Anda di halaman 1dari 105

LAPORAN

KKN SISDAMAS 2018

KELOMPOK 118

TINGGAR JAYA HILIR MELEK

AL-QUR’AN

Editor:

Rohanda, M.Ag.

Penulis:

Fauzi Anwar HBR dkk.,

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEPADA


MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Berbasis Pemberdayaan


Masyarakat oleh kelompok 118 di Kampung Tinggar Jaya Hilir
Desa Cimaung Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung yang
berjudul “Tinggar Jaya Hilir Melek Al-Qur’an” telah diperiksa
dan disahkan pada tanggal 15 September 2018.

Dosen Pembimbing Kepala Pusat Pengabdian

Lapangan Kepada Masyarakat-LP2M

UIN SGD Bandung

Rohanda, M.Ag Dr.H.Ramdani Wahyu Sururie,M.Ag.M.Si

NIP. 197104052007011042 NIP. 197210302001121002

I
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabassrakaatuh

Alhamdulillahirabbil’alaamiin segala puji dan syukur bagi


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Tak lupa shalawat dan salam kepada
Rasullulah Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat
serta orang – orang yang selalu istiqomah didalamnya. Dan hanya
dengan izinnya lah, saya dapat menyelesaikan laporan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) ini.

Setelah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang


dimulai pada tanggal 31 Juli 2018 sampai dengan 31 Agustus 2018,
banyak pengalaman baru yang diperoleh, baik buruk, suda duka,
pahit manisnya serta halangan dan rintangan telah penulis lalui.
Semua hal itu memberikan pengaruh sekaligus latihan pada diri
penulis dalam rangka proses pembelajaran sebagai mahasiswa
yang haus akan ilmu pengetahuan. Laporan ini disusun dengan
berdasarkan hasil praktik Kuliah Kerja Nyata Sistem
Pemberdayaan Masyarakat (KKN SISDAMAS) di Desa Cimaung
Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung Barat. Adapun tujuan
dari penulisan laporan ini secara umumnya yaitu mendewasakan
pola pikir mahasiswa dalam menganalisis dan menyelesaikan
masalah yang ada di masyarakat secara pragmatis ilmiah.

II
Selama pelaksanaan KKN, penulis banyak menerima bantuan,
bimbingan, dukungan dan saran dari banyak pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan yang baik ini penyusun menghaturkan
terimakasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, selaku penanggung


jawab pusat KKN SISDAMAS 2017 UIN Sunan Gunung Djti
Bandung.
2. Kepala LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
3. Panitia pelaksana KKN SISDAMAS 2017 UIN Sunan Gunung
Djati Bandung, selaku pelaksanan koordinator kegiatan KKN
SISDAMAS 2017 UIN Sunan Gunung Djati Bandung
4. Bapak Rohanda, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing KKN.
5. Bapak Komara selaku Kepala Desa Cimaung.
6. Masyarakat Kp. Tinggar Jaya Hilir Desa Cimaung.
7. Teman-teman Peserta KKN Sisdamas UIN Sunan Gunung
Djati Bandung khususnya kelompok 118 yang berlokasi di Kp.
Tinggar Jaya Hilir Desa Cimaung.
8. Kedua orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungan
kepada penulis selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja
Nyata hingga terselesaikan laporan ini.

III
Segala daya dan upaya yang kita lakukan senantiasa hanya
untuk mengharapkan ridho Allah SWT. Akhir kata penulis
berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa-mahasiswi dan pembaca sekaligus demi menambah
pengetahuan tentang Kuliah Kerja Nyata.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandung, 15 September 2018

Fauzi Anwar HBR dkk,.

IV
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................... v

DAFTAR TABEL .................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................. ix

RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................... x

PROLOG ................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1


B. Fokus Program ........................................................................ 3
1. Bidang Sosial .................................................................... 3
2. Keagamaan ........................................................................ 4
3. Pendidikan ........................................................................ 5
C. Sasaran dan Target .................................................................. 6
D. Jadwal Pelaksanaan Program .................................................. 7
E. Struktur Kelompok dan Job Desrcriptions ............................ 10

BAB II KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT .... 11

A. Konsep KKN Berbasis Pemberdayaan Masyarakat .............. 11


B. Isu IPM dan SDG’s ............................................................... 20
C. Tahapan Siklus Pelaksanaan KKN Sisdamas ....................... 29

V
BAB III PROFIL DESA ........................................................... 42

A. Sejarah Singkat Desa............................................................. 42


B. Visi, Misi dan Program Desa ................................................ 43
C. Monografi Desa Cimaung ..................................................... 45

BAB IV HASIL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ........ 58

A. Proses dan Hasil Pemberdayaan Masyarakat ........................ 58


1. Rembug Warga dan Refeleksi Sosial .............................. 58
2. Pemetaan Sosial .............................................................. 64
3. Pengorganisasian Masyarakat ......................................... 69
4. Perencanaan Partisipatif dan Sinergi Program ................ 73
5. Pelaksanaan Program, Monitoring dan Evaluasi ............ 78
B. Proses dan Hasil Pengabdian kepada Masyarakat ................ 81
C. Faktor Pendukung dan Penghambat ...................................... 84

BAB V PENUTUP ..................................................................... 87

A. Kesimpulan ..................................................................... 87
B. Rekomendasi ................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA

BIODATA TIM PENYUSUN

LAMPIRAN

VI
DAFTAR TABEL

Table 1 Jadwal Kegiatan Program ................................................ 7


Table 2 Struktur Organisasi Kelompok 118................................ 10
Table 3 Daftar Perangkat Desa Cimaung .................................... 56
Table 4 Daftar Anggota BDP Desa Cimaung ............................. 57
Table 5 Peserta Magrib Mengaji Tinggar Jaya Hilir ................... 67
Table 6 Jadwal Pengajar Magrib Mengaji 118 ........................... 68
Table 7 Struktur Organisasi Magrib Mengaji ............................. 72
Tabel 8 Proses daN Hasil Pengabdian kepada Masyarakat…….81

VII
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Desa Cimaung ................................................... 55


Gambar 2 Struktur Organisai Pemerintah Desa Cimaung ......... 55
Gambar 3 Rembug Warga Kelompok 118 dengan Masyarakat
Tinggar Jaya Hilir ....................................................................... 62
Gambar 4 Rapat Internal Bersama Dpl Membahas Pelaksanaan
Siklus 2 ........................................................................................ 64
Gambar 5 Pengorganisasian Masyarakat ................................... 69
Gambar 6 Perencanaan Partisipatif Program Magrib Mengaji .. 73
Gambar 7 Sinergi Proram Mahasiswa KKN 118 dengan Tokoh
Masyarakat dan Al-Mujaddid ..................................................... 78
Gambar 8 Pelaksanaan Program Magrib Mengaji di RW 01 Kp.
Tinggar Jaya Hilir ....................................................................... 80

VIII
RINGKASAN EKSEKUTIF

Kuliah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat


(KKN Sisdamas) merupakan program dari LP2M yang diserahkan
kepada mahasiswa selama 1 bulan. KKN Sisdamas kelompok 118
dilaksanakan di RW 01 Kampung Tinggar Jaya Hilir Desa
Cimaung Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung Barat. Jumlah
penduduk di Desa Bantarujeg sebanyak 10.267 jiwa, yang terdiri
dari 5078 jiwa laki-laki dan 5189 jiwa perempuan. Desa Cimaung
memiliki 10 Rukun Warga yaitu Tinggar Jaya Hilir, Tinggar Jaya
Girang, Cimaung Sabeulah, Sukajaya, Geger Beas, Sukadana,
Ranca Salak, Batu Reok, Ciririp dan Cimaung.
Potensi masyarakat Tinggar Jaya Hilir, Cimaung terletak
pada usaha rumahan dan pertanian. Usaha rumahan tersebut seperti
pembuatan kerupuk mie dan kopi Cimaung yang menjadi produk
oleh-oleh khas Cimaung.

Peserta KKN 118 telah melakukan beberapa bentuk


pemberdayaan dan pengabdian di RW 01 Tinggar Jaya Hilir.
Beberapa kegiatan tersebut diantaranya pemberian informasi
kewirausahaan dan manajemen usaha, membantu puskesos
membuat data masyarakat, mengajar di SD Cimaung, membuat
program Magrib Mengaji di Tinggar Jaya Hilir.

IX
Permasalahan yang timbul dari desa Cimaung yakni, tidak
adanya program pengajian untuk anak-anak, sehingga setelah
magrib anak-anak tidak ada kegitan yang bermanfaat hanya
berkeliaran disekitar rumah, menonton TV, dan main gadget.
Peserta KKN 118 jurusan Manajemen dan peserta lainnya
berinisiatif untuk membuat program “Magrib Mengaji”.

X
PROLOG

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum wr. wb.

Segala puji milik Alloh SWT semata yang telah memberikan


kenikmatan iman, islam dan ilmu pengetahuan. Shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada Baginda Alam Nabi
Besar Muhammad Saw, para keluarganya, sahabatnya dan kepada
umat yang senantiasi mengharapkan syafa’atnya.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan


Masyarakat (KKN-Sisdamas) yang dilakukan oleh para mahasiswa
merupakan bentuk nyata partisipasi civitas akademika di
masyarakat dalam rangka melakukan pengabdian dan
pemberdayaan dengan menumbuhkan dan meningkatkan
kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki serta masalah
yang dihadapi.

Peserta KKN Sisdamas dituntut untuk melakukan


pendampingan selama proses pemberdayaan berlangsung serta
berperan aktif mengkader beberapa warga masyarakat atau
organisasi masyarakat (orgamas) sekitar sebagai aktor terdepan
(leading sector) dalam melakukan pemberdayaan.

Diantara lokasi yang menjadi wilayah KKN Sisdamas adalah


Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kab. Bandung. Setidaknya
diutus sebanyak 36 peserta KKN Sisdamas yang berasal dari 3
kelompok, yaitu Kelompok 118, 119 dan 120 terdiri dari berbagai

XI
jurusan dan fakultas di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.

Selama 1 bulan lamanya peserta KKN Sisdmas melakukan


pengabdian diantaranya: mengajar di sekolah-sekolah, madrasah,
pengajian, dan lain-lain dan pemberdayaan masyarakat
diantaranya: penanggulangan sampah; revitalisasi fungsi masjid
dan musholla yaitu pembelajaran tilawah, adzan, shalawat,
marawis, dll (soft skill religion); dan revitalisasi fungsi karang
taruna dan remaja masjid dengan mengadakan acara penyuluhan
bahaya narkoba dan kenakalan remaja.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut


mensukseskan kegiatan KKN Sisdamas di Desa Cimaung
diantaranya LP2M (terutama Kapus Pengabdian Masyarakat)
Pemdes, BPD, Toga, Topa, Towa Desa Mekarwangi tidak lupa
kepada seluruh para peserta KKN Sisdamas terutama Kordes KKP,
dan PJ Pemberdayaan yang telah melaksanakan dan menjalankan
kegiatan sesuai arahan yang diberikan DPL. Semoga setiap
perbuatan yang sudah dilakukan senantiasa mendapatkan pahala
dan ridho Alloh SWT.

XII
Akhirnya, semoga buku laporan KKN Sisdamas di Desa
Cimaung ini dapat bermanfaat dan dijadikan pedoman untuk
melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kegiatan KKN
Sisdamas guna perbaikan kegiatan KKN Sisdamas di masa yang
akan datang. Mohon maaf apabila ada perkataan yang kurang
berkenan. Hanya kepada Alloh SWT kita berserah diri.

Wabillahitaufiq wal hidayah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Bandung, 15 September 2018


Dosen Pembimbing Lapangan

Rohanda, M.Ag

XIII
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKN) UIN Sunan Gunun
Djati Bandung merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang
berlangsung melalui tahapan pembelajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat. Lebih jauh, kuliah kerja nyata
merupakan bagian dari pembelajaran dengan masyarakat
(Learning with community) sebagai bentuk pengamalan
IPTEKS yang telah dipelajari mahasiswa selama perkuliahan
yang pada intinya sebagai salah satu bentuk implementasi tri
dharma perguruan tinggi.
Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKN) berorientasi pada
visi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yaitu “menjadi
Universitas yang unggul dan kompetitif berbasis wahyu
memandu ilmu dalam bingkai akhlak karimah di ASEAN
tahun 2025” dan juga pada misi UIN itu sendiri yang
diantaranya menyelenggarakan proses perkuliahan, penelitian
dan kajian ilmu dengan bingkai akhlak karimah berbasis
wahyu memandu ilmu untuk mengembangkan pengetahuan
dan teknologi dan menyelenggarakan pegabdian untuk
mengembangkan dan memberdayakan masyarakat menuju
tatanan masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan.
sejalan dengan hal ini pelaksanaanya dimaksudkan agar
mahasiswa belajar membantu dan mendampingi masyarakat

1
(fasilitator) secara profesionalsesuai dengan kebutuhan dan
harapan masyarakat itu sendiri, termasuk mengamalkan
keilmuan yang telah dipelajari selama proses pembelajaran
dikampus sesuai dengan program studi masing-masing.
Diharapkan, sedikit membantu memecahkan masalah dan
kebutuhan masyarakat secara perlahan dan berkelanjutan dapat
terselesaikan.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Sunan Gunung Djati
Bandung Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (SISDAMAS)
dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu strategi
yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai
upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan
kata lain merupakan upaya pengembangan masyarakat dimana
mahsiswa memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,
kekuatan, atau kemampuan (Power) kepada masyarakat atau
individu dari keadaan kurang atau tidak berdaya menjadi
berdayayang pada intinyabertujuan agar masyarakat tersebut
mencapai atau memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat
dari tiga sisi, yaitu: pertama, menciptakan suasana atau iklim
yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang
(enabling). Kedua, memperkuat potensi atau daya yang
dimiliki masyarakat (empowering). Ketiga, memberdayakan
mengandung arti melindungi, dimana mencegah yang lemah

2
menjadi bertambah lemah oleh karena kekurangberdayaan
menghadapi yang kuat. Dengan demikian tujuan akhirnya
adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan
membangun kemampuan untuk memajukan diri kearah yang
lebih baik secara berkesinambungan.

B. Fokus Program
1. Bidang Sosial

Kampung Tinggar Jaya Hilir desa Cimaung adalah sebuah


pemukiman yang mayoritas masyarakatnya adalah petani.
Kekayaan alam yang masih terjaga menjadi salah satu alasan
kehidupan masyarakat Rw 01 cukup sejahtera.

