Judul :
Disusun Oleh :
Penulisan ini tidak akan terwujud tanpa adanya kerja sama dari berbagai
pihak, antara lain kerja sama tim yang solid, perpustakaan dan dosen pembimbing
kami.
Ucapan terima kasih juga kami sampai kepada Ibu Nur Zuwariyah, SST.
M.Kes yang bersedia menjadi pembimbing kami dalam penulisan karya ilmiah ini.
Namun kami menyadari bahwa karya ilmiah ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, kami memohon pada segenap pihak yang membaca karya ilmiah ini untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kami, agar kami dapat menjadi
penulis yang lebih baik dalam menulis karya ilmiah selanjutnya.
Penulis
ii
iii
PERNYATAAN ORISINILITAS
iv
v
DAFTAR ISI
Judul ........................................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan .................................................................................................. iii
Pernyataan Orisinilitas ............................................................................................... iv
Daftar Isi ..................................................................................................................... vi
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................... 3
1.5 Metode Penelitian .................................................................................... 3
BAB II : LANDASAN TEORI DAN KONDISI SAAT INI .............................................. 4
2.1 Landasan Teori ........................................................................................ 4
2.2 Kerusakan Hutan Wisata Jawa Timur ..................................................... 7
2.3 Pengaruh Destinasi Wisata Hutan Terhadap Pembangunan Daerah ..... 8
2.4 Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Hutan di Jawa Timur 10
BAB III : KEGIATAN DAN ANALISIS PERMASALAHAN ........................................ 12
3.1 Kegiatan Penyelamatan Siklus Hidup Destinasi Wisata Hutan Jawa
Timur Oleh Mahasiswa ........................................................................... 12
3.2 Indikator Keberhasilan Mahasiswa Sebagai Media Siklus Hidup
Destinasi Wisata Hutan Jawa Timur ....................................................... 16
BAB IV : SUMBANGAN PEMIKIRAN TERHADAP UPAYA KONSERVASI .............. 17
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN PENYELESAIAN ............................................ 18
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 18
5.2 Saran ........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20
LAMPIRAN : BIODATA PENULIS .............................................................................. 21
DAFTAR TABEL
2.1 Model Siklus Hidup Destinasi ............................................................................... 6
2.2 Jumlah Wisatawan Mancanegara Terbanyak Pada November 2015 .................. 10
vi
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kegiatan Wawancara ........................................................................................... 8
3.1 Pengenalan Burung Migran Pada Siswa Sekolah Dasar .................................... 12
3.2 Area Penanaman Pohon Bakau Mahasiswa STIKOM ........................................ 14
3.3 Papan Pesan Cinta Lingkungan ........................................................................... 15
3.4 Komposter Aerob ................................................................................................. 16
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Terkait dengan hutan sebagai tempat pariwisata, tidak lepas dari konsep
siklus hidup dan daya dukung. Konsep siklus hidup pariwisata dan konsep daya
dukung saling terkait adalah cara yang baik dan dinamis untuk melihat kondisi
dan perkembangan pariwisata. Konsep siklus hidup menunjukkan bahwa daerah
tujuan wisata senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dan
kemajuannya dapat dilihat melalui tahapan-tahapan dari pengenalan hingga
penurunan. Dengan pengelolaan yang baik, pariwisata berperanan untuk
memberdayakan sumber daya yang langka serta menjadikan industri pariwisata
dapat diperpanjang siklus hidupnya dan berkelanjutan (Theobald, 2004).
1
lingkungan dengan memetik daun sembarangan. Hal ini dapat berakibat pada
terjadinya penurunan daya tarik obyek wisata. Apabila dibiarkan, maka akan
mempengaruhi kelestarian hutan Mangrove Surabaya sehingga dapat
menurunkan jumlah wisatawan.
Masalah standar dalam industri pariwisata juga menjadi isu yang sangat
menarik untuk diutarakan sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan
pariwisata yang bertanggungjawab dan berkelanjutan. Upaya yang dapat
dilakukan oleh Mahasiswa dalam menjaga kelestarian hutan Mangrove dan
meningkatkan daya tariknya adalah dengan mengadakan program diantaranya :
melakukan penanaman mangrove, kegiatan reboisasi, kegiatan kebersihan
lingkungan, kegiatan konservasi, dan lain-lain.
