KELOMPOK 281
Editor:
Dra. Erni Isnaeniah, M.Si
Penulis:
Guruh Nugraha dkk.,
Laporan Individu Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan basis pengabdian
kepada masyarakat di Desa Wangisagara Kecamatan Majalaya Kabupaten
Bandung dengan judul “Hijaukan Bumi, Tanamkan Pohon, Tanamkan
Akhlak” telah diperiksa dan disahkan pada tanggal “15 September 2018”
1
KATA PENGANTAR
2
8. Semua pihak yang telah membantu memperlancar dalam
penyusunan laporan akhir ini.
Akhirnya hanya do’a yang kami tuturkan semoga program yang telah
kami rencanakan dapat dilaksanakn dengan lancar dan mendapat ridho-Nya
dan semoga amal kebaikan kita semua diterima di sisi Allah SWT. Amin Ya
Allah Ya Rabbal Alamin.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.
Kelompok 281
3
DAFTAR ISI
Table of Contents
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vii
RINGKASAN EKSEKUTIF........................................................................viii
PROLOG........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
A. Latar belakang...................................................................................1
B. Fokus Program...................................................................................2
1. Bidang sosial.....................................................................................2
2. Sains dan teknologi............................................................................2
3. Keagamaan........................................................................................2
4. Pendidikan.........................................................................................3
5. Kesen kasehatan................................................................................3
6. Bidang Ekonomi................................................................................3
7. Bidang lingkungan.............................................................................4
C. Sasaran dan Target.............................................................................4
BAB II KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.................................
A. Konsep KKN Berbasis Pemberdayaan MAsyarakat.......................13
B. Isu IPM dan SDGs...........................................................................13
C. Tahapan Siklus Pelaksanaan KKN Sisdamas..................................21
BAB III PROFIL DESA....................................................................................
A. Sejarah Singkat Desa.......................................................................29
4
B. Visi, Misi dan Program Desa...........................................................31
C. Monografi Desa...............................................................................35
BAB IV HASIL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT...................................
1. Sosialisasi Awal...............................................................................40
2. Rembug Warga................................................................................42
3. Refleksi Sosial.................................................................................43
4. Pemetaan Sosial...............................................................................45
4. Pengorganisasian Masyarakat.........................................................47
5. Perencanaan Partisipatif..................................................................48
6. Sinergi Program...............................................................................49
7. Pelaksanaan Program.......................................................................50
8. Monitoring Evaluasi........................................................................55
B. Proses dan Hasil pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Program
Studi.................................................................................................55
C. Faktor Pendukung dan Penghambat................................................77
1. Aspek Partisipasi Masyarakat..........................................................77
2. Aspek Sustainibility Program..........................................................78
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.............................................
A. Kesimpulan......................................................................................79
B. Rekomendasi...................................................................................79
1. Pelaksana KKN...............................................................................79
2. Masyarakat......................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BIODATA TIM PENYUSUN............................................................................
LAMPIRAN................................................................................................................
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
RINGKASAN EKSEKUTIF
8
PROLOG
SAMBUTAN DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum wr. wb.
Segala puji milik Alloh SWT semata yang telah memberikan
kenikmatan iman, islam dan ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada Baginda Alam Nabi Besar Muhammad Saw, para
keluarganya, sahabatnya dan kepada umat yang senantiasi mengharapkan
syafa’atnya.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
(KKN-Sisdamas) yang dilakukan oleh para mahasiswa merupakan bentuk
nyata partisipasi civitas akademika di masyarakat dalam rangka melakukan
pengabdian dan pemberdayaan dengan menumbuhkan dan meningkatkan
kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki serta masalah yang
dihadapi. Peserta KKN Sisdamas dituntut untuk melakukan pendampingan
selama proses pemberdayaan berlangsung serta berperan aktif mengkader
beberapa warga masyarakat atau organisasi masyarakat (orgamas) sekitar
sebagai aktor terdepan (leading sector) dalam melakukan pemberdayaan.
Diantara lokasi yang menjadi wilayah KKN Sisdamas adalah Desa
Wangisagara, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Setidaknya diutus
sebanyak 36 peserta KKN Sisdamas yang berasal dari 3 kelompok, yaitu
Kelompok 280, 281, dan 282 terdiri dari berbagai jurusan dan fakultas di
lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Selama 1 bulan lamanya
peserta KKN Sisdmas melakukan pengabdian diantaranya: mengajar di
sekolah-sekolah, madrasah, pengajian, dan lain-lain dan pemberdayaan
9
masyarakat diantaranya: penanggulangan sampah; revitalisasi fungsi masjid
dan musholla yaitu pembelajaran tilawah, adzan, shalawat, dll (soft skill
religion); dan revitalisasi fungsi karang taruna dengan mengadakan acara
penyuluhan tentang menghindari kenakalan remaja.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
mensukseskan kegiatan KKN Sisdamas di Desa Wangisagara diantaranya
LP2M, Bapak Kepala Desa beserta staff dan jajaran nya, Ibu Kepala
BUMDes, Kepala Pasar Desa Wangisagara tidak lupa kepada seluruh para
peserta KKN Sisdamas terutama Kordes dan KKP yang telah melaksanakan
dan menjalankan kegiatan sesuai arahan yang diberikan DPL. Semoga setiap
perbuatan yang sudah dilakukan senantiasa mendapatkan pahala dan ridho
Allah SWT.
Akhirnya, semoga buku laporan KKN Sisdamas di Desa
Wangisagara ini dapat bermanfaat dan dijadikan pedoman untuk melakukan
evaluasi secara menyeluruh terhadap kegiatan KKN Sisdamas guna
perbaikan kegiatan KKN Sisdamas di masa yang akan datang. Mohon maaf
apabila ada perkataan yang kurang berkenan. Hanya kepada Alloh SWT kita
berserah diri.
10
NIP. 196606261992032004
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Fokus Program
1. Bidang sosial
Dalam program bidang sosial kelompok kami mengikuti kegiatan
Citarum Harum bersama satgas TNI di desa Wangisagara kita melakukan
pembersihan sampah di sungai citarum. Tujuannya dari pembersihan sampah
supaya sungai tidak tercemar dari sampah dan limbah pabrik yang dibuang
sembarangn oleh masyarakat.
Dengan diadakannya program Citarum harum setidaknya air sungai
tidak tercemar dari limbah pabrik dan sampah sehingga masyarakat bisa
menggunakan air sungai baik untuk mandi ataupun keperluan lainnya.
3. Keagamaan
Dalm bidang keagamaan kami mengikuti acara pengajian rutinan di
desa Wangisagara di tiap-tiap masjid yang ada di desa Wangisagara.
Kegiatan pengajian rutinan yang ada di desa wangisagara sangalah beragam
ada yang acara pngajiannya pagi hari, sore hari, dan ada pula yang malam
hari. Selain itu juga kami mengajar di madrasah diniyah yang ada di desa
2
Wangisagara dan alhamdulilah antusias dari anak-anak MD nya sangat baik,
sehingga mereka senang ketika be;ajar dengan kami.
4. Pendidikan
Program dalam bidang pendidikan kmi melakukan pengajaran ke
sekolah- sekolah seperti kami mengajar di sekolah TK, SD, SMP, SMA dan
ada juga yang mengajar di SLB.tidak hanya disitu saja kami mengadakan
kegiatan bimbel di posko kami supaya anak-anak setelah pulang sekolah
tidak banyak main dan mudah-mudahan pendidikan di desa wangisagara
lebih membaik lagi.
5. Kesen kasehatan
Dalam bidang kesehatan kami ikut bantu-bantu ibu-ibu posyandu
untuk melayani masyarakat Wangisagara yang akan memeriksa kesehatan
anaknya, mulai dari penimbangan berat badan kemudian pemberian vitamin
dan imunisasi.
6. Bidang Ekonomi
program kelompok kami dalam bidang ekonomi yaitu mengadakan
pelatihan membuat tempe dari daun singkong kepada ibu-ibu yang ada di
desa Wangisagara yang bertujuan supaya ibu-ibu di desa wangisagara bisa
kreatif dan bisa juga melihat peluang usaha dari pembuatan tempe tersebut
yang sebelumnya daun singkong itu di pandang terlalu di manfaatkan oleh
masayarakat tapi mudah-mudahan setelah diadakan pelatihan tersebut bis
merubah cra pandang masyarakat terhadap bahan-bahan yng dianggap tidak
penting menjadi nilai jual yang berharga dan mahal.
7. Bidang lingkungan
Program yang terakhir dalam bidang lingkungan kami menganjurkan
kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup mereka terutama dari
3
sampah. Sehingga kami berinisyatif untuk membuat selogan dan
memasangnya di tempat-tempat yang keungkinan bisa dibaca dan dilihat
oleh masyarakat.
4
Sampah Organik
Yaitu sampah yang cepat membusuk secara biologis, misalnya
sisa makanan. Agar tidak tercemar, pengelolaan sampah organik
dijadikan kompos, pupuk atau bisa di jadikan makanan untuk hewan
peliharaan.
Sampah non organik
Yaitu sampah yang tidak dapat membusuk, misalnya botol
bekas minuman, plastik, sryrofoam dll. Sampah non organik bisa
dimanfaatkan untuk dijadikan hiasan rumah tangga, tas, dll.
2. Fun Science
Di era yang modern ini teknologi merupakan ilmu yang harus di
kuasai oleh setiap orang untuk memudahkan setiap urusan dan pekerjaan.
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubah sumber daya
alam menjadi alat-alat sederhana.
Kegiatan fun science merupakan sebuah program yang berisikan
kegiatan workshop pengenalan dan pembuatan alat penditeksi banjir yang
sederhana. Anak-anak dan remaja yang sangat menjadi wajib untuk
menguasai teknologi, dan yang menjadi sasaran kami yaitu anak SMP KP 2
Majalaya dengan jumlah peserta 45 siswa. Membina, mengenalkan,
sekaligus membuat detector banjir atau alat pendeteksi banjir ini diharapkan
mereka bisa mengaplikasikan pengetahuannya di masyarakat umum
khususnya bagi masyarakat desa Wangusagara ketika mereka membutuhkan.
Serta kami mengharapkan siswa yang diberikan pengetahuan tentang
pembuatan alat pendeteksi banjir ini mampu menjadi ladang ekonomi
dengan cara memproduksinya alat sederhana pedeteksi banjir ini.
5
3. Parenting
Parenting adalah proses pembelajaran pengsuhan interaksi antara
orang tua dan anak yang meliputi aktivitas memberi petunjuk, memberi
makan, memberi pakaian, melindungi anak saat mereka tumbuh
berkembang.
Dalam parenting ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa YKS Majalaya
dengan tujuan membina orang tua yang mempunyai anak berkebutuhan
khusus. Meliputi cara memotifasi anak, memantau perkembangan anak, dan
menangani anak yang berkebutuhan khusus. Ternyata para oarng tua di desa
Wangisagara kurang mengetahui bagaimana cara memantau perkembangan
anak berkebutuhan khusus, jadi dengan diadakannya parenting di Sekolah
Luar Biasa YKS Majalaya ini bertujuan agar para orang tua paham dan bisa
mengurus anak-anaknya dengan cara yang benar.
4. Pemberdayaan PKK
PKK adalah organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita
untuk turu berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia. 10 program pokok
PKK pada hakekatnya merupakan kebutuhan dasar manusia, yaitu:
a. Penghayatan dan pengalaman Pancasila
b. Gotong royong
c. Pangan
d. Sandang
e. Perumahan dan tatalaksana rumah tangga
f. Pendidikan dan keterampilan
g. Kesehatan
h. Pengembangan kehidupan berkoperasi
i. Kelestarian lingkungan hidup
j. Perencanaan sehat
Dalam program ini kami fokus di keterampilan dan kesehatan yang
harus diketahui dan diaplikasikan oleh setiap ibu. Dibidang ketempilan kita
6
membina dan melatih keterampilan ibu-ibu untuk membuat tempe dari bahan
baku daun singkong, yang sehat dana man dikonsumsi. Selai itu kami juga
membina dan menjelaskan bagaimana cara memilih dan memilah makanan
yang berbahaya dan aman untuk di konsumsi seperti menditeksi makanan
yang mengandung borax dan formalin. Target dan tujuannya yaitu agar
masyarakat bisa lebih waspada dan sadar bahwa kesehatan adalah hal yang
sangat penting.
Dari semua program dengan tujuan pemberdayaan masyarakat ini,
kami harap dapat berjalan secara efisien terus dan akan bermanfaat untuk
jangka panjang dan seterusnya dari generasi ke generasi. Serta dapat
menciptakan perubahan yang lebih baik lagi untuk masa depan masyarakat
desa Wangisagara.
7
Parenting yang dilaksanakan dengan para orang tua siswa sekolah
luar biasa di YKS Majalaya, dilksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Agustus
2018 pada pukul 09.00-11.00.
Job Description Kelompok 281 Kkn Sisdamas uin Sunan Gunung Djati
Bandung
8
h. Menghadiri dan terlibat kordinasi pada acara serah terima di
kecamatan dan desa/ kelurahan;
i. Kordinator pelaksanaan program di lapangan ;
j. Memimpin anggota dalam pengisian agenda pada BLH
(dalam membukukan paraf) dan mengisi BLK;
k. Kordinator penyelenggaraan acara perpisahan tingkat RW
atau gabungan tingkat Desa;
l. Melakukan pamitan atas nama kelompoknya kepada tokoh
masyarakat setempat dan aparat pemerintahan pada kegiatan
perpisahan ( dalam acara/ upacara perpisahan atau pamitan
kunjungan rumah), dan pelaksanaan pemberian cindera mata kepada
aparat/tokoh masyarakat;
m. Bertanggung jawab atas tersusunnya laporan akhir kelompok;
2. Sekretaris
a. Menggantikan posisi ketua apabila ketua berhalangan.
b. Mengatur manajemen rapat
c. Pengambil kebijakan administrasi.
d. Membuat daftar surat masuk dan keluar.
e. Menyediakan seluruh surat yang diperlukan, diantaranya:
f. Pemberitahuan
g. Undangan
h. Permohonan Kerja Sama
i. Permohonan Menjadi Pemateri
j. Permohonan Menjadi Moderator
k. Mengarsipkan seluruh surat.
l. Mencatat seluruh hasil rapat atau brifing.
m. Membuat daftar kebutuhan sekretaris
n. Berkoordinasi dengan KKP
o. Mencatat evaluasi kegiatan setiap hari
9
3. Bendahara
a. Pemegang kebijakan keuangan, berkoordinasi dengan KKP
b. Mencatat seluruh mobilisasi keuangan secara rinci berikut
tanda bukti/nota.
c. Membuat alokasi dana secara matang.
d. Memenuhi kebutuhan keuangan kelompok setelah
dipertimbangkan secara matang.
e. Mempersiapkan perencanaan alternatif untuk mengatasi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
f. Berkoordinasi dengan KKP dan bidang lain.
g. Mengarahkan setiap bidang membuat RAB
h. Membuat laporan akhir bendahara selama KKN.
5. Bidang konsumsi
a. Menyediakan seluruh kebutuhan konsumsi kelompok.
b. Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan kelompok.
c. Mengatur mobilisasi snack, makan kelompok sesuai jadwal/
rencana yang telah dibuat.
d. Membuat daftar peralatan yang dibutuhkan.
e. Berkoordinasi dengan KKP
6. Bidang logistik
10
a. Menyediakan dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan
seluruh peralatan yang diperlukan dalam kegiatan dan BIDANG
lain.
b. Menyediakan tempat kegiatan.
c. Membuat daftar peralatan yang dibutuhkan.
7. Bidang kesehatan
a. Mendata peserta yang mempunyai penyakit
b. Menyediakan obat-obatan
c. Bertanggung jawab terhadap kesehatan kelompok.
d. Berkoordinasi dengan lembaga kesehatan Desa.
8. Bidang kerohanian
a. Mendata jadwal pengajian masyarakat.
b. Mengadakan program ngaji bersama di posko.
c. Membuat jadwal untuk mengajar di MD.
11
BAB II
KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
12
prinsip pembangunan partisipatif, demokratis dan berkelanjutan
berlandaskan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Pemberdayaan masyarakat
adalah strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai
upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain pemberdayaan
masyarakat merupakan upaya mengembangkan masyarakat dari keadaan
kurang atau tidak berdaya menjadi punya daya dengan tujuan agar
masyarakat tersebut mencapai/ memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Pemberdayaan masyarakat merupakan tujuan akhir dari dharma pengabdian
kepada masyarakat. Oleh karena itu, KKN mahasiswa dengan basis
pemberdayaan masyarakat (sisdamas) merupakan upaya untuk melatih para
mahasiswa bersama masyarakat menyusun agenda perubahan yang disusun
dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan mahasiswa
sebagai fasilitator pemberdayaan dan dosen selaku pembimbing lapangan.
Sesuai dengan perkembangannya, KKN sendiri telah mengalami peralihan
orientasi, dari semula berbasis pembangunan (development) menuju basis
pemberdayaan (empowerment). Dengan kata lain, diyakini bahwa
masyarakat sebenarnya memiliki potensi dan kemampuan untuk
mengembangkan dirinya. Namun, untuk mempercepat pembangunan
tersebut pendampingan diperlukan sesuai dengan kebutuhan yang
semestinya. Karena itu, KKN diharapkan dapat membantu akselerasi bagi
aktualisasi potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.
13
Dalam publikasi ini pembangunan manusia didefinisikan sebagai “a process
of enlarging people’s choices” atau proses yang meningkatkan aspek
kehidupan masyarakat. Aspek terpenting kehidupan ini dilihat dari usia yang
panjang dan hidup sehat, tingkat pendidikan yang memadai, dan standar
hidup yang layak. Secara spesifik UNDP menetapkan empat elemen utama
dalam pembangunan manusia, yaitu produktivitas (productivity), pemerataan
(equity), keberlanjutan (sustainability), dan pemberdayaan (empowerment).
(Setiawan & Hakim, 2013).
IPM Indonesia sendiri terus mengalami fluktuasi yang beragam di
tiap tahunnya. Seperti di tahun 1990-1995 IPM Indonesia mengalami
peningkatan. Penurunan pernah terjadi pada tahun 1996 dan 1998 dengan
dugaan akibat krisis ekonomi. Meningkat kembali mulai sejak tahun 1999
hingga 2005, kemudian pada tahun 2006 terjadi sedikit penurunan dan pada
tahun 2007 IPM Indonesia meningkat kembali. Penurunan juga terjadi pada
tahun 2008, kemudian sedikit meningkat pada tahun 2009 dan mengalami
penurunan pada tahun 2010.
14
2. Sustainable Development Goals
Setelah program MGDs (Millenium Development Goals) atau Tujuan
Pembangunan Milenium berakhir pada tahun 2015, sebanyak 193 termasuk
Indonesia, yang ternaung dalam PBB menyepakati program baru yang diberi
nama SGDs (Sustainable Development Goals) dengan target pelaksanaan
dari rentang tahun 2015 sampai dengan 2030. SGDs merupakan program
pembangunan berkelanjutan dunia dimana di dalamnya memuat 17 tujuan
dengan 169 target yang berlandaskan pada prinsip HAM, inklusitivitas, dan
anti diskriminasi. Selain itu, SDGs memandang lebih jauh pemenuhan
kebutuhan bukan hanya untuk saat ini namun juga memandang serta
memperhatikan kebutuhan masa yang akan datang atau berkelanjutan. SDGs
juga ingin memastikan bahwa semua manusia di dunia dapat menikmati
kehidupan yang sejahtera dan kemajuan ekonomi, sosial, serta teknologi
terjadi selaras dengan alam atau lingkungan.
Dilansir dari Smeru Research Institute (2017), dalam menjalankan
SGDs ini Indonesia memiliki potensi tercapainya tujuan dimana Indonesia
telah memiliki program sejenis yang tengah dijalankan. Program ini adalah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Tujuan dan target SGDs yang termuat dalam program ini yaitu tujuan
kemiskinan, kesehatan, pendidikan, ketimpangan, air dan sanitasi, serta akses
energi. Namun begitu, Indonesia juga memiliki tantangan dalam pelaksanaan
SGDs. Beberapa tantangan yang kemungkinan menghambat disajikan dalam
tabel berikut.
15
siklus politik dan rendahnya jumlah masalah ketimpangan
pekerjaan layak
Rendahny akses Rendahnya kualitas SDM Tingginya
(khususnya bagi dan daya saing tenaga ketimpangan antar
masyarakat miskin) kerja Indonesia daerah
terhadap pendidikan
berkualitas dan nutrisi
yang baik
Kurangnya program Adanya tren peningkatan Adanya ketimpangan
pengembangan pengangguran anak muda kesempatan (akses
kemampuan (skill pendidikan dan
development) untuk kesehatan)
anak muda dari
keluarga miskin
Lemahnya koordinasi Rendahnya perlindungan Rendahnya akses
baik vertikal maupun sosial bagi pekerja orang miskin terhadap
horizontal dalam asset produktif
kebijakan
penanggulangan
kemiskinan
Adanya ketimpangan
gender
Definisi dan ukuran Belum tersedianya data Ketersediaan data
kemiskinan yang produktivitas pekerja di masih sangat terbatas,
dinamis dan wilayah seperti data
pemutakhiran data yang perdesaan/perkotaan ketimpangan dari
belum tentu berlanjut berbaggai dimensi
(penghasilan, asset,
dll)
16
Tabel 2. 1 Tantangan sebagai Hambatan
17
Tujuan ini berkaitan dengan jaminan bahwa semua orang dapat
menikmati makanan yang aman dan bernutrisi sepanjang tahun. Kelaparan
segera diakhiri dan akses terhadap kualitas pangan yang baik bagi seluruh
rakyat disediakan, khususnya bagi mereka yang miskin dan berada dalam
situasi rentan. Lebih lanjut, adanya jaminan pengelolaan sumber daya
khususnya lahan dan air serta sokongan ketahanan pangan.
Dalam merealisasikan tujuan ini, mahasiswa memanfaatkan setiap
perkumpulan, majlis atau komunitas untuk mensosialisasikan pengelolaan
sampah untuk menjaga ketersediaan air bersih di kawasan Sungai Citarum.
Mahasiswa juga mengedukasi pemanfaatan bioteknologi sederhana untuk
menjamin makanan yang dikonsumsi aman, misalnya dari kandungan
formalin dan boraks yang berbahaya bagi tubuh. Terakhir, mahasiswa
membantu penambak lele setempat dengan pemberian pelatihan membuat
probiotik ikan lele untuk ketahanan pangan.
18
pengelolaan sampah yang benar serta pemanfaatan sampah organik untuk
keperluan rumah tangga. Untuk memperkuat himbauan tersebut, mahasiswa
memasang slogan tentang anjuran membuang sampah secara tepat di
beberapa titik di desa Wangisagara.
19
rumah tangga sebagai hal yang wajar, serta melakukan perbaikan untuk
memberikan perempuan hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi dan
juga akses terhadap kepemilikan dan kontrol atas lahan.
Menjawab tantangan ini, mahasiswa memfasilitasi kaum perempuan
yang tergabung dalam suatu komunitas untuk memperoleh keterampilan
yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk bisnis pangan kreatif. Dengan
begitu, perempuan dapat berdaya secara ekonomi serta mendapat
kesempatan yang sama untuk berada di ranah tersebut.
20
Bersama TNI Satgas Citarum Harum Batalyon Armed 5 DAM III.
SLW Sektor 4, mahasiswa bekerjasama dalam penyediaan dan pemeliharaan
ruang publik berupa taman edukasi. Mahasiswa juga ikut mensosialisasikan
keberadaan taman kepada anggota madrasah diniyah dan pemuda setempat
agar mendorong mereka memanfaatkan taman tersebut untuk kegiatan
produktif seperti mengadakan pembelajaran, kajian, dan sebagainya. Sebagai
langkah mengikat rasa memiliki terhadap tempat tersebut, mahasiswa
memfasilitasi aksi menanam pohon sebagai simbolisasi kepemilikan bersama
serta kepedulian terhadap lingkungan.
21
Apabila masyarakat memutuskan untuk menerima KKN Sisdamas,
maka secara otomatis masyarakat harus mempunyai komitmen untuk
melaksanakan upaya penanggulangan masalah sosial dengan koridor yang
sudah dikembangkan oleh KKN Sisdamas, yaitu melaksanakan proses
pembelajaran dalam daur penanggulangan masalah sosial secara partisipatif
yang diejawantahkan dalam tahapan siklus-siklus selanjutnya.
Sosialisasi Awal dan Rembug warga di Desa Wangisagara diikuti oleh
peserta KKN Sisdamas dan Masyarakat. Antusias Masyarakat pada saat
sosialisasi awal sangat tinggi sekali, hal ini dibuktikan dengan banyaknya
ide-ide dan gagasan yang disampaikan oleh masyarakat yang begitu
kompleks dan komprehensif. Diantara gagasan masyarakat di Desa
Wangisagara itu diantaranya adalah, keingininan untuk, optimalisasi fungsi
Masjid dan Madrasah yaitu seperti ikut berpartisipasi dalam mengajar anak-
anak di madrasah ataupun ikut berpartisipasi dalam pengajian rutin yang ada
di tiap-tiap masjid disana, mengantisipasi kenakalan remaja, meningkatkan
kreatifitas ibu TP-PKK dan anak karang taruna untuk membantu
perekonomian keluarga, meningkatkan kesadaran akan kebersihan
lingkungan terutama masalah sampah. Karena ternyata di desa Wangisagara
tersebut belum mempunyai Tempat Pembuangan Akhir.
b. Refleksi Sosial
Refleksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa
arti yaitu, Pertama gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai
jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar, kedua gerakan otot
(bagian badan) yang terjadi karena suatu hal dari luar dan di luar kemauan
atau kesadaran, ketiga cerminan atau gambaran.
Refleksi Sosial itu sendiri adalah proses bercermin yang dilakukan
oleh masyarakat yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran kritis
masyarakat terhadap akar penyebab masalah social. Kesadaran kritis ini
menjadi penting, karena selama ini seringkali dalam berbagai program yang
22
menempatkan masyarakat sebagai ’objek’ pembanguunan, acapkali
masyarakat tidak diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan
masalah tanpa mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya.
Dalam pelaksanaan Refleksi sosial, ada dua hal penting yang harus
dilakukan dalam Refleksi Sosial, yaitu Olah Pikir dan Olah Rasa sehingga
pendalaman yang dilakukan melibatkan mental, rasa dan karsa. Olah pikir
merupakan proses analisis kritis terhadap permasalahan sosial yang dihadapi
masyarakat, untuk membuka mekanisme-mekanisme yang selama ini sering
tidak tergali dan tersembunyi di dalamnya. Analisa kritis terhadap
permasalahan sosial sering juga disebut sebagai analisa sosial, artinya
mencari secara kritis hubungan sebab akibat, sampai halhal yang paling
dalam sehingga dapat ditemukan akar permasalahan Sosial yang sebenarnya.
Setiap kondisi,baik itu eksternal maupun internal, harus ditelusuri dan
kemudian dicari hubungan sebab akibatnya dalam suatu kerangka yang logis.
23
Mahasiswa dan masyarakat mengidentifikasi potensi – potensi desa yang
dapat di berdayakan. Adapun potensi-potensi desa tersebut diperoleh dari
hasil refleksi sosial dan wawancara terhadap masyarakat itu sendiri serta
analisis mahasiswa terhadap masyarakat. Dari Siklus Refleksi sosial di Desa
Wangisagara dapat diperoleh beberapa potensi yang terhimpun, diantaranya
adalah ;
1) Adanya madrasah, TPA dan masjid sebagai tempat kajian
keislaman
2) Memiliki BUMDES (Badan Usaha Milik Desa)
3) Adanya Karang Taruna Desa maupun Karang Taruna per-RW
yang lumayan aktif.
Adapun kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat wangisagara
adalah :
1) Optimalisasi fungsi Masjid dan Madrasah
2) Mengantisipasi kenakalan remaja
3) Meningkatkan kreatifitas ibu TP-PKK dan Karang Taruna
untuk membantu perekonomian keluarga
4) Meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan
terutama masalah sampah.
5) Membantu membuat taman edukasi di citarum
b. Pengorganisasian Masyarakat
Siklus ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat terhadap
adanya organisasi masyarakat warga yang mampu menerapkan nilai-nilai
luhur yang dimotori oleh pemimpin yang mempunyai kriteria yang sudah
ditetapkan oleh masyarakat sebagai jawaban dari hasil analisa kelembagaan
dan refleksi kepemimpinan yang sudah dilaksanakan dalam siklus Pemetaan
Sosial. Organisasi masyarakat warga yang dibangun bisa bersifat organic
berbentuk paguyuban atau perhimpunan atau memanfaatkan organisasi atau
lembaga yang sudah ada di masyarakat seperti Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Desa (LPMD), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan
24
Kemakmuran Masjid (DKM), Pembina Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK),
Karang Taruna dan lain-lain.
Untuk pengorganisasian masyarakat di Desa Wangisagara Khususnya
di Dusun dua dimana kelompok KKN sisdamas 281 mengabdi, kami Bekerja
sama dengan RW setempat dan tokoh Masyarakat serta fokus menjalin mitra
dengan DKM Miftakhuil Huda, DKM Nurul Falah, karang Taruna unit 08,
serta Karang Taruna unit 03.
25
Adapun siklus sinergi program pemberdayaan mengenai peningkatan
kesadaran dini akan kebersihan lingkungan terutama masalah sampah,
kegiatan tersebut kami laksanakan melalui proses menanam pohon, dan
memberikan sedikit edukasi tentang bagaimana pentingnya peka terhadap
alam sekitar. Hal itu sengaja kami lakukan, supaya muncul kesadaran bahwa
hasil edukasi itu harus juga aksi, itulah yang dalam bahasa Islam Kesesuaian
antara ilmu dan amal. Dalam sinergi program ini kami bekerja sama dengan
MD Al-hidayah.
26
Monitoring dan evaluasi pada program Peningkatan kesadaran dini
akan kebersihan lingkungan terutama masalah sampah. Karena berhubung
waktu KKN yang telah Habis maka siklus monitoring dan evaluasi tidak
dapat terlaksana secara optimal. Namun langkah solutif dari permasalahan
tersebut kami masih tetap berkomunikasi jarak jauh untuk memamntau
sejauh mana program pemberdayaan kami berjalan.
c. Penutupan
Setelah beberapa tahapan pelaksanaan KKN Sisdamas dilakukan oleh
peserta KKN dan DPL telah dilaksanakan, tahap selanjutnya adalah tahap
pemulangan peserta KKN dari lokasi KKN. Pastikan bahwa seluruh tahapan
KKN Sisdamas sudah dilakukan dan produk dari kegiatan tersebut ada yang
bisa dirasakan langsung pada saat peserta KKN dan DPL dilokasi KKN
maupun ada program jangka panjang. Tahap ini ditandai dengan ceremonial
kegiatan penutupan KKN dan bisa juga digabung dengan kegiatan tahap
Monev.
Acara penutupan KKN Sisdamas di Desa Wangisagara diadakan
secara formal di aula Desa wangisagara yang dihadiri oleh DPL, Kades dan
staf jajarannya, TP-TP-PKK, perwakilan RT RW.
Adapun pamitan ke instansi-instansi tempat kita mengabdi yakni ke
salah satu TK, SD, SMP, SLB, dan Madrasah yang ada di desa wangisagara.
Acara berlangsung lancar dan penuh haru. Para siswa bersalaman dengan
para mahasiswa. Mahasiswa pun berpamitan dengan kepala sekolah dan
guru-guru serta tenaga kependidikan lainnya.
27
BAB III
PROFIL DESA
28
Tahun 1922-1930 (Kepala Desa)
6. Wiraatmaja
Tahun 1930-1934 (Kepala Desa)
7. Partadinata
Tahun 1934-1938 (Kepala Desa)
8. Kartasuanda
Tahun 1938-1951 (Kepala Desa)
9. Sukanda Miharja
Tahun 1938-1951 (Kepala Desa)
10. Rahmat Yahya
Tahun 1951-1953 (Kepala Desa)
11. H.O.Sopandi
Tahun 1953-1962 (Kepala Desa)
12. Holil Sopandi
Tahun 1962-1980 (Pjs. Kepala Desa)
13. H. Rahmat Yahya
Tahun 1981-1990 (Kepala Desa)
14. Kuswaya
Tahun 1990-1998 (Kepala Desa)
15. Darya
Tahun 1998-2006 (Kepala Desa)
16. Darya
Tahun 2007-2012 (Kepala Desa)
17. Gandi
Tahun 2012-2018 (Kepala Desa)
29
3. Mewujudkan kinerja aparatur dalam rangka penyelengaran
pemerintah.
4. Memberdayakan masyarakat ke arah yang lebih maju.
5. Menjadikan desa wangisagara sebagai desa termaju.
6. Melaksanakan pembangunan desa yang berkeadilan, merata,
dan transfaran.
Adapun untuk mencapai itu semua ada beberapa program dari desa
Wangisagara yaitu diantaranya :
1. Bidang Ideologi
30
2. Bidang Politik/ Pemerintahan
3. Bidang Ekonomi
31
4. Bidang Sosial – Budaya
32
6. Bidang Agama
33
7. Bidang Pembangunan.
b. Pembangunan Rabat Beton jalan Gang RW. 004 dan RW. 008
dari Dispertasi.
34
C. Monografi Desa
35
c. Desa/Kelurahan Sebelah Timur Karyalaksana
d. Desa/Kelurahan Sebelah Barat Neglasari
Tabel 3 1 Data Umum Desa Wangisagara
a. Tataguna Lahan
Sawah (Ha) 143,0000
Tegal/Ladang (Ha) 0,0000
b. Produksi
d.) Total Nilai Produksi Pangan (Rp) 0,00
Komoditas Unggulan Berdasarkan Luas Panen Padi sawah
36
Komoditas Unggulan Berdasarkan Nilai Produksi
Total Nilai Produksi Hasil Peternakan (Rp) 0,00
Air liur burung
Komoditas Unggulan Berdasarkan Nilai Produksi
walet
Komoditas Unggulan Berdasarkan Populasi Ternak Kerbau
3. Jumlah Penduduk
4. Mata Pencaharian
37
Peternak 36 23 59
Montir 8 0 8
Dokter swasta 2 1 3
Bidan swasta 0 2 2
Ahli Pengobatan 5 2 7
Alternatif
TNI 9 0 9
POLRI 13 0 13
Seniman/artis 8 13 22
Pedagang Keliling 67 18 85
Dukun Tradisional 2 2 4
Karyawan Perusahaan 1.415 2.749 4.164
Swasta
Purnawirawan/Pensiunan 26 33 59
Jumlah Total (Orang) 1.925 3.210 5.135
Tabel 3 5 Mata Pencaharian
38
Tabel 3 6 Jenjang Pendidikan
6. Lembaga Kemasyarakatan
Pengurus Jenis
Jenis Lembaga Jumlah
(orang) Kegiatan
LPMD/LPMK ATAU SEBUTAN 1 10 0
LAIN
PKK 15 136 0
Rukun Warga 14 14 0
Rukun Tetangga 56 56 0
Kelompok Tani/Nelayan 6 18 3
Badan Usaha Milik Desa 1 15 3
Organisasi Keagamaan 14 14 1
Organisasi Perempuan Lain 1 5 1
Kelompok Gotong Royong 14 14 0
Lembaga 1 3 1
Yayasan 1 3 2
Jumlah Total 124 288 10
Tabel 3 7 Lembaga Masyarakat
7. Lembaga Adat
Pemangku Adat Tidak Ada
Kepengurusan Adat Tidak Ada
Rumah Adat Tidak Ada
Barang Pusaka Tidak Ada
Naskah-Naskah Tidak Ada
Lainnya Tidak Ada
Tabel 3 8 Lembaga Adat
39
Jumlah Pos Kamling (Buah) 16
Konflik SARA (Kasus)
Perkelahian Massal (Kasus)
Penyerobotan Tanah/Penjarahan
(Kasus)
Pembunuhan (Kasus)
Pencurian/Perampokan (Kasus)
Mabuk akibat Narkoba (Kasus)
Meninggal akibat Narkoba (Kasus)
Lokalisasi Prostitusi (Lokasi)
Tabel 3 9 Keamanan dan Ketertiban
BAB IV
HASIL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
40
1. Sosialisasi Awal
Sebagai titik awal pelaksanaan kegiatan KKN, mahasiswa dituntut
ntuk mengenal lebih dulu situasi dan kondisi lingkungan di lokasi KKN. Hal
ini bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik antara mahasiswa
dengan masyarakat yang berada di desa lokasi KKN. Salah satu tuntutan
tersebut terdapat dalam tahapan sosialisasi awal. Sosialisasi awal merupakan
proses mengenalkan diri kepada masyarakat,bahwa sedang dilaksanakan
kegiatan Kuliah Kerja Nyata. Selain itu, sebagai upaya pengenalan diri
dengan masyarakat. sehingga masyarakat tahu keberadaan mahasiswa
peserta KKN dan bisa menerima dengan baik keberadaannya.
Dalam pelaksanaan sosialisasi awal, kelompok 281 Desa
Wangisagara Kecamatan Majalaya secara formal dilaksanakan pada tanggal
1-7 Agustus 2018. Dengan target sosialisasi yaitu tokoh masyarakat, tokoh
agama, organisai kepemudaan, dan masyarakat yang berada di wilayah
dusun satu. Untuk mengefektifkan waktu, peaksanaan sosialisasi awal ini
anggota kelomok dibagi menjadi dua bagian dengan teknis door to door
mendatangi rumah warga.
Pada hari pertama sosialisasi awal yaitu tanggal 1 Agutus 2018,
kelompok 281 melaksanakan sosialisasi awal dengan mendatangi Kantor
Desa Wangisagara untuk memperkenalkan diri kepada pemerintah desa.
Selain itu, tujuan mendatangi kantor desa untuk menyelesaikan urusan
administratif berkaitan dengan izin tinggal di Desa Wangisagara.
Selanjutnya, sosialisasi dilaksanakan pada hari berikutnya dengan
target tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemuda karang atruna. Di dusun
satu kelompok 281 menyambangi kediaman pengurus pondok pesantren.
Dalam sosialisasi awal ini mahasiswa memaparkan tujuan dan program KKN
yang akan dilaksanakan di Desa Wangisagara. Timbal balik yang muncul
41
dari pengurus pondok pesantren adalah kurangnya fasilitas dan sumber daya
pengelola pondok pesantren dengan jumlah santri sekitar 500 orang.
Di hari ketiga pelaksanaan sosialisasi awal, sosialisasi berlanjut ke
dusun dua, dengan menemui para ketua RW, dalam sosialisasi ini banyak
bermunculan masalah. Seperti yang dikemukakan oleh RW 05 bahwa
ditempatnya menjabat kesadaran mengenai pendidikan sangat kurang,
kemudian kenakalan remaja marak. Tentu ini menjadi permasalahan bersama
yang harus dicarikan solusi terbaiknya. Target sosialsisasi berikutnya adalah
sekolah, madrasah, dan majelis ta’lim yang berada di wilayah Desa
Wangisagara. Majelis ta’lim dipilih sebagai tempat sosialisasi dengan alasan
lebih efektif dalam mengenalkan diri kepada masyarakat.
2. Rembug Warga.
Rembug warga adalah salah satu aspek penting dalam pelaksanaan
KKN. Karena bertujuan untuk memunculkan masalah yang dihadapi oleh
warga yang bisa jadi tidak pernah tersampaikan kepada pemerintah
setempat.. Selain itu sebagai titik awal perancangan program KKN. Rembug
warga merupakan diskusi atau musyawarah bersama dalam upaya mencari
solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh warga.
Pelaksanaan rebug warga dalam rangka KKN SISDAMAS UIN Bandung di
Desa Wangisagara dilaksanakan pada tanggal 9 Agutus 2018, hal ini sesuai
dengan permintaan dari pihak pemerintah desa. Rembug warga yang dihadiri
sebagian dari jumlah tamu undangan yang terdiri dari tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh pemuda, TNI satgas Citarum Harum, PKK tingkat Desa
Wangisagara, BumDes, dan pemerintah desa. Rembug warga ini berjalan
selama satu jam tiga puluh menit.
Pelaksanaan rembug warga dipimpin oleh Kepala Seksi
Kesejahteraan rakyat Desa Wangisagara. Yang terlebih dahulu memaparkan
42
tujuan dilaksanakannya kegiatan rembug warga ini. Setelah forum dibuka
dipersilahkan kepada peserta rembug warga untuk mencapaikan aspirasi,
berikut aspirasi peserta rembug warga:
No
Nama/Jabatan Permasalahan
.
1. Permasalahan sampah yang
Ketua RW 07 bwerkepanjangan
1 Desa 2. Pergaulan remaja yang kurang tepat
Wangisagara 3. Bentuk pemberdayaan yang ditawarkan
oleh mahasiswa kepada masyarakat
TP-PKK Desa Pemberdayaan terhadap TP-PKK dalam rangka
2
Wangisagara membantu meningkatkan ekonomi keluarga
1. Pengkonversian sistem simpan pinjam dari
konvensional ke Syariah
2. Nasib karyawan pabrik yang ditutup karena
Direktur Bumdes masalah IPAL (tidak sesuai dengan ketentuan
3 Desa
dan peraturan sehingga adanya penutupan oleh
Wangisagara
Satgas Citarum Harum) sehingga dapat
menyebabkan stabilitas operasional Bumdes
terganggu
1. Permasalahan sampah yang berkelanjutan
Satgas Citarum
4 2. Banyak ditemukannya kenakalan remaja
Harum
disekitar DAS Citarum
Pemuda Karang 1. Permasalahan kenakalan remaja
5
Taruna 2. Pemberdayaan terhadap pemuda
Tabel 4. 1Aspirasi MAsyarakat dalam rembug Warga
43
3. Refleksi Sosial
44
Di dusun dua, yang mencakup daerah timur dan tenggara Desa
Wangisagara, mmeliki potensi yang sama dengan dusun satu, akan tetapi
dalam mata pencaharian lebih beragam. Potensi yang dimiliki oleh dusun
dua adalah Daerah Aliran Sungai Citarum dan adanya taman edukasi. Seperti
halnya di dusun satu, Sungai Citarum dimanfaatkan untuk menambang pasir
dan batu. Sedangkan taman edukasi yang berada disebelah barat Sungai
Citarum sekaligus pos pantau Satgas Citarum Harum dicanangkan akan
dibangun tempat rekreasi keluarga. Berkaitan dengan mata pencaharian, di
dusun dua terdapat bebrapa mata pencaharian mayoritas diantaranya:
penambang pasir dan batu, peternak ikan lele, pedagang di pasar, dan
karyawan pabrik.
Potensi lain yang dimiliki oleh DesaWangisagara berada di wilayah
dusun tiga, di dusun tiga sedang dibangun kampung budaya, yang
berdasarkan masterplan Desa Wangisagra, kampung budaya akan mmeiliki
tempat pertunjukan serta sanggar latihan budaya daerah. Elain itu Desa
Wangisagara memiliki potensi di bidang olahraga, yaitu tersedianya Geduang
olahraga dan Lapang Sepak Bola terbaik di wilayah kecamatan
Majalaya.Secara keseluruhan fasilitas yang dimiliki oleh Desa Wangisagara
sudah terpenuhi dan ekonomi warga sudah berada diambang menengah dan
tercukupi.
4. Pemetaan Sosial
45
dihadapi warga. Pemetaan ini melibatkan bebrapa pihak diantaranya:
Mahasiswa peserta KKN sebagai fasilitator. Pemerintah desa, lembaga-
lembaga terkait, dan perwakilan dari masyarakat
No
Kebutuhan Lokasi
.
Pengadaan tempat pengelolaan Seluruh wilayah
1
sampah Desa Wangisagara
2 Pelatihan terhadap TP-PKK RW 06
Optimalisasi fungsi masjid dan Seluruh wilayah
3
madrasah Desa Wangisagara
Pendampingan pengkonversian
4 sistem ekonomi konvensional ke Bumdes
syariah
Tabel 4. 2Pemetaan Sosial Kebutuhan
No Permasalahan Lokasi
Kurangnya kesadaran mengenai Seluruh Wilayah
1
kebersihan lingkungan Desa Wangisagara
Pengelolaan Masjid atau Madrasah Seluruh Wilayah
2
yang belum Optimal Desa Wangisagara
3 Kenakalan Remaja RW 05
Seluruh Wilayah
4 Kurangnya kesadaran Pendidikan
Desa Wangisagara
Tabel 4. 3 Pemetaan Sosial Permasalahan
46
Sementara itu, permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Desa
Wangisagara secara umum meliputi tiga aspek yaitu, kesadaran terhadap
pendidikan yang lemah, kenakalan remaja, dan permasalahan sampah.
Kebutuhan dan permasalahan akan terasa ringan jika disertai dengan potensi
yang tersedia di wikayah Desa Wangisagara. Berikut merupakan potensi
yang tersedia di Desa Wangisagara
4.Pengorganisasian Masyarakat
47
Di Desa Wangisagara pelaksanaan siklus pengorganisasian
masyarakat hanya menjadlin kerja sama tidak merintis dari awal. Hal ini
disebabkan kebutuhan masyarakat Desa Wangisagara terhadap organisasi
telah terpenuhi, di wilayah RW sudah tersedia kepengurusan RW, Karang
Taruna unit, TP-PKK RW, DKM Masjid dan Madrasah. Sedangkan di
cangkupan desa terdapat Pemerintah Desa, MUI Desa, TP-PKK, LPMD,
BPD, Karang Taruna Desa dan Sebagainya.
5. Perencanaan Partisipatif
48
Selain dalam permasaahan sampah, kegiatan partisipatif lainnya,
terlihat dalam kegiatan pengajian rutin yang diselenggarakan oleh MUI
Desa, dalam pengajian rutin bulanan ini setiap RW secara bergiliran diberi
tugas untuk menjadi penyelenggaranya dari mulai kepanitian, pemateri
dalam pengajian, konsumsi dan akomodasi yang keseluruhan berasal dari
masyarakat. Berdasarkan fakta tersebut, dapat disebut bahwa kesadaran
partisiatif masyarakat terhadap program-program yang diselenggarakan
memiliki antusias yang tinggi.
6. Sinergi Program
Sinergi program merupakan sebuah langkah dalam pemerataan dan
penyamaan program antara satu lembaga dengan lembaga lainnya,
masyarakat dengan sebuah lembaga, atau masyarakat dengan pemerintah
setempat.
