, dan pihak-pihak lain yang menggunakan jasanya. Dalam perannya
sebagai agent of trust, bank wajib menjadi pihak layak dipercaya dan
menggunakan kepercayaan pihak-pihak pengguna jasanya dalam menjaga
dan memelihara nilai uang.

3. Agent of Development

Adanya bank mampu memberikan aktivitas dan layanan kepada


masyarakat untuk meningkatkan dan mengembangkan penghasilan melalui
investasi, konsumsi, distribusi, dan pemanfaatan uang lainnya. Sehingga
masyarakat mampu memperoleh keuntungan dan pembangunan ekonomi
suatu negara semakin maju.

4. Agent of Service

Fungsi bank yang terakhir adalah sebagai agent of service, yaitu


melayani berbagai kepentingan keuangan masyarakat. Sesuai fungsinya
sebagai agent of service, bank perlu menyediakan layanan keuangan
semaksimal mungkin dan mendengarkan kepentingan para penggunanya.
LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

Lembaga keuangan non bank mempunyai peran penting dalam


menciptakan layanan jasa keuangan yang beragam sesuai kebutuhan manyarakat,
sehingga tidak heran jika jenis lembaga keuangan ini cukup banyak di Indonesia.

A. Pengertian Lembaga Keuangan Non Bank

Lembaga keuangan bukan bank (LKBB) merupakan badan usaha di


bidang keuangan yang boleh menghimpun dan menyalurkan dana kepada
masyarakat tetapi bukan dalam bentuk tabungan, giro, maupun deposito.
Dana dapat dihimpun dengan mengeluarkan surat-surat berharga, selanjutnya
menyalurkannya untuk pembiayaan investasi perusahaan yang membutuhkan
pinjaman.

Bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) berperan vital


dalam aktivitas perekonomian di Indonesia. Pasalnya, peran strategis kedua
lembaga keuangan ini diyakini mampu menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat secara efektif dan efisien menuju peningkatan taraf hidup
masyarakat. LKBB sendiri memiliki peran untuk membantu dunia usaha
meningkatkan produktifitas barang dan jasa. Selain itu, memperlancar
distribusi barang dan mendorong terbukanya lapangan pekerjaan.

B. Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank

Lembaga keuangan bank memiliki fungsi mengumpulkan dana dari


masyarakat secara langsung, kemudian menawarkan jasa lain seperti
menyimpan dana dengan jangka waktu tertentu, memberikan pinjaman,
hingga memudahkan transaksi.
Sedangkan lembaga keuangan non bank mengumpulkan dana
masyarakat secara tidak langsung dan menggunakannya demi berbagai
keperluan

C. Lembaga Keuangan Non Bank

1. Pegadaian

Pegadaian atau rumah gadai adalah sebuah individu atau lembaga


yang menawarkan jasa peminjaman uang kepada masyarakat
dengan jaminan benda milik masyarakat yang ingin melakukan pinjaman
uang. Bila suatu barang digadaikan untuk mendapatkan pinjaman dari
pegadaian, maka pada waktu yang telah ditentukan oleh pegadai boleh
membeli kembali atau menebus kembali barang yang telah digadaikan
dengan biaya tambahan atau bunga sebagai keuntungan pihak pegadaian.

Rentang waktu pinjaman dan besar bunga diatur oleh hukum


setempat atau sesuai dengan kebijakan pegadaian tersebut. Jika pinjaman
tidak dilunasi dalam rentang waktu tertentu, barang yang digadai akan
dijual oleh pihak pegadaian. Berbeda dengan lembaga pinjaman lain,
pegadaian tidak melaporkan pinjaman yang macet dari para pegadai. Hal
ini dikarenakan pegadaian memiliki barang yang digadaikan secara fisik
dan mampu mengembalikan uang yang dipinjam dengan menjual barang
yang digadai tersebut.

2. Pasar Modal

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan


penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek.

Sementara menurut Bruce Lliyd, pasar modal bertindak sebagai


penghubung antara para investor dengan perusahaan maupun instansi
pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang
seperti obligasi, saham, dan lainnya.

3. Perusahaan Modal Ventura

Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah


badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke
dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee
Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham,
penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan
berdasarkan pembagian atas hasil usaha.

4. Perusahaan Sewa Guna

Sewa Guna Usaha (Leasing) didefinisikan sebagai kegiatan


pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa
guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa guna usaha
tanpa hak opsi (Operating Lease), untuk digunakan oleh Penyewa Guna
Usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara berkala.

Penyewa Guna Usaha (Lessee) adalah perusahaan atau perorangan


yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari Perusahaan
Pembiayaan (Lessor).

5. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi secara umum merupakan sebuah badan usaha yang


dimiliki dan dikelola para anggotanya. Koperasi juga dapat dipahami
sebagai badan hukum yang didirikan berdasarkan asas kekeluargaan. Di
Indonesia, ada satu jenis koperasi yang lazim ditemukan, yakni Koperasi
Simpan Pinjam (KSP). Secara ringkas, koperasi simpan pinjam
merupakan lembaga keuangan bukan bank dengan kegiatan usaha
menerima simpanan dan memberikan pinjaman uang kepada anggotanya.

6. Asuransi

Asuransi adalah pertanggungan atau perjanjian antara dua pihak


di mana pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang
lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar
iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang
miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat.

7. Pasar Uang

Pasar uang adalah tempat yang menyediakan surat berharga yang


dikeluarkan oleh Bank Indonesia, yang memberikan keuntungan dalam
jangka pendek. Kita bisa berinvestasi di pasar uang melalui pembelian
sertifikat deposito, Surat Berharga Pasar Uang, dan Sertifikat Bank
Indonesia.

8. Perusahaan Penyedia Dana Pensiun

Perusahaan yang khusus menyediakan dana pensiun untuk para


pekerja. Dana pensiun dapat digunakan untuk apa saja, sesuai dengan
keinginan nasabah. Biasanya kita harus sabar menunggu sampai waktu
pensiun untuk bisa untuk mengambil dana tersebut.

9. Financial Technology

Financial technology merupakan perusahaan yang menyediakan


berbagai macam jasa keuangan seperti pinjaman,
pendanaan,crouwdfunding, dan lainnya pada msyarakat. Tujuaanya untuk
menyediakan layanan inklusi keuangan.
EKONOMI MONETER: PERMINTAAN UANG

Permintaan uang adalah jumlah uang yang di minta oleh masyarakat untuk ketiga
tujuan meminta uang, yaitu tujuan transaksi, tujuan berjaga-jaga dan tujuan
spekulasi (Sadono Sukirno, 2012). Permintaan untuk tujuan transaksi merupakan tujuan
memegang uang yang paling penting.

Motif Permintaan Uang

1. Motif Transaksi (Transaction Motive)

Permintaan uang untuk transaksi merupakan kebutuhan masyarakat


akan uang untuk melancarkan transaksi sehari-hari. Masyarakat selalu
membutuhkan uang untuk membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan.

Besarnya permintaan uang oleh masyarakat untuk transaksi


bergantung pada besarnya pendapatan nasional (PNB).

Kenaikan PNB cenderung mendorong naiknya permintaan uang


untuk transaksi karena masyarakat menginginkan uang tunai yang lebih
banyak untuk melakukan transaksi dalam jumlah yang lebih banyak pula.
Selain itu, permintaan uang dengan motif transaksi juga dipengaruhi oleh
suku bunga.

2. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)

Dalam kehidupan masyarakat, banyak kejadian yang tidak bisa


diduga sebelumnya. Bisa jadi ada anggota keluarga yang tanpa diduga
mengalami kecelakaan sehingga harus dirawat di rumah sakit.

Perawatan di rumah sakit pasti membutuhkan uang. Untuk hal-hal


semacam inilah masyarakat memegang uang tunai dengan motif untuk
berjaga-jaga.
Jadi, permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan kebutuhan
masyarakat akan uang untuk mengantisipasi kejadian yang tidak bisa
diramalkan sebelumnya.

Seperti halnya permintaan uang dengan motif transaksi, permintaan


uang dengan motif berjaga-jaga oleh masyarakat juga ditentukan oleh
besarnya pendapatan nasional.

3. Motif Spekulasi (Speculative Motive)

Memegang uang karena motif spekulasi muncul setelah permintaan


uang untuk transaksi dan berjaga-jaga terpenuhi.

Motif spekulasi merupakan motif masyarakat untuk memegang uang


agar memperoleh keuntungan (dalam kenyataannya bisa juga mengalami
kerugian) karena adanya perubahan harga surat-surat berharga.

Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh tingkat


bunga surat berharga. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin rendah
permintaan masyarakat akan uang untuk tujuan spekulasi.

Hal ini disebabkan apabila suku bunga surat berharga naik,


masyarakat akan lebih suka menggunakan uang yang dimiliki untuk
membeli surat berharga.

4. Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang

a. Adanya keinginan untuk memegang uang atau motif memegang uang.


b. Tingkat pendapatan riil, yaitu tingkat pendapatan yang benar-benar
diterima oleh masyarakat dan telah memperhitungkan unsur inflasi.
c. Tingkat rendahnya tingkat bunga.
d. Adanya investasi atau pengembangan usaha, sehingga membutuhkan
dana atau uang.
e. Tingkat harga yang berlaku di pasar.
Teori Permintaan Uang Keynes

Teori permintaan uang Keynes Dalam buku Principles of Money,


Banking, & Financial Markets (2013) karya Lawrence S. Ritter, William L.
Silber, dan Gregory F. Udell, dijelaskan beberapa ide teori permintaan uang
Keynes pada pasar uang, yaitu: Ada tiga motif masyarakat dalam memegang
uang, yaitu untuk transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi. Jumlah uang yang
beredar ditetapkan oleh pemerintah atau otoritas moneter. Keseimbangan di pasar
uang dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional dan tingkat bunga.

Teori permintaan uang klasik Dalam buku Teori Ekonomi Makro:


Pendekatan Grafis dan Matematis (2005) karya Kaman Nainggolan, Nuhfil
Hanani, dan Soekardono, dijelaskan beberapa ide teori permintaan uang klasik
pada pasar uang, yaitu:   Motif permintaan uang hanya untuk kepentingan
transaksi. Penawaran uang ditetapkan oleh pemerintah. Pasar uang selalu dalam
keadaan seimbang, di mana permintaan uang sama dengan penawaran uang yaitu
sejumlah tertentu dari besarnya output nasional atau pendapatan nasional. Kaum
klasik beranggapan bahwa keseimbangan pasar uang akan menentukan tingkat
harga. Selain itu, kaum klasik juga menganggap bahwa perubahan jumlah uang
beredar tidak akan berpengaruh terhadap pendapatan nasional, tetapi hanya akan
berpengaruh terhadap tingkat harga umum.
EKONOMI MONETER: PENAWARAN UANG

Istilah penawaran tidak hanya ada dalam pasar barang, di dalam pasar
uang juga ada istilah penawaran. Akan tetapi, istilah penawaran yang ada dalam
pasar barang dan pasar uang memiliki definisi yang berbeda. Dilansir dari buku
Makroekonomi: Pengantar Teori (2006) karya Sadono Sukirno, dijelaskan bahwa
penawaran uang memiliki dua arti, yaitu:

Secara sempit

Penawaran uang diartikan sebagai jumlah uang kartal dan uang giral yang
beredar pada suatu waktu tertentu. Singkatnya, penawaran uang adalah jumlah
uang yang beredar.

Secara luas

Penawaran uang diartikan sebagai jumlah uang kartal, uang giral, dan uang
kuasi yang beredar pada suatu waktu tertentu. Uang kuasi merupakan uang yang
tersimpan di bank dalam bentuk tabungan, deposito berjangka, dan valuta asing.

Perlu diketahui bahwa ketika membahas penawaran uang, ada dua hal
yang harus diperhatikan, yaitu istilah uang dalam peredaran dan uang beredar.
Kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda. Uang dalam peredaran
merupakan seluruh jumlah uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank
sentral, baik itu uang logam maupun uang kertas.

Sedangkan uang beredar merupakan semua jenis uang yang tersedia dalam
perekonomian, termasuk di dalamnya jumlah mata uang dalam peredaran
ditambah dengan uang giral yang ada di bank-bank umum.
Selain dua hal tersebut, penawaran uang juga berhubungan dengan peran
bank sentral sebagai otoritas moneter. Penawaran uang merupakan salah satu
usaha bank sentral untuk menjamin kelancaran sirkulasi jumlah uang beredar di
masyarakat agar lebih efisien. Seperti yang kita ketahui, bahwa bank sentral
selaku otoritas moneter memiliki wewenang untuk mencetak uang sebagai alat
pembayaran yang sah. Sehingga, besar kecilnya penawaran uang dipengaruhi
langsung oleh otoritas moneter atau dengan kata lain penawaran uang tidak
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga.

Faktor pengaruh penawaran uang

Sama seperti penawaran dalam pasar barang, penawaran uang juga bersifat
fluktuatif (naik-turun). Hal tersebut bisa terjadi karena ada beberapa faktor yang
memengaruhi naik turunnya penawaran uang. Dalam buku Ekonomi Moneter
(2014) karya Jimmy Hasoloan, dijelaskan faktor-faktor yang memengaruhi
penawaran uang, yaitu:

1. Kebijakan bank sentral

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa besar kecilnya


penawaran uang dipengaruhi langsung oleh bank sentral. Adapun beberapa
kebijakan bank sentral yang berpengaruh terhadap penawarang uang, yaitu
kebijakan operasi pasar terbuka, kebijakan diskonto, kebijakan cadangan
kas, kebijakan kredit selektif dan longgar, serta kebijakan mencetak uang
baru.

2. Tingkat pendapatan masyarakat

Pada dasarnya, semakin tinggi pendapatan masyarakat, maka akan


semakin banyak uang yang dimiliki oleh masyarakat sehingga jumlah
uang yang beredar juga semakin tinggi, berlaku juga sebaliknya.

3. Tingkat harga
Kenaikan biaya produksi pada dasarnya akan menimbulkan
naiknya harga barang dan jasa. Apabila harga-harga barang dan jasa naik,
maka harus tersedia lebih banyak uang agar masyarakat bisa membayar
kenaikan tersebut. Agar hal tersebut bisa terpenuhi, maka pemerintah
harus menambah jumlah uang yang beredar.

4. Selera masyarakat

Apabila selera masyarakat terhadap barang dan jasa meningkat,


maka akan mendorong peningkatan permintaan barang dan jasa. Apabila
permintaan barang dan jasa meningkat, maka harga juga akan meningkat.

Ketika harga barang dan jasa meningkat, maka pemerintah harus


menambah jumlah uang yang beredar, agar masyarakat bisa membayar
kenaikan tersebut.

5. Peningkatan produksi barang dan jasa

Apabila peningkatan produksi barang dan jasa tidak diimbangi


dengan penambahan jumlah uang yang beredar, maka akan menyebabkan
deflasi. Agar deflasi tidak terjadi, maka pemerintah harus menambah
jumlah uang yang beredar.
EKONOMI MONETER: KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan Moneter adalah proses mengatur persediaan uang untuk tujuan


tertentu. Bertujuan untuk menahan dan mencegah inflasi serta menstabilkan
Negara Indonesia dan juga mensejahterahkan pekerja. Kebijakan moneter juga
mengeset standar bunga pinjaman dan juga menjadi kapitalisasi untuk bank dan
juga bisa dikatakan sebagai peminjam usaha terakhir.

Pengertian lain kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang diambil


oleh bank sentral dengan tujuan memelihara dan menstabilkan mata uang agar
perekonomian negara tersebut tidak anjlok. Kebijakan moneter adalah instrumen
yang dapat dilakukan dengan mengambil tindakan pengendalian jumlah uang
yang beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga. Tujuan kebijakan moneter
adalah untuk pengendalian ekonomi secara makro agar tercipta kestabilan
ekonomi dengan mengatur jumlah yang yang beredar. Kebijakan moneter adalah
meliputi langkah-langkah kebijakan yang dilaksanakan oleh bank sentral atau
Bank Indonesia untuk dapat mengubah penawaran uang atau mengubah suku
bunga yang ada, dengan tujuan untuk memengaruhi pengeluaran dalam
perekonomian.

Jenis-Jenis Kebijakan Moneter di Indonesia

Kebijakan moneter digunakan pemerintah untuk memecahkan masalah dan


menstabilkan perekonomian. Kebijakan moneter dibagi menjadi:

1. Kebijakan Moneter Ekspansi

Kebijakan ini bisa disebut juga kebijakan longgar, pemerintah


menggunakan kebijakan ini untuk meningkatkan atau menambah jumlah
uang yang beredar. Pemerintah menggunakan kebijakan ini biasanya saat
terjadi depresi ekonomi dan Deflasi (kenaikan nilai mata uang). Alasan
terjadinya depresi ekonomi dan Deflasi ini karna meningkatnya angka
pengagguran, meningkatnya permintaan masyarakat akan suatu barang.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif

Kebijakan ini diberlakukan atau memiliki arti mengurangi jumlah


uang yang beredar. Alasan kenapa diberlakukan kebijakan kontraktif ini
bisa karena terjadinya Inflasi. Kebijakan ini bisa disebut kebijakan uang
ketat. Bermaksud untuk menjaga keuangan agar tetap stabil. Kebijakan
suku bunga naik atau turunnya bisa dilihat dari permintaan masyarakat.
Dari sana Bank Indonesia selaku bank sentral akan mencetak uang tapi
sesuai permintaan dari masyarakat dari situ bisa tercapainya target dari
Bank Indonesia.

Tujuan kebijakan moneter

Tujuan kebijakan moneter adalah untuk mensejahterahkan rakyat dengan


cara menaikan perekonomian Indonesia, meminimalisirkan pengangguran serta
mengatur mata uang dalam satu negara.

Tetapi tidak selalu terpaku dengan satu tujuan karena tujuan kebijakan
moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan
kebutuhan perekonomian suatu negara.

1. Stabilitas ekonomi

Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi


berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan
arus barang/jasa dan arus uang berjalan seimbang.

2. Kesempatan kerja

Kesempatan kerja akan meningkat bila produksi meningkat. Peningkatan


produksi biasanya diikuti dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau
dari segi upah maupun keselamatan kerja. Perbaikan upah dan
keselamatan kerja akan meningkatkan taraf hidup karyawan dan pada
akhirnya kemakmuran dapat tercapai.

3. Kestabilan harga

Kestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke


waktu. Harga yang stabil menyebabkan masyarakat percaya bahwa
membeli barang pada tingkat harga sekarang sama dengan tingkat harga
yang akan datang, atau daya beli uang dari waktu ke waktu adalah sama.

4. Neraca pembayaran internasional

Neraca pembayaran dapat dikatakan dalam keadaan seimbang apabila


jumlah nilai barang yang diekspor sama dengan nilai barang yang diimpor.
Untuk mendapatkan neraca pembayaran yang seimbang, pemerintah sering
menjalankan kebijakan moneter. Contohnya adalah dengan cara
melakukan devaluasi.

5. Menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi

Menjaga stabilitas harga dari banyaknya jumlah uang yang beredar,


Meningkatkan kesempatan kerja, Memperbaiki posisi neraca perdagangan
dan neraca pembayaran, jika negara mendevaluasi mata uang rupiah ke
mata uang asing.
EKONOMI MONETER: INFLASI

Kata Inflasi tentu sudah tak asing lagi di telinga, apalagi jika menyangkut
pemberitaan stabilitas perekonomian. Secara umum, inflasi adalah suatu keadaan
di mana terjadi kenaikan harga-harga barang dan jasa.

Sementara itu pengertian inflasi atau apa itu inflasi sebagaimana dikutip
dari laman resmi Bank Indonesia (BI), inflasi adalah diartikan sebagai kenaikan
harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu
tertentu.

Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yakni penurunan harga barang secara
umum dan terus menerus.

Pengertian Inflasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI pengertian inflasi


adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang
(kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Dengan
kata lain, inflasi adalah menurunnya nilai mata uang karena beberapa faktor.

Sedangkan, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, inflasi


adalah keadaan perekonomian negara di mana ada kecenderungan kenaikan harga-
harga dan jasa dalam waktu panjang. Penyebabnya karena tidak seimbangnya arus
uang dan barang. Jika inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dalam periode
tertentu, maka deflasi adalah kebalikanya. Deflasi artinya penurunan harga barang
secara umum dan terus menerus.

Dampak Inflasi

Salah satu dampak inflasi adalah menurunkan daya beli masyarakat,


terutama di kalangan menengah ke bawah. Jika masyarakat mengurangi belanja,
maka pertumbuhan ekonomi akan bergerak lambat atau stagnan, bahkan bisa lebih
rendah. Selanjutnya, dampak inflasi yang kedua adalah merugikan konsumen
karena gaji atau penghasilan menjadi stagnan, namun biaya pengeluaran
membengkak akibat kenaikan harga barang atau jasa. Dampak inflasi yang ketiga
adalah berpengaruh pada kemampuan ekspor sebuah negara. Biaya ekspor
menjadi lebih mahal dan daya saing produk ekspor menurun sehingga devisa akan
berkurang.

Dampak inflasi yang tidak stabil ini akan menciptakan ketidakpastian


(uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Inflasi yang tidak
stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi,
investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan
ekonomi.

Perhitungan inflasi

Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kenaikan


harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila
kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

BPS menghitung inflasi menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK)


atau indeks pengeluaran. IHK sendiri meliputi pengeluaran bahan makanan dan
makanan jadi ditambah dengan minuman dan tembakau. Komponen IHK lainnya
dalam perhitungan inflasi adalah pengeluaran perumahan, sandang, kesehatan,
pendidikan dan olahraga, serta transportasi dan komunikasi.

Data pengelompokan tersebut didapatkan BPS melalui Survei Biaya Hidup


(SBH) yang rutin dilakukan, baik per daerah maupun secara nasional.

Penyebab Inflasi pada Suatu Negara

Berikut ini terdapat beberapa penyebab inflasi pada suatu negara, antara lain:

1. Inflasi Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation)


Penyebab inflasi salah satunya adalah karena kelangkaan produksi
atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, meski permintaan secara
umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan.
Berkurangnya produksi bisa terjadi akibat berbagai hal seperti masalah
pada sumber produksi, bencana alam, cuaca atau kelangkaan bahan baku
untuk menghasilkan produksi tersebut. Sehingga memicu kelangkaan
produksi yang terkait produk di pasaran. Selain itu, meningkatnya biaya
produksi juga dapat disebabkan oleh kenaikan harga misalnya kenaikan
harga bahan baku. Selain itu, juga bisa disebabkan kenaikan upah atau
gaji, contohnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha
swasta menaikkan harga barang-barang.

2. Inflasi Permintaan (Demand Pull Inflation)

Penyebab inflasi berikutnya terjadi karena permintaan atau daya


tarik masyarakat yang kuat terhadap suatu barang. Inflasi terjadi karena
munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat yang
ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di
pasaran. Sebab keinginan yang terlalu berlebihan itu, permintaan menjadi
bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya
mengakibatkan harga menjadi naik.

3. Tingginya Peredaran Uang

Penyebab inflasi ini terjadi karena uang yang beredar di


masyarakat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan. Ketika jumlah
barang tetap sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka
bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%. Hal ini bisa terjadi ketika
pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, di mana kekurangan
anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru. Namun hal ini
malah membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin
bertambah dan mengakibatkan inflasi.
Cara Mengatasi Inflasi

Pemerintah bisa menekan laju dari inflasi dengan melakukan beberapa


cara. Berikut ini 3 cara mengatasi inflasi pada suatu negara, antara lain:

1. Kebijakan Fiskal

Cara mengatasi inflasi yang pertama adalah kebijakan fiskal.


Kebijakan fiskal ini sendiri berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran
dari anggaran pemerintah. Kebijakan fiskal ini antara lain dengan
meningkatkan tarif pajak, mengurangi pengeluaran dari pemerintah, dan
melakukan pinjaman.

2. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter menjadi salah satu dari cara mengatasi inflasi


yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan moneter atau kebijakan
keuangan bisa dilakukan dengan menambah ataupun mengurangi jumlah
uang yang beredar. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan moneter
dengan tujuan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara.

3. Kebijakan Non-fiskal dan Non-moneter

Cara mengatasi inflasi yang lainnya adalah dengan kebijakan non


fiskal dan juga non moneter. Kebijakan nonfiskal dan nonmoneter ini
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Setidaknya terdapat 5 cara
mengatasi inflasi yang termasuk ke dalam kebijakan non-fiskal dan non-
moneter yang biasanya dilakukan oleh pemerintah, antara lain:

a. Menambah hasil produksi


Pemerintah akan memberikan kebijakan-kebijakan yang bisa
meringankan para pengusaha. Hal ini dilakukan oleh pemerintah
dengan harapan para pengusaha bisa menggenjot produksi agar lebih
banyak lagi. Dengan banyaknya barang yang beredar di masyarakat,
maka perputaran uang akan semakin cepat dan banyak, sehingga
uang yang beredar menjadi kembali seimbang.

b. Mempermudah masuknya barang impor

Tak semua barang bisa dipenuhi oleh produsen dalam negeri,


untuk itu mempermudah masuknya barang barang impor menjadi
salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini
bisa dilakukan dengan cara menurunkan pajak dan juga
mempermudah perizinan barang impor.

c. Menstabilkan pendapatan masyarakat

Menjaga pendapatan masyarakat agar tidak naik juga bisa


menjadi salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan inflasi
yang tak terkendali.

d. Menetapkan harga maksimum

Pada saat terjadi inflasi, harga barang cenderung naik tak


terkendali. Hal inilah yang membuat daya beli dari masyarakat
menurun. Dengan menetapkan harga maksimum, pemerintah
mengharap agar daya beli masyarakat menjadi lebih baik lagi.

e. Pengawasan distribusi barang

Distribusi barang yang terhambat juga menjadi salah satu


faktor naiknya harga di suatu wilayah. Permintaan yang besar tidak
diimbangi dengan jumlah barang yang terbatas akibat terhambatnya
proses distribusi barang. Dengan melakukan pengawasan sebagai
salah satu cara mengatasi inflasi, diharapkan barang tersebut bisa
cepat didistribusikan kepada masyarakat.

EKONOMI MONETER: KRISIS MONETER

Definisi Krisis Moneter

Krisis moneter atau yang juga dikenal sebagai krisis keuangan, merupakan
situasi di mana harga aset mengalami penurunan nilai yang tajam, bisnis dan
konsumen tidak dapat membayar hutangnya, dan lembaga keuangan mengalami
kekurangan likuiditas. Krisis moneter sering dikaitkan dengan kepanikan dimana
investor menjual aset atau menarik uang dari rekening tabungan karena mereka
takut nilai aset tersebut akan turun jika tetap berada di lembaga keuangan. Situasi
lain yang dapat disebut sebagai krisis keuangan termasuk pecahnya gelembung
keuangan spekulatif, kehancuran pasar saham, gagal bayar pemerintah, atau krisis
mata uang. Krisis keuangan mungkin terbatas pada bank atau menyebar ke
seluruh ekonomi tunggal, ekonomi suatu wilayah, atau ekonomi di seluruh dunia.

Penyebab krisis moneter

Penyebab Krisis Moneter Krisis moneter mungkin memiliki banyak


penyebab. Umumnya, krisis dapat terjadi jika lembaga atau aset dinilai terlalu
tinggi, dan dapat diperburuk oleh perilaku investor yang tidak rasional atau seperti
kawanan. Misalnya, serangkaian aksi jual yang cepat dapat mengakibatkan harga
aset yang lebih rendah, mendorong individu untuk membuang aset atau
melakukan penarikan tabungan dalam jumlah besar ketika rumor kegagalan bank.
Faktor-faktor yang berkontribusi pada krisis moneter termasuk kegagalan
sistemik, perilaku manusia yang tidak terduga atau tidak terkendali, insentif untuk
mengambil terlalu banyak risiko, ketidakhadiran atau kegagalan peraturan, atau
penularan yang menyebabkan penyebaran masalah seperti virus dari satu lembaga
atau negara ke negara lain. Jika dibiarkan, krisis dapat menyebabkan
perekonomian mengalami resesi atau depresi. Bahkan ketika langkah-langkah
diambil untuk mencegah krisis keuangan, itu masih bisa terjadi, dipercepat, atau
diperdalam.