Bidang sosial yang terindikasi terjangkit masalah saat


melakukan rembug warga adalah yang pertama kurang aktifnya
oraganisasi masyarakat kepemudaan seperti Karang Taruna yang
aktifnya hanya saat kegiatan Agustusan saja, yang kedua
pakumnya Ikatan Remaja Masjid. Hal ini dikarenakan kurangnya
SDM yang bisa merangkul berbagai kalangan untuk membentuk
suatu simpu erat guna memcah permasalahan sosial antar
masyarkat yang notabene pemudanya adalah preman. Padahal
seharusnya, kedua organisasi ini menjadi wadah untuk pemuda dan
remaja untuk meningkatkan hubungan kemanusiaan dan
mengeratkan silaturahmi satu dengan lainnya, sehingga kerukunan
bertetangga dan gotongroyongpun akan terjalin.

3
Maka dari itu, KKN 118 berusaha mengurai permasalahan
ini dengan mengadakan kerjasama dengan pihak karang taruna
dengan berkomunikasi langsung untuk mengaktifkan kembali
kedua organisasi Masyarakat tersebut dengan kembali
menjalankan kepengurusan secara struktural yang kelak akan
KKN 118 amanahi program magrib mengaji sebagai ladang garap
sekaligus pusat penguraian masalah sosial yang terjadi di Rw 01
Desa Cimaung.

2. Keagamaan

Bidang keagamaan di Rw 01 cukup aktif dan terkendali. Ini


dibuktikan dengan adanya rutinitas pengajian di tiap minggunya dengan
jadwal yang sudah di sepakati dengan masyarakat setempat. walaupun
terdapat dua kubu di Rw 01 tersebut yaitu kubu Nahdatul Ulama
(NU) dan PERSIS aktivitas pengajian masing-masing berjalan dengan
lancar saling menghormati dan menghargai. Namun masalah yang kami
deteksi adalah ketidak ikut sertaanya pemuda-pemudi setempat dalam
pengajian dan aktivitas keagamaan lain seperti shalat Jamaah dan
pakumnya kegiatannya mengaji anak-anak di malam hari. Ini tidak lain
merupakan dampak dari fakumnya IRMA Rw 01 yang seharusnya
menjadi wadah untuk pemuda pemudi dan anak-anak berekspresi dan
menjadi bagian dari kegiatan kegamaan khususnya yang diselenggarakan
di mesjid tempat mereka tinggal.

Maka dari itu, kelompok KKN 118 berusaha untuk memberikan


contoh dengan ikut serta berjamaah khususnya laki-laki dan ikut
rutinitas pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak, dan Kembali
Memberdayakan program Magrib Mengaji.

4
3. Pendidikan

Bidang pendidikan tidak terlalu menghawatirkan karena di


Desa Ciamung Lokasi sekolah tidak terlalu jauh terutama lokasi
Madrasah, TK, RA dan SD masih bisa dijangkau dengan jalan
kaki. Namun, hal ini tidak luput dari masalah. Di SD Masih
kekurangan Tenaga pendidik terutama yang pendidik yang asli
lulusan dari PGSD. Dalam pembelajarannya masih banyak anak-
anak yang mengeluh dan kurang paham mengenai pembelajaran
yang di peroleh dari sekolahnya/Madrasah..

Dengan demikian, KKN kelompok 118 mengurai


permasalahan tersebut dengan terjun langsung menjadi pengajar
dengan jadwal yang kondisional. Selain itu, ada jadwal kontroling
dan mentoring PR anak anak dengan belajar bersama dan
bimbingan khusus anak anak yang belum mampu membaca dan
menulis yang di pusatkan di posko.

Keseluruhan program tersebut Alhamdulillah atas izin


Allah dan bantuan warga dan oragamas tersebut landing atau
terlaksana sesuai rencana. Adapun pelaksanaan programnya
terlaksana dengan sebagai berikut.

a. Pelaksanaan pemberdayaan program Magrib Mengaji


dilaksanakan sesuai dengan sikulus yang telah tentukan
minggku ke 1-4.
b. Pelaksanaan pengabdian dilakukan pada minggu ke 2-4.

5
C. Sasaran dan Target
Dalam permasalahan-permasalahan yang di dapat pada saat
rembug warga, pasti akan ada peran yang dijadikan sasaran dan
target pada permasalahan tersebut. Adapun permasalahan-
permasalahan yang ada di desa cimaung khususnya Kp tinggar
jaya hilir RW 01tersebut dapat di tujukan atau di targetkan
pada kalangan-kalangan yang berbeda.
Maksud dari ditargetkan pada kalangan yang berbeda yaitu,
karena dari permasalahannya pun sangant berbagai macam dari
sisi yang berbeda. Oleh karena itu kami dan masyarakat
mengajukan setiap permasalahan di sasarkan dan ditargetkan
pada kalangan masyarakat yang berbeda. Adapun kalangan-
kalangan yang dimaksud yaitu para anak-anak yang notabene
masih menimba ilmu disekolah, mereka kami sasarkan dan
targetkan pada pemasalahan pendidikan agama dalam bidang
bac al quran. Sedangkan untuk kalangan remaja yang notabne
sudah tidak sekolah, kami sasarkan dan targetkan pada
permasalahan gotong royong, adapun untuk kalangan orang tua
yang baik bapak-bapak maupun ibu-ibu, kami sasarkan dan
targetkan untuk permasalahan pengajian rutinitas.

6
D. Jadwal Pelaksanaan Program

Table 1 Jadwal Kegiatan Program

Tanggal Kegiatan
Pelaksanaan
Senin, 30 Juli 2018 Pelepasan dan Pembekalan dari Rektor
UIN
Selasa, 31 Juli 2018 1. Pemberangakat dari UIN untuk
melaksanakan KKN di Desa
Cimaung
2. Pembukaan KKN di Kantor
Desa Cimaung
Rabu, 1 Agustus 2018 Sosialisasi Awal
Kamis, 2 Agustus 1. Sosialisasi awal
2018 2. Pengajian ibu- ibu

Jumat, 3 Agustus 1. Sosialisasi awal


2018 2. Pembagian undangan untuk
rembug warga
3. Rapat internal bersama Dosen
Pembimbing Lapangan
4. Senam bersama ibu- ibu
Sabtu, 4 Agustus Rembug Warga RW 01 (Siklus- 1)
2018

7
Minggu, 5 Agustus Pengajian rutinan setelah magrib
2018
Senin, 6 Agustus 1. Rapat untuk membahas siklus 2
2018 dengan para tokoh terkait
permasalaham di siklus 1
2. Program magrib mengaji
Rabu, 8 Agustus 2018 1. Sosialisasi awal
2. Pendataan peserta magrib
mengaji
Kamis, 9 Agustus Pengajian ba’da Dzhur
2018
Jum’at, 10 Agustus Rapat internal bersama Dosen
2018 Pembimbing Lapangan membahas
siklus 2
Sabtu, 11 Agustus 1. Musyawarah mengenai siklus 2
2018 2. Pembuatan Gapura bersama
Karang Taruna
Minggu, 12 Agustus 1. Kerja Bakti bersama warga RW
2018 01
2. Pengajian rutinan ba’da Magrib
3. Pembuatan Gapura
Senin, 13 Agustus Lanjutan pembuatan Gapura
2018
Selasa, 14 Agustus Rapat Desa membahas malam puncak
2018 acara di Desa

8
Rabu, 15 Agustus Pembuatan arak- arakan
2018
Jum’at, 17 Agustus 1. Carnaval
2018 2. Upacara 17 Agustus di lapang
3. Perlombaan 17 Agustusan
Sabtu, 18 Agustus Perlombaan bersama ibu- ibu PKK
2018
Minggu, 19 Agustus 1. Pengajian Bapak/ Ibu
2018 2. Penyampaian siklus 3 (cantif)
dan SIPRO
Senin, 20 Agustus Posyandu di kantor RW
2018
Rabu, 22 Agustus 1. Qurban
2018 2. Pengajian Magrib
Kamis, 23 Agustus Pengajian Magrib
2018
Jum’at, 24 Agustus 1. Pengajian Magrib
2018 2. Senam dengan ibu-ibu PKK
Sabtu, 25 Agustus Kerajinan dengan ibu PKK
2018
Minggu, 26 Agustus 1. Pengajian rutinan dengan
2018 Bapak/Ibu
2. Mabit bersama Al- Mujaddid
3. Kumpul bersama PKK
membahas Puskesos

9
Jum’at, 31 Agustus Pelepasan mahasiswa KKN oleh Kepala
2018 Desa dan masyarakat serta Dosen
Pembimbing Lapangan di Desa
Cimaung

E. Struktur Kelompok dan Job Desrcriptions

Table 2 Struktur Organisasi Kelompok 118

No Nama Job Descriptons


1 Fauzi Anwar HBR Ketua Kelompok
2 M Azhari Wakil ketua
3 Puspa Ulya Aulia Bendahara
4 Heni Febriani Sekertaris
5 M Hilmi J Keamanan
6 Diva Yuandika Humas
7 Eko Prasetyo Keagamaan
8 Ai Jamilah Pendidikan
9 M Saepul Milah Anggota
10 Siti Hafsary Anggota
11 Dina Hartina Anggota
12 Islah Rofih Fatwa Anggota

10
BAB II

KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Konsep KKN Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan


(empowerment), berasal dari kata empower yang berarti kekuasaan
atau pemberdayaan. Konsep pemberdayaan berawal dari
penguatan modal sosial di masyarakat (kelompok) yang meliputi
penguatan modal sosial (apabila kita sudah memberi kepercayaan
(trusth), Patuh aturan (role), dan jaringan (networking) memiliki
modal sosial yang kuat maka kita akan mudah mengarahkan dan
mengatur (direct) masyarakat serta mudah mentrasfer knowledge,
modal (money), dan people. Konsep ini mengandung arti bahwa
konsep pemberdayaan masyarakat adalah Transfer kekuasaan
melalui pemguatan modal social kelompok untuk menjadikan
kelompok produktif untuk mencapai kesejahteraan sosial. Modal
sosial yang kuat akan menjamin suistainable didalam membangun
rasa kepercayaan di dalam masyarakat khususnya anggota (how to
buid the trust).
Oleh karena itu, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan
konsep mengenai modal sosial dan kekuasaan. Kekuasaan
seringkali dikaitkan dan dihubungkan dengan kemampuan
individu untuk membuat individu melakukan apa yang diinginkan,
terlepas dari keinginan dan minat mereka. Pada dasarnya,
pemberdayaan diletakan pada kekuatan tingkat individu dan sosial
(Sipahelut, 2010). Pemberdayaan merujuk pada kemampuan

11
orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka
memiliki kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam
arti bukan saja bebasdari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas
dari kesakitan, menjaga sumber-sumber produktif yang
memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan
memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan
dan berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-
keputusan yang mempengaruhi mereka (Suharto 2005).
Konsep empowerment pada dasarnya adalah upaya
menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi
semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, negara, regional, internasional, maupun dalam bidang
politik, ekonomi dan lain-lain. memberdayakan masyarakat
menurut kartasasmita (1996 : 144) adalah upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam
kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Adapun dengan adanya KKN Sisdamas yang merupakan
kegiatan akademik dengan berbasis pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan oleh mahasiswa dengan supervisi dosen
pembimbing lapangan. KKN Sisdamas adalah kegiatan
pembelajaran yang memadukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat di suatu daerah tertentu yang dilakukan oleh
mahasiswa untuk turut melakukan pemberdayaan masyarakat

12
dengan prinsip pembangunan partisipatif, demokrasi dan
berkelanjutan berlandaskan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang
digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk
mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain
pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mengembangkan
masyarakat dari keadaan kurang atau tidak berdaya menjadi punya
daya dengan tujuan agar masyarakat tersebut
mencapai/memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Dalam program pemberdayaan ini, individu, kelompok
maupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendir
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan
keinginan mereka. Gagasan ini bermakna bahwa pemberdayaan
sebagai upaya mendorong masyarakat menentukan sendiri apa
yang harus dilakukan dalam kaitannya dengan upaya mengatasi
masalah yang sedang dihadapi sehingga masyarakat mempunyai
kesadaran dan kekuasaan penuh di dalam menentukan masa
depannya.
Pemberdayaan masyarakat pula merupakan sebuah konsep
pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. konsep
ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang
bersifat “people-centered, participatory, empowering, and
sustainable”.

13
Gagasan pembangunan yang mengutamakan pemberdayaan
masyarakat perlu untuk dipahami sebagai suatu proses
transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya, dan politik
masyarakat. perubahan struktur yang sangat diharapkan adalah
proses yang berlangsung secara alamiah, yaitu yang menghasilkan
dan harus dapat dinikmati bersama. begitu pula sebaliknya, yang
menikmati haruslah yang menghasilkan. proses ini diarahkan agar
setiap upaya pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan
kapasitas masyarakat (capacity building) melalui penciptaan
akumulasi modal yang bersumber dari surplus yang dihasilkan,
yang mana pada gilirannya nanti dapat pula menciptakan
pendapatan yang akhirnya dinikmati oleh seluruh rakyat. dan
proses transpormasi ini harus dapat digerakan sendiri oleh
masyarakat.
Menurut Sumodiningrat (1999:134), mengatakan bahwa
kebijaksanaan pemberdayaan masyarakat secara umum dapat
dipilah dalam tiga kelompok yaitu : pertama, kebijaksanaan yang
secara tidak langsung mengarah pada sasaran tetapi memberikan
dasar tercapainya suasana yang mendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat. kedua, kebijaksanaan yang secara langsung
mengarah pada peningkatan kegiatan ekonomi kelompok sasaran.
ketiga, kebijaksanaan khusus yang menjangkau masyarakat miskin
melalui upaya khusus.
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, menurut kartasasmita
(1996:159-160), harus dilakukan melalui beberapa kegiatan:

14
Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang (enabling). Kedua, memperkuat
potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering).
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. di
sinilah letak titik tolaknya yaitu bahwa pengenalan setiap manusia,
setiap anggota masyarkat, memiliki suatu potensi yang selalu dapat
terus dikembangkan. artinya, tidak ada masyarakat yang sama
sekali tidak berdaya, karena kalau demikian akan mudah punah.
Kepercayaan yang diberikan kepada masyarakat akan dapat
menggali potensi-potensi, inisiatif dan kreatifitas sehingga
masyarakat dapat memberikan sikap dan tindakannya (perilaku)
yang sesuai dengan latar belakang historis kehidupan masyarakat
tersebut. Dalam kehidupan masyarakat yang latar belakang
historisnya penuh dengan dinamika perjuangan akan menerima
setiap kebijakan yang dibuat pemerintah dengan sikap kritis.
Sebaliknya pada kehidupan masyarakat yang latar belakang
historisnya bersifat feodalistik akan menerima setiap kebijakan
pemerintah sebagai suatu keharusan yang tidak bisa di tolak.
Apabila masyarakat telah memperoleh kepercayaan, maka mereka
akan mengelola program berdasarkan kreativitas, inisitaif dan
inovasi yang mereka miliki.
Pemberdayaan masyarakat merupakan tujuan akhir dari
dharma pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, KKN
mahasiswa dengan basis pemberdayaan masyarakat (Sisdamas)
merupakan upaya untuk melatih para mahasiswa bersama