Seperti yang disebutkan diatas dapat dipahami bahwa sinergi
program dapat dilakukan bila terdapat dua unsur yang berbeda akan tetapi
memliki visi, tujuan, dan program yang sama. Di Desa Wangisagara antara
lembaga satu dengan lainnya memiliki jalinan kerja sama yang baik. Oleh
sebab itu, mahasiswa peserta KKN tidak banyak berinisiatif untuk
mesinerdikan lembaga-lembaga, akan tetapi mencoba ikut serta secara
langsung di dalam program yang telah disinergikannya.
Beberapa program yang telah berhasil disinergikan lembaga-
lembaga:
1) Pengajian Rutin bulanan (Pemerintah Desa, MUI Desa, dan
TP-PKK )
Program ini merupakan rintisan dari MUI Desa Wangisagara,
akan tetapi kegiatan ini tidak akan berjalan bila tidak adanya
dukungan yang kuat dari pemerintah desa dalam mengagamiskan
49
warganya. Serta adanya kerja sama dengan TP-PKK untuk
menggerakan masyarakat untuk ikut berpartisipatif dalam
program pengajian rutin.
2) Program Taman Edukasi (Satgas Citarum Harum dan
Pemerintah Desa)
Untuk mengedukasi masyarakat Desa Wangisagara berkaitan
dengan kebersihan khususnya Sungai Citarum, Satgas Citarum
Harum berinisatif membuat taman Edukasi Citarum Harum yang
berada di Desa di bantaran Sungai Citarum. Upaya pembangunan
taman edukasi ini mendapat respon yang baik dari pemerintah
desa, terbukti dengan penyediaan lahan untuk pembangunannya.
Meski telah terjalin sinergi program yang baik, Peserta KKN
kelompok 281 bersinergi dengan Karang Taruna unit 08 dan DKM Miftahul
Huda menyelenggarakan program bersama dalam rangka HUT RI ke-73
dalam bentuk perlombaan islami yang diselenggarakan di MDA Mifttakhul
Huda.
7. Pelaksanaan Program
Dalam pelaksanaan program seluruh elemen yang sebelumnya telah
ditetapkan ikut terlibat dalam setiap kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing. Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi
masyarakat yang telah dikemukakan pada siklus 1 dan 2, terdapat beberapa
program yang telah disepakati bersama antara masyarakat dan organisasi
masyarakat serta Mahasiswa peserta KKN sebagai fasilitatornya. Berikut
adalah beberapa program yang telah dilaksanakan dalam rangka mengatasi
permasalahan-permasalahan yang dihadap[i oleh masyarakat:
a. Seminar Parenting
Seminar ini diadakan atas inisiatif dari peserta KKN dalam
menyelasikan permasalahan yang dihadapi masyarakat berkaitan dengan
50
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan bagi anak-anak,
khsuusnya yang berkebutuhan khusus. Berdasarkan informasi yang
didapatkan, kebanyakan masyarakat tidak menyadari pentingnya pendidikan
bagi anak-anak termasuk didalamnya pendidikan bagi anak-anak luar biasa.
Bahkan ada sebagian masyarakat yang menganggap bahwa anak ang
memiliki kekurangan secara fisik atau berkebutuhan khusus tidak memiliki
akal yang sehat. Oleh sebab itu, peserta KKN bekerja sama dengan pihak
SLB YKS 1 Majalaya mengadakan seminar Parenting.
Seminar arenting dilaksanakan pada hari rabu tanggal 15 Agustus
dengan mendatangkan pemateri langsung dari ahli psikologi anak sekaligus
dosen fakultas Psikologi UIN Bandung Diah Puspitasari,M.Si.Psi. dengan
tema” Peran Keluaraga terhadap Anak Berkebutuhan Khusus”. Hadir dalam
kesempatan tersebut orang tua wali murid, guru-guru SLB YKS 1 Majalaya.
dan Mahasiswa peserta KKN sebagai fasilitator kegiatan tersebut. Dalam
pelaksaannya seluruh biaya dan tempat ditanggung oleh pihak SLB YKS 1
Majalaya.
b. Perlombaan Islami
Perlombaan islami digelar sebagai bentuk sinergi program antara
Karang Taruna unit 08, DKM Miftakhu Huda, dan Maasiswa peserta KKN.
Tujuan digekarnya perlombaan ini, adalah untuk menjaga rasa nasionalisme
dan nilai-nilai agama kepada generasi anak-anak serta membentengi dari hal-
hal negatif. Selain itu, untuk menyiapkan generasi penerus berikutnya.
Dalam pelaksanaannya mahsiswa dituntut menjadi penyelenggaranya.
Penyelengaran perlombaan ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus
2019 tepat sehari setelah peringatan HUT RI_ke-73. Sebanyak tiga
perlombaan ditandingkan dalam perlombaan ini yaitu lomba adzan, lomba
mewarnai kaligrafi, dan lomba sholawat.
c. Workshop Fun Science
51
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan
pemahaman secara nyata dalam bentuk praktik mahasiswa peserta KKN
mengadakan program fun science yang dalam pelaksanaannya terdapat
workshop pembuatan Alarm peringatan dini banjir . Dibimbing dengan
mahasiswa yang berasal dari jurusan fisika, antuiasme siswa SMP KP 2
Majalaya sangat tinggi, memperhatikan setiap penjelasan yang disampaikan.
Pelaksanaan workshop ini sebagai tindak lanjut dari kerja sama
antara pihak sekolah SMP KP 2 Majalaya dengan mahasiswa peserta KKN,
yang sebelumnya melakukan pengabdian secara personal. Hari Kamis
tanggal 16 Agustus 2018 menjadi tanggal pelaksanaan kegiatan tersebut.
Selain sebagai penambahan wawasan ilmu pengetahuan, diharapkan mampu
menjadi penghasilan bagi siswa dengan membuat alarm peringatan dini
banjir sederhana dan menjualnya kepasaran.
d. Bersih-bersih Masjid dan Pemasangan Slogan Kebersihan
Salah satu permasalahan yang muncul dan dihadapi oleh masayarakat
adalah kesadaran akan kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan pada
nyatanya merupakan kunci utama dalam kesehatan. Lebih mengkhawatirkan
lagi bila masjid yang merupakan tempat ibadah umat islam terbengkalai
tidak terurus. Oleh karena itu, mahasiswa peserta KKN berusaha
menyadarkan masyarakat dengan mengimplementasikan nilai-nilai
kebersihan dengan cara gotong royong bersih-bersih masjid.
Kegiatan bersih-bersih banjir dilaksanakan dua kali, pertama secara
kolaboratif dan bersamaan seluruh kelompok peserta KKN eembersihkan
masjid Jame Al-Ikhlas pada H-1 hari raya Idul Adha. Keduanya, berdih-
bersih masjid dilaksanakan secara per kelompok dan pelaksanaanya di
tempat berbeda. Untuk kelompok 281, masjid Nurul Falah di RW 06 menjadi
lokasi bersih-bersih.
Pelaksanaan bersih-bersih kelompok dilaksanakan pada tanggal 24
Agusrtus 2018, bertepatan dengan kegiatan jum’at bersih-bersih yang
52
diselenggarakan secara sukarela oleh ibu-ibu Majelis Ta’lim Nurul Falah.
Pembersihan masjid meliputi seluruh bagian mulai dari lantai, jendela,
karpet, dan sebagainya.
Selain dalam bentuk berish-bersih, ajakan untuk menjaga lingkungan
dilanjutkan dengan cara pemasangan slogan yang terbuat dari bahan banner.
Pemasangan slogan dilakukan di tempat-tempat strategis seperti Sungai
Citarum, Selokan, Sekolah, dan masjid.
e. Pelatihan Pembuatan Tempe
Pada rembug warga muncul keinginan dari ibu-ibu TP-PKK untuk
membantu meringankan beban suami dalam mencari nafkah dengan cara
memiliki keahlian secara mandiri di rumah. Akan tetapi terkendala dalam
masalah kemampuan dan kreativitas yang dimiliki. Untuk menjawab
permasalahan tersebut, mahasiswa peserta KKN mencoba merancang sebuah
program yang mampu memberdayakan masyarakat khususnya ibu-ibu.
Dalam rumusan tersebut, disepakati untuk bekerja sama dengan TP-PKK
RW 06 dengan program pembuatan tempe berbahan daun singkong.
Pelatihan pembuatan tempe dipilih karenaselain mudah dibuat secara
sederhana di rumahdan amsih langka bahkan tidak ada dipasaran.
Pada pelaksanaannya yang digelar pada tanggal 23 Agutus 2018,
diawali dengan pemahaman terhadap ibu-ibu pentingnya kebersihan bagi
kehidupan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi pembuatan
tempe. Selain itu, ibu-ibu diberikan materi cara mengecek boraks dan
formalin yang terkandung dalam makanan yang dibeli di pasar. Sekitar 30
orang menjadi peserta dalam pelatihan tersebut.
f. Bermain Bersama Santri Madrasah Diniyyah
Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa di masa depan. Jika
ingin menjadikan bangsa ini bermoral dan memiliki karakter yang baik dan
sesuai dengan nilai-nilai sosial, perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-
53
anak nilai-nilai tersebut. Termasuk didalamnya berkaitan dengan nilai-nilai
menjaga kebersihan dan lingkungan.
Untuk mewujudkan dan menanamkan nilai-nilai menjaga lingkungan
serta mendukung program Citarum Harum, mahasiswa peserta KKN
mengadakan kegiatan belajar sambil main dengan target utama adalah santri-
santri Madrasah Diniyyah Al-Hidayah yang berda di RW 14. Dimulai dengan
perjalanan dari bantaran Sungai Citarum menuju ke Taman Edukasi Citarum,
kemudian dilanjutkan dengan story telling tentang lingkungan, permainan
anak-anak, makan bersama, dan kegiatan ditutup dengan penanaman pohon
di sekitar Taman Edukasi. Dalam kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari
pengajar Madrasah diniyyah Al-Hidayah dan Satgas Citarum Harum
g. Seminar Motivasi
Untuk meningkatkan kualitas dan meberikan stimulus kepada siswa
SMP KP 2 Majalaya, pada tanggal 24 Agutsu 2018 digelar kegiatan seminar
motivasi dan penumbuhan caracter building bagi siswa kelas 9. Kegiatan ini
digelar atas dasar kekahwatiran mahasiswa terhadap masa depan siswa
melihat situasi dan kondisi pergaulan di wilayah sekitar sekolah. Seminar ini
hanya berlangsung sekitar 15-30 menit, mengingat waktu yang diberikan
pihak sekolah hanya pada jam pelajaran.
8. Monitoring Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan setelah seluruh program dan
kegiatan selama pelaksanaan KKN telah dilaksanakan. Pelaksanaan evaluasi
dan monitoring dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pelaksanan
penutupan di aula Desa Wangisagara yang dihadiri oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam program kegiatan KKN.
54
B. Proses dan Hasil pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis
Program Studi
No Nim Nama Judul Pengabdian
1 1151030114 Guruh Nugraha Pengabdian Kepada
Madrasah Diniyah Al-
Hidayah
Madrasah diniyah al-hidayah
terletak di rw 14 desa
wangisagara, disana saya
bersama teman saya
melakukan pengadian KKN.
Dan sebelum melaksanakan
pengabdiannya saya terlebih
dahulu melakukan sosialisai ke
tempat pengabdian saya
berada. Dan saya melakukan
sosialisasinya dua kali, ini
dikarenakan para pengurus
yang ada disana tidak berada
bersama-sama ketika saya
kesana. Pada awalnya saya
bertemu dengan guru dan
pimpinan yang ada disana. Dan
saya pun disambut dengan baik
oleh keduanya, dan mereka
pun sudah memberikan izin
untuk saya melakukan
pengadian. Tetapi disana saya
maisih bingung tentang materi
yang harus saya sampaikan,
mka dari pada itu saya berniat
untuk kembali ketempat itu
ketika magrib dan akan
menemui salah satu pengurus
lagi yang ada disana. Dan
setelah itu saya p memiliki
55
kepastian tentang materiyang
akan diajarkannya.