Ada beberapa penyebab krisis moneter pada suatu negara, di antaranya:

1. Kesenjangan produktifitas akibat lemahnya alokasi aset ataupun faktor


produksi.
2. Tidak seimbangnya struktur di dalam sektor produksi.
3. Stok utang luar negeri swasta yang besar dan berjangka pendek, sehingga
kondisi tidak stabil. Hal ini terjadi karena para menteri di bidang ekonomi
maupun perbankan merasa terlalu percaya diri dengan syarat utang swasta.
4. Adanya kelemahan sistem perbankan di suatu negara. Dengan kelemahan
tersebut, masalah utang swasta eksternal beralih menjadi masalah
perbankan dalam negeri.
5. Ketergantungan pada utang luar negeri yang berhubungan dengan perilaku
pelaku bisnis cenderung memobilisasi dana dalam bentuk mata uang asing.
6. Tidak jelasnya perubahan politik maka akan menjadi persoalan ekonomi.
7. Perkembangan situasi politik yang makin menghangat akibat krisis
ekonomi, akan berdampak besar pda perekonomian itu sendiri.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan konsensus politik secara


nasional. Fokus pada pilihan politik untuk merekonsiliasi keperluan penyelesaian
secara tuntas terhadap masalah.

Dengan adanya konsensus politik secara nasional, suatu negara dapat


menyusun Program Nasional untuk kelur dari krisis dan memulihkan kembali
pertumbuhan ekonomi nasional.

Dampak krisis moneter


Krisis moneter membawa dampak yang kurang baik bagi negara yang
tertimpa krisis. Hal ini disebabkan Karena kurs nilai tukar valas, khususnya dolar
AS yang tinggi. Sehingga nilai mata uang jatuh. Dengan kejadian itu, banyak
perusahaan yang terpaksa menghentikan karyawannya dengan alasan tidak dapat
membayar upah. Selain itu pemerintah kesulitan menutup APBN. Harga barang
naik cukup tinggi, sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok.
Utang luar negeri melonjak dan harga bbm yang terus naik. Disaat krisis banyak
perusahaan yang meminjam uang pada perusahaan negara asing dengan bunga
tinggi.

Beberapa hal di atas menjadi dampak dari krisis moneter yang terjadi pada
suatu negara. Dampak krisis moneter lebih banyak negatif. Hal ini karena krisis
tersebut mengganggu kesejahteraan masyarakat.

Ciri negara yang mengalami krisis moneter

1. Memiliki jumlah utang luar negeri yang besar


2. Menglami inflasi yang tidak terkontrol
3. Defisit neraca pembayaran yang besar
4. Kurs pertukaran mata uang tidak seimbang
5. Tingkat suku bunga diatas kewajaran.

Kebijakan moneter pada krisis moneter

Ada beberapa kebijakan moneyer dalam rangka mengatasi krisis moneter, yaitu:

1. Operasi pasar terbuka

Operasi pasar terbuka merupakan cara mengendalikan uang yang


beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah.

Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan


membeli surat berharga pemerintah. Namun bila ingin mengurangi,
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat.
Surat berharga tersebut seperti Sertifikat Bank Indoensia (SBI) atau Surat
Berharga Pasar Uang (SPBU).

2. Fasilitas discount rate (diskonto)

Fasilitas ini mengatur jumlah uang beredar dengan memainkan


tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang
mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral.
Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat
bunga bank sentral atau sebaliknya agar uang yang beredar berkurang.

3. Rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio)

Mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah


dana cadangan perbankan yang harus disimpan oleh pemerintah.Untuk
menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib.
Sedangkan untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikan
rasio.

4. Imbauan moral

Iimbauan tersebut diberikan untuk mengatur uang yang beredar


kepada pelaku ekonomi. Misalnya, seperti mengimbau perbankan pemberi
kredit untuk waspada dalam mengeluarkan kredit. Sebab, hal tersebut bisa
menekan jumlah uang yang beredar.

Anda mungkin juga menyukai