15
masyarakat menyusun agenda perubahan yang disusun dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
mahasiswa sebagai fasilitator pemberdayaan dan dosen selaku
pembimbing lapangan.
Perlu diakui, capaian hasil pemberdayaan dalam kegiatan
KKN bisa jadi menjawab kebutuhan masyarakat tentang problema
kehidupan sosial, ekonomi, agama, pendidikan, teknologi dan
sebagainya, baik berbentuk suatu program jangka pendek, seperti
kegiatan pemanfaatan ilmu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa
KKN maupun program jangka menengah dan panjang yang
hasilnya baru bisa dinikmati setelah mahasiswa pulang dari lokasi
KKN. Walaupun demikian, KKN Sisdamas ini mendorong
mahasiswa merancang suatu rencana aksi pemberdayaan dimana
masyarakat bukan sebagai objek tetapi sebagai subjek dari
pemberdayaan itu sendiri. Keberhasilan program kegiatan diukur
dari sejauh mana mahasiswa mempunyai pemahaman
permasalahan yang ada dalam msayarakat, mencari alternatif
solusinya, melakukan sosialisasi, komunikasi, dan koordinasi
dengan berbagai pihak untuk merealisasikan solusi yang
dipilihnya.
Sebagai fasilitator, mahasiswa peserta KKN akan membangun
kesadaran kritis masyarakat. Ini mnjadi penting, karena selama ini
seringkali dalam berbagai program, masyarakat ditempatkan
sebagai ‘objek’ pembangunan dan masyarakat acapkali tidak
diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa

16
mengetahui serta menyadari masalah masyarakat hanya sekedar
melaksanakan kehendak ‘Orang Luar’ atau karena tergiur dengan
‘iming-iming’ bantuan uang, bukan melaksanakan karena benar-
benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat
bagi pemecahan masalah mereka.
Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide
pemberdayaan memiliki dua kecenderungan, antara lain : Pertama,
kecenderungan primer, yaitu kecenderungan proses yang
memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau
kemampuan (power) kepada masyarakat atau individu menjadi
lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya
membangun aset material guna mendukung pembangunan
kemandirian mereka melalui organisasi; dan kedua,
kecenderungan sekunder, kecenderungan yang menekankan pada
proses memberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi
individu agar mempunyai pengumpulan atau pemberdayaan untuk
menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses
dialog. Dua kecenderungan tersebut menberikan (pada titik
ekstrem) seolah bersebrangan, namun seringkali untuk
mewujudkan untuk mewujudkan kecenderungan primer terus
melalui kecenderungan sekunder terlebih dahulu.
Dalam upaya meberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga
sisi, yaitu; pertama, menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Disini
titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap

17
masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya,
tidak dapat masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika
demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang memilikinya serta
berupaya untuk mengembangkannya.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang memiliki
masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-
langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan
suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan
menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta
pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang
akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan bukan
hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga
pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern,
seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertangungjawaban
adalah bagian pokok upaya pemberdayaan ini. demikian pula
pembaharuan institusi-intitusi sosial dan pengintegrasiannya ke
dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat
didalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi
rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri
dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat
amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan,
pengamalan demokrasi.

18
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi.
Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi
bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam
menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan
pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam
konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti
mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan
mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah.
Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas
yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat
masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program
pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang
dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat
dipertukarkan dengan pihak lain).
Dengan demikian, apabila masyarakat telah memiliki
kemampuan, dapat memecahkan masalahnya sendiri, telah
mendapatkan kepercayaan dari pemerintah dalam mengelola
berbagai program kegiatan, maka dapat dipastikan masyarakat
tersebut sudah dapat mengambil keputusan sendiri sesuai
keinginan dan kebutuhan serta berbagai permasalahan yang di
hadapinya tanpa terus bergantung kepada pemerintah.
Dalam mengambil keputusan, diperlukan pengetahuan dan
pemahaman yang benar tentang suatu masalah. Dalam kegiatan
penemuan masalah mengacu kepada proses pengidentifikasian

19
masalah untuk mendapatkan masalahnya secara jelas, sebelum
melangkah kepada cara pemecahannya.
Dalam kegiatan penemuan masalah tersebut akan menyangkut
penentuan keberadaannya dan pentingnya masalah. Kegiatan
pemecahan masalah dimulai dengan pendiagnosaan masalah untuk
menemukan sebab sebenarnya. Kegiatan ini di lanjutkan dengan
membuat alternatif pemecahan masalah. Setelah alternatif
pemecahan masalah di lakukan, dilanjutkan dengan melakukan
evaluasi dan pemilihan alternatif. Kegiatan ini di lanjutkan dengan
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan
pengambilan keputusan formal, yakni bagaimana masyarakat
secara sistematik mengusahakan tercapainya keputusan yang sehat
dan masuk akal yang dapat dikatakan sebagai keputusan yang
mantap.
Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan
masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk
memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara
berkesinambungan.

B. Isu IPM dan SGD’s

SDGs (Sustainable Development Goals) merupakan sebuah


program pembangunan berkelanjutan dimana di dalamnya terdapat
17 tujuan dengan 169 target yang terukur dengan tenggat waktu
yang ditentukan. SDGs ini memiliki agenda pembangunan dunia
yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi.

20
SDGs ini diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2015 menggantikan
program sebelumnya yaitu MDGs (Millennium Development
Goals) sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun 2030
yang disepakati oleh banyak negara dalam forum resolusi
Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB). Jadi, kerangka
pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang
sebelumnya menggunakan konsep MDGs sekarang diganti dengan
SDGs. (Buku Panduan KKN Sisdamas, 31: 2018).

Keterkaitan SDGs dan KKN Sisdamas adalah terjalin adanya


hubungan antara mahasiswa sebagai fasilitator pemberdayaan
dengan 17 tujuan SDGs. Mahasiswa memfasilitasi sejumlah tujuan
dalam SDGs guna memberikan kemakmuran dan kesejahteraan
bagi masyarakat. Para mahasiswa dapat mengembangkan sesuai
dengan kondisi UIN SGG Bandung. Adapun 17 tujuan
pembangunan berkelanjutan SDGs sebagai berikut. (Buku
Panduan KKN Sisdamas, 31-38: 2018).

1. No Proverty (Tanpa Kemiskinan)


Prinsipnya bahwa tidak ada kemiskinan dalam bentuk
apapun di seluruh penjuru dunia. Tujuan dari tidak adanya
kemiskinan ini berbicara tentang meningkatkan pendapatan bagi
penduduk miskin, menjamin akses terhadap pelayanan dasar dan
melindungi seluruh masyarakat dari segala bentuk bencana.

Implementasi di lokasi KKN tidak terdapat kemiskinan


yang angkanya cukup signifikan. Peran mahasiswa dalam kaitan

21
ini yaitu memberikan fasilitas mengenai langkah-langkah jangka
pendek dan jangka panjang mengenai kemiskinan.

2. Zero Hunger (Tanpa Kelaparan)


Dalam kaitan ini mahasiswa pevserta KKN Sisdamas
dapat mengkoordinasikan pengelolaan sumber daya alam di
kawasan perdesaan, khususnya lahan dan air.

Demikian pula mahasiwa peserta KKN Sisdamas


bersama-sama dengan masyarakat mendukung produksi
pertanian dan pertumbuhan ekonomi daerah dengan
memperkuat pasar dan infrastruktur transportasi demi
memajukan rantai pangan loka.

3. Good Healtand Well Being (Kesehatan yang baik dan


kesejahteraan)
Tujuan pembangunan ini yaitu membantu masyarakat
untuk hidup sehat dan panjang umur. Mahasiswa peserta KKN
Sisdamas bersama-sama dengan kader posyandu dan
masyarakat mesti waspada terhadap penyakit dan tingkat
kematian anak yang tidak kian menurun.

4. Quality Education (Pendidikan Berkualitas)


Pendidikan, khususnya pada tingkat dasar merupakan
tanggung jawab langsung dari pemerintah daerah di banyak
negara. Mahasiswa peserta KKN Sisdamas dapat mendukung,
mengkoordinasikan dan merancang program pelatihan teknis
ke dalam strategi pengembangan ekonomi lokal dan

22
memastikan bahwa mereka memiliki akses tehadap
pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan.

5. Gender Equality (Kesetaraan Gender)


Tujuan ini yaitu tentang mengakhiri kekerasan dan
diskriminasi terhadap perempuan dan memastikan mereka
memiliki kesempatan yang sama dalam segala aspek
kehidupan. Mahasiswa KKN Sisdamas dapat bertindak
sebagai contoh bagi kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan melalui penyediaan pelayanan bersama-sama
masyarakat yang tidak mendiskriminasi.

6. Clean Water and Sanitasi (Air bersih dan sanitasi)


Tujuan ini tentang memastikan semua orang memiliki
akses terhadap air bersih dan sanitasi, menjamin akses
terhadap air bersih dan sanitasi merupakantanggung jawab
yang seringkali berada di bawah pemerintah daerah, dan
sangat bergantung pada pemerintahan yang efektif,
manajemen sumber daya. Mahasiswa KKN Sisdamas dapat
mengenai ketersediaan air bersih dan sanitasi ini.

7. Anfordable and Clean Energy (Energi Bersih dan Terjangkau)


Tujuan ini yaitu memastikan semua orang memiliki
akses terhadap energy terbarukan. Mahasiswa peserta KKN
Sisdamas bersama pemerintah daerah memiliki posisi terbaik
untuk dapat mengindentifikasi kesenjangan terkait akses
terhadap energy yang terjangkau bagi kelompok rentan di

23
dalam masyarakat. Mahasiswa dan masyarakat mendorong
pemerintah daerah agar dapat berkontribusi secara langsung
untuk meningkan efisiensi energy dengan berinvestasi dalam
gedung hemat energy dan sumber energy terbarukan untuk
fasilitas public.

8. Decent Workand Economic Growth (Pertumbuhan ekonomi


dan Pekerjaan yang Layak)
Tujuan ini yaitu menciptakan pekerjaan yang layak
dan peluang ekonomi bagi semua. Pemerintah daerah dapat
menghasilkan pertumbuhan dan pekerjaan dari bawah melalui
pengembangan ekonomi lokal yang memanfaatkan peluang
sumber daya yang dimiliki masing-masing daerah.

Keterlibatan mahasiswa KKN Sisdamas dalam hal ini


adalah memastikan dengan bersama-sama pemerintah daerah
dapat mencegah adanya pekerja anak, dan mengupayakan agar
mereka dapat mengenyam pendidikan. Juga dapat bekerja
sama dengan sector informal untuk meningkatkan kesehatan
kerja dan perlindungan social serta mendorong pembentukkan
usaha mikro, kecil dan menengah bilamana memungkinkan.

9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur


Tujuannya adalah memastikan keterpenuhan
infrastruktur yang dibutuhkan oleh setiap orang agar dapat
terhubung dengan seluruh dunia. Kaitan dengan mahasiswa
peserta KKN adalah memfasilitasi dan mendorong bersama-

24
sama dengan masyarakat guna menemukan kesenjangan
terkait akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi
serta internet dalam masyarakat, dan mengambil langkah-
langkah untuk menjembataninya khususnya melalui
penyediaan ruang public seperti perpustakaan.

10. Reduced Inequalities (Mengurangi Kesenjangan)


Tujuannya adalah mengurangi kesenjangan antara
yang terkaya dan termiskin. Pemerintah daerah memiliki
peranan penting dalam mengurangi ketimpangan ekonomi
dalam satu negera.

Kaitannya yaitu mahasiswa peserta KKN dapat


mendorong dan merancang agar daerah dapat menerapkan
prinsip – prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi di dalam
lembag- lembaga dan praktik kerja pemerintahan, serta
menjadikannya sebagai kriteria pengadaan barang dan jasa
public sehingga pemerintah daerah berkewajiban untuk tidak
mendiskriminasi dalam menyediakan pelayanan umum.

11. Susitainable Citiesand Communities (Keberlanjutan Kota dan


Komunitas)
Tujuannya adalah mengenai pembanguna kota-kota
serta pemukiman yang berkualitas, aman dan berkelanjutan.
Pemerintah daerah bertanggungjawab untuk mendorong
penggunaan transportasi umum di kawasan perkotaan dalam

25
rangka meningkatkan keselamatan lalu lintas dan mengurangi
emisi.

Mahasiswa KKN Sisdamas dapat ambil bagian dalam isu


ini terutama untuk keberlanjutan ketahanan suatu komunitas
dalam masyarakat yang dapat dilindungi dari adanya
perubahan budaya.

12. Responsible Consumption and Production (Konsumsi dan


Produksi Bertanggung Jawab)
Tujuan ini tentang mengurangi dampak lingkungan
yang ditimbulkan terhadap Bumi melalui pola produksi dan
konsumsi yang sewajarnya. Menjamin keberlangsungan
konsumsi dan pola produksi merupakan inti dari
pembangunan yang berkelanjutan.

Mengaitkan dengan mahasiswa KKN Sisdamas yaitu


memungkinkan untuk memberikan kesadaran masyarakat
mengenai pentingnya pola konsumsi dan produksi yang
berkelanjutan serta membekali masyarakat dengan
pengetahuan dan tata cara untuk mengurangi jejak ekologis
yang dikeluarkan.

13. Climate Action (Aksi Terhadap Iklim)


Tujuan dari pembangunan ini adalah bertindak cepat
untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
Pemerintah daerah, khususnya di perkotaan, seringkali

26
menjadi pionir dalam menghadapi dampak-dampak
perubahan iklim.

Kehadiran mahasiswa KKN Sisdamas dapat berperan


serta merumuskan perubahan iklim ini dengan berkoordinasi
dengan pemerintah daerah.

14. Life Below Water (Kehidupan Bawah Laut)


Tujuan pembangunan ini adalah melestarikan dan
menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya
laut untuk perkembangan yang berkelanjutan. Atas dasar itu,
mahasiswa KKN Sisdamas dapat mengidentifikasi beragam
masalah dan mengkoordinasikan dengan instansi terkait
perbaikan ekosistem sungai dan laut tersebut.

15. Life on Land (Kehidupan Darat)


Tujuan dari pembangunan ini adalah melindungi,
mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan
pemakaian ekosistem darat, mengelola hutan secara
berkelanjutan, dan sebagainya.

Mahasiswa KKN Sisdamas berperan sebagai penyedia


layanan sehingga dapat berkoordinasikan kerja sama dengan
sektor swasta dan masyarakat yang diperlukan pada tingkat
daerah untuk mengintegrasikan pengelolaan sumber daya air
sebagai persoalan kompleks.

27
16. Peace Justice and Strong Instituions (Perdamaian dan Institusi
yang Kuat)
Tujuan ini yaitu meningkatkan perdamaian termasuk
masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan
akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan
bertanggung jawab untuk seluruh kalangan.

Keterlibatan mahasiswa KKN Sisdmas dalam


penguatan institusi-institusi penegak keadilan dilakukan
dengan memberikan edukasi kepada masyarakat dan aparatur
pemerintahan menjadi bagian dari terbangunnya kesadaran
hukum.

17. Partnership For The Goals (Kemitraan untuk Mencapai


Tujuan)
Tujuan ini adalah memperkuat implementasi dan
menghidupkan kembali kemitraan global untuk pembangunan
yang berkelanjutan.

Mahasiswa peserta KKN Sisdamas sangat strategis


untuk memberi fasilitas kepada pihak luar guna melakukan
kemitraan atas problematika inti yang terjadi pada masyarakat
dengan lembaga-lembaga masyarakat dan pemerintah daerah.

Dari penjelasan SDGs dengan 17 tujuan yang terdapat


di SDGs tersebut. Isu yang berhubungan dengan SDGs di
Desa Cimaung adalah rendahnya kesadaran orang tua
terhadap pentingnya anak mengaji, isu ini termasuk ke dalam:

28
1. QualityEducation (Pendidikan Berkualitas)
Pendidikan sangatlah penting, khusunya pada tingkat dasar.
Berkaitan dengan hal ini, mahasiswa peserta KKN Sisdamas
yaitu kelompok 340 yang ditugaskan mengabdi di Desa
Banjarsari melakukan untuk terbentuknya rumah baca guna
memberikan tingkat minat baca anak-anak.
C. Tahapan Siklus Pelaksanaan KKN Sisdamas

KKN Sisdamas dilaksanakan selama 30 hari terhitung sejak


keda-tangan ke lokasi KKN. Berdasarkan hitungan waktu tersebut,
peserta KKN dan DPL memastikan bahwa tahapan KKN Sisdamas
dapat dilaksanakan menggunakan alokasi waktu yang tersedia.
Secara terjadwal tahapan KKN sisdamas terdiri atas :
1. Soswal dan Rembug Warga (RW).
2. Refso (Refleksi Sosial) dilaksanakan pada minggu I,
kegiatan tersebut dihadiri oleh DPL;
3. Pesos (Pemetaan Sosial) dilaksanakan pada Minggu II
dan dihadiri oleh DPL;
4. Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat) dilaksanakan
oleh peserta pada Minggu II;
5. Cantif (Perencanaan Partisipatif) dilaksanakan pada akhir
minggu II dan atau pada awal minggu III yang dihadiri
oleh DPL;
6. Sipro (Sinergi Program) dilaksanakan oleh peserta KKN
pada Minggu III;

29
7. Pepro (Pelaksanaan Program) dilaksanakan pada minggu
III dengan dihadiri oleh DPL;
8. Monev (Monitoring Evaluasi) dilaksanakan pada minggu
ke IV sekalian melaksanakan penutupan KKN dengan
dihadiri oleh DPL;
Sekalipun jadwal tahapan KKN Sisdamas telah ditentukan
waktunya, namun dalam pelaksanaannya sangat fleksibel dengan
memperhatikan kondisi dan kesiapan warga di lokasi KKN.
Guna keperluan pemahaman KKN Sisdamas, berikut
dijelaskan secara singkat tahapan KKN Sisdamas.
1. Sosialisasi Awal dan Rembug Warga
Target Sosialisasi awal kami kelompok 118 adalah aparatur
Desa Cimaung, yang dilaksanakan secara bertahap yakni mulai
dari survei lokasi dan penerimaan awal peserta KKN oleh pihak
Desa Cimaung. Kami menanyakan mengenai gambaran umum
Desa Cimaung berikut target Sosialisasi yang akan menjadi
sasaran kami dalam menjalankan kkn di Desa Cimaung ini, berikut
akan kami paparkan hasil sosialisasi kami terhadap beberapa objek
terkait :
a. Kepala Dusun Tinggar Jaya Hilir yakni Bapak Suhendar, kami
menanyakan gambaran mengenai dusun Tinggar Jaya Hilir
dan meminta arahan untuk mendatangi objek sosialisasi kami
selanjutnya.
b. Ketua RT 01 Dusun Tinggar Jaya Hilir yakni Bapak Agus
Kusnadi, meminta izin bertempat tinggal selama sebulan,

30
meminta nasehat, menanyakan gambaran mengenai
masyarakat sekitar dan sharing kegiatan
c. Ketua RT 01 Dusun Tinggar Jaya Hilir yakni Bapak CECEP,
meminta izin bertempat tinggal selama sebulan, meminta
nasehat, menanyakan gambaran mengenai masyarakat sekitar
dan sharing kegiatan.
d. Ketua Rumah Kader Dusun Tinggar Jaya Hilir yakni ibu Ese,
kami menanyakan mengenai kegiatan yang diselenggarakan
dan jadwal kegiatan.
e. Ketua RW 01 silaturahmi untuk sosialiasi mengenai adanya
peserta kkn di dusun Tinggar Jaya Hilir.
f. Tokoh-tokoh masyarakat yang terdiri dari :
1. Tokoh Pendidikan : Bu Kokom, Bu Ela, Pk Uep
2. Tokoh Agama : Ustadz Afif, Ustadz Komarudin, Syaikh
Abi
g. Ketua KUA Kecamatan Cimaung yakni Drs. H. Ali Akhyar,
dalam rangka mencari informasi untuk menjalankan kegiatan
yang sesuai dengan kompetensi jurusan peserta kkn.
h. Ketua KWT Sukatani Dusun Tinggar Jaya Hilir
i. Bidan Dusun Tinggar Jaya Hilir yakni Ibu Lina yang
merupakan salah satu tenaga medis dalam kegiatan yang
diselenggrakan oleh Posyandu
j. Ketua PKK Desa Cimaung Ibu Ese, kami meminta gambaran
umum mengenai Tupoksi PKK dan meminta untuk

31
diikutsertakan dalam semua kegiatan yang diselenggarakan
oleh PKK
k. Ketua Karang Taruna Desa Cimaung yakni Bapak Firman
memperkenalkan diri dan sharing informasi
l. Ketua LPM Bapak Afif , sharing mengenai KKN Sisdamas
m. Home Industri yang ada disekitar Dusun Cimaung yakni
krupuk anclom
n. Warga sekitar Dusun Tinggar Jaya Hilir
o. Lembaga Pendidikan yakni : Paud, TK, SD, SMA

KKN Sisdamas merupakan upaya penanggulangan masalah-


masalah sosial yang diintervensi oleh pihak luar (pemerintah),
sehingga masyarakat harus diberi kesempatan untuk mengambil
keputusan berkehendak untuk menerima atau menolak KKN
Sisdamas sebagai alternatif pemecahan masalah. Oleh karena itu
Soswal dan RW merupakan proses awal dari pengejawantahan
pembangunan parti-sipatif, karena masyarakatlah yang berhak
untuk menentukan apakah mereka akan melakukan upaya
penanggulangan masalah sosialnya sendiri.
Apabila masyarakat memutuskan untuk menerima KKN
Sisdamas, maka secara otomatis masyarakat harus mempunyai
komitmen untuk melaksanakan upaya penanggulangan masalah
sosial dengan koridor yang sudah dikembangkan oleh KKN
Sisdamas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran dalam daur

32
penanggulangan masalah sosial secara partisipatif yang
diejawantahkan dalam tahapan siklus-siklus selanjutnya.
Komitmen yang disepakati oleh masyarakat berimplikasi
kepada beberapa konsekuensi yang harus dijalankan oleh mereka
seperti: mengikuti pertemuan-pertemuan untuk melaksanakan
setiap proses tahapan siklus, adanya motor penggerak yang bekerja
dengan sukarela, kesediaan untuk bekerjasama dari berbagai pihak
( tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda
aparat pemerintah setempat, dll ), menyediakan dana swadaya
untuk berbagai pertemuan dan pelatihan, dan sebagainya.
Dengan mengetahui segala konsekuensi yang harus dihadapi
diharapkan masyarakat betul-betul siap untuk menerima intervensi
KKN Sisdamas bukan karena ’iming-iming’ bantuan dana akan
tetapi karena benar-benar mempunyai kehendak untuk melakukan
upaya penang-gulangan masalah sosial secara bersama-sama.
2. Refso (Refleksi Sosial)
Refleksi Sosial dapat dilakukan secara paralel dengan
Sosialisasi awal dan rembug warga yang dimaksudkan untuk
menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar
penyebab masalah sosial. Kesadaran kritis ini menjadi penting,
karena selama ini seringkali dalam berbagai program yang
menempatkan masyarakat sebagai ’objek’ pembanguunan,
acapkali masyarakat tidak diajak untuk melakukan berbagai upaya
pemecahan masalah tanpa mengetahui dan menyadari masalah
yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh ’Orang Luar’).

33
Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah
masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak ’Orang Luar’
atau karena tergiur dengan ’iming-iming’ bantuan uang, bukan
melaksanakan kegiatan karena benar-benar menyadari bahwa
kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah
mereka. Dalam pelaksanaannya, ada 2 hal penting yang harus
dilakukan dalam refleksi sosial, yaitu Olah pikir dan Oah rasa
sehingga pendalaman yang dilakukan melibatkan mental, rasa dan
karsa.
Olah Pikir merupakan proses analisis kritis terhadap
permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat, untuk membuka
mekanisme-mekanisme yang selama ini tidak tergali dan
tersembunyi di dalamnya. Analisis kritis terhadap permasalahan
sosial sering juga disebut sebagai analisis sosial, artinya mencari
secara kritis hubungan hubungan sebab akibat, sampai hal-hal
yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar permasalahan
Sosial yang sebenarnya. Setiap kondisi, baik itu eksternal maupun
internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari hubungan sebab
akibatnya dalam suatu kerangka yang logis. Dalam hal ini setiap
orang yang terlibat dalam refleksi belajar untuk berpikir analitis
dan logis, sehingga diharapkan tumbuh kesadaran kritis terhadap
berbagai penyebab sosial yang berakar pada lunturnya nilai-nilai
kemanusiaan.

34
3. Pesos (Pemetaan Sosial)
Dalam proses identifikasi kebutuhan masyarakat, siklus
lanjutan dari Refleksi Sosial adalah Pemetaan Sosial. Dalam siklus
ini para peserta KKN dan masyarakat melakukan proses belajar
untuk:
a. Menggali informasi, bagaimana kondisi nyata dari masalah-
masalah yang dikemukakan dan dirumuskan pada saat
refleksi sosial (sosial, ekonomi, lingkungan, kelembagaan,
kepemimpinan)? Masalah-masalah tersebut harus didukung
oleh data dan fakta, sehingga diperlukan proses penelitian
untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan;
b. Mengkaji, informasi dan fakta yang sudah didapatkan
dianalisa dan dikaji bersama. Proses ini merupakan analisa
kritis terhadap berbagai kondisi yang ada berdasarkan
informasi dan fakta tadi untuk dicari sebab akibatnya
termasuk kelompok-kelompok yang terkena dampak dari
masalah yang ada (kelompok sasaran). Setiap informasi yang
muncul dianalisa apakah hal tersebut merupakan masalah
yang sebenarnya atau hanya merupakan gejala saja.
Merumuskan masalah: Pada tahapan ini masalah yang sudah
ditemukan dan disepakati bersama dikelompokkan
(pengorganisasian masalah), kemudian dianalisa hubungan
sebab akibatnya dengan kembali membuat pohon masalah
seperti yang dilakukan dalam refleksi Sosial.

35
Dengan demikian dalam melakukan analisa kritis akan terjadi
proses refleksi yang berulang ulang. Artinya refleksi Sosial tidak
hanya terjadi pada saat siklus yang pertama akan tetapi terus
dilakukan dalam siklus Pemetaan swadaya.
Pada pelaksanaannya proses penggalian informasi, analisa
masalah, dan perumusan masalah seringkali tidak berdiri sendiri-
sendiri, akan tetapi merupakan proses yang dilaksanakan
sekaligus. Metode dan teknik yang dikembangkan untuk Pemetaan
Swadaya merupakan metode yang lebih menekankan pada proses
diskusi masyarakat. Alat kajian (tools) yang dikembangkan adalah
alat untuk mengajak masyarakat terlibat dalam proses penggalian
informasi, analisa dan perumusan masalah/kebutuhan, sehingga
melalui proses tersebut sebetulnya masyarakat yang terlibat
menjadi peneliti bagi dirinya dan kehidupan lingkungannya
sendiri.
Dengan terlibat dalam proses Pemetaan Swadaya masyarakat
diharapkan mampu untuk:
a. Memahami persoalan nyata mereka sendiri yang berdasarkan
kepada fakta dan informasi yang ada, sehingga yang mereka
rumuskan bukan daftar keinginan tetapi daftar kebutuhan,
masalah dan potensi yang bermanfaat untuk lingkungannya
terutama dalam rangka penanggulangan Sosial.
b. Pemecahan masalah (pemenuhan kebutuhan) tidak didasarkan
kepada kehendak dan sematamata bantuan ’orang luar’ akan

36
tetapi lebih banyak mengutamakan kemampuan sumberdaya
dan swadaya masyarakat.
c. Bagi ’orang dalam’ (masyarakat) kegiatan ini menjadi proses
belajar dan penyadaran tentang keadaan kehidupan dan
lingkungan yang mereka hadapi, sehingga diharapkan terjadi
pemahaman terhadap kondisi warga di lingkungannya
(mengapa si A miskin, bagaimana kondisi si B , dsb ).
Penyadaran ini merupakan renungan terhadap permasalah
dirinya dan orang lain di lingkungannya sehingga diharapkan
tumbuh kepedulian terhadap warga sekitar dan mencari jalan
keluar dari keadaan-keadaan yang dianggap mengganggu
(masalah).
d. Bagi ’orang luar’ (DPL dan peserta KKN). Kegiatan ini
merupakan proses belajar dan ’penyadaran’ dalam memahami
keadaan masyarakat serta cara pandang dan nilai-nilai
masyarakat yang mempengaruhi kehidupan mereka. Proses
belajar ini juga akan menimbulkan dukungan masyarakat
terhadap program yang didampinginya, apabila benar-benar
berdasarkan kebutuhankebutuhan masyarakat, serta program
kemudian dikembangkan oleh masyarakat sendiri.
4. Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat)

Siklus ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat


terhadap adanya organisasi masyarakat warga yang mampu
menerapkan nilai-nilai luhur yang dimotori oleh pemimpin yang
mempunyai kriteria yang sudah ditetapkan oleh masyarakat

37
sebagai jawaban dari hasil analisa kelembagaan dan refleksi
kepemimpinan yang sudah dilaksanakan dalam siklus Pemetaan
Sosial.
Organisasi masyarakat warga yang dibangun bisa bersifat
organik berbentuk paguyuban atau perhimpunan atau
memanfaatkan organisasi atau lembaga yang sudah ada di
masyarakat seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPMD), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM), Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang
Taruna dll selama dalam organisasi tersebut mempunyai ciri-ciri:
a. Adanya kesetaraan dimana komunitas terbentuk sebagai
himpunan warga yang setara di suatu kelurahan.
b. Setiap anggota atau warga berhimpun secara proaktif, yaitu
telah mempertimbangkan berbagai aspek sebelum bertindak,
karena adanya ikatan kesamaan (commond bond ), seperti
kepentingan, persoalan, tujuan, dsb.
c. Tiap anggota atau warga berhimpun secara sukarela, bukan
karena terpaksa;
d. Membangun semangat saling percaya;
e. Bekerjasama dalam kemitraan;
f. Secara damai memperjuangkan berbagai hal, termasuk dalam
hal ini menanggulangi masalah-masalah sosial;
g. Selalu menghargai keragaman dan dan hak azasi manusia
sebagai dasar membangun sinergi;

38
h. Menjunjung nilai-nilai demokrasi dalam setiap keputusan
yang diambil dan secara intensif melakukan musyawarah;
i. Selalu mempertahankan otonomi atau kemerdekaan dari
bebagai pengaruh kepentingan;
j. Mampu bekerja secara mandiri;

5. Perencanaan Partisipatif
Setelah kami memulai bekerjasama, kami tawarkan ide untuk
menyelesaikan perihal permasalahan magrib mengaji yang ada di
Dusun Tinggar Jaya Hilir, yakni membangun kembali program
magrib mengaji yang dulu sempat berhenti karena tidak adanya
pengajar.
6. Sinergi Program
Hasil perencanaan partisipatif ditentukan prioritas program
kegiatan yang disepakati bersama oleh seluruh stakeholder di desa
lokasi KKN melalui semacam forum rapat paripurna. Rapat
tersebut seyogyanya difasilitasi oleh organisasi masyarakat yang
disepakati melalui pendampingan peserta KKN dan DPL. Pada
forum itu hadir aparatur desa, ( Kades, LPMD, BPD dll) tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda. Kemudian
forum tersebut membahas sinergi program yang memungkinkan
kegiatan tersebut dapat masuk pada agenda musyawarah
perencanaan pembangunan desa (musrenbangdes) pada setiap
bulan Januari dan atau memungkinkan dapat melakukan chaneling
dengan pihak-pihak swasta atau pengusaha yang ada disekitar desa

39
tersebut. Selain itu, forum tersebutpun menetapkan angka
partisipasi swadaya masyarakat baik dalam bentuk tenaga, bahan
material atau uang tunai yang dikapitalisasi.
7. Pepro (Pelaksanaan Program)
Pada tahap ini semua pihak terlibat dalam kegiatan
pelaksanaan program sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
masing-masing panitia. Relawan diarahkan oleh pokja untuk
mengisi pos-pos seksi yang sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Nilai-nilai luhur kemanusiaan dalam bentuk sikap gotong
royong, jujur, peduli, tanggungjawab dan sebagainya
diimplementasikan bersama pada tahap ini. Kegiatan dimulai
dengan sosialisasi baik secara lisan dan tulisan. Secara lisan dapat
dilakukan secara face to face atau melalui pengumuman pengeras
suara milik masyarakat seperti dari masjid atau mushola dengan
oleh tokoh masyarakat dan atas persetujuan bersama. Secara
tulisan dapat berbentuk surat, leaflet atau spanduk, papan proyek
dll.
Tahap berikutnya pelaksanaan program perlu diatur ritme
keterlibatan partisipan apabila waktu yang dibutuhkan lebih dari
satu hari. Pojka dapat membuat jadwal relawan yang akan turut
mengikuti kegiatan. Selain itu setiap sumbangan tambahan secara
spontan dari warga dalam bentuk harus tercatat pada pembukuan
pokja untuk dikapitalisasi dan bahan laporan.
Sebagai manifestasi tridharma perguruan tinggi, peserta KKN dan
DPL seyogyanya terlibat sebagai relawan dan bukan sebagai

40
pelaku utama pada pelaksanaan program serta berusaha
mendokumentasikan perilaku masyarakat pada proses dan hasil
pelaksanaan program berlangsung.
8. Monev (Monitoring dan Evaluasi)
Pada tahapan ini, organisasi masyarakat memfasilitasi
pertemuan warga bersama pemerintahan desa untuk
membentuk tim Monev. Kemudian tim melakukan tugas
monitoring dan evaluasi dengan mengecek kembali hasil
pelaksanaan program disesuaikan dengan rencana yang
terdapat dalam proposal. Hasil temuan monev
direkomendasikan kepada organisasi masyarakat untuk bahan
tindak lanjut pada program tahun berikutnya. Setelah
dipandang selesai tim monev menerbitkan Berita Acara yang
menerangkan bahwa pelaksanaan program telah dilaksanakan.
Kemudian organisasi masyarakat membubarkan Pokja dan dan
tim monev serta membentuk organisasi pemelihara seperti
untuk menjaga keberlanjutan program tersebut.

41
BAB III

PROFIL DESA

A. Sejarah Singkat Desa


Letak Desa Cimaung terhampar diantara satu buahkaki
gunung Malabar dengan kontur wilayah perbukitan subur dan
potensial denganiklim sejuk kisaran 29C terletak pada
ketinggian + 801 m diatas permukaanlaut serta ditunjang
dengankultur keramah tamahan budaya masyarakat sunda yang
melekat.
Sejarah dan asalusul Desa menurut cerita dari para sesepuh
konon asalmulanama desa cimaung, bahasa sunda cai yang
berasal dari sumur Kp. Cimaung danmaung yang artinya
manusia unggulan, dengan adanya tugu perintis cimaung,sejak
itulah nama desa cimaung ditetapkan. Desa Cimaung berdiri
tahun 1908 berasal dari nama cimaung sebelah. Sejak
penjajahan Belanda yang sekarang letak Desa
bernamakampung geger beas selalu dibombardir oleh colonial
Belanda maka muncul nama cimaung yang ditandaidengan
monument “PERINTIS KEMERDEKAAN”. DESA Cimaung
didirikan pada tahun 1908 oleh para inohong atau tokoh
masyarakat cimuang yaitu :
1. Bapak Otong
2. Bapak H. Sambas
3. Bapak Sura
4. Bapak Abit

42
5. Bapak Rahman

Nama-nama yang pernah menjabat sebagai kepala Desa


Cimaung :

1. Bapak Sastra Sasmita dari tahun 1952-1965;


2. Bapak Suta dari tahun 1965-1967;
3. Bapak Karya dari tahun 1967-1968;
4. Bapak PJS dari Kecamatan dari tahun 1968-1970;
5. Bapak M.Toha dari tahun 1970-1983;
6. Bapak Isur Mansyur dari tahun 1983-2008;
7. Bapak Cucun Mansyur dari tahun 2008-2014;
8. Bapak Komara dari tahun 2014- sekarang.
Desa cimaung merupakanpusat kota KecamatanCimaung
karena merupakan daerah yang strategis, selain itu desa
cimaung terkenaljuga dengan tugu cimaungnya yang sudah
terkenal hingga ke luar negeri sehingga nama kecamatan pun
diambil dari nama cimaung, dan sekarang sudah berdiri masjid
besar Kec. Cimaung yang merupakan kebanggaan masyarakat
cimaung.
B. Visi, Misi dan Program Desa

Visi dan Misi Kabupaten Bandung

1. Visi
“Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju Mandiri dan
Berdaya Saing, Melalui Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik

43
dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan
Religius, Kultural, dan Berwawasan Lingkungan”
2. Misi

a. Meningkatkan Profesionalisme Birokrasi ( Good


Goverment and Clean Goverment );
b. Meningkatkan Kualitas SDM ( Pendidikan, Kesehatan,
Memantapkan Kesalehan Sosial Berlandaskan Iman dan
Taqwa );
c. Memantapkan Pemulihan Keseimbangan Lingkungan
dan Pembangunan Bekelanjutan;
d. Menggali, Menumbuhkembangkan dan Melestarikan
Budaya Sunda serta Kearifan Lokal Lainnya;
e. Memantapkan Pembangunan Perdesaan;
f. Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur
Serta Keterpaduan Pemanfaatan Tata Ruang Wilayah;
g. Meningkatkan Partisifasi Sektor Swasta, Pemberdayaan
Ekonomi Kerakyatan dan Daya Saing Daerah;
Visi dan Misi Desa Cimaung

1. Visi
“NGALIWET” Ngawangun Lingkungan Endah Tumaninah.”
2. Misi

a. Meningkatkan Pelayanan terhadap masyarakat


b. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pendidikan Agama
c. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

44
d. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Perdesaan
e. Mengembangkan Agri Bisnis berbasis kelompok
f. Mengembangkan Ekonomi Masyarakat

C. Monografi Desa Cimaung


1. Kondisi Umum
a. Luas dan Batas Wilayah
1) Luas Desa :302,4 Ha
2) Batas Wilayah :
a) Sebelah Utara : Desa Jagabaya
b) Sebelah Timur : Desa Pasirhuni
c) Sebelah Selatan : Desa Cipinang
d) Sebelah Barat : Desa Sukamaju

b. Kondisi Geografis
1) Ketinggian Tanah dari Permukaan Laut : 882
MDPL
2) Banyaknya Curah Hujan : 14 M/Tahun
3) Tofografi : Dataran Tinggi
4) Suhu Udara Rata-Rata : 29 o – 31o C
c. Orbitasi
1) Jarak Dari Pusat Kecamatan : 0,9 KM
2) Jarak dari pusat Kota/Kabupaten : 18,9 KM
3) Jarak daru Ibu Kota Provinsi : 28 KM
4) Jarak dari Ibu Kota Negara : 141 KM

45
2. Pertanahan
a. Status
1) Sertifikat Hak Milik : 121 Buah
2) Sertifikat Hak Guna Pakai : 102 Buah
3) Sertifikat Hak Guna Bangunan :39 Buah
4) Sertifikat Hak Pakai : 27 Buah
5) Tanah Kas Desa
a) Tanah Bengkok : 1Buah
b) Tanah Titisara : - Buah
c) Tanah Pengangonan : - Buah
d) Tanah Kas Desa Lainnya : -Buah
6) Tanah Bersertifikat : - Buah
7) Tanah Bersertifikat melalui Prona : - Buah
8) Tanah Bersertifikat melalui Prona : - Buah
9) Tanah yang belum bersertifikat : - Buah
b. Peruntukan
1) Jalan : 15,7 KM
2) Sawah dan Ladang :69,925 Ha
3) Bangunan Umum :2,3 Ha
4) Empang / Kolam :6,8 Ha
5) Pemukiman dan Perumahan :127,97 Ha
6) Jalur Penghijauan : - Ha
7) Pemakaman TPU :1,8 Ha
8) Lain-Lain :3,6 Ha

46
c. Penggunaan
1) Industri : - Ha
2) Pertokoan / Perdagangan :6,7 Ha
3) Perkantoran :3,2 Ha
4) Pasar Desa : - Ha
5) Tanah Wakaf : 6,7 Ha
6) Tanah Sawah :132,3 Ha
a) Irigasi Teknis : - Ha
b) Irigasi Setengah Teknis :169,21
Ha
c) Irigasi Sederhan : - Ha
d) Irigasi Tanah Hujan :52,415 Ha
e) Sawah Pasang Surt : - Ha
7) Tanah Kering
a) Pekarangan :8,70 Ha
b) Perladangan :4,740 Ha
c) Tegalan : 4,740 Ha
d) Perkebunan Negara : - Ha
e) Perkebunan Swasta : - Ha
f) Perkebunan Rakyat : - Ha
g) Tempat Rekreasi : - Ha

47
3. Kependudukan
Jumlah Penduduk Menurut :
a. Jenis Kelamin Perdusun
1) Laki-laki :5078 Orang
2) Perempuan :5189 Orang
JUMLAH :10267 Orang

b. Kepala Keluarga Perdusun : 3090 KK

c. Kewarganegaraan
1) WNI Laki-laki : 2 Orang
2) WNI Perempuan : Orang
JUMLAH : 2 Orang

3) WNA Laki-laki :- Orang


4) WNAPerempuan : - Orang
JUMLAH :- Orang
d. Menurut Agama Kepercayaan
1) Islam :10.241 Orang
2) Kristen Protestan :13 Orang
3) Khatolik :- Orang
4) Hindu :- Orang
5) Budha :- Orang
JUMLAH : 10.253Orang

48
e. Menurut Usia
1) Kelompok Pendidikan
a) 00-03 Tahun : 377 Orang
b) 04-06 Tahun : 412 Orang
c) 07-12 Tahun : 376 Orang
d) 13-15 Tahun : 873 Orang
e) 16-18 Tahun : 592 Orang
f) 19 – Keatas : 7411 Orang
JUMLAH : 10.253 Orang

2) Kelompok Tenaga Kerja


a) 10 – 14 Tahun : - Orang
b) 15 – 19 Tahun : - Orang
c) 20 – 26 Tahun : - Orang
d) 27 – 40 Tahun : - Orang
e) 40 – 56 Tahun : - Orang
f) 57 – Keatas :- Orang
JUMLAH :- Orang

3) Menurut Tingkat Pendidikan


a) Lulusan Pendidikan Umum / Formal
I. TK/TPA/RA/PAUD : 435 Orang
II. SD/MI/Paket A : 5670 Orang
III. SMP/SLTP/MTs/Paket B : 1790 Orang
IV. SMA/SLTA/MA/Paket C : 1300 Orang

49
V. Akademis D1 – D3 : 370 Orang
VI. Sarjana / S 1 : 90 Orang
VII. Sarjana / S 2 : 34 Orang
VIII. Sarjana / S 3 : - Orang
JUMLAH : 9689 Orang

b) LulusanPendidikanKhusus/Non Formal
I. Ponpes : Orang
II. Kursus : Orang
III. Sekolah Luar Biasa : 14 Orang
JUMLAH : Orang
4) Menurut Mata Pencaharian
a) PNS : 78 Orang
b) PNS POLRI : 6 Orang
c) PNS TNI : 5 Orang
d) Pensiunan PNS : 100 Orang
e) Pensiunan TNI/POLRI: 40 orang
f) Karyawan : 1296 Orang
g) Pedagang : 13 Orang
h) Petani : 789 Orang
i) Buruh Tani : 459 Orang
j) Perkebunan : 132 Orang
k) Peternak : 221 Orang
l) Pemulung : 23 Orang
m) Jasa : 733 Orang

50
5) Sarana dan prasarana
a) Jumlah MCK Umum 5 unit
b) Jumlah Posyandu 9 unit
c) Jumlah kader Posyandu aktif 40 orang
d) Jumlah pembina Posyandu 10 orang
e) Jumlah Dasawisma 1 Dasawisma
f) Jumlah pengurus Dasa Wisma aktif 18 orang
g) Jumlah kader bina keluarga balita aktif 18 orang
h) Jumlah petugas lapangan keluarga berencana aktif 3
orang
i) Buku rencana kegiatan Posyandu Diisi/tidak
j) Buku data pengunjung Posyandu Diisi/tidak
k) Buku kegiatan pelayanan Posyandu Diisi/tidak
l) Buku administrasi Posyandu lainnya 3 jenis
m) Jumlah kegiatan Posyandu 4 jenis
n) Jumlah kader kesehatan lainnya 4 orang
o) Jumlah kegiatan pengobatan gratis 2 jenis
p) Jumlah kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk/PSN 1 jenis
q) Jumlah kegiatan pembersihan lingkungan 3 jenis

4. Ekonomi Masyarakat
a. Pengangguran
1) Jumlah angkatan kerja (penduduk usia 18-56 tahun)
6743 orang

51
2) Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang masih sekolah
dan tidak bekerja 1765 orang
3) Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang menjadi ibu
rumah tangga 1398 orang
4) Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja penuh
276 orang
5) Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja tidak
tentu 364 orang
6) Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan
tidak bekerja 16 orang
7) Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan
bekerja 21 orang
b. Kesejahteraan Keluarga
1) Jumlah keluarga prasejahtera 33 keluarga
2) Jumlah keluarga sejahtera 1 775 keluarga
3) Jumlah keluarga sejahtera 2 1567 keluarga
4) Jumlah keluarga sejahtera 3 476 keluarga
5) Jumlah keluarga sejahtera 3 plus 186 keluarga
Total jumlah kepala keluarga 3037 keluarga

5. Penguasaan Aset Ekonomi Masyarakat


a. Aset Tanah
1) Tidak memiliki tanah – orang
2) Memiliki tanah antara 0,1-0,2 ha 2546 orang
3) Memiliki tanah antara 0,21-0,3 ha 318 orang

52
4) Memiliki tanah antara 0,31-0,4 ha 187 orang
5) Memiliki tanah antara 0,41-0,5 ha 167 orang
6) Memiliki tanah antara 0,51-0,6 ha 178 orang
7) Memiliki tanah antara 0,61-0,7 ha 112 orang
8) Memiliki tanah antara 0,71-0,8 ha 211 orang
9) Memiliki tanah antara 0,81-0,9 ha 190 orang
10) Memiliki tanah antara 0,91-1,0 ha 29 orang
11) Memiliki tanah antara 1,0 – 5,0 ha 20 orang
12) memiliki tanah antara 5,0 – 10 ha 0 orang
13) Memiliki tanah lebih dari 10 ha 0 orang
Jumlah Total Penduduk 9997 orang

6. Kesehatan Masyarakat
a. Kualitas Ibu Hamil
1) Jumlah ibu hamil 128 orang
2) Jumlah ibu hamil periksa di Posyandu 37 orang
3) Jumlah ibu hamil periksa di Puskesmas 48 orang
4) Jumlah ibu hamil periksa di Rumah Sakit 11 orang
5) Jumlah ibu hamil periksa di Dokter Praktek 23 orang
6) Jumlah ibu hamil periksa di Bidan Praktek 24 orang
7) Jumlah ibu hamil periksa di Dukun Terlatih 4 orang
8) Jumlah kematian ibu hamil 0 orang
9) Jumlah ibu hamil melahirkan 1 orang

53
b. Kualitas Bayi
1) Jumlah keguguran kandungan 10 orang
2) Jumlah bayi lahir 213 orang
3) Jumlah bayi lahir mati 3 orang
4) Jumlah bayi lahir hidup 213 orang
5) Jumlah bayi mati usia 0 – 1 bulan 2 orang
6) Jumlah bayi mati usia 1 – 12 bulan 1 orang
7) Jumlah bayi lahir berat kurang dari 2,5 kg 2 orang
8) Jumlah bayi 0-5 tahun hidup yang menderita kelainan
organ tubuh, fisik dan mental 3 Orang

c. Cakupan Imunisasi
1) Jumlah Bayi usia 2 bulan 18 orang
2) Jumlah bayi 2 bulan Imunisasi DPT-1, BCG dan Polio
-1 12 orang
3) Jumlah bayi usia 3 bulan 34 orang
4) Jumlah bayi 3 bulan yang imunisasi DPT-2 dan Polio-2
34 orang
5) Jumlah bayi usia 4 bulan 21 orang
6) Jumlah bayi 4 bulan yang imunisasi DPT-3 dan Polio-3
21 orang
7) Jumlah bayi 9 bulan 11orang
8) Jumlah bayi 9 bulan yang imunisasi campak 10 orang
Jumlah bayi yang sudah imunisasi cacar 10 orang

54
7. Peta Desa Cimaung

Gambar 1 Peta Desa Cimaung

8. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Cimaung

Gambar 2 Struktur Organisai Pemerintah Desa Cimaung

55
9. Daftar Perangkat Desa Cimaung

Table 3 Daftar Perangkat Desa Cimaung

No Nama Jabatan

1 KOMARA KEPALA DESA


2 DIDIN SOLEHUDIN SEKRETARIS DESA

3 IYAN KARYANA KAUR UMUM


4 NAYA KAUR KEUANGAN
5 YULI YULIANTI BENDAHARA
6 IRFAN SOPIAN KASIE PEMERINTAHAN
7 FITRIAWATI KASIE KESRA
8 KARSA PERWIRA KASIE EKONOMI
9 KOMARUDIN KASIE PEMBANGUNAN
10 ABIDIN KASIE TRANTIB
11 SUHENDAR KADUS I

12 NETI HERAWATI KADUS II


13 HOERYANTO KADUS III
14 ADE RANDI STAFF DESA LAINNYA
15 NURZAMAN SOPIR DESA

56
10. Daftar Anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Desa
Cimaung

Table 4 Daftar Anggota BDP Desa Cimaung

No Nama Jabatan

1 ACHMAD SOBANDI, S.Ag KETUA


2 ACEP WAKIL KETUA

3 RUSLAN HIDAYAT SEKRETARIS

4 ENANG ANGGOTA
5 DAMUN SUHERMAN ANGGOTA

6 CUCU SUPARYAT ANGGOTA


7 IWAN SETIAWAN ANGGOTA

8 AYI SOPIAN, S.Pd ANGGOTA

9 ASEP WASMANA, A.Ma ANGGOTA


10 DEDI SUKANA ANGGOTA

11 CECE KAMALUDIN,S.Ag ANGGOTA

57
BAB IV

HASIL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Proses dan Hasil Pemberdayaan Masyarakat


1. Rembug Warga dan Refleksi Sosial
Rembug warga merupakan bentuk forum musyawarah warga,
untuk membahas da nmenetapkan beberapa agenda bagaimana
menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat kampong
Tinggar Jaya Hilir serta menggali potensi yang ada hingga
menemukan solusi dari setiap permasalahannya.

a. Penyelenggara

Penyelenggaraan atau pelaksanaan kegiatan Rembug


Warga terdiridari :

1. Ketua RW

Sebagaiketua, merangkap penanggung jawab kegiatan


dengan dibantu oleh sekertaris RW dan Anggota pelaksana
yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Sekretaris RW

Bertugas mencatat dan merekapitulasi serta merangkum


dan kemudian memasukan usulan hasil pembahasan kedalam
format isian hasil rembug warga.

58
3. Anggota Pelaksana

Membantu ketua dan sekretaris dalam memfasilitasi


kebutuhan perlengkapan atau alat bantu, seperti:

a. Tempat dan kebutuhan penyelenggaraan


b. Petawilayah RW
c. Format isian usulan RT/RW untuk Bidang Ekonomi, Fisik,
danSosial.
d. Alattulis, kertasplano, spidolbesar, isolasi, dan lain-lain.

4. Anggota Tim / PanitiaPenyelenggara

Anggota Tim / Panitia Penyelenggara Rembug Warga dapat


diambil dari warga masyarakat RW setempat dengan kriteria
mempunyai kemampuan dan komitmen untuk membantu
penyelenggaraan Rembug Warga serta tidak memiliki tendensi dan
kepentingan pribadi tertentu.

b. Peran dan Fungsi Pelaku Kegiatan

Dalam pelaksanaan kegiatan Rembug Warga, peran dan


fungsi pelaku kegiatan yang terlibat adalah sebagai berikut :

1. Lurah

1) Pengaruh pada tiap pelaksanaan RembugWarga;


2) Menjadi sarana sumber Rembug Warga, terutama terkait
dengan penyesuaian terhadap peraturan pemerintah terbaru

59
tentang tatacara dan mekanisme pemberian bantuan hibah
dan bantuan sosial;
3) Melakukan monitoring pelaksanaan Rembug Warga
tingkat RW agar berjalan dengan baik dan menghasilkan
prioritas yang benar-benar merupakan kebutuhan bagi
penyelesaian permasalahan warga;
4) Melakukan sosialisasi dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan Rembug Warga kepada Ketua RW;
5) Membuat dan mengatur jadwal serta membritahukan
pelaksanaannya kepenyelenggara RembugWarga paling
lambat satu minggu sebelum pelaksanaan Rembug Warga

2. Ketua RW

Dalam pelaksanaan Rembug Warga, Ketua RW bertugas


sebagai penanggung jawab kegiatan, dan dalam pelaksanaan
tugasnya dibantu oleh seseorang sekretaris dan anggota dengan
tugas sebagai berikut:

1) Penanggung jawab pelaksanaan Rembug Warga di tingkat


RW;
2) Menyampaikan usulan jadwal pelaksanaan Rembug warga
ke kelurahan
3) Memimpin jalannya proses Rembug Warga
4) Menetapkan usulan prioritas program kebutuhan
masyarakat

60
5) Membentuk dan mengusulkan perwakilan dari RW sebagai
peserta Musrenbang kelurahan

Tim Pendukung

Untuk menunjang pelaksanaan Rembug warga, apabila


diperlukan, kelurahan dapat menunjukan Tim Pendukung untuk
membantu pelaksanaan kegiatan rembug warga di seluruh rw. Tim
pendukung dapat ditunjuk dari staf kelurahan atau dari unsur
masyarakat lain yang memiliki kemampuan dalam mengarahkan
jalannya pembahasan rembug warga. Dengan tugas:

1. Memfasilitasi dalam melakukan koordinasi kepada setiap


RT/RW yang hadir pada saat sosialisasi untuk memastikan
pelaksanaan rembug warga disetiap RW sesuai
kesepakatan jadwal yang disusun pada saat akhir acara
sosialisasi.
2. Memfasilitasi dalam mempersiapkan, mengadakan dan
membantu pengisian format RT/RW yang telah
dikelompokan kedalam tiga bidang, yaitu: usulan kegiatan
sosial, ekonomi, dan fisik lingkungan.
3. Memfasilitasi data-data pendukung yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan Rembug Warga
4. Memfasilitasi dan mengarahkan musyawarah pelaksanaan
Rembug Warga hingga menghasilkan draft daftar skala
prioritas di tingkat RW untuk diusulkan pada Musrenbang
kelurahan.

61
Gambar 3 Rembug Warga Kelompok 118 dengan Masyarakat
Tinggar Jaya Hilir

Masyarakat kampong Tinggar Jaya Hilir serta Mahasiswa


KKN Sisdamas UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar
kegiatan Rembug Warga dan Refleksi Sosial, sabtu malam
(04/08/2018). Kegiatan yang berlangsung di Kantor RW 01 Desa
Cimaung ini dihadiri oleh Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Agama,
Tokoh Masyarakat, Tokoh Wanita, Ketua Karang Taruna dan
masyarakat sekitar.

Rembug Warga diawali dengan sambutan-sambutan dari


berbagai tokoh masyarakat dan perwakilan mahasiswa yang
memaparkan program KKN Sisdamas, diantaranya Sosialisasi
Awal (SOSWAL), Rempug Warga dan Refleksi Sosial (REFSOS),
Pemetaan Sosial (PESOS) dan Organisasi Masyarakat
(ORGAMAS), Perencanaan Partisipatif (CANTIF) dan Sinergi
Program (SIPRO), Perencanaan Program (PEPRO) dan Monitorin
Evaluasi (MONEV).

62
Kemudian masyarakat mengemukakan masalahnya yang
ada di desa tersebut, kebanyakan masyarakat mengeluhkan
mengenai sampah yang tak kunjung terselesaikan di karenakan
beberapa faktor. Yakni tidak adanya penampungan sampah besar
yang tesedia di desa tersebut. serta tidak adanya para pegawai
pengangkut sampah sehingga banyak dari masyarakat membuang
di sungai, selokan dan dipinggir-pinggir rumah.

Dari hasil permasalahan tersebut sampah menjadi masalah


utama yang dijadikan program pemberdayaan di desa tinggar jaya
hilir, namun setelah berkonsultasi dengan beberapa tokoh desa
tersebut permasalahan pengelolaan sampah memang sudah
menjadi hal yang tidak asing lagi sehingga masalah tersebut dirasa
kurang tepat untuk pemberdayaan masyarakat karena beberapa
lain hal. Sehingga terdapat usulan dari salah satu warga bagaimana
jika menjalankan kembali mengenai pengaktifan magrib mengaji,
karena kegiatan magrib mengaji di desa tersebut sudah cukup lama
tidak aktif. Maka para mahasiswa KKN dirasa akan memudahkan
dalam program pemberdayaan masyarakatnya. setelah berdiskusi
dengan tokoh warga maka program pemberdayaan yang di pilih
oleh para peserta KKN mengenai magrib mengaji.

Menurut penuturan warga kegiatan magrib mengaji sudah


cukup lama tidak berjalan kembali karena beberapa faktor yaitu
masyarakat beranggapan bahwa anak-anak telah dirasa cukup
belajar di sekolah madrasah mengenai pembelajaran Alquran
sehingga tidak perlu lagi untuk mengaji, selanjutnya karena faktor

63
kekurangan pengajar yang telah memiliki kesibukannya masing-
masing. maka karena hal tersebut kegiatan magrib mengaji tidak
aktif.

2. Pemetaan Sosial

Gambar 4 Rapat Internal Bersama Dpl Membahas


Pelaksanaan Siklus 2
Pemetaan sosial adaalah satu metode visual yang menunjukan
lokasi relative suatu komunitas atau kelompok yang dilakukan
untuk menemu kenali dan mendalami kondisi sosial komunitas
tersebut.