Adapun pengabdian yang saya
lakukan yaitu berupa
pengajaran Al-Quran kepada
anak-anak di usia dini. Untuk
pengajian disana sebenarnya
ada 3 kelas yang dibagi
kedalam 2 jam pelajaran. Jam
pertama yaitu Dimulai pukul
13.00 sampai dengan 14:30,
yang dimana murid-muridnya
adalah anak-anak yang masih
duduk di bangku sekolah
Taman kanak-kanak(TK). Dan
jam kedua yaitu Dimulai pukul
14:30-16:00, yang dimana
murid-muridnya adalah anak-
anak yang duduk di bangku
sekolah Dasar (SD). Untuk
pembelajaran yang saya
berikan kepada murid-murid
disana berfokus pada
pembacaan Al-quran
khususnya pada bidang tajwid
dan makhorijul huruf. Adapun
materi-materi lainnya kepada
murid yang saya berikan
berupa nyanyian-nyanyian
ataupun sholawat-sholawat.
Dan agar tidak jenuh saya pun
memberikan sebuah permainan
didalam ruangan kepada anak-
anak.
2 1154020163 Yana Yasir A 1,5 Jam Mengajar
Program 1,5 jam mengajar
56
merupakan program
pengabdian inisatif dari
bebrapa mahasiswa peserta
KKN SISDAMAS UIN
Bandung dalam pelaksanaan
pengabdian kemasyarakat.
Sebagai awal dari pelaksanaan
program ini, beberapa
mahasiswa melakukan survei
awal ke lokasi objek
pelaksanaan program ini.
Lokasi yang dipilih sebagai
pengimplementasian program
ini yaitu madrasah Al-Hidayah
yang berada di RW 14 Desa
Wangisagara.
Berkaitan dengan program ini,
pengurus DKM Masjid dan
madrasah Al-Hidayah
menyambut baik kedatangan
mahasiswa. Untuk
mengenalkan lebih jauh
mengenai madrasah Al-
Hidayah, pengurus
menjelaskan bahwa terdapat
sekitar 70 orang santri diniyah
yang terbagi kedalam 3 kelas
tingkatan, serta satu kelas
untuk tingkatan remaja. Meski
jumlah santri tergolong banyak
dan fasilitas tersedia, Akan
tetapi jumlah pengajar terbatas,
hanya terdapat 3 pengajar
tetap. Dengan adanya
penjelasan tersebut, mahasiswa
beranggapan bahwa madrasah
57
Al-Hidayah tepat untuk
dijadikan sebagai lokasi
pengabdian.
Sebagaimana nama dari
program ini, kegiatan ini
dilaksanakan dengan rentan
waktu sekitar 1,5 jam
perharinya, dimulai dari pukul
14.00-15.30. Akan tetapi,
kegiatan ini dilakukan hanya
pada hari-hari kosong dari
kegiatan pemberdayaan
masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, materi yang
disampaikan adalah bahasa
arab, BTQ, do’a-do’a sehari-
hari, hafalan al-qur’an, dan lain
sebagainya dengan metode
yang membuat santri merasa
santai, riang, dan tidak bosan.
3 1152060040 Hilma Handayani Belajar ceria bersama anak
TKA dan menghijaukan
Citarum
Deskripsi
Kondisi masyarakat atau objek
yang dijadikan sasaran
pengabdian yang pertama
terkait pendidikan adalah anak-
anak di desa Wangisagara.
Yang pada umumnya anak-
anak ini sama dengan anak-
anak lainnya, yang menjadi
berbeda adalah kondisi tenaga
pendidik yang sudah tidak
muda lagi sehingga proses
belajar mengajar pun tidak
58
optimal. Oleh karena itu
kondisi ini kami perbaiki
dengan mengabdi di sekolah
TKA tepatnya di RW 06 desa
wangisagara agar proses
belajar mengajar menjadi lebih
optimal dan terbantu.
Berkaitan dengan program
mengajar ini sebelumnya
mahasiswa melakukan survey
terlebih dahulu ke TKA
tersebut sehingga mahasiswa
mendapatkan izin untuk ikut
membantu mengajar. Kepala
sekolah TKA tersebut
menyambut baik kedatangan
mahasiswa . kepala sekolah
mengenalkan langsung
mahasiswa ke guru-guru yang
ada disekolah tersebut.
Terdapat 30 anak yang sekolah
di TKA tersebut dengan 3 guru
yang mengajarnya. Tentu saja
melihat kondisi tersebut
mahasiswa langsung
menawarkan diri untuk ikut
membatu mengajar selama
KKN meskipun tidak intensif.
Pembelajaran dimulai pukul
08.00-11.00 WIB, semua
kegiatan dari awal sampai
akhir di ikuti mahasiswa.
Padatnya Kegiatan dari mulai
membantu membariskan anak-
anak , mendapingi anak-anak
membaca dan menulis hingga
59
memengajar ini hanya
dilakukan pada hari-hari
kosong saja. Selebihnya
mahasiswa focus dengan
program kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
Selain kegiatan mengajar di
TKA program lain yang
berkaitan dengan program
studi pendidikan biologi yaitu
mengenalkan anak-anak
dengan likungan dan yang
menjadi sasaranya yaitu anak
Madrasah RW 014. Pengenalan
lingkungan dilakukan di saung
edukasi yang letaknya di
pinggir sungai citarum desa
wangisagara. Pengenalan
lingkungan dengan
menggunakan metode wayang
sehingga anak-anak tertarik
dan bisa mengingat bahkan
mengaplikasikan di
kehidupanya. Setelah
melakukan pengenalan, anak-
anak di ajak untuk makan
bersama dan pada penutupan
acara tersebut yaitu dengan
menngajak anak-anak untuk
menanam pohon buah-buahan
disekitar saung edukasi yang
ada di pingggir sungai citarum
desa wangisagara.
4 1152090057 Mohamad Ilham Penerapan Metode Make A
Match Untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Siswa Pada
60
Mata Pelajaran Agama
Islam Di SDN Sukahaji
Tahapan yang pertama kali
dilakukanyaitu observasi.
Mahasiswa terlebih dahulu
mengumpulkan informasi dan
mencatat permasalahan tentang
keadaan serta lembaga-
lembaga pendidikan yang ada
di sekitar masyarakat,
khususnya di RW 06 Desa
Wangisagara yang terdapat
SDN Sukahaji, saya
mengobservasi kelas III yang
berjumlah 25 orang. Setelah
mengumpulkan beberapa
informasi mengenai gambaran
keadaan lingkungan
pendidikan di Desa
Wangisagara, mahasiswa
kemudian beranjak ke tahap
yang selanjutnya, yaitu mulai
ikut berperan dalam
pengabdian pendidikan dengan
cara membantu pendidik di
lembaga-lembaga pendidikan
formal ketika pembelajaran
berlangsung dan saya mengajar
di kelas III MI. Setelah
beberapa kali mahasiswa ikut
terlibat dalam pembelajaran di
lembaga-lembaga pendidikan
formal di sekitar Desa
Wangisagara mahasiswa
kemudian mencoba
menawarkan penerapan
61
beragam metode pembelajaran
yang dirasa agar lebih aktif lagi
para peserta didik dalam
melakukan proses belajar dan
mengajardan bagi para
pendidik supaya menambah
pengalaman dalam proses
pembelajaran berlangsung.
Tahap keempat yaitu tahap
yang terakhir dilaksanakan
sebagai pelengkap guna
pemberdayaan pendidikan di
Desa Wangisagara, yaitu
dengan mengadakan suatu
program yang dianggap dapat
meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya
pendidikan yang baik dan
efektif. Dalam program
tersebut mahasiswa
mengadakan les atau
bimbingan belajar baik itu
pelajaran yang diajari di
sekolah ataupun tidak. Selain
itu, mahasiswa juga
memberdayakan pendidikan
dengan menumbuhkan minat
membaca dan minat
menggambar atau mewarnai
yang disediakan oleh
mahasiswa.
5 1153010108 Siti Nursalamah S .Penyuluhan tentang
Pentingnya Pencatatan
Pernikahan di Desa
Wangisagara
Masih banyak masyarakat di
62
Desa Wangisagara yang belum
memahami tentang pentingnya
pencatatan perkawinan untuk
kepentingan administrasi
ataupun yang lainnya, dengan
mengadakan penyuluhan
masyarakat merasa terbantu
dengan penyuluhan tersebut
dan merencanakan mengajukan
permohonan ke Pengadilan
Agama Soreang, tetapi selain
itu biaya dan waktu yang
membatasi masyarakat untuk
mengajukan isbat nikah ke
Pengadilan Agama Soreang.
Dari hasil progam Penyuluhan
Hukum yang bertemakan
“Penyuluhan tentang
Pentingnya Pencatatan
Pernikahan” dapat disimpulkan
bahwa program penyuluhan
dapat disambut dengan baik
oleh masyarakat sasaran.
Masyarakat sangat antusias dan
merespon baik terhadap
diadakannya acara tersebut.
Selain ilmu yang bertambah,
bertambah pula pengalaman
dan tali persudaraan yang
terjalin antara penulis, rekan-
rekan sejurusan dan
masyarakat.
Hasil dari pengabdian
masyarakat berupa penyuluhan
hukum yang dilakukan di aula
Desa Wangisagara, yaitu
63
sebagai berikut;
1. Menjelaskan tentang
pentingnya pencatan
perkawinan
Penulis beserta rekan sejurusan
mempresentasikan materi yang
dibawakan di hadapan para
warga desa yang hadir dan ikut
berpartisipasi.
2. Menjelaskan dasar
dasar diberlakukannya ada
pencatatan pekawinan dan
manfaat adanya keberlakuan
pencatatan nikah
Menyampaikan sedikit dasar-
dasar diberlakukannya ada
pencatatan pekawinan dan
manfaat adanya keberlakuan
pencatatan nikah serta seputar
ranah ranah hukum keluarga .
3. Melakukan sharing dan
berbagi pengalaman
Setelah melakukan penyuluhan
hukum, penulis berserta rekan
sejurusan melakukan
kesempatan kepada para warga
untuk bertanya jika ada
pertanyaan atau pun sekedar
meminta saran tentang
permasalahan keluarga. Saling
berbagi perdapat dan
pengetahuan yang dimiliki.
6 1153010116 Teti Dwilestari Penyuluhan tentang
Pentingnya Pencatatan
Pernikahan di Desa
Wangisagara
64
Masih banyak masyarakat di
Desa Wangisagara yang belum
memahami tentang pentingnya
pencatatan perkawinan untuk
kepentingan administrasi
ataupun yang lainnya, dengan
mengadakan penyuluhan
masyarakat merasa terbantu
dengan penyuluhan tersebut
dan merencanakan mengajukan
permohonan ke Pengadilan
Agama Soreang, tetapi selain
itu biaya dan waktu yang
membatasi masyarakat untuk
mengajukan isbat nikah ke
Pengadilan Agama Soreang.
Dari hasil progam Penyuluhan
Hukum yang bertemakan
“Penyuluhan tentang
Pentingnya Pencatatan
Pernikahan” dapat disimpulkan
bahwa program penyuluhan
dapat disambut dengan baik
oleh masyarakat sasaran.
Masyarakat sangat antusias dan
merespon baik terhadap
diadakannya acara tersebut.
Selain ilmu yang bertambah,
bertambah pula pengalaman
dan tali persudaraan yang
terjalin antara penulis, rekan-
rekan sejurusan dan
masyarakat.
Hasil dari pengabdian
masyarakat berupa penyuluhan
hukum yang dilakukan di aula
65
Desa Wangisagara, yaitu
sebagai berikut;
1. Menjelaskan tentang
pentingnya pencatan
perkawinan
Penulis beserta rekan sejurusan
mempresentasikan materi yang
dibawakan di hadapan para
warga desa yang hadir dan ikut
berpartisipasi.
2. Menjelaskan dasar
dasar diberlakukannya ada
pencatatan pekawinan dan
manfaat adanya keberlakuan
pencatatan nikah
Menyampaikan sedikit dasar-
dasar diberlakukannya ada
pencatatan pekawinan dan
manfaat adanya keberlakuan
pencatatan nikah serta seputar
ranah ranah hukum keluarga .
3. Melakukan sharing dan
berbagi pengalaman
Setelah melakukan penyuluhan
hukum, penulis berserta rekan
sejurusan melakukan
kesempatan kepada para warga
untuk bertanya jika ada
pertanyaan atau pun sekedar
meminta saran tentang
permasalahan keluarga. Saling
berbagi perdapat dan
pengetahuan yang dimiliki.
7 1156000079 Humaira M Pendampingan Orangtua
SLB YKS I Majalaya melalui
Family Inclusion dalam
66
Optimalisasi Pengasuhan
Anak Berkebutuhan Khusus
Program ini merupakan
langkah yang diambil
berdasarkan hasil kesepakatan
bersama pihak sekolah.
Melalui analisis kebutuhan,
program ini penting dilakukan
guna menunjang kualitas
orangtua dalam merawat
anaknya. Mahasiswa KKN
Sisdamas Desa Wangisagara
berusaha masuk terlibat ke
sekolah ini karena di tahun-
tahun sebelumnya SLB jarang
disentuh oleh program KKN
lain yang pernah ada di Desa
Wangisagara. Pemerintah
setempat juga kurang menaruh
perhatian karena kurangnya
interaksi langsung dengan
pihak sekolah, orangtua/wali,
dan siswa itu sendiri.
SLB YKS I Majalaya
menyimpan begitu banyak
prestasi dan patut menuai
apresiasi. Dibalik keterbatasan
yang dimiliki siswa, pihak
sekolah terus mendorong anak
menemukan kelebihan dalam
dirinya melalui pengembangan
keterampilan. Hasilnya, siswa
mampu menyabet berbagai
kejuaraan bahkan hingga
tingkat provinsi. Namun
begitu, di sekolah ini tidak ada
67
wadah yang memfasilitasi
orangtua untuk penanganan
ABK yang tepat. Orangtua
juga masih memiliki
mispersepsi mengenai
abnormalitas pada anak. Maka
selama minggu pertama
kedatangan mahasiswa KKN
Sisdamas Desa Wangisagara
terus melakukan langkah
penemuan alternatif solusi dan
persiapan program. Mahasiswa
KKN Sisdamas berinisiatif
mengundang ahli psikologi
anak untuk memberikan
pemahaman kepada orangtua
tentang anak berkebutuhan
khusus dan pengasuhannya.
Kegiatan ini terlaksana pada
hari Rabu, 15 Agustus 2018 di
aula SLB YKS I Majalaya
yang dihadiri oleh seluruh
orangtua siswa tingkat SDLB
mengingat keterbatasan
ruangan yang tersedia. Materi
yang disampaikan narasumber
diantaranya mengenai
pengenalan abnormalitas anak,
peran keluarga terhadap ABK
atau dalam istilah lain family
inclusion, penyusunan program
yang dirancang bersama
keluarga dalam mendidik
ABK, urgensi mengetahui
kemampuan intelektual anak
yang hanya bisa didapatkan
68
melalui tes IQ, dan saran
pembentukan komunitas
orangtua SLB YKS I Majalaya
sebagai wadah saling berbagi
informasi tentang ABK antar
orangtua. Atau setidak-
tidaknya, orangtua inisiatif
untuk aktif berinteraksi dan
berbagi dengan orangtua
lainnya tanpa adanya
komunitas formal yang
menaungi.
Kegiatan ini diakhiri dengan
‘PR’ bagi masing-masing
orangtua untuk mulai
menyusun program
pembelajaran bagi anaknya
yang melibatkan tidak hanya
ibu namun juga ayah, saudara
kandung, hingga orang yang
tinggal di lingkungan
sekitarnya. Misalnya program
pengajaran toilet training,
bersosial, membaca simbol
penting di ruang publik, dan
sebagainya.
69
perkenalan awal terhadap
masyarakat dan aparatur Desa
Wangisagara, menanyakan apa
saja bagian yang ada di Desa
Wangisagara dan menanyakan
permasalahan yang ada di desa
tersebut. Penulis melakukan
beberapa kegiatan di Kantor
Desa Wangisagara seperti
dalam penyusunan arsip-arsip
dan proses pengadministrasian
dalam pelayanan yang
dibutuhkan oleh masyarakat,
menginput data kependudukan
ke dalam Aplikasi Pelayanan
Dasar berbasis online,
membantu melayani kebutuhan
masyarakat seperti pembuatan
akta kelahiran, KTP elektronik,
kartu keluarga dll. Tujuan
penulis dalam melakukan
kegiatan ini agar lebih tahu
permasalahan yang ada di
kantor desa Wangisagara. Ini
bersangkutan dengan tugas
pokok dan fungsi para aparatur
desa sehingga masih belum
optimal dalam pengerjaannya.
9 1156000083 Ima Faujiah Seminar Parenting Untuk
Orang Tua Yang Mempunyai
Anak Berkebutuhan Khusus
Sebelum melakukan seminar
penulis melakukan beberapa
tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Perizinan
Perizinan pendampingan
70
dilakukan kepada kepala
sekolah dan guru yang
bertanggungjawab terhadap
kurikulum.
2. Persiapan
Kegiatan persiapan dilakukan
dengan cara, membentuk
kepanitian, membuat TOR,
menentukan pemateri.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan seminar dilaksanakan
pada tanggal 15 Agustus 2018
di Aula SLB YKS II Majalaya
berdasarkan jadwal atau
susunan acara yang telah
dibuat. Secara umum kegiatan
seminar memiliki susunan
acara sebagai berikut: yang
pertama mengisi daftar hadir
seminar, tujuan untuk
mendokumentasikan
banyaknya orang tua yang
hadir dan sekaligus sebagai
tolak ukur keberhasilan
seminar yang nantinya
berdampak pada efektifitas
seminar itu sendiri. Kedua
pembukaan, acara seminar
diawali dengan adanya
pembukaan oleh pembawa
acara atau master of ceremony
(MC), kemudian ketua panitia
melaporkan hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan
seminar. Selepas itu,
dilanjutkan dengan sambutan
71
dari kepala sekolah yang
diwakilkan kepada guru bagian
kurikulum. Acara yang ketiga
merupakan acara inti seminar,
yang dipandu oleh moderator.
Selain memandu pemateri,
moderator juga bertugas untuk
mencatat segala hal selama
kegiatan ini berlangsung.
Mekanisme pelaksanaan
seminar secara detail yaitu
sebagai berikut, moderator
membuka acara seminar, lalu
memperkenalkan pemateri dan
latar belakang dari seminar.
Moderator memberikan
kesempatan kepada pemateri
untuk menyampaikan
materinya. Setelah pemateri
selesai menyampaikan materi,
moderator membuka sesi tanya
jawab bagi peserta seminar.
Pada sesi tanya jawab ini,
peserta yang bertanya,
langsung ditanggapi oleh
pemateri. Selanjutnya
moderator menyimpulkan
semua hasil dan mengakhiri
kegiatan seminar.
Hasil pengabdian kepada
masyarakat khususnya di SLB
YKS II Majalaya berdasarkan
permasalahan yang ditemukan
adalah terbukanya wawasan
dan kesadaran guru, orangtua,
akan pentingnya keterlibatan
72
orang tua untuk anak
berkebutuhan dalam
memahami anak. Berdasarkan
hasil pengabdian juga orangtua
dan keluarga secara mental,
fisik & pengetahuan lebih siap
dalam memberikan perhatian
lebih pada anak ketika
menampilkan perilaku yang
tepat, membangun dan
mempertahankan jadwal harian
yang terprediksi,
mengembangkan rutinitas yang
konsisten sebagai dasar pada
jadwal harian anak, serta
menjelaskan kepada anak
tentang perilaku yang
diharapkan dan tidak
diharapkan. Pentingnya
keterlibatan orang tua dalam
pengasuhan yang tepat pada
anak berkebutuhan khusus
dilakukan dengan bersosialisasi
langsung terhadap para orang
tua murid yang ada di sekolah,
kepada ibu-ibu PKK dan
kepada masyarakat yang
tinggal disekitar anak-anak
berkebutuhan sehingga
informasi yang disampaikan
bisa menyebar luas.
Proses pengabdian yang
dilakukan tidak lepas dari ilmu
pengetahuan yang dipelajari di
perkuliahan, sehingga dari hal
itulah pengabdian dapat
73
berjalan dengan keilmuan yang
sesuai. Pihak sekolah, guru,
maupun orang tua mengaku
puas dan merasa sangat
terbantu dengan adanya
pengabdian dari mahasiswa
UIN Bandung. Tetapi,
pengabdian ini belum bisa
dikatakan berhasil karena
perlu monitoring dalam kurun
waktu yang panjang. Hanya,
jika dilihat dari permulaannya,
perubahan yang positif sudah
sangat terlihat.
10 1157020061 Prayoga Kusumah Penyuluhan Mengenai
Bioteknologi Sederhana Pada
Pangan, Obat.
Bioteknologi yang antaranya
Makanan fungsional dibuat
pada saat penyuluhan adalah
PEBI (Peyeum Ubi).
Penyuluhan ini ditujukan
kepada ibu-ibu PKK di dusun 2
(RW 6), yang dilaksanakan di
Masjid Nurul Fallah RW 6.
Sebelum pelatihan pembuatan
produk, dilakukan terlebih
dahulu presentasi mengenai
jenis-jenis makanan fungsional
dan gambaran produk yang
dibuat.
Pada pelaksanaannya, peserta
diberikan penjelasan mengenai
tomat dan manfaat tomat
tersebut, dan diberi penjelasan
secara rinci tentang tahapan
74
pembuatan torakur tersebut.
Pembicara menjelaskan kepada
peserta mengenai tahapan
pembuatan PEBI secara jelas.
Pembuatan PEBI tersebut
dimulai dengan mebguliti ubi
tersebut dan dilakukan
pencucian kemudian ubi
tersebut dipotong sesuai
ukuran agar tidak terlalu besar
ataupun kecil, kemudian ubi
tersebut di rebus selama kurang
lebih 25 menit dan ditiriskan
sampai hangat-hangat kuku
kemudian dilakukan
pengolesan gula dan ragi
sampai merata. Jika dirasa
sudah merata maka dilakukan
fermentasi pada wadah kedap
udara selama 3 sampai 6 hari.
Disini, pembicara membawa
hasil jadi torakur tersebut
untuk dinikmati secara
langsung oleh peserta
pelatihan.
Selain itu, dilakukan juga
penyuluhan mengenai
pembuatan probiotik ikan lele
pada pemilik tambak ikan lele
di rw 6. Berbahan dasar limbah
rumah tangga atau bahan yang
mudah dan murah.
Pada pelaksanaannya, peserta
diberikan penjelasan mengenai
probiotik dan manfaat
probiotik tersebut, dan diberi
75
penjelasan secara rinci tentang
tahapan pembuatan probiotik
tersebut. Probiotik dibuat
dengan cara persiapan alat dan
bahan yang akan digunakan,
kemudian langkah pertama
melubangi tutup botol sehingga
pipa atau selang bias masuk da
dijamin kedap udara, kemudian
botol diisi air, untuk botol
utama diisi air 1lt dan untuk
botol ke 2 diisi secukupnya,
setelah diisi air kemudian botol
utama ditambah oleh air kelapa
sebanyak 700ml, lalu
ditambahkan gula merah yang
sudah dihaluskan kemudian di
homogenkan sampai benar
benar homogen. Setelah
homogen dilarutkan serbuk
ragi 2 butir dan homogenkan
kembali. Setelah semuanya
selesai maka tutup bahan tadi
dengan kuat dan pasangkan
selang pada botol sekunder
sampai pipa menyentuh air
pada botol sekunder agar air
pada botol sekunder dapat
dimanfaatkaan sebagai pupuk
pada tanaman. Proses pada
pembuatan ini membutuhkan
waktu 3 sampai 6 hari.
Indikator keberhasilan dapat di
amati pada aromanya yang
akan tercium seperti bau
peyeum.
76
Selain itu dilakukan juga
pengecekan formalin pada
beberapa jenis makanan dan
minuman yang ada di sekitar
kita dengan menggunakan PK
(Kalium Permangat/Obat
gatal). Pada pelaksanaannya,
peserta diberikan penjelasan
mengenai pengecekan
formalim dan manfaat bahan
yang digunakan tersebut, dan
diberi penjelasan secara rinci
tentang tahapan pengecekan
formalin tersebut. Langkah
pertama dilakukan persiapan
alat bahan, kemudian 5 glas
plastic diisi dengan air 50ml
dan 1ml air PK kemudian
diaduk sampai merata. Setelah
itu dimasukan bahan yang akan
di cek kadar formalin atau
kandungan formalinnya.
Setelah dimasukan maka
diamkan beberapa menit
sampai indicator PK berubah
warna atau tidak. Indicator
adanya formalin pada makanan
atau minuman terlihat jelas jika
larutan Pk (warna ungu) akan
berubah warna menjadi warna
asli bahan yang dilakukan
pengecekan, jika tidak berubah
warna maka
makanan/minuman tersebut
tidak mengandung formalin.
11 1158010024 Alya Nuriyah Pendampingan Pelayanan
77
Administrasi Terpadu Sesuai
Prinsip-Prinsip Pelayanan
Publik Di Desa Wangisagara
Penulis melakukan perkenalan
awal terhadap masyarakat dan
aparatur pemerintahan Desa
Wangisagara , menanyakan apa
saja bagian yang ada di Desa
serta tugas pokok dan fungsi
dari masing-masing aparatur
pemerintahan Desa
Wangisagara. Penulis
melakukan beberapa kegiatan
di Kantor Desa Wangisagara
seperti dalam penyusunan
administrasi Desa , membantu
melayani masyarakat Desa
Wangisagara , menginput data
kependudukan ke dalam
Aplikasi Pelayanan Dasar
berbasis online (Yandes), serta
ikut terjun langsung dalam
kegiatan pemeriksaan
kelengkapan administrasi ke
setiap RW yang bertujuan
untuk memeriksa kelengkapan
buku administrasi ke setiap
RW serta memberikan
pemahaman pentingnya
pengisian buku administrasi
demi terwujudnya administrasi
pemerintahan desa yang
sistematis. Setelah terlibat
langsung dalam beberapa
kegiatan di Kantor Desa
Wangisagara penulis menjadi
78
lebih tau apa permasalahan
yang ada di Desa Wangisagara.
Salah satu hasil yang dicapai
dari program pendampingan
pemahaman prinsip pelayanan
publik adalah agar para
aparatur pemerintahan Desa
Wangisagara dapat
memberikan pelayanan publik
yang optimal yang berpegang
teguh kepada prinsip-prinsip
pelayanan publik sehingga
pelayanan administrasi dapat
berjalan secara sistematis dan
memenuhi kebutuhan
masyarakat.
79
permasalahan ekonomi yang
dihadapi oleh masyarakat
sekitar yaitu tidak adanya
penghasilan tambahan untuk
para ibu-ibu yang tidak bekerja
atau sudah menginjak usia
yang tidak produktif lagi.
Sehingga saya mengambil
keputusan untuk melakukan
program kerja menciptakan
usaha baru dengan
memanfaatkan hasil pertanian.
Program ini saya mulai bekerja
sama dengan ibu-ibu
masyarakat desa Wangisagara.
Dalam pemanfaatan hasil
pertanian ini, terjadilah
pembuatan usaha baru yaitu
membuat olahan dari daun
singkong menjadi tempe dan
peyeum ubi. Dalam kegiatan
ini tidak dilakukan simulasi
pembuatan karena keterbatasan
waktu dan alat. Jadi disini
hanya membawa contoh dari
produk dan sharing mengenai
pembuatan produk tersebut.
Dengan diadakaan program ini
masyarakat memiliki
pemahaman dan kemampuan
dasar tentang bagaimana
mengelola dan menjalankan
suatu usaha yang baik. dan
yang terpenting dari kegiatan
ini dapat memberikan motivasi
bagi masyarakat untuk
80
memperbaiki kebiasaan dan
pola piker masyarakat dalam
melihat peluang sehingga
mereka mampu memanfaatkan
waktu luang untuk menambah
pendapatan mereka.
Tabel 4. 5Hasil Pengabdian Kepada MAsyarakat
b. Faktor Penghambat
1) Kurangnya hubungan kedekatan antara masyarakat dengan
mahasiswa KKN dikarenakan sebagian besar masyarakat Desa
Wangisagara adalah pekerja sehingga kegiatan sosialisasi sedikit
terhambat karena pada siang hari warga tidak berada di rumah.
2) Kurangnya partisipasi masyarakat dikarenakan sebagian besar
masyarakat Desa Wangisagara bekerja dari mulai pagi hari sampai
sore hari/malam hari sehingga tidak mempunyai waktu untuk bisa
berpartisipasi dalam program yang dilaksanakan mahasiswa KKN.
81
2. Aspek Sustainibility Program
a. Faktor Pendukung
1) Dukungan sarana dan prasarana sehingga memudahkan
keberlangsungan program
2) Mudahnya akses sehingga memudahkan keberlangsungan
program
b. Faktor Penghambat
1) Sulitnya menemukan potensi Desa Wangisagara sehingga
sulit menentukan program yang bisa berjalan secara berkelanjutan.
2) Sudah berdaya nya Desa Wangisagara dilihat dari aspek
material dan infrastruktur sehingga menyulitkan dalam pembuatan
program yang bisa berjalan secara berkelanjutan.
82
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fokus
dalam program pemberdayaan ini adalah Peningkatan Kesadaran Akan
Kebersihan Lingkungan Terutama Dalam Masalah Sampah. Oleh
karena itu agar dapat meningkatkan kesadaran akan lingkungan, maka
dalam perencanaan kegiatan mengacu pada pentingnya menjaga
kestabilan untuk keberlangsungan hidup.
Sasaran dan target dari program pemberdayaan ini yaitu
masyarakat Wangisagara khususnya anak-anak atau remaja yang ada di
wilayah tertentu. Dengan tujuan untuk menambah wawasan pendidikan
baik yang bersifat umum maupun keagamaan, membentuk jati diri,
mengembangkan potensi dan mencetak generasi muda yang islami
yang mengerti akan kelangsungan hidup.
B. Rekomendasi
1. Pelaksana KKN
Dari pelaksana KKN dalam pendaftaran KKN dilakukan lebih
mudah, dengan diberlakukannya pendaftaran online. Namun seperti
diketahui untuk beberapa saat pendaftaran online ini terganggu masalah
teknis, sehingga tidak dapat berjalan dengan baik untuk beberapa saat.
Selain itu untuk konsep dalam pelaksanaan KKN pun alangkah
lebih baiknya jika diperjelas dan dipermudah, dan juga ada forum
dalam penjelasan konsep pelaksanaan KKN. Sehingga dalam
83
pelaksanaannya peserta KKN tidak terlalu bingung. Dan juga untuk
pemilihan tempat kegiatan KKN ini sudah cukup baik, Desa
Wangisagara pun menjadi salah satu tempat yang bagus dan sangat
terbuka pada pelaksanaan KKN ini. Sehingga Desa Wangisagara
direkomendasikan kembali oleh penulis untuk dipilih sebagai tempat
pelaksanaan KKN.
2. Pengabdian Masyarakat
Peserta KKN harus lebih aktif dan mengerti kegiatan- kegiatan
apa saja yang termasuk dalam garapan, khususnya yang berkenaan
dengan latar belakang universitas, sehingga dapat sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan.
84
85
DAFTAR PUSTAKA
buletin smeru research institute no 2 tahun 2017 dari mdgs ke sdgs : memetik
pelajaran dan menyiapkan langkah konkret
Setiawan, M.B., Hakim, A.(2013). Indeks Pembangunan Manusia Indonesia.
Jurnal Economia.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Yang Perlu Diketahui Pemerintah oleh
United Cities and Local Goverments
www.bps.go.id
BIODATA TIM PENYUSUN
1. Ketua Kelompok Peserta 281
Fakultas Ushuludin
Tempat
Tanggal Bandung, 18 September 1997
Lahir
Kp. Sukamanah No 104 RT 03 RW 06
Alamat
Desa Majakerta Kecamatan Majalaya
Fakultas FISIP
Tempat
Tanggal Bandung, 25 Januari 1997
Lahir
Kp. Pasar Baru RT 07 RW 05 Desa
Alamat Majakerta Kecamatan Majalaya Kabupaten
Bandung
Jurusan Administrasi Publik
Fakultas FISIP
Tempat
Tanggal Purwakarta, 21 Oktober 1995
Lahir
Ds. Karangmukti Kec. Bungursari Kab.
Alamat
Purwakarta
Motto
Nama Dika Nurul Hakim
Tempat
Tanggal Sumedang, 08 Maret 1997
Lahir
Dsn. Kojengkang No. 29 RT 02 RW 10 Ds.
Alamat
Licin Kec. Cimalaka Kab. Sumedang
Jurusan Manajemen
Fakultas FISIP
Tempat,
Tanggal Garut, 20 september 1996
Lahir
Kp. Ciborerang RT 05/ RW 09 Ds.
Alamat
Putrajawa Kec. Selaawi Kab. Garut
Tempat,
Tanggal Garut, 22 September 1996
Lahir
Komplek Pst. Pulosari Ds. Cijolang
Alamat
Kec. Limbangan Kab. Garut
Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Selalu menjadi manusia
berperiketuhanan,
Motto
berperikehewanan,dan
berperikealaman.
Nama Ima Fauzyya
Tempat
Tanggal Tasikmalaya, 27 april 1997
Lahir
Jln. Ciguruwik Ds. Cinunuk Kec.
Alamat
Cileunyi Kab. Bandung
Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Tempat
Tanggal Garut, 15 September 1996
Lahir
Kp. Cilopang Ds. Bojong Kec.
Alamat
Bungbulang Kab. Garut
Jurusan PGMI
Tempat
Tanggal Sumedang, 6 februari 1998
Lahir
Alamat Sumedang
Tempat
Tanggal Sumedang, 7 oktober 1996
Lahir
Ds. Mangunarga Kec. Cimanggung
Alamat
Kab. Sumedang
Tempat
Tanggal Garut, 20 Oktober 1996
Lahir
Jl. Pembangunan Kp. Sindanggalih RT
Alamat 03 RW 13 No. 33 Ds. Sukagalih Kec.
Tarogong Kidul Kab. Garut
Jurusan Biologi
Tempat
Tanggal Bandung, 16 Oktober 1996
Lahir
Kp. Bojong Peundeuy RT 01/06 No.
Alamat 15 Ds. Cangkuang Kec. Rancaekek
Kab. Bandung
Rembug Warga
Program Kelompok
Penutupan
Menanam Pohon