Anda di halaman 1dari 157

LAPORAN AKADEMIK

PENGEMBANGAN DESA BERSIH MELALUI PROGRAM BIOPORI DAN BANK


SAMPAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN SARADAN KABUPATEN
MADIUN

Kuliah Kerja Nyata Tranformatif


Pendekatan ABCD (Asset Based Communities Development)
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan Desa Madiun

Oleh :
1. Ahmed Faradillah S. (C03215007) 10. M. Habib Fakhruddin (D03215020)
2. Dea Alif Trisananti (C92215153) 11. Maqshudatul K. (C93215063)
3. Eko Saputro (C91215119) 12. Miftahul Jannah (E01215011)
4. Ervizal Nurfara S. (H75215014) 13. Nailatul Inayah (C91215074)
5. Fatimatuz Zahroh (D98215052) 14. Nur Fitriyah Sari (C92215177)
6. Fivi Lindasari (B04215006) 15. Rikza Zakiyah (C02215061)
7. Imam Sahroni (B01215021) 16. Ulfi Mualifatul K. (D74215074)
8. Itsna Athiillah (D07215020) 17. Yusuf Fakul Yogi (D93215058)
9. M. Bagus Dwi A. (C95215060) 18. Zawida Ainia (C92215194)

Dosen Pembimbing Lapangan:


Dr. Arif Ainur Rofiq, S.Sos.I., M.Pd,Kons.
NIP. 197708082007101004

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2019
PENGESAHAN PEMBIMBING

Bahwa Laporan Kuliah Kerja Nyata Transformatif pendekatan Asset Based


Communities Development (ABCD) ini,

Judul Laporan : Pengembangan Desa Bersih Melalui Program Biopori dan Bank
Sampah di Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun.

No. Kelompok : Tiga Puluh Empat (34)

Waktu Pelaksanaan : Tanggal 13 Januari – 14 Februari 2019

Lokasi KKN : Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun.

Telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan pelaksanaan KKN


Trasformatif ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2019.

Madiun, 18 Februari 2019

Dosen Pembimbing Lapangan

Dr. Arif Ainur Rofiq, S.Sos.I, M.Pd,Kons.

NIP. 197708082007101004

i
PENGESAHAN LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

Bahwa Laporan Kuliah Kerja Transformatif dengan pendekatan Asset Based


Communities Development (ABCD) ini,

Judul Laporan : Pengembangan Desa Bersih Melalui Program Biopori dan Bank
Sampah di Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun.

No. Kelompok : Tiga Puluh Empat (34)

Waktu Pelaksanaan : Tanggal 13 Januari – 14 Februari 2019

Lokasi KKN : Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun.

Telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan pelaksanaan KKN


Transformatif ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2019.

Mengetahui,

Ketua LP2M UIN Sunan Ampel Kepala PPM LP2M UIN Sunan Ampel
Surabaya Surabaya

Prof. Dr. H. Sahid HM, M.Ag., M.H., Dr. Rubaidi, M.Ag


NIP. 196803091996031002 NIP. 197106102000031003

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT telah melimpahkan nikmat kesehatan dan
kesempatan sehingga bisa mengikuti proses Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan penuh
semangat. Tersemat juga dalam hati dengan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dengan
selesainya Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 34 dengan menggunakan
pendekatan Asset Based Communities Development (ABCD) di Desa Suigihwaras Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun.

Shalawat dan salam kami limpahkan kepada Utusan Allah SWT Nabi Muhammad
SAW juga kepada keluarga, sahabat-sahabat, dan para „alim ulama, yang telah membebaskan
umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
dan kebaikan.

Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
KKN yang bertujuan untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dan mengharapkan
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang sebelumnya belum pernah kami dapatkan
diperkuliahan, dan berakhir bisa mempraktikannya ketika berada di masyarakat.

Kami ucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang membantu dalam proses
KKN demi mendapat kelancaran, baik disaat terjun ke lapangan maupun di saat penulisan
laporan Kuliah Kerja Nyata ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya tersebut kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. DR. H. Abd. A‟la, M.A., selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Ampel Surabaya.
2. Bapak Prof. Dr. H. Sahid HM, M.Ag., M.H., selaku ketua LP2M UIN Sunan Ampel
Surabaya.
3. Bapak Dr. Arif Ainur Rofiq, S.Sos.I., M.Pd,Kons., selaku dosen Pembimbing
Lapangan yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi kami.
4. Bapak Sukimin, selaku Kepala Desa Sugihwaras beserta jajarannya yang telah
memberikan sambutan terhangat dan memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
5. Seluruh warga Desa Sugihwaras yang telah memberikan waktu dan keramahan dalam
menyambut kami.

iii
6. Seluruh sahabat-sahabat KKN kelompok 34 dan semuan sahabat-sahabat yang telah
membantu pelaksanaan KKN ini.

Semoga dengan segala bantuan, baik berupa arahan, masukan, sambutan, partisipasi,
fasilitas, dan lain sebagainya telah dicatat sebagai amal shaleh dan diterima disisi Allah SWT
melalui ungkapan dan doa yang tertaut dalam hati, kami berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi para pembaca, masyarakat Desa Sugihwaras dan kami kelompok KKN 34
khususnya.

Apabila terdapat kesalahan dalam segi penulisan maupun isi dari penyusunan laporan
kami, itu semua murni karena kesalahan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca terutama, demi kemajuan dan kebaikan
pelaksanaan proses pembelajaran ini.

Wa Allah al-Muwafiq Ila Aqwami at-Thariq

Madiun, 18 Februari 2019

Tim Penyusun

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN LPPM ..................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix

BAB I : PROFIL DESA SUGIHWARAS

A. Sejarah Desa Sugihwaras ...................................................................... 1


B. Letak Geografis Desa Sugihwaras. ....................................................... 2
C. Letak Demografi Desa Sidomukti......................................................... 3
D. Keagamaan Penduduk .......................................................................... 7
E. Bidang Ekonomi ................................................................................... 7

BAB II : PELAKSANAAN KKN ABCD

A. Metode ABCD ..................................................................................... 10


B. Pemetaan Aset…………… .................................................................. 14
1. Mapping ........................................................................................... 14
2. Transect.............................................................................................. 14
3. Pembuatan Diagram Venn................................................................. 16
4. Pemetaan Aset................................................................................... 17
a. Pemetaan Aset Individu........................................................ 17
b. Pemetaan Aset Institusi......................................................... 18
c. Pemetaan Aset Pekerja atau Profesi...................................... 21
d. Pemetaan Aset Asosiasi........................................................ 22
e. Pemetaan Aset Profesi........................................................... 23

BAB III : TAHAP PELAKSANAAN KKN ABCD

A. Inkulturasi ...................................................................................... 25
B. Discovery ........................................................................................ 38
C. Design ............................................................................................. 39

v
D. Define .............................................................................................. 40
E. Hasil Fasilitasi Kepada Masyarakat ................................................ 40
F. Evaluasi .......................................................................................... 40

BAB IV : MATERI KHUSUS

A. Majlis ta‟lim atau Posdaya .......................................................................... 42


B. Gender ......................................................................................................... 45
C. Lingkungan Hidup dan Kebencanaan ......................................................... 53

BAB V: PENUTUP .............................................................................................. 54

LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Kecamatan Saradan ……………………………...……………………. 3

Gambar 2.1 Peta Kecamatan Saradan ……...……………………...…..………………. 14

Gambar 2.2 Persawahan: Aset Desa Sugihwaras………….…………………………… 18


Gambar 2.3 Proses Pembuatan Nugget Ikan Nila………….……….………………….. 18
Gambar 2.4 Waduk Saradan Aset Desa Sugihwaras…………………………………… 24

Gambar 3.1 Silaturahmi ke Kasun Cabe ……………………………………………..…. 26

Gambar 3.2 Silaturahmi ke Kasun Jambangan………………………………………… 26

Gambar 3.3 Silaturahmi ke Kasun Saradan……………………….…………………… 26

Gambar 3.4 Silaturahmi ke Kasun Sugihwaras………………………………………… 26

Gambar 3.5 Silaturahmi ke Kasun Josaren………………………….…….…………….. 26

Gambar 3.6 Silaturahmi ke Kasun Jambangan……………………….………………... 26

Gambar 3.7 Yasinan di Rumah Warga…………………………………….……………. 27

Gambar 3.8 Yasinan Rutinan……………………………………………………………. 27

Gambar 3.9 Penyambutan di Kecamatan…………….………….……………………… 28

Gambar 3.11 FGD bersama Warga dan Ibu-Ibu PKK…………….…………………… 29

Gambar 3.12 Mahasiswa KKn melatih Murid Sd Lomba……………...……………… 30

Gambar 3.13 Mahasiswa KKN Mengajar di Piaud Setempat…….…………………… 31

Gambar 3.14 Mahasiswa KKN Mengajar di Piaud Setempat…….…………………… 31

Gambar 3.15 Mahasiswa KKN Mengajar di TPA Setempat……….…..……………… 32

Gambar 3.16 Suasana Bimbingan Belajar di Basecamp KKN 34……..………………. 33

Gambar 3.17 Mahasiswa KKN Melatih Peserta Lomba Tari……….………………… 33

Gambar 3.18 Penyuluhan Biopori dan Bank Sampah………………...…………............ 34

Gambar 3.19 Realisasi Biopori……………………….....…...…………………………… 35

Gambar 3.20 Lomba TPA Se-Sugihwaras………………......…………………………… 36

vii
Gambar 3.21 Tahlilan dan Yasinan Rutin Bersama Masyarakat……...……………… 36

Gambar 3.22 Tahlilan dan Yasinan Rutin Mahasiswa KKN di Basecamp……..…….. 37

Gambar 3.23 Ibu-Ibu Hadroh…………………………………………………..………… 37

Gambar 3.24 Senam bersama Ibu-Ibu PKK……………………………….…………… 38

Gambar 3.25 Senam Bersama Lansia…………………………………….……………... 39

Gambar 3.26 Posyandu Balita…………………………………………………………... 39

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rincian Luas Desa Sugihwaras…………………………...……………………. 3


Tabel 1.2 Rincian Jumlah Penduduk……………………………………………………… 4
Tabel 1.3 Rincian Jumlah Penduduk Menurut Usia..…………………………………… 5

Tabel 1.4 Jenis Pendidikan Masyarakat Desa Sugihwaras……………………………… 6

Table 1.5 Jumlah Pemeluk Agama di Desa Sugihwaras………………………………… 7

Tabel 1.6 Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sugihwaras…………….………………… 9

Tabel 2.1 Hasil Transect Desa Sugihwaras ………………………………..……………. 15

Tabel 2.2 Jenis Profesi Masyarakat Desa Sugihwaras…………………………………. 21

Tabel 2.3 Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sugihwaras……………………………... 23


Tabel 3.1 Hasil Angket Gender Desa Sugihwaras Tahun 2019……………………….. 48

ix
BAB I

PEMBUKAAN

PROFIL DESA SUGIHWARAS

A. Sejarah Desa Sugihwaras


Sejarah Desa Sugihwaras menurut salah satu kasun di Desa Sugihawaras
Bapak Nyoto menerangkan bahwa dahulu kala masyarakat Desa Sugihwaras itu
sangat miskin dibandingkan daerah sekitar sugihwaras sendiri, awal desa sugihwaras
itu bernama Desa Ngablak yaitu dikarenakan masyarakat sering malakukan
pembicaraan tanpa berpikir panjang. Seiring berjalan waktu banyak masyarakat
Sugihwaras yang merantau ke kota, pulau maupun negara lain, sehingga yang awal
mula bernama Desa Ngablak menjadi Desa Sugihwaras yang jauh lebih baik
dibandingkan awal nama desa tersebut. Awal pergantian nama dari Desa Ngablak
menjadi Desa Sugihwaras terjadi sekitar tahun 1930-an sebelum Indonesia merdeka.
Masyarakat Desa Sugihwaras mayoritas pencaharian adalah 70% masyarakat
merantau ke luar kota dibandingkan tinggal didesa Sugihwaras, khusunya untuk kaum
laki-laki.
Sejarah Desa Sugihwaras menurut cerita yang diwariskan secara turun
temurun tidak dilepaskan dari keberadaan Dusun Saradan yang sebagai pusat ibu kota
dan sekaligus kecamatan. Saradan sendiri berasal dari kata “SARAD” (Nyarad =
menarik kayu dengan lembu) yang berarti tempat dimana terdapat aktivitas menarik
kayu dengan menggunakan lembu.
Baru sekitar tahun 1930-an, Desa Sugihwaras yang dahulunya bernama Desa
Ngablak mulai digunakan dan Saradan menjadi bagian dari Sugihwaras. Pada cerita
yang digali oleh masyarakat, perubahan nama Desa Ngablak menjadi Desa
Sugihwaras untuk memberi hidup yang lebih baik.
Sugihwaras berasal dari kata “SUGIH” yang artinya “Kaya”, (diharapkan
dalam segala hal masyarakat menjadi kaya, tidak hanya kaya harta tetapi juga kaya
hati termasuk termasuk sabar dan tawakal), dan “WARAS” yang berarti “Sehat”,
(tidak terkena sakit dan terhindar dari malapetaka). Jadi, perubahan nama Desa
Ngablak menjadi Desa Sugihwaras diharapkan membawa kehidupan yang lebih baik

1
dimana masyarakat desa dapat menjadi berkecukupan dan selalu sehat dalam
lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Pada zaman dahulu yang menguasai desa adalah palang desa.Adapun yang
pernah memimpin adalah “Mbah Tir Sudimedjo dan Soerodimedjo”.Akhirnya istilah
palang desa dirubah menjadi lurah atau kepala desa. Adapun urutan lurah atau kepala
desa yang pernah menjabat di Desa Ngablak yang berubah nama menjadi Desa
Sugihwaras adalah sebagai berikut :
1. Bapak Apur
2. Bapak Martodikromo Karmun
3. Bapak Saiban
4. Bapak Wirjosentono
5. Bapak Hardjo Njaman
6. Bapak Supari
7. Bapak Sakirun (1959-1960)
8. Bapak Subali (1961-1976)
9. Bapak Supriyadi (1977-1985)
10. Bapak Suratman (1986-2000)
11. Bapak Es. Budi Rahardjo (2003-2013)
12. Bapak Sukimin (2014-sekarang)

B. Letak Geografis Desa Sugihwaras


Desa Sugihwaras merupakan salah satu desa di Kecamatan Saradan. Desa
Sugihwaras terdiri dari 7 dusun yaitu, Dusun Sugihwaras, Dusun Kedungrejo, Dusun
Saradan, Dusun Cabe, Dusun Jambangan, Dusun Josaren, dan Dusun
Nampurejo.Batas-batas wilayah Desa Sugihwaras yaitu sebelah utara berbatasan
dengan Desa Sidorejo Kecamatan Saradan,sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Sebayi Kecamatan Gemarang,sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kaligunting
Kecamatan Mejayan, dan Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Nampu Kecamatan
Gemarang.
Beberapa kantor pelayanan publik kecamatan terletak di Dusun Saradan,
seperti kantor kecamatan dan pukesmas.Letak jarak Desa Sugihwaras sekitar 4 km
dari kantor kecamatan Saradan. Jarak tempuh dari Desa Sugihwaras ke Kecamatan
Saradan yakni 15 menit.

2
Gambar 1.1 Peta Kecamatan Saradan
Keseluruhan luas wilayah geografis Desa Sugihwaras yaitu sekitar 1.675.648
ha. Dengan rincian sebagai berikut :

Table 1.1
Rincian luas wilayah geografis Desa Sugihwaras
Tata Guna Lahan Luas
Pemukiman 50.200 ha
Sawah 309.400 ha
Lading/tegalan 48 ha
Hutan 1.316.000 ha
Perikanan/kolam - ha

Berdasarkan rincian diatas bahwa Desa Sugihwaras dikelilingi oleh hutan


dengan luas 1.316.000 ha, diwilayah ini hutan adalah milik Dinas Perhutani
sedangkan masyarakat Desa Sugihwaras mayoritas memiliki sawah sehingga sebagian
besar pencaharian masyarakat adalah petani maupun buruh tani.

C. Letak Demografi Desa Sugihwaras


a. Jumlah Penduduk
Desa Sugihwaras terbagi menjadi 7 dusun, yaitu Dusun Sugihwaras, Dusun
Kedungrejo, Dusun Saradan, Dusun Cabe, Dusun Jambangan, Dusun Josaren, dan
Dusun Nampurejo. Desa Sugihwaras terdiri dari 44 RT. Jumlah penduduk

3
kesulurahan sekitar 10.436 jiwa, meliputi jumlah penduduk laki-laki sekitar 5.288
jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan sekitar 5.148 jiwa.
Tabel 1.2 Rincian Jumlah Penduduk
NO RT Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 01 105 100 205
2. 02 31 26 57
3. 03 135 145 280
4. 04 154 153 307
5. 05 85 88 173
6. 06 210 216 426
7. 07 218 223 441
8. 08 120 114 234
9. 09 175 165 340
10. 10 158 141 299
11. 11 123 127 250
12. 12 148 158 306
13. 13 178 176 354
14. 14 149 148 297
15. 15 186 185 371
16. 16 213 214 427
17. 17 122 126 248
18. 18 167 148 315
19. 19 157 158 315
20. 20 351 304 655
21. 21 123 118 241
22. 22 168 180 348
23. 23 95 96 191
24. 24 99 93 192
25 25 114 107 221
26. 26 84 77 161
27 27 97 94 11
28. 28 67 65 132

4
29. 29 118 100 218
30. 30 6 5 11
31. 31 103 87 190
32. 32 162 150 312
33. 33 6 7 13
34. 34 84 88 172
35. 35 141 137 278
36. 36 97 90 187
37. 37 64 72 136
38. 38 56 68 124
39. 39 85 76 161
40. 40 51 50 101
41. 41 52 48 100
42. 42 76 75 151
43. 43 57 52 109
44. 44 98 98 196

Jika dilihat dari usia, jumlah penduduk Desa Sugihwaras antara lain :
Tabel 1.3 Rincian Jumlah Penduduk menurut usia

No Usia Jumlah
1. 0-4 tahun 566 Jiwa
2. 5-9 tahun 629 Jiwa
3. 10-14 tahun 695 Jiwa
4. 15-19 tahun 753 jiwa
5. 20-24 tahun 698 jiwa
6. 25-29 tahun 634 jiwa
7. 30-34 tahun 726 jiwa
8. 35-39 tahun 905 jiwa
9. 40-44 tahun 807 jiwa
10. 45-49 tahun 880 jiwa
11. 50-54 tahun 729 jiwa
12. 55-59 tahun 605 jiwa

5
13. 60-64 tahun 579 jiwa
14. 65 tahun keatas 1.230 jiwa
Jumlah 10.436 jiwa

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk terbanyak


didominasi oleh usia 65 tahun keatas dengan jumlah 1.230 jiwa, sedangkan untuk
jumlah penduduk minoritas pada usia 0-4 tahun sekitar 566 jiwa. Jumlah Kepala
Keluarga(KK) Desa Sugihwaras yaitu KK laki-laki berjumlah 2.907 sedangkan
KK perempuan(janda) berjumlah 752 jiwa, maka total seluruh Kepala Keluarga
di Desa Sugihwaras berjumlsh 3.654 Kepala Keluarga.

Tabel 1.4 Jenis Pendidikan Masyarakat Desa Sugihwaras


Data Kantor Desa Bulan Februari 2019

Laki-
NO Pendidikan Perempuan Jumlah
laki
1. Tidak / belum sekolah 1157 1111 2268
2. Tidak tamat SD/sederajat 1171 1429 2600
3. Tamat SD/sederajat 435 534 969
4. SD 0 1 1
5. SLTP/sederajat 1103 979 2082
6. SLTA/sederajat 1256 913 2169
7. SLTP 0 1 1
8. Diploma I/II 8 8 16
Akademi/diploma III/S. 84
9. 36 48
muda
10. Diploma IV/Strata I 116 120 236
11. Strata II 6 4 10
JUMLAH 5288 5148 10.436

Berdasarkan tabel diatas bahwa jenjang pendidikan tertinggi


masyarakat Desa Sugihwaras adalah pada jenjang Strata II atau Magister

6
dengan jumlah 10 orang, sedangakan jumlah masyarakat yang tidak/belum
sekolah sebanyak 2268 orang.

D. Keagamaan
Masyarakat kelurahan Sugihwaras terdapat beberapa agama, diantaranya
Islam, Kristen, Khatolik, Budha, dan Hindu.akan Mayoritas warga Sugihwaras
beragama Islam dari jumlah seluruh warga Kelurahan Sugihwaras yang berjumlah
10.198 jiwa beragama Islam. Beberapa rutinitas keagamaan kelurahan Sugihwaras
diantaranya setiap kamis malam diadakan yasin, tahlil, hadrah seminggu 3 kali,
isthigosah dsb.Pelaksanaan dilakukan baik di Masjid, Musholla, maupun di rumah
warga secara bergilir. Kelurahan Desa Sugihwaras juga terdapat beberapa jenis
organisasi diantaranya NU (Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah, LDII (Lembaga
Dakwah Islam Indonesia).
Berikut tabel agama masyarakat kelurahan Sugihwaras menurut data
kelurahan sebagai berikut :

Agama Laki-laki Perempuan Jumlah


Islam 5157 5041 10.198
Kristen 108 87 195
Katholik 18 16 34
Budha 3 1 4
Hindhu 2 3 5
Jumlah 10.436
Tabel 1.5 Jumlah Pemeluk Agama di Desa Sugihwaras

Berdasarkan table diatas, bahwa mayoritas masyarakat beragama di Desa


Sugihwaras adalah Agama Islam dengan jumlah 10.198 jiwa sedangkan minoritas
masyarakat beragama di Desa Sugihwaras adalah Agama Budha dengan jumlah 5
jiwa.

E. Bidang Ekonomi
Laki-
NO Pekerjaan Perempuan Jumlah
laki
1. - 1 2 3
2. Belum/tidak bekerja 1371 1091 2462

7
Mengurus Rumah 1949
3. 3 1946
Tangga
4. Pelajar/Mahasiswa 662 588 1250
Anggota DPRD 1
5. 1 0
Kabupaten
6. Pensiunan 83 51 134
7. Pegawai Negri Sipil 124 54 178
Tentara Nasional 68
8. 68 0
Indonesia
9. Kepolisian RI 18 0 18
10. Perdagangan 6 3 9
11. Petani/Perkebun 717 661 1378
12. Peternak 0 1 1
13. Nelayan / Perikanan 1 0 1
14. Tranportasi 1 0 1
15. Karyawan Swasta 1261 357 1618
16. Karyawan BUMN 16 1 17
17. Karyawan BUMD 2 1 3
18. Karyawan Honorer 4 6 10
19. Buruh Harian Lepas 50 31 81
20. Buruh Tani/Perkebunan 12 4 16
Pembantu Rumah 11
21. 0 11
Tangga
22. Tukang Batu 1 0 1
23. Tukang Kayu 1 0 1
24. Mekanik 1 0 1
25. Dosen 2 0 2
26. Pelajar 1 1 2
27. Guru 11 29 40
28. Akuntan 2 0 2
29. Dokter 0 1 1
30. Bidan 0 4 4

8
31. Perawat 2 2 4
32. Apoteker 1 1 2
33. Sopir 2 0 2
34. Pedagang 15 38 53
35. Sopir 4 0 4
36. PNS 1 0 1
37. Kepala Desa 1 0 1
38. POLRI 1 0 1
39. Wiraswasta 811 247 1058
40. Lainnya 28 15 43
41. Swasta 0 1 1
42. TNI 1 1 2
43. TNI AD 1 0 1
Jumlah 5288 5148 10436
Tabel 1.6 Jenis Pekerja/Profesi Masyarakat Desa Sugihwaras

Berdasarkan data diatas bahwa mayoritas pekerjaan di desa Sugihwaras adalah


tidak bekerja atau belum bekerja dengan jumlah 2462 jiwa. Sedangkan minoritas
pekerjaan masyarakat Desa Sugihwaras adalah Anggota DPRD Kabupaten, Peternak,
Nelayan / Perikanan, Tranportasi, Tukang Batu, Tukang Kayu, Mekanik, Dokter,
PNS, Kepala Desa, POLRI, Swasta, TNI AD dengan masing-masing 1 orang setiap
pekerjaan.

9
BAB II
PELAKSANAAN KKN ABCD

A. Metode ABCD
1. Pengertian ABCD
ABCD atau Asset Based Community Development adalah salah satu
pendekatan pengembangan masyarakat yang berpusat pada Aset. Masyarakat
diapresiasikan sebagai jejaring potensi yang sangat luar biasa. Masyarakat lahir,
hidup, dan berkembang bersama-sama dengan alam sekitarnya sehingga memiliki aset
baik sosial, ekonomi, maupun budaya. Banyak hal yang dimiliki oleh masyarakat
akan tetapimasyarakat tidakmenyadari bahwa semua itu adalah bagian dari asetnya.
Dengan mengetahui kekuatan dan aset yang dimilikiserta agenda perubahan
yang dirumuskan bersama, melalui pendekatan ABCD masyarakat difasilitasi untuk
merumuskan agenda perubahan yang mereka anggap penting. Perubahan menuju
kepada upaya perbaikan yang dapat diwujudkan ketika manusia dapat mencermati hal
terbaik dalam diri masyarakat dan mengoptimalkan hal baik tersebut untuk apapun
yang ingin dicapainya.
ABCD merupakan sebuah pendekatan yang bertujuan untuk menemukan aset
masyarakat setempat. Pemetaan ini adalah sebagian besar dari apa yang dilakukan
orang atas nama ABCD. Yang lebih penting dari ABCD adalah praktik dan prinsip-
prinsip untuk memobilisasi masyarakat setempat. ABCD mempunyai rancangan
dasarsekaligus prinsip-prinsip yang mendasarinya. Prinsip-prinsip tersebut menjadi
acuan pokok dan sekaligus karakteristik dan distingsi pendekatanatau perbedaan
dengan pendekataan yang lainnya. Pendekatan ABCD adalah pendekatan yang
semuanya mengarah kepada konteks pemahaman dan internalisasi aset, potensi,
kekuatan, dan pemberdayagunaan secara mandiri dan maksimal.1
Asset Asset Based Community Development (ABCD) adalah metodologi yang
bertujuan untuk menggunakan kekuatan dalam masyarakat sebagai sarana untuk
pembangunan berkelanjutan.Berikut langkah-langkah dalam proses pembangunan
masyarakat adalah:

1
Tim Penyusun KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya, Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel
Surabaya,(Surabaya: LP2M UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016), 19.

10
1. Langkah pertama adalah menilai sumber daya dari masyarakat melalui proses
pemetaan (mapping) atau berbicara dengan warga untuk menentukan apasaja jenis
keterampilan dan pengalaman yang tersediaatau yang ada di daerah tersebut.
2. Langkah kedua adalah mendukung masyarakat untuk menemukan potensi yang
telah dimiliki.
3. Langkah terakhir adalah menentukan bagaimana masyarakat dapat bertindak
bersama-sama untuk mencapai tujuan.
Untuk itu, prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam pendekatan ABCD yaitu fokus
pada aset yang dimiliki masyarakat, menganggap masyarakat memiliki potensi
(nobody has nothing), partisipasi, kemitraan, penyimpangan positif, segala sesuatu
berawal dari masyarakat, dan menuju sumber energi (heliotropic). Selain itu ABCD
juga memiliki beberapa tahapan yang harus dilaksanakan sehingga terdapat perbedaan
dengan pendekatan pengembangan masyarakat yang lain. Adapun langkah-langkah
tersebut sebagai berikut:
a. Discovery
b. Dream
c. Design
d. Define

2. Prinsip-prinsip Metode ABCD


Prinsip dalam pendekatan ABCD adalah bahwa semuanya mengarah kepada
konteks pemahaman dan internalisasi aset, potensi, kekuatan, dan pendayagunaannya
secara mandiri dan maksimal. Masing-masing prinsip tersebut mengisyaratkan
penyadaran akan keberadaan kekuatan dan energi positif yang dimiliki masyarakat
melalui cara diidentifikasi, diketahui, difahami, diinternalisasi, kemudian dapat
dimobilisasi oleh masyarakat tersebut dalam kerangka untuk meningkatkan
kesejahteraan dan keberdayaan semua elemen komunitas dalam masyarakat.Prinsip-
prinsip pengembangan masyarakat berbasis aset (ABCD) berikut ini :
a. Setengah terisi lebih berarti (Half full and half empty)
Bahwa program pengabdian masyarakat berbasis aset adalah merubah cara
pandang komunitas terhadap dirinya. Pada tahap ini lebih fokus terhadap aset,
ABCD ini lebih berfokus pada bagian gelas yang terisi. Pada bagian yang terisi
tersebut dapat berupa kekuatan, kapasitas, dan aset komunitas, beberapa komunitas
tidak fokus dengan aset yang dimilikinya. Macam-macam aset yang sering
11
dijumpai yaitu cerita hidup, pengetahuan, pengalaman, inovasi, kemampuan
individu, aset fisik, sumber daya alam, sumber finansial, budaya (termasuk tradisi
lokal), perkumpulan, dan kelompok kerja (PKK, kelompok tani), institusi lokal
(RT, RW, Lurah, Camat).
b. Semua punya potensi (Nobody has nothing)
Dalam konteks ABCD pada tahap ini, bahwa semua manusia tersebut
mempunyai potensi kelebihan masing-masing yang sudah terbentuk dari lahir.
c. Partisipasi (Participation)
Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada
pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Partisipasi yaitu peran
serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam
bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal,
dan materi serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan.
Partisipasi dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi vertikal, dan partisipasi
horizontal. Partisipasi Vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam
masyarakat yang terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program
pihak lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka
melakukan kegiatan dengan pihak lain.
Partisipasi Horizontal adalah masyarakatnya tidak mustahil untuk mempunyai
prakarsa dimana setiap anggota/kelompok masyarakat berpartisipasi secara
horizontal anatara satu dengan yang yang lainnya, baik dalam melakukan usaha
bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain.
d. Kemitraan (Partnership)
Partnership yaitu adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua pihak
atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan “mitra” atau “partner”.
Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok
masyarakat, lembaga pemerintahan atau non-pemerintahan untuk berkerja sama
mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-
masing.
Partnership memiliki beberapa macam prinsip yaitu prinsip saling percaya,
prinsip saling kesefahaman, prinsip saling menghormati, prinsip kesetaraan, prinsip
keterbukaan, prinsip bertanggung jawab bersama, prinsip saling menguntungkan.
Dalam tahap partner ini mempunyai langkah-langkah untuk membangun
partnership yaitu sebagai berikut:
12
1. Pengenalan potensi kekuatan
2. Seleksi potensi kekuatan
3. Melakukan identifikasi calon mitra dan pelaku-pelaku potensial
4. Melakukan indentifikasi peran mitra/jaringan kerjasama anatar sesama mitra
dalam upaya mencapai tujuan
5. Menumbuhkan kesepakatan yang menyangkut bentuk kemitraan, tujuan dan
tanggung jawab, penetapan rumusan kegiatan memadukan sumber daya yang
tersedia di masing-masing mitra kerja.
e. Penyimpangan positif (Positive deviance)
Positive Deviance (PD) ialah sebuah pendekatan terhadap perubahan
perilaku individu dan sosial yang didasarkan pada realitas bahwa dalam setiap
masyarakat meskipun bisa jadi tidak banyak terdapat orang0orang yang
mempraktekkan strategi atau perilaku sukses yang tidak umum, yang
memungkinkan mereka untuk mencari solusi yang lebih baik atau masalah yang
dihadapi daripada rekan-rekan mereka.
f. Berawal dari masyarakat (Endogenous)
Endogenous dalam konteks pembangunan memiliki beberapa konsep inti
yang menjadi prinsip dalam pendekatan pengembangan dan pemberdayaan
komunitas masyarakat berbasis aset kekuatan. Beberapa konsep inti sebagai
berikut:
1. Memiliki kendali lokal atas proses pembangunan
2. Mempertimbangkan nilai budaya secara sungguh-sungguh
3. Mengapresiasi cara pandang dunia
4. Menemukan keseimbangan antara sumber daya lokal dan eksternal.
g. Mengarah pada sumber energi (Heliotropic)
Heliotropic adalah istilah untuk menggambarkan proses berkembangnya
tumbuhan yang condong mengarah kepada sumber energi. Energi dalam
pengembangan komunitas bisa beragam, diantaranya adalah mimpi besar yang
dimiliki oleh komunitas, proses pengembangan yang apresiatif, atau bisa juga
keberpihakan anggota komunitas yang penuh totalitas dalam pelasanaan program.