Pemetaan sosial digunakan untuk :

a. Menampilkan data tata letak komunitas, inprastrukstur,


kependudukan, etno-kelompok bahasa, pola kesehatan
,kekayaan, dan sebagainya

64
b. Mengindentifikasi kelompok sosial yang berbeda
menggunakan kriteria yang ditetapkan secara local dan
menilai distribusi aset keseluruh kelompok siosial.
c. Mendalami pengetahuan dan persepsi komunitas
d. Mengindentifikasi pengaruh dan kekuasaan yang bermain
e. Belajar tentang lembaga sosial dan pandangan komunitas
yang berbeda terhadapa lembaga-lembaga sosial tersebut

Beberapa Langkah Dalam Melakukan Analisis Sosial

1. Pilih analisis local


Mengindentifikasi orang untuk berbicara tentang persepdsi
mereka terhadap perbedaan sosial dalam masyarakat mereka.
Keputusan ini akan didasarkan pada tujuan dan kedalaman
informasi yang diperlukan untuk peniliti. Misalnya, kelompok
yang terpisah dari pria dan wanita mungkin berguna untuk
mendapatkan persfektif yang berda mengenai struktur sosial
masyarakat dan pentingnya sarana sosial. Hasil berbeda secara
konsisten jika dihasilkan oleh perempuan, laki, atau anak-
anak. Namun, mungkin untuk memecah populasi kedalam
kategori lebih lanjut ( seperti etnis, kesejah teraan, atau kasta).
2. Memberikan introduksi dan penjelasan
Ketika bekerja dengan masing-masing kelompok
pasilitator dan kelompok/ pencatat harus dimulai dengan
memperkenalkan diri dan menjelaskan dengan hati-hati dan
jelas tujuan dari diskusi. Periksa analisis local memahami dan
merasa nyaman denga apa yang akan dibahas.

65
3. Memproduksi peta sosial
Pertama menentukan jenis area peta akan menejukan atau
terbatasan seperti sebuah desa, sebuah wilayah leluhur
masyarakat adat, dan sebagainya. Peta sosial mulai sebagai
peta fisik dari daerah perumahan masyarakat. Prinsip-prinsip
mengikuti dalam menyiapkan latihan dan mendapatkan pergi
untuk peta sosial yang mirip dengan yang digunakan dengan
peta sumber daya masyarakat, bahkan mungkin menjadi
mungkin dan berguna untuk menggabungkan keduanya dan
mengahsilkan satu peta yang menunjukan aspek sosial dan
sumber daya masyarakat.
4. Menganalisa Peta Sosial
Setelah peta telah selesai, menggunakannya sebagai dasar
untuk melakukan wawancara semi-terstruktur pada topic yang
menarik dan memungkinkan analis local untuk melakukan
diskusi mereka sendiri dan analisis. Diskusi ini harus dicatat
atau direkam. Ini mungkin berguna untuk memiliki daftar
pertanyaan kunci untuk memandu diskusi tentang sumber
daya masyarakat.
Analisa dilakukan dengan menggunakan metode
triangulasi yakni dengan cara melakukan check dan cross
check atas informasi yang diterima untuk melihat persamaan
dan keselarasan, dan juga perbedaan.

66
Hasil triangulasi selanjutnya disusun kedalam suatu
rangkuman secara deskriptif, dengan melihat persamaan dan
perbedaan pendapat dan pandangan yang ada di msyarakat.
Pada pelaksanaan siklus ke dua peserta KKN menjalankan
pemetaan sosial dengan mewawancarai tokoh agama, dan
masyarakat sekitar untuk mendapatkan informasi mengenai
data-data anak-anak yang mengikuti program magrib mengaji
dan pemetaan wilayah masalah yang berkenaan dengan
program magrib mengaji.

Table 5 Peserta Magrib Mengaji Tinggar Jaya Hilir

No. Kelas A Kelas B Kelas C


1 M. Faiz Syahla Aulia
2 Diaz P Fani Alifia
3 Gunawan Olivia Erwin
4 Fadli Ridho Candra SP
5 Zam-zam M Rizki AF Insan
6 Wifa Husna Fazri
7 Rizwan Rahma Syifa
8 Elsa Putri Rahma Sarah
9 Fadil Indah Refan
10 Fathir Yolanda Pandu
11 Imam Zaskia Bela
12 Raffa

67
Table 6 Jadwal Pengajar Magrib Mengaji 118

Puspa Ulya Aulia


Senin
Siti Hafsari
Fauzi Anwar HBR
Selasa
Diva Yuandika
Islah Rofih F
Rabu
Dina Hartina
Eko Prasetyo
Kamis
M Azhari M
Ai Jamilah
Jum'at
Heni Febriani
M Saepul M
Sabtu
M Hilmi

68
3. Pengorganisasian Masyarakat

Gambar 5 Pengorganisasian Masyarakat

Menurut “Ross Murray” pengorganisasian masyarakat adalah


suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan-
kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk
berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala
prioritas berdasarkan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat
sendiri maupun yang besar dari luar dengan usaha gotong royong.
Organisasi adalah persatuan antara dua orang atau lebih yang
bersepakat untuk secara bersama-sama mencapai tujuan yang di
miliki.

69
Pengorganisasian adalah pengelompokan berbagai kegiatan
yang diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian
rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan
memuaskan.

Langkah-langkah pengorganisasian masyarakat dapat


meliputi :

1. Pengenalan masalah
Dimulai saat seseorang mengenali bahwa suatu masalah
ada dalam suatu msyarakat dan memutuskan untuk melakukan
sesuatu guna menghadapi masalah tersebut. Orang ini disebut
pengatur. Pengatur ini dapat berasal dari dalam masyarakat
sendiri, maupun dari luar masyarakat itu sendiri.
2. Perolehan jalan masuk kedalam masyarakat
Diperlukan anggota masyarakat yang berpengaruh dalam
memperoleh jalan masuk. Mereka ini disebut penjaga
gerbang. Langkah ini merupakan langkah paling kritis
didalam keseluruhan proses
3. Pengorganisasian warga
Perolehan dukungan dari anggota masyarakat untuk
mengatasi masalah merupakan langkah selanjutnya dalam
proses. Langkah ini paling baik dimulai dengan
mengorganisasi mereka yang berminat memasyikan bahwa
masalah berhasil dipecahkan.

70
4. Pengkajian masyarakat
Harus diketahui bahwa dalam pengkajian masyarakat harus
memperhatikan perbedaan antara pengorganisasian dan
pembangunan masyarakat, pengorganisasian masyarakat
berfokus pada kebutuhan masyarakat, sedangkan
pembangunan masyarakat difokuskan pada kemampuan dan
aset masyarakat.

Pada siklus kedua ini peserta KKN besosialisasi dengan


organisasi masyarakat membicarakan perihal kegiatan magrib
mengaji, oraganisasi masyarakat yang didatangi oleh peserta KKN
yaitu karang taruna desa Tinggar Jaya Hilir. Serta peserta KKN
berkujung kerumah para tokoh masyarakat disamping
bersilaturahmi pada kegiatan tersebut membicarakan mengenai
struktur pengorganisasian masyarakat yang akan di berdayakan
dalam menjalankan program magrib mengaji. Karena dengan
begitu suatu kegiatan akan berjalan dengan dibantu oleh sebuah
organisasi yang dibuat oleh masyarakat sendiri.

Pengorganisisasian tersebut terdiri dari:

1. Dewan pengawas
2. Ketua
3. Sekertaris
4. Bendahara
5. Dewan Pengajar

71
Dewan Pengawas
Ustadz Afif

Ketua
Gilang Aditia

Sekertaris Bendahara

Yuniar Khairunnisa Adela Amalia K

Pengajar
Gilang Reza
Sani Sofian
Erni Novianti
Siti Sholihat

Table 7 Struktur Organisasi Magrib Mengaji

Dalam hal pengorganisasian masyarakat tersebut,


masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam oraganisasi tidak hanya
berasal dari daerah Tinggar Jaya Hilir saja akan tetapi dari desa
lainpun ikut membantu mensukseskan pengorganisasian dalam
menjalankan magrib mengaji.

72
4. Perencanaan partisipatif dan Sinergi Program

Gambar 6 Perencanaan Partisipatif Program Magrib Mengaji

Perencanaan Menurut Tjokroamidjojo (1995) dalam


Ovalhanif (2009) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu cara
bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maksimum output)
dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif.
Selanjutnya dikatakan bahwa, perencanaan merupakan penentuan
tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana,
bilamana dan oleh siapa.

Menurut Terry (1960) dalam Mardikanto (2010), perencanaan


diartikan sebagai suatu proses pemilihan dan menghubung-
hubungkan fakta, serta menggunakannya untuk menyusun asumsi-
asumsi yang di duga bakal terjadi dimasa datang, untuk kemudian
merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan demi tercapainya
tujuan-tujuan yang diharapkan.

73
Perencanaan juga diartikan sebagai suatu proses pengambilan
keputusan yang berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan
yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang diharapkan
atauyang dikehendaki.

Perencanaan Partisipatif

Menurut Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (1996) adalah


proses perencanaan yang diwujudkan dalam musyawarah ini,
dimana sebuah rancangan rencana dibahas dan dikembang
bersama semua pelaku pembangunan (stakeholder).

Menurut Sumarsono (2010), perencanaan partisipatif


adalah metode perencanaan pembangunan dengan cara melibatkan
warga masyarakat yang diposisikan sebagai subyek pembangunan.

Tujuan Perencanaa Partisipatif

Tujuannya agar masyarakat diharapkan mampu


mengetahui permasalahannya sendiri dilingkungannya, menilai
potensi SDM dan SDA yang tersedia, dan merumuskan solusi yang
paling menguntungkan.

Prinsip-Prinsip Perencanaan Partisipatif

1. Ada identifikasi stakeholders yang relevan untuk dilibatkan


dalam proses perumusan visi, misi, dan agenda SKPD serta
dalam proses pengambilan keputusan penyusunan renstra
SKPD;

74
2. Ada kesetaraan antara government dan non government
stakeholders dalam pengambilan keputusan;
3. Ada transparansi dan akuntabilitas dalam proses
perencanaan;
4. Ada keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen
masyarakat, terutama kaum perempuan dan kelompok
marjinal;
5. Ada sense of ownership masyarakat terhadap renstra SKPD
6. Ada pelibatan media.

Manfaat Perencanaan Partisipati

1. Sebagai pendorong masyarakat dalam merubah kebutuhan


masyarakat dari keinginan (felt need) menjadi nyata (real
need), sehingga pelaksanaan program lebih terfokus pada
kebutuhan masyarakat;
2. Perencanaan dapat menjadi stimulasi terhadap masyarakat,
untuk merumuskan dan menyelesaikan masalah sendiri;
3. Program dan pelaksanaannya lebih aplikatif terhadap
konteks sosial, ekonomi, dan budaya serta kearifan lokal,
sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat;
4. Menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab diantara
semua pihak terkait dalam meencanakan dan melaksanakan
program, sehingga dampaknya dan begitu pula program itu
berkesinambungan.
5. Perlunya memberikan peran bagi semua orang untuk
terlibat dalam proses, khususnya dalam pengambilan dan

75
pertanggungjawaban keputusan, sehingga memberdayakan
semua orang yang terlibat;
6. Kegiatan-kegiatan pelaksanaan menjadi lebih obyektif dan
fleksibel berdasarkan keadaan setempat;
7. Memberikan transparansi akibat terbuka lebarnya
informasi dan wewenang;
8. Memberikan kesempatan masyarakat untuk menjadi mitra
dalam perencanaan.

pada tahap siklus 3 perencanaan parsitatif (CANTIFF)


dilaksanakan pada hari minggu, 19 Agustus 2019 bertempatan di
masjid yang sekaligus bersamaan dengan acara pengajian
bapak/ibu yang setelah pengajian di selipkan penyampaian dari
perwakilan mahasiswa untuk perencanaan program yaitu
“Maghrib mengaji” sehiingga acara berlangsung secara formal.
Dimana acara pengajian tersebutselain di hadiri oleh tokoh agama,
juga banyaksekali di hadiri khususnya masyarakat yang
wilayahnya menjadi garapan kelompok 118 yaitu RW 01 Desa
Cimaung.

Pada saat perwakilan peserta KKN menyampaikan


mengenai program magrib mengaji, masyarakat merespon baik
dan menyetujui program magrib mengaji tersebut. sebelumnya
program magrib mengaji sudah ada akan tetapi tidak berjalan
secara sempurna (fakum) selema satu tahun kebelakang ini
dikarenakan minimnya pengajar untuk anak-anak, disisi lain peran
orangtua tidak mendorong anak-anaknya untuk mengukuti

76
program tersebut dengan baik sehingga hal itu pula yang
menambah kefakuman magrib mengaji tersebut.

Dilihat dari hal tersebut mahasiswa KKN mengangkat


pemberdayaan di masyarakat mengenai magrib mengaji untuk
anak-anak. Karena usia anak-anak sangatlah penting dalam hal
pembelajaran yang berpengaruh untuk masa depan mereka. Seperti
pepatah mengatakan “ belajar diwaktu kecil bagaikan mengukir
diatas batu, belajar diwaktu tua bagaikan mengukir diatas air”.

Misi dari diangkatnya program tersebut yakni untuk


meningkatkan keaktifan mengaji bagi anak agar kelakmereka tidak
buta akan bacaan Al-Quran serta menghidupkan betapa pentingnya
mengaji Al-Quran. Untuk bekal mereka di dunia dan di akhirat
kelak.

Setelah program magrib mengaji di masyarakat


disampaikan, hal tersebut ditindak lanjuti dengantokoh agama
untuk menentukan siapa saja yang akan terlibat dan berperan
penting untuk menjalankan program tersebut. Peserta KKN
berdiskusi kembali dengan tokoh agama sehinggga menghasilkan
struktur keorganisasian magrib mengaji tersebut. Adapun setruktur
organisasi tersebut terdiri dari:

Setelah terbentuknya struktur organisasi tersebut semoga


program magrib mengaji dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Disisilain Peran dan dukungan masyarakat punmenjadi dasar
penopang terlaksananya program tersebut.

77
Sinergi Program

Gambar 7 Sinergi Proram Mahasiswa KKN 118


dengan Tokoh Masyarakat dan Al-Mujaddid

Sinergi adalah saling mengisi dan melengkapi perbedaan


untuk mencapai hasil lebih besar daripada jmlah bagian perbagian.
Melalui sinergi, kerjasama dari Paradigma (pola pikit) yang
berbeda akan mewujudkan hasil lebih besar dan efektif
sehubungan proses yang dijalani menunjukan tujuan yang sama
dan kesepakatan demi hasil positif. Dan sinergi program
mewujudkan dan menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat
sehingga dengan bersinergi program mewujudkan harapan dan
tujuan yang diinginkan bersama.

Di Kampung tinggar Jaya hilir terdapat dua mesjid yaitu


mesjid PERSIS (Persatuan Islam) yang berada di Rt 01 dan mesjid
Al-Ihsan Rt 03 kedua-duanya meiliki program mengaji Alquran.

78
Untuk membantu sarana prasarana tersebut serta bantuan yang
lainnya diperlukan sinergi program.

Pada pelaksanaan sinergi program ini, peserta KKN


mengunjungi beberapa tokoh agama yang masih ada keterikatan
dengan MUI dimaksudkan untuk bersinergi program dengan pihak
MUI yang nantinya dapat membantu kegiatan program magrib
mengaji yang diadakan di Kampung Tinggar Jaya Hilir,
diharapkan dengan bersinergi program tersebut dapat
memfasilitasi para pengajar serta dapat menyediakan buku-buku
bacaan Alquran bagi anak-anak.

Hasil dari perbincangan dengan tokoh agama tersebut


beliau siap membantu dalam pendonasian buku-buku bacaan
Alquran bagi anak-anak. Untuk membantu berjalanannya kegiatan
mengaji.

5. Pelaksanaan program dan monitoring evaluasi

Kegiatan magrib mengaji sudah berjalan pada minggu


kedua setelah pelaksanaan rembug warga, yang mengahsilkan
program magrib mengaji sebagai program pemberdayaan
masyarakat. Pada saat acara pengajian rutin mingguan. peserta
KKN menghimbau kepada para masyarakat untuk sedianya
menyuruh dan mendorong anak-anak untuk mengaji pada waktu
magrib.

Himbauan tersebut bertujuan agar kegiatan program


magrib mengaji berjalan lebih awal. Sehingga kegiatan

79
pemberdayaan masyarakat tidak menunggu waktu lama. Tidak
hanya itu pula masyarakat membatu terlaksananya kegiatan
dengan ikut berpartisipasi untuk menyisihkan waktunya mengajar
mengaji apabila diantara masyarakat memilki waktu luang.

Gambar 8 Pelaksanaan Program Magrib Mengaji di


RW 01 Kp. Tinggar Jaya Hilir

Kegiatan magrib mengaji berlokasi di madrasah Al-Ihsan


yang berdampingan dengan masjid pada pelaksanaan kegiatan
magrib meengaji di hari pertama pada hari senin tanggal 6 Agustus
2018 berjalan dengan baik. Anak-anak yang hadir berjumlah
kurang lebih dua puluh anak yang mengikuti magrib mengaji.

Peserta KKN bukan hanya sekedar memonitoring keadaan


kegiatan tersebut akan tetapi ikut membantu mengajar anak-anak
mengaji setiap harinya sehingga peserta KKN dapat melihat
perkembangannya. serta kekurangan yang ada pada kegiatan
magrib mengaji.

80
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan
pengukuran kemajuan atas objek program, memantau perubahan,
yang fokus pada proses dan keluaran. Evaluasi adalah penggunaan
metode penelitian social untuk secara sistematis menginvestigasi
efektifitas program. Menilai kontribusi program terhadap
perubahan (Goal/objek) dan menilai kebutuhan perbaikan.

Kegiatan magrib mengaji sudah berjalan pada minggu


kedua setelah pelaksanaan rembug warga, sehingga peserta KKN
bukan hanya sekedar memonitoring keadaan kegiatan tersebut
akan tetapi ikut membantu mengajar anak-anak mengaji setiap
harinya sehingga peserta KKN dapat melihat perkembangannya.
serta kekurangan yang ada pada kegiatan magrib mengaji.

B. Proses dan Hasil Pengabdian kepada Masyarakat

Tabel 8 Proses daN Hasil Pengabdian kepada Masyarakat

Nama dan NIM Pengabdian

M. Azhari Manarul Sosialisasi dan penyuluhan


1153070089 mengenai manajemen
keuangan syariah dan
perbankan syariah serta
Penerapan terhadap UMKM
Kerupuk Mie
Fauzi Anwar HBR Pembelajaran Kimia
1152080025 menggunakan bahan alami

81
pada materi asam basa di SMP
Banjar Asri

Islah Rofih Fatwa Bimbingan belajar guna


1154010074 meningkatkan motivasi pada
anak melalui layanan
konseling kelompok di
Madrasah AL-Ikhsan
Moch Hilmi Jauhari Pengenalan hadits dan Living
1151060040 sunah di Kampung
Tinggarjaya Hilir
Dina Hartina Pengaruh bimbingan
1154010044 keagamaan untuk anak
Broken home
Ai Jamilah Penerapan metode cerita
1152090004 berantai untuk meningkatkan
kemampuan bercerita siswa
Diva Yuandika Implementasi Pelayanan
1158010077 Publik di Kantor Desa
Cimaung
Eko Prasetyo Pengenalan Kaligrafi
1155020031 Terhadap Anak-anak SD
Pusaka Resmi
Heni Febriani Bernyanyi sambil Belajar
1152030041 (Menghafal Kosa kata bahasa

82
Arab di Kp. Tinggar Jaya Hilir
Desa Cimaung)

Muhammad Saepul Milah Pendampingan Belajar


1155020061 Berbicara dalam Bahasa Arab
bagi anak-anak Tinggar Jaya
Hilir

Puspa Ulya Auliyah Implementasi Teori POAC


1158020241 pada Program Magrib
Mengaji di Kampung Tinggar
Jaya Hilir Cimaung
Siti Hafsari Nurul F. Pentingnya Implementasi Al-
1151030285 quran di Masjid dan Madrasah

Rizcha Purnaningrum Penerapan Terapi SEFT untuk


1151040216 mengatasi kecemasan kepada
ibu rumah tangga desa
Cimaung RW 03
Putri Novianti A. Pemanfaatan sampah non
1151040216 organic untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat desa
Cimaung dengan menerapkan
konsep POAC

83
C. Faktor Pendukung dan Penghambat

1. Faktor pendukung dalam kegiatan program ini antara


lain:
a. Antusiasme masyarakat
Masyarakat antusias terhadap setiap program yang
dilaksanakan oleh mahasiswa KKN sehingga disetiap kegiatannya
dapat berjalan dengan lancar. hal ini dapat dilihat dari sikap
masyarakat yang terbuka terhadap mahasiswa dan dilibatkannya
mahasiswa dalam setiap kegiatan masyarakat Kp. Tinggar Jaya
Hilir RW.01.

b. Antusiasme anak-anak
Dalam melaksanakan program yang bersangkutan dengan anak-
anak di Desa Cimaung, anak-anak sangat bersemangat sehingga
memudahkan mahasiswa dalam proses kegiatan KKN. Dalam
kegiatan ini, mahasiswa mengadakan program magrib mengaji,
mengajar di pengajian Musholla dan pelatihan untuk bisa
mengenal dan berbicara dalam Bahasa Arab. Pada hari-hari libur
pun mereka menyempatkan waktunya datang ke posko yakni
belajar sambil bermain dan melakukan agenda kegiatan Rumah
Pintar seperti mengerjakan PR anak- anak SD.
c. Dukungan dari setiap orang tua
Orang tua dari anak-anak di Kp. Tinggar Jaya Hilir mendukung
setiap kegiatan yang bersangkutan dengan anak-anak mereka.

84
Mereka berharap dekatnya anak-anak dengan Mahasiswa ini dapat
menumbuhkan semangat dalam belajar dan mempunyai
pengalaman baru bersama peserta KKN Sisdamas 2018.
Orang tua atau warga yang ada di Kp. Tinggar Jaya Hilir sangat
mendukung prohram yang kami jalankan, mulai dari tokoh
masyarakat, tokoh agam dan warga biasa pun ikut mendukung
program KKN SISDAMAS. Seperti paraa orang tua selalu datang
ke posko baik itu hanya untuk ngobrol ataupun memberikan
makanan, dari para tokoh agama memberikan waktu untuk bisa
berbicara menyampaikan sepatah dua patah atau menjadikan
mahasiswa sebagai imam itu merupakan apresiasi yang luar biasa
dari masyarakat tinggar jaya hilir.
d. Dukungan dari para pengajar di Madrasah
Para pengajar pun mendukung kegiatan ini dan
memberikan ruang kepada Mahasiswa untuk mengajar anak-anak
di Madrasag. Para pengajar pun merasa terbantu dengan adanya
mahasiswa yang dapat ikut serta mengajar di Madrasah.
e. Tempat yang strategis
Dalam melakukan setiap kegiatan, mahasiswa terbantu karena
ditempatkan pada posisi tempat posko yang strategis. hal ini
disebabkan posisi posko Mahasiswa KKN dekat dengan fasilitas
publik yakni kantor pemerintahan seperti kantor desa, kecamatan,
balai RW/RT, Alun-alun, pasar dll, karena kebetulan Desa yang
kami temapati adalah Ibukota Kecamatan sehingga tidak
terkendala dalam melakukan proses KKN di Desa Cimaung.

85
f. Dukungan dari pihak Aparatur Desa
Pihak aparatur Desa pun selalu mendukung kegiatan
Mahasiswa KKN dengan memberikan fasilitas prasarana dan
sarana dalam menunjang kegiatan yang dilakukan.
2. Faktor hambatan-hambatan dalam menjalankan program
Dalam setiap program atau kegiatan apapun, tidak mungkin jika
tidak menemukan hambatan-hambatan. Adapun hambatan dalam
proses pelaksanaan program ini antara lain:
a. Kesibukan Masyarakat
Kesibukan masyarakat pun menjadi kendala yang
menghambat kegiatan proses KKN. Banyak masyarakat yang
bisa diwawancarai hanya pada waktu tertentu seperti pada sore
hari atau malam. Hal ini disebabkan karena masyarakat
mayoritas seorang petani dan buruh dalam mata
pencahariannya dan tidak berada di rumahnya. Sehingga
banyak dalam proses sosialisasi, mahasiswa ikut ke tempat
lokasi mereka bekerja.

86
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Program KKN SISDAMAS 2018 ini sangat berbeda
dengan program KKN tahun sebelumnya. Program KKN
tahun 2018 berbasis pemberdayaan masyarakat ini lebih
menekankan pihak masyarakat yang menjadi subjek dalam
segala program KKN.
KKN di Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten
Bandung memiliki potensi yang dapat dikatakan berkembang.
Hal ini terlihat dari kawasan pertanian yang sangat baik dan
berkecukupan, adanya Puskesos, usaha mikro, masyarakat
yang ramah, dan pendidikan yang berkembang.
Berdasarkan pelaksanaan program kerja mahasiswa KKN
SISDSMAS 2018 di lingkungan Tinggar Jaya Hilir Desa
Cimaung baik dan berhasil. Hal ini bisa terlihat dari antusias
pihak bersangkutan dalam pengapresiasiannya saat
pelaksanaan kegiatan. Akan tetapi, lebih banyak program
yang berdasarkan prinsip pengabdian daripada
pemberdayaan.
Program Manajemen itu sendiri yaitu menerapkan teori
manajemen fungsi POAC pada Program Magrib Mengaji,
menjadi Panitia Perlombaan HUT RI ke 73, mengajar di SD
Cimaung. Hal ini merupakan bagian ekonomi syariah yang
diterapkan dalam kehidupan.

87
B. Saran
Setelah dilakukannya kegiatan KKN Sisdamas, maka
dalam hal ini penulis mempunyai rekomendasi bagi pihak-
pihak terkait menimbang terdapatnya potensi, kekurangan dan
kelibahan di lokasi KKN terkait. Beberapa rekomendasi
tersebut diantaranya:
1. Bagi LP2M (Lembaga Pusat Pengabdian Lapangan
kepada Masyarakat)
KKN Sisdamas di lingkungan Cimaung merupakan hal
yang sudah biasa. Perihal ini disambut baik oleh masyarakat.
Sehingga, disarankan bagi pihak LP2M untuk KKN tahun
depan dapat menempatkan lagi mahasiswanya di daerah ini
karena potensi masyarakatnya harus terus digali dan
dikembangkan. Hal-hal yang telah dilakukan kelompok 118
masih jauh dari cukup, sehingga perlu penerus untuk
meneruskan kegiatan ini.
KKN Sisdamas merupakan hal baru, sehingga perlu adanya
pendampingan lebih lama kepada mahasiswa agar dapat
memahami peranannya dalam KKN dengan basis
pemberdayaan. Terutama dalam siklus-siklus KKN Sisdamas
tidak mudah dimengerti oleh peserta KKN dalam waktu yang
singkat. Program ini sangat bagus jika dilakukan secara
berkelanjutan.
KKN dengan waktu 1 bulan merupakan waktu yang singkat
untuk mengadakan program pemberdayaan. Dibutuhkan

88
waktu 2 minggu untuk berbaur dengan masyarakat, dan 2
minggu lagi untuk mengamati dan mengalisis hal-hal yang
dapat diterapkan, akan tetapi belum cukup untuk
melaksanakan program sampai berhasil dan berjalan dengan
sempurna.

2. Bagi Mahasiswa
Kegiatan KKN Sisdamas merupakan program untuk
memberdayakan masyarakat pada fokus-fokus tertentu yang
ada lingkungan garapan. KKN yang fokus paa pemberdayaan
sangat bagus, akan tetapi perlu dipahami dulu tentang
bagaimana keberadaan lokasi KKN. Dalam tahap
survey/observasi ke lokasi KKN sebaiknya mahasiswa perlu
bergerak cepat dalam analisis sehingga bentuk program yang
direncanakan dapat terlaksana selama program KKN.
Masyarakat merupakan suatu bentuk sosial yang
menyeluruh dengan berbagai latar belakang dan pola pikir
yang berbeda. Mahasiswa atau peserta KKN harus bisa
memposisikan diri sebagai masyarakat pula, karena
penyampaian informasi yang terlalu akademik terkadang tidak
langsung dipahami masyarkat. Selain itu perlunya menjaga
sikap dalam bermasyarakat.
Selama program KKN ada baiknya mahasiswa fokus dalam
kegiatan dan jangan terganggu oleh aktivitas lain diluar ranah
KKN. Hal tersebut dapat menjadikan persengketaan antar

89
anggota kelompok. Serta akan membuat kegiatan tidak
berjalan lancar. Karena dalam program KKN ini perlu adanya
kekompakan dan tanggung jawab yang baik.

3. Bagi Pemerintah
Rekomendasi untuk pihak pemerintahan yaitu harus
mendukung segala kegiatan positif yang diselenggarakan oleh
masyarakat terutama untuk kemajuan pengetahuan, keilmuan
dan ekonomi masyarakat.

4. Bagi Masyarakat
Masyarakat harus meningkatkan pengetahuan mengenai
agama dan Al-Qur’an karena itu merupakan pedoman hidup.
Jika sudah memahami Al-Qur’an dengan baik maka tidak
akan bingung menentukan jalan hidup, karena semuanya
sudah diatur dalam Al-Qur’an dan ada ketentuannya. Al-
Qur’an merupakan sumber dari semua ilmu pengetahuan yang
apabila seseorang memahaminya dengan baik akan
membawanya pada kebenaran dan keselamatan.

90
DAFTAR PUSTAKA

Marfuddin, Ade. 2014. Pedoman Gerakan Masyarakat


Magrib Mengaji. Jakarta Pusat.

Data Monografi Desa Cimaung

Hestanto. 2018. Teori Manajemen Menurut George R.


Terry. http://lingkarlsm.com/apa-itu-pemetaan-sosial-dan-apa-
manfaatnya/. Diakses 13 September 2018

Agustina, Sispa. 2017. Catatan Harian Prodi Manajemen


Keuangan Syariah (MKS).
http://bagasimamsyah.blogspot.com/2015/12/perencanaan-
partisipatif.html?m=1 Diakses 13 September 2018

Anda mungkin juga menyukai