1.3 TUJUAN
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
2
2. Mengidentifikasi bagaimana solusi alternatif yang dapat dilakukan oleh
Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi wisata hutan Jawa
Timur.
1.4 MANFAAT
1. Bagi Akademisi :
2. Bagi Pemerintah
3. Bagi Wisatawan
3
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KONDISI SAAT INI
Kata hutan merupakan terjemahan dari kata Bos dari bahasa Belanda
(Salim, 2003: 40). Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Forrest dan untuk
hutan rimba disebut Jungle. Dalam bahasa Indonesia dikenal berbagai sebutan
terhadap hutan, misalnya hutan belukar, hutan perawan, dan lain-lain. Tetapi
pada umumnya persepsi umum tentang hutan adalah penuh pohon-pohonan
yang tumbuh tak beraturan. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang
Nomor 5 tahun 1967, arti hutan dirumuskan sebagai :
4
membentuk tempat tersebut dan terbentuk karena karakteristik spesial, temporal,
dan sosiokultural, serta memiliki nama dan makna, sehingga memiliki citra
tertentu. Didalamnya, tercantum komponen-komponen produk wisata antara lain
daya tarik, pelayanan, dan sumber daya wisata lainnya. Unsur penting dalam
destinasi adalah masyarakat (Prasiasa, 2013: 21).
Mengacu pada batasan tersebut, Dewsa Putu Oka Prasiasa (2013: 21)
mengemukakan bahwa destinasi pariwisata merupakan sebuah wilayah, tempat
dimana wisatawan dapat menikmati variasi dari berbagai jenis pengalaman
selama berwisata. Sebagai sebuah wilayah, Ritchie dan Crouch (2005: 108)
mengemukakan ada beberapa jenis tingkatan dari destinasi pariwisata, yaitu
Negara, kawasan yang luas terdiri atas beberapa negara, provinsi atau daerah
administrasi lain, kawasan yang dilokalisasi, kota, dan lokasi yang unik dengan
sumber daya/potensi yang luar biasa (seperti taman nasional).
5
Sedangkan yang dimaksud dengan siklus hidup destinasi adalah model
untuk memahami evolusi produk (termasuk destinasi wisata) yang terdiri atas
tahap pengenalan (introduction), pertumbuhan (growth), pendewasaan
(maturity), dan/atau peremajaan (rejuvenation).
Tabel 2.1
Model Siklus Hidup Destinasi
Siklus Hidup Strategic
No. Keterangan
Destinasi positioning
1. Mendorong pengembangan secara
agresif sehingga terjadi kombinasi.
antara product dengan market driven.
2 Pembangunan selektif.
1. Investasi untuk keberlanjutan
tingakat pertumbuhan dan menciptakan
Strategi
barrier entry untuk pesaing baru.
2. Investasi untuk meningkatkan tingkat
6
pertumbuhan dan memperbaiki posisi.
3. Investasi secara selektif untuk
memperbaiki posisi.
4. Investasi dan divestasi.
1. Mendorong mengembangkan secara
agresif (market driven).
Pembinaan selektif.
2. Mendorong penyehatan.
Namun seiring berjalannya waktu, hutan wisata yang ada malah menjadi
suatu hal yang memprihatinkan, sebagai akibat dari ulah manusia yang kurang
menyadari fungsi hutan bagi kehidupan mereka.
7
dikunjunginya. Sampah-sampah berserakan dimana-mana dan bahkan mereka
juga merusak fasilitas yang ada.
Gambar 2.1
Kegiatan Wawancara
Perencanaan dan pengelolaan obyek dan daya tarik wisata alam, sosial
budaya maupun minat khusus harus berdasarkan pada kebijakan rencana
8
pembangunan nasional maupun regional. Apabila kedua rencana tersebut belum
tersusun, maka tim perencana pengembangan obyek dan daya tarik wisata
harus mampu mengasumsikan rencana kebijakan yang sesuai dengan arae
yang bersangkutan dengan melibatkan peran serta masyarakat setempat
(Hadiwijoyo, 2012:49)
Seperti halnya hutan-hutan wisata yang ada di Jawa Timur. Apabila daya
tarik obyek wisata tersebut ditingkatkan dengan melibatkan peran serta
masyarakat dan Mahasiswa, mengapa peran mahasiswa penting, perlu diberi
penjelasan bagi peran apa yang bisa dilakukan. Akan dapat menarik minat
wisatawan untuk datang berkunjung ke hutan wisata Jawa Timur. Apabila terjadi
peningkatan wisatawan makan akan bertambah pula pendapatan daerah
provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu, destinasi wisata hutan sangatlah
berpengaruh bagi pembangunan suatu wilayah.
