Anda di halaman 1dari 32

ESIN Energy

(Energi Saka Banyu Asin Ingkang Mantep Tenan dalam memajukan kawasan pesisir
menjadi kawasan mandiri energi, ramah lingkungan, dan daerah berwawasan teknologi
sebagai salah satu icon pariwisata dan kebudayaan DIY)

Disusun Oleh:
Bagas Pramana Putra Fadhila 157555
Muhammad Firman Nuruddin 157723

SMA TARUNA NUSANTARA


JALAN RAYA PUWOREJO KM 5, MAGELANG, JAWA TENGAH
TELEPHONE/FAX (0293) 364195/(0293) 364047
2016
vii

LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Penelitian

: ESIN ENERGY (Energi Saka