Anda di halaman 1dari 28

Karya Tulis Ilmiah

Tema : Peran Mahasiswa Dalam Membangun Destinasi Wisata Hutan Jawa


Timur

Judul :

MAHASISWA SEBAGAI MEDIA SIKLUS HIDUP DESTINASI WISATA HUTAN


JAWA TIMUR

Disusun Oleh :

1. Siti Khunainatul Muarofah NIM 1250015007

2. Ika Maya Megawati Putri NIM 1250015001

3. Shofia Rizky Yanti NIM 1250015009

4. Imam Sholichin NIM 2330015001

5. Laila Nur Faridah NIM 2330015013

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


2016
i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur ilahi robbi sehingga kami dapat menyelesaikan


Karya Tulis Ilmiah kami yang berjudul Mahasiswa Sebagai Media Siklus Hidup
Destinasi Wisata Hutan Jawa Timur .

Penulisan ini tidak akan terwujud tanpa adanya kerja sama dari berbagai
pihak, antara lain kerja sama tim yang solid, perpustakaan dan dosen pembimbing
kami.

Kepada pihak staff perpustakaan Sidoarjo dan perpustakaan UNUSA, terima


kasih atas waktunya untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
kami dan yang tiada bosan dengan kami karena kami berkunjung hampir setiap hari
ke perpustakaan.

Ucapan terima kasih juga kami sampai kepada Ibu Nur Zuwariyah, SST.
M.Kes yang bersedia menjadi pembimbing kami dalam penulisan karya ilmiah ini.

Namun kami menyadari bahwa karya ilmiah ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, kami memohon pada segenap pihak yang membaca karya ilmiah ini untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kami, agar kami dapat menjadi
penulis yang lebih baik dalam menulis karya ilmiah selanjutnya.

Surabaya, 18 Agustus 2016

Penulis

ii
iii
PERNYATAAN ORISINILITAS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : SITI KHUNAINATUL MUAROFAH


NIM : 1250015007
Prodi : D-III Kebidanan
Semester : 3
Fakultas : Fakultas Keperawatan dan Kebidanan

2. Nama : IKA MAYA MEGAWATI PUTRI


NIM : 1250015001
Prodi : D-III Kebidanan
Semester : 3
Fakultas : Fakultas Keperawatan dan Kebidanan

3. Nama : SHOFIA RIZKI YANTI


NIM : 1250015009
Prodi : D-III Kebidanan
Semester : 3
Fakultas : Fakultas Keperawatan dan Kebidanan

4. Nama : IMAM SHOLICHIN


NIM : 2330015001
Prodi : S1 Gizi
Semester : 3
Fakultas : Fakultas Kesehatan

5. Nama : LAILA NUR FARIDAH


NIM : 2330015013
Prodi : S1 Gizi
Semester : 3
Fakultas : Fakultas Kesehatan

iv
v
DAFTAR ISI
Judul ........................................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan .................................................................................................. iii
Pernyataan Orisinilitas ............................................................................................... iv
Daftar Isi ..................................................................................................................... vi
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................... 3
1.5 Metode Penelitian .................................................................................... 3
BAB II : LANDASAN TEORI DAN KONDISI SAAT INI .............................................. 4
2.1 Landasan Teori ........................................................................................ 4
2.2 Kerusakan Hutan Wisata Jawa Timur ..................................................... 7
2.3 Pengaruh Destinasi Wisata Hutan Terhadap Pembangunan Daerah ..... 8
2.4 Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Hutan di Jawa Timur 10
BAB III : KEGIATAN DAN ANALISIS PERMASALAHAN ........................................ 12
3.1 Kegiatan Penyelamatan Siklus Hidup Destinasi Wisata Hutan Jawa
Timur Oleh Mahasiswa ........................................................................... 12
3.2 Indikator Keberhasilan Mahasiswa Sebagai Media Siklus Hidup
Destinasi Wisata Hutan Jawa Timur ....................................................... 16
BAB IV : SUMBANGAN PEMIKIRAN TERHADAP UPAYA KONSERVASI .............. 17
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN PENYELESAIAN ............................................ 18
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 18
5.2 Saran ........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20
LAMPIRAN : BIODATA PENULIS .............................................................................. 21

DAFTAR TABEL
2.1 Model Siklus Hidup Destinasi ............................................................................... 6
2.2 Jumlah Wisatawan Mancanegara Terbanyak Pada November 2015 .................. 10

vi
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kegiatan Wawancara ........................................................................................... 8
3.1 Pengenalan Burung Migran Pada Siswa Sekolah Dasar .................................... 12
3.2 Area Penanaman Pohon Bakau Mahasiswa STIKOM ........................................ 14
3.3 Papan Pesan Cinta Lingkungan ........................................................................... 15
3.4 Komposter Aerob ................................................................................................. 16

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Hutan merupakan kekayaan alam yang miliki banyak manfaaat bagi


kehidupan manusia. Di antara manfaat hutan adalah sebagai sarana penyedia
kebutuhan hidup dan menjadi pelindung dari bencana alam seperti longsor dan
banjir. Tidak hanya itu, saat ini hutan juga dijadikan sebagai tempat wisata.

Terkait dengan hutan sebagai tempat pariwisata, tidak lepas dari konsep
siklus hidup dan daya dukung. Konsep siklus hidup pariwisata dan konsep daya
dukung saling terkait adalah cara yang baik dan dinamis untuk melihat kondisi
dan perkembangan pariwisata. Konsep siklus hidup menunjukkan bahwa daerah
tujuan wisata senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dan
kemajuannya dapat dilihat melalui tahapan-tahapan dari pengenalan hingga
penurunan. Dengan pengelolaan yang baik, pariwisata berperanan untuk
memberdayakan sumber daya yang langka serta menjadikan industri pariwisata
dapat diperpanjang siklus hidupnya dan berkelanjutan (Theobald, 2004).

Jawa Timur memiliki 4 (empat) unit Taman Nasional, 3 (unit) Taman


Wisata Alam, 2 (dua) unit Suaka Marga Satwa, dan 19 (sembilan belas) unit
Cagar Alam yang terdiri dari ekosistem pegunungan, daratan dan pesisir serta 1
(satu) unit Taman Hutan Raya yang termasuk dalam Hutan Konservasi (Juklak
LKTI Surabaya, 2016:4). Salah satu dari Hutan Konservasi di Jawa Timur adalah
Hutan Mangrove Surabaya. Kondisi hutan Mangrove Surabaya banyak
memperoleh perhatian, karena banyak terlihat sampah yang berserakan dan
pagar kayu yang rapuh, serta terlihat banyak tanaman yang rusak.

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan di wisata hutan Mangrove


Surabaya pada tanggal 24 Agustus 2016, kami melihat ada beberapa masalah
yang terjadi. Di antaranya kami melihat banyak pagar kayu yang rapuh akibat
dari ulah wisatawan yang duduk-duduk di pagar kayu. Padahal duduk-duduk di
pagar telah dilarang karena dapat merusak pagar kayu tersebut. Banyak pula
sambah-sampah yang berserakan di setiap lokasi hutan Mangrove Surabaya
karena banyak wisatawan yang membuang sampah sembarangan padahal telah
disediakan tempat sampah. Kami juga melihat banyak tanaman bakau yang
rusak karena banyak pengunjung yang tidak bertanggung jawab terhadap

1
lingkungan dengan memetik daun sembarangan. Hal ini dapat berakibat pada
terjadinya penurunan daya tarik obyek wisata. Apabila dibiarkan, maka akan
mempengaruhi kelestarian hutan Mangrove Surabaya sehingga dapat
menurunkan jumlah wisatawan.

Masalah standar dalam industri pariwisata juga menjadi isu yang sangat
menarik untuk diutarakan sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan
pariwisata yang bertanggungjawab dan berkelanjutan. Upaya yang dapat
dilakukan oleh Mahasiswa dalam menjaga kelestarian hutan Mangrove dan
meningkatkan daya tariknya adalah dengan mengadakan program diantaranya :
melakukan penanaman mangrove, kegiatan reboisasi, kegiatan kebersihan
lingkungan, kegiatan konservasi, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan sebuah penilitian


yang berjudul Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi wisata hutan
Jawa Timur.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peranan mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi


wisata Jawa Timur ?

2. Bagaimana solusi yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai media siklus


hidup destinasi wisata hutan Jawa Timur ?

1.3 TUJUAN

Tujuan Umum :

Untuk mengetahui peranan Mahasiswa sebagai media siklus hidup


destinasi wisata hutan Jawa Timur.

Tujuan Khusus :

1. Mengidentifikasi peranan Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi


wisata hutan Jawa Timur.

2
2. Mengidentifikasi bagaimana solusi alternatif yang dapat dilakukan oleh
Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi wisata hutan Jawa
Timur.

1.4 MANFAAT

1. Bagi Akademisi :

Diharapkan dapat menjadi bahan kajian guna mempelajari daya tarik


pariwisata dan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada didalamnya.

2. Bagi Pemerintah

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan saran yang


membangun demi merintis destinasi wisata hutan Jawa Timur yang indah
dan ramai wisatawan.

3. Bagi Wisatawan

Diharapkan dapat memberi wawasan dan pengetahuan mengenai objek


wisata hutan Jawa Timur.

4. Bagi Pengelola Hutan Mangrove Surabaya, Jawa Timur

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan saran yang


membangun dalam pengelolaan Hutan Mangrove Surabaya, Jawa Timur.

1.5 METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, metode yang digunakan adalah metode


kualitatif. Menurut Creswell (2008) metode kualitatif adalah suatu pendekatan
atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral.
Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian
atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas.

Adapaun teknik pengumpulan data yang kami terapkan dalam penelitian


adalah sebagai berikut :

1. Observasi, adalah mengumpulkan data langsung dari lapangan.

2. Wawancara, adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti


dan responden.

3
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KONDISI SAAT INI

2.1 Landasan Teori

Kata hutan merupakan terjemahan dari kata Bos dari bahasa Belanda
(Salim, 2003: 40). Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Forrest dan untuk
hutan rimba disebut Jungle. Dalam bahasa Indonesia dikenal berbagai sebutan
terhadap hutan, misalnya hutan belukar, hutan perawan, dan lain-lain. Tetapi
pada umumnya persepsi umum tentang hutan adalah penuh pohon-pohonan
yang tumbuh tak beraturan. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang
Nomor 5 tahun 1967, arti hutan dirumuskan sebagai :

Suatu lapangan bertumbuh pohon-pohonan yang secara keseluruhan


merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya
dan ditetapkan oleh Pemerintah sebagai hutan.

Definisi tersebut merupakan rumusan secara umum, belum memberi


pengertian yang tuntas serta sulit untuk memahaminya. Yang mudah kita pahami
adalah bahwa hutan harus ditetapkan Pemerintah; tanpa ada ketentuan yang
menetapkan sebagai hutan maka suatu lapangan tertentu tidak dapat disebut
hutan. Sedangkan pengertian umum terhadap hutan adalah suatu areal
tertentu yang ditumbuhi berbagai pepohonan dan didiami berbagai jenis binatang
(Marpaung, 1995: 11).

Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan


pada Bab I disebutkan bahwa destinasi wisata yang diidentikkan dengan daerah
tujuan wisata didefinisikan sebagai kawasan geografis yang berada dalam satu
atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik, fasilitas
umum, fasilitas pariwisata aksesbilitas, serta masyarakat yang saling melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.

Jika batasan destinasi pariwisata menurut Undang-undang Nomor 10


Tahun 2009 tersebut dikaitkan dengan Rancangan Naskah Akademik Undang-
undang Kepariwisataan (2006), maka yang dimaksud dengan destinasi wisata
adalah suatu tempat atau wilayah yang tidak selalu identik dengan wilayah
administratif, tetapi lebih mengarah pada konstruk mental, bersifat dinamik,
sesuai dengan hubungan antara masyarakat dengan lingkungan yang

4
membentuk tempat tersebut dan terbentuk karena karakteristik spesial, temporal,
dan sosiokultural, serta memiliki nama dan makna, sehingga memiliki citra
tertentu. Didalamnya, tercantum komponen-komponen produk wisata antara lain
daya tarik, pelayanan, dan sumber daya wisata lainnya. Unsur penting dalam
destinasi adalah masyarakat (Prasiasa, 2013: 21).

Menurut Myra P. Gunawan (2010), jika destinasi wisata dikategorikan


sebagai sebuah sistem maka akan terdapat tiga karakter yang penting sebagai
berikut.

1. Hierarki, ada destinasi utama dan ada destinasi penunjang, ada


yang besar dan ada yang kecil skalanya; tidak semua destinasi
(lokal) mempunyai posisi yang sama.

2. Struktur, misalnya ada pintu gerbang (Internasional atau regional),


ada staging area, dan ada teoristic dengan daya tariknya; dilihat
dari sisi lain, ada kota besar, kota kecil, pedesaan, atau kawasan
wisata yang mengalami urbanisasi.

3. Jejaring, hubungan antara destinasi dengan origin, tempat asal


wisatawan, dan jejaring hubungan antardestinasi. Hubungan ini
dapat diartikan sebagai hubungan fisik (prasana penghubung) dan
jejaring nonfisik.

Mengacu pada batasan tersebut, Dewsa Putu Oka Prasiasa (2013: 21)
mengemukakan bahwa destinasi pariwisata merupakan sebuah wilayah, tempat
dimana wisatawan dapat menikmati variasi dari berbagai jenis pengalaman
selama berwisata. Sebagai sebuah wilayah, Ritchie dan Crouch (2005: 108)
mengemukakan ada beberapa jenis tingkatan dari destinasi pariwisata, yaitu
Negara, kawasan yang luas terdiri atas beberapa negara, provinsi atau daerah
administrasi lain, kawasan yang dilokalisasi, kota, dan lokasi yang unik dengan
sumber daya/potensi yang luar biasa (seperti taman nasional).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi destinasi wisata hutan merupakan


suatu areal tertentu yang ditumbuhi pepohonan dan didiami berbagai binatang
yang dijadikan tempat wisata sehingga dapat dikunjungi oleh wisatawan.

5
Sedangkan yang dimaksud dengan siklus hidup destinasi adalah model
untuk memahami evolusi produk (termasuk destinasi wisata) yang terdiri atas
tahap pengenalan (introduction), pertumbuhan (growth), pendewasaan
(maturity), dan/atau peremajaan (rejuvenation).

Terkait dengan berbagai kendala yang dihadapi dalam implementasi


model siklus hidup destinasi, terutama masa waktu siklus dan adanya faktor-
faktor lain yang berpengaruh pada perkembangan destinasi, model berikut ini
memadukan antara siklus hidup destinasi dengan strategic positioning. Adapun
modelnya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1
Model Siklus Hidup Destinasi
Siklus Hidup Strategic
No. Keterangan
Destinasi positioning
1. Mendorong pengembangan secara
agresif sehingga terjadi kombinasi.
antara product dengan market driven.

Pembinaan 2. Mendorong pengembangan secara


agresif (product driven).
3. Mendorong pengembangan secara
1 Perintisan
selektif.
1. Investasi sedikit lebih cepat di atas
tuntutan pasar.

Strategi 2. Investasi secepat tuntutan pasar.


3. Investasi secara slektif.
4. Investasi atau divestasi.
1. Mendorong pengembangan secara
agresif dengan mengombinasikan

Pembinaan product dengan market driven.


2. Mendorong pengembangan secara

2 Pembangunan selektif.
1. Investasi untuk keberlanjutan
tingakat pertumbuhan dan menciptakan
Strategi
barrier entry untuk pesaing baru.
2. Investasi untuk meningkatkan tingkat

6
pertumbuhan dan memperbaiki posisi.
3. Investasi secara selektif untuk
memperbaiki posisi.
4. Investasi dan divestasi.
1. Mendorong mengembangkan secara
agresif (market driven).

Pembinaan 2. Mendorong pengembangan secara


selektif.

3 Pemeliharaan 3. Mendorong penyehatan.


1. Re-investasi seperlunya.
2. Re-investasi minimum dan/atau secara
Strategi
selektif.
3. Investasi secara selektif atau divestasi.
1. Mendorong pengembangan secara

Pembinaan selektif.
2. Mendorong penyehatan.

4 Revitalisasi 1. Re-investasi seperlunya.


2. Re-investasi secara minimum dan
Strategi
pemeliharaan.
3. Disinvestasi.
Sumber: Diadopsi dari Prasiasa (2013 : 27) dan disesuaikan.

2.2 KERUSAKAN HUTAN WISATA JAWA TIMUR

Hutan wisata merupakan pilar pembangunan suatu daerah dan sumber


penyelamat masyarakat dari bencana banjir adalah hal yang begitu berharga
bagi pembangunan dan masyarakat.

Namun seiring berjalannya waktu, hutan wisata yang ada malah menjadi
suatu hal yang memprihatinkan, sebagai akibat dari ulah manusia yang kurang
menyadari fungsi hutan bagi kehidupan mereka.

Ancaman penyusutan hutan Mangrove selain disebabkan karena adanya


Abrasi air laut dan yang sangat berpengaruh besar adalah dari perilaku
manusia. Banyak dari wisatawan yang berkunjung ke hutan wisata, namun
mereka tidak bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan hutan yang

7
dikunjunginya. Sampah-sampah berserakan dimana-mana dan bahkan mereka
juga merusak fasilitas yang ada.

Seperti halnya yang terjadi di hutan mangrove di Wonorejo, kecamatan


Rungkut, Surabaya. Pada wawancara yang kami lakukan pada tanggal 24
Agustus 2016 dengan Bapak Fatoni, ketua kelompok Bintang Timur dan MIC
Mangrove Surabaya. Beliau mengatakan bahwa tidak sedikit pengunjung yang
datang untuk menikmati suasana mangrove lalu merusak fasilitas yang ada,
seperti duduk-duduk di pagar kayu, padahal itu dilarang karena dapat
merobohkan pagar. Beliau sempat memberi peringatan dengan memberi tulisan
Dilarang duduk di pagar kayu yang ditempel di sekitar pagar, namun tulisan itu
di robek oleh mereka. Tidak hanya itu, ada tangan-tangan jail yang mencoba
untuk merusak pohon-pohon mangrove. Apabila hal ini terus terjadi, hutan
mangrove yang menjadi penopang kehidupan masyarakt Jawa Timur, lambat
laun akan rusak dan terkikis habis. Oleh karena itu diperlukan adanya
kesadaran dari segala pihak untuk membantu menjaga dan melestarikan hutan
wisata yang ada di Jawa Timur.

Gambar 2.1
Kegiatan Wawancara

Sumber : Milik Pribadi

2.3 PENTINGNYA DESTINASI WISATA HUTAN TERHADAP PEMBANGUNAN


DAERAH

Perencanaan dan pengelolaan obyek dan daya tarik wisata alam, sosial
budaya maupun minat khusus harus berdasarkan pada kebijakan rencana

8
pembangunan nasional maupun regional. Apabila kedua rencana tersebut belum
tersusun, maka tim perencana pengembangan obyek dan daya tarik wisata
harus mampu mengasumsikan rencana kebijakan yang sesuai dengan arae
yang bersangkutan dengan melibatkan peran serta masyarakat setempat
(Hadiwijoyo, 2012:49)

Menurut Supriadi (2011: 136), kawasan pada hutan produksi memiliki


banyak sekali aset yang dapat dikembangkan, misalnya jasa lingkungan yang
terdiri atas jasa aliran sungai, wisata alam dan perlindungan keanekaragaman
hayati. Aset tersebut apabila dikembangkan dengan maksimal, maka akan
merupakan suatu aset yang mampu menambah devisa negara dan pendapatan
asli daerah bagi yang mengembangkan jasa pada hutan produksi tersebut
dengan baik dalam Pasal 33 PP Nomor 6 Tahun 2007 dinyatakan bahwa,
pemanfaatan jasa lingkungan pada hutan produksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 ayat (2) huruf b, antara lain melalui kegiatan : (a) pemanfaatan
jasa aliran air; (b) pemanfaatan air; (c) wisata alam; (d) perlindungan kekayaan
keanekaragaman hayati; (e) penyelamatan dan perlindungan lingkungan; (f)
penyerapan dan/atau penyimpanan karbon (ayat (1)).

Berdasarkan pendapat dari masing-masing tokoh, dapat diambil


kesimpulan bahwa, banyak sekali aset yang dapat dikembangkan guna
menunjang pembangunan suatu daerah. Melibatkan peran serta masyarakat
dalam meningkatkan daya tarik obyek wisata hutan di suatu wilayah tertentu
merupakan solusi jitu, karena apabila aset tersebut dikembangkan, maka akan
meningkatkan pendapatan daerah, sehingga dapat menunjang pembangunan
daerah.

Seperti halnya hutan-hutan wisata yang ada di Jawa Timur. Apabila daya
tarik obyek wisata tersebut ditingkatkan dengan melibatkan peran serta
masyarakat dan Mahasiswa, mengapa peran mahasiswa penting, perlu diberi
penjelasan bagi peran apa yang bisa dilakukan. Akan dapat menarik minat
wisatawan untuk datang berkunjung ke hutan wisata Jawa Timur. Apabila terjadi
peningkatan wisatawan makan akan bertambah pula pendapatan daerah
provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu, destinasi wisata hutan sangatlah
berpengaruh bagi pembangunan suatu wilayah.

9
Saat ini telah ditargetkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
(Dispartabud) yang dikutip dalam Jatim Newsroom, pada tanggal 14 Januari
2016, tahun 2016 wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur naik sebanyak 15
persen. Pada tahun 2015, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur
sebesar 48,5 juta orang, naik 10 persen dibandingkan jumlah wisatawan tahun
2014 jumlah wisatawan 45,2 juta orang. Perincian jumlah wisatawan dari
mancanegara yang berkunjung ke Jawa Timur adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2
Jumlah Wisatawan Mancanegara Terbanyak Pada November 2015
Persentase
Jumlah
No. Asal Negara Kenaikan
(kunjungan)
(%)

1. Malaysia 6.478 76,75

2. Singapura 1.971 27,66

3. Tiongkok 1.273 31,23

Sumber : www.jatimprov.go.id

Para wisatawan asing yang datang ke Jawa Timur itu berasal dari Taiwan,
Jepang, Amerika Serikat, Australia, India, Thailand dan Korea Selatan.

Wisatawan mancanegara yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk


Juanda pada November 2015, total mencapai 20.255, atau naik 28,21 persen
dibanding Oktober 2015 sebanyak 15.798. Secara komulatif, jumlah wisatawan
mancanegara Januari-November 2015 sebesar 183.794 kunjungan atau turun
7,23 persen dibanding jumlah wisatawan manca negara dalam periode yang
sama tahun 2014, yang mencapai 198.109 kunjungan.

2.4 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESTINASI WISATA HUTAN DI JAWA


TIMUR

Menurut Pasal 1 ayat (1) Peraturan pemerintah Nomor 33 Tahun 1970


perencanaan hutan adalah penyusunan pola tentang peruntukan, penyediaan,
pengadaan dan penggunaan hutan secara serba guna dan lestari, serta
penyusunan pola kegiatan-kegiatan pelaksanaannya menurut ruang dan waktu,

10
sedangkan dalam pasal 6 Undang-undang Nomor 5 Tahun1967 disebutkan
bahwa perencanaan hutan itu dimasudkan untuk kepentingan pengaturan tata air
pencegahan bencana banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah.

Ada empat macam perencanaan hutan, yaitu :

a. Rencana umum, adalah rencana yang memuat peruntukan, penyediaan,


pengadaan, dan penggunaan hutan.

b. Rencanaan pengukuhan hutan merupakan rencana yang memuat


kegiatan pemancangan dan penataan batas untuk memperoleh kepastian
hukum mengenai status dan batas kawasan hutan.

c. Rencana penatagunaan hutan adalah rencana yang memuat kegiatan


peruntukan sebagian atau seluruh kawasan hutan sesuai dengan
fungsinya menjadi : Hutan lindung, hutan produksi, hutan suaka alam dan/
atau hutan wisata (Pasal 1 ayat (4) Jo. Pasal 6 peraturan Pemerintah
Nomor 33 Tahun 1970). Sedangkan tujuan penataan hutan wisata sendiri
adalah untuk membina dan memelihara hutan untuk kepentingan
pariwisata dan/ atau wisata buru.

d. Rencana penataan hutan merupakan rencana yang memuat kegiatan


untuk penyusunan rencana karya pengurusan hutan selama jangka waktu
tertentu ( Pasal 1 Ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1970).

Dalam mewujudkan perencanaan pembangunan hutan wisata di Jawa


Timur, Mahasiswa menciptakan sebuah komunitas peduli lingklungan yang diberi
nama berbeda-beda. Kegiatan komunitas tersebut adalah melakukan kegiatan
ilmiah dan turut serta dalam upaya konservasi hutan wisata yang ada di Jawa
Timur.

11
BAB III
KEGIATAN DAN ANALISIS PERMASALAHAN

3.1 KEGIATAN PENYELAMATAN SIKLUS HIDUP DESTINASI WISATA HUTAN


JAWA TIMUR OLEH MAHASISWA

1. Mengenalkan Keanekaragaman Hayati Pada Siswa Sekolah Dasar

Pengenalan obyek wisata sangatlah penting, terutama apabila


dilakukan kepada anak usia dini. Karena itu menjadi suatu pembelajaran bagi
mereka untuk mengenal keadaan alam dan satwa yang ada di negaranya
serta menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap tanah airnya. Semakin
banyak yang mengenal hutan wisata Jawa Timur, semakin banyak pula
wisatawan yang tertarik untuk berkunjung. Ini menjadi salah satu cara yang
efektif untuk mempromosikan hutan wisata yang ada di Jawa Timur.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Mahasiswa Kelompok Studi Burung


Liar (KSBL) dan UKM Pecinta Lingkungan Hidup Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya. Dikutip oleh www.jawapos.com pada tanggal 22
Mei 2016, mereka mengajak siswa SD Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu,
Bangkalan, Jawa Timur, untuk berkeliling di Taman Pendidikan Mangrove
untuk mengenalkan sejak dini tentang habitat burung.

Dengan adanya kegiatan ini, para siswa sekolah dasar dapat mengenal
burung migran yang ada di kawasan hutan mangrove. Mereka dapat
memahami pentingnya hutan mangrove tidak hanya untuk kepentingan
manusia tapi juga penting untuk kehidupan satwa. Sehingga dikemudian hari,
diharapkan mereka mempunyai kesadaran untuk meneruskan perjuangan
Mahasiswa untuk membantu pemerintah dalam upaya konservasi hutan
wisata dan menjaga habitat satwa yang ada di dalamnya.

12
Gambar 3.1
Pengenalan Burung Migran Pada Siswa Sekolah Dasar

Sumber : www.jawapos.com

2. Mengembangkan Kegiatan yang Bersifat Ilmiah

Untuk menumbuhkan kesadaran dan rasa cinta masyarakat terdap


wisata hutan yang ada di Jawa Timur, Mahasiswa melakukan pengembangan
kegiatan yang bersifat ilmiah sebagai wujud kecintaannya terhadap hutan
wisata yang ada di Jawa timur. Dengan adanya kegiatan yang bersifat ilmiah ini,
maka Mahasiswa bersatu untuk berusaha menemukan solusi dalam upaya
konservasi hutan yang ada di Indonesia khususnya hutan wisata Jawa Timur.
Semangat dalam membantu upaya konservasi hutan tersebut tercermin pada
kegiatan yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
(FPIK) Universitas Diponegoro, Semarang Jawa Tengah.

Dikutip dari nasional.kompas.com para Mahasiswa tersebut mempunyai


komunitas Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur (Kesemat).
Kelompok ini berusaha menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap
Hutan Wisata Mangrove di kalangan Mahasiswa dan masyarakat, karena dari
diskusi konservasi mangrove yang diadakan di Banyuwangi, Jawa Timur pada
akhir Mei 2012, terungkap Indonesia kehilangan 5,58 juta hektar hutan
mangrove sejak tahun 1999 hingga tahun 2005. Jika luas hutan yang terdata
pada tahun 1999 sejumlah 8,6 juta hektar, maka pada tahun 2012 hanya tersisa
hutan mangrove sekitar 3,02 juta hektar. Berarti kondisi hutan Mangrove saat
ini terancam punah. Oleh kerena itu, mereka berbondong-bondong untuk
melakukan upaya konservasi terhadap hutan Mangrove.

Kegiatan ilmiah yang mereka lakukan adalah melakukan penelitan


tentang ekosistem hutan mangrove. Mereka berharap dengan melakukan

13
penilitian, meraka bisa mendapat temuan baru yang dapat diimplementasikan
dalam upaya konservasi hutan mangrove.

3. Investasi Pohon dan Papan Pesan

Di sepanjang area jongging track yang kami amati, kami melihat pohon-
pohon bakau yang telah tertanam dengan rapi. Pohon-pohon tersebut
merupakan hasil usaha reboisasi yang dilakukan oleh Mahasiswa-mahasiswa
yang pernah berkunjung ke sana, salah satunya adalah Mahasiswa dari
STIKOM (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi) Surabaya yang melakukan
penanaman pohon bakau sejumlah 3.000 pohon pada tahun 2011.

Gambar 3.2
Area Penanaman Pohon Bakau Mahasiswa STIKOM

Sumber : Milik Pribadi

Pohon bakau yang mereka tanam sebagai investasi dalam pelestarian


hutan mangrove mempunyai kontribusi besar, yaitu meningkatkatkan
penyerapan air hujan karena bertambahnya kapasitas pohon bakau, sehingga
dapat menurunkan resiko terjadinya banjir di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Selain itu, beberapa Mahasiswa yang berkunjung kami wawancarai,


salah satu dari mereka mengatakan bahwa, dia pernah mengikuti kegiatan
pembudidayaan tanaman bakau yang ada di hutan mangrove dengan tujuan
untuk membuat hutan mangrove menjadi lebih baik. Hal ini merupakan langkah
awal dalam upaya konservasi hutan wisata Jawa Timur.

Kami juga melihat beberapa papan pesan yang tertancap di sepanjang


area. Pesan tersebut dibuat oleh Mahasiswa asal Universitas Ciputra. Pesan-
pesan tersebut berisi ajakan kepada wisatawan untuk mencintai lingkungan
hutan mangrove.

14
Gambar 3.3
Papan Pesan Cinta Lingkungan

Sumber : Milik Pribadi


Papan pesan tersebut menyadarkan sebagian pengunjung tentang
pentingnya merawat lingkungan alam. Pengunjung yang sadar akan pentingnya
kebersihan lingkungan hutan, mereka membuang sampah ke tempat yang telah
disediakan. Apabila kesadaran ini didapatkan oleh semua wisatawan yang
berkunjung, maka hutan mangrove Surabaya akan selalu bersih dan indah.

4. Menyediakan Komposter Aerob

Sampah apabila diolah akan menjadi berkah, begitulah kata orang-orang


bijak. Para Mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Surabaya Jurusan Kesehatan
Lingkungan, melakukan usaha pengolahan sampah sebagai upaya konservasi
hutan mangrove. Mereka menyediakan komposter aerob sebagai wadah
pengolahan sampah yang ada di hutan mangrove untuk dijadikan pupuk
kompos bagi pohon bakau.

Pupuk kompos ini bermanfaat menyuburkan pohon-pohon bakau yang


ada di kawasan hutan mangrove, sehingga pohon bakau yang diberi pupuk
kompos tersebut dapat tumbuh dengan subur dan tidak mudah mati.

Gambar 3.4 Komposter Aerob

Sumber : Milik Pribadi

15
Dari serangkaian kegiatan Mahasiswa yang telah dijelaskan, merupakan
wujud partisipasi Mahasiswa untuk membantu pemerintah dalam upaya
konservasi hutan wisata yang ada di Jawa Timur, membantu pemerintah dalam
perencanaan pengelolaan hutan dengan meningkatkan daya tarik wisata hutan
Jawa Timur, dan memberi motivasi pada seluruh lapisan masyarakat untuk sadar
agar tidak lagi melakukan tindakan yang dapat merusak lingkungan alam.

3.2 INDIKATOR KEBERHASILAN MAHASISWA SEBAGAI MEDIA SIKLUS HIDUP


DESTINASI WISATA HUTAN JAWA TIMUR

Keberhasilan Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi wisata


hutan Jawa Timur dapat dilihat dari perkembangan kondisi tanaman bakau yang
semakin subur dan pesatnya jumlah wisatawan yang datang pada saat hari libur,
kepadatan wisatawan saat hari libur ini diakui oleh Bapak Fatoni selaku ketua
kelompok Bintang Timur dan MIC Mangrove Surabaya. Beliau mengatakan,
Pengunjung pada saat hari libur sangat pesat sekali, bahkan pengunjung wisata
mangrove yang ada di Bali tidak sebanding dengan pengunjung yang datang ke
mangrove Surabaya, dalam 15 menit saja sudah lebih dari 30 pengunjung pada
saat hari minggu, bahkan sampai ribuan.

Beliau juga mengatakan bahwa memang tidak mudah mengelola hutan


mangrove yang luasnya sekitar 223 hektar, dibutuhkan kerja sama dari
pemerintah, Mahasiswa dan masyarakat setempat untuk membantu merawat
hutan mangrove.

16
BAB IV
SUMBANGAN PEMIKIRAN TERHADAP UPAYA KONSERVASI

Menurut Prof Harsono Taroepratjeka, kepariwisataan meliputi berbagai


kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik
wisata, serta usaha lain yang terkait. Pembangunan kepariwisataan pada hakikatnya
merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik
wisata, yang terwujud antara lain dalam bentuk keindahan alam, keanekaragaman
flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan budaya, serta peninggalan sejarah dan
purbakala. Pemanduan objek wisata dan daya tarik wisata dengan pengembangan
usaha jasa dan sarana pariwisata, akan berfungsi meningkatkan daya tarik
wisatawan maupun pengembangan objek dan daya tarik wisata baru. Upaya
pengembangan tersebut perlu didukung oleh pembangunan prasarana yang
memadai (Yoeti, 2006:151).

Dalam upaya konservasi hutan wisata yang ada di Jawa Timur, diperlukan
adanya kerja sama antar elemen. Baik dari pemerintah, Mahasiswa, dan lapisan
masyarakat. Kerja sama tersebut dapat berupa kegiatan bulanan yang bisa dilakukan
oleh pemerintah setempat dengan mengajak Mahasiswa dan masyarakat seperti
memberi pupuk dan kerja bakti membersihkan hutan mangrove.

Memanfaatkan hasil temuan Mahasiswa dari hasil penelitian dan kegiatan


ilmiah. Meggunakan hasil temuan tersebut untuk membangun kondisi wisata hutan
yang lebih baik dengan melibatkan Mahasiswa yang bersangkutan.

Untuk memenuhi sarana dan prasarana wisata hutan mangrove yang


memadai, pemerintah perlu menambah inventaris hutan berupa papan pesan, papan
peringatan atau papan informasi yang berfungsi sebagai pemberi informasi
pengunjung dan sebagai tanda peringatan bagi pengunjung untuk tidak melakukan
sesuatu yang dapat merusak hutan dan fasilitas yang ada di dalamnya. Sebaiknya
papan informasi atau papan peringatan tersebut diletakkan pada tempat-tempat yang
sulit dijangkau pengunjung namun masih tetap bisa untuk dibaca, sehingga para
pengunjung yang datang tidak dapat merusaknya.

17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN PENYELESAIAN

5.1 KESIMPULAN

1. Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi hutan wisata Jawa Timur
memiliki peran dalam upaya pelestarian hutan wisata Jawa Timur. Dalam
menjalankan perannya sebagai media silus hidup, Mahasiswa menggelar
serangkaian kegiatan upaya konservasi hutan. Adapun mahasiswa yang
mengadakan kegiatan peduli lingkungan adalah Mahasiswa asal ITS
Surabaya yang mengajak siswa sekolah dasar untuk berkeliling di hutan
mangrove untuk mengnalkan habitat burung migran, Mahasiswa Universitas
Diponegoro Jawa Tengah yang mengadakan kegiatan ilmiah untuk upaya
konservasi hutan mangrove, Mahasiswa STIKOM Surabaya yang
mengadakan penanaman 3.000 pohon, Mahasiswa Universitas Ciputra
Surabaya memberi inventaris hutan dalam bentuk papan pesan cinta
lingkungan, dan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya menyediakan
komposter aerob untuk mendaur ulang sampah organik menjadi pupuk
pohon bakau.

2. Saat ini Hutan Mangrove perlu mendapat perhatian, pasalnya Hutan


Mangrove Surabaya mengalami beberapa masalah. Di antaranya
disebabkan karena banyaknya sampah yang berserakan di setiap lokasi,
pagar kayu yang rapuh akibat dari ulah wisatawan yang duduk di sembarang
tempat dan ada sebagian tanaman rusak yang disebabkan oleh tangan-
tangan jail wisatawan. Dalam mengatasi permasalahan ini dapat diterapkan
solusi alternatif berupa pendirian sebuah komunitas peduli Mangrove yang
dimana Mahasiswa dari berbagai universitas bersatu untuk terjun dalam
upaya perawatan hutan Mangrove Surabaya dengan mengadakan berbagai
kegiatan monitoring hutan, berupa penilitian dan lain sebagainya. Sehingga
diharapkan hutan Mangrove Surabaya lebih terawat dan terjaga
kelestariannya.

18
5.2 SARAN

1. Bagi Akademisi :

Dari hasil penelitian kami, diharapkan badan instansi yang terkait dapat
ikut berperan aktif dalam meningkatkan pengeloaan hutan wisata Jawa Timur
dengan cara ikut serta dalam usaha perawatan hutan wisata Mangrove
Surabaya.

2. Bagi Pemerintah

Dari hasil penelitian kami, diharapkan pemerintah memberi perhatian lebih


terhadap upaya perawatan Hutan Mangrove Surabaya.

3. Bagi Wisatawan :

Dari hasil penelitian kami, diharapkan para wisatawan ikut serta dalam
menjaga kelestarian hutan Mangrove Surabaya, dengan cara tidak membuang
sampah sembarangan, tidak merusak fasilitas yang telah disediakan dan
mematuhi peraturan yang ada.

4. Bagi Pengelola Hutan Mangrove Surabaya, Jawa Timur :

Dari hasil penilitian kami, diharapkan pengelolaa hutan Mangrove


Surabaya, Jawa Timur menambah fasilitas permainan out bond atau
menyedikan oleh-oleh yang belum ada di tempat lain, misalnya oleh-oleh khas
mangrove. Oleh-oleh khas mangrove dapat berupa aneka makanan yang terbuat
dari buah Mangrove, seperti sirup, dodol, keripik, dan selai buah mangrove atau
yang lainnya. Hasil dari penjualan oleh-oleh tersebut dapat digunakan untuk
pembelian bibit Mangrove, rehabilitasi dan perawatan mangrove. Dengan
demikian siklus hidup destinasi wisata hutan Jawa Timur akan tetap terjaga dan
wisatawan pun akan meningkat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kehutanan Jatim. 2016. Petunjuk Pelaksanaan Lomba Karya Tulis Ilmiah
Gulo W. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo
Gunawan, Myra P. dan Helmi Himawan. 2010. Penerapan Ilmu teknologi Informasi
dan Komunikasi dan Inovasi Dalam Sistem Pengolahan Destinasi. Makalah
Pada Konferensi Nasional Destination Management Destination. Jakarta : 5-8
Agustus.
Hadiwijoyo, Suryosakti. 2012. Perencanaan Pariwisata Pedesaan Berbasis
Masyarakat (Sebuah Konsep). Yogyakarta : Graha Ilmu.
Khannif, Dzurroini. 2014. Peran Mahasiswa dalam Upaya Pelestarian Lingkungan
(Online). Bioryza14.blogspot.co.id. Diakses tanggal 24 Agustus 2016.
Merpaung Laden. 1995. Tindak Pidana Terhadap Hutan, Hasil Hutan, dan Satwa.
Jakarta : Erlangga.
Nasional.kompas.com. 2012. Mangrovest 2012 Selamatkan Mangrove! (Online).
Diakses tanggal 20 Agustus 2016.
Prasiasa, Dewa Putu Oka. 2013. Destinasi Wisata Berbasis Masyarakat. Jakarta :
Salemba Humanika.
Radar Madura. 22 Mei 2016. Taman Pendidikan Mangrove Ajang Mengenalkan
Burung Migran (Online). www.jawapos.com. Diakses tanggal 20 Agustus
2016.
Ryo. 2016. Tahun Ini Dipartabud Target Kunjungan Wisatawan Naik 15 Persen
(online). www.jatimprov.go.id. Diakses tanggal 19 Agustus 2016.
Salim. 1997. Dasar-dasar Hukum Kehutanan. Jakarta : Sinar Grafika Offset.
Salim. 2003. Dasar-dasar Hukum Kehutanan. Jakarta : Sinar Grafika Offset.
Semiawan R. Conny. 2010. Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya). Jakarta : Grasindo.
Supriadi. 2011. Hukum Kehutanan dan Hukum Perkebunan di Indonesia. Jakarta :
Sinar Grafika.
Theobald, William F. (2010) Global Tourism Third edition: Amsterdam, Boston,
Heidelberg, London, New York , Oxford, Paris , San Diego, San Francisco,
Singapore, Sydney. ButterworthHeinemann is an imprint of Elsevier.
Yoeti, Oka. 2006. Ilmu Pariwisata (Sejarah Perkembangan, dan Prospeknya).
Jakarta: PT. Perca.

20
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
Prodi/S
JBT Nama dan Email TTL Alamat Tlp/HP
MT

SITI Jl. Abdurrahman


UNUSA
KHUNAINATUL No. 24, Ds.
Sidoarjo,
MUAROFAH D-III Banjarsari RT. 08983399062 /
Ketua 27 April
10 RW. 03. Kec. 083854337625
Nainasholikhah274 Kebida 1996
Buduran,
96@gmail.com nan/3
Sidoarjo

UNUSA Sidoarjo, Jl. Jend S.


IKA MAYA
D-III 06 Parman No. 28
Agt 1 MEGAWATI 082230900096
Kebida Agustus RT. 06 RW. 11 -
PUTRI
nan/3 1996 Waru,Sda

UNUSA Jl. Jend S.


Sidoarjo,
SHOFIA RIZKI D-III Parman Gg. 5A
Agt 2 11 Sept 085745742933
YANTI Kebida No. 11B- Waru,
1996
nan/3 Sda

UNUSA Gresik,
16
Agt 3 IMAM SHOLICHIN S1 Gresik 083830697665
Oktober
Gizi/ 3 1996

UNUSA Mojokert Ds. Gemekan


LAILA NUR o, 15
Agt 4 S1 Kec. Sooko, 085606498566
FARIDAH Agustus
Gizi/ 3 Mojokerto
1996

21

Anda mungkin juga menyukai