9
Saat ini telah ditargetkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
(Dispartabud) yang dikutip dalam Jatim Newsroom, pada tanggal 14 Januari
2016, tahun 2016 wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur naik sebanyak 15
persen. Pada tahun 2015, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur
sebesar 48,5 juta orang, naik 10 persen dibandingkan jumlah wisatawan tahun
2014 jumlah wisatawan 45,2 juta orang. Perincian jumlah wisatawan dari
mancanegara yang berkunjung ke Jawa Timur adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2
Jumlah Wisatawan Mancanegara Terbanyak Pada November 2015
Persentase
Jumlah
No. Asal Negara Kenaikan
(kunjungan)
(%)
Sumber : www.jatimprov.go.id
Para wisatawan asing yang datang ke Jawa Timur itu berasal dari Taiwan,
Jepang, Amerika Serikat, Australia, India, Thailand dan Korea Selatan.
10
sedangkan dalam pasal 6 Undang-undang Nomor 5 Tahun1967 disebutkan
bahwa perencanaan hutan itu dimasudkan untuk kepentingan pengaturan tata air
pencegahan bencana banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah.
11
BAB III
KEGIATAN DAN ANALISIS PERMASALAHAN
Dengan adanya kegiatan ini, para siswa sekolah dasar dapat mengenal
burung migran yang ada di kawasan hutan mangrove. Mereka dapat
memahami pentingnya hutan mangrove tidak hanya untuk kepentingan
manusia tapi juga penting untuk kehidupan satwa. Sehingga dikemudian hari,
diharapkan mereka mempunyai kesadaran untuk meneruskan perjuangan
Mahasiswa untuk membantu pemerintah dalam upaya konservasi hutan
wisata dan menjaga habitat satwa yang ada di dalamnya.
12
Gambar 3.1
Pengenalan Burung Migran Pada Siswa Sekolah Dasar
Sumber : www.jawapos.com
13
penilitian, meraka bisa mendapat temuan baru yang dapat diimplementasikan
dalam upaya konservasi hutan mangrove.
Di sepanjang area jongging track yang kami amati, kami melihat pohon-
pohon bakau yang telah tertanam dengan rapi. Pohon-pohon tersebut
merupakan hasil usaha reboisasi yang dilakukan oleh Mahasiswa-mahasiswa
yang pernah berkunjung ke sana, salah satunya adalah Mahasiswa dari
STIKOM (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi) Surabaya yang melakukan
penanaman pohon bakau sejumlah 3.000 pohon pada tahun 2011.
Gambar 3.2
Area Penanaman Pohon Bakau Mahasiswa STIKOM
14
Gambar 3.3
Papan Pesan Cinta Lingkungan
15
Dari serangkaian kegiatan Mahasiswa yang telah dijelaskan, merupakan
wujud partisipasi Mahasiswa untuk membantu pemerintah dalam upaya
konservasi hutan wisata yang ada di Jawa Timur, membantu pemerintah dalam
perencanaan pengelolaan hutan dengan meningkatkan daya tarik wisata hutan
Jawa Timur, dan memberi motivasi pada seluruh lapisan masyarakat untuk sadar
agar tidak lagi melakukan tindakan yang dapat merusak lingkungan alam.
16
BAB IV
SUMBANGAN PEMIKIRAN TERHADAP UPAYA KONSERVASI
Dalam upaya konservasi hutan wisata yang ada di Jawa Timur, diperlukan
adanya kerja sama antar elemen. Baik dari pemerintah, Mahasiswa, dan lapisan
masyarakat. Kerja sama tersebut dapat berupa kegiatan bulanan yang bisa dilakukan
oleh pemerintah setempat dengan mengajak Mahasiswa dan masyarakat seperti
memberi pupuk dan kerja bakti membersihkan hutan mangrove.