13
B. Pemetaan Aset
1. Mapping (Denah Desa Sugihwaras)

Gambar 2.1 Peta Kecamatan Saradan

Desa Sugihwaras merupakan salah satu Desa dari 15 Desa yang ada di
Kecamatan Saradan. Secara Geografis Desa Sugihwaras termasuk wilayah yang
memiliki sebagian dataran tinggi dan sebagian besar dataran rendah. Letak Desa
Sugihwaras berada paling ujung dari kecamatan Saradan karena berbatasan langsung
dengan Desa Sebayi Kecamatan Gemarang.
Selain itu, Desa Sugihwaras terletak sekitar 6 km dari kantor kecamatan Saradan.
Desa Sugihwaras ini juga sangat terjangkau dari tempat-tempat umum seperti akses
kesehatan serta pasar karena pasar besar berada di desa Sugihwaras sendiri.Pada Desa
Sugihwaras ini dilewati kendaraan angkutan umum yang membantu kebutuhan
masyarakat setempat untuk beraktifitas sehari-hari dan masyarakatnya sudah memiliki
kendaraan pribadi masing-masing.
2. Transect
Transect merupakan salah satu teknik yang paling efektif untuk mengetahui aset
fisik dan alam. Transect dilakukan untuk mengetahui suatu batas desa maupun dusun di
wilayah tersebut. Selain itu, dengan melakukan transect masyarakat juga mengetahui
macam-macam vegetasi alam, penggunaan lahan, jenis tanah, tanaman, manfaat,
potensi, dan masalah yang ada di wilayah tersebut. Berikut ini dapat dijelaskan contoh
hasil penelusuran wilayah (Transect) di desa Sugihwaras:

14
Tabel 2.1 Hasil Transect Desa Sugihwaras
PEKARANGAN
TATA GUNA
DAN SAWAH TEGALAN JALAN
LAHAN
PEMUKIMAN
- Kering - Tanah liat - Kerikil
- Aspal
KONDISI - Aspal - Subur - Tanah liat
- Cor-coran
TANAH - Bebatuan - Pasir
- Tanah
- Cor-coran
- Pepaya - Padi - Singkong - Nangka
- Rambutan - Kangkung - Bayam - Sukun
- Mangga - Sawi - Palawija - Mangga
- Nangka - Kacang - Pepaya - Bambu
JENIS
- Naga hijau - Kangkung - Sirsak
TANAMAN
- Jambu - Tebu - Sawi - Pisang
- Pisang - Jagung - Kemangi - Jati
- Kelengkeng - Coklat - Jati
- Cabai - Cabai
- Tempat - Sebagai - Untuk
tinggal warga mata penghijauan
- Lumbung pencaharian - Konsumsi
padi warga sendiri
Sebagai akses
MANFAAT - Tempat - Sebagai - Sebagai
warga
menanam pemenuhan bahan bakar
berbagai kebutuhan (memasak)
jenis pokok
tanaman
- Sampah - Ulat - Minimnya
- Semut merah penerangan
- Ular (saat malam
- Hama
MASALAH - Jalan
- Ular
berlubang
- Pemerataan
aspal pada

15
jalan masih
kurang
- Saling
Hasil panen padi
menghormati Tanah subur
selalu Sebagai akses
POTENSI antar agama (cocok untuk
menjanjikan warga
- Masyarakat penghijauan)
rukun/ guyub

3. Pembuatan Diagram Venn

DIAGRAM VENN

BUMDES
S
Paguyuban PERANGKAT
jaya
manunggal DESA BPD
Gembol Jati

MASYARAKAT PENCAK
SILAT
PKK
KARANG
GAPOKTAN TARUNA

TPA MAJELIS
TA’LIM

Berdasarkan diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa bentuk lingkaran


menunjukkan sebuah institusi dan asosiasi yang paling menonjol di Desa Sugihwaras.

16
Sedangkan besar kecilnya bentuk lingkaran menandakan bahwa asosiasi dan institusi
tersebut merupakan asosiasi dan institusi besar. Selain itu, dekat jauhnya jarak antar
lingkaran menunjukkan apabila semakin dekat antar lingkaran berarti semakin
berpengaruh begitupula sebaliknya.

4. Pemetaan Aset
a. Pemetaan Aset Individu
Uuntuk melakukan pemetaan individual asset antara lain metode yang bisa
digunakan yaitu kuisoner, interview, dan focus group discussion. Dalam hal ini
Uuntuk melakukan pemetaan individual asset antara lain metode yang bisa
digunakan yaitu kuisoner, interview, dan focus group discussion. Dalam hal
melaksanakan kegiatan pemetaan aset individu kami menggunakan metode
interview atau wawancara. Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang
(pejabat atau sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau
pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui
radio, atau ditayangkan pada layar televisi. Wawancara merupakan alat untuk
mengumpulkan data sosial berupa informasi tentang obyek penelitian dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang diteliti.Data atau informasi tersebut
berupa tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, serta hasil pemikian dan
pengetahuan seseorang tentang segala sesuatu yang dipertanyakan sehubungan
dengan masalah penelitian.Selain itu, metode wawancara yang kami lakukan adalah
wawancara secara langsung.Oleh karena itu, informasi yang kami dapat dari
informan (masyarakat Saradan) adalah informasi yang penting untuk digali.
Berikut hasil pemetaan aset individu melalui metode wawancara yang terdapat
di desa Sugihwaras.
1) Petani
Pertemuan kami dengan para warga saat itu dapat disimpulkan bahwa masing
masing personal memiliki keterampilan dalam bercocok tanam.Kemampuan ini
didapat secara turun-temurun dari waktu ke waktu.Sehingga masyarakat
Sugihwaras mayoritas adalah petani.Hal ini dapat diketahui dari luasnya lahan
pertanian yang terdapat di desa Sugihwaras dan didukung karena tanahnya yang
subur.

17
Gambar 2.2 Persawahan: Aset Desa Sugihwaras

2). Peternak
Masyarakat Saradan yang berprofesi sebagai peternak masih minim.Namun,
hal ini tidak menutupkemungkinan bahwa terdapat berbagai jenis hewan yang
dipelihara oleh masyarakat antara lain, kambing, ayam, Bebek, dan ikan
lele/gurame.
3). Wiraswasta
Wiraswasta adalah hasil penggabungan dari dua kata yaitu wira artinya berani
dan swasta artinya berdiri sendiri.Sehingga dapat disimpulkan bahwa hal ini
berkaitan dengan dunia bisnis terutama dalam mendirikan usaha sendiri sehingga
pelaku wiraswasta disebut sebagai pengusaha.Kegiatana usaha mandiri yang
terdapat di desa Sugihwaras yang termasuk ke dalam wiraswasta adalah pedagang
seperti toko serba ada (Toserba), warung makan, pengusaha nugget, pengusaha
keripik, pengarajin kayu dan sebagainya.

Gambar 2.3 Proses Pembuatan Nugget Ikan Nila

b. Pemetaan Aset Institusi


Institusi adalah norma atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang
khusus sifatnya mengikat dan relatif lama serta memiliki ciri-ciri tertentu yaitu

18
simbol, nilai, aturan main, dan tujuan.Sedangkan asset institusi dapat dikatakan
suatu potensi yang dimiliki atau yang dapat ditemukan pada lembaga atau
sekumpulan organisasi.
1) Lembaga Pendidikan
Pendidikan merupakan hal penting dalam memajukan tingkat sumber daya
manusia (SDM) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang dalam peningkaan
perekonomian, dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak
tingkat kecakapan masyarakat serta kemajuan suatu masyarakat, salah satunya
dapat dilihat dari aspek tinggi rendahnya pendidikan yang ada dalam masyarakat
tersebut.
Dengan adanya pendidikan akan mampu membawa masyarakat yang
berpendidikan dan berperilaku mulia. Pendidikan sangat berperan dalam
perkembangan dan kemajuan dalam suatu masyarakat. Di desa Sugihwaras ini,
memiliki beberapa lembaga pendidikan formal diantaranya yaitu:
a. 1 MtsN yaitu MtsN Saradan Di JL. Mundu No.30 Saradan Sugihwaras
b. 8 SDN, diantaranya:
1. SD Negeri Sugihwaras 01 di Jl. Raya No. 2 Ds. Sugihwaras
2. SD Negeri Sugihwaras 02 di Jl. Mundu No. 110 Ds. Sugihwaras
3. SD Negeri Sugihwaras 03 di Jl. Mundu No. 816 Ds. Sugihwaras
4. SD Negeri Sugihwaras 04 di Dsn. Jambangan Ds. Sugihwaras
5. SD Negeri Sugihwaras 05 di Sugihwaras
6. SD Negeri Sugihwaras 06 di Jl. Mundu No. 817 Sugihwaras
7. SDNegeri Sugihwaras 07 di Dusun Kedunglumbu Ds. Sugihwaras
8. SDNegeri Sugihwaras 08 di Dsn. Josaren Rt.40/Rw.12 Sugihwaras.
c. 2 RA , diantaranya:
1. RA/BA/TA Perwanida Sugihwaras di Jl. Mundu Gg. Ii Sugihwaras-
Saradan-Sugihwaras
2. RA/BA/TA Terpadu Permata Hati di Jl. Tugu Rt 17 Rw 05 Sugihwaras
d. 7 TK, diantaranya:
1. TK ADI KIRANA di Jl. Raya Saradan, Sugihwaras
2. TK DESA SUGIHWARAS 01 di Jl. Mundu, Kampung Baru, Sugihwaras
3. TK DESA SUGIHWARAS 02 di Jl. Mundu, Dsn Sugihwaras
4. TK DESA SUGIHWARAS 03 di Dusun Josaren, Sugihwaras
5. TK DESA SUGIHWARAS 04A di Dusun Cabe, Sugihwaras
19
6. TK DESA SUGIHWARAS 04B di Dusun Jambangan, Sugihwaras
7. TK KARTIKA VIII-20 SARADAN di Asrama Senopati GUPUSMU II
DITPALAD Sugihwaras.
Selain itu ada pula pendidikan non formal yaitu TPQ,Organisasi Bela Diri
dan Bimbingan Belajar (les) yang sudah tersebar di beberapa dusun. Kegiatan non
formal seperti TPQ tersebut dilakukan di Masjid maupun rumah warga pada
pukul 15.00 WIB. Ada juga pendidikan formal TPQ yang dimulai dari pukul
13.00 WIB karena menyesuaikan waktu dari anaknya yang mengaji yang dimana
pembelajaran itu berlangsung setiap hari kecuali Sabtu dan Munggu.
Sedangkan pelatihan bela diri berlangsung di balai Desa Sugihwaras yang
dilakukan setiap satu minggu dua kali setiap malam kamis dan malam
minggupukul 20.00-24.00 WIB. Kegiatan TPQ yang berada di Desa Sugihwaras
sangataktif bahkan jarang sekali melihat anak-anak TPQ datang terlambat.
2) Lembaga Kesehatan
Kesehatan merupakan keadaan sejahtera yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan
adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Kesehatan di Desa
Sugihwarasdapat dikatakan sangan baik, kesehatan masyarakat juga dilihat dari
kepedulian masyarakat akan perlunya pengobatan ketika mengalami sakit
diantara anggota keluarga.
Sebagaimana warga Desa Sugihwaras ini, kepeduliaan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh posyandu desa baik
pengobatan pada lansia maupun balita, dapat membuktikan bahwa masyarakat
sudah peduli akan kesehatannya. Posyandu yang telah tersebar disetiap dusun ini
memiliki kegiatan rutin yakni imunisasi balita (seperti imunisasi Polio, DPT 1,
BCG dan DBD).
Selain itu, adapula pengobatan gratis untuk lansia yang dimana telah
dilakukan dekat-dekat ini dalam jangka waktu dalam 3 bulan. Pada program pos
lansia ini, setiap hari jum‟at semua warga desa Sugihwaras melakukan senam
pagi sebulan sekali Pada pukul 07.00 dan setiap jum‟at ada juga senam di balai
desa untuk warga dan juga lansia bisa gabung bersama-sama. selanjutnya
kegiatan poslansia seperti biasa. Selain itu juga, ada program pemeriksaan gratis
dan mendatangkan dokter serta cek kesehatan mengenai cek darah, kadar gula,
20
dan pemberian obat bagi lansia yang sedang sakit dan diadakan pada pukul 08.00
sampai pasien lansia selesai.
Selanjutnya, kesadaran masyarakat akan kesehatan juga terlihat dari
penggunaan air di dalam keluarga (untuk minum maupun kebutuhan cuci dan
kakus). Kesadaran akan penggunaan air bersih yang berasal dari PDAM.
Sebagian besar warga baik dalam keluarga menengah bawah maupun atas telah
menggunakan air PDAM untuk kebutuhan sehari-hari.
c. Pemetaan Aset Pekerja atau Profesi
Aset didefinisikan sebagai kekayaan dalam rumah tangga atau unit lainnya
(Sherraden 1991:96). Definisi lain bahwa aset adalah sesuatu yang berguna,
berharga, berkualitas, atau hal yang merujuk pada kelebihan atau sumber daya.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan ilmu pengetahuan atau
keterampilan khusus sehingga orang yang memiliki pekerjaan tersebut harus
mengikuti pelatihan tertentu agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Ada
beberapa aset profesi, yaitu :

Tabel 2.2 Jenis Profesi Masyarakat Desa Sugihwaras

NO JENIS PROFESI LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH


1. Dosen 2 0 2
2. Guru 11 29 40
3. Dokter 0 1 1
4. Bidan 0 4 4
5. Perawat 2 2 4
6. Akuntan 2 0 2
7. Apoteker 1 1 2

Pendidikan merupakan faktor utama dalam mencapai kesuksesan.Terutama


dalam meningkatkan sumber daya manusia seperti intelektual dan pola pikir supaya
menjadi maju dan kritis dalam menghadapi persoalan yang terdapat ditengah
masyarakat.Sebagai faktor dalam menunjang hal tersebut terdapat pendidik sebagai
orang yangg mampu mengarahkan dan membimbing serta mengajarkan ilmu
pengetahuan, hal ini adalah guru. Guru merupakan pengasuh dan pembimbing
terbaik sepanjang masa. Guru menjadi prioritas utama supaya segala pendidikan
dalam berbagai bidang dan jenjang di desa Saradan bisa terpenuhi. Sehingga, banyak
21
diantara penduduk desa Saradan yang berprofesi sebagai guru. Mulai dari jenjang
paling awal yakni Pendidikan Anan Usia Dini (PAUD, Taman Kanak-kanak (TK),
Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sedangkan pekerja di Desa Sugihwaras data sebagai berikut :

Tabel 2.3 Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sugihwaras


Laki-
NO Pekerja Perempuan Jumlah
laki
1. - 1 2 3
2. Belum/tidak bekerja 1371 1091 2462
Mengurus Rumah 1949
3. 3 1946
Tangga
4. Pelajar/Mahasiswa 662 588 1250
Anggota DPRD 1
5. 1 0
Kabupaten
6. Pensiunan 83 51 134
7. Pegawai Negri Sipil 124 54 178
Tentara Nasional 68
8. 68 0
Indonesia
9. Kepolisian RI 18 0 18
10. Perdagangan 6 3 9
11. Petani/Perkebun 717 661 1378
12. Peternak 0 1 1
13. Nelayan / Perikanan 1 0 1
14. Tranportasi 1 0 1
15. Karyawan Swasta 1261 357 1618
16. Karyawan BUMN 16 1 17
17. Karyawan BUMD 2 1 3
18. Karyawan Honorer 4 6 10
19. Buruh Harian Lepas 50 31 81
20. Buruh Tani/Perkebunan 12 4 16
Pembantu Rumah 11
21. 0 11
Tangga

22
22. Tukang Batu 1 0 1
23. Tukang Kayu 1 0 1
24. Mekanik 1 0 1
25. Pelajar 1 1 2
26. Sopir 2 0 2
27. Pedagang 15 38 53
28. Sopir 4 0 4
29. PNS 1 0 1
30. Kepala Desa 1 0 1
31. POLRI 1 0 1
32. Wiraswasta 811 247 1058
33. Lainnya 28 15 43
34. Swasta 0 1 1
35. TNI 1 1 2
36. TNI AD 1 0 1
Jumlah 5270 5111 10381

d. Pemetaan Aset Asosiasi


Asosiasi merupakan proses interaksi terbentuknya lembaga-lembaga sosial.
Manfaat asosiasi antara lain mengidentifikasi kapasitas suatu organisasi. Pemetaan
Asosiasi dan Institusi, cara mengamati Asosiasi dan Institusi. Asosiasi adalah proses
interaksi yang mendasari terbentuknya lembaga-lembaga sosial yang terbentuk
faktor-faktor sebagai berikut : kesadaran akan kondisi yang sama, adanya relasi
sosial, dan orientasi pada tujuan yang telah ditentukan. Institusi adalah norma atau
aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus sifatnya mengikat dan
relatif lama serta memiliki ciri-ciri tertentu yaitu simbolo, nilai, aturan main, dan
tujuan.
Aset asosiasi ada di desa Sugihwaras antara lain perkumpulan ibu-ibu PKK,
kelompok ibu-ibu hadroh, ibu-ibu karawitan, kelompok tani, kelompok yasinan
setiap malam jum‟at dan karang taruna dll. Yang memiliki tujuan yang sama untuk
menyatukan kemampuan yang sama dan menjadi sebuah ikon yang dapat di
pertunjukkan kepada masyarakat yang lain dalam bentuk kegiatan atau hasil karya.

23
e. Pemetaan Aset Fisik
Aset fisik ini merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas hidup suatu
komunitas, aset fisik terdiri dari hutan, sawah, jalan, bangunan, infrastruktur dan
sumber daya alam dalam masyarakat. Dalam hal ini keadaan bentang alam desa
Sugihwaras sebagian besar merupakan lahan perhutani dan juga lahan kosong dari
perhutani yang belum ditanami pohon jati yang masih bisa di kontrak oleh masyarakat
yang dimanfaatkan untuk menanam jagung, ada juga waduk saradan yang di
manfaatkan untuk wisata desa ada pemancingan, wisata edukasi. Halaman depan
rumah warga dimanfaatkan untuk menanam pohon mangga dan rambutan.

Gambar 2.4 Waduk Saradan Aset Desa Sugihwaras

24
BAB III
TAHAP PELAKSANAAN KKN ABCD

A. Inkulturasi
Desa Sugihwaras memiliki berbagai macam potensi, mulai dari potensi alam
hingga potensi sumber daya manusianya. Jika dilihat dari segi fisik atau tata letak
desa ini, maka yang muncul tentu saja perhutanan dan pertanian. Sehingga secara
umum bisa dilihat bahwa penduduk Desa Sugihwaras terikat dengan hal-hal yang
berhubungan dengan pertanian.
Kebudayaan atau kebiasaan masyarakat desa ini, tentu memiliki beberapa
keterkaitan dengan lokasi atau topografi desa. Mulai dari aktifitas sehari-hari hingga
kepercayaan yang di anut oleh masyarakat setempat. Meski mayoritas secara umum
masyarakat Desa Sugihwaras memeluk Agama Islam. Namun, tak bisa di pungkiri
bahwa kebiasaan-kebiasaan atau budaya sekitar masih erat dengan tradisi atau model
kepercayaan masyarakat.
Hal tersebut jika dianalisa, dapat menjadi salah satu potensi desa. Tidak hanya
itu, berbagai macam hal yang ada di desa ini dapat menjadi potensi desa yang
nantinya akan menunjang kemajuan dan kesuksesan desa. Salah satunya aset SDM
yang tentu sangat berhubungan erat dengan potensi alam di desa ini.
1. Inkulturasi
Tahapan awal merupakan tahap inkulturasi. Dimana mahasiswa mulai
beradaptasi dan menyesuaikan diri. Dimana sebelum adanya penggalian data
hingga berkolaborasi dengan masyarakat, strategi awal yakni mulai dengan
perkenalan. Mulai dengan berkunjung kerumah dari beberapa warga yang ada di
daerah tempat tinggal mahasiwa KKN 34 hingga berkunjung dirumah-rumah
dusun lainnya. Mulai dari stakeholder dari beberapa organisasi atau kelompok
masyrakat hingga anggotanya.
Selain itu, pendekatan ini juga di upayakan atau bentuk usaha dari mahasiswa
untuk dapat menyatu dan bergabung menjadi satu dengan masyarakat. Tentu saja
dengan cara-cara mengikuti beberapa kegiatan yang memang menjadi rutinitas
masyarakat sekitar. Kegiatan yang dihasilkan dari proses ini yakni,
a. Kunjungan door to door

25
Kunjungan ini di peruntukkan di daerah atau wilayah sekitar tempat
basecamp. Tujuannya untuk menyambung tali silaturrahim dan memperkenalkan
adanya kegiatan KKN 34 di Desa Sugihwaras. Selain itu, juga menggali informasi
desa dari berbagai macam sudut pandang.

Gambar 3.1 Silaturahmi ke Kasun Cabe Gambar 3.2 Silaturahmi ke Kasun Jambangan

Gambar 3.3 Silaturahmi ke Kasun Saradan Gambar 3.4 Silaturahmi ke Kasun


Sugihwaras

Gambar 3.5 Silaturahmi ke Kasun Josaren Gambar 3.6 Silaturahmi ke Kasun


Jambangan

26
b. Kegiatan Yasinan Rutinan
Sebelumnya ada kegaitan Door to door yang dilakukan, maka dengan
hal itu kami mendapat beberapa informasi mengenai kegiatan atau rutinan
yang ada di warga. Sehingga kami di minta untuk mengikuti beberapa
kegiatan rutinan yang ada didesa, yakni kegaitan yasin dan tahlil secara rutin.

Gambar 3.7 Yasinan di Rumah Warga

Kami mengikuti kegiatan ini pada jamaah tahlil RT 17. Kegiatan


tahlilan ini dilakukan setiap hari kamis malam dan sabtu malam. Kami
mengikuti pengajian tahlilan itu setelah mengaji TPQ. Dari kegiatan itu, kami
berusaha untuk berkomunikasi dengan masyarakat guna menujukkan maksud
dan tujuan kami di desa tersebut. Selain itu, kami juga berharap dapat menjadi
lebih akrab dengan masyarakat Desa Sugihwaras. Sehingga kami selaku
pendatang dapat menjadi bagian dari masyarakat desa sekitar.

c. Undangan Pengajian rutinan

Hal ini tidak jauh berbeda dari kegiatan diatas. Hanya saja kegiatan ini
dapat menunjukkan bahwa adanya mahasiswa KKN telah diketahui dan di
akui keberadaannya. Sehingga dari
hal itu, dapat menjadi indikator
sejauh mana proses inkulturasi ini
telah berjalan.

Gambar 3.8 Yasinan Rutinan

27
2. Penyambutan
Penyambutan mahasiswa KKN UINSA dilakukan oleh bapak camat pada
masing-masing kecamatan tempat dimana mereka ditempatkan untuk KKN. KKN
34 disambut oleh bapak camat Saradan. Kami melakukan pembukaan bersama
kelompok dari desa lain saat hari pertama atau pemberangkatan dari kampus kami
langsung menuju ke kantor kecamatan. Karena pada saat itu bapak camat sedang
berhalangan hadir, maka penyambutan mahasiswa KKN diwakilkan oleh
sekretaris camat yaitu bapak Eko. Dan dihadiri dari LP2M UINSA dan juga para
Dosen Pembimbing Lapangan KKN di kecamatan Saradan.

Gambar 3.9 Penyambutan di Kecamatan

3. Membantu di balai desa (input data + dokumentasi)

Mahasiswa KKN 34 membantu tugas desa yaitu menginput data sertifikat tanah
warga desa Sugihwaras kedalam Microsoft excel.
kami membantu menginput data beberapa dusun.
Data kami bawa pulang ke basecamp untuk kita
bergantian mengisinya. Kami membawa pulang
data setiap dusun, jika salah satu dusun sudah
selesai maka kami akan mengambil data dari
ndusun lain yang akan di input di balai desa
Sugihwaras. Gambar 3.10 Input Data Kelurahan

28
4. Kunjungan ke gabungan kelompok tani
Di desa Sugihwaras terdapat 7 kelompok tani dan 2 kelompok hutan.
Kelompok tani terdapat di Sugiwaras, josaren, cabe, nampu, jambangan, dan 2
kedungrejo. Ke 7 kelompok tani ini dinaungi oleh oleh suatu instansi yang disebut
gaboktan. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pemberian pupuk, pemberian
bibit, penanaman buah, perbaikan irigasi. Di gaboktan sendiri juga terdapat
koperasi dimana disini para petani bisa simpan pinjam.
5. Melakukan FGD bersama warga dan ibu PKK
Mahasiswa KKN 34 melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) dengan
masyarakat desa Sugihwaras yang dihadiri oleh para tokoh masyarakat dan
perwakilan dari masing-masing dusun diantaranya ada Kepala Desa, Kasun, RW,
RT dan ibu-ibu PKK yang bertempat di balai pertemuan desa Sugihwaras. Acara
tersebut berlangsung pada hari jum‟at tanggal 25 Januari 2019 pukul 09:00 sampai
selesai.
Dalam FGD tersebut KKN 34 menyampaikan aset-aset yang ada di desa,
diantaranya sampah, nugget ikan nila, keripik bayam, keripik kenikir, keripik
pare, kerupuk ikan nila, jamu gendong, kerajinan tangan, ukiran kayu jati, hutan
yang ingin dijadikan untuk wisata. Berdasarkan diskusi dalam FGD bersama
masyarakat, kita mendapatkan aset yang akan kita kembangkan bersama-sama
yaitu sampah. Dari aset sampah yang sudah kita sepakati, kita akan membuat
diopori yang berasal dari sampah organik di Desa Sugihwaras.

Gambar 3.11 FGD bersama warga dan ibu PKK

29
6. Pendidikan
a. Pembinaan TPA
Mahasiswa KKN 34 melakukan kunjungan ke beberapa guru TPA di
desa Sugihwaras setelah melihat keadaan beberapa guru TPA di desa
Sugihwaras, KKN 34 ingin melakukan pelatihan guru TPA untuk
meningkatkan kualitas pengajar Al-Qur‟an di TPA se desa Sugihwaras agar
pengajaran di TPA semakin baik dan berkualitas.
b. Pendidikan
Meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat, mahasiswa KKN 34
berencana untuk mengajar di Sekolah Dasar, tepatnya di SDN 03 dan SDN 06
dusun Sugihwaras. Namun karena keterbatasan waktu dan anggota, maka
kegiatan ini hanya dirancang selama 10hari saja. Meskipun terkesan sebentar,
namun kegiatan ini berhasil ditaklukkan, dan kepercayaan pihak sekolah
terhadap KKN 34 pun terbentuk. Hal ini ditandai dengan respon dari guru-
guru yang menginginkan KKN 34 mengajar di kelas-kelas lain yang
seharusnya bukan jatah dari mahasisa KKN 34. Tidak hanya mengikuti
kegiatan formal di sekolah, kegiatan non-formal pun menjadi sasaran untuk
meningkatkan
kepercayaan di
masyarakat. Kegiatan
non-formal disini
meliputi melatih anak-
anak yang ingin lomba
tari, puisi, dan
bercerita.

Gambar 3.12 Mahasiswa KKn melatih Murid Sd Lomba

30
Gambar 3.13 Mahasiswa KKN Mengajar di Piaud Setempat

Tidak hanya mengajar di SD, mahasiswa KKN 34 juga melakukan


pengajaran di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) binaan Kelurahan
Sugihwaras. Pengenalan terhadap angka, huruf, warna, dll. telah dilakukan.
Tujuan kegiatan ini sama seperti kegiatan-kegiatan sebelumnya, yakni
memunculkan rasa kepercayaan masyarakat, terutama di lingkungan kelurahan
dan PAUD. Untuk pengajaran di PAUD sendiri, mahasiswa KKN 34
mendapatkan berbagai macam pengalaman dan pelajaran. Mulai dari semangat
guru-guru disana yang memang bekerja dengan tanpa upah, sampai dengan
semangat anak-anak yang bersekolah disana.

Gambar 3.14 Mahasiswa KKN Mengajar di SD Setempat

31
c. Pendidikan karakter dan moral (Keagamaan di SD 03)
Mahasiswa KKN 34 berpartisipasi dalam pendidikan karakter dan
moral yakni kegiatan keagamaan di SD 03 Sugihwaras setiap hari senin, rabu
dan jumat. Pada hari senin dan rabu pukul 12:00 sampai pukul 13:00 dan pada
hari jumat dilaksanakan pukul 09:00 sampai pukul 10:00 yang kegiatannya
dilakukan untuk kelas kecil dan kelas besar secara berselang. Materi yang
diberikan kepada siswa/siswi SD 03 untuk pendidikan karakter dan moral
ialah mencakup materi keagamaan meliputi materi dasar yakni tentang rukun
iman, rukun islam dan tata cara untuk berwudlu, juga tata cara praktik sholat.
d. Mengajar di TPA
Kegiatan mengajar KKN 34 tidak sebatas mengajar pengetahuan
umum, namun juga pendidikan agama, seperti mengajar TPA. Di kelurahan
Sugihwaras sendiri memiliki banyak TPA anak-anak. Namun, sedikit yang
masih aktif. Terlebih, ada dua TPA yang pada akhirnya dipindah ke rumah
pribadi karena semakin hari musholla, tempat TPA berdiri semakin sepi.
Setelah mahasisa KKN 14 menelusuri sebab akibatnya, hal tersebut ternyata
dikarenakan minim nya pengajar TPA itu sendiri. Dan setelah ditelusuri lebih
dalam, ternyata pengajar-pengajar tersebut tidak mau melanjutkan mengajar di
musholla karena ketidakjelasan yayasan, dan persoalan gaji yang dirasa tidak
jelas juga. Sebab itulah, mahasiswa KKN 34 pada akhirnya memilih untuk
membantu mengajar baca tulis Al-Qur‟an di 5 tempat TPA. Kegiatan ini selain
bertujuan untuk membantu tenaga mengajar, juga bertujuan untuk
memunculkan kepercayaan pada mereka terhadap mahasiswa KKN 34.

Gambar 3.15 Mahasiswa KKN Mengajar di TPA Setempat

32
e. Bimbingan Belajar
Mahasiswa KKN 34 berinisiatif untuk membuka kelompok belajar di
rumah kediaman (basecamp), dengan batas waktu mulai dari pukul 14:30
sampai dengan pukul 17.30 WIB. Kegiatan ini berlangsung selama masa KKN
berlangsung. Kegiatan kelompok belajar ini menumbuhkan keakraban dan
kepercayaan anak-anak sekitar terhadap mahasiswa KKN 34. Tidak hanya
mengajar tentang pendidikan formal, mahasiswa KKN 34 juga mengajarkan
tentang Islam termasuk membaca Al-Qur‟an dan mahasiswa KKN 34
membantu anak-anak dalam persiapan lomba sekolah seperti lomba tari,
membaca cerita, dan lomba puisi.

Gambar 3.16 Suasana Bimbingan Belajar di Basecamp KKN 34

Gambar 3.17 Mahasiswa KKN Melatih Peserta Lomba Tari

33
7. Pembangunan desa
a. Lubang Resapan Biopori (LRB)
Mahasiswa KKN 34 melakukan penyuluhan program kerja yakni
Lubang Resapan Biopori (LRB) dengan mendatangkan anggota Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) kota Madiun yang diadakan di balai desa
Sugihwaras. Lubang resapan biopori banyak manfaatnya diantaranya untuk
menyerap air hujan agar tidak banjir dan membuang sampah organik dalam
lubang biopori agar menjadi kompos dan bisa menyuburkan tanah di sekitar
lubang biopori.

Gambar 3.18 Penyuluhan Biopori dan Bank Sampah

b. Kerja bakti lapangan (Realisasi LRB)


Setelah melakukan penyuluhan kepada warga dan perangkat Desa
Sugihwaras Mahasiswa KKN 34 melakukan realisasi atau praktek langsung
mengenai bagaimana cara pembuatan LRB. Dalam melakukan praktek ini
Mahasiswa KKN 34 menunjukkan bagaimana cara pembuatan LRB dengan
tambahan penjelasan yang langsung dipandu oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Madiun.

34
Gambar 3.19 Realisasi Biopori

c. Lomba antar TPA se-desa Sugihwaras


Mahasiswa KKN 34 mengadakan lomba antar TPA se Desa
Sugihwaras dalam rangka untuk memeriahkan kegiatan KKN 34 di Desa
Sugihwaras. Jenis lomba yang dilombakan dalam kegiatan ini diantaranya
adalah lomba adzan, lomba praktik sholat dan juga lomba hafalan surat
pendek. Lomba antar TPA di Desa Sugihwaras diadakan pada tanggal 5
Februari 2019 dimulai pukul 07:00 sampai selesai bertempat di balai desa
Sugihwaras dan Musholla Nur-Huda. Jumlah peserta lomba sekitar 90 peserta
yang terdiri dari santri/santriwati dari TPA se Desa Sugihwaras.

Gambar 3.20 Lomba TPA Se-Sugihwaras

35
8. Keagamaan
a. Tahlilan dan yasinan bersama masyarakat
Mahasiswa KKN 34 mengikuti kegiatan tahlilan dan yasinan bersama
masyarakat di RT 17 setiap hari kamis dan sabtu sore setelah ashar yang
dilaksanakan secara bergantian di rumah warga RT 17. Mahasiswa KKN 34
juga pernah di undang mengikuti acara 7 bulanan ibu hamil di salah satu
rumah warga RT 17.
Mahasiswa KKN 34 mengikuti acara tahlilan dan yasinan selama 7
hari berturut-turut di salah satu rumah warga RT 13 yang terkenah musibah
yaitu acara untuk mendo‟akan orang yang sudah meninggal. Pelaksanaan
tahlilan dan yasinan ini dilakukan setiap habis maghrib sampai selesai.

Gambar 3.21 Tahlilan dan Yasinan Rutin Bersama Masyarakat

Selain mengikuti tahlilan dan yasinan bersama masyarakat, kami


mahasiswa KKN 34 juga mengadakan rutinkan yasinan bersama sekelompok
setiap kamis malam setelah sholat maghrib berjamaah di basecamp
mahasiswa.

36
Gambar 3.22 Tahlilan dan Yasinan Rutin Mahasiswa KKN di Basecamp

b. Hadrah bersama ibu-ibu RT 18


Mahasiswa KKN 34 mengikuti kegiatan latihan hadrah di RT 18.
Nama grup hadrah tersebut bernama Darul Ulum. Kegiatan latihan hadrah
dilaksanakan setiap hari rabu dan hari sabtu malam bertempat di Wisma Bu
Pani. Mahasiswa KKN 34 dan ibu-ibu hadrah berkolaborasi dalam kegiatan
hadrah dengan bersholawat dan memainkan alat musik hadrah bersama.

Gambar 3.23 Ibu-Ibu Hadroh

9. Kesehatan
Mahasiswa KKN 34 juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan posyandu, yang
juga bertempat di balaidesa. Banyak yang dapat dipelajari dari kegiatan tersebut.

37
Peneliti tidak hanya mengamati, namun juga ikut menjalankan kegiatan tersebut,
mulai dari menimbang balita, mengukur tinggi badan, memberi vitamin, sampai
memberi penyuluhan tentang penyakit-penyakit yang biasa menyerang balita.
Keseriusan peneliti dalam menjalankan kegiatan membuat kepercayaan
masyarakat terhadap peneliti sendiri meningkat. Hal ini menguntungkan bagi
peneliti karena memang tujuan utamanya adalah meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap mahasiswa KKN.
a. Senam pagi bersama ibu-ibu PKK dan lansia
Di desa Sugihwaras ada kegiatan senam bersama dengan ibu-ibu PKK
dan lansia. Senam bersama dengan ibu-ibu PKK dilaksanakan di balai desa
Sugihwaras setiap hari jumat pagi pukul 06:00 sampai selesai dan diikuti oleh
warga desa Sugihwaras lainnya.

Gambar 3.24 Senam bersama Ibu-Ibu PKK

Selain senam bersama ibu-ibu PKK, senam lansia juga dilakukan pada
hari jumat setiap dua Minggu sekali. Dan pada Minggu ketiga setiap bulannya
posyandu lansia didatangi oleh bidan desa untuk mengecek kesehatan para
ibu-ibu dan bapak-bapak lansia dan memberikan penyuluhan mengenai
kesehatan.

38
Gambar 3.25 Senam Bersama Lansia

b. Timbangan bayi
Pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Desa merupakan faktor
penting dalam menunjang kualitas hidup warga Sugihwaras. Terdapat
pelayanan tertentu yang dikhususkan untuk Balita di desa Sugihwaras. Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) di desa Sugihwaras menyediakan fasilitas
kesehatan yang dibutuhkan untuk Balita yakni adanya timbangan untuk balita.

Gambar 3.26 Posyandu Balita

B. Discovery

Tahapan ini, merupakan tahapan yang berusaha untuk menemukenali aset-aset


yang ada di Desa Sugihwaras. Ada berbagai macam aset yang dapat kami temukan
melalui beberapa percakapan maupun forum-forum santai dan formal. Forum-forum

39
tersebut tentu saja di awali dengan forum-forum non formal. Dimana lokasi
percakapan hingga waktu yang memang tidak di rencanakan sebelumnya. Tahapan ini
merupakan tahapan paling penting. Dimana tahapan ini berusaha untuk menemukenali
potensi yang ada di masyarakat. Sehingga masyarakat dapat mengetahui masih
banyak potensi yang belum maksimal di Desa Sugihwaras Sehingga adanya
pemaksimalan potensi tersebut perlu dilakukan.
Dalam tahapan ini, aset-aset desa dapat di temukenali mulai dari proses
sebelumnya yakni inkulturasi bersama masyarakat. Menemukenali potensi yang ada
di Desa Sugihwaras ini, Salah satunya yakni dengan cara diskusi bersama masyarakat.
Dari hasil diskusi hingga potensi yang muncul. Masyarakat tentu saja memiliki
berbagai macam tantangan diberbagai macam sektor kehidupan. Namun, secara
mayoritas sektor pengolahan sampah menjadi sektor utama yang di perhatikan.
Salah satu aset kelompok yang digandeng dan perlu didampingi yang sesuai
dengan tantangan yang ada di masyarakat yakni kelompok sampah. Dimana
kelompok ini pada dasarnya berfokus pada pengelolahan sampah dan pemanfaatan
sampah yang ada. Dari hasil perumusan bersama masyarakat minimnya pengelolaan
yang ada menjadi salah satu titik atau tantangan yang perlu segera diatasi. Karena dari
hasil analisa, potensi sumber daya fisik yang ada, dimasing-masing rumah di Desa
Sugihwaras memiliki banyak masalah sampah. Baik sampah organik maupun sampah
anorganik. Pemanfaatan sampah ini jika dikembangkan tentu saja menjadi salah satu
alternatif mulai dari peningkatan perekonomian hingga peningkatan skill dari SDM
yang ada.
Sebagaimana potensi yang ada, yakni banyaknya masalah sampah yang minim
pemanfaatannya dan masih belum maksimalnya kesadaran dari masalah sampah yang
ada, Maka dari itu menjadi fokus dari kegiatan yang akan dirumuskan.

C. Design
Dalam tahap ini, merupakan perumusan strategi guna menuju harapan yang
diinginkan. Perumusan program, di rumuskan bersama-sama dengan masyarakat.
Dalam kegiatan perumusan ini yang terlibat langsung yakni mahasiswa dan
Kelompok Wanita Tani, ibu-ibu PKK, seluruh lapisan warga yang terlibat langsung.
Selain itu, beberapa kelompok pengajian juga turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Proses pelaksanaan ini tidak menjadi masalah. Yakni “Pengembangan Sumber
Daya Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah dengan Metode Biopori dan
40
Pembentukan Bank Sampah”. Hal ini memiliki beberapa landasan mengapa program
tersebut terpilih. Pengembangan SDM ini merupakan hal yang paling utama. Dimana
SDM merupakan pelopor paling utama dalam pewujudan program ini. Dengan
pengembangan SDM yang baik, dan dengan pengelolaan yang baik pula maka hal ini
dapat menunjang peningkatan perekonomian dan peningkatan skill masyarakat.
Program ini ditujukan untuk pelestarian lingkungan desa Sugihwaras.
Diwujudkan dalam pengelolaan sampah organik maupun anorganik. Dimana
pemanfaatan ini menjadi salah satu media atau program kelompok desa Sugihwaras
menuju kebersamaan atau kesolidan kelompok.
Kegiatan pengelolaan sampah ini, secara teknis dirumuskan oleh masyarakat.
Dimana masyarakat secara skill telah mendapatkan berbagai macam pelatihan dari
Dinas Lingkungan Hidup. Sehingga perumusan teknis, tata cara, hingga
penyelesaiannya dirumuskan seluruhnya oleh perangkat desa. Dan partisipasinya dari
seluruh Warga Desa Sugihwaras.

D. Define (mendukung keterlaksanaan program)


Untuk merealisasikan program ini diawasi langsung oleh Dinas Lingkungan
Hidup kabupaten Madiun. Dalam pelaksanaan program ini masyarakat desa didukung
oleh perangkat desa dalam pembentukan Bank Sampah dan perealisasian biopori di
desa Sugihwaras.
Untuk pembimbingan mengenai program ini Dinas Lingkungan Hidup
mengerahkan tenaga profesional yang dikepalai langsung oleh Bu Siyam Sumantini,
S.Sos, M.Si dimana beliau ini adalah seorang penggerak Bank Sampah se-kabupaten
Madiun dan telah menjuarai perlombaan Nasional mengenai pengelolaan sampah.
Sedangkan untuk pembimbingan mengenai LRB (Lubang Resapan Biopori),
dinas Lingkungan Lingkungan Hidup mengerahkan tenaga profesional yakni bu
Triana. Dimana beliau adalah seseorang yang ahli dalam bidang Biopori.
Dalam sosialisasi ini, selain kita mendapat ilmu tentang LRB kita juga
langsung praktik mengenai cara pembuatannya, begitu juga dengan bank sampah.
Setelah acara selesai, warga membuat struktur organisasi untuk bank sampah dan satu
minggu selanjutnya adalah untuk praktek pengembangan atau sosialisasi mengenai
bank sampah.

41
E. Hasil Fasilitasi Kepada Masyarakat
Sejauh dalam kegiatan selama satu bulan. Hasil fasilitasi yang telah muncul
yakni adanya kesadaran bahwa masyarakat yang awalnya sampah adalah sisa dari
kegiatan manusia yang tidak bisa dimanfaatkan kembali, sekarang menjadi sampah
menjadi hal yang sangat berharga bahkan dapat disebut harta karun yang terpendam.
Dengan adanya kesadaran masyarakat akan potensi tersebut, menjadikan
keinginan untuk mengelola sampah agar dapat menjadi hal yang dapat lebih
bermanfaat lagi.
F. Evaluasi
Karena luasnya wilayah Desa Sugihwaras, sehingga waktu sebulan untuk
mengkordiansi seluruh elemen masyarakat yang ada sedikit kesulitan. Selain itu,
lokasi atau jarak antar dusun satu dengan dusun lainnya ada beberapa yang terpisah
oleh hamparan sawah dan hutan.
Selain kendala dalam kordinasi atau cakupan dalam merealisasikan program,
minimnya jumlah kaderisasi atau anak muda yang seharusnya menjadi penggerak
perubahan desa. Hal ini bisa dilihat dari beberapa organisasi yang ada di desa.
Dimana organisasi kepemudaan di desa sama sekali tidak ada.
Evaluasi dalam kegiatan program, masih belum dapat terkondisikan mengenai
jobdisk dari masing-masing bidang yang dibutuhkan. Sehingga penanggung jawab
dari masing-massing bidang masih sering berpacu pada ketua atau stakeholder yang
ada.

42
BAB IV

MATERI KHUSUS

A. Majelis Ta’lim atau Posdaya


Majelis Ta‟lim adalah suatu komunitas muslim yang secara khusus
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran tentang agama Islam. Jadi Majelis
Ta‟lim adalah suatu lembaga pendidikan non formal yang bertujuan meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWTdan akhlak mulia bagi jamaahnya, serta
mewujudkan rahmat bagi alam semesta.Majelis ta‟lim ini berfungsi sebagai sarana
pendidikan dan keterampilan bagi kaum perempuan dimasyarakat yang saling
berhubungan, antara lain masalah pengembangan kepribadian serta dalam pembinaan
keluarga dan juga berfungsi sebagai pusat pembinaan, pengembangan kemampuan
kualitas sumber daya manusia, kaum perempuan dalam berbagai bidang seperti
pendidikan sosial dan dakwah. Peran dari majelis taklim yaitu:
a. Meningkatkan fungsi majelis ta‟lim sebagai tempat pengajaran agama islam
yang sangat luas,
b. Meningkatkan fungsi majelis ta‟lim sebagai tempat penyelenggarakan
kegiatan pengajian sebagai tempat mencetak kaderisasi islam berikutnya,
c. Majelis ta‟lim sebagai pusat pengembangan program pendidikan untuk
mecetak kaderisasi islam.
1. Profil Majelis Ta‟lim atau Posdaya
Pendataan Majelis Ta'lim di Desa Sugihwaras yakni agar peneliti
mengetahui seberapa minat masyarakat terhadap Majelis Ta‟lim. Majelis
Ta‟lim di Desa Sugihwaras yakni berupa Majelis Ta‟lim Yasin & Tahlil serta
Hadroh dibeberapa RT tertentu. Adapun tambahan kegiatan tersebut berupa
ceramah agama, arisan, dll. Peneliti melakukan pendataaan Majelis Ta‟lim
dengan mengambil sampel dari salah satu dusun yaitu Dusun Sugihwaras
yang berjumlahkan 9 RT 3 RW yakni RT 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20a, dan
20b yang termasuk dalam RW 04, 05, 06 dusun Sugihwaras. Disetiap rumah
jarang sekali yang mengikuti kegiatan Majelis Ta‟lim, baik di Masjid, maupun
Mushollah. Namun untuk acara arisan RT maupun undangan warga yang
mempunyai hajat warga sangat antusias untuk menghadiri.

43
Yasin dan Tahlil dilaksanakan sesuai kesepakatan para anggota.
Sedangkan untuk tempat Yasin dan Tahlil dilakukan dirumah anggota secara
bergiliran sehingga dapat menambah rasa silaturahmi di setiap anggotanya.
Acara tersebut juga sederhana, pertama pembacaan yasin, Kedua Tahlil dan
yang ketiga tambahan acara sesuai kebutuhan dan yang terakhir do‟a bersama
yang dipanjatkan bersama dengan diimami seorang tokoh agama.
Begitu pula dengan arisan disetiap RT yang dilakukan setiap malam
senin dalam dua minggu sekali. Tempat diadakannya arisan RT pun dilakukan
secara bergiliran pada anggotanya. Sedangkan untuk Hadrah dilakukan pada
RT 14, 18, 20 dengan tempat yang tetap disalah satu anggotanya.2
Majelis ta‟lim tersebut dinaungi oleh lembaga Nahdatul Ulama, dan
berpedoman dengan ajaran-ajaran islam yang diajarkan pada kader-kader
Nahdatul ulama. Nahdatul Ulama ini berasal dari ajaran KH. Hasyim Asy‟ari
yang masih ada proses pengajaran yang diteruskan oleh ulama-ulama
Nahdatul Ulama di berbagai kota di negara Indonesia.

2. Rekomendasi
Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN 34 di
Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun yang disebar ke
beberapa RT, maka data yang diperoleh dari Jamaah yang mengikuti Majelis
Ta‟lim adalah sebagai berikut:

Diagram Jumlah Tingkat Kesejahteraan Keluarga

3.5
3
2.5
2
1.5
jumlah
1
0.5
0
Keluarga Pra Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga
Sejahtera Sejahtera I Sejahtera II Sejahtera III Sejahtera III
Plus

2
Hasil Wawancara pada tanggal 26 – 27 Januari 2019

44
Dari rekapan diagram diatas ini ada 5 klasifikasi yaitu 1. Keluarga Pra
Sejahtera yaitu keluarga yang kebutuhan sehari-hari keluarganya kurang
mampu, dan keluarga ini kurang dalam melaksanakan ibadah, 2. Keluarga
Sejahtera I yaitu keluarga yang kehidupan sederhana, tetapi keluarga ini
mengenai pengetahuan ilmu agama maupun melaksanakan ibadah masih
sangat minim, 3. Keluarga Sejahtera II yaitu keluarga yang kehidupan sangat
mampu tetapi dalam melaksanakan ibadah masih lalai, 4. Keluarga Sejahtera
III yaitu keluarga yang kehidupan sederhana dan melaksanakan ibadah selalu
tepat waktu, 5. Keluarga Sejahtera III Plus yaitu keluarga yang sangat mampu
dan melaksanakan ibadahnya selalu tepat waktu.

Jadi, dari hasil pendataan yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN 34


UIN Sunan Ampel Surabaya terhadap anggota jamaah Majelis Ta‟lim dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar anggota atau jamaah sudah mencapai
keluarga sejahtera. Jumlah anggota yang Pra Sejahtera sebanyak 2 anggota,
Keluarga Sejahtera I sejumlah 1 anggota, Keluarga Sejahtera II 3 anggota,
Keluarga Sejahtera III yakni 2 anggota dan Keluarga Sejahtera III plus yakni 2
anggota.

Kondisi masyarakat Desa Sugihwaras sebenarnya masih sangat awam


mengenai ilmu agama, banyak warga yang belum bisa membaca Al-Qur‟an,
Iqra maupun ilmu agama yang lainnya. Akan tetapi minatnya terhadap ilmu
keagamaan sangat antusisas sehingga Majelis Ta‟lim yang ada di Desa
Sugihwaras mendapat respon yang baik. Wilayah Desa Sugihwaras ini dalam
pengembangan majelis taklim masyarakat lebih berdominan pada keluarga
sejahtera I berarti masyarakat wilayah Desa Sugihwaras ini masih
membutuhkan pendampingan sosialisasi tentang ilmu keagamaan.Mahasiswa
KKN 34 UIN SunanAmpel Surabaya berusaha memberikan sedikit pengenalan
dan sharing pengalaman kepada Majelis Ta‟lim. Usaha ini dilakukan agar
meningkatkan keterampilan dan keistiqomahan dan diharapkan adanya
pendampingan terhadap kegiatan masyarakat tersebut
Hasil dari penyebaran angket posdaya majelis ta‟lim di wilayah Desa
Sugihwaras ini, bahwa masyarakat tersebut masih membutuhkan bimbingan
pengajaran majelis ta‟lim dikarenakan masyarakat tersebut masih mempunyai
pikiran dinamisme dan animisme. Akhirnya, kami melakukan penataan

45
manajemen untuk mengembangkan Posdaya Majelis Ta‟lim di wilayah Desa
Sugihwaras, langkah-langkah berikut ini :
1. Perencanaan (Planning),
2. Pengorganisasian (organizing),
3. Aksi/tindakan (actuating),
4. Pengawasan (controlling).

B. Gender
Secara bahasa gender berasal dari bahasa Inggris yang artinya jenis kelamin,
menurut Cixous dalam Tong, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara
laki-laki dan perempuan yang dilihat dari segi nilai tingkah laku. Sedangkan menurut
Kristeva dalam Tong, dijelaskan bahwa gender merupakan suatu konsep cultural yang
merujuk pada karakteristik yang membedakan antara laki-laki dan perempuan baik
secara biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya. Gender merupakan aturan dan
norma perilaku yang berhubungan dengan jenis kelamin dalam suatu sistem
3
masyarakat, karena gender sering kali diidentikkan dengan jenis kelamin atau seks.
Menurut muhtar dalam froom, gender dapat diartikan sebagai “Jenis kelamin
social atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran social berdasarkan jenis
kelamin”. Sedangkan menurut fakih dalam analisis gender dan transformasi sosial,
mendefinisikan gender sebagai “Suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
perempuan yang dikontruksi secara sosial maupun kultural.4
Istilah gender pertama kali diperkenalkan oleh Robert Stoller pada tahun 1968,
untuk memisahkan pencirian yang didasarkan pada pendefinisian yang bersifat sosial
budaya dengan pendefinisian yang bersifat biologis (Wahyuni, 2002). Kata gender
berasal dari bahasa Inggris yang berarti “jenis kelamin”. Dalam Websters New World
Dictionary, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan
perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkat laku. Di dalam Women‟s Studies
Encyclopedia dijelaskan gender adalah suatu konsep cultural yang berupaya membuat
pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik
emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

3
Rosemarie Putnam Tong, feminist thought “A more comprehensive introduction” (Yogyakarta: Jalasutra, 2004)
h. 41.
4
Muhtar fakih, Analisis Gender Dan Transformasi Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) h. 8.

46
Menurut Lips (1993:4) mengartikan gender is an cultural expectations for
women and men (gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan
perempuan). Pendapat ini sejalan dengan pendapat kaum feminis, seperti Lindsey
yang menganggap semua ketetapn masyarakat perihal penentuan seseorang sebagai
laki-laki atau perempuan adalah termasuk bidang kajian gender (what a given society
defines as masculine or feminism is a component of gener).Sedangkan Wilson dalam
jurnal milik joko mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan pengaruh
faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam membedakan laki-laki dan perempuan.5
Selanjutnya Faqih dalam Darma menguraikan bahwa perempuan di
masyarakat terkenal lemah, cantik, emosional dan keibuan. Adapun laki-laki dikenal
kuat, jantan, rasional dan perkasa. Perbedaan ciri-ciri dan sifat-sfiat ini dapat terjadi
dari waktu ke waktu, dari satu tempat ke tempat lain. hal inilah yang dikenal dengan
konsep gender. Jadi gender bukanlah kodrat melainkan peran yang ditampilkan oleh
budaya yang menempatkan perempuan dan laki-laki menjadi feminism dan maskulin.
Konsep inisesuai dengan pengertian gender menurut Mosse dalam Darma yang
membatasi pengertian gender sebagai seperangkat peran.6
Gender adalah pembagian peran kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan
perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-
laki yang dianggap pantas berdasarkan dimensi sosial-kultural yang tampak dari nilai
dan tingkah laku. Peran pembentukan gender sangat lekat dengan kehidupan sosial
dan budaya masyarakat itu sendiri oleh karena itu antara daerah satu dan daerah
lainya memiliki ciri khas masing-masing mengenai masalah gender tersebut.
Dari berbagai definisi tentang gender dapat ditarik kesimpulan bahwa gender
merupakan perbedaan antara laki-laki dan perempuan baik secara kultural maupun
emosional namun memiliki hak yang sama. Dari prespektif gender, pendekatan
berbasis aset ini sangat membantu. Salah satu asumsi pendekatan ini adalah bahwa
setiap orang memiliki sesuatu yang bisa dikontribusikan dan seluruh komunitas
menjadi lebih kaya ketika kontribusi dan potensi setiap orang dihargai. Karenanya
menemukenali dan memobilisasi keterampilan, kapasitas dan kompetensi perempuan,
baik secara individual maupun kelompok, adalah bagian dari pendekatan berbasis aset
yang lengkap. Dengan mengakui fakta bahwa perempuan maupunberkontribusi secara

5
Joko Setiawan, “Pengaruh Perbedaan Gender dan Keterampilan Kerja terhadap Produktivitas pada PT. Pilbara
Insulation Southeast Asia,” Jurnal Akmenbis, Vol IV, No 01 (Maret, 2005) h. 4.
6
Julia Clever Mosse, Gender & Pembangunan (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar, 2004) h. 3.
47
ekonomi, sosial dan politik adalah proses yang memberdayakan, bukan hanya bagi
perempuan, tetapi bagi laki-laki juga. Saat perempuan terorganisir untuk berkontribusi
pada ekonomi keluarga atau keseluruhan ekonomi komunitas, maka semua pihak
untung. Mengakui dan membebaskan potensi perempuan, bukan hanya untuk kegiatan
sosial ekonomi, tetapi juga dalam pengambilan keputusan dan kepemimpinan diruang
publik, sudah terbukti secara signifikan mengurangi kekerasan dalam rumah tangga
dan kekerasan berbasis gender. Ketika kontribusi di ruang publik diakui maka
perempuan lebih dihormati dan diperlakukan dengan setara.7
Sesuai dengan pendekatan dalam laporan penelitian saat ini, dengan
mencantumkan beberapa kekuatan yang dimiliki desa Sugihwaras, gender merupakan
salah satu posdaya yang paling mempengaruhi tingkat sosial budaya yang ada di desa
tersebut. Kesetaraan gender yang ditemukan saat transect dapat teridentifikasi dengan
angket yang disebarkan kepada masyarakat.Berikut hasil Angket Analisis Gender
Desa Sugihwaras.

Tabel 3.1

Hasil Angket Gender Desa Sugihwaras Tahun 2019

Jumlah Jumlah
Jumlah Responden
A. Aktivitas Domestik Responden Responden
Bersama/Bergantian
(P) (L)
1. Membersihkan rumah 8 2 1
(menyapu, mengelap
perabotan rumah)
2. Mencuci baju/Menyetrika 10 2 1
3. Merawat kendaraan 8 2 2
4. Merawat binatang ternak 10 10 5
5. Mencuci perabot rumah (alat 8 1 2
makan, alat masak)
6. Memasak 10 3
7. Merawat Anak 10 2 9
8. Mengantar anak ke sekolah 6 3 4

7
Christopher Durea, Pembaru dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan, (Australia: Australia Community
Development and Civil Society Strenggthening Scheme (ACCESS) Phase II), 2013, hlm: 25

48
B. Aktivitas Sosial (Profil Jumlah Jumlah Jumlah Responden
Akses/kesempatan mengikuti Responden Responden Bersama/Bergantian
aktivitas) (P) (L)
1. Mendatangi pengajian 15 5 10
2. Menonton hiburan umum - 5 8
(orkes, film, dll)
3. Ikut kegiatan sosial (PKK, 15 3 3
arisan, rapat RT/RW, dll)
4. Yang mengambil keputusan 2 8 10
penting dalam urusan
keluarga
5. Yang ikut bermusyawarah 15 7 16
dalamurusan keluarga
6. Membantu tetangga punya 18 2 9
hajakan/kena musibah
C. Profil Kebutuhan (Ekonomi, Jumlah Jumlah Jumlah Responden
Pendidikan, dan Kesehatan) Responden Responden Bersama/Bergantian
Ketersediaan (P) (L)
1. Pencari nafkah utama 2 15 4
2. Pencari nafkah 2 10 5
tambahan/pendukung
3. Pemegang uang tabungan 20 4 5
4. Yang berwenang mengelola 19 5 10
aset keluarga
5. Yang menjadi kepala rumah 3 20 -
tangga
D. Akses Pendidikan Jumlah Jumlah Jumlah Responden
Responden Responden Bersama/Bergantian
(P) (L)
1. Sekolah SD 15 5 3
2. Sekolah SMP 17 7 2
3. Sekolah SMA 18 9 12

49
4. Kuliah/PT 8 1 2
E. Akses Kesehatan Jumlah Jumlah Jumlah Responden
Responden Responden Bersama/Bergantian
(P) (L)
1. Yang merawat keluarga yang 7 1 15
sakit
2. Yang mempunyai perioritas 9 2 14
pemeliharaan kesehatan
3. Yang mempunyai Asuransi 19 3 18
kesehatan (BPKS, jamsostek,
jamkesmas)
4. Yang pernah sakit reproduksi 2 2 -
5. Apakah ada anak yang pernah 1 3 -
sakit dan membutuhkan
perwatan lama
F. Pengetahuan Umum Jumlah Jumlah Jumlah Responden
Tentang Produk Hukum Responden Responden Bersama/Bergantian
(P) (L)
1. Memperoleh informasi tentang 18 5 8
Uuperlindungan anak dan
perempuan
2. Pengetahuan tentang UU 12 7 6
KDRT (Kekerasan dalam
Rumah Tangga)

Penemuan awal dari angket bahwa dari kesekian masyarakat desa Sugihwaras
menunjukan masih belum adanya kesetaraan gender. Pekerjaan rumah tangga yang
hanya fokus dan dipusatkan kepada ibu rumah tangga saja, sedangkan sang suami
bekerja keluar kota maupun keluar negeri. Jadi, untuk pekerjaan paruh waktu di
sawah saat musim tanam padi dan panen tiba dilakukan oleh ibu-ibu. Akan tetapi
perlu digaris bawahi, bahwa pekerjaan ibu rumah tangga yang mereka lakukan tidak
semata-mata menjadi tugas yang memberatkan bagi mereka. Sebagian suami yang
tidak melakukan transmigrasi membantu ibu-ibu untuk pekerjaan rumah tangga

50
mereka. Begitupun sebaliknya, seorang istri juga membantu suaminya sebagai
tambahan kehidupan sehari-hari dengan bekerja di sawah. Kebanyakan yang
melakukan perkerjaan rumah tangga terbebankan kepada sang istri, hal ini dapat
ditelisik kembali bahwasanya sebagaian dari masyarakat Desa Sugihwaras yang
berkeluarga tunggal melakukan semua pekerjaanya sendiri. Bahkan dalam hal
pencarian nafkah, mereka juga melakukannya sendiri.
Akses pendidikan di desa Sugihwaras yang untuk jenjang yang lebih tinggi
banyak didominasi kaum Perempuan dari pada Laki-laki. Kesadaran akan pendidikan
lebih dominan kepada Perempuan dari pada Laki-laki.Mulai dari merawat keluarga
yang sakit, yang mempunyai prioritas pemeliharaan kesehatan dan semua mempunyai
asuransi kesehatan. Terkait dengan Sakit reproduksi dan anak yang pernah sakit
hingga membutuhkan perawatan lama hanya beberapa orang. Pengetahuan umum
mengenai produk hukum pada masayarakat desa Sugihwaras baik laki-laki maupun
perempuan sama-sama memiliki pengetahuan akan hal UU Perlindungan anak dan
perempuan serta UU KDRT tersebut.
Berangkat dari penjelasan di atas dan kuesioner yang telah di bagikan kepada
masyarakat desa Sugihwaras, maka dapat dianalisis bahwasanya permasalah gender di
Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Aktivitas Domestik
a. Membersihkan rumah (menyapu, mengelap perabotan rumah)
Kegiatan ini lebih banyak dillakukan oleh kaum perempuan karena
sudah menjadi suatu tradisi ibu Rumah Tangga yang merawat rumah. Tetapi
banyak juga yang melakukan pekerjaan ini secara bersama-sama/bergantian.
Namun Perempuan yang lebih dominan, kaum pria biasanya turut serta
membantu.
b. Mencuci baju atau Menyetrika, Merawat kendaraan, Merawat binatang
ternak, Mencuci perabot rumah (alat makan, alat masak)
Dalam kegiatan ini, perempuan lebih dominan. Disisi lain seperti
dalam merawat binatang ternak, kaum pria sangat berperan. Kadang pula
terlihat kaum perempuan yang merawat binatang ternak. Selama kegiatan itu
tidak jauh dengan masalah dapur dan sumur maka peranan itu lebih
diserahkan ke kaum perempuan.
c. Memasak dan Merawat Anak
51
Pada umumnya di masyarakat yang bertugas memasak adalah kaum
perempuan karena kaum pria rata-rata bekerja dari pagi sampai sore, bahkan
ada pula yang bekerja diluar negeri, sehingga urusan masak diserahkan oleh
kaum perempuan. Mengenai merawat anak, selama anak itu masih kecil
dibawah umur lima tahun maka kegiatan tersebut diserahkan kepada kaum
perempuan tetapi pemantauan anak kedua orang tua terlibat meskipun yang
lebih berperan Ibu.
d. Mengantar Anak ke Sekolah
Dalam hal ini peranan kaum laki-laki dan perempuan hampir imbang.
karena kegiatan tersebut disesuaikan dengan keadaan mereka masing-masing.
Tetapi lebih banyak anak tersebut berangkat sendiri karena tempat sekolah
mereka dekat dan terkadang memang tidak mau diantar.
2. Aktivitas Sosial
a. Mendatangi Pengajian
Kegiatan Pengajian di Desa Sugihwaras cukup banyak, mulai dari
Yasinan, Tahlilan, Ceramah Agama, Shalawatan, dll. Lebih banyak kegiatan
tersebut dilakukan bersama-sama yakni Bapak-bapak dan Ibu-ibu. Tetapi
sesuai dengan data yang peneliti peroleh bahwa presentase angket dan
pengamatan selama mengikuti kegiatan yakni dalam mendatangi pengajian
lebih banyak yang mengikuti adalah kaum perempuan.
b. Menonton Hiburan Umum (orkes, film, dll)
Biasanya warga masyarakat menoton hiburan ketika malam hari
dikarenakan pada pagi dan siang harinya mereka berada ditempat kerja.
Kebanyakan hiburan masyarakat desa Sugihwaras yakni melihat TV
sedangkan untuk hiburan semisal melihat orkes, wayangan, pasar malam itu
jarang sekali namun selagi hiburan itu dekat dengan rumahnya maka ia akan
datang bersama keluarganya.
c. Ikut Kegiatan Sosial (PKK, arisan, rapat RT/RW, dll)
Kegiatan Sosial mulai dari PKK, arisan, rapat RT/R, dll Desa
Sugihwaras masih belum terlalu aktif.Setiap RT mempunyai perkumpulan
arisan dan setiap minggunya para Ibu-ibu dalam acara arisan tersebut juga
diadakan rapat ketika ada pembahasan yang terkait dengan kegiatan RT.
Sehingga dapat dilihat jika data anket menunjukkan bahwa kegiatan sosial
lebih dominan dilakukan oleh ibu-ibu.
52
d. Pengambil Keputusan Penting dalam Keluarga
Kepala keluarga menempati posisi yang cukup sentral dalam
menentukan sebuah keputusan dalam keluarga, baik itu dari hal yang paling
kecil sampai yang terbesar. Di kelurahan Sugihwaras yang lebih dominan
menjadi kepala keluarga adalah kaum laki-laki oleh karena itu merekalah yang
cukup berkontribusi dalam menetapkan keputusan. Namun ada juga yang
menyerahkan keputusan keluarga itu pada kaum perempuan lantaran sudah
mempercayakan hal tersebut pada kaum perempuan.
e. Membantu tetangga punya hajat/ Kena Musibah
Membantu tetangga yang mempunyai hajat/pada saat terkena musibah
lebih dominan dilakukan bersama-sama. Karenamasyarakat adalah makhluk
sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya sehingga kesadaran
itupun muncul dari diri seseorang.Sehingga ketika tetangga
mempunyaihajat/musibah, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama
mempunyai inisiatif membantu bersama-sama.
3. Profil Kebutuhan
a. Pencari Nafkah Utama
Sebagai kepala rumah tangga, sebagian besar laki-laki bekerja untuk
mencari nafkah utama. Walaupun begitu data di atas perempuan juga
sebagian yang bekerja sebagai tulang punggung keluarganya. Biasanya
mereka yang berstatus sebagai janda (cerai, ditinggal mati, dll).
b. Pencari Nafkah Tambahan/Pendukung
Minoritas perempuan di Desa Sugihwaras juga ikut andil dalam
membantu mencari nafkah tambahan dengan bekerja sampingan sebagai
pengusaha rumahan seperti membuka toko, warung kecil-kecilan, ada juga
yang membuat kue dan dijual ke pasar atau dititipkan di warung-warung.
Terdapat pula home industry tahu, tempe, kripik tempe, dll. Beberapa
diantaranya membuka usaha kecil menengah dengan dibantu perengakat desa
setempat untuk pengembangan. Proses pengembangan dilakukan secara
manual yakni dengan memberitahukan ke tetangga baik ketika santai maupun
acara seperti PKK dan arisan. Kebanyakan pekerjanya adalah ibu rumah
tangga yang ingin mencari nafkah tambahan.
c. Pemegang Uang Tabungan

53
Dalam kehidupan sehari-hari desa Sugihwaras, perempuan menjadi
pemegang uang tabungan dalam keluarga. Sebagai seorang istri tentu
memiliki hak dan kewajian untuk mengelola uang dengan baik. Pengeluaran
yang dibelanjakan keluarga setiap harinya memiiki cara mengelola uang
yang berbeda. Karena dalam pengelolaan keuangan dalam rumah tangga
yang lebih menguasai semua keperluan rumah tangga adalah perempuan
sehingga laki-laki lebih mempercayaiistrinya untuk mengelola tabungan
keluarga.
d. Yang Berwenang Mengelola Aset Keluarga
Pengelolaan aset dalam keluarga menutut data angket dilakukan
bersama-sama. Tetapi dalam masalah aset di rumah yang lebih dominan
menjaga yakni perempuan.
e. Yang Menjadi Kepala Rumah Tangga
Laki-laki bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban dalam rumah
tangganya yakni sebagai pencari nafkah utama. Seperti halnya warga
Bangunsari, berdasarkan data hasil wawancara mayoritas laki-laki sebagai
kepala rumah tangga. Namun dapat kita jumpai juga perempuan yang
berstatus janda merangkap perannya sebagai ibu sekaligus kepala rumah
tangga.
4. Kesimpulan gender di desa Sugihwaras
Paparan data,analisis dan gambaran mengenai angket analisis gender
yang peneliti sebar sebanyak 20 angket dengan cara acak yang tersebar di 9 RT di
desa Sugihwaras. Dapat ditarik kesimpulan bahwa desa Sugihwaras sebagai
berikut:
a. Aktifitas domestik lebih banyak dilakukan dan didominasi oleh Perempuan.
b. Aktifitas Sosial lebih banyak dikerjakan secara bersama/bergantian.
c. Dalam pemenuhan dan pengelolaan ekonomi keluarga,
1. Antara laki-laki dan perempuan terlihat masih belum merata
pembagian tugasnya.
2. Laki-laki sebagai pencari nafkah utama dan beberapa perempuan
mencari nafkah tambahan.
3. Perempuan sebagai pemegang tabungan keluarga.
4. Yang berwenang mengelola aset dilakukan bersama-sama.
5. Yang bertindak sebagai kepala keluarga masih di dominasi laki-laki..
54
d. Akses pendidikan di desa Sugihwaras dari data didominasi lulusan SMA,
dan dominasi kedua dalah lulusan SMP, dan dominasi ketiga adalah
lulusan SD. Dan untuk lulusan kuliah/PT menjadi dominasi paling sedikit.
e. Dalam memperoleh akses kesehatan, baik laki-laki maupun perempuan
sama-sama mendapat akses kesehatan dan sebagai prioritas pemeliharaan
kesehatan. Sudah banyak pula yang mempunyai asuransi kesehatan maupun
BPJS. Terkait yang pernah sakit reproduksi atau anak yang sakit hanya
beberapa orang.
f. Dalam memperoleh akses kesehatan, baik laki-laki maupun perempuan
sama-sama mendapat akses kesehatan dengan perempuan sebagai prioritas
pemeliharaan kesehatan dan sudah banyak yang mempunyai asuransi
kesehatan maupun BPJS.
C. Lingkungan Hidup dan Kebencanaan

Lingkungan menurut UU No. 32 Tahun 2009 adalah kesatuan ruang dengan


semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup (termasuk manusia dan perilakunya)
yang mempengaruhi kelangsungan perilaku disiplin dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Bencana menurut UU No. 24 tahun 2007 mengenai kerusakan
lingkungan yang di akibatkan oleh alam dan non alam.

Segala aktifitas yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungannya mampu


memberikan pengaruh yang cukup signifikan terutama pengaruh negatif. Walaupun
dalam hal aktifitas manusia terdapat juga hal positif namun pengaruh ini merupakan
aspek penting yang perlu diperhatikan. Karena pada dasarnya manusia adalah aktor
utama yang memberikan pengaruh pada lingkungan yang ada disekelilingnya.

Khususnya kondisi lingkungan yang terdapat di desa Sugihwaras seperti keadaan


tanah,udara, air, pengelolaan sampah dan limbah, dan sebagainnya menjadi bagian
faktor penting dalam laporan KKN. Berikut penjelasan dari beberapa aspek
lingkungan yang ada di desa Sugihwaras:

1. Pengelolaan sampah

Di desa Sugihwaras sendiri terbagi menjadi 7 dusun, dimana dusun-dusun ini


menurut kelompok kami bisa dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu dusun semi
kota dan dusun biasa. Dusun semi kota meliputi dusun saradan dan dusun
sugihwaras. Sedangkan dusun biasa meliputi dusun Cabe, Kedung Rejo,

55
Jambangan, Nampu Rejo, dan Josaren. Di desa Sugihwaras tersendiri dalam
pengolaan sampah masyarakatnya kurang sadar akan pengolaan sampah walaupun
di desa Sugihwaras sendiri terdapat Bank sampah tetapi banyak dari masyarakat
yang masih berfikiran bahwasannya lebih baik dibakar dibelakang rumah. Hal ini
yang menjadi pengolaan sampah kurang maksimal dan malah mencemari
lingkungan. Hampir seluruh dusun yang ada di desa sugihwaras mengola
sampahnya dengan cara dibakar dan di buang di sungai. Secara tidak langsung ini
mencemari udara dan membuat banjir beberapa titik di daerah Sugihwaras.

2. Pengelolaan sumber daya air


Di desa Sugihwaras sendiri mengeni pengelolaan sumber daya air terbagi
dalam dua jenis, yaitu: penggunaan air PDAM dan sumur bor. Di dusun semi kota
seperti Saradan dan Sugihwaras, seluruh masyarakatnya menggunakan air PDAM
untuk kegiatan sehari-harinya. Kecuali untuk keperluan sawah. Sedangkan di
dusun biasa (Cabe, Jambangan, Nampurejo, Josaren, dan Kedungrejo)
keseluruhan masyarakatnya masih menggunakan air dari tanah (sumur bor).
Meskipun dusun biasa ini menggunakan air tanah langsung (sumur bor) tetapi air
yang dihasilkan masih sangat jernih. Hal ini menandakan bahwasannya kondisi air
di desa sugihwaras masih baik dan terjaga.
3. Kondisi sumber daya alam
Mengenai kondisi sumber daya alam di desa Sugihwaras terdapat beberapa
sumber daya alam, meliputi: pertanian, peternakan, perikanan, dan hutan.
a. Pertanian
Untuk mayoritas pekerja di desa sugihwaras adalah petani. Dimana petani
di desa sugihwaras terbagi menjadi 2 (dua). Pertama yaitu petani pemilik lahan
dan petani pinggir hutan. Petani pemilik lahan adalah seperti halnya petani
pada umumnya. Sedangkan petani pinggi hutan adalah petani yang
bekerjasama dengan pihak perhutani. mereka bercocok padi di daerah hutan
milik perhutani. adapun cara mereka untuk bercocok tanam adalah mereka
(petani pinggir hutan) memilih lahan yang dimana lahan tersebut bekas
tebangan pohon jati. Dimana bibit pohon jati di tanam di situlah petani bisa
membuka lahan untuk satu kali musim saja.
b. Peternakan

56
Untuk peternakan di desa Sugihwaras sendiri untuk peternakan masih
tergolong sedikit.
c. Perikanan
Di desa Sugihwaras sendiri juga terdapat perikanan. Hal ini lebih
tepatnya di dusun saradan. Karena salah satu potensi dari desa Sugihwaras
adalah adanya waduk bening. Dimana waduk tersebut digunakan masyarakat
untuk budidaya ikan nila.
d. Hutan
Salah satu potensi dari desa Sugihwaras adalah masih asrinya hutan
jati. karena desa Sugihwaras sendiri dikelilingi oleh hutan jati yang masih
sangat luas.
4. Kebencanaan
Mengenai kebencaanaan sendiri didesa sugihwaras mengalami bencana yang
berbeda-beda di tiap dusunnya. Untuk dusun-dusun yang pernah terjadi bencana
sebagai berikut:
a. Seperti halnya di dusun Cabe, di dusun tersebut bencana yang terjadi adalah
banjir karena melihat kondisi tanah dusun Cabe yang miring otomatis air
yang dari dataran lebih tinggi turun ke dataran yang lebih rendah dan
mengakibatkan banjir (jika hujan lebih dari 2 jam).
b. Sama halnya dengan dusun Josaren, dusun ini juga terkena dampak dari
banjir jika hujan dikarenakan di dusun Josaren terdapat tiga sugai yang
bertemu maka apabila turun hujan dengan intensitas tinggi bisa dipastikan
beberapa kawasan dusun Josaren banjir.
c. Adapun dusun nampu juga demikian, namun hal yang menyebabkan banjir
adalah pembuangan sampah masyarakat yang di buang langsung ke sungai,
menyebabkan sampah menumpuk di sungai dan ketika hujan turun maka
banjir menggenangi sawah-sawah warga dusun nampu.
d. Adapun dusun saradan bencana yang sering terjadi adalah pohon tumbang.
Karena dusun saradan sendiri memang dikelilingi oleh hutan jati milik
PERHUTANI. pohon tumbang ini biasanya disebabkan oleh angin yang
kencang. Ganti rugi pihak perhutani memang berkerja sama dengan dusun-
dusun yang dikeliling hutan jati milik PERHUTANI. sehingga apabila ada
pohon tumbang yang menimpa rumah salah satu warga maka PERHUTANI
membantu pembenahan rumah yang terkena pohon yang tumbang tersebut.
57
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Desa Sugihwaras adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Saradan,
Kabupaten Madiun. Desa Sugihwaras ini merupakan desa terluas di wilayah
Kecamatan Saradan yang memiliki 7 dusun dan 44 RT. Mayoritas penduduk Desa
Sugihwaras tersebut bermata pencaharian sebagai karyawan swasta. Banyak
masyarakat Desa Sugihwaras yang menjadi pegawai swasta dan merantau ke kota
atau Negara lain. Dengan banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai karyawan
swasta membuat para masyarakat tidak begitu peduli terhadap lingkungan, karena
kesibukan yang menguras tenaga dan waktu.Sehingga masyarakat banyak yang
membuang sampah begitu saja.Untuk itu, mahasiswa KKN 34 mencoba untuk
mengembangkan asset yang ada dengan membuat metode biopori yang berasal dari
sampah organik di desa Sugihwaras. Dengan adanya lubang biopori dapat ntuk
menyerap air hujan agar tidak banjir dan membuang sampah organik dalam lubang
biopori dapat menjadikan kompos yang menyuburkan tanah.
Sebenarnya asset yang ada di Desa Sugihwaras meliputi sampah, nugget ikan
nila, keripik bayam, keripik kenikir, keripik pare, kerupuk ikan nila, jamu gendong,
kerajinan tangan, ukiran kayu jati, hutan yang ingin dijadikan untuk wisata.
Berdasarkan diskusi dalam FGD bersama masyarakat, kita mendapatkan aset yang
akan kita kembangkan bersama-sama yaitu sampah. Dari aset sampah yang sudah kita
sepakati, kita akan membuat biopori yang berasal dari sampah organik di desa
Sugihwaras. Dalam mendukung program tersebut mahasiswa KKN 34 mendatangkan
pemateri dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Madiun untuk membahas tentang
pengolahan sampah organik dan anorganik.
Program ini berjalan dengan baik tentu mempunyai faktor pendukung yang
banyak, terutama bapak Kepala Desa Sugihwaras beserta perangkat desa, Organisasi
Desa Sugihwaras, segenap warga Desa Sugihwaras. Program dari KKN 34 ini
mendapatkan respon positif dari Kepala Desa Sugihwars beserta perangkat desa,
seganap dari ibu-ibu Desa Sugihwaras ikut berpartisipasi dan mensukseskan program
KKN, hingga proses pembuatan lubang resapan biopori berjalan lancar, bersosialisasi

58
“Pengolahan Sampah dengan metode biopori” yang bekerjasama dengan Dinas
Lingkungan Hidup dan TPST pola 3R: KSM Karya Utama Desa Sugihwaras, Kendala
pada kegiatan yang kami lakukan adalah dana yang dianggarkan masih belum
terealisasi di masyarakat. Sehingga program biopori ini masih sebatas percontohan
yang dilakukan di balai Desa Sugihwaras.

B. Saran
Kelompok 34 dalam pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata) mendapatkan
banyak kesempatan untuk berkontribusi di masyarakat, dari hal yang termudah hingga
yang terumit, serta menghadapi banyak problematika sosial yang ada di dalam
masyarakat. Syukur Alhamdulillah kelompok KKN 34 selalu diberikan kemudahan
dan kelancaran dari segi sandang, papan, pangan serta aspek sosial yang ada di
masyarakat. Dukungan dari masyarakat Desa Sugihwaras adalah penyemangat dalam
setiap program yang mahasiswa laksanakan, maka peneliti berharap KKN berikutnya
dapat lebih berbaur dengan masyarakat, lebih cepat mengenali aset-aset yang ada,
dengan memperluas zona inkulturasi, serta dapat lebih memberikan kontribusi pada
masyarakat secara menyeluruh mengingat luasnya Desa Sugihwaras.
Dengan adanya program kerja yang dibuat oleh kelompok kami yakni
Pengembangan Desa Bersih Melalui Program Biopori dan Bank Sampah, kami
mengharapkan periode selanjutnya mampu menindak lanjuti hasil program kerja
kelompok KKN sebelumnya, agar adanya program kerja yang telah dilaksaanakan
mampu berkembang dengan baik di lingkungan masyarakat desa Sugihwaras sesuai
dengan mimpi masyarakat untuk menjadikan desa Sugihwaras menjadi desa bersih.

59
LAMPIRAN

DOKUMENTASI
Foto Pemberangkatan dari UIN Sunan Ampel Surabaya

Foto Penyambutan dari Kepala Desa Sugihwaras Bapak Sukimin


FOTO BERSAMA: Mahasiswa KKN 34 dengan DPL Bapak. Arif.

FOTO BERSAMA: Mahasiswa KKN 34 dengan Dinas Lingkungan Hidup


FOTO BERSAMA: Mahasiwa KKN 34 dengan Guru serta Murid SD 06 Sugihwaras
FOTO BERSAMA: Mahasiwa KKN 34 dengan Guru serta Murid SD 03 Sugihwaras
FOTO BERSAMA: Mahasiwa KKN 34 dengan Ibu-Ibu Hadroh

FOTO BERSAMA: Mahasiwa KKN 34 dengan Peserta Lomba


FOTO BERSAMA: Mahasiwa KKN 34 dengan Peserta Lomba Puisi (tengah)

FOTO BERSAMA: Mahasiwa KKN 34 dengan Peserta Lomba Tari Tradisional


FOTO BERSAMA: Mahasiwa KKN 34 dengan Peserta Lomba Bercerita

FOTO BERSAMA: Mahasiwa KKN 34 dengan Anggota Karawitan


Penyerahan Cinderamata Kepada Juri Lomba TPA Se-Sugihwaras

Penyerahan Kenang-Kenangan Kordinator Desa (kanan) Kepada Bapak Sukimin selaku Kepala Desa
Sugihwaras (kiri)
LAMPIRAN

JURNAL REFLEKSI
MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN)
METODE ABCD KELOMPOK 34
DESA SUGIHWARAS KECAMATAN SARADAN
KABUPATEN MADIUN
NAMA : Ahmed Faradlillah Shohib
NIM : C03215007
JURUSAN : Hukum Pidana Islam

KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada


masyarakat guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga ikut membangun
segala bentuk potensi dan aset masyarakat yang ada.
Pada tahun ini KKN UINSA tersebar di dua kota yaitu kota Madiun dan Bojonegoro
dengan menggunakan beberapa metode diantaranya adalah ABCD, CBPR, PAR. Setiap
kelompok beranggotakan mulai dari 18 sampai 20 orang. KKN kali ini terdapat 88 kelompok
dimana saya masuk dalam kelompok 34 yang ditempatkan di Desa Sugihwaras Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun. Adapun sistem yang kelompok kami dapat ABCD yaitu lebih
kepada menggali potensi desa dalam hal ini Desa Sugihwaras untuk kami data kemudia kami
proses dan kembangkan bersama warga Desa Sugihwaras.
KKN dimulai dengan upacara pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA 2018 dari
kampus. Upacara ini dilaksanakan di depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh
para pejabat kampus mulai dari Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan.
Selanjutnya saya dan anggota kelompok berangkat menuju ke kecamatan saradan.
Dalam pemberangkatan kali ini terdapat dua kelompok, kelompok pertama menaiki elf
dengan bercampur barang-barang bawaan. Kelompok kedua berangkat dengan memakai
sepeda motor yang berjumlah 8 orang (4 motor). Setiba di kecamatan saradan semua
kelompok yang bertempat di kecamatan saradan berkumpul dan mengikuti acara pembukaan
dari pihak kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas KKN yang
akan diterim oleh mahasiswa. Selanjutnya ada sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki
(UINSA) yang isinya menyerahkan mahasiswa-mahasiswi nya serta memohon bimbingan
dalam pelaksanaan KKN dan menyampaikan tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki
diterima oleh Sekcam Bapak Pak Eko karena Bapak camat berhalangan hadir.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui mbah lurah Bapak H.
Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam
pelaksanaan KKN kami nanti.
Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai, kami kemudian berpamitan
menuju rumah penempatan KKN yaitu di desa Sugihwaras rt 13 rw 04 jalan Cendrawasih.
Hal pertama yang kami lakukan adalah membersihkan rumah yang akan kami tempati.
Keesokan harinya, hal pertama yang kami lakukan adalah berkeliling kampung
berkunjung ke tempat Bapak Rt (BapakMardi dan istrinya Bu Damsri) dan rumah warga-
warga, dengan tujuan bersilaturrahmi kepada warga dan tokoh masyarakat setempat serta
menggali asset yang dimiliki di desa Sugihwaras.
Pada minggu pertama ini, kami sudah mendapat tugas dari sekretaris kepala desa
untuk membantu menginput data tanah (IP4) seluruh Desa Sugihwaras yang didalamnya
terdapat 7 dusun. Setelah bersilaturahmi ke perangkat desa kami melanjutkan bersilaturahmi
ke rumah-rumah kepala dusun sekaligus menggali aset di tiap-tiap dusun yang ada.
Kemudian kami juga bersilaturahmi ke TK dan SD terdekat yaitu SD 03 dan SD 06
Sugihwaras serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang ada di Desa Sugihwaras.
Alhamdulillah kami diterima dengan baik dan bisa memulai mengabdikan diri di TK dan SD
pada keesokan harinya.
Dalam pengabdian di TPA kami awalnya hanya menarget dua TPA, yaitu TPA milik
ustadzah wiwik dan TPA di desa kedungrejo. Namun dalam perkembangannya mulai minggu
ketiga kami menambah dua TPA lagi untuk pengajarannya agar lebih merata pembagiannya
serta agar lebih dekat kepada masyarakat. Dalam pengajarannya kami membuat jadwal secara
bergantian untuk melakukan pengajaran di TPA dan di SD 03 dan SD 06.
Dalam bermasyarakat, kelompok kami mengutamakan pendekatan menggunakan
perilaku kesopanan dan saling sapa. Ketika bertemu dengan warga, diupayakan untuk selalu
mengucap “monggo”, sehingga kesan masyarakat terhadap mahasiswa KKN menjadi baik.
Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan pendekatan di
beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA dan beberapa kelompok
pengajian, yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Selain
itu juga, di basecamp kami menerima bimbel anak-anak sekitar basecamp untuk belajar
materi yang kurang dipahami di sekolah.
Di samping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Praktis
selama 2 minggu awal sejak pemberangkatan, beberapa anggota kelompok disebar ke 7
dusun dan diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset desa yang
sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan. Sesuai dengan metode ABCD yang
digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN ialah untuk mengembangkan potensi-potensi
desa yang dimiliki.
Setelah kami berkunjung ke berbagai dusun yang ada di Desa Sugihwaras, mengenai
mata pencaharian masyarakatnya bermacam-macam. Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras
bermata pencaharian sebagai petani. Petani dalam hal ini juga terdapat dua macam petani
yaitu petani asli (memiliki lahan) dan petani pinggir hutan (yang tidak memiliki lahan). Ada
juga yang menjadi pedagang, tkw, pegawai PNS, pengrajin gembol jati, pejabat desa dan lain
sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami simpulkan bahwa
banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya nugget ikan nila,
pembuatan keripik (kenikir, pare, terasi), pengrajin gembol jati, petani dan lain sebagainnya.
Minggu ke 2 KKN, kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group (FGD)
bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, ketua RT,
lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok perkumpulan masyarakat.
Dalam FGD tersebut kami memaparkan aset-aset yang telah kami temui di Desa Sugihwaras.
Selanjutnya pembahasan kami menitikberatkan pada pembuatan biopori dan bank sampah
dan alhamdulillah program kami disetujui oleh semua masyarakat, serta respon masyarakat
yang baik ingin membantu program kami agar terlaksana.
Minggu ketiga KKN,beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah mulai diakhiri. Penanggung Jawab dari
Devisi pendidikan berpamitan di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita
abdi. Karena minggu ke tiga ini kelompok kami berfokus pada persiapan untuk lomba antar
TPA dan realisasi program biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas
dengan 3 kategori perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat
yang diadakan pada hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu
menyebar pamflet lomba dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke
tiga ini membuat alat-alat yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori,
paralon dan lain sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, untuk
kegiatan biopori sendiri acara kegiatannya adalah keesokannya. Dalam acara sosialisasi
Biopori dan Bank Sampah sendiri kami menggandeng Dinas Lingkungan Hidup untuk
membantu kegiatan kami. Alhamdulillah acara tersebut berjalan sukses terbukti dengan
antusias masyarakat yang sangat membeludak serta ada keberlanjutan untuk pembuatan
Biopori dan pembuatan Bank Sampah yang dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan kegiatan penutupan KKN
dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah dilaksanakan pada hari Sabtu,
09Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras dengan keterlibatan masyarakat sekitar yang
sangat antusias dalam acara penutupan KKN kami.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2019, kami resmi kembali menuju Surabaya.
Pada pukul 10.00 WIB kami berkunjung ke warga sekitar untuk berpamitan. tepat pukul
11.00 WIB. Perjalanan pulang kami terbagi menjadi dua seperti keberangkatan KKN
sebelumnya. Ada yang sebagian yang naik mobil elf dan ada sebagian yang naik sepeda
motor.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi,belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada.

NAMA : Dea Alif Trisnanti


NIM : C92215153
JURUSAN : Hukum Ekonomi Syariah

Pada tanggal 14 Januari 2019 seluruh mahasiswa semester 7 UIN Sunan Ampel
Surabaya mengikuti program KKN (Kuliah Kerja Nyata) untuk memenuhi persyaratan
jenjang pendidikan Strata 1. Yang hakikatnya bentuk pengabdian terhadap masyarakat guna
untuk mendedikasikan diri serta ikut membangun segala bentuk potensi dan asset masyarakat.

Hari Senin pukul 07.00 WIB seluruh mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
berkumpul di depan halaman twin tower untuk mengikuti upacara pelepasan mahasiswa
KKN yang diikuti langsung oleh penjabat kampus mulai dari Rektor, Dekan dan Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL). Pada tahun ini KKN dilaksanakan di 2 kota, yaitu Madiun dan
Bojonegoro. Alhamdulillah saya kebagian di Kota Madiun tepatnya di Desa Sugihwaras,
Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun.

Tepat pukul 08.00 WIB seluruh mahasiswa KKN 2019 diberangkatkan oleh Rektor ke
tempat tujuan masing-masing. Mahasiswa berangkat menggunakan Elf dan sepeda motor.
Dari kelompok 34 sebanyak 10 orang yang menggunakan transportasi elf dan sisanya
menggunakan kendaran pribadi atau sepeda motor.

Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam lebih 15 menit. Akhirnya saya dan
rombongan tiba di Kecamatan Saradan untuk mengikuti acara pembukaan atau penyerahan
mahasiswa KKN UIN Sunan Ampel Surabaya kepada pak camat yang waktu itu diwakilkan
kepada SEKCAM (Sekretaris Kecamatan). Kemudian saya dan rombongan meneruskan
perjalanan menuju Balai Desa Desa Sugihwaras untuk beramah tamah dengan Mbah Lurah
Desa Sugihwaras yang bernama bapak Sukimin. Tak lama setelah beramah tamah saya dan
rombongan beserta pak DPL menuju kerumah yang akan kami tinggali selama 1 bulan
kedepan tepatnya di Desa Sugihwaras RT. 13 RW. O4 Jalan Cendrawasih. Saya pun bergegas
untuk membersihkan rumah tersebut, karena sebelumnya rumah ini kosong tidak ditempat
tinggali.

Keseokan harinya kami berkeliling kampung untuk beramah tamah kepada


masyarakat setempat. Dengan tujuan ingin bersilaturrahmi kepada tokoh masyarakat serta
menggali asset yang dimiliki oleh Desa Sugihwaras sendiri.

Pada minggu pertama saya beserta kelompok KKN 34 membagi tugas untuk
melakukan observasi ke dusun-dusun yang ada di Desa Sugihwaras. Desa Sugihwaras adalah
desa terbesar di Kecamatan Saradan. Sehingga kami harus membagi tugas untuk melakukan
observasi dan menggali asset masyarakat. Setelah beberapa hari berjalan kami pun mendapat
tugas dari kelurahan untuk menginput data sertifikat tanah masyarakat Desa Sugihwaras.
Selain itu, kami juga melakukan pendekatan dibeberapa lembaga pendidikan diantaranya
adalah PIAUD, TK, SD, TPA dan kelompok pengajian, posyandu, poslansia, serta melakukan
kegiatan bimbingan belajar di basecamp KKN 34.

Minggu ke 2 KKN, Kami melakukan aktifitas seperti biasanya, yaitu mengajar di SD


03 Sugihwaras. Di SD 03 Sugihwaras masih kekurangan guru untuk mengajar. Untuk itu
kami turut serta membantu mengajar tepatnya di kelas 3,5 dan 6. Dengan adanya mahasiswa
KKN siswa-siswi di SD 03 Sugihwaras sangat senang. Dan pada saat sore hari kami berbagi
tugas ada sebagian yang pergi ke TPA untuk mengajar ngaji dan ada yang dibasecamp untuk
melakukan bimbingan belajar bagi anak anak masyarakat Desa Sugihwaras.

Pada hari jum‟at kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group (FGD) yang
bertempat di Balai Desa Sugihwaras yang dihadiri oleh Kepala Desa Sugihwaras, perangkat
desa, kepala dusun, ketua RT, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan, dan beberapa
kelompok perkumpulan masyarakat. Dalam FGD tersebut kami memaparkan asset-aset yang
ada di Desa Sugihwaras. Selanjutnya pembahasan kami menitik beratkan pada pembuatan
biopori dan bank sampah. Dan Alhamdulillah warga masyarakat bersedia menyetujui
program yang kami sampaikan, serta respon masyarakat yang antusias dan ingin membantu
terlaksananya program tersebut.

Minggu ke 3, beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah, dan


mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah diakhiri. Devisi pendidikan berpamitan di
semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita abdi. Karena minggu ke tiga ini
kelompok saya berfokus pada persiapan untuk lomba antar TPA dan realisasi program
biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas dengan 3 kategori
perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat yang diadakan pada
hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu menyebar pamflet lomba
dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke tiga ini membuat alat-alat
yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori, paralon dan lain
sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.

Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, keesokannya
kegiatan realisasi program biopori. Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan
kegiatan penutupan KKN dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah
dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras.

Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.

Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi, belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada. Diantaranya ilmu komunikasi, Dakwah,
Manajemen & Pendidikan.

NAMA : Eko Saputro


NIM : C91215119
JURUSAN : Hukum Keluarga

Tri Dharma perguruan tinggi merupakan tiga pilar dasar pola piker dan menjadi
kewajiban bagi mahasiswa, yang terdiri dari : (1) Pendidikan dan pengajaran, (2) Penelitian
dan pengembangan, dan (3) Pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya melaksanakan poin tri dharma yang ke-3 dengan
menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau (KKN).
KKN yang hakikatnya merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat
guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga ikut membangun segala bentuk
potensi dan aset masyarakat yang ada. Pada tahun ini KKN UINSA tersebar di dua kota yaitu
kota Madiun dan Bojonegoro dengan menggunakan beberapa metode diantaranya adalah
ABCD, CBPR, PAR. Kelompok saya ditempatkan di kabupaten Madiun kecamatan Saradan
Desa Sugihwaras dengan menggunakan metode pendekatan ABCD (Asset Based Community
Develpoment) yang beranggotakan 18 orang dengan 11 perempuan dan 7 laki-laki.
Pada hari Senin, 14 januari 2019 pukul 08.00 WIB pelaksanaan upacara
pemberangkatan Mahasiswa/I KKN 2019. Upacara ini dilaksanakan di depan gedung Twin
Tower yang dihadiri langsung oleh para pejabat kampus mulai dari Rektor, dekan, dosen
pembimbing lapangan dan Mahasiswa/I KKN.
Selanjutnya Pada pukul 10.41 WIB, acara pembukaan dari pihak kecamatan Saradan.
Sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki (UINSA) yang isinya menyerahkan
mahasiswa-mahasiswi nya serta memohon bimbingan dalam pelaksanaan KKN dan
menyampaikan tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki diterima dan disambut oleh
Sekcam Saradan Pak Eko.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan pukul 11.56 WIB kami menuju balai desa
Sugihwaras dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) kami
menemui mbah lurah Bapak H. Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan
yang digunakan dalam pelaksanaan KKN.
Selama minggu pertama ini kami melakukan Ikulturasi dengan masyarakat sekitar,
Lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan dan observasi asset/potensi yang berada di desa
Sugihwaras. Dalam bermasyarakat, kelompok kami berusaha lebih dekat dengan masyarakat
dan saling bertegur sapa. Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami melakukan
pendekatan di beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA dan beberapa
kelompok pengajian, yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa
Sugihwaras. Selain itu juga, di basecamp kami menerima bimbingan belajar anak-anak
sekitar basecamp untuk belajar materi yang kurang dipahami di sekolah.
Observasi yang kami lakukan untuk memetakan asset-aset/potensi desa yang bisa
kami kembangkan dengan masyarakat menggunkan pendekatan ABCD. Selama observasi
kami melakukan wawancara dengan kepala desa, Ketua BUMDES, kepala dusun, mayarakat
terkait dan para pengusaha maupun pengrajin. Diantaranya potensi yang kami temui adalah a.
Sumber daya Alam antara lain: Hutan Jati, padi, jagung, sawah, waduk, sungai. b. Sumber
daya manusia antara lain : pembuatan kripik dan krupuk oleh ibu2, komunitas bank sampah,
usaha kuliner (ayam panggang), ide pembuatan desa wisata, Guru Taman Pendidikan Al-
Qur‟an dan usaha pemotongan ayam.
Selain kegiatan kami mengajar di lembaga pendidikan baik formal maupun non
formal serta melakukan observasi potensi desa, kami juga mengikuti kegiatan masyarakat.
Diantaranya Setiap hari jum‟at pagi kami mengikuti senam bersama, kami juga mengikuti
kegiatan pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak, tradisi Pitonan, tradisi pamit kepada KASUN
sebelum mengadakan pernikahan, kegiatan sosialisasi demam berdarah oleh Puskesmas
Saradan dan lainya.
Setiap kegiatan maupun agenda yang kami lakukan di masyarakat, kami selalu
menggadakan rapat dan evaluasi, guna untuk mempersiapkan kegiatan dan mengevalusi dari
kegiatan yang sudah terlaksana.
Pada hari Jum‟at 25 Januari 2019 kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group
(FGD). Dimana acara ini bertujuan untuk berdiskusi terkait Aset/potensi desa sugihwaras
yang sudah kami lakukan observasi di minggu pertama. Kegiatan ini bertempat di ruang
pertemun Balai Desa Sugihwaras yang dihadiri kepala desa, perangkat desa, kepala dusun,
ketua RT, ibu PKK lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok
perkumpulan masyarakat.
Dan Alhamdulillah program yang kami ajukan yaitu Program Pengelolaan sampah
menggunakan sistem BIOPORI dan Pelatihan Guru TPA disetujui oleh semua masyarakat,
serta respon masyarakat yang baik ingin membantu program kami agar terlaksana.
Setelah Program kami di setujui oleh lapisan masyarakat, kami segera
mempersiapkannya. Saya selaku KORDES (kordinator desa) membagi Kelompok menjadi 2,
dimana kelompok pertama fokus terhadap program BIOPORI dan kelompok kedua fokus
terhadap program Pelatihan Guru TPA.
Selanjutnya saya dan kelompok pertama mendiskusikan Program BIOPORI dengan
Ketua BUMDES KARYA UTAMA Sugihwaras Bapak Hartono. Beliau merupakan sosok
yang mempunyai jaringan atau link di dinas-dinas yang berada di Kabupaten Madiun. Hari
Senin 28 Januri 2019 saya dengan sebagian kelompok pertama ke Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) terkait pengajuan Narasumber dalam kegiatan Sosialisasi Pengelolaan sampah
menggunakan metode Biopori. Dari DLH merespon dengan baik dan disetujui pada tanggal
30 Januari 2019 kegiatan Sosialisasi tersebut.
Saya dan Kelompok 2 juga mendiskusikan kelanjutan program Pelatihan Guru TPA
dengan Pak Darmono (pak moden Saradan). Alhamdulillah dari pak Darmono dmerespon
dengan baik dan membantu untuk mengordinasikan dengan guru-guru ngaji di desa
Sugihwaras.
Selama minggu kedua dan ketiga ini saya dan kelompok saya tetap menjalankan
aktivitas atau kegiatan pada minggu pertama. Dan di minggu kedua ini kami selalu
berkordinasi dan menyiapkan terkait program yang kami selenggarakan. Perkembangan
kelanjutan dari program BIOPORI mendapat informasi bahwa narasumber tidak bisa pada
tanggal yang sudah ditentukan, oleh karena itu, kami berdiskusi dan kordinasi kembali
dengan DLH. Hasil dari diskusi kami menentukan pada hari Rabu, 06 Februari 2019
diselenggarakanya program BIOPORI dan penyuluhan BANK SAMPAH.
Perkembangan dari program Pelatihan Guru TPA yang dirasa dari kelompok kami
menemui banyak kendala mulai dari Narasumber, akomodasi, dan perencanaan yang kurang
maksimal akibat waktu yang singkat dan dana yang minim, kami berdiskusi kembali dengan
Pak Darmono dan Pak Sukimin selaku Kepala Desa. Dari Hasil diskusi tersebut, kami
memutuskan untuk membatalkan program Pelatihan Guru TPA dan menggantinya dengan
Program Lomba TPA Se-Desa Sugihwaras.
Pada Minggu keempat kami melaksanakan Program KKN. Hari Selasa 05 Februari
2019 melaksanakan Lomba TPA se-desa Sugihwaras tingkat SD. Lomba tersebut dihadiri pak
Sukimin, ustad-ustadzah dan juga peserta lomba sebanyak kurang lebih 80 peserta.
Alhamdulillah kegiatan kami berjalan dengan lancar dan antusias sekali dari peserta dan
pendampingnya.
Hari Rabu 06 Februari 2019 kami melaksanakan Program Penyuluhan pengelolaan
sampah menggunakan metode BIOPORI dan BANK SAMPAH yang dihadiri SEKCAM
Saradan, Kepala desa, KASUN, Narasumber dari DLH, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat.
Alhamdulillah acara kami berjalan lancar walapun ada kendala dari masyrakat yang belum
bisa hadir semua dikarenakan bersamaan dengan takziyah, pernikahan dan rapat
GAPOKTAN.
Hari Sabtu 09 Februari 2019 kami menggadakan acara penutupan kegiatan KKN
kelompok 34 desa Sugihwaras. Acara penutupan ini meliputi : Pembagian Hadiah, penutupan
KKN dan tasyakuran Lahirnya Kepala desa Pak Sukimin. Alhamdulillah Acara ini berjalan
dengan baik walaupun da kendala yang diluar teknis kami.
Pada minggu ke Lima, hari Rabu 13 Februari 2019 saya dan sebagian dari kami
menghadiri penutupan KKN di kecamatan Saradan serta presentasi terkait program yang
sudah kami lakukan selama 1 Bulan.
Dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri kegiatan penyuluhan
bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami, sehingga kami
sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal di desa
Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari kita satu
kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari kamis 14 Februari 2019 kami mengikuti penyuluhan bank sampah sebagai
kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami yang dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup
terkait BANK SAMPAH. Dan Alhamdulillah dari KKN 34 Sugihwaras dapat meninggalkan
perintisan Program BANK SAMPAH didesa Sugihwaras dan sudah terbentuk Struktur Bank
sampah tersebut yang diketuai Bapak Sunyoto (Kepala Dusun Sugihwaras).
NAMA : Ervizal Nurfara Syahputra
NIM : H75215014
JURUSAN : Teknik Lingkungan

KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang hakikatnya merupakan bentuk pengabdian


mahasiswa kepada masyarakat guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga
ikut membangun segala bentuk potensi dan aset masyarakat yang ada. Dalam KKN
gelombang 1 saya mendapatkan kelompok 34 yang berisi 18 orang dengan anggota 11 orang
perempuan dan 7 laki-laki. KKN Kelompok kami menggunakan metode ABCD. Saya dan
teman-teman ditempatkan di Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun.
Pada minggu ke 1 KKN dimulai dengan pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA
2018 dari kampus untuk mengikuti upacara pemberangkatan KKN gelombang 1 tahun 2018.
Upacara ini dilaksanakan di depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh para
pejabat kampus mulai dari Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan.
Adapun sistem yang kelompok kami dapat ABCD yaitu lebih kepada menggali
potensi desa dalam hal ini Desa Sugihwaras untuk kami data kemudia kami proses dan
kembangkan bersama warga Desa Sugihwaras.
saya dan kelompok tiba di kecamatan saradan. Di kecamatan semua kelompok yang
bertempat di kecamatan saradan berkumpul dan mengikuti acara pembukaan dari pihak
kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas KKN yang akan
diterim oleh mahasiswa. Selanjutnya ada sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki
(UINSA) yang isinya menyerahkan mahasiswa-mahasiswi nya serta memohon bimbingan
dalam pelaksanaan KKN dan menyampaikan tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki
diterima oleh Sekcam Bapak Pak Eko karena Bapak camat berhalangan hadir. Setelah selesai
pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa Sugihwaras tepat pukul 11.56
WIB dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui mbah lurah Bapak H. Sukimin
dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan KKN.
Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai, kami kemudian berpamitan
menuju rumah penempatan KKN yaitu di desa Sugihwaras rt 13 rw 04 jalan Cendrawasih.
Hal pertama yang kami lakukan adalah membersihkan rumah yang akan kami tempati.
Keesokan harinya, hal pertama yang kami lakukan adalah berkeliling kampung
berkunjung ke tempat Bapak Mardi selaku ketua RT 13 dan rumah warga-warga, dengan
tujuan bersilaturrahmi kepada warga dan tokoh masyarakat setempat serta menggali asset
yang dimiliki di desa Sugihwaras.
Pada minggu pertama ini, kami sudah mendapat tugas dari sekretaris kepala desa
untuk membantu menginput data tanah (IP4) seluruh Desa Sugihwaras. Setelah
bersilaturahmi ke perangkat desa kami melanjutkan bersilaturahmi ke rumah-rumah kepala
dusun sekaligus menggali aset di tiap-tiap dusun yang ada.
Kemudian kami juga bersilaturahmi ke TK dan SD terdekat yaitu SD 03 dan SD 06
Sugihwaras serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang ada di Desa Sugihwaras.
Alhamdulillah kami diterima dengan baik dan bisa memulai mengabdikan diri di TK dan SD
pada keesokan harinya.
Dalam pengabdian di TPA kami awalnya hanya menarget dua TPA, yaitu TPA milik
ustadzah wiwik dan TPA di desa kedungrejo. Namun dalam perkembangannya mulai minggu
ketiga kami menambah dua TPA lagi untuk pengajarannya agar lebih merata pembagiannya
serta agar lebih dekat kepada masyarakat. Dalam pengajarannya kami membuat jadwal secara
bergantian untuk melakukan pengajaran di TPA dan di SD 03 dan SD 06..
Dalam bermasyarakat, kelompok kami mengutamakan pendekatan menggunakan
perilaku kesopanan dan saling sapa. Ketika bertemu dengan warga, diupayakan untuk selalu
mengucap “monggo”, sehingga kesan masyarakat terhadap mahasiswa KKN menjadi baik.
Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan pendekatan di
beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA dan beberapa kelompok
pengajian, yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Selain
itu juga, di basecamp kami menerima bimbel anak-anak sekitar basecamp untuk belajar
materi yang kurang dipahami di sekolah.
Pada hari Minggu, kami diundang oleh kelompok ibu-ibu Rt 17 untuk membuat
makanan dari bahan ikan nila yang bisa diolah menjadi beberapa produk seperti kerupuk dan
nugget. Selain itu juga ibu-ibu rt 17 membuat keripik dari daun kenikir, pare, dan ada juga
kerupuk dari terasi. Dalam hal penjualan sudah berkembang baik namun kendala yang
dialami yaitu berada di alat yang masih manual. Sehingga pembuatan keripik kurang
maksimal.
Di samping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Praktis
selama 2 minggu awal sejak pemberangkatan, beberapa anggota kelompok disebar ke 7
dusun dan diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset desa yang
sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan. Sesuai dengan metode ABCD yang
digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN ialah untuk mengembangkan potensi-potensi
desa yang dimiliki.
Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras bermata pencaharian sebagai petani. Petani
dalam hal ini juga terdapat dua macam petani yaitu petani asli (memiliki lahan) dan petani
pinggir hutan (yang tidak memiliki lahan). Adapun mata pencaharian masyarakat Desa
Sugihwaras ada juga yang menjadi pedagang, tkw, pegawai PNS, pengrajin gembol jati,
pejabat desa dan lain sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami
simpulkan bahwa banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya
nugget ikan nila, pembuatan keripik (kenikir, pare, terasi), pengrajin gembol jati, petani dan
lain sebagainnya.
Minggu ke 2 KKN, saya yang diamanati sebagai Penanggung Jawab Biopori dan
Bank sampah mengunjungi ketua BUMDES Desa Saradan untuk meminta bantuan untuk ke
Dinas Lingkungan Hidup. Setelah mendapat bantuan saya dan beberapa anggota kelompok
34 bertamu ke Dinas Lingkungan Hidup untuk mengantarkan surat serta meminta bantuan
mengenai sosialisasi pembuatan Biopori dan Bank sampah. Alhamdulillah proker kami di
sambut baik oleh pihak DLH.
Selanjutnya pada minggu ke 2 kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group
(FGD) bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa, kepala dusun,
ketua RT, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok perkumpulan
masyarakat. Dalam FGD tersebut kami memaparkan aset-aset yang telah kami temui di Desa
Sugihwaras. Selanjutnya pembahasan kami menitikberatkan pada pembuatan biopori dan
bank sampah dan alhamdulillah program kami disetujui oleh semua masyarakat, serta respon
masyarakat yang baik ingin membantu program kami agar terlaksana.
Dalam keseharian sudah ada pembagian tugas tiap anak yang sudah terjadwal, jadi
setiap anak mulai bangun pagi yang mendapat jadwal piket memasak pukul 06.00 pergi ke
pasar belanja keperluan memasak,yang mendapat jadwal mengajar di SD dan TK mulai
bersiap-siap pukul 06.30, selain itu ada juga yang mengerjakan input data tanah yang
ditugaskan oleh balai desa (kondisional), pukul 14.00 sampai 16.30 mengajar les di
basecamp, dan melatih siswa SD yang terpilih untuk lomba mendongeng yang diadakan oleh
kabupaten. Kemudian mengahadiri acara yasinan rutin yang diadakan setiap hari kamis
malam jum‟at selain itu juga, kami diundang untuk mengikuti penyuluhan 3M di dusun
saradan.
Minggu ketiga KKN,beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah mulai diakhiri. Penanggung Jawab dari
Devisi pendidikan berpamitan di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita
abdi. Karena minggu ke tiga ini kelompok kami berfokus pada persiapan untuk lomba antar
TPA dan realisasi program biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas
dengan 3 kategori perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat
yang diadakan pada hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu
menyebar pamflet lomba dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke
tiga ini membuat alat-alat yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori,
paralon dan lain sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, untuk
kegiatan biopori sendiri acara kegiatannya adalah keesokannya. Dalam acara sosialisasi
Biopori dan Bank Sampah sendiri kami menggandeng Dinas Lingkungan Hidup untuk
membantu kegiatan kami. Alhamdulillah acara tersebut berjalan sukses terbukti dengan
antusias masyarakat yang sangat membeludak serta ada keberlanjutan untuk pembuatan
Biopori dan pembuatan Bank Sampah yang dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan kegiatan penutupan KKN
dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah dilaksanakan pada hari Sabtu,
09Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras dengan keterlibatan masyarakat sekitar yang
sangat antusias dalam acara penutupan KKN kami.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2019, kami resmi kembali menuju Surabaya.
Pada pukul 10.00 WIB kami berkunjung ke warga sekitar untuk berpamitan. tepat pukul
11.00 WIB. Perjalanan pulang kami terbagi menjadi dua seperti keberangkatan KKN
sebelumnya. Ada yang sebagian yang naik mobil elf dan ada sebagian yang naik sepeda
motor.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi,belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada. Diantaranya ilmu komunikasi, Dakwah,
Manajemen Pendidikan, Hukum Tata Negara, Hukum Keluarga, Hukum Ekonomi Syari‟ah,
Teknik lingkungan, dan lain sebagainnya.
NAMA : Fatimatuz Zahroh
NIM : D98215052
JURUSAN : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada


masyarakat guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga ikut membangun
segala bentuk potensi dan aset masyarakat yang ada.
Pada tahun ini KKN UINSA tersebar di dua kota yaitu kota Madiun dan Bojonegoro
dengan menggunakan beberapa metode diantaranya adalah ABCD, CBPR, PAR. Setiap
kelompok beranggotakan mulai dari 18 sampai 20 orang. KKN kali ini terdapat 88 kelompok
dimana saya masuk dalam kelompok 34 yang ditempatkan di Desa Sugihwaras Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun. Adapun sistem yang kelompok kami dapat ABCD yaitu lebih
kepada menggali potensi desa dalam hal ini Desa Sugihwaras untuk kami data kemudia kami
proses dan kembangkan bersama warga Desa Sugihwaras.
KKN dimulai dengan upacara pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA 2018 dari
kampus. Upacara ini dilaksanakan di depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh
para pejabat kampus mulai dari Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan.
Selanjutnya saya dan anggota kelompok berangkat menuju ke kecamatan saradan.
Dalam pemberangkatan kali ini terdapat dua kelompok, kelompok pertama menaiki elf
dengan bercampur barang-barang bawaan. Kelompok kedua berangkat dengan memakai
sepeda motor yang berjumlah 8 orang (4 motor). Setiba di kecamatan saradan semua
kelompok yang bertempat di kecamatan saradan berkumpul dan mengikuti acara pembukaan
dari pihak kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas KKN yang
akan diterim oleh mahasiswa. Selanjutnya ada sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki
(UINSA) yang isinya menyerahkan mahasiswa-mahasiswi nya serta memohon bimbingan
dalam pelaksanaan KKN dan menyampaikan tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki
diterima oleh Sekcam Bapak Pak Eko karena Bapak camat berhalangan hadir.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui mbah lurah Bapak H.
Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam
pelaksanaan KKN kami nanti.
Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai, kami kemudian berpamitan
menuju rumah penempatan KKN yaitu di desa Sugihwaras rt 13 rw 04 jalan Cendrawasih.
Hal pertama yang kami lakukan adalah membersihkan rumah yang akan kami tempati.
Keesokan harinya, hal pertama yang kami lakukan adalah berkeliling kampung
berkunjung ke tempat Bapak Rt (BapakMardi dan istrinya Bu Damsri) dan rumah warga-
warga, dengan tujuan bersilaturrahmi kepada warga dan tokoh masyarakat setempat serta
menggali asset yang dimiliki di desa Sugihwaras.
Pada minggu pertama ini, kami sudah mendapat tugas dari sekretaris kepala desa
untuk membantu menginput data tanah (IP4) seluruh Desa Sugihwaras yang didalamnya
terdapat 7 dusun. Setelah bersilaturahmi ke perangkat desa kami melanjutkan bersilaturahmi
ke rumah-rumah kepala dusun sekaligus menggali aset di tiap-tiap dusun yang ada.
Kemudian kami juga bersilaturahmi ke TK dan SD terdekat yaitu SD 03 dan SD 06
Sugihwaras serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang ada di Desa Sugihwaras.
Alhamdulillah kami diterima dengan baik dan bisa memulai mengabdikan diri di TK dan SD
pada keesokan harinya.
Dalam pengabdian di TPA kami awalnya hanya menarget dua TPA, yaitu TPA milik
ustadzah wiwik dan TPA di desa kedungrejo. Namun dalam perkembangannya mulai minggu
ketiga kami menambah dua TPA lagi untuk pengajarannya agar lebih merata pembagiannya
serta agar lebih dekat kepada masyarakat. Dalam pengajarannya kami membuat jadwal secara
bergantian untuk melakukan pengajaran di TPA dan di SD 03 dan SD 06.
Dalam bermasyarakat, kelompok kami mengutamakan pendekatan menggunakan
perilaku kesopanan dan saling sapa. Ketika bertemu dengan warga, diupayakan untuk selalu
mengucap “monggo”, sehingga kesan masyarakat terhadap mahasiswa KKN menjadi baik.
Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan pendekatan di
beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA dan beberapa kelompok
pengajian, yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Selain
itu juga, di basecamp kami menerima bimbel anak-anak sekitar basecamp untuk belajar
materi yang kurang dipahami di sekolah.
Di samping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Praktis
selama 2 minggu awal sejak pemberangkatan, beberapa anggota kelompok disebar ke 7
dusun dan diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset desa yang
sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan. Sesuai dengan metode ABCD yang
digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN ialah untuk mengembangkan potensi-potensi
desa yang dimiliki.
Setelah kami berkunjung ke berbagai dusun yang ada di Desa Sugihwaras, mengenai
mata pencaharian masyarakatnya bermacam-macam. Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras
bermata pencaharian sebagai petani. Petani dalam hal ini juga terdapat dua macam petani
yaitu petani asli (memiliki lahan) dan petani pinggir hutan (yang tidak memiliki lahan). Ada
juga yang menjadi pedagang, tkw, pegawai PNS, pengrajin gembol jati, pejabat desa dan lain
sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami simpulkan bahwa
banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya nugget ikan nila,
pembuatan keripik (kenikir, pare, terasi), pengrajin gembol jati, petani dan lain sebagainnya.
Minggu ke 2 KKN, kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group (FGD)
bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, ketua RT,
lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok perkumpulan masyarakat.
Dalam FGD tersebut kami memaparkan aset-aset yang telah kami temui di Desa Sugihwaras.
Selanjutnya pembahasan kami menitikberatkan pada pembuatan biopori dan bank sampah
dan alhamdulillah program kami disetujui oleh semua masyarakat, serta respon masyarakat
yang baik ingin membantu program kami agar terlaksana.
Minggu ketiga KKN,beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah mulai diakhiri. Penanggung Jawab dari
Devisi pendidikan berpamitan di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita
abdi. Karena minggu ke tiga ini kelompok kami berfokus pada persiapan untuk lomba antar
TPA dan realisasi program biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas
dengan 3 kategori perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat
yang diadakan pada hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu
menyebar pamflet lomba dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke
tiga ini membuat alat-alat yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori,
paralon dan lain sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, untuk
kegiatan biopori sendiri acara kegiatannya adalah keesokannya. Dalam acara sosialisasi
Biopori dan Bank Sampah sendiri kami menggandeng Dinas Lingkungan Hidup untuk
membantu kegiatan kami. Alhamdulillah acara tersebut berjalan sukses terbukti dengan
antusias masyarakat yang sangat membeludak serta ada keberlanjutan untuk pembuatan
Biopori dan pembuatan Bank Sampah yang dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan kegiatan penutupan KKN
dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah dilaksanakan pada hari Sabtu,
09Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras dengan keterlibatan masyarakat sekitar yang
sangat antusias dalam acara penutupan KKN kami.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2019, kami resmi kembali menuju Surabaya.
Pada pukul 10.00 WIB kami berkunjung ke warga sekitar untuk berpamitan. tepat pukul
11.00 WIB. Perjalanan pulang kami terbagi menjadi dua seperti keberangkatan KKN
sebelumnya. Ada yang sebagian yang naik mobil elf dan ada sebagian yang naik sepeda
motor.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi,belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada.
NAMA : Fivi Lindasari
NIM : B04215006
JURUSAN : Manajemen Dakwah

KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada


masyarakat guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga ikut membangun
segala bentuk potensi dan aset masyarakat yang ada.
Pada tahun ini KKN UINSA tersebar di dua kota yaitu kota Madiun dan Bojonegoro
dengan menggunakan beberapa metode diantaranya adalah ABCD, CBPR, PAR. Setiap
kelompok beranggotakan mulai dari 18 sampai 20 orang. KKN kali ini terdapat 88 kelompok
dimana saya masuk dalam kelompok 34 yang ditempatkan di Desa Sugihwaras Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun. Adapun sistem yang kelompok kami dapat ABCD yaitu lebih
kepada menggali potensi desa dalam hal ini Desa Sugihwaras untuk kami data kemudia kami
proses dan kembangkan bersama warga Desa Sugihwaras.
KKN dimulai dengan upacara pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA 2018 dari
kampus. Upacara ini dilaksanakan di depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh
para pejabat kampus mulai dari Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan.
Selanjutnya saya dan anggota kelompok berangkat menuju ke kecamatan saradan.
Dalam pemberangkatan kali ini terdapat dua kelompok, kelompok pertama menaiki elf
dengan bercampur barang-barang bawaan. Kelompok kedua berangkat dengan memakai
sepeda motor yang berjumlah 8 orang (4 motor). Setiba di kecamatan saradan semua
kelompok yang bertempat di kecamatan saradan berkumpul dan mengikuti acara pembukaan
dari pihak kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas KKN yang
akan diterim oleh mahasiswa. Selanjutnya ada sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki
(UINSA) yang isinya menyerahkan mahasiswa-mahasiswi nya serta memohon bimbingan
dalam pelaksanaan KKN dan menyampaikan tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki
diterima oleh Sekcam Bapak Pak Eko karena Bapak camat berhalangan hadir.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui mbah lurah Bapak H.
Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam
pelaksanaan KKN kami nanti.
Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai, kami kemudian berpamitan
menuju rumah penempatan KKN yaitu di desa Sugihwaras rt 13 rw 04 jalan Cendrawasih.
Hal pertama yang kami lakukan adalah membersihkan rumah yang akan kami tempati.
Keesokan harinya, hal pertama yang kami lakukan adalah berkeliling kampung
berkunjung ke tempat Bapak Rt (BapakMardi dan istrinya Bu Damsri) dan rumah warga-
warga, dengan tujuan bersilaturrahmi kepada warga dan tokoh masyarakat setempat serta
menggali asset yang dimiliki di desa Sugihwaras.
Pada minggu pertama ini, kami sudah mendapat tugas dari sekretaris kepala desa
untuk membantu menginput data tanah (IP4) seluruh Desa Sugihwaras yang didalamnya
terdapat 7 dusun. Setelah bersilaturahmi ke perangkat desa kami melanjutkan bersilaturahmi
ke rumah-rumah kepala dusun sekaligus menggali aset di tiap-tiap dusun yang ada.
Kemudian kami juga bersilaturahmi ke TK dan SD terdekat yaitu SD 03 dan SD 06
Sugihwaras serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang ada di Desa Sugihwaras.
Alhamdulillah kami diterima dengan baik dan bisa memulai mengabdikan diri di TK dan SD
pada keesokan harinya.
Dalam pengabdian di TPA kami awalnya hanya menarget dua TPA, yaitu TPA milik
ustadzah wiwik dan TPA di desa kedungrejo. Namun dalam perkembangannya mulai minggu
ketiga kami menambah dua TPA lagi untuk pengajarannya agar lebih merata pembagiannya
serta agar lebih dekat kepada masyarakat. Dalam pengajarannya kami membuat jadwal secara
bergantian untuk melakukan pengajaran di TPA dan di SD 03 dan SD 06.
Dalam bermasyarakat, kelompok kami mengutamakan pendekatan menggunakan
perilaku kesopanan dan saling sapa. Ketika bertemu dengan warga, diupayakan untuk selalu
mengucap “monggo”, sehingga kesan masyarakat terhadap mahasiswa KKN menjadi baik.
Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan pendekatan di
beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA dan beberapa kelompok
pengajian, yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Selain
itu juga, di basecamp kami menerima bimbel anak-anak sekitar basecamp untuk belajar
materi yang kurang dipahami di sekolah.
Di samping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Praktis
selama 2 minggu awal sejak pemberangkatan, beberapa anggota kelompok disebar ke 7
dusun dan diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset desa yang
sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan. Sesuai dengan metode ABCD yang
digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN ialah untuk mengembangkan potensi-potensi
desa yang dimiliki.
Setelah kami berkunjung ke berbagai dusun yang ada di Desa Sugihwaras, mengenai
mata pencaharian masyarakatnya bermacam-macam. Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras
bermata pencaharian sebagai petani. Petani dalam hal ini juga terdapat dua macam petani
yaitu petani asli (memiliki lahan) dan petani pinggir hutan (yang tidak memiliki lahan). Ada
juga yang menjadi pedagang, tkw, pegawai PNS, pengrajin gembol jati, pejabat desa dan lain
sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami simpulkan bahwa
banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya nugget ikan nila,
pembuatan keripik (kenikir, pare, terasi), pengrajin gembol jati, petani dan lain sebagainnya.
Minggu ke 2 KKN, kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group (FGD)
bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, ketua RT,
lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok perkumpulan masyarakat.
Dalam FGD tersebut kami memaparkan aset-aset yang telah kami temui di Desa Sugihwaras.
Selanjutnya pembahasan kami menitikberatkan pada pembuatan biopori dan bank sampah
dan alhamdulillah program kami disetujui oleh semua masyarakat, serta respon masyarakat
yang baik ingin membantu program kami agar terlaksana.
Minggu ketiga KKN,beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah mulai diakhiri. Penanggung Jawab dari
Devisi pendidikan berpamitan di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita
abdi. Karena minggu ke tiga ini kelompok kami berfokus pada persiapan untuk lomba antar
TPA dan realisasi program biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas
dengan 3 kategori perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat
yang diadakan pada hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu
menyebar pamflet lomba dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke
tiga ini membuat alat-alat yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori,
paralon dan lain sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, untuk
kegiatan biopori sendiri acara kegiatannya adalah keesokannya. Dalam acara sosialisasi
Biopori dan Bank Sampah sendiri kami menggandeng Dinas Lingkungan Hidup untuk
membantu kegiatan kami. Alhamdulillah acara tersebut berjalan sukses terbukti dengan
antusias masyarakat yang sangat membeludak serta ada keberlanjutan untuk pembuatan
Biopori dan pembuatan Bank Sampah yang dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan kegiatan penutupan KKN
dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah dilaksanakan pada hari Sabtu,
09Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras dengan keterlibatan masyarakat sekitar yang
sangat antusias dalam acara penutupan KKN kami.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2019, kami resmi kembali menuju Surabaya.
Pada pukul 10.00 WIB kami berkunjung ke warga sekitar untuk berpamitan. tepat pukul
11.00 WIB. Perjalanan pulang kami terbagi menjadi dua seperti keberangkatan KKN
sebelumnya. Ada yang sebagian yang naik mobil elf dan ada sebagian yang naik sepeda
motor.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi,belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada.
NAMA : Imam Sahroni
NIM : B01215021
JURUSAN : Komunikasi Penyiaran Islam

KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada


masyarakat guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga ikut membangun
segala bentuk potensi dan aset masyarakat yang ada.
Pada tahun ini KKN UINSA tersebar di dua kota yaitu kota Madiun dan Bojonegoro
dengan menggunakan beberapa metode diantaranya adalah ABCD, CBPR, PAR. Setiap
kelompok beranggotakan mulai dari 18 sampai 20 orang. KKN kali ini terdapat 88 kelompok
dimana saya masuk dalam kelompok 34 yang ditempatkan di Desa Sugihwaras Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun. Adapun sistem yang kelompok kami dapat ABCD yaitu lebih
kepada menggali potensi desa dalam hal ini Desa Sugihwaras untuk kami data kemudia kami
proses dan kembangkan bersama warga Desa Sugihwaras.
KKN dimulai dengan upacara pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA 2018 dari
kampus. Upacara ini dilaksanakan di depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh
para pejabat kampus mulai dari Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan.
Selanjutnya saya dan anggota kelompok berangkat menuju ke kecamatan saradan.
Dalam pemberangkatan kali ini terdapat dua kelompok, kelompok pertama menaiki elf
dengan bercampur barang-barang bawaan. Kelompok kedua berangkat dengan memakai
sepeda motor yang berjumlah 8 orang (4 motor). Setiba di kecamatan saradan semua
kelompok yang bertempat di kecamatan saradan berkumpul dan mengikuti acara pembukaan
dari pihak kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas KKN yang
akan diterim oleh mahasiswa. Selanjutnya ada sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki
(UINSA) yang isinya menyerahkan mahasiswa-mahasiswi nya serta memohon bimbingan
dalam pelaksanaan KKN dan menyampaikan tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki
diterima oleh Sekcam Bapak Pak Eko karena Bapak camat berhalangan hadir.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui mbah lurah Bapak H.
Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam
pelaksanaan KKN kami nanti.
Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai, kami kemudian berpamitan
menuju rumah penempatan KKN yaitu di desa Sugihwaras rt 13 rw 04 jalan Cendrawasih.
Hal pertama yang kami lakukan adalah membersihkan rumah yang akan kami tempati.
Keesokan harinya, hal pertama yang kami lakukan adalah berkeliling kampung
berkunjung ke tempat Bapak Rt (BapakMardi dan istrinya Bu Damsri) dan rumah warga-
warga, dengan tujuan bersilaturrahmi kepada warga dan tokoh masyarakat setempat serta
menggali asset yang dimiliki di desa Sugihwaras.
Pada minggu pertama ini, kami sudah mendapat tugas dari sekretaris kepala desa
untuk membantu menginput data tanah (IP4) seluruh Desa Sugihwaras yang didalamnya
terdapat 7 dusun. Setelah bersilaturahmi ke perangkat desa kami melanjutkan bersilaturahmi
ke rumah-rumah kepala dusun sekaligus menggali aset di tiap-tiap dusun yang ada.
Kemudian kami juga bersilaturahmi ke TK dan SD terdekat yaitu SD 03 dan SD 06
Sugihwaras serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang ada di Desa Sugihwaras.
Alhamdulillah kami diterima dengan baik dan bisa memulai mengabdikan diri di TK dan SD
pada keesokan harinya.
Dalam pengabdian di TPA kami awalnya hanya menarget dua TPA, yaitu TPA milik
ustadzah wiwik dan TPA di desa kedungrejo. Namun dalam perkembangannya mulai minggu
ketiga kami menambah dua TPA lagi untuk pengajarannya agar lebih merata pembagiannya
serta agar lebih dekat kepada masyarakat. Dalam pengajarannya kami membuat jadwal secara
bergantian untuk melakukan pengajaran di TPA dan di SD 03 dan SD 06.
Dalam bermasyarakat, kelompok kami mengutamakan pendekatan menggunakan
perilaku kesopanan dan saling sapa. Ketika bertemu dengan warga, diupayakan untuk selalu
mengucap “monggo”, sehingga kesan masyarakat terhadap mahasiswa KKN menjadi baik.
Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan pendekatan di
beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA dan beberapa kelompok
pengajian, yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Selain
itu juga, di basecamp kami menerima bimbel anak-anak sekitar basecamp untuk belajar
materi yang kurang dipahami di sekolah.
Di samping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Praktis
selama 2 minggu awal sejak pemberangkatan, beberapa anggota kelompok disebar ke 7
dusun dan diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset desa yang
sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan. Sesuai dengan metode ABCD yang
digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN ialah untuk mengembangkan potensi-potensi
desa yang dimiliki.
Setelah kami berkunjung ke berbagai dusun yang ada di Desa Sugihwaras, mengenai
mata pencaharian masyarakatnya bermacam-macam. Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras
bermata pencaharian sebagai petani. Petani dalam hal ini juga terdapat dua macam petani
yaitu petani asli (memiliki lahan) dan petani pinggir hutan (yang tidak memiliki lahan). Ada
juga yang menjadi pedagang, tkw, pegawai PNS, pengrajin gembol jati, pejabat desa dan lain
sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami simpulkan bahwa
banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya nugget ikan nila,
pembuatan keripik (kenikir, pare, terasi), pengrajin gembol jati, petani dan lain sebagainnya.
Minggu ke 2 KKN, kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group (FGD)
bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, ketua RT,
lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok perkumpulan masyarakat.
Dalam FGD tersebut kami memaparkan aset-aset yang telah kami temui di Desa Sugihwaras.
Selanjutnya pembahasan kami menitikberatkan pada pembuatan biopori dan bank sampah
dan alhamdulillah program kami disetujui oleh semua masyarakat, serta respon masyarakat
yang baik ingin membantu program kami agar terlaksana.
Minggu ketiga KKN,beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah mulai diakhiri. Penanggung Jawab dari
Devisi pendidikan berpamitan di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita
abdi. Karena minggu ke tiga ini kelompok kami berfokus pada persiapan untuk lomba antar
TPA dan realisasi program biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas
dengan 3 kategori perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat
yang diadakan pada hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu
menyebar pamflet lomba dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke
tiga ini membuat alat-alat yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori,
paralon dan lain sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, untuk
kegiatan biopori sendiri acara kegiatannya adalah keesokannya. Dalam acara sosialisasi
Biopori dan Bank Sampah sendiri kami menggandeng Dinas Lingkungan Hidup untuk
membantu kegiatan kami. Alhamdulillah acara tersebut berjalan sukses terbukti dengan
antusias masyarakat yang sangat membeludak serta ada keberlanjutan untuk pembuatan
Biopori dan pembuatan Bank Sampah yang dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan kegiatan penutupan KKN
dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah dilaksanakan pada hari Sabtu,
09Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras dengan keterlibatan masyarakat sekitar yang
sangat antusias dalam acara penutupan KKN kami.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2019, kami resmi kembali menuju Surabaya.
Pada pukul 10.00 WIB kami berkunjung ke warga sekitar untuk berpamitan. tepat pukul
11.00 WIB. Perjalanan pulang kami terbagi menjadi dua seperti keberangkatan KKN
sebelumnya. Ada yang sebagian yang naik mobil elf dan ada sebagian yang naik sepeda
motor.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi,belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada.
NAMA : Itsna Athi‟illah
NIM : D07215020
JURUSAN : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Dalam setiap jenjang pendidikan Strata 1, dikenal dengan adanya program KKN.
KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang hakikatnya merupakan bentuk pengabdian mahasiswa
kepada masyarakat guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga ikut
membangun segala bentuk potensi dan aset masyarakat yang ada.
Pada minggu ke 1 KKN, pelaksanaan pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA 2019
dari kampus. Mahasiswa diminta datang ke kampus pukul 07.00 WIB pagi untuk mengikuti
upacara pemberangkatan KKN 2018. Upacara ini dilaksanakan di depan gedung Twin Tower
yang dihadiri langsung oleh para pejabat kampus mulai dari Rektor, dekan dan dosen
pembimbing lapangan.
Pada tahun ini KKN UINSA tersebar di dua kota yaitu kota Madiun dan Bojonegoro
dengan menggunakan beberapa metode diantaranya adalah ABCD, CBR, PAR. Setiap
kelompok beranggotakan mulai dari 18 sampai 20 orang. Kebetulan saya mendapat tempat
KKN di kabupaten Madiun kecamatan Saradan Desa Sugihwaras dengan menggunakan
metode ABCD yang beranggotakan 18 orang dengan 11 perempuan dan 7 laki-laki.
Tepat pukul 08.00 WIB seluruh peserta KKN 2019 diberangkatkan oleh Rektor ke
tempat tujuan masing-masing. Peserta berangkat menggunakan transportasi Elf dan sepeda
motor (kondisional). Dari kelompok saya sendiri kelompok 34, 10 orang menggunakan
transportasi elf sedangkan 8 orang berangkat menggunakan sepeda motor.
Setelah dua jam perjalanan, pada pukul 10.41 WIB, saya dan kelompok tiba di
kecamatan. Di kecamatan semua kelompok yang bertempat di kecamatan Saradan berkumpul
dan mengikuti acara pembukaan dari pihak kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan
sedikit tentang tugas KKN yang akan diterim oleh mahasiswa. Selanjutnya ada sambutan
penyerahan dari Bapak Prof. Zakki (UINSA) yang isinya menyerahkan mahasiswa-
mahasiswinya serta memohon bimbingan dalam pelaksanaan KKN dan menyampaikan
tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki diterima oleh Sekcam Bapak Pak Eko karena
Bapak camat berhalangan hadir.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras tepat pukul 11.56 WIB dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui
mbah lurah Bapak H. Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang
digunakan dalam pelaksanaan KKN. Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai,
pada pukul 12.10 WIB kami kemudian berpamitan menuju rumah penempatan KKN yaitu di
desa Sugihwaras rt 13 rw 04 jalan Cendrawasih. Saya dan teman-teman kemudian memulai
kegiatan dengan membersihkan rumah yang akan kami tempati bersama.
Keesokan harinya kami berkeliling kampung berkunjung ke tempat Bapak Rt (Bapak
Mardi dan istrinya Bu Damsri) dan rumah warga-warga, dengan tujuan bersilaturrahmi
kepada tokoh masyarakat setempat serta menggali asset yang dimiliki di desa Sugihwaras.
Pada minggu pertama ini, kami dimintai bantuan dari balai desa untuk menginput data
kepemilikan tanah,
Dalam bermasyarakat, kelompok kami mengutamakan pendekatan menggunakan
perilaku kesopanan dan saling sapa. Ketika bertemu dengan warga, diupayakan untuk selalu
mengucap “monggo”, sehingga kesan masyarakat terhadap mahasiswa KKN menjadi baik.
Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan pendekatan di
beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK 06, SD (SDN 03 Sugihwaras dan SDN
06 Sugihwaras), TPA (Al-Ikhlas, RT 17, 18, 20, 21 ) dan beberapa kelompok pengajian,
yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Selain itu juga, di
basecamp kami menerima bimbel anak-anak sekitar basecamp untuk belajar materi yang
kurang dipahami di sekolah.
Dalam pengabdian di lembaga-lembaga yang telah dituju oleh kelompok, saya
mendapat giliran atau jadwal di SD 03 pada hari Kamis, 17 Januari 2019 mengisi jam kosong
di kelas 5 mata pelajaran IPS, setelah istirahat pindah ke kelas 3 mata pelajaran Matematika.
Hari Jumat, mengisi di SD 03 kelas 3 mata pelajaran SBK, hari Sabtu, mengisi di SD 03 lagi
yaitu kelas 4 SBK materi kerajinan tangan dari bahan alam. Kelas yang dimasuki
kondisional, tergantung ada tidaknya guru dalam kelas.
Selanjutnya pada lembaga pendidikan Al-Qur‟an, awalnya pembagian mengajar di
rolling yang awalnya ngajar di rt 17 akan bergantian dengan TPA yang ada di rt lain, namun
itu hanya berlaku dalam jangka 1 minggu. Selanjutnya pengajar yang di tugaskan untuk
mengajar TPA sudah mulai ditetapkan dan tidak dirubah. Awalnya saya dan 2 teman saya
mengajar di rt 17, dengan adanya peombakan jadwal akhirnya saya berpindah mengajar tetap
dengan kedua teman saya di rt 13 dekat dengan basecamp tempat tinggal KKN.
Di TPA yang saya tempati bukan berada di tempat TPA dengan semestiya, namun
berada di rumah warga (Bu Yanti), karena TPA ini bersifat pribadi dan sistemnya menonjol
pada hafalan yaitu tahfidz. Selain menghafal, di TPA Bu Yanti juga ada pengajaran do‟a-do‟a
shalat dan asmaul Husna. Pengajaran dimulai dari pukul 14.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB
dengan murid yang berfariatif jumlahnya karena jam pengajaran Al-Qur‟an menyesuaikan
waktu dari muridnya. Kadang ada yang dari sekolah kemudian langsung mengaji. Terkadang
juga ada yang setelah les mata pelajaran baru mengaji.
Selain dalam lembaga pendidikan, urusan masak dan kebersihan rumah juga dibagi.
Kebetulan saya mendapat jadwal memasak pada hari Kamis dengan 2 teman saya, jadi
jumlahnya ada 3 orang. 2 orang untuk memasak 1 orang untuk membersihkan alat-alat yang
telah dipakai untuk memasak. Keseharian kami, mulai makan dan minum, mandi dan lain
sebagainya sem ua fasilitas dipenuhi oleh tuan rumah basecamp yang kami tempati. Karena
rumah yang memang sudah kosong (ditinggal merantau), semua tanggung jawab diserahkan
kepada Bapak Mardi (Pak Rt).
Pada hari Minggu, tanggal 20 Januari 2019, kami diajak oleh kelompok ibu-ibu Rt 17
untuk membuat makanan dari bahan ikan nila yang bisa diolah menjadi beberapa produk
seperti kerupuk dan nugget. Waktu itu perwakilan kelompok kami hadir 6 orang bersama
saya. Selain itu juga ibu-ibu rt 17 membuat keripik dari daun kenikir dan sayur pare yang
telah direndam dengan garam sehingga rasa pahit pun tidak terasa. Penjualan sudah
berkembang baik namun kendalanya berada di alat yang masih manual.
Di samping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Praktis
selama 2 minggu awal sejak pemberangkatan, beberapa anggota kelompok disebar ke 7
dusun yaitu dusun cabe, jambangan, josaren, sugihwaras, nampurejo, kedungrejo, dan
saradan, selain itu juga kami diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset
desa yang sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan. Sesuai dengan metode
ABCD yang digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN ialah untuk mengembangkan
potensi-potensi desa yang dimiliki.
Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras bermata pencaharian sebagai petani. tidak
murni menjadi petani, melainkan ada juga yang menjadi pedagang, merantau, pegawai PNS,
pejabat desa dan lain sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami
simpulkan bahwa banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya
yaitu waduk, lahan luas di dusun cabe yang cocok untuk wisata, bank sampah, kripik pare,
kerajinan kayu, dan TPA. Dan setelah dirundingkan, kami memilh Bank sampah dan TPA
sebagai program tambahan atau pelengkap.
Bank Sampah ini menerima sampah dari warga dimana hanya sampah anorganik saja
yang kemudian bisa diolah menjadi kerajinan layak jual. Sedangkan TPA adalah program
pelangkap kami, karena kendala waktu yang kurang memadai, akhirnya kamimengadakan
lomba antar TPA se sugihwaras, karena awalnya program kami adalah mengadakan
penyuluhan guru TPA se sugihwaras dengan metode pembelajaran Al-Qur‟an yang sama.
Minggu ke 2 KKN, kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group (FGD)
bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, ketua RT,
lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok perkumpulan masyarakat
dan alhamdulillah program kami disetujui oleh semua masyarakat, serta respon masyarakat
yang baik ingin membantu program kami agar terlaksana.
Dalam keseharian sudah ada pembagian tugas tiap anak yang sudah terjadwal, jadi
setiap anak mulai bangun pagi yang mendapat jadwal piket memasak pukul 06.00 pergi ke
pasar belanja keperluan memasak, yang mendapat jadwal mengajar di SD dan TK mulai
bersiap-siap pukul 06.30, selain itu ada juga yang mengerjakan input data tanah yang
ditugaskan oleh balai desa (kondisional), pukul 14.00 sampai 16.30 mengajar les di basec
amp, dan melatih siswa SD untuk lomba mendongeng dalam rangka festival se Saradan.
Kemudian mengahadiri acara yasinan rutin yang diadakan setiap seminggu satu kali. Selain
itu juga, kami diundang untuk mengikuti penyuluhan 3M di saradan tepatnya rt 17 pada
pukul 07.30 sampai 09.00 WIB.
Minggu ketiga KKN, beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah diakhiri. Devisi pendidikan berpamitan
di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kami abdi. Karena minggu ke tiga
ini kelompok saya berfokus pada persiapan untuk lomba antar TPA dan realisasi program
biopori.
Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas dengan 3 kategori
perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat yang diadakan pada
hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu menyebar pamflet lomba
dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke tiga ini membuat alat-alat
yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori, paralon dan lain
sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, keesokannya
kegiatan realisasi program biopori. Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan
kegiatan penutupan KKN dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah
dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kamisatu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi, belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada. Diantaranya ilmu komunikasi, Dakwah,
Manajemen & Pendidikan.
Harapan kami, semoga dengan dilaksanakannya KKN UINSA tahun 2019 ini mampu
memberikan manfaat yang besar terhadap kemajuan desa Sugihwaras, serta mampu
membantu masyarakat membuka wawasan mereka terhadap segala aset dan potensi yang
dimiliki selama ini, sehingga dengan potensi dan aset yang ada mereka mampu
mengembangkannya dengan lebih baik dan menjadikan desa Sugihwaras menjadi desa
percontohan bagi desa-desa yang lainnya.
NAMA : Muhammad Bagus Dwi A.
NIM : C95215060
JURUSAN : Hukum Tata Negara

Dalam setiap jenjang pendidikan Strata 1, dikenal dengan adanya program KKN.
KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang hakikatnya merupakan bentuk pengabdian mahasiswa
kepada masyarakat guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga ikut
membangun segala bentuk potensi dan aset masyarakat yang ada.
Dalam gelombang 1 ini terdapat 88 kelompok KKN. Pada tahun ini KKN UINSA
tersebar di dua kota yaitu kota Madiun dan Bojonegoro dengan menggunakan beberapa
metode diantaranya adalah ABCD, CBPR, PAR. Setiap kelompok beranggotakan mulai dari
18 sampai 20 orang.
Pada minggu ke 1 KKN dimulai dengan pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA
2018 dari kampus. Mahasiswa diminta datang ke kampus pukul 07.00 pagi WIB untuk
mengikuti upacara pemberangkatan KKN gelombang 1 tahun 2018. Upacara ini dilaksanakan
di depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh para pejabat kampus mulai dari
Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan. Setelah upacara pemberangkatan mahasiswa
yang mengikuti KKN di persilahkan untuk kembali ke kelompoknya masing-masing untuk
berkoordinasi dengan dosen pembimbing lapangan masalah pemberangkatan.
Tepat pukul 08.00 WIB seluruh peserta KKN 2018 diberangkatkan oleh Rektor ke
tempat tujuan masing-masing. Peserta berangkat menggunakan transportasi Elf dan sepeda
motor (kondisional). Dari kelompok saya sendiri kelompok 34, 10 orang menggunakan
transportasi elf sedangkan 8 orang berangkat menggunakan sepeda motor.
Dalam pelaksanaan KKN kali ini, saya mendapatkan kelompok 34 yang bertempat
KKN di Desa Sugihwaras kecamatan Saradan kabupaten Madiun dengan menggunakan
metode ABCD yang beranggotakan 18 orang dengan 11 perempuan dan 7 laki-laki. Adapun
sistem yang kelompok kami dapat ABCD yaitu lebih kepada menggali potensi desa dalam hal
ini Desa Sugihwaras untuk kami data kemudia kami proses dan kembangkan bersama warga
Desa Sugihwaras.
Setelah dua jam perjalanan, pada pukul 10.41 WIB, saya dan kelompok tiba di
kecamatan saradan. Di kecamatan semua kelompok yang bertempat di kecamatan saradan
berkumpul dan mengikuti acara pembukaan dari pihak kecamatan yang mana acara tersebut
menjelaskan sedikit tentang tugas KKN yang akan diterim oleh mahasiswa. Selanjutnya ada
sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki (UINSA) yang isinya menyerahkan mahasiswa-
mahasiswi nya serta memohon bimbingan dalam pelaksanaan KKN dan menyampaikan
tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki diterima oleh Sekcam Bapak Pak Eko karena
Bapak camat berhalangan hadir.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras tepat pukul 11.56 WIB dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui
mbah lurah Bapak H. Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang
digunakan dalam pelaksanaan KKN.
Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai, Pada pukul 12.10 WIB, kami
kemudian berpamitan menuju rumah penempatan KKN yaitu di desa Sugihwaras rt 13 rw 04
jalan Cendrawasih. Hal pertama yang kami lakukan adalah membersihkan rumah yang akan
kami tempati. Karena rumah yang kami tempati sebagai basecamp KKN merupakan rumah
kosong yang telah lama tidak dihuni oleh pemiliknya karena pemiliknya bekerja di
kalimantan. Hal ini kami ketahui setelah survei yang kami lakukan seminggu sebelum KKN
dilaksanakan, kami bertanya kepada bapak mardi selaku RT 13. Beliau merupakan saudara
pemilik rumah kontrakan yang kami tempati.
Keesokan harinya, hal pertama yang kami lakukan adalah berkeliling kampung
berkunjung ke tempat Bapak Rt (BapakMardi dan istrinya Bu Damsri) dan rumah warga-
warga, dengan tujuan bersilaturrahmi kepada warga dan tokoh masyarakat setempat serta
menggali asset yang dimiliki di desa Sugihwaras.
Pada minggu pertama ini, kami sudah mendapat tugas dari sekretaris kepala desa
untuk membantu menginput data tanah (IP4) seluruh Desa Sugihwaras yang didalamnya
terdapat 7 dusun. Adapun tujuh dusun tersebut yaitu dusun saradan, sugihwaras, nampurejo,
jambangan, kedungrejo, josaren, dan cabe. Setelah bersilaturahmi ke perangkat desa kami
melanjutkan bersilaturahmi ke rumah-rumah kepala dusun sekaligus menggali aset di tiap-
tiap dusun yang ada. Dalam penggalian aset yang kami lakukan kami sedikit terhambat
karena akses menuju dusun-dusun seperti cabe, josaren, jambangan, dan nampu sangat jauh
dan jalan yang kita lalui berupa jalan makadam.
Kemudian kami juga bersilaturahmi ke TK dan SD terdekat yaitu SD 03 dan SD 06
Sugihwaras serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang ada di Desa Sugihwaras.
Alhamdulillah kami diterima dengan baik dan bisa memulai mengabdikan diri di TK dan SD
pada keesokan harinya.
Dalam pengabdian di TPA kami awalnya hanya menarget dua TPA, yaitu TPA milik
ustadzah wiwik dan TPA di desa kedungrejo. Namun dalam perkembangannya mulai minggu
ketiga kami menambah dua TPA lagi untuk pengajarannya agar lebih merata pembagiannya
serta agar lebih dekat kepada masyarakat. Dalam pengajarannya kami membuat jadwal secara
bergantian untuk melakukan pengajaran di TPA dan di SD o3 dan SD 06.
Keseharian kami, mulai makan dan minum, mandi dan lain sebagainya semua fasilitas
dipenuhi oleh tuan rumah basecamp yang kami tempati. Karena rumah yang memang sudah
kosong (ditinggal merantau), semua tanggung jawab diserahkan kepada Bapak Mardi selaku
Pak Rt. Untuk masak dan minum kami membagi tugas dari setiap kelompok per harinya
dengan jadwal yang sudah dibuat sebelumnya.
Dalam bermasyarakat, kelompok kami mengutamakan pendekatan menggunakan
perilaku kesopanan dan saling sapa. Ketika bertemu dengan warga, diupayakan untuk selalu
mengucap “monggo”, sehingga kesan masyarakat terhadap mahasiswa KKN menjadi baik.
Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan pendekatan di
beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA dan beberapa kelompok
pengajian, yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Selain
itu juga, di basecamp kami menerima bimbel anak-anak sekitar basecamp untuk belajar
materi yang kurang dipahami di sekolah.
Pada hari Minggu, kami diundang oleh kelompok ibu-ibu Rt 17 untuk membuat
makanan dari bahan ikan nila yang bisa diolah menjadi beberapa produk seperti kerupuk dan
nugget. Selain itu juga ibu-ibu rt 17 membuat keripik dari daun kenikir, pare, dan ada juga
kerupuk dari terasi. Dalam hal penjualan sudah berkembang baik namun kendala yang
dialami yaitu berada di alat yang masih manual. Sehingga pembuatan keripik kurang
maksimal.
Di samping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Praktis
selama 2 minggu awal sejak pemberangkatan, beberapa anggota kelompok disebar ke 7
dusun dan diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset desa yang
sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan. Sesuai dengan metode ABCD yang
digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN ialah untuk mengembangkan potensi-potensi
desa yang dimiliki.
Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras bermata pencaharian sebagai petani. Petani
dalam hal ini juga terdapat dua macam petani yaitu petani asli (memiliki lahan) dan petani
pinggir hutan (yang tidak memiliki lahan). Adapun mata pencaharian masyarakat Desa
Sugihwaras ada juga yang menjadi pedagang, tkw, pegawai PNS, pengrajin gembol jati,
pejabat desa dan lain sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami
simpulkan bahwa banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya
nugget ikan nila, pembuatan keripik (kenikir, pare, terasi), pengrajin gembol jati, petani dan
lain sebagainnya.
Minggu ke 2 KKN, kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group (FGD)
bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, ketua RT,
lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok perkumpulan masyarakat.
Dalam FGD tersebut kami memaparkan aset-aset yang telah kami temui di Desa Sugihwaras.
Selanjutnya pembahasan kami menitikberatkan pada pembuatan biopori dan bank sampah
dan alhamdulillah program kami disetujui oleh semua masyarakat, serta respon masyarakat
yang baik ingin membantu program kami agar terlaksana.
Dalam keseharian sudah ada pembagian tugas tiap anak yang sudah terjadwal, jadi
setiap anak mulai bangun pagi yang mendapat jadwal piket memasak pukul 06.00 pergi ke
pasar belanja keperluan memasak,yang mendapat jadwal mengajar di SD dan TK mulai
bersiap-siap pukul 06.30, selain itu ada juga yang mengerjakan input data tanah yang
ditugaskan oleh balai desa (kondisional), pukul 14.00 sampai 16.30 mengajar les di
basecamp, dan melatih siswa SD yang terpilih untuk lomba mendongeng yang diadakan oleh
kabupaten. Kemudian mengahadiri acara yasinan rutin yang diadakan setiap hari kamis
malam jum‟at selain itu juga, kami diundang untuk mengikuti penyuluhan 3M di dusun
saradan.
Minggu ketiga KKN,beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah mulai diakhiri. Penanggung Jawab dari
Devisi pendidikan berpamitan di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita
abdi. Karena minggu ke tiga ini kelompok kami berfokus pada persiapan untuk lomba antar
TPA dan realisasi program biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas
dengan 3 kategori perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat
yang diadakan pada hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu
menyebar pamflet lomba dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke
tiga ini membuat alat-alat yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori,
paralon dan lain sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, untuk
kegiatan biopori sendiri acara kegiatannya adalah keesokannya. Dalam acara sosialisasi
Biopori dan Bank Sampah sendiri kami menggandeng Dinas Lingkungan Hidup untuk
membantu kegiatan kami. Alhamdulillah acara tersebut berjalan sukses terbukti dengan
antusias masyarakat yang sangat membeludak serta ada keberlanjutan untuk pembuatan
Biopori dan pembuatan Bank Sampah yang dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan kegiatan penutupan KKN
dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah dilaksanakan pada hari Sabtu,
09Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras dengan keterlibatan masyarakat sekitar yang
sangat antusias dalam acara penutupan KKN kami.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2019, kami resmi kembali menuju Surabaya.
Pada pukul 10.00 WIB kami berkunjung ke warga sekitar untuk berpamitan. tepat pukul
11.00 WIB. Perjalanan pulang kami terbagi menjadi dua seperti keberangkatan KKN
sebelumnya. Ada yang sebagian yang naik mobil elf dan ada sebagian yang naik sepeda
motor.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi,belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada. Diantaranya ilmu komunikasi, Dakwah,
Manajemen Pendidikan, Hukum Tata Negara, Hukum Keluarga, Hukum Ekonomi Syari‟ah,
Teknik lingkungan, dan lain sebagainnya.
NAMA : Muhammad Habib Fakhruddin
NIM : D03215020
JURUSAN : Manajeman Pendidikan Islam

KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada


masyarakat guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga ikut membangun
segala bentuk potensi dan aset masyarakat yang ada.
Pada tahun ini KKN UINSA tersebar di dua kota yaitu kota Madiun dan Bojonegoro
dengan menggunakan beberapa metode diantaranya adalah ABCD, CBPR, PAR. Setiap
kelompok beranggotakan mulai dari 18 sampai 20 orang. KKN kali ini terdapat 88 kelompok
dimana saya masuk dalam kelompok 34 yang ditempatkan di Desa Sugihwaras Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun. Adapun sistem yang kelompok kami dapat ABCD yaitu lebih
kepada menggali potensi desa dalam hal ini Desa Sugihwaras untuk kami data kemudia kami
proses dan kembangkan bersama warga Desa Sugihwaras.
KKN dimulai dengan upacara pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA 2018 dari
kampus. Upacara ini dilaksanakan di depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh
para pejabat kampus mulai dari Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan.
Selanjutnya saya dan anggota kelompok berangkat menuju ke kecamatan saradan.
Dalam pemberangkatan kali ini terdapat dua kelompok, kelompok pertama menaiki elf
dengan bercampur barang-barang bawaan. Kelompok kedua berangkat dengan memakai
sepeda motor yang berjumlah 8 orang (4 motor). Setiba di kecamatan saradan semua
kelompok yang bertempat di kecamatan saradan berkumpul dan mengikuti acara pembukaan
dari pihak kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas KKN yang
akan diterim oleh mahasiswa. Selanjutnya ada sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki
(UINSA) yang isinya menyerahkan mahasiswa-mahasiswi nya serta memohon bimbingan
dalam pelaksanaan KKN dan menyampaikan tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki
diterima oleh Sekcam Bapak Pak Eko karena Bapak camat berhalangan hadir.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui mbah lurah Bapak H.
Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam
pelaksanaan KKN kami nanti.
Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai, kami kemudian berpamitan
menuju rumah penempatan KKN yaitu di desa Sugihwaras rt 13 rw 04 jalan Cendrawasih.
Hal pertama yang kami lakukan adalah membersihkan rumah yang akan kami tempati.
Keesokan harinya, hal pertama yang kami lakukan adalah berkeliling kampung
berkunjung ke tempat Bapak Rt (BapakMardi dan istrinya Bu Damsri) dan rumah warga-
warga, dengan tujuan bersilaturrahmi kepada warga dan tokoh masyarakat setempat serta
menggali asset yang dimiliki di desa Sugihwaras.
Pada minggu pertama ini, kami sudah mendapat tugas dari sekretaris kepala desa
untuk membantu menginput data tanah (IP4) seluruh Desa Sugihwaras yang didalamnya
terdapat 7 dusun. Setelah bersilaturahmi ke perangkat desa kami melanjutkan bersilaturahmi
ke rumah-rumah kepala dusun sekaligus menggali aset di tiap-tiap dusun yang ada.
Kemudian kami juga bersilaturahmi ke TK dan SD terdekat yaitu SD 03 dan SD 06
Sugihwaras serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang ada di Desa Sugihwaras.
Alhamdulillah kami diterima dengan baik dan bisa memulai mengabdikan diri di TK dan SD
pada keesokan harinya.
Dalam pengabdian di TPA kami awalnya hanya menarget dua TPA, yaitu TPA milik
ustadzah wiwik dan TPA di desa kedungrejo. Namun dalam perkembangannya mulai minggu
ketiga kami menambah dua TPA lagi untuk pengajarannya agar lebih merata pembagiannya
serta agar lebih dekat kepada masyarakat. Dalam pengajarannya kami membuat jadwal secara
bergantian untuk melakukan pengajaran di TPA dan di SD 03 dan SD 06.
Dalam bermasyarakat, kelompok kami mengutamakan pendekatan menggunakan
perilaku kesopanan dan saling sapa. Ketika bertemu dengan warga, diupayakan untuk selalu
mengucap “monggo”, sehingga kesan masyarakat terhadap mahasiswa KKN menjadi baik.
Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan pendekatan di
beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA dan beberapa kelompok
pengajian, yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Selain
itu juga, di basecamp kami menerima bimbel anak-anak sekitar basecamp untuk belajar
materi yang kurang dipahami di sekolah.
Di samping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Praktis
selama 2 minggu awal sejak pemberangkatan, beberapa anggota kelompok disebar ke 7
dusun dan diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset desa yang
sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan. Sesuai dengan metode ABCD yang
digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN ialah untuk mengembangkan potensi-potensi
desa yang dimiliki.
Setelah kami berkunjung ke berbagai dusun yang ada di Desa Sugihwaras, mengenai
mata pencaharian masyarakatnya bermacam-macam. Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras
bermata pencaharian sebagai petani. Petani dalam hal ini juga terdapat dua macam petani
yaitu petani asli (memiliki lahan) dan petani pinggir hutan (yang tidak memiliki lahan). Ada
juga yang menjadi pedagang, tkw, pegawai PNS, pengrajin gembol jati, pejabat desa dan lain
sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami simpulkan bahwa
banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya nugget ikan nila,
pembuatan keripik (kenikir, pare, terasi), pengrajin gembol jati, petani dan lain sebagainnya.
Minggu ke 2 KKN, kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group (FGD)
bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, ketua RT,
lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok perkumpulan masyarakat.
Dalam FGD tersebut kami memaparkan aset-aset yang telah kami temui di Desa Sugihwaras.
Selanjutnya pembahasan kami menitikberatkan pada pembuatan biopori dan bank sampah
dan alhamdulillah program kami disetujui oleh semua masyarakat, serta respon masyarakat
yang baik ingin membantu program kami agar terlaksana.
Minggu ketiga KKN,beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah mulai diakhiri. Penanggung Jawab dari
Devisi pendidikan berpamitan di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita
abdi. Karena minggu ke tiga ini kelompok kami berfokus pada persiapan untuk lomba antar
TPA dan realisasi program biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas
dengan 3 kategori perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat
yang diadakan pada hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu
menyebar pamflet lomba dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke
tiga ini membuat alat-alat yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori,
paralon dan lain sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, untuk
kegiatan biopori sendiri acara kegiatannya adalah keesokannya. Dalam acara sosialisasi
Biopori dan Bank Sampah sendiri kami menggandeng Dinas Lingkungan Hidup untuk
membantu kegiatan kami. Alhamdulillah acara tersebut berjalan sukses terbukti dengan
antusias masyarakat yang sangat membeludak serta ada keberlanjutan untuk pembuatan
Biopori dan pembuatan Bank Sampah yang dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan kegiatan penutupan KKN
dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah dilaksanakan pada hari Sabtu,
09Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras dengan keterlibatan masyarakat sekitar yang
sangat antusias dalam acara penutupan KKN kami.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2019, kami resmi kembali menuju Surabaya.
Pada pukul 10.00 WIB kami berkunjung ke warga sekitar untuk berpamitan. tepat pukul
11.00 WIB. Perjalanan pulang kami terbagi menjadi dua seperti keberangkatan KKN
sebelumnya. Ada yang sebagian yang naik mobil elf dan ada sebagian yang naik sepeda
motor.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi,belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada.
NAMA : Maqshudatul Kamilah
NIM : C93215063
JURUSAN : Hukum Pidana Islam

KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada


masyarakat guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga ikut membangun
segala bentuk potensi dan aset masyarakat yang ada.
Pada tahun ini KKN UINSA tersebar di dua kota yaitu kota Madiun dan Bojonegoro
dengan menggunakan beberapa metode diantaranya adalah ABCD, CBPR, PAR. Setiap
kelompok beranggotakan mulai dari 18 sampai 20 orang. KKN kali ini terdapat 88 kelompok
dimana saya masuk dalam kelompok 34 yang ditempatkan di Desa Sugihwaras Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun. Adapun sistem yang kelompok kami dapat ABCD yaitu lebih
kepada menggali potensi desa dalam hal ini Desa Sugihwaras untuk kami data kemudia kami
proses dan kembangkan bersama warga Desa Sugihwaras.
KKN dimulai dengan upacara pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA 2018 dari
kampus. Upacara ini dilaksanakan di depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh
para pejabat kampus mulai dari Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan.
Selanjutnya saya dan anggota kelompok berangkat menuju ke kecamatan saradan.
Dalam pemberangkatan kali ini terdapat dua kelompok, kelompok pertama menaiki elf
dengan bercampur barang-barang bawaan. Kelompok kedua berangkat dengan memakai
sepeda motor yang berjumlah 8 orang (4 motor). Setiba di kecamatan saradan semua
kelompok yang bertempat di kecamatan saradan berkumpul dan mengikuti acara pembukaan
dari pihak kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas KKN yang
akan diterim oleh mahasiswa. Selanjutnya ada sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki
(UINSA) yang isinya menyerahkan mahasiswa-mahasiswi nya serta memohon bimbingan
dalam pelaksanaan KKN dan menyampaikan tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki
diterima oleh Sekcam Bapak Pak Eko karena Bapak camat berhalangan hadir.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui mbah lurah Bapak H.
Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam
pelaksanaan KKN kami nanti.
Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai, kami kemudian berpamitan
menuju rumah penempatan KKN yaitu di desa Sugihwaras rt 13 rw 04 jalan Cendrawasih.
Hal pertama yang kami lakukan adalah membersihkan rumah yang akan kami tempati.
Keesokan harinya, hal pertama yang kami lakukan adalah berkeliling kampung
berkunjung ke tempat Bapak Rt (BapakMardi dan istrinya Bu Damsri) dan rumah warga-
warga, dengan tujuan bersilaturrahmi kepada warga dan tokoh masyarakat setempat serta
menggali asset yang dimiliki di desa Sugihwaras.
Pada minggu pertama ini, kami sudah mendapat tugas dari sekretaris kepala desa
untuk membantu menginput data tanah (IP4) seluruh Desa Sugihwaras yang didalamnya
terdapat 7 dusun. Setelah bersilaturahmi ke perangkat desa kami melanjutkan bersilaturahmi
ke rumah-rumah kepala dusun sekaligus menggali aset di tiap-tiap dusun yang ada.
Kemudian kami juga bersilaturahmi ke TK dan SD terdekat yaitu SD 03 dan SD 06
Sugihwaras serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang ada di Desa Sugihwaras.
Alhamdulillah kami diterima dengan baik dan bisa memulai mengabdikan diri di TK dan SD
pada keesokan harinya.
Dalam pengabdian di TPA kami awalnya hanya menarget dua TPA, yaitu TPA milik
ustadzah wiwik dan TPA di desa kedungrejo. Namun dalam perkembangannya mulai minggu
ketiga kami menambah dua TPA lagi untuk pengajarannya agar lebih merata pembagiannya
serta agar lebih dekat kepada masyarakat. Dalam pengajarannya kami membuat jadwal secara
bergantian untuk melakukan pengajaran di TPA dan di SD 03 dan SD 06.
Dalam bermasyarakat, kelompok kami mengutamakan pendekatan menggunakan
perilaku kesopanan dan saling sapa. Ketika bertemu dengan warga, diupayakan untuk selalu
mengucap “monggo”, sehingga kesan masyarakat terhadap mahasiswa KKN menjadi baik.
Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan pendekatan di
beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA dan beberapa kelompok
pengajian, yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Selain
itu juga, di basecamp kami menerima bimbel anak-anak sekitar basecamp untuk belajar
materi yang kurang dipahami di sekolah.
Di samping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Praktis
selama 2 minggu awal sejak pemberangkatan, beberapa anggota kelompok disebar ke 7
dusun dan diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset desa yang
sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan. Sesuai dengan metode ABCD yang
digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN ialah untuk mengembangkan potensi-potensi
desa yang dimiliki.
Setelah kami berkunjung ke berbagai dusun yang ada di Desa Sugihwaras, mengenai
mata pencaharian masyarakatnya bermacam-macam. Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras
bermata pencaharian sebagai petani. Petani dalam hal ini juga terdapat dua macam petani
yaitu petani asli (memiliki lahan) dan petani pinggir hutan (yang tidak memiliki lahan). Ada
juga yang menjadi pedagang, tkw, pegawai PNS, pengrajin gembol jati, pejabat desa dan lain
sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami simpulkan bahwa
banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya nugget ikan nila,
pembuatan keripik (kenikir, pare, terasi), pengrajin gembol jati, petani dan lain sebagainnya.
Minggu ke 2 KKN, kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group (FGD)
bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, ketua RT,
lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok perkumpulan masyarakat.
Dalam FGD tersebut kami memaparkan aset-aset yang telah kami temui di Desa Sugihwaras.
Selanjutnya pembahasan kami menitikberatkan pada pembuatan biopori dan bank sampah
dan alhamdulillah program kami disetujui oleh semua masyarakat, serta respon masyarakat
yang baik ingin membantu program kami agar terlaksana.
Minggu ketiga KKN,beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah mulai diakhiri. Penanggung Jawab dari
Devisi pendidikan berpamitan di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita
abdi. Karena minggu ke tiga ini kelompok kami berfokus pada persiapan untuk lomba antar
TPA dan realisasi program biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas
dengan 3 kategori perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat
yang diadakan pada hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu
menyebar pamflet lomba dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke
tiga ini membuat alat-alat yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori,
paralon dan lain sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, untuk
kegiatan biopori sendiri acara kegiatannya adalah keesokannya. Dalam acara sosialisasi
Biopori dan Bank Sampah sendiri kami menggandeng Dinas Lingkungan Hidup untuk
membantu kegiatan kami. Alhamdulillah acara tersebut berjalan sukses terbukti dengan
antusias masyarakat yang sangat membeludak serta ada keberlanjutan untuk pembuatan
Biopori dan pembuatan Bank Sampah yang dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan kegiatan penutupan KKN
dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah dilaksanakan pada hari Sabtu,
09Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras dengan keterlibatan masyarakat sekitar yang
sangat antusias dalam acara penutupan KKN kami.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2019, kami resmi kembali menuju Surabaya.
Pada pukul 10.00 WIB kami berkunjung ke warga sekitar untuk berpamitan. tepat pukul
11.00 WIB. Perjalanan pulang kami terbagi menjadi dua seperti keberangkatan KKN
sebelumnya. Ada yang sebagian yang naik mobil elf dan ada sebagian yang naik sepeda
motor.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi,belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada.
NAMA : Miftahul Jannah
NIM : E01215011
JURUSAN : Aqidah Filsafat Islam

KKN atau biasa disebut dengan (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu
perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Pengabdian
merupakan suatu wujud kristalisasi dan integralisasi dari ilmu yang tertuang secara teoritis di
bangku kuliah untuk diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat,
sehingga ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan
masyarakat luas. Oleh sebab itu, setiap perguruan tinggi melakukan pelaksanaan kegiatan
KKN, termasuk UIN Sunan Ampel Surabaya sendiri.
Tahun ini KKN UINSA tersebar di dua kota yaitu kota Madiun dan Bojonegoro.
Metode yang digunakan untuk KKN pada tahun ini memiliki 3 metode dalam
pelaksanaannya, yaitu menggunakan metode PAR, metode ABCD dan metode CPBR.
Penulis mendapatkan bagian KKN yang menggunakan metode ABCD (Asset Based Riset
Community driven Development. Berbeda dengan metode PAR, yakni sebuah metode yang
mengidentifikasi masalah kemudian memecahkannya (Problem Solving) KKN yang
menggunakan metode ABCD tidak mengidentifikasi masalah, namun menemukan potensi
dalam masyarakat kemudian mengembangkan potensi tersebut semaksimal mungkin dengan
memperkirakan waktu dan kemungkinan potensi yang paling dimungkinkan bisa diraih dalam
kurun waktu tersebut. Selanjutnya, disini penulis mendapat tempat KKN yang berada di
kabupaten Madiun kecamatan Saradan Desa Sugihwaras dengan menggunakan metode
ABCD (Asset Based Riset Community driven Development) yang beranggotakan 18 orang
dengan 11 perempuan dan 7 laki-laki.
Pada mulanya, diawali dengan melakukan kegiatan pelaksanaan pemberangkatan
mahasiswa KKN UIN Sunan Ampel Surabaya dari kampus. Mahasiswa diminta datang ke
kampus pada pukul 07.00WIB pagi untuk mengikuti upacara pembukaan pemberangkatan
KKN 2019. Upacara ini dilaksanakan di depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung
oleh para pejabat kampus mulai dari Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan. Tepat
pukul 08.00 WIB seluruh peserta KKN 2018 diberangkatkan oleh Rektor ke tempat tujuan
masing-masing. Peserta berangkat menggunakan transportasi Elf dan sepeda motor
(kondisional). Dari kelompok saya sendiri kelompok 34, 10 orang menggunakan transportasi
elf sedangkan 8 orang berangkat menggunakan sepeda motor.
Setelah dua jam lebih melakukan perjalanan, kami tiba di kantor kecamatan. Di situ
semua kelompok yang bertempat di kecamatan Saradan berkumpul dan mengikuti acara
pembukaan dari pihak kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas
KKN yang akan diterim oleh mahasiswa. Setelah itu, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras tepat pukul 11.56 WIB dengan didampingi Bapak Arif selaku DPL kami
menemui mbah lurah yaitu Bapak H. Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang
pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan KKN. Ketika semua sudah dijelaskan dan
pembicaraan selesai, kami kemudian berpamitan menuju rumah penempatan KKN yaitu di
desa Sugihwaras rt 13 rw 04 jalan Cendrawasih. Kami pun bergotong-royong untuk mengatur
dan membersihkan ulang rumah kosong yang kami tinggali untuk segera ditempati, karena
memang rumah ini sebelumnya tidak berpenghuni dan pada akhirnya disewakan pada kami
oleh sang pemilik yaitu saudara dari pak RT setempat.
Pada keesokan harinya kami berkeliling kampung berkunjung ke tempat pak RT yaitu
Bapak Mardi dan istrinya Bu Damsri dan rumah warga-warga, dengan tujuan bersilaturrahmi
dan agar lebih mengenal masyarakat yang ada di sekitar kontrakan kami tinggal.
Pada minggu pertama, saya melakukan sebuah diskusi secara bersama-sama dengan
teman sesama anggota kelompok KKN 34 untuk membahas asset yang akan digali pada desa
sugihwaras sendiri serta melakukan pembagian tugas untuk merancang kegiatan yang akan
dilakukan pada beberapa minggu kedepan. Diawali dengan melakukan observasi pada tiap
dusun yang jika dijumlah ada 7 dusun, diikuti dengan meneliti dan menggali asset
semaksimal mungkin, lalu setelah itu melakukan analisis untuk memilah dan
mempertimbangkan secara keseluruhan. Disamping kegiatan diatas yang kami lakukan, kami
mendapatkan tugas tambahan dari para pegawai balai desa untuk menginput data tentang
sertifikat tanah. Didalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan
pendekatan di beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA, mengadakan
les bimbingan belajar di basecamp KKN dan beberapa kelompok pengajian, yasinan,
posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras.
Minggu kedua, kami lebih aktif untuk melakukan berbagai kegiatan. Diantaranya
yaitu diawali dengan pagi hari beberapa anggota kami mengajar di TK, SDN 03 Sugihwaras,
dan SDN 06 Sugihwaras yang kebetulan sedang membutuhkan Tenaga pengajar tambahan.
Lalu di sore harinya anggota yang berada di basecamp KKN mengajar les bimbingan untuk
anak-anak yang berada di desa sugihwaras. Sedangkan sebagian yang lain ditugaskan untuk
mengajar mengaji di beberapa TPA terdekat. Saya mendapatkan jadwal mengajar di SDN 03
Sugihwaras dan mengajar ngaji di TPA RT 18 dan TPA RT 17. Semua anggota telah diberi
tugas masing-masing secara rata sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan agar terlaksana
secara teratur.
Bertepatan pada hari Jumat, kelompok kami melakukan kegiatan Forum Discussion
Group (FGD) yang bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa,
kepala dusun, ketua RT, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok
perkumpulan masyarakat desa sugihwaras. Dalam acara FGD tersebut kelompok kami
melakukan pembahasan dan diskusi dengan perangkat desa serta masyarakat setempat
mengenai sebuah Program Bank Sampah dan Pemanfaatan sistem biopori bagi lingkungan
desa. Hasil akhir dan respon yang diberikan masyarakat pada program kami disetujui dan
mendapat respon yang positif. Bahkan masyarakat turut andil ingin membantu program kami
agar terlaksana.
Minggu ketiga KKN, beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah diakhiri. Devisi pendidikan berpamitan
di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita abdi. Karena minggu ke tiga ini
kelompok saya berfokus pada persiapan untuk lomba antar TPA dan realisasi program
biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas dengan 3 kategori
perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat yang diadakan pada
hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu menyebar pamflet lomba
dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke tiga ini membuat alat-alat
yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori, paralon dan lain
sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Pada minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, dan
kegiatan realisasi program biopori. Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan
kegiatan penutupan KKN dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah
dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Februari 2019 di Balai Desa Sugihwaras.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2019, kami resmi kembali menuju Surabaya. Sbelum itu,
pada pukul 10.00 WIB kami berkunjung ke warga sekitar untuk berpamitan. tepat pukul
11.00 WIB Perjalanan pulang kami terbagi menjadi dua seperti keberangkatan KKN
sebelumnya. Ada yang sebagian yang naik mobil elf dan ada sebagian yang naik sepeda
motor.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi, belajar mengajar mengaji, belajar
menguasai materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada
di desa semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada. Dan dari kegiatan yang sudah
dilakukan dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang baru untuk menambah pengetahuan,
kemampuan, dan kesadaran didalam hidup bermasyarakat.
NAMA : Nailatul Inayah
NIM : C91215074
JURUSAN : Hukum Keluarga

KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang hakikatnya merupakan bentuk pengabdian


mahasiswa kepada masyarakat guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga
ikut membangun segala bentuk potensi dan aset masyarakat yang ada. Dalam KKN
gelombang 1 saya mendapatkan kelompok 34 yang berisi 18 orang dengan anggota 11 orang
perempuan dan 7 laki-laki. KKN Kelompok kami menggunakan metode ABCD. Saya dan
teman-teman ditempatkan di Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun.
Pada minggu ke 1 KKN dimulai dengan pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA
2018 dari kampus untuk mengikuti upacara pemberangkatan KKN gelombang 1 tahun 2018.
Upacara ini dilaksanakan di depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh para
pejabat kampus mulai dari Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan.
Adapun sistem yang kelompok kami dapat ABCD yaitu lebih kepada menggali
potensi desa dalam hal ini Desa Sugihwaras untuk kami data kemudia kami proses dan
kembangkan bersama warga Desa Sugihwaras.
saya dan kelompok tiba di kecamatan saradan. Di kecamatan semua kelompok yang
bertempat di kecamatan saradan berkumpul dan mengikuti acara pembukaan dari pihak
kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas KKN yang akan
diterim oleh mahasiswa. Selanjutnya ada sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki
(UINSA) yang isinya menyerahkan mahasiswa-mahasiswi nya serta memohon bimbingan
dalam pelaksanaan KKN dan menyampaikan tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki
diterima oleh Sekcam Bapak Pak Eko karena Bapak camat berhalangan hadir. Setelah selesai
pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa Sugihwaras tepat pukul 11.56
WIB dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui mbah lurah Bapak H. Sukimin
dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan KKN.
Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai, kami kemudian berpamitan
menuju rumah penempatan KKN yaitu di desa Sugihwaras rt 13 rw 04 jalan Cendrawasih.
Hal pertama yang kami lakukan adalah membersihkan rumah yang akan kami tempati.
Keesokan harinya, hal pertama yang kami lakukan adalah berkeliling kampung
berkunjung ke tempat Bapak Mardi selaku ketua RT 13 dan rumah warga-warga, dengan
tujuan bersilaturrahmi kepada warga dan tokoh masyarakat setempat serta menggali asset
yang dimiliki di desa Sugihwaras.
Pada minggu pertama ini, kami sudah mendapat tugas dari sekretaris kepala desa
untuk membantu menginput data tanah (IP4) seluruh Desa Sugihwaras. Setelah
bersilaturahmi ke perangkat desa kami melanjutkan bersilaturahmi ke rumah-rumah kepala
dusun sekaligus menggali aset di tiap-tiap dusun yang ada.
Kemudian kami juga bersilaturahmi ke TK dan SD terdekat yaitu SD 03 dan SD 06
Sugihwaras serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang ada di Desa Sugihwaras.
Alhamdulillah kami diterima dengan baik dan bisa memulai mengabdikan diri di TK dan SD
pada keesokan harinya.
Dalam pengabdian di TPA kami awalnya hanya menarget dua TPA, yaitu TPA milik
ustadzah wiwik dan TPA di desa kedungrejo. Namun dalam perkembangannya mulai minggu
ketiga kami menambah dua TPA lagi untuk pengajarannya agar lebih merata pembagiannya
serta agar lebih dekat kepada masyarakat. Dalam pengajarannya kami membuat jadwal secara
bergantian untuk melakukan pengajaran di TPA dan di SD 03 dan SD 06..
Dalam bermasyarakat, kelompok kami mengutamakan pendekatan menggunakan
perilaku kesopanan dan saling sapa. Ketika bertemu dengan warga, diupayakan untuk selalu
mengucap “monggo”, sehingga kesan masyarakat terhadap mahasiswa KKN menjadi baik.
Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan pendekatan di
beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA dan beberapa kelompok
pengajian, yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Selain
itu juga, di basecamp kami menerima bimbel anak-anak sekitar basecamp untuk belajar
materi yang kurang dipahami di sekolah.
Pada hari Minggu, kami diundang oleh kelompok ibu-ibu Rt 17 untuk membuat
makanan dari bahan ikan nila yang bisa diolah menjadi beberapa produk seperti kerupuk dan
nugget. Selain itu juga ibu-ibu rt 17 membuat keripik dari daun kenikir, pare, dan ada juga
kerupuk dari terasi. Dalam hal penjualan sudah berkembang baik namun kendala yang
dialami yaitu berada di alat yang masih manual. Sehingga pembuatan keripik kurang
maksimal.
Di samping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Praktis
selama 2 minggu awal sejak pemberangkatan, beberapa anggota kelompok disebar ke 7
dusun dan diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset desa yang
sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan. Sesuai dengan metode ABCD yang
digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN ialah untuk mengembangkan potensi-potensi
desa yang dimiliki.
Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras bermata pencaharian sebagai petani. Petani
dalam hal ini juga terdapat dua macam petani yaitu petani asli (memiliki lahan) dan petani
pinggir hutan (yang tidak memiliki lahan). Adapun mata pencaharian masyarakat Desa
Sugihwaras ada juga yang menjadi pedagang, tkw, pegawai PNS, pengrajin gembol jati,
pejabat desa dan lain sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami
simpulkan bahwa banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya
nugget ikan nila, pembuatan keripik (kenikir, pare, terasi), pengrajin gembol jati, petani dan
lain sebagainnya.
Minggu ke 2 KKN, kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group (FGD)
bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, ketua RT,
lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok perkumpulan masyarakat.
Saya diamanati oleh teman" sebagai master of ceremony. Dalam FGD tersebut kami
memaparkan aset-aset yang telah kami temui di Desa Sugihwaras. Selanjutnya pembahasan
kami menitikberatkan pada pembuatan biopori dan bank sampah dan alhamdulillah program
kami disetujui oleh semua masyarakat, serta respon masyarakat yang baik ingin membantu
program kami agar terlaksana.
Dalam keseharian sudah ada pembagian tugas tiap anak yang sudah terjadwal, jadi
setiap anak mulai bangun pagi yang mendapat jadwal piket memasak pukul 06.00 pergi ke
pasar belanja keperluan memasak,yang mendapat jadwal mengajar di SD dan TK mulai
bersiap-siap pukul 06.30, selain itu ada juga yang mengerjakan input data tanah yang
ditugaskan oleh balai desa (kondisional), pukul 14.00 sampai 16.30 mengajar les di
basecamp, dan melatih siswa SD yang terpilih untuk lomba mendongeng yang diadakan oleh
kabupaten. Kemudian mengahadiri acara yasinan rutin yang diadakan setiap hari kamis
malam jum‟at selain itu juga, kami diundang untuk mengikuti penyuluhan 3M di dusun
saradan.
Minggu ketiga KKN,beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah mulai diakhiri. Penanggung Jawab dari
Devisi pendidikan berpamitan di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita
abdi. Karena minggu ke tiga ini kelompok kami berfokus pada persiapan untuk lomba antar
TPA dan realisasi program biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas
dengan 3 kategori perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat
yang diadakan pada hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu
menyebar pamflet lomba dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke
tiga ini membuat alat-alat yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori,
paralon dan lain sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, disana saya
diamanati oleh teman" untuk qiroah dan juri lomba hafalan surat pendek. Untuk kegiatan
biopori sendiri acara kegiatannya adalah keesokannya. Dalam acara sosialisasi Biopori dan
Bank Sampah sendiri kami menggandeng Dinas Lingkungan Hidup untuk membantu
kegiatan kami. Disana saya juga di amanahi teman teman untuk qiroah juga. Alhamdulillah
acara tersebut berjalan sukses terbukti dengan antusias masyarakat yang sangat membeludak
serta ada keberlanjutan untuk pembuatan Biopori dan pembuatan Bank Sampah yang dibantu
oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan kegiatan penutupan KKN
dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah dilaksanakan pada hari Sabtu,
09Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras dengan keterlibatan masyarakat sekitar yang
sangat antusias dalam acara penutupan KKN kami.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2019, kami resmi kembali menuju Surabaya.
Pada pukul 10.00 WIB kami berkunjung ke warga sekitar untuk berpamitan. tepat pukul
11.00 WIB. Perjalanan pulang kami terbagi menjadi dua seperti keberangkatan KKN
sebelumnya. Ada yang sebagian yang naik mobil elf dan ada sebagian yang naik sepeda
motor.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi,belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada. Diantaranya ilmu komunikasi, Dakwah,
Manajemen Pendidikan, Hukum Tata Negara, Hukum Keluarga, Hukum Ekonomi Syari‟ah,
Teknik lingkungan, dan lain sebagainnya.
NAMA : Nur Fitriyah Sari
NIM : C92215177
JURUSAN : Hukum Ekonomi Syariah

KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang hakikatnya merupakan bentuk pengabdian


mahasiswa kepada masyarakat guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga
ikut membangun segala bentuk potensi dan aset masyarakat yang ada. Pada tahun ini KKN
UINSA tersebar di dua kota yaitu kota Madiun dan Bojonegoro dengan menggunakan
beberapa metode diantaranya adalah ABCD, CBR, PAR. Pendekatan yang dilakukan dalam
KKN Transformatif ini menggunakan pendekatan pengembangan masyarakat berbasis aset
atau biasa dikenal dengan sebutan pendekatan ABCD (Asset Based Community
Development). Pendekatan ABCD merupakan sebuah pendekatan dalam pengembangan
masyarakat yang berada dalam aliran besar mengupayakan terwujudkan sebuah tatanan
kehidupan sosial dimana masyarakat menjadi pelaku dan penentu upaya pembangunan di
lingkungannya atau yang sering kali disebut dengan Community-Driven Development
(CDD). Pendekatan ABCD bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan pembangunan
selayaknya menempatkan posisi manusia dapat berkembang kapasitasnya sesuai dengan
segala potensi dan aset yang dimiliki.
Setiap kelompok beranggotakan mulai dari 18 sampai 20 orang. Kebetulan saya
mendapat tempat KKN di kabupaten Madiun kecamatan Saradan Desa Sugihwaras dengan
menggunakan metode ABCD yang beranggotakan 18 orang dengan 11 perempuan dan 7 laki-
laki.

Sebelum melaksanakan KKN, mahasiswa dibekali materi selama 4 hari oleh dosen
pembimbing pada tanggal hingga tanggal. Pada tanggal 11 Januari 2019 diadakannya materi
khusus untuk bahan laporan KKN dengan perwakilan 2 orang per kelompok untuk setiap
materi. Materi khusus yang diberikan yaitu materi tentang majelis ta‟lim atau posdaya,
gender, lingkungan dan kebencanaan, dan moviemaker. Perwakilan untuk majelis ta‟lim atau
posdaya dan gender adalah ulfi dan eko saputro. Untuk materi lingkungan dan kebencanaan
diwakili oleh bagus dan saya. Kemudian untuk materi moviemaker diwakili oleh jannah,
bagus dan saya. Selama proses pembekalan kami mendapatkan banyak sekali wawasan yang
akan kita kaji selama KKN.
Pada tanggal 14 Januari 2019, pelaksanaan pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA
2019 dari kampus dengan mengikuti upacara pemberangkatan KKN yang dilaksanakan di
depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh para pejabat kampus mulai dari
Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan. Upacara dilangsungkan pukul 08.00 seluruh
peserta KKN 2019 diberangkatkan oleh Rektor ke tempat tujuan masing-masing. Pada pukul
10.41 WIB, kelompok 34 tiba di kecamatan Saradan. Di kecamatan semua kelompok yang
bertempat di kecamatan Saradan berkumpul dan mengikuti acara pembukaan dari pihak
kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas KKN yang akan
diterima oleh mahasiswa. Selanjutnya ada sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki
(UINSA) yang isinya menyerahkan mahasiswa-mahasiswinya serta memohon bimbingan
dalam pelaksanaan KKN dan menyampaikan tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki
diterima oleh Sekcam Bapak Pak Eko karena Bapak camat berhalangan hadir.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras tepat pukul 11.56 WIB dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui
mbah lurah Bapak H. Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang
digunakan dalam pelaksanaan KKN. Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai,
kami kemudian berpamitan menuju rumah penempatan KKN yaitu di Jalan Cendrawasih RT
13 RW 04 Desa Sugihwaras. Kami kemudian memulai kegiatan dengan membersihkan
rumah yang akan kami tempati bersama. pada malam harinya kita melakukan silaturahmi ke
warga sekitar rumah KKN dan Alhamdulillah masyarakat menyambut dengan respon positif.
Kunjungan yang dilakukan ke tempat Bapak RT (BapakMardi dan istrinya Bu Damsri) dan
rumah warga-warga dengan tujuan bersilaturrahmi kepada tokoh masyarakat setempat serta
menggali asset yang dimiliki di desa Sugihwaras. Dalam bermasyarakat, kelompok kami
mengutamakan pendekatan menggunakan perilaku kesopanan dan saling sapa. Ketika
bertemu dengan warga, diupayakan untuk selalu mengucap “monggo”, sehingga kesan
masyarakat terhadap mahasiswa KKN menjadi baik.
Pada hari kedua di Omah KKN, kami merancang agenda yang akan dilakukan selama
29 hari kedepan salah satunya dengan membuka les untuk siswa-siswi SD. Dari kelurahan
desa sendiri sudah meminta untuk membantu dan bertukar informasi maupun pengetahuan
terkait teknologi. Pada hari ketiga, kelompok kami melakukan akulturasi ke lembaga
pendidikan (PIAUD, SDN 03 Sugihwaras, SDN 06 Sugihwaras, dan Posyandu). Dari
akulturasi tersebut kami mendapatkan jadwal masing-masing untuk berkesempatan mengajar
di lembaga terkait. Sore harinya kami sudah berkesempatan untuk mengajar les dan mengaji
sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
Pengabdian di sisi pendidikan yang saya lakukan yakni berkesempatan membimbing
siswi yang akan ikut lomba berpuisi tingkat SD se-kecamatan Saradan. Saya dan 2 teman
(Nayla dan Imron) saya berkesempatan untuk membantu membimbing Najwa siswi kelas 05
dari SD 06 Sugihwaras dari hari kamis hingga jum‟at. Pada hari Sabtu, lomba berpuisi dalam
FLS2N ( Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) diadakan kami berkesempatan untuk
mengantar Najwa yang mendapatkan nomer urut 40 dan Alhamdulillah mendapatkan juara 1.
Kebetulan ketika membimbing untuk lomba berpuisi kami juga membimbing juga untuk
lomba bercerita. Bimbingan untuk lomba bercerita dilakukan dari tanggal 18 Januari hingga
28 Januari 2019. Perwakilan dari SD 06 Sugihwaras untuk lomba bercerita adalah Aldevo
siswa dari kelas 05. Pada tanggal 29 Januari 2019 kami berkesempatan untuk mengantarkan
dan mendapat nomor 37. Alhamdulillah untuk lomba bercerita mendapatkan juara 5. Selain
itu, saya berkesempatan mengajar kelas 06 di SD 06 Sugihwaras untuk mata pelajaran Seni
Budaya dengan teman saya (Itsna). Kegiatan yang dilakuakn adalah menganyam
menggunakan buku gambar yang sudah dibawa kemudian anyaman tersebut dibentuk sesuai
motif keinginan (diagonal, tangga, bungga, dll).
Selain dalam lembaga pendidikan, urusan masak dan kebersihan rumah juga dibagi.
Kebetulan saya mendapat jadwal memasak sekaligus jadwal untuk menginput data dari
kelurahan setiap hari Jumat dengan 2 teman saya (Jannah dan Putra).
Pada hari minggu di minggu pertama saya dan teman-teman mendapatkan kesempatan
untuk melihat proses pembuatan nungget nila, aneka kripik mulai dari tempe, nila, bayam
hingga kenikir dapat dijadikan kripik dan dipasarkan di masyarakat. Proses pembuatan
tersebut dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga yang dibina oleh kelurahan. Penjualan sudah
berkembang baik namun kendalanya berada di alat yang masih manual. Kelompok ini masih
tergolong kecil, hanya terdiri 7 anggota saja, sehingga untuk pemasaran dilakukan ketika ada
acara Arisan, PKK, dan tetangga.
Selanjutnya pada lembaga pendidikan Al-Qur‟an, awalnya pembagian mengajar di
rolling yang awalnya ngajar di RT 17 dan RT 18 akan bergantian dengan TPA yang ada di rt
lain, namun itu hanya berlaku dalam jangka 1 minggu. Selanjutnya pengajar yang di tugaskan
untuk mengajar TPA sudah mulai ditetapkan dan tidak dirubah. Awalnya saya mengajar di
RT 17, dengan adanya peombakan jadwal akhirnya saya dan 2 teman saya (nayla dan bagus)
berpindah mengajar tetap di RT 14. TPA RT 17 dimulai pukul 15.00 diawali dengan sholat
Ashar berjamah kemudian dilanjutkan dengan membaca al-Qur‟an dan hafalan. Untuk TPA
RT 14 dimulai pukul 16.00. Kemudian pada tanggal 08 februari 2019, saya dna teman saya
(Itsna) berkesempatan untuk mengajar di TPA bu Yanti. Di TPA yang bu Yanti bina
merupakan bukan berada di tempat TPA dengan semestiya, namun berada di rumah warga
(Bu Yanti), karena TPA ini bersifat pribadi dan sistemnya menonjol pada hafalan yaitu
tahfidz. Selain menghafal, di TPA Bu Yanti juga ada pengajaran do‟a-do‟a shalat dan asmaul
Husna. Pengajaran dimulai dari pukul 14.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB dengan murid
yang berfariatif jumlahnya karena jam pengajaran Al-Qur‟an menyesuaikan waktu dari
muridnya. Kadang ada yang dari sekolah kemudian langsung mengaji. Terkadang juga ada
yang setelah les mata pelajaran baru mengaji. Selain mengajar mengaji, kami juga
menghadiri acara yasinan rutin yang diadakan setiap seminggu satu kali dan latihan Hadroh
dari RT 18.
Di samping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Sejak
awal penyusunan program, beberapa anggota kelompok disebar ke 7 dusun yaitu dusun
Cabe, Jambangan, Josaren, Sugihwaras, Nampurejo, Kedungrejo, dan Saradan,. Selain itu
juga kami diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset desa yang
sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan. Sesuai dengan metode ABCD yang
digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN.
Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras bermata pencaharian sebagai petani. tidak
murni menjadi petani, melainkan ada juga yang menjadi pedagang, merantau, pegawai PNS,
pejabat desa dan lain sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami
simpulkan bahwa banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya
yaitu waduk, lahan luas di dusun Cabe yang cocok untuk wisata, bank sampah, kripik pare,
kerajinan kayu, dan TPA. Dan setelah dirundingkan, kami memilh Bank sampah dan TPA
sebagai program tambahan atau pelengkap.
Bank Sampah ini menerima sampah dari warga dimana hanya sampah anorganik saja
yang kemudian bisa diolah menjadi kerajinan layak jual. Sedangkan TPA adalah program
pelangkap kami, karena kendala waktu yang kurang memadai, akhirnya kami mengadakan
lomba antar TPA se-Sugihwaras, karena awalnya program kami adalah mengadakan
penyuluhan guru TPA se-Sugihwaras dengan metode pembelajaran Al-Qur‟an yang sama.
Minggu ke dua KKN, kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group (FGD)
pada hari Jumat 25 Januari 2019 bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa,
perangkat desa, kepala dusun, ketua RT, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan
beberapa kelompok perkumpulan masyarakat dan Alhamdulillah program kami disetujui oleh
semua masyarakat, serta respon masyarakat yang baik ingin membantu program kami agar
terlaksana.
Minggu ketiga KKN,beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah diakhiri. Devisi pendidikan berpamitan
di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kami abdi. Karena minggu ke tiga
ini kelompok kami berfokus pada persiapan rangkaian acara penutupan yang dilakukan
dengan cara dengan cara lomba antar TPA dan realisasi program biopori. Lomba antar TPA
ini diselenggarakan se-desa Sugihwaras dengan tiga kategori perlombaan, yaitu lomba adzan,
hafalan surah pendek, dan praktik shalat yang diadakan pada hari selasa tanggal 5 februari
2019. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu menyebar pamflet lomba dan undangan
realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke tiga ini membuat alat-alat yang dibutuhkan
untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori, pemotongan pipa paralon dan lain
sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA dan kegiatan
realisasi program biopori. Lomba TPA se-Sugihwaras dilakukan pada hari selasa. Sedangkan
untuk realisasi dari program biopori dilaksanakan pada hari rabu pukul 09.00 dengan
moderator pak Hartono (perwakilan anggota bank Sampah) dan pemateri dari Dinas
Lingkungan Hidup. Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan kegiatan
penutupan KKN dan pembuatan laporan. Acara penutupan secara resmi telah dilaksanakan
pada hari Sabtu, 09 Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami.
Undangan tersebut mendatangakan pemateri dari Dinas Lingkungan Hidup yaitu bu Siyam
Sumartini, yang pada minggu ke empat telah menjadi pemateri dalam acara realisasi program
biopori, sehingga kami sekelompok diminta untuk meramaikan kegiatan penyuluhan.
Kelompok kami tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena memilih untuk tetap tinggal di
desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari kami
satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi,belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada. Diantaranya ilmu komunikasi, Dakwah,
Manajemen & Pendidikan.
Harapan kami, semoga dengan dilaksanakannya KKN UINSA tahun 2019 ini mampu
memberikan manfaat yang besar terhadap kemajuan desa Sugihwaras, serta mampu
membantu masyarakat membuka wawasan mereka terhadap segala aset dan potensi yang
dimiliki selama ini, sehingga dengan potensi dan aset yang ada mereka mampu
mengembangkannya dengan lebih baik dan menjadikan desa Sugihwarasmenjadi desa
percontohan bagi desa-desa yang lainnya.
NAMA : Rikza Zakiyah
NIM : C02215061
JURUSAN : Hukum Ekonomi Syariah

KKN atau biasa disebut dengan (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu
perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Pengabdian
merupakan suatu wujud kristalisasi dan integralisasi dari ilmu yang tertuang secara teoritis di
bangku kuliah untuk diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat,
sehingga ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan
masyarakat luas. Oleh sebab itu, setiap perguruan tinggi melakukan pelaksanaan kegiatan
KKN, termasuk UINSA sendiri.
Tahun ini KKN UINSA tersebar di dua kota yaitu kota Madiun dan Bojonegoro.
Metode yang digunakan untuk KKN pada tahun ini memiliki 3 metode dalam
pelaksanaannya, yaitu menggunakan metode PAR, metode ABCD dan metode CPBR.
Penulis mendapatkan bagian KKN yang menggunakan metode ABCD (Asset Based Riset
Community driven Development. Berbeda dengan metode PAR, yakni sebuah metode yang
mengidentifikasi masalah kemudian memecahkannya (Problem Solving) KKN yang
menggunakan metode ABCD tidak mengidentifikasi masalah, namun menemukan potensi
dalam masyarakat kemudian mengembangkan potensi tersebut semaksimal mungkin dengan
memperkirakan waktu dan kemungkinan potensi yang paling dimungkinkan bisa diraih dalam
kurun waktu tersebut. Selanjutnya, disini penulis mendapat tempat KKN yang berada di
kabupaten Madiun kecamatan Saradan Desa Sugihwaras dengan menggunakan metode
ABCD (Asset Based Riset Community driven Development). yang beranggotakan 18 orang
dengan 11 perempuan dan 7 laki-laki.
Pada mulanya, diawali dengan melakukan kegiatan pelaksanaan pemberangkatan
mahasiswa KKN UINSA 2018 dari kampus. Mahasiswa diminta datang ke kampus pukul
07.00 WIB pagi untuk mengikuti upacara pembukaan pemberangkatan KKN 2018. Upacara
ini dilaksanakan di depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh para pejabat
kampus mulai dari Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan. Tepat pukul 08.00 WIB
seluruh peserta KKN 2018 diberangkatkan oleh Rektor ke tempat tujuan masing-masing.
Peserta berangkat menggunakan transportasi Elf dan sepeda motor (kondisional). Dari
kelompok saya sendiri kelompok 34, 10 orang menggunakan transportasi elf sedangkan 8
orang berangkat menggunakan sepeda motor.
Setelah dua jam lebih melakukan perjalanan, kami tiba di kantor kecamatan. Di situ
semua kelompok yang bertempat di kecamatan saradan berkumpul dan mengikuti acara
pembukaan dari pihak kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas
KKN yang akan diterim oleh mahasiswa. Setelah itu, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras tepat pukul 11.56 WIB dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui
mbah lurah Bapak H. Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang
digunakan dalam pelaksanaan KKN. Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai,
kami kemudian berpamitan menuju rumah penempatan KKN yaitu di desa Sugihwaras rt 13
rw 04 jalan Cendrawasih. Kami pun bergotong-royong untuk mengatur dan membersihkan
ulang rumah kosong yang kami tinggali untuk segera ditempati, karena memang rumah ini
sebelumnya tidak berpenghuni dan pada akhirnya disewakan pada kami oleh sang pemilik
yaitu saudara dari pak RT setempat.
Keesokan harinya kami berkeliling kampung berkunjung ke tempat Bapak Rt (Bapak
Mardi dan istrinya Bu Damsri) dan rumah warga-warga, dengan tujuan bersilaturrahmi dan
agar lebih mengenal semua tokoh masyarakat.
Pada minggu pertama ini, saya melakukan sebuah diskusi secara bersama-sama
dengan teman sesama anggota kelompok KKN untuk membahas asset asset yang akan digali
pada desa sugihwaras sendiri serta melakukan pembagian tugas untuk merancang kegiatan
yang akan dilakukan pada beberapa minggu kedepan. Diawali dengan melakukan observasi
pada tiap dusun yang jika dijumlah ada 12 dusun, diikuti dengan meneliti dan menggali asset
semaksimal mungkin, lalu setelah itu melakukan analisis untuk memilah dan
mempertimbangkan secara keseluruhan. Disamping kegiatan diatas yang kami lakukan, kami
mendapatkan tugas tambahan dari para pegawai balai desa untuk menginput data tentang
sertifikat tanah. Didalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan
pendekatan di beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA, mengadakan
les bimbingan belajar di basecamp KKN dan beberapa kelompok pengajian, yasinan,
posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras.
Minggu kedua, kami lebih aktif untuk melakukan berbagai kegiatan. Diantaranya
yaitu diawali dengan pagi hari beberapa anggota kami mengajar di TK, SD 03, dan SD 06
yang kebetulan sedang membutuhkan Tenaga pengajar tambahan. Lalu di sore harinya
anggota yang berada di basecamp KKN mengajar les bimbingan untuk anak-anak yang
berada di desa sugihwaras. Sedangkan sebagian yang lain ditugaskan untuk mengajar mengaji
di beberapa TPA terdekat. Semua anggota telah diberi tugas masing-masing secara rata sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan agar terlaksana secara teratur.
Bertepatan pada hari Jumat, kelompok kami melakukan kegiatan Forum Discussion
Group (FGD) yang bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa,
kepala dusun, ketua RT, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok
perkumpulan masyarakat desa sugihwaras. Dalam acara FGD tersebut kelompok kami
melakukan pembahasan dan diskusi dengan perangkat desa serta masyarakat setempat
mengenai sebuah Program Bank Sampah dan Pemanfaatan sistem biopori bagi lingkungan
desa. Hasil akhir dan respon yang diberikan masyarakat pada program kami disetujui dan
mendapat respon yang positif. Bahkan masyarakat turut andil ingin membantu program kami
agar terlaksana.
Minggu ketiga KKN, beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah diakhiri. Devisi pendidikan berpamitan
di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita abdi. Karena minggu ke tiga ini
kelompok saya berfokus pada persiapan untuk lomba antar TPA dan realisasi program
biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas dengan 3 kategori
perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat yang diadakan pada
hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu menyebar pamflet lomba
dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke tiga ini membuat alat-alat
yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori, paralon dan lain
sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, keesokannya
kegiatan realisasi program biopori. Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan
kegiatan penutupan KKN dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah
dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi, belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada. Diantaranya ilmu komunikasi, Dakwah,
Manajemen & Pendidikan. Dan dari kegiatan yang sudah dilakukan dapat menjadi suatu
pengalaman belajar yang baru untuk menambah pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran
didalam hidup bermasyarakat.
NAMA : Ulfi Mualifatul Khusna
NIM : D74215074
JURUSAN : Pendidikan Matematika

Salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh mahasiswa adalah KKN. KKN adalah
salah satu kegiatan mengabdi pada masyarakat, bagaimana kita belajar bersosialisasi, dan
bagaimana kita hidup dengan masyarakat. KKN pada tahun ini dilakukan di dua kabupaten
yaitu kabupaten Madiun dan kabupaten Bojonegoro. Dan metode yang digunakan KKN pada
tahun ini yaitu metode ABCD, PAR, dan.
Saya dari kelompok 34 yang terdiri dari 18 anggota, 11 perempuan dan 7 laki-laki.
Kelompok kami mendapat tempat KKN di desa Sugihwaras kecamatan Saradan kabupaten
Madiun. Dan metode yang kami peroleh adalah metode ABCD. Sehingga kami harus
mengembangkan aset yang ada di desa Sugihwaras sekaligus tempat kita KKN.
Pada minggu pertama ini tepatnya tanggal 14 januari 2019 kegiatan KKN kita dimulai
dari upacara pembukaan dan pemberangkatan mahasiswa KKN oleh bapak rektor, dekan,
dosen pembimbing lapangan dan juga para mahasiswa mahasiswi peserta KKN tahun 2019.
Setelah itu kita berangkat menuju desa masing-masing sesuai dengan kelompok dan desa
yang sudah ditentukan. Sebelum menuju desa masing-masing dari tempat kita tinggal. Kita
dijwajibkan mengikuti pembukaan dan peneriamaan mahasiswa KKN di kecamatan Saradan.
Acara pembukaan dan penerimaan ini di wakilkan oleh bapak sekcam yaitu bapak eko dan
penyerahan mahasiswa dari pihak kampus lp2m yaitu prof.Zakki.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan kami menuju balai desa Sugihwaras dengan
didampingi Bpk Arif selaku DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) kami menemui mbah lurah
Bapak H. Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam
pelaksanaan KKN.
Selama minggu pertama ini kami juga melakukan Inkulturasi dengan masyarakat
sekitar, Lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan dan observasi asset/potensi yang berada
di desa Sugihwaras. Dalam bermasyarakat, kelompok kami berusaha lebih dekat dengan
masyarakat dan saling bertegur sapa terutama dengan warga sekitar temoat kita tinggal.
Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami melakukan pendekatan di beberapa
lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA dan beberapa kelompok pengajian,
yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Selain itu juga,
kami menerima bimbingan belajar anak-anak di basecamp untuk belajar materi yang kurang
dipahami di sekolah maupun membantu mereka mengerjakan tugas sekolah yang belum
mereka pahami.
Selama observasi, kami melakukan wawancara dengan kepala desa, Ketua
BUMDES, kepala dusun, RT, RW, dan warga mayarakat. Diantaranya potensi yang kami
temui adalah Sumber daya Alam antara lain: Hutan Jati, padi, jagung, sawah, waduk, sungai.
b. Sumber daya manusia antara lain : pembuatan kripik pare, kripik bayam, kripik kenikir,
dan krupuk ikan nila dan nughet ikan nila juga oleh ibu2, komunitas bank sampah, usaha
kuliner (ayam panggang), ide pembuatan desa wisata, Guru Taman Pendidikan Al-Qur‟an
dan usaha pemotongan ayam potong.
Selain kegiatan kami mengajar di lembaga pendidikan baik formal maupun non
formal serta melakukan observasi potensi desa, kami juga mengikuti kegiatan masyarakat.
Diantaranya Setiap hari jum‟at pagi kami mengikuti senam bersama, kami juga mengikuti
kegiatan pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak, tradisi Pitonan, kegiatan sosialisasi demam
berdarah oleh Puskesmas Saradan, belajar dengan ibu" hadroh dan lainya.

Pada minggu kedua tepatnya hari Jum‟at 25 Januari 2019 kami melakukan kegiatan
Forum Discussion Group (FGD). Dimana acara ini bertujuan untuk berdiskusi terkait
Aset/potensi desa sugihwaras yang sudah kami lakukan observasi di minggu pertama.
Kegiatan ini bertempat di ruang pertemun Balai Desa Sugihwaras yang dihadiri kepala desa,
perangkat desa, kepala dusun, ketua RT, ibu-ibu PKK lembaga keagamaan, lembaga
pendidikan dan beberapa kelompok perkumpulan masyarakat.
Dan Alhamdulillah program yang kami ajukan pada saat FGD yaitu Program
Pengelolaan sampah menggunakan sistem BIOPORI dan Pelatihan Guru TPA disetujui oleh
pihak bapak kepala desa beserta semua masyarakat, serta respon masyarakat yang baik ingin
membantu program kami agar terlaksana.
Dan setelah Program kami di setujui oleh lapisan masyarakat yang menghadiri acara
tersebut, kami segera mempersiapkannya. Dan kelompok kami terbembagi Kelompok
menjadi 2, dimana kelompok pertama fokus terhadap program BIOPORI dan kelompok
kedua fokus terhadap program Pelatihan Guru TPA.
Selanjutnya kelompok kami mendiskusikan Program BIOPORI dengan Ketua
BUMDES KARYA UTAMA Sugihwaras Bapak Hartono. Beliau merupakan sosok yang
mempunyai jaringan atau link di dinas-dinas yang berada di Kabupaten Madiun. Setelah
sebagian kelompk kami ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akhirnya pengajuan narumber
sosialisasi BIopori dan Bank Sampah disetujui oleh pihak DLH.
Kami juga mendiskusikan kelanjutan program Pelatihan Guru TPA dengan Pak
Darmono (pak moden Saradan). Alhamdulillah dari pak Darmono dmerespon dengan baik
dan membantu untuk mengordinasikan dengan guru-guru ngaji di desa Sugihwaras.
Selama minggu kedua dan ketiga ini kelompok kami tetap menjalankan aktivitas atau
kegiatan pada minggu pertama. Kami selalu berkordinasi dan menyiapkan terkait program
yang kami selenggarakan. Perkembangan kelanjutan dari program BIOPORI mendapat
informasi bahwa narasumber tidak bisa pada tanggal yang sudah ditentukan, oleh karena itu,
kami berdiskusi dan kordinasi kembali dengan DLH. Hasil dari diskusi kami menentukan
pada hari Rabu, 06 Februari 2019 diselenggarakanya program BIOPORI dan penyuluhan
BANK SAMPAH.
Perkembangan dari program Pelatihan Guru TPA yang dirasa dari kelompok kami
menemui banyak kendala mulai dari Narasumber, akomodasi, dan perencanaan yang kurang
maksimal akibat waktu yang singkat dan dana yang minim, kami berdiskusi kembali dengan
Pak Darmono dan Pak Sukimin selaku Kepala Desa. Dari Hasil diskusi tersebut, kami
memutuskan untuk membatalkan program Pelatihan Guru TPA dan menggantinya dengan
Program Lomba TPA Se-Desa Sugihwaras.
Pada minggu ketiga kami melaksanakan lomba TPA SAe-Desa Sugihwaras. Jenis
perlombaan yang diperlombakan dalam kegiatan imi adalah lomba adzan, praktek sholat, dan
hafalan surah pendek. Lomba tersebut dihadiri pak Sukimin, ustad-ustadzah dan juga peserta
lomba sebanyak kurang lebih 80 peserta. Alhamdulillah kegiatan kami berjalan dengan lancar
dan antusias sekali dari peserta dan pendampingnya.
Hari Rabu 06 Februari 2019 kami melaksanakan Program Penyuluhan pengelolaan
sampah menggunakan metode BIOPORI dan BANK SAMPAH yang dihadiri SEKCAM
Saradan, Kepala desa, KASUN, Narasumber dari DLH, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat.
Alhamdulillah acara kami berjalan lancar walapun ada kendala dari masyrakat yang belum
bisa hadir semua dikarenakan bersamaan dengan takziyah, pernikahan dan rapat
GAPOKTAN. Setelah melakukan penyuluhan kita juga langsung praktek mengenai cara
pembuatan Lubang resapan atau BIOPORI.
Hari Sabtu 09 Februari 2019 kami menggadakan acara penutupan kegiatan KKN
kelompok 34 desa Sugihwaras. Acara penutupan ini meliputi : Pembagian Hadiah, penutupan
KKN dan tasyakuran Lahirnya Kepala desa Pak Sukimin. Alhamdulillah Acara ini berjalan
dengan baik walaupun terdapat beberapa kendala yang diluar teknis kami. Acara penutupan
ini juga dihadiri oleh bapak Arif selaku bapak DPL dan acara ini juga dimeriahkan oleh
hadroh ibu-ibu dari rt 18, tari dari anak-qnak SD, karawitan dan elektonan.
Pada minggu ke Lima, hari Rabu 13 Februari 2019 saya dan sebagian dari kami
menghadiri penutupan KKN di kecamatan Saradan serta presentasi terkait program yang
sudah kami lakukan selama 1 Bulan.
Dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri kegiatan penyuluhan
bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami, sehingga kami
sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal di desa
Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari kita satu
kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari kamis 14 Februari 2019 kami mengikuti penyuluhan bank sampah sebagai
kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami yang dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup
terkait BANK SAMPAH. Dan Alhamdulillah dari KKN 34 Sugihwaras dapat meninggalkan
perintisan Program BANK SAMPAH didesa Sugihwaras dan sudah terbentuk Struktur Bank
sampah tersebut yang diketuai Bapak Sunyoto (Kepala Dusun Sugihwaras).
NAMA : Yusuf Fakul Yogi
NIM : D93215058
JURUSAN : Manajeman Pendidikan Islam

KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada


masyarakat guna untuk belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga ikut membangun
segala bentuk potensi dan aset masyarakat yang ada.
Pada tahun ini KKN UINSA tersebar di dua kota yaitu kota Madiun dan Bojonegoro
dengan menggunakan beberapa metode diantaranya adalah ABCD, CBPR, PAR. Setiap
kelompok beranggotakan mulai dari 18 sampai 20 orang. KKN kali ini terdapat 88 kelompok
dimana saya masuk dalam kelompok 34 yang ditempatkan di Desa Sugihwaras Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun. Adapun sistem yang kelompok kami dapat ABCD yaitu lebih
kepada menggali potensi desa dalam hal ini Desa Sugihwaras untuk kami data kemudia kami
proses dan kembangkan bersama warga Desa Sugihwaras.
KKN dimulai dengan upacara pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA 2018 dari
kampus. Upacara ini dilaksanakan di depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh
para pejabat kampus mulai dari Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan.
Selanjutnya saya dan anggota kelompok berangkat menuju ke kecamatan saradan.
Dalam pemberangkatan kali ini terdapat dua kelompok, kelompok pertama menaiki elf
dengan bercampur barang-barang bawaan. Kelompok kedua berangkat dengan memakai
sepeda motor yang berjumlah 8 orang (4 motor). Setiba di kecamatan saradan semua
kelompok yang bertempat di kecamatan saradan berkumpul dan mengikuti acara pembukaan
dari pihak kecamatan yang mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas KKN yang
akan diterim oleh mahasiswa. Selanjutnya ada sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki
(UINSA) yang isinya menyerahkan mahasiswa-mahasiswi nya serta memohon bimbingan
dalam pelaksanaan KKN dan menyampaikan tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki
diterima oleh Sekcam Bapak Pak Eko karena Bapak camat berhalangan hadir.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui mbah lurah Bapak H.
Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam
pelaksanaan KKN kami nanti.
Ketika semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai, kami kemudian berpamitan
menuju rumah penempatan KKN yaitu di desa Sugihwaras rt 13 rw 04 jalan Cendrawasih.
Hal pertama yang kami lakukan adalah membersihkan rumah yang akan kami tempati.
Keesokan harinya, hal pertama yang kami lakukan adalah berkeliling kampung
berkunjung ke tempat Bapak Rt (BapakMardi dan istrinya Bu Damsri) dan rumah warga-
warga, dengan tujuan bersilaturrahmi kepada warga dan tokoh masyarakat setempat serta
menggali asset yang dimiliki di desa Sugihwaras.
Pada minggu pertama ini, kami sudah mendapat tugas dari sekretaris kepala desa
untuk membantu menginput data tanah (IP4) seluruh Desa Sugihwaras yang didalamnya
terdapat 7 dusun. Setelah bersilaturahmi ke perangkat desa kami melanjutkan bersilaturahmi
ke rumah-rumah kepala dusun sekaligus menggali aset di tiap-tiap dusun yang ada.
Kemudian kami juga bersilaturahmi ke TK dan SD terdekat yaitu SD 03 dan SD 06
Sugihwaras serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang ada di Desa Sugihwaras.
Alhamdulillah kami diterima dengan baik dan bisa memulai mengabdikan diri di TK dan SD
pada keesokan harinya.
Dalam pengabdian di TPA kami awalnya hanya menarget dua TPA, yaitu TPA milik
ustadzah wiwik dan TPA di desa kedungrejo. Namun dalam perkembangannya mulai minggu
ketiga kami menambah dua TPA lagi untuk pengajarannya agar lebih merata pembagiannya
serta agar lebih dekat kepada masyarakat. Dalam pengajarannya kami membuat jadwal secara
bergantian untuk melakukan pengajaran di TPA dan di SD 03 dan SD 06.
Dalam bermasyarakat, kelompok kami mengutamakan pendekatan menggunakan
perilaku kesopanan dan saling sapa. Ketika bertemu dengan warga, diupayakan untuk selalu
mengucap “monggo”, sehingga kesan masyarakat terhadap mahasiswa KKN menjadi baik.
Dalam segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan pendekatan di
beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA dan beberapa kelompok
pengajian, yasinan, posyandu, dan poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Selain
itu juga, di basecamp kami menerima bimbel anak-anak sekitar basecamp untuk belajar
materi yang kurang dipahami di sekolah.
Di samping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Praktis
selama 2 minggu awal sejak pemberangkatan, beberapa anggota kelompok disebar ke 7
dusun dan diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset desa yang
sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan. Sesuai dengan metode ABCD yang
digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN ialah untuk mengembangkan potensi-potensi
desa yang dimiliki.
Setelah kami berkunjung ke berbagai dusun yang ada di Desa Sugihwaras, mengenai
mata pencaharian masyarakatnya bermacam-macam. Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras
bermata pencaharian sebagai petani. Petani dalam hal ini juga terdapat dua macam petani
yaitu petani asli (memiliki lahan) dan petani pinggir hutan (yang tidak memiliki lahan). Ada
juga yang menjadi pedagang, tkw, pegawai PNS, pengrajin gembol jati, pejabat desa dan lain
sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami simpulkan bahwa
banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya nugget ikan nila,
pembuatan keripik (kenikir, pare, terasi), pengrajin gembol jati, petani dan lain sebagainnya.
Minggu ke 2 KKN, kami melakukan kegiatan Forum Discussion Group (FGD)
bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, ketua RT,
lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan beberapa kelompok perkumpulan masyarakat.
Dalam FGD tersebut kami memaparkan aset-aset yang telah kami temui di Desa Sugihwaras.
Selanjutnya pembahasan kami menitikberatkan pada pembuatan biopori dan bank sampah
dan alhamdulillah program kami disetujui oleh semua masyarakat, serta respon masyarakat
yang baik ingin membantu program kami agar terlaksana.
Minggu ketiga KKN,beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah mulai diakhiri. Penanggung Jawab dari
Devisi pendidikan berpamitan di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita
abdi. Karena minggu ke tiga ini kelompok kami berfokus pada persiapan untuk lomba antar
TPA dan realisasi program biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas
dengan 3 kategori perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat
yang diadakan pada hari selasa minggu ke 4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu
menyebar pamflet lomba dan undangan realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke
tiga ini membuat alat-alat yang dibutuhkan untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori,
paralon dan lain sebagainya yang menunjang perlombaan serta program biopori.
Minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, untuk
kegiatan biopori sendiri acara kegiatannya adalah keesokannya. Dalam acara sosialisasi
Biopori dan Bank Sampah sendiri kami menggandeng Dinas Lingkungan Hidup untuk
membantu kegiatan kami. Alhamdulillah acara tersebut berjalan sukses terbukti dengan
antusias masyarakat yang sangat membeludak serta ada keberlanjutan untuk pembuatan
Biopori dan pembuatan Bank Sampah yang dibantu oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan kegiatan penutupan KKN
dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah dilaksanakan pada hari Sabtu,
09Februari 2018 di Balai Desa Sugihwaras dengan keterlibatan masyarakat sekitar yang
sangat antusias dalam acara penutupan KKN kami.
Pada minggu ke 5, dari pihak desa mengundang kelompok KKN untuk menghadiri
kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak lanjut dari program KKN kami,
sehingga kami sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal
di desa Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari
kita satu kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada hari Sabtu, tanggal 16 februari 2019, kami resmi kembali menuju Surabaya.
Pada pukul 10.00 WIB kami berkunjung ke warga sekitar untuk berpamitan. tepat pukul
11.00 WIB. Perjalanan pulang kami terbagi menjadi dua seperti keberangkatan KKN
sebelumnya. Ada yang sebagian yang naik mobil elf dan ada sebagian yang naik sepeda
motor.
Meninjau dari kegiatan dan pengabdian yang dilakukan, menurut saya banyak sekali
manfaat-manfaat dari satuan mata kuliah yang ada di kampus Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Mulai dari pengalaman bersosialiasasi,belajar mengaji, belajar menguasai
materi untuk TPA dan SD/MI, mengelola desa dan kelompok-kelompok yang ada di desa
semuanya berkaitan dengan mata kuliah yang ada.
NAMA : Zawida Ainia
NIM : C92215194
JURUSAN : Hukum Ekonomi Syariah

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada oleh dengan
pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. KKN (Kuliah Kerja
Nyata) pada dasarnya merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat untuk
belajar, mengabdi, mendedikasikan diri, dan juga ikut membangun segala bentuk potensi dan
aset masyarakat yang ada. UIN Sunan Ampel Surabaya memberlakukan 3 metode dalam
pelaksanaannya, yaitu metode PAR, metode ABCD dan metode CPBR. Metode PAR adalah
sebuah metode yang mengidentifikasi masalah kemudian memecahkannya (Problem Solving)
sedangkan metode ABCD tidak mengidentifikasi masalah, namun menemukan potensi dalam
masyarakat kemudian mengembangkan potensi tersebut semaksimal mungkin dengan
memperkirakan waktu dan kemungkinan potensi yang paling dimungkinkan bisa diraih dalam
kurun waktu tertentu dan metode CBPR gabungan dari metode ABCD dan metode PAR.
KKN kelompok 34 ditempatkan di Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun
dengan menggunakan metode ABCD (Asset Based Riset Community driven Development).
Beranggotakan 18 orang yaitu, 11 perempuan dan 7 laki-laki.
Sebelum melaksanakan KKN, mahasiswa dibekali materi selama 4 hari oleh dosen
pembimbing lapangan Bapak Dr. Arif Ainur Rofiq, S.Sos.I., M.Pd,Kons.pada tanggal 7
Januari – tanggal 11 Januari 2019. Pada tanggal 11 Januari 2019 diadakannya materi khusus
untuk bahan laporan KKN dengan perwakilan 2 orang per kelompok untuk setiap materi.
Materi khusus yang diberikan yaitu materi tentang majelis ta‟lim atau posdaya, gender,
lingkungan dan kebencanaan, dan movie maker.

Pada tanggal 14 Januari 2019, pelaksanaan pemberangkatan mahasiswa KKN UINSA


2019 dari kampus dengan mengikuti upacara pemberangkatan KKN yang dilaksanakan di
depan gedung Twin Tower yang dihadiri langsung oleh para pejabat kampus mulai dari
Rektor, dekan dan dosen pembimbing lapangan. Upacara dilangsungkan pukul 08.00 seluruh
peserta KKN 2019 diberangkatkan oleh Rektor ke tempat tujuan masing-masing. Pada pukul
10.41 WIB, kelompok 34 tiba di kecamatan Saradan. Semua kelompok yang bertempat di
kecamatan Saradan berkumpul dan mengikuti acara pembukaan dari pihak kecamatan yang
mana acara tersebut menjelaskan sedikit tentang tugas KKN yang akan diterima oleh
mahasiswa. Selanjutnya ada sambutan penyerahan dari Bapak Prof. Zakki (UINSA), yang
menyerahkan mahasiswa-mahasiswinya serta memohon bimbingan dalam pelaksanaan KKN
dan menyampaikan tujuan KKN. Penyerahan oleh Prof. Zakki diterima oleh Sekcam Bapak
Pak Eko karena Bapak camat berhalangan hadir.
Setelah selesai pembukaan di kecamatan, kami langsung menuju balai desa
Sugihwaras tepat pukul 11.56 WIB dengan didampingi Bpk Arif selaku DPL kami menemui
mbah lurah Bapak H. Sukimin dan staf-stafnya menjelaskan tentang maksud dan tujuan
diadakannya KKN serta metode yang digunakan mahasiswa dalam pelaksanaan KKN. Ketika
semua sudah dijelaskan dan pembicaraan selesai, kami kemudian berpamitan menuju rumah
penempatan KKN yaitu di Jalan Cendrawasih RT 13 RW 04 Desa Sugihwaras. Kami
kemudian memulai kegiatan dengan membersihkan rumah yang akan kami tempati bersama.
pada malam harinya kita melakukan silaturahmi ke warga sekitar rumah KKN dan
Alhamdulillah masyarakat menyambut dengan respon positif. Kunjungan yang dilakukan ke
tempat Bapak RT yaitu Bapak Mardi dan Bu Damsri dan rumah warga-warga dengan tujuan
bersilaturrahmi kepada tokoh masyarakat setempat serta menggali asset yang dimiliki di desa
Sugihwaras. Dalam bermasyarakat, kelompok kami mengutamakan pendekatan
menggunakan perilaku kesopanan dan saling tegurn sapa kepada masyarakat.
Pada hari kedua di Omah KKN, kami merancang agenda yang akan dilakukan selama
29 hari kedepan salah satu agenda kami adalah membuka les untuk siswa-siswi SD maupun
TK, mengingat lingkup lembaga pendidikan di dusun kami adalah Sekolah Dasar(SD) dan
Taman Kanak-kanak adapun MTSN maupun SMP akantetapi letak jauh dari basecamp kami,
mengingat kelurahan desa sudah meminta kami untuk membantu dan bertukar informasi
maupun pengetahuan terkait teknologi. Pada hari ketiga, kelompok kami melakukan
akulturasi ke lembaga pendidikan (PIAUD, SDN 03 Sugihwaras, SDN 06 Sugihwaras, dan
Posyandu), dari akulturasi tersebut kami mendapatkan jadwal masing-masing untuk
berkesempatan mengajar di lembaga terkait. Sore harinya kami sudah berkesempatan untuk
mengajar les dan mengaji sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
Pada minggu pertama, saya melakukan sebuah diskusi secara bersama-sama dengan
teman sesama anggota kelompok KKN 34 untuk membahas asset yang akan digali pada desa
sugihwaras sendiri serta melakukan pembagian tugas untuk merancang kegiatan yang akan
dilakukan pada beberapa minggu kedepan. Diawali dengan melakukan observasi pada tiap
dusun yang jika dijumlah ada 7 dusun, diikuti dengan meneliti dan menggali asset
semaksimal mungkin, lalu setelah itu melakukan analisis untuk memilah dan
mempertimbangkan secara keseluruhan. Disamping kegiatan diatas yang kami lakukan, kami
mendapatkan tugas tambahan dari para pegawai balai desa untuk menginput data tentang
sertifikat tanah. Segi pendidikan dan sosial, kelompok kami juga melakukan pendekatan di
beberapa lembaga pendidikan diantaranya adalah TK, SD, TPA, mengadakan les bimbingan
belajar di basecamp KKN dan beberapa kelompok pengajian, yasinan, posyandu, dan
poslansia yang tersebar di dusun Desa Sugihwaras. Pada hari minggu di minggu pertama saya
dan teman-teman mendapatkan kesempatan untuk melihat proses pembuatan nungget nila,
aneka kripik mulai dari tempe, nila, bayam, pare hingga kenikir yang dapat dijadikan kripik
dan dipasarkan di masyarakat. Proses pembuatan tersebut dilakukan oleh ibu-ibu rumah
tangga yang dibina oleh kelurahan. Penjualan sudah berkembang baik namun kendalanya
berada di alat yang masih manual. Kelompok ini masih tergolong kecil, hanya terdiri 7
anggota saja, sehingga untuk pemasaran dilakukan ketika ada acara Arisan, PKK, dan
tetangga dan system pemasaran mereka adalah made by order atau dibuat setelah ada
pesanan. Disamping turut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, kelompok KKN kami juga
fokus untuk menggali informasi berhubungan dengan program yang akan dijalankan. Sejak
awal penyusunan program, beberapa anggota kelompok disebar ke 7 dusun yaitu dusun
Cabe, Jambangan, Josaren, Sugihwaras, Nampurejo, Kedungrejo, dan Saradan,. Selain itu
juga kami diberi tugas untuk menggali informasi dan potensi-potensi aset desa yang
sebelumnya belum dimanfaatkan dan dikembangkan, sesuai dengan metode ABCD yang
digunakan dimana fokus dari pelaksanaan KKN.
Mayoritas masyarakat Desa Sugihwaras bermata pencaharian sebagai petani. tidak
murni menjadi petani, melainkan ada juga yang menjadi pedagang, merantau, pegawai PNS,
pejabat desa dan lain sebagainya. Setelah menggali informasi secara mendalam, dapat kami
simpulkan bahwa banyak sekali aset yang terdapat dalam desa Sugihwaras ini diantaranya
yaitu waduk, lahan luas di dusun Cabe yang cocok untuk wisata, bank sampah, kripik pare,
kerajinan kayu, dan TPA. Hasil diskusi kami memilh Bank sampah dan TPA sebagai
program tambahan atau pelengkap sedangkan proker utama kami adalah Biopori.
Bank Sampah mempunyai system yaitu menerima sampah dari warga dimana hanya
sampah anorganik saja lalu hasil dari penjualan dimasukan ke tabungan bank sampah
Sedangkan TPA adalah program pelangkap kami, karena kendala narasumber, keadaan dan
waktu yang kurang memadai, akhirnya kami mengadakan lomba antar TPA se-Sugihwaras,
karena awalnya program kami adalah mengadakan penyuluhan guru TPA se-Sugihwaras
dengan metode pembelajaran Al-Qur‟an yang sama.
Minggu kedua, kami lebih aktif untuk melakukan berbagai kegiatan, diantaranya yaitu
diawali dengan pagi hari beberapa anggota kami mengajar di TK, SDN 03 Sugihwaras, dan
SDN 06 Sugihwaras yang kebetulan sedang membutuhkan Tenaga pengajar tambahan Lalu
di sore harinya anggota yang berada di basecamp KKN mengajar les bimbingan untuk anak-
anak yang berada di desa sugihwaras. Sedangkan sebagian yang lain ditugaskan untuk
mengajar mengaji di beberapa TPA terdekat. Saya mendapatkan jadwal mengajar di SDN 03
Sugihwaras dilanjutkan siang hari melatih geng cewek anak Sd 06 yang biasa dipanggil
Blackpink yaitu tari tradisional berlanjut pada sore hari melatih Lala panggilan anak Sd kelas
3 di Sd 03 Sugihwaras untuk lomba bercerita akantetapi untuk sore hari jadwal saya silih
berganti dengan bimbingan belajar(les). Semua anggota lain telah diberi tugas masing-masing
secara rata sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan agar terlaksana secara teratur.
Bertepatan pada hari Jumat 25 Januari 2019, kelompok kami melakukan kegiatan
Forum Discussion Group (FGD) yang bertempat di Balai Desa yang dihadiri kepala desa,
perangkat desa, kepala dusun, ketua RT, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan
beberapa kelompok perkumpulan masyarakat desa sugihwaras. Acara FGD tersebut
kelompok kami melakukan pembahasan dan diskusi dengan perangkat desa serta masyarakat
setempat mengenai sebuah Program Bank Sampah dan Pemanfaatan sistem biopori bagi
lingkungan desa. Hasil akhir dan respon yang diberikan masyarakat pada program kami
disetujui dan mendapat respon yang positif. Bahkan masyarakat turut andil ingin membantu
program kami agar terlaksana.
Minggu ketiga KKN, beberapa kegiatan kemasyarakatan seperti mengajar di sekolah,
dan mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan sudah diakhiri. Devisi pendidikan berpamitan
di semua lembaga baik TK, SD, maupun TPA yang telah kita abdi, adapun kegiatan
tambahan saya yaitu mengantarkan Blackpink Lomba Nari dan lala Lomba Bercerita se
kecamatan Saradan di UPT. Minggu ke tiga ini kelompok saya berfokus pada persiapan
rangkaian acara penutupan yang dilakukan dengan cara dengan cara lomba antar TPA dan
realisasi program biopori. Lomba antar TPA ini diselenggarakan se desa Sugihwaas dengan 3
kategori perlombaan, yaitu lomba adzan, hafalan surah pendek, dan praktik shalat yang
diadakan pada hari selasa yang diadakan pada hari selasa tanggal 5 februari 2019 minggu ke
4. Sedangkan persiapan yang dilakukan yaitu menyebar pamflet lomba dan undangan
realisasi biopori. Selain itu, kegiatan di minggu ke tiga ini membuat alat-alat yang dibutuhkan
untuk biopori seperti papan nama, lubang biopori, paralon dan lain sebagainya yang
menunjang perlombaan serta program biopori.
Hari Rabu 06 Februari 2019 kami melaksanakan Program Penyuluhan pengelolaan
sampah menggunakan metode BIOPORI dan BANK SAMPAH yang dihadiri SEKCAM
Saradan, Kepala desa, KASUN, Narasumber dari DLH, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat.
Alhamdulillah acara kami berjalan lancar walapun ada kendala dari masyrakat yang belum
bisa hadir semua dikarenakan bersamaan dengan takziyah, pernikahan dan rapat
GAPOKTAN. Setelah melakukan penyuluhan kita juga langsung praktek mengenai cara
pembuatan Lubang resapan atau BIOPORI.
Hari Sabtu 09 Februari 2019 kami menggadakan acara penutupan kegiatan KKN
kelompok 34 desa Sugihwaras. Acara penutupan ini meliputi : Pembagian Hadiah, penutupan
KKN dan tasyakuran Lahirnya Kepala desa Pak Sukimin. Alhamdulillah Acara ini berjalan
dengan baik walaupun terdapat beberapa kendala yang diluar teknis kami. Acara penutupan
ini juga dihadiri oleh bapak Arif selaku bapak DPL dan acara ini juga dimeriahkan oleh
hadroh ibu-ibu dari rt 18, tari dari anak-qnak SD, karawitan dan orgen tunggal.
Pada minggu ke 4 KKN, kelompok kami disibukkan acara lomba antar TPA, dan
kegiatan realisasi program biopori. Setelah kedua acara tersebut terlaksana, kami disibukkan
kegiatan penutupan KKN dan pembuatan laporan. Dan penutupan secara resmi telah
dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Februari 2019 di Balai Desa Sugihwaras.
Pada minggu ke 5, Pada hari kamis 14 Februari 2019 pihak desa mengundang
kelompok KKN untuk menghadiri kegiatan penyuluhan bank sampah sebagai kegiatan tindak
lanjut dari program KKN kami yang dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup terkait BANK
SAMPAH. Dan Alhamdulillah dari KKN 34 Sugihwaras dapat meninggalkan perintisan
Program BANK SAMPAH didesa Sugihwaras dan sudah terbentuk Struktur Bank sampah
tersebut yang diketuai Bapak Sunyoto (Kepala Dusun Sugihwaras), sehingga kami
sekelompok tidak pulang ke surabaya tepat waktu karena untuk tetap tinggal di desa
Sugihwaras selama 3 hari lagi. Sesuai nomor urut kelompok kami 34, tepat 34 hari kita satu
kelompok berada di desa Sugihwaras untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai