KELOMPOK 118
AL-QUR’AN
Editor:
Rohanda, M.Ag.
Penulis:
BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
I
KATA PENGANTAR
II
Selama pelaksanaan KKN, penulis banyak menerima bantuan,
bimbingan, dukungan dan saran dari banyak pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan yang baik ini penyusun menghaturkan
terimakasih yang sebesar- besarnya kepada :
III
Segala daya dan upaya yang kita lakukan senantiasa hanya
untuk mengharapkan ridho Allah SWT. Akhir kata penulis
berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa-mahasiswi dan pembaca sekaligus demi menambah
pengetahuan tentang Kuliah Kerja Nyata.
IV
DAFTAR ISI
V
BAB III PROFIL DESA ........................................................... 42
A. Kesimpulan ..................................................................... 87
B. Rekomendasi ................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
VI
DAFTAR TABEL
VII
DAFTAR GAMBAR
VIII
RINGKASAN EKSEKUTIF
IX
Permasalahan yang timbul dari desa Cimaung yakni, tidak
adanya program pengajian untuk anak-anak, sehingga setelah
magrib anak-anak tidak ada kegitan yang bermanfaat hanya
berkeliaran disekitar rumah, menonton TV, dan main gadget.
Peserta KKN 118 jurusan Manajemen dan peserta lainnya
berinisiatif untuk membuat program “Magrib Mengaji”.
X
PROLOG
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum wr. wb.
XI
jurusan dan fakultas di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
XII
Akhirnya, semoga buku laporan KKN Sisdamas di Desa
Cimaung ini dapat bermanfaat dan dijadikan pedoman untuk
melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kegiatan KKN
Sisdamas guna perbaikan kegiatan KKN Sisdamas di masa yang
akan datang. Mohon maaf apabila ada perkataan yang kurang
berkenan. Hanya kepada Alloh SWT kita berserah diri.
Rohanda, M.Ag
XIII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKN) UIN Sunan Gunun
Djati Bandung merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang
berlangsung melalui tahapan pembelajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat. Lebih jauh, kuliah kerja nyata
merupakan bagian dari pembelajaran dengan masyarakat
(Learning with community) sebagai bentuk pengamalan
IPTEKS yang telah dipelajari mahasiswa selama perkuliahan
yang pada intinya sebagai salah satu bentuk implementasi tri
dharma perguruan tinggi.
Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKN) berorientasi pada
visi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yaitu “menjadi
Universitas yang unggul dan kompetitif berbasis wahyu
memandu ilmu dalam bingkai akhlak karimah di ASEAN
tahun 2025” dan juga pada misi UIN itu sendiri yang
diantaranya menyelenggarakan proses perkuliahan, penelitian
dan kajian ilmu dengan bingkai akhlak karimah berbasis
wahyu memandu ilmu untuk mengembangkan pengetahuan
dan teknologi dan menyelenggarakan pegabdian untuk
mengembangkan dan memberdayakan masyarakat menuju
tatanan masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan.
sejalan dengan hal ini pelaksanaanya dimaksudkan agar
mahasiswa belajar membantu dan mendampingi masyarakat
1
(fasilitator) secara profesionalsesuai dengan kebutuhan dan
harapan masyarakat itu sendiri, termasuk mengamalkan
keilmuan yang telah dipelajari selama proses pembelajaran
dikampus sesuai dengan program studi masing-masing.
Diharapkan, sedikit membantu memecahkan masalah dan
kebutuhan masyarakat secara perlahan dan berkelanjutan dapat
terselesaikan.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Sunan Gunung Djati
Bandung Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (SISDAMAS)
dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu strategi
yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai
upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan
kata lain merupakan upaya pengembangan masyarakat dimana
mahsiswa memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,
kekuatan, atau kemampuan (Power) kepada masyarakat atau
individu dari keadaan kurang atau tidak berdaya menjadi
berdayayang pada intinyabertujuan agar masyarakat tersebut
mencapai atau memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat
dari tiga sisi, yaitu: pertama, menciptakan suasana atau iklim
yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang
(enabling). Kedua, memperkuat potensi atau daya yang
dimiliki masyarakat (empowering). Ketiga, memberdayakan
mengandung arti melindungi, dimana mencegah yang lemah
2
menjadi bertambah lemah oleh karena kekurangberdayaan
menghadapi yang kuat. Dengan demikian tujuan akhirnya
adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan
membangun kemampuan untuk memajukan diri kearah yang
lebih baik secara berkesinambungan.
B. Fokus Program
1. Bidang Sosial
3
Maka dari itu, KKN 118 berusaha mengurai permasalahan
ini dengan mengadakan kerjasama dengan pihak karang taruna
dengan berkomunikasi langsung untuk mengaktifkan kembali
kedua organisasi Masyarakat tersebut dengan kembali
menjalankan kepengurusan secara struktural yang kelak akan
KKN 118 amanahi program magrib mengaji sebagai ladang garap
sekaligus pusat penguraian masalah sosial yang terjadi di Rw 01
Desa Cimaung.
2. Keagamaan
4
3. Pendidikan
5
C. Sasaran dan Target
Dalam permasalahan-permasalahan yang di dapat pada saat
rembug warga, pasti akan ada peran yang dijadikan sasaran dan
target pada permasalahan tersebut. Adapun permasalahan-
permasalahan yang ada di desa cimaung khususnya Kp tinggar
jaya hilir RW 01tersebut dapat di tujukan atau di targetkan
pada kalangan-kalangan yang berbeda.
Maksud dari ditargetkan pada kalangan yang berbeda yaitu,
karena dari permasalahannya pun sangant berbagai macam dari
sisi yang berbeda. Oleh karena itu kami dan masyarakat
mengajukan setiap permasalahan di sasarkan dan ditargetkan
pada kalangan masyarakat yang berbeda. Adapun kalangan-
kalangan yang dimaksud yaitu para anak-anak yang notabene
masih menimba ilmu disekolah, mereka kami sasarkan dan
targetkan pada pemasalahan pendidikan agama dalam bidang
bac al quran. Sedangkan untuk kalangan remaja yang notabne
sudah tidak sekolah, kami sasarkan dan targetkan pada
permasalahan gotong royong, adapun untuk kalangan orang tua
yang baik bapak-bapak maupun ibu-ibu, kami sasarkan dan
targetkan untuk permasalahan pengajian rutinitas.
6
D. Jadwal Pelaksanaan Program
Tanggal Kegiatan
Pelaksanaan
Senin, 30 Juli 2018 Pelepasan dan Pembekalan dari Rektor
UIN
Selasa, 31 Juli 2018 1. Pemberangakat dari UIN untuk
melaksanakan KKN di Desa
Cimaung
2. Pembukaan KKN di Kantor
Desa Cimaung
Rabu, 1 Agustus 2018 Sosialisasi Awal
Kamis, 2 Agustus 1. Sosialisasi awal
2018 2. Pengajian ibu- ibu
7
Minggu, 5 Agustus Pengajian rutinan setelah magrib
2018
Senin, 6 Agustus 1. Rapat untuk membahas siklus 2
2018 dengan para tokoh terkait
permasalaham di siklus 1
2. Program magrib mengaji
Rabu, 8 Agustus 2018 1. Sosialisasi awal
2. Pendataan peserta magrib
mengaji
Kamis, 9 Agustus Pengajian ba’da Dzhur
2018
Jum’at, 10 Agustus Rapat internal bersama Dosen
2018 Pembimbing Lapangan membahas
siklus 2
Sabtu, 11 Agustus 1. Musyawarah mengenai siklus 2
2018 2. Pembuatan Gapura bersama
Karang Taruna
Minggu, 12 Agustus 1. Kerja Bakti bersama warga RW
2018 01
2. Pengajian rutinan ba’da Magrib
3. Pembuatan Gapura
Senin, 13 Agustus Lanjutan pembuatan Gapura
2018
Selasa, 14 Agustus Rapat Desa membahas malam puncak
2018 acara di Desa
8
Rabu, 15 Agustus Pembuatan arak- arakan
2018
Jum’at, 17 Agustus 1. Carnaval
2018 2. Upacara 17 Agustus di lapang
3. Perlombaan 17 Agustusan
Sabtu, 18 Agustus Perlombaan bersama ibu- ibu PKK
2018
Minggu, 19 Agustus 1. Pengajian Bapak/ Ibu
2018 2. Penyampaian siklus 3 (cantif)
dan SIPRO
Senin, 20 Agustus Posyandu di kantor RW
2018
Rabu, 22 Agustus 1. Qurban
2018 2. Pengajian Magrib
Kamis, 23 Agustus Pengajian Magrib
2018
Jum’at, 24 Agustus 1. Pengajian Magrib
2018 2. Senam dengan ibu-ibu PKK
Sabtu, 25 Agustus Kerajinan dengan ibu PKK
2018
Minggu, 26 Agustus 1. Pengajian rutinan dengan
2018 Bapak/Ibu
2. Mabit bersama Al- Mujaddid
3. Kumpul bersama PKK
membahas Puskesos
9
Jum’at, 31 Agustus Pelepasan mahasiswa KKN oleh Kepala
2018 Desa dan masyarakat serta Dosen
Pembimbing Lapangan di Desa
Cimaung
10
BAB II
11
orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka
memiliki kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam
arti bukan saja bebasdari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas
dari kesakitan, menjaga sumber-sumber produktif yang
memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan
memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan
dan berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-
keputusan yang mempengaruhi mereka (Suharto 2005).
Konsep empowerment pada dasarnya adalah upaya
menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi
semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, negara, regional, internasional, maupun dalam bidang
politik, ekonomi dan lain-lain. memberdayakan masyarakat
menurut kartasasmita (1996 : 144) adalah upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam
kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Adapun dengan adanya KKN Sisdamas yang merupakan
kegiatan akademik dengan berbasis pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan oleh mahasiswa dengan supervisi dosen
pembimbing lapangan. KKN Sisdamas adalah kegiatan
pembelajaran yang memadukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat di suatu daerah tertentu yang dilakukan oleh
mahasiswa untuk turut melakukan pemberdayaan masyarakat
12
dengan prinsip pembangunan partisipatif, demokrasi dan
berkelanjutan berlandaskan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang
digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk
mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain
pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mengembangkan
masyarakat dari keadaan kurang atau tidak berdaya menjadi punya
daya dengan tujuan agar masyarakat tersebut
mencapai/memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Dalam program pemberdayaan ini, individu, kelompok
maupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendir
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan
keinginan mereka. Gagasan ini bermakna bahwa pemberdayaan
sebagai upaya mendorong masyarakat menentukan sendiri apa
yang harus dilakukan dalam kaitannya dengan upaya mengatasi
masalah yang sedang dihadapi sehingga masyarakat mempunyai
kesadaran dan kekuasaan penuh di dalam menentukan masa
depannya.
Pemberdayaan masyarakat pula merupakan sebuah konsep
pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. konsep
ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang
bersifat “people-centered, participatory, empowering, and
sustainable”.
13
Gagasan pembangunan yang mengutamakan pemberdayaan
masyarakat perlu untuk dipahami sebagai suatu proses
transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya, dan politik
masyarakat. perubahan struktur yang sangat diharapkan adalah
proses yang berlangsung secara alamiah, yaitu yang menghasilkan
dan harus dapat dinikmati bersama. begitu pula sebaliknya, yang
menikmati haruslah yang menghasilkan. proses ini diarahkan agar
setiap upaya pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan
kapasitas masyarakat (capacity building) melalui penciptaan
akumulasi modal yang bersumber dari surplus yang dihasilkan,
yang mana pada gilirannya nanti dapat pula menciptakan
pendapatan yang akhirnya dinikmati oleh seluruh rakyat. dan
proses transpormasi ini harus dapat digerakan sendiri oleh
masyarakat.
Menurut Sumodiningrat (1999:134), mengatakan bahwa
kebijaksanaan pemberdayaan masyarakat secara umum dapat
dipilah dalam tiga kelompok yaitu : pertama, kebijaksanaan yang
secara tidak langsung mengarah pada sasaran tetapi memberikan
dasar tercapainya suasana yang mendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat. kedua, kebijaksanaan yang secara langsung
mengarah pada peningkatan kegiatan ekonomi kelompok sasaran.
ketiga, kebijaksanaan khusus yang menjangkau masyarakat miskin
melalui upaya khusus.
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, menurut kartasasmita
(1996:159-160), harus dilakukan melalui beberapa kegiatan:
14
Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang (enabling). Kedua, memperkuat
potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering).
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. di
sinilah letak titik tolaknya yaitu bahwa pengenalan setiap manusia,
setiap anggota masyarkat, memiliki suatu potensi yang selalu dapat
terus dikembangkan. artinya, tidak ada masyarakat yang sama
sekali tidak berdaya, karena kalau demikian akan mudah punah.
Kepercayaan yang diberikan kepada masyarakat akan dapat
menggali potensi-potensi, inisiatif dan kreatifitas sehingga
masyarakat dapat memberikan sikap dan tindakannya (perilaku)
yang sesuai dengan latar belakang historis kehidupan masyarakat
tersebut. Dalam kehidupan masyarakat yang latar belakang
historisnya penuh dengan dinamika perjuangan akan menerima
setiap kebijakan yang dibuat pemerintah dengan sikap kritis.
Sebaliknya pada kehidupan masyarakat yang latar belakang
historisnya bersifat feodalistik akan menerima setiap kebijakan
pemerintah sebagai suatu keharusan yang tidak bisa di tolak.
Apabila masyarakat telah memperoleh kepercayaan, maka mereka
akan mengelola program berdasarkan kreativitas, inisitaif dan
inovasi yang mereka miliki.
Pemberdayaan masyarakat merupakan tujuan akhir dari
dharma pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, KKN
mahasiswa dengan basis pemberdayaan masyarakat (Sisdamas)
merupakan upaya untuk melatih para mahasiswa bersama
15
masyarakat menyusun agenda perubahan yang disusun dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
mahasiswa sebagai fasilitator pemberdayaan dan dosen selaku
pembimbing lapangan.
Perlu diakui, capaian hasil pemberdayaan dalam kegiatan
KKN bisa jadi menjawab kebutuhan masyarakat tentang problema
kehidupan sosial, ekonomi, agama, pendidikan, teknologi dan
sebagainya, baik berbentuk suatu program jangka pendek, seperti
kegiatan pemanfaatan ilmu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa
KKN maupun program jangka menengah dan panjang yang
hasilnya baru bisa dinikmati setelah mahasiswa pulang dari lokasi
KKN. Walaupun demikian, KKN Sisdamas ini mendorong
mahasiswa merancang suatu rencana aksi pemberdayaan dimana
masyarakat bukan sebagai objek tetapi sebagai subjek dari
pemberdayaan itu sendiri. Keberhasilan program kegiatan diukur
dari sejauh mana mahasiswa mempunyai pemahaman
permasalahan yang ada dalam msayarakat, mencari alternatif
solusinya, melakukan sosialisasi, komunikasi, dan koordinasi
dengan berbagai pihak untuk merealisasikan solusi yang
dipilihnya.
Sebagai fasilitator, mahasiswa peserta KKN akan membangun
kesadaran kritis masyarakat. Ini mnjadi penting, karena selama ini
seringkali dalam berbagai program, masyarakat ditempatkan
sebagai ‘objek’ pembangunan dan masyarakat acapkali tidak
diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa
16
mengetahui serta menyadari masalah masyarakat hanya sekedar
melaksanakan kehendak ‘Orang Luar’ atau karena tergiur dengan
‘iming-iming’ bantuan uang, bukan melaksanakan karena benar-
benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat
bagi pemecahan masalah mereka.
Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide
pemberdayaan memiliki dua kecenderungan, antara lain : Pertama,
kecenderungan primer, yaitu kecenderungan proses yang
memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau
kemampuan (power) kepada masyarakat atau individu menjadi
lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya
membangun aset material guna mendukung pembangunan
kemandirian mereka melalui organisasi; dan kedua,
kecenderungan sekunder, kecenderungan yang menekankan pada
proses memberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi
individu agar mempunyai pengumpulan atau pemberdayaan untuk
menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses
dialog. Dua kecenderungan tersebut menberikan (pada titik
ekstrem) seolah bersebrangan, namun seringkali untuk
mewujudkan untuk mewujudkan kecenderungan primer terus
melalui kecenderungan sekunder terlebih dahulu.
Dalam upaya meberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga
sisi, yaitu; pertama, menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Disini
titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap
17
masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya,
tidak dapat masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika
demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang memilikinya serta
berupaya untuk mengembangkannya.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang memiliki
masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-
langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan
suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan
menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta
pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang
akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan bukan
hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga
pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern,
seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertangungjawaban
adalah bagian pokok upaya pemberdayaan ini. demikian pula
pembaharuan institusi-intitusi sosial dan pengintegrasiannya ke
dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat
didalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi
rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri
dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat
amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan,
pengamalan demokrasi.
18
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi.
Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi
bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam
menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan
pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam
konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti
mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan
mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah.
Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas
yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat
masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program
pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang
dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat
dipertukarkan dengan pihak lain).
Dengan demikian, apabila masyarakat telah memiliki
kemampuan, dapat memecahkan masalahnya sendiri, telah
mendapatkan kepercayaan dari pemerintah dalam mengelola
berbagai program kegiatan, maka dapat dipastikan masyarakat
tersebut sudah dapat mengambil keputusan sendiri sesuai
keinginan dan kebutuhan serta berbagai permasalahan yang di
hadapinya tanpa terus bergantung kepada pemerintah.
Dalam mengambil keputusan, diperlukan pengetahuan dan
pemahaman yang benar tentang suatu masalah. Dalam kegiatan
penemuan masalah mengacu kepada proses pengidentifikasian
19
masalah untuk mendapatkan masalahnya secara jelas, sebelum
melangkah kepada cara pemecahannya.
Dalam kegiatan penemuan masalah tersebut akan menyangkut
penentuan keberadaannya dan pentingnya masalah. Kegiatan
pemecahan masalah dimulai dengan pendiagnosaan masalah untuk
menemukan sebab sebenarnya. Kegiatan ini di lanjutkan dengan
membuat alternatif pemecahan masalah. Setelah alternatif
pemecahan masalah di lakukan, dilanjutkan dengan melakukan
evaluasi dan pemilihan alternatif. Kegiatan ini di lanjutkan dengan
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan
pengambilan keputusan formal, yakni bagaimana masyarakat
secara sistematik mengusahakan tercapainya keputusan yang sehat
dan masuk akal yang dapat dikatakan sebagai keputusan yang
mantap.
Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan
masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk
memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara
berkesinambungan.
20
SDGs ini diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2015 menggantikan
program sebelumnya yaitu MDGs (Millennium Development
Goals) sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun 2030
yang disepakati oleh banyak negara dalam forum resolusi
Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB). Jadi, kerangka
pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang
sebelumnya menggunakan konsep MDGs sekarang diganti dengan
SDGs. (Buku Panduan KKN Sisdamas, 31: 2018).
21
ini yaitu memberikan fasilitas mengenai langkah-langkah jangka
pendek dan jangka panjang mengenai kemiskinan.
22
memastikan bahwa mereka memiliki akses tehadap
pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan.
23
dalam masyarakat. Mahasiswa dan masyarakat mendorong
pemerintah daerah agar dapat berkontribusi secara langsung
untuk meningkan efisiensi energy dengan berinvestasi dalam
gedung hemat energy dan sumber energy terbarukan untuk
fasilitas public.
24
sama dengan masyarakat guna menemukan kesenjangan
terkait akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi
serta internet dalam masyarakat, dan mengambil langkah-
langkah untuk menjembataninya khususnya melalui
penyediaan ruang public seperti perpustakaan.
25
rangka meningkatkan keselamatan lalu lintas dan mengurangi
emisi.
26
menjadi pionir dalam menghadapi dampak-dampak
perubahan iklim.
27
16. Peace Justice and Strong Instituions (Perdamaian dan Institusi
yang Kuat)
Tujuan ini yaitu meningkatkan perdamaian termasuk
masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan
akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan
bertanggung jawab untuk seluruh kalangan.
28
1. QualityEducation (Pendidikan Berkualitas)
Pendidikan sangatlah penting, khusunya pada tingkat dasar.
Berkaitan dengan hal ini, mahasiswa peserta KKN Sisdamas
yaitu kelompok 340 yang ditugaskan mengabdi di Desa
Banjarsari melakukan untuk terbentuknya rumah baca guna
memberikan tingkat minat baca anak-anak.
C. Tahapan Siklus Pelaksanaan KKN Sisdamas
29
7. Pepro (Pelaksanaan Program) dilaksanakan pada minggu
III dengan dihadiri oleh DPL;
8. Monev (Monitoring Evaluasi) dilaksanakan pada minggu
ke IV sekalian melaksanakan penutupan KKN dengan
dihadiri oleh DPL;
Sekalipun jadwal tahapan KKN Sisdamas telah ditentukan
waktunya, namun dalam pelaksanaannya sangat fleksibel dengan
memperhatikan kondisi dan kesiapan warga di lokasi KKN.
Guna keperluan pemahaman KKN Sisdamas, berikut
dijelaskan secara singkat tahapan KKN Sisdamas.
1. Sosialisasi Awal dan Rembug Warga
Target Sosialisasi awal kami kelompok 118 adalah aparatur
Desa Cimaung, yang dilaksanakan secara bertahap yakni mulai
dari survei lokasi dan penerimaan awal peserta KKN oleh pihak
Desa Cimaung. Kami menanyakan mengenai gambaran umum
Desa Cimaung berikut target Sosialisasi yang akan menjadi
sasaran kami dalam menjalankan kkn di Desa Cimaung ini, berikut
akan kami paparkan hasil sosialisasi kami terhadap beberapa objek
terkait :
a. Kepala Dusun Tinggar Jaya Hilir yakni Bapak Suhendar, kami
menanyakan gambaran mengenai dusun Tinggar Jaya Hilir
dan meminta arahan untuk mendatangi objek sosialisasi kami
selanjutnya.
b. Ketua RT 01 Dusun Tinggar Jaya Hilir yakni Bapak Agus
Kusnadi, meminta izin bertempat tinggal selama sebulan,
30
meminta nasehat, menanyakan gambaran mengenai
masyarakat sekitar dan sharing kegiatan
c. Ketua RT 01 Dusun Tinggar Jaya Hilir yakni Bapak CECEP,
meminta izin bertempat tinggal selama sebulan, meminta
nasehat, menanyakan gambaran mengenai masyarakat sekitar
dan sharing kegiatan.
d. Ketua Rumah Kader Dusun Tinggar Jaya Hilir yakni ibu Ese,
kami menanyakan mengenai kegiatan yang diselenggarakan
dan jadwal kegiatan.
e. Ketua RW 01 silaturahmi untuk sosialiasi mengenai adanya
peserta kkn di dusun Tinggar Jaya Hilir.
f. Tokoh-tokoh masyarakat yang terdiri dari :
1. Tokoh Pendidikan : Bu Kokom, Bu Ela, Pk Uep
2. Tokoh Agama : Ustadz Afif, Ustadz Komarudin, Syaikh
Abi
g. Ketua KUA Kecamatan Cimaung yakni Drs. H. Ali Akhyar,
dalam rangka mencari informasi untuk menjalankan kegiatan
yang sesuai dengan kompetensi jurusan peserta kkn.
h. Ketua KWT Sukatani Dusun Tinggar Jaya Hilir
i. Bidan Dusun Tinggar Jaya Hilir yakni Ibu Lina yang
merupakan salah satu tenaga medis dalam kegiatan yang
diselenggrakan oleh Posyandu
j. Ketua PKK Desa Cimaung Ibu Ese, kami meminta gambaran
umum mengenai Tupoksi PKK dan meminta untuk
31
diikutsertakan dalam semua kegiatan yang diselenggarakan
oleh PKK
k. Ketua Karang Taruna Desa Cimaung yakni Bapak Firman
memperkenalkan diri dan sharing informasi
l. Ketua LPM Bapak Afif , sharing mengenai KKN Sisdamas
m. Home Industri yang ada disekitar Dusun Cimaung yakni
krupuk anclom
n. Warga sekitar Dusun Tinggar Jaya Hilir
o. Lembaga Pendidikan yakni : Paud, TK, SD, SMA
32
penanggulangan masalah sosial secara partisipatif yang
diejawantahkan dalam tahapan siklus-siklus selanjutnya.
Komitmen yang disepakati oleh masyarakat berimplikasi
kepada beberapa konsekuensi yang harus dijalankan oleh mereka
seperti: mengikuti pertemuan-pertemuan untuk melaksanakan
setiap proses tahapan siklus, adanya motor penggerak yang bekerja
dengan sukarela, kesediaan untuk bekerjasama dari berbagai pihak
( tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda
aparat pemerintah setempat, dll ), menyediakan dana swadaya
untuk berbagai pertemuan dan pelatihan, dan sebagainya.
Dengan mengetahui segala konsekuensi yang harus dihadapi
diharapkan masyarakat betul-betul siap untuk menerima intervensi
KKN Sisdamas bukan karena ’iming-iming’ bantuan dana akan
tetapi karena benar-benar mempunyai kehendak untuk melakukan
upaya penang-gulangan masalah sosial secara bersama-sama.
2. Refso (Refleksi Sosial)
Refleksi Sosial dapat dilakukan secara paralel dengan
Sosialisasi awal dan rembug warga yang dimaksudkan untuk
menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar
penyebab masalah sosial. Kesadaran kritis ini menjadi penting,
karena selama ini seringkali dalam berbagai program yang
menempatkan masyarakat sebagai ’objek’ pembanguunan,
acapkali masyarakat tidak diajak untuk melakukan berbagai upaya
pemecahan masalah tanpa mengetahui dan menyadari masalah
yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh ’Orang Luar’).
33
Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah
masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak ’Orang Luar’
atau karena tergiur dengan ’iming-iming’ bantuan uang, bukan
melaksanakan kegiatan karena benar-benar menyadari bahwa
kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah
mereka. Dalam pelaksanaannya, ada 2 hal penting yang harus
dilakukan dalam refleksi sosial, yaitu Olah pikir dan Oah rasa
sehingga pendalaman yang dilakukan melibatkan mental, rasa dan
karsa.
Olah Pikir merupakan proses analisis kritis terhadap
permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat, untuk membuka
mekanisme-mekanisme yang selama ini tidak tergali dan
tersembunyi di dalamnya. Analisis kritis terhadap permasalahan
sosial sering juga disebut sebagai analisis sosial, artinya mencari
secara kritis hubungan hubungan sebab akibat, sampai hal-hal
yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar permasalahan
Sosial yang sebenarnya. Setiap kondisi, baik itu eksternal maupun
internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari hubungan sebab
akibatnya dalam suatu kerangka yang logis. Dalam hal ini setiap
orang yang terlibat dalam refleksi belajar untuk berpikir analitis
dan logis, sehingga diharapkan tumbuh kesadaran kritis terhadap
berbagai penyebab sosial yang berakar pada lunturnya nilai-nilai
kemanusiaan.
34
3. Pesos (Pemetaan Sosial)
Dalam proses identifikasi kebutuhan masyarakat, siklus
lanjutan dari Refleksi Sosial adalah Pemetaan Sosial. Dalam siklus
ini para peserta KKN dan masyarakat melakukan proses belajar
untuk:
a. Menggali informasi, bagaimana kondisi nyata dari masalah-
masalah yang dikemukakan dan dirumuskan pada saat
refleksi sosial (sosial, ekonomi, lingkungan, kelembagaan,
kepemimpinan)? Masalah-masalah tersebut harus didukung
oleh data dan fakta, sehingga diperlukan proses penelitian
untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan;
b. Mengkaji, informasi dan fakta yang sudah didapatkan
dianalisa dan dikaji bersama. Proses ini merupakan analisa
kritis terhadap berbagai kondisi yang ada berdasarkan
informasi dan fakta tadi untuk dicari sebab akibatnya
termasuk kelompok-kelompok yang terkena dampak dari
masalah yang ada (kelompok sasaran). Setiap informasi yang
muncul dianalisa apakah hal tersebut merupakan masalah
yang sebenarnya atau hanya merupakan gejala saja.
Merumuskan masalah: Pada tahapan ini masalah yang sudah
ditemukan dan disepakati bersama dikelompokkan
(pengorganisasian masalah), kemudian dianalisa hubungan
sebab akibatnya dengan kembali membuat pohon masalah
seperti yang dilakukan dalam refleksi Sosial.
35
Dengan demikian dalam melakukan analisa kritis akan terjadi
proses refleksi yang berulang ulang. Artinya refleksi Sosial tidak
hanya terjadi pada saat siklus yang pertama akan tetapi terus
dilakukan dalam siklus Pemetaan swadaya.
Pada pelaksanaannya proses penggalian informasi, analisa
masalah, dan perumusan masalah seringkali tidak berdiri sendiri-
sendiri, akan tetapi merupakan proses yang dilaksanakan
sekaligus. Metode dan teknik yang dikembangkan untuk Pemetaan
Swadaya merupakan metode yang lebih menekankan pada proses
diskusi masyarakat. Alat kajian (tools) yang dikembangkan adalah
alat untuk mengajak masyarakat terlibat dalam proses penggalian
informasi, analisa dan perumusan masalah/kebutuhan, sehingga
melalui proses tersebut sebetulnya masyarakat yang terlibat
menjadi peneliti bagi dirinya dan kehidupan lingkungannya
sendiri.
Dengan terlibat dalam proses Pemetaan Swadaya masyarakat
diharapkan mampu untuk:
a. Memahami persoalan nyata mereka sendiri yang berdasarkan
kepada fakta dan informasi yang ada, sehingga yang mereka
rumuskan bukan daftar keinginan tetapi daftar kebutuhan,
masalah dan potensi yang bermanfaat untuk lingkungannya
terutama dalam rangka penanggulangan Sosial.
b. Pemecahan masalah (pemenuhan kebutuhan) tidak didasarkan
kepada kehendak dan sematamata bantuan ’orang luar’ akan
36
tetapi lebih banyak mengutamakan kemampuan sumberdaya
dan swadaya masyarakat.
c. Bagi ’orang dalam’ (masyarakat) kegiatan ini menjadi proses
belajar dan penyadaran tentang keadaan kehidupan dan
lingkungan yang mereka hadapi, sehingga diharapkan terjadi
pemahaman terhadap kondisi warga di lingkungannya
(mengapa si A miskin, bagaimana kondisi si B , dsb ).
Penyadaran ini merupakan renungan terhadap permasalah
dirinya dan orang lain di lingkungannya sehingga diharapkan
tumbuh kepedulian terhadap warga sekitar dan mencari jalan
keluar dari keadaan-keadaan yang dianggap mengganggu
(masalah).
d. Bagi ’orang luar’ (DPL dan peserta KKN). Kegiatan ini
merupakan proses belajar dan ’penyadaran’ dalam memahami
keadaan masyarakat serta cara pandang dan nilai-nilai
masyarakat yang mempengaruhi kehidupan mereka. Proses
belajar ini juga akan menimbulkan dukungan masyarakat
terhadap program yang didampinginya, apabila benar-benar
berdasarkan kebutuhankebutuhan masyarakat, serta program
kemudian dikembangkan oleh masyarakat sendiri.
4. Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat)
37
sebagai jawaban dari hasil analisa kelembagaan dan refleksi
kepemimpinan yang sudah dilaksanakan dalam siklus Pemetaan
Sosial.
Organisasi masyarakat warga yang dibangun bisa bersifat
organik berbentuk paguyuban atau perhimpunan atau
memanfaatkan organisasi atau lembaga yang sudah ada di
masyarakat seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPMD), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM), Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang
Taruna dll selama dalam organisasi tersebut mempunyai ciri-ciri:
a. Adanya kesetaraan dimana komunitas terbentuk sebagai
himpunan warga yang setara di suatu kelurahan.
b. Setiap anggota atau warga berhimpun secara proaktif, yaitu
telah mempertimbangkan berbagai aspek sebelum bertindak,
karena adanya ikatan kesamaan (commond bond ), seperti
kepentingan, persoalan, tujuan, dsb.
c. Tiap anggota atau warga berhimpun secara sukarela, bukan
karena terpaksa;
d. Membangun semangat saling percaya;
e. Bekerjasama dalam kemitraan;
f. Secara damai memperjuangkan berbagai hal, termasuk dalam
hal ini menanggulangi masalah-masalah sosial;
g. Selalu menghargai keragaman dan dan hak azasi manusia
sebagai dasar membangun sinergi;
38
h. Menjunjung nilai-nilai demokrasi dalam setiap keputusan
yang diambil dan secara intensif melakukan musyawarah;
i. Selalu mempertahankan otonomi atau kemerdekaan dari
bebagai pengaruh kepentingan;
j. Mampu bekerja secara mandiri;
5. Perencanaan Partisipatif
Setelah kami memulai bekerjasama, kami tawarkan ide untuk
menyelesaikan perihal permasalahan magrib mengaji yang ada di
Dusun Tinggar Jaya Hilir, yakni membangun kembali program
magrib mengaji yang dulu sempat berhenti karena tidak adanya
pengajar.
6. Sinergi Program
Hasil perencanaan partisipatif ditentukan prioritas program
kegiatan yang disepakati bersama oleh seluruh stakeholder di desa
lokasi KKN melalui semacam forum rapat paripurna. Rapat
tersebut seyogyanya difasilitasi oleh organisasi masyarakat yang
disepakati melalui pendampingan peserta KKN dan DPL. Pada
forum itu hadir aparatur desa, ( Kades, LPMD, BPD dll) tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda. Kemudian
forum tersebut membahas sinergi program yang memungkinkan
kegiatan tersebut dapat masuk pada agenda musyawarah
perencanaan pembangunan desa (musrenbangdes) pada setiap
bulan Januari dan atau memungkinkan dapat melakukan chaneling
dengan pihak-pihak swasta atau pengusaha yang ada disekitar desa
39
tersebut. Selain itu, forum tersebutpun menetapkan angka
partisipasi swadaya masyarakat baik dalam bentuk tenaga, bahan
material atau uang tunai yang dikapitalisasi.
7. Pepro (Pelaksanaan Program)
Pada tahap ini semua pihak terlibat dalam kegiatan
pelaksanaan program sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
masing-masing panitia. Relawan diarahkan oleh pokja untuk
mengisi pos-pos seksi yang sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Nilai-nilai luhur kemanusiaan dalam bentuk sikap gotong
royong, jujur, peduli, tanggungjawab dan sebagainya
diimplementasikan bersama pada tahap ini. Kegiatan dimulai
dengan sosialisasi baik secara lisan dan tulisan. Secara lisan dapat
dilakukan secara face to face atau melalui pengumuman pengeras
suara milik masyarakat seperti dari masjid atau mushola dengan
oleh tokoh masyarakat dan atas persetujuan bersama. Secara
tulisan dapat berbentuk surat, leaflet atau spanduk, papan proyek
dll.
Tahap berikutnya pelaksanaan program perlu diatur ritme
keterlibatan partisipan apabila waktu yang dibutuhkan lebih dari
satu hari. Pojka dapat membuat jadwal relawan yang akan turut
mengikuti kegiatan. Selain itu setiap sumbangan tambahan secara
spontan dari warga dalam bentuk harus tercatat pada pembukuan
pokja untuk dikapitalisasi dan bahan laporan.
Sebagai manifestasi tridharma perguruan tinggi, peserta KKN dan
DPL seyogyanya terlibat sebagai relawan dan bukan sebagai
40
pelaku utama pada pelaksanaan program serta berusaha
mendokumentasikan perilaku masyarakat pada proses dan hasil
pelaksanaan program berlangsung.
8. Monev (Monitoring dan Evaluasi)
Pada tahapan ini, organisasi masyarakat memfasilitasi
pertemuan warga bersama pemerintahan desa untuk
membentuk tim Monev. Kemudian tim melakukan tugas
monitoring dan evaluasi dengan mengecek kembali hasil
pelaksanaan program disesuaikan dengan rencana yang
terdapat dalam proposal. Hasil temuan monev
direkomendasikan kepada organisasi masyarakat untuk bahan
tindak lanjut pada program tahun berikutnya. Setelah
dipandang selesai tim monev menerbitkan Berita Acara yang
menerangkan bahwa pelaksanaan program telah dilaksanakan.
Kemudian organisasi masyarakat membubarkan Pokja dan dan
tim monev serta membentuk organisasi pemelihara seperti
untuk menjaga keberlanjutan program tersebut.
41
BAB III
PROFIL DESA
42
5. Bapak Rahman
1. Visi
“Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju Mandiri dan
Berdaya Saing, Melalui Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
43
dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan
Religius, Kultural, dan Berwawasan Lingkungan”
2. Misi
1. Visi
“NGALIWET” Ngawangun Lingkungan Endah Tumaninah.”
2. Misi
44
d. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Perdesaan
e. Mengembangkan Agri Bisnis berbasis kelompok
f. Mengembangkan Ekonomi Masyarakat
b. Kondisi Geografis
1) Ketinggian Tanah dari Permukaan Laut : 882
MDPL
2) Banyaknya Curah Hujan : 14 M/Tahun
3) Tofografi : Dataran Tinggi
4) Suhu Udara Rata-Rata : 29 o – 31o C
c. Orbitasi
1) Jarak Dari Pusat Kecamatan : 0,9 KM
2) Jarak dari pusat Kota/Kabupaten : 18,9 KM
3) Jarak daru Ibu Kota Provinsi : 28 KM
4) Jarak dari Ibu Kota Negara : 141 KM
45
2. Pertanahan
a. Status
1) Sertifikat Hak Milik : 121 Buah
2) Sertifikat Hak Guna Pakai : 102 Buah
3) Sertifikat Hak Guna Bangunan :39 Buah
4) Sertifikat Hak Pakai : 27 Buah
5) Tanah Kas Desa
a) Tanah Bengkok : 1Buah
b) Tanah Titisara : - Buah
c) Tanah Pengangonan : - Buah
d) Tanah Kas Desa Lainnya : -Buah
6) Tanah Bersertifikat : - Buah
7) Tanah Bersertifikat melalui Prona : - Buah
8) Tanah Bersertifikat melalui Prona : - Buah
9) Tanah yang belum bersertifikat : - Buah
b. Peruntukan
1) Jalan : 15,7 KM
2) Sawah dan Ladang :69,925 Ha
3) Bangunan Umum :2,3 Ha
4) Empang / Kolam :6,8 Ha
5) Pemukiman dan Perumahan :127,97 Ha
6) Jalur Penghijauan : - Ha
7) Pemakaman TPU :1,8 Ha
8) Lain-Lain :3,6 Ha
46
c. Penggunaan
1) Industri : - Ha
2) Pertokoan / Perdagangan :6,7 Ha
3) Perkantoran :3,2 Ha
4) Pasar Desa : - Ha
5) Tanah Wakaf : 6,7 Ha
6) Tanah Sawah :132,3 Ha
a) Irigasi Teknis : - Ha
b) Irigasi Setengah Teknis :169,21
Ha
c) Irigasi Sederhan : - Ha
d) Irigasi Tanah Hujan :52,415 Ha
e) Sawah Pasang Surt : - Ha
7) Tanah Kering
a) Pekarangan :8,70 Ha
b) Perladangan :4,740 Ha
c) Tegalan : 4,740 Ha
d) Perkebunan Negara : - Ha
e) Perkebunan Swasta : - Ha
f) Perkebunan Rakyat : - Ha
g) Tempat Rekreasi : - Ha
47
3. Kependudukan
Jumlah Penduduk Menurut :
a. Jenis Kelamin Perdusun
1) Laki-laki :5078 Orang
2) Perempuan :5189 Orang
JUMLAH :10267 Orang
c. Kewarganegaraan
1) WNI Laki-laki : 2 Orang
2) WNI Perempuan : Orang
JUMLAH : 2 Orang
48
e. Menurut Usia
1) Kelompok Pendidikan
a) 00-03 Tahun : 377 Orang
b) 04-06 Tahun : 412 Orang
c) 07-12 Tahun : 376 Orang
d) 13-15 Tahun : 873 Orang
e) 16-18 Tahun : 592 Orang
f) 19 – Keatas : 7411 Orang
JUMLAH : 10.253 Orang
49
V. Akademis D1 – D3 : 370 Orang
VI. Sarjana / S 1 : 90 Orang
VII. Sarjana / S 2 : 34 Orang
VIII. Sarjana / S 3 : - Orang
JUMLAH : 9689 Orang
b) LulusanPendidikanKhusus/Non Formal
I. Ponpes : Orang
II. Kursus : Orang
III. Sekolah Luar Biasa : 14 Orang
JUMLAH : Orang
4) Menurut Mata Pencaharian
a) PNS : 78 Orang
b) PNS POLRI : 6 Orang
c) PNS TNI : 5 Orang
d) Pensiunan PNS : 100 Orang
e) Pensiunan TNI/POLRI: 40 orang
f) Karyawan : 1296 Orang
g) Pedagang : 13 Orang
h) Petani : 789 Orang
i) Buruh Tani : 459 Orang
j) Perkebunan : 132 Orang
k) Peternak : 221 Orang
l) Pemulung : 23 Orang
m) Jasa : 733 Orang
50
5) Sarana dan prasarana
a) Jumlah MCK Umum 5 unit
b) Jumlah Posyandu 9 unit
c) Jumlah kader Posyandu aktif 40 orang
d) Jumlah pembina Posyandu 10 orang
e) Jumlah Dasawisma 1 Dasawisma
f) Jumlah pengurus Dasa Wisma aktif 18 orang
g) Jumlah kader bina keluarga balita aktif 18 orang
h) Jumlah petugas lapangan keluarga berencana aktif 3
orang
i) Buku rencana kegiatan Posyandu Diisi/tidak
j) Buku data pengunjung Posyandu Diisi/tidak
k) Buku kegiatan pelayanan Posyandu Diisi/tidak
l) Buku administrasi Posyandu lainnya 3 jenis
m) Jumlah kegiatan Posyandu 4 jenis
n) Jumlah kader kesehatan lainnya 4 orang
o) Jumlah kegiatan pengobatan gratis 2 jenis
p) Jumlah kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk/PSN 1 jenis
q) Jumlah kegiatan pembersihan lingkungan 3 jenis
4. Ekonomi Masyarakat
a. Pengangguran
1) Jumlah angkatan kerja (penduduk usia 18-56 tahun)
6743 orang
51
2) Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang masih sekolah
dan tidak bekerja 1765 orang
3) Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang menjadi ibu
rumah tangga 1398 orang
4) Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja penuh
276 orang
5) Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja tidak
tentu 364 orang
6) Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan
tidak bekerja 16 orang
7) Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan
bekerja 21 orang
b. Kesejahteraan Keluarga
1) Jumlah keluarga prasejahtera 33 keluarga
2) Jumlah keluarga sejahtera 1 775 keluarga
3) Jumlah keluarga sejahtera 2 1567 keluarga
4) Jumlah keluarga sejahtera 3 476 keluarga
5) Jumlah keluarga sejahtera 3 plus 186 keluarga
Total jumlah kepala keluarga 3037 keluarga
52
4) Memiliki tanah antara 0,31-0,4 ha 187 orang
5) Memiliki tanah antara 0,41-0,5 ha 167 orang
6) Memiliki tanah antara 0,51-0,6 ha 178 orang
7) Memiliki tanah antara 0,61-0,7 ha 112 orang
8) Memiliki tanah antara 0,71-0,8 ha 211 orang
9) Memiliki tanah antara 0,81-0,9 ha 190 orang
10) Memiliki tanah antara 0,91-1,0 ha 29 orang
11) Memiliki tanah antara 1,0 – 5,0 ha 20 orang
12) memiliki tanah antara 5,0 – 10 ha 0 orang
13) Memiliki tanah lebih dari 10 ha 0 orang
Jumlah Total Penduduk 9997 orang
6. Kesehatan Masyarakat
a. Kualitas Ibu Hamil
1) Jumlah ibu hamil 128 orang
2) Jumlah ibu hamil periksa di Posyandu 37 orang
3) Jumlah ibu hamil periksa di Puskesmas 48 orang
4) Jumlah ibu hamil periksa di Rumah Sakit 11 orang
5) Jumlah ibu hamil periksa di Dokter Praktek 23 orang
6) Jumlah ibu hamil periksa di Bidan Praktek 24 orang
7) Jumlah ibu hamil periksa di Dukun Terlatih 4 orang
8) Jumlah kematian ibu hamil 0 orang
9) Jumlah ibu hamil melahirkan 1 orang
53
b. Kualitas Bayi
1) Jumlah keguguran kandungan 10 orang
2) Jumlah bayi lahir 213 orang
3) Jumlah bayi lahir mati 3 orang
4) Jumlah bayi lahir hidup 213 orang
5) Jumlah bayi mati usia 0 – 1 bulan 2 orang
6) Jumlah bayi mati usia 1 – 12 bulan 1 orang
7) Jumlah bayi lahir berat kurang dari 2,5 kg 2 orang
8) Jumlah bayi 0-5 tahun hidup yang menderita kelainan
organ tubuh, fisik dan mental 3 Orang
c. Cakupan Imunisasi
1) Jumlah Bayi usia 2 bulan 18 orang
2) Jumlah bayi 2 bulan Imunisasi DPT-1, BCG dan Polio
-1 12 orang
3) Jumlah bayi usia 3 bulan 34 orang
4) Jumlah bayi 3 bulan yang imunisasi DPT-2 dan Polio-2
34 orang
5) Jumlah bayi usia 4 bulan 21 orang
6) Jumlah bayi 4 bulan yang imunisasi DPT-3 dan Polio-3
21 orang
7) Jumlah bayi 9 bulan 11orang
8) Jumlah bayi 9 bulan yang imunisasi campak 10 orang
Jumlah bayi yang sudah imunisasi cacar 10 orang
54
7. Peta Desa Cimaung
55
9. Daftar Perangkat Desa Cimaung
No Nama Jabatan
56
10. Daftar Anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Desa
Cimaung
No Nama Jabatan
4 ENANG ANGGOTA
5 DAMUN SUHERMAN ANGGOTA
57
BAB IV
a. Penyelenggara
1. Ketua RW
2. Sekretaris RW
58
3. Anggota Pelaksana
1. Lurah
59
tentang tatacara dan mekanisme pemberian bantuan hibah
dan bantuan sosial;
3) Melakukan monitoring pelaksanaan Rembug Warga
tingkat RW agar berjalan dengan baik dan menghasilkan
prioritas yang benar-benar merupakan kebutuhan bagi
penyelesaian permasalahan warga;
4) Melakukan sosialisasi dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan Rembug Warga kepada Ketua RW;
5) Membuat dan mengatur jadwal serta membritahukan
pelaksanaannya kepenyelenggara RembugWarga paling
lambat satu minggu sebelum pelaksanaan Rembug Warga
2. Ketua RW
60
5) Membentuk dan mengusulkan perwakilan dari RW sebagai
peserta Musrenbang kelurahan
Tim Pendukung
61
Gambar 3 Rembug Warga Kelompok 118 dengan Masyarakat
Tinggar Jaya Hilir
62
Kemudian masyarakat mengemukakan masalahnya yang
ada di desa tersebut, kebanyakan masyarakat mengeluhkan
mengenai sampah yang tak kunjung terselesaikan di karenakan
beberapa faktor. Yakni tidak adanya penampungan sampah besar
yang tesedia di desa tersebut. serta tidak adanya para pegawai
pengangkut sampah sehingga banyak dari masyarakat membuang
di sungai, selokan dan dipinggir-pinggir rumah.
63
kekurangan pengajar yang telah memiliki kesibukannya masing-
masing. maka karena hal tersebut kegiatan magrib mengaji tidak
aktif.
2. Pemetaan Sosial
64
b. Mengindentifikasi kelompok sosial yang berbeda
menggunakan kriteria yang ditetapkan secara local dan
menilai distribusi aset keseluruh kelompok siosial.
c. Mendalami pengetahuan dan persepsi komunitas
d. Mengindentifikasi pengaruh dan kekuasaan yang bermain
e. Belajar tentang lembaga sosial dan pandangan komunitas
yang berbeda terhadapa lembaga-lembaga sosial tersebut
65
3. Memproduksi peta sosial
Pertama menentukan jenis area peta akan menejukan atau
terbatasan seperti sebuah desa, sebuah wilayah leluhur
masyarakat adat, dan sebagainya. Peta sosial mulai sebagai
peta fisik dari daerah perumahan masyarakat. Prinsip-prinsip
mengikuti dalam menyiapkan latihan dan mendapatkan pergi
untuk peta sosial yang mirip dengan yang digunakan dengan
peta sumber daya masyarakat, bahkan mungkin menjadi
mungkin dan berguna untuk menggabungkan keduanya dan
mengahsilkan satu peta yang menunjukan aspek sosial dan
sumber daya masyarakat.
4. Menganalisa Peta Sosial
Setelah peta telah selesai, menggunakannya sebagai dasar
untuk melakukan wawancara semi-terstruktur pada topic yang
menarik dan memungkinkan analis local untuk melakukan
diskusi mereka sendiri dan analisis. Diskusi ini harus dicatat
atau direkam. Ini mungkin berguna untuk memiliki daftar
pertanyaan kunci untuk memandu diskusi tentang sumber
daya masyarakat.
Analisa dilakukan dengan menggunakan metode
triangulasi yakni dengan cara melakukan check dan cross
check atas informasi yang diterima untuk melihat persamaan
dan keselarasan, dan juga perbedaan.
66
Hasil triangulasi selanjutnya disusun kedalam suatu
rangkuman secara deskriptif, dengan melihat persamaan dan
perbedaan pendapat dan pandangan yang ada di msyarakat.
Pada pelaksanaan siklus ke dua peserta KKN menjalankan
pemetaan sosial dengan mewawancarai tokoh agama, dan
masyarakat sekitar untuk mendapatkan informasi mengenai
data-data anak-anak yang mengikuti program magrib mengaji
dan pemetaan wilayah masalah yang berkenaan dengan
program magrib mengaji.
67
Table 6 Jadwal Pengajar Magrib Mengaji 118
68
3. Pengorganisasian Masyarakat
69
Pengorganisasian adalah pengelompokan berbagai kegiatan
yang diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian
rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan
memuaskan.
1. Pengenalan masalah
Dimulai saat seseorang mengenali bahwa suatu masalah
ada dalam suatu msyarakat dan memutuskan untuk melakukan
sesuatu guna menghadapi masalah tersebut. Orang ini disebut
pengatur. Pengatur ini dapat berasal dari dalam masyarakat
sendiri, maupun dari luar masyarakat itu sendiri.
2. Perolehan jalan masuk kedalam masyarakat
Diperlukan anggota masyarakat yang berpengaruh dalam
memperoleh jalan masuk. Mereka ini disebut penjaga
gerbang. Langkah ini merupakan langkah paling kritis
didalam keseluruhan proses
3. Pengorganisasian warga
Perolehan dukungan dari anggota masyarakat untuk
mengatasi masalah merupakan langkah selanjutnya dalam
proses. Langkah ini paling baik dimulai dengan
mengorganisasi mereka yang berminat memasyikan bahwa
masalah berhasil dipecahkan.
70
4. Pengkajian masyarakat
Harus diketahui bahwa dalam pengkajian masyarakat harus
memperhatikan perbedaan antara pengorganisasian dan
pembangunan masyarakat, pengorganisasian masyarakat
berfokus pada kebutuhan masyarakat, sedangkan
pembangunan masyarakat difokuskan pada kemampuan dan
aset masyarakat.
1. Dewan pengawas
2. Ketua
3. Sekertaris
4. Bendahara
5. Dewan Pengajar
71
Dewan Pengawas
Ustadz Afif
Ketua
Gilang Aditia
Sekertaris Bendahara
Pengajar
Gilang Reza
Sani Sofian
Erni Novianti
Siti Sholihat
72
4. Perencanaan partisipatif dan Sinergi Program
73
Perencanaan juga diartikan sebagai suatu proses pengambilan
keputusan yang berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan
yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang diharapkan
atauyang dikehendaki.
Perencanaan Partisipatif
74
2. Ada kesetaraan antara government dan non government
stakeholders dalam pengambilan keputusan;
3. Ada transparansi dan akuntabilitas dalam proses
perencanaan;
4. Ada keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen
masyarakat, terutama kaum perempuan dan kelompok
marjinal;
5. Ada sense of ownership masyarakat terhadap renstra SKPD
6. Ada pelibatan media.
75
pertanggungjawaban keputusan, sehingga memberdayakan
semua orang yang terlibat;
6. Kegiatan-kegiatan pelaksanaan menjadi lebih obyektif dan
fleksibel berdasarkan keadaan setempat;
7. Memberikan transparansi akibat terbuka lebarnya
informasi dan wewenang;
8. Memberikan kesempatan masyarakat untuk menjadi mitra
dalam perencanaan.
76
program tersebut dengan baik sehingga hal itu pula yang
menambah kefakuman magrib mengaji tersebut.
77
Sinergi Program
78
Untuk membantu sarana prasarana tersebut serta bantuan yang
lainnya diperlukan sinergi program.
79
pemberdayaan masyarakat tidak menunggu waktu lama. Tidak
hanya itu pula masyarakat membatu terlaksananya kegiatan
dengan ikut berpartisipasi untuk menyisihkan waktunya mengajar
mengaji apabila diantara masyarakat memilki waktu luang.
80
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan
pengukuran kemajuan atas objek program, memantau perubahan,
yang fokus pada proses dan keluaran. Evaluasi adalah penggunaan
metode penelitian social untuk secara sistematis menginvestigasi
efektifitas program. Menilai kontribusi program terhadap
perubahan (Goal/objek) dan menilai kebutuhan perbaikan.
81
pada materi asam basa di SMP
Banjar Asri
82
Arab di Kp. Tinggar Jaya Hilir
Desa Cimaung)
83
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
b. Antusiasme anak-anak
Dalam melaksanakan program yang bersangkutan dengan anak-
anak di Desa Cimaung, anak-anak sangat bersemangat sehingga
memudahkan mahasiswa dalam proses kegiatan KKN. Dalam
kegiatan ini, mahasiswa mengadakan program magrib mengaji,
mengajar di pengajian Musholla dan pelatihan untuk bisa
mengenal dan berbicara dalam Bahasa Arab. Pada hari-hari libur
pun mereka menyempatkan waktunya datang ke posko yakni
belajar sambil bermain dan melakukan agenda kegiatan Rumah
Pintar seperti mengerjakan PR anak- anak SD.
c. Dukungan dari setiap orang tua
Orang tua dari anak-anak di Kp. Tinggar Jaya Hilir mendukung
setiap kegiatan yang bersangkutan dengan anak-anak mereka.
84
Mereka berharap dekatnya anak-anak dengan Mahasiswa ini dapat
menumbuhkan semangat dalam belajar dan mempunyai
pengalaman baru bersama peserta KKN Sisdamas 2018.
Orang tua atau warga yang ada di Kp. Tinggar Jaya Hilir sangat
mendukung prohram yang kami jalankan, mulai dari tokoh
masyarakat, tokoh agam dan warga biasa pun ikut mendukung
program KKN SISDAMAS. Seperti paraa orang tua selalu datang
ke posko baik itu hanya untuk ngobrol ataupun memberikan
makanan, dari para tokoh agama memberikan waktu untuk bisa
berbicara menyampaikan sepatah dua patah atau menjadikan
mahasiswa sebagai imam itu merupakan apresiasi yang luar biasa
dari masyarakat tinggar jaya hilir.
d. Dukungan dari para pengajar di Madrasah
Para pengajar pun mendukung kegiatan ini dan
memberikan ruang kepada Mahasiswa untuk mengajar anak-anak
di Madrasag. Para pengajar pun merasa terbantu dengan adanya
mahasiswa yang dapat ikut serta mengajar di Madrasah.
e. Tempat yang strategis
Dalam melakukan setiap kegiatan, mahasiswa terbantu karena
ditempatkan pada posisi tempat posko yang strategis. hal ini
disebabkan posisi posko Mahasiswa KKN dekat dengan fasilitas
publik yakni kantor pemerintahan seperti kantor desa, kecamatan,
balai RW/RT, Alun-alun, pasar dll, karena kebetulan Desa yang
kami temapati adalah Ibukota Kecamatan sehingga tidak
terkendala dalam melakukan proses KKN di Desa Cimaung.
85
f. Dukungan dari pihak Aparatur Desa
Pihak aparatur Desa pun selalu mendukung kegiatan
Mahasiswa KKN dengan memberikan fasilitas prasarana dan
sarana dalam menunjang kegiatan yang dilakukan.
2. Faktor hambatan-hambatan dalam menjalankan program
Dalam setiap program atau kegiatan apapun, tidak mungkin jika
tidak menemukan hambatan-hambatan. Adapun hambatan dalam
proses pelaksanaan program ini antara lain:
a. Kesibukan Masyarakat
Kesibukan masyarakat pun menjadi kendala yang
menghambat kegiatan proses KKN. Banyak masyarakat yang
bisa diwawancarai hanya pada waktu tertentu seperti pada sore
hari atau malam. Hal ini disebabkan karena masyarakat
mayoritas seorang petani dan buruh dalam mata
pencahariannya dan tidak berada di rumahnya. Sehingga
banyak dalam proses sosialisasi, mahasiswa ikut ke tempat
lokasi mereka bekerja.
86
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Program KKN SISDAMAS 2018 ini sangat berbeda
dengan program KKN tahun sebelumnya. Program KKN
tahun 2018 berbasis pemberdayaan masyarakat ini lebih
menekankan pihak masyarakat yang menjadi subjek dalam
segala program KKN.
KKN di Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten
Bandung memiliki potensi yang dapat dikatakan berkembang.
Hal ini terlihat dari kawasan pertanian yang sangat baik dan
berkecukupan, adanya Puskesos, usaha mikro, masyarakat
yang ramah, dan pendidikan yang berkembang.
Berdasarkan pelaksanaan program kerja mahasiswa KKN
SISDSMAS 2018 di lingkungan Tinggar Jaya Hilir Desa
Cimaung baik dan berhasil. Hal ini bisa terlihat dari antusias
pihak bersangkutan dalam pengapresiasiannya saat
pelaksanaan kegiatan. Akan tetapi, lebih banyak program
yang berdasarkan prinsip pengabdian daripada
pemberdayaan.
Program Manajemen itu sendiri yaitu menerapkan teori
manajemen fungsi POAC pada Program Magrib Mengaji,
menjadi Panitia Perlombaan HUT RI ke 73, mengajar di SD
Cimaung. Hal ini merupakan bagian ekonomi syariah yang
diterapkan dalam kehidupan.
87
B. Saran
Setelah dilakukannya kegiatan KKN Sisdamas, maka
dalam hal ini penulis mempunyai rekomendasi bagi pihak-
pihak terkait menimbang terdapatnya potensi, kekurangan dan
kelibahan di lokasi KKN terkait. Beberapa rekomendasi
tersebut diantaranya:
1. Bagi LP2M (Lembaga Pusat Pengabdian Lapangan
kepada Masyarakat)
KKN Sisdamas di lingkungan Cimaung merupakan hal
yang sudah biasa. Perihal ini disambut baik oleh masyarakat.
Sehingga, disarankan bagi pihak LP2M untuk KKN tahun
depan dapat menempatkan lagi mahasiswanya di daerah ini
karena potensi masyarakatnya harus terus digali dan
dikembangkan. Hal-hal yang telah dilakukan kelompok 118
masih jauh dari cukup, sehingga perlu penerus untuk
meneruskan kegiatan ini.
KKN Sisdamas merupakan hal baru, sehingga perlu adanya
pendampingan lebih lama kepada mahasiswa agar dapat
memahami peranannya dalam KKN dengan basis
pemberdayaan. Terutama dalam siklus-siklus KKN Sisdamas
tidak mudah dimengerti oleh peserta KKN dalam waktu yang
singkat. Program ini sangat bagus jika dilakukan secara
berkelanjutan.
KKN dengan waktu 1 bulan merupakan waktu yang singkat
untuk mengadakan program pemberdayaan. Dibutuhkan
88
waktu 2 minggu untuk berbaur dengan masyarakat, dan 2
minggu lagi untuk mengamati dan mengalisis hal-hal yang
dapat diterapkan, akan tetapi belum cukup untuk
melaksanakan program sampai berhasil dan berjalan dengan
sempurna.
2. Bagi Mahasiswa
Kegiatan KKN Sisdamas merupakan program untuk
memberdayakan masyarakat pada fokus-fokus tertentu yang
ada lingkungan garapan. KKN yang fokus paa pemberdayaan
sangat bagus, akan tetapi perlu dipahami dulu tentang
bagaimana keberadaan lokasi KKN. Dalam tahap
survey/observasi ke lokasi KKN sebaiknya mahasiswa perlu
bergerak cepat dalam analisis sehingga bentuk program yang
direncanakan dapat terlaksana selama program KKN.
Masyarakat merupakan suatu bentuk sosial yang
menyeluruh dengan berbagai latar belakang dan pola pikir
yang berbeda. Mahasiswa atau peserta KKN harus bisa
memposisikan diri sebagai masyarakat pula, karena
penyampaian informasi yang terlalu akademik terkadang tidak
langsung dipahami masyarkat. Selain itu perlunya menjaga
sikap dalam bermasyarakat.
Selama program KKN ada baiknya mahasiswa fokus dalam
kegiatan dan jangan terganggu oleh aktivitas lain diluar ranah
KKN. Hal tersebut dapat menjadikan persengketaan antar
89
anggota kelompok. Serta akan membuat kegiatan tidak
berjalan lancar. Karena dalam program KKN ini perlu adanya
kekompakan dan tanggung jawab yang baik.
3. Bagi Pemerintah
Rekomendasi untuk pihak pemerintahan yaitu harus
mendukung segala kegiatan positif yang diselenggarakan oleh
masyarakat terutama untuk kemajuan pengetahuan, keilmuan
dan ekonomi masyarakat.
4. Bagi Masyarakat
Masyarakat harus meningkatkan pengetahuan mengenai
agama dan Al-Qur’an karena itu merupakan pedoman hidup.
Jika sudah memahami Al-Qur’an dengan baik maka tidak
akan bingung menentukan jalan hidup, karena semuanya
sudah diatur dalam Al-Qur’an dan ada ketentuannya. Al-
Qur’an merupakan sumber dari semua ilmu pengetahuan yang
apabila seseorang memahaminya dengan baik akan
membawanya pada kebenaran dan keselamatan.
90
DAFTAR PUSTAKA