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN PENYELESAIAN
5.1 KESIMPULAN
1. Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi hutan wisata Jawa Timur
memiliki peran dalam upaya pelestarian hutan wisata Jawa Timur. Dalam
menjalankan perannya sebagai media silus hidup, Mahasiswa menggelar
serangkaian kegiatan upaya konservasi hutan. Adapun mahasiswa yang
mengadakan kegiatan peduli lingkungan adalah Mahasiswa asal ITS
Surabaya yang mengajak siswa sekolah dasar untuk berkeliling di hutan
mangrove untuk mengnalkan habitat burung migran, Mahasiswa Universitas
Diponegoro Jawa Tengah yang mengadakan kegiatan ilmiah untuk upaya
konservasi hutan mangrove, Mahasiswa STIKOM Surabaya yang
mengadakan penanaman 3.000 pohon, Mahasiswa Universitas Ciputra
Surabaya memberi inventaris hutan dalam bentuk papan pesan cinta
lingkungan, dan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya menyediakan
komposter aerob untuk mendaur ulang sampah organik menjadi pupuk
pohon bakau.
18
5.2 SARAN
1. Bagi Akademisi :
Dari hasil penelitian kami, diharapkan badan instansi yang terkait dapat
ikut berperan aktif dalam meningkatkan pengeloaan hutan wisata Jawa Timur
dengan cara ikut serta dalam usaha perawatan hutan wisata Mangrove
Surabaya.
2. Bagi Pemerintah
3. Bagi Wisatawan :
Dari hasil penelitian kami, diharapkan para wisatawan ikut serta dalam
menjaga kelestarian hutan Mangrove Surabaya, dengan cara tidak membuang
sampah sembarangan, tidak merusak fasilitas yang telah disediakan dan
mematuhi peraturan yang ada.
19
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kehutanan Jatim. 2016. Petunjuk Pelaksanaan Lomba Karya Tulis Ilmiah
Gulo W. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo
Gunawan, Myra P. dan Helmi Himawan. 2010. Penerapan Ilmu teknologi Informasi
dan Komunikasi dan Inovasi Dalam Sistem Pengolahan Destinasi. Makalah
Pada Konferensi Nasional Destination Management Destination. Jakarta : 5-8
Agustus.
Hadiwijoyo, Suryosakti. 2012. Perencanaan Pariwisata Pedesaan Berbasis
Masyarakat (Sebuah Konsep). Yogyakarta : Graha Ilmu.
Khannif, Dzurroini. 2014. Peran Mahasiswa dalam Upaya Pelestarian Lingkungan
(Online). Bioryza14.blogspot.co.id. Diakses tanggal 24 Agustus 2016.
Merpaung Laden. 1995. Tindak Pidana Terhadap Hutan, Hasil Hutan, dan Satwa.
Jakarta : Erlangga.
Nasional.kompas.com. 2012. Mangrovest 2012 Selamatkan Mangrove! (Online).
Diakses tanggal 20 Agustus 2016.
Prasiasa, Dewa Putu Oka. 2013. Destinasi Wisata Berbasis Masyarakat. Jakarta :
Salemba Humanika.
Radar Madura. 22 Mei 2016. Taman Pendidikan Mangrove Ajang Mengenalkan
Burung Migran (Online). www.jawapos.com. Diakses tanggal 20 Agustus
2016.
Ryo. 2016. Tahun Ini Dipartabud Target Kunjungan Wisatawan Naik 15 Persen
(online). www.jatimprov.go.id. Diakses tanggal 19 Agustus 2016.
Salim. 1997. Dasar-dasar Hukum Kehutanan. Jakarta : Sinar Grafika Offset.
Salim. 2003. Dasar-dasar Hukum Kehutanan. Jakarta : Sinar Grafika Offset.
Semiawan R. Conny. 2010. Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya). Jakarta : Grasindo.
Supriadi. 2011. Hukum Kehutanan dan Hukum Perkebunan di Indonesia. Jakarta :
Sinar Grafika.
Theobald, William F. (2010) Global Tourism Third edition: Amsterdam, Boston,
Heidelberg, London, New York , Oxford, Paris , San Diego, San Francisco,
Singapore, Sydney. ButterworthHeinemann is an imprint of Elsevier.
Yoeti, Oka. 2006. Ilmu Pariwisata (Sejarah Perkembangan, dan Prospeknya).
Jakarta: PT. Perca.
20
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
Prodi/S
JBT Nama dan Email TTL Alamat Tlp/HP
MT
UNUSA Gresik,
16
Agt 3 IMAM SHOLICHIN S1 Gresik 083830697665
Oktober
Gizi/ 3 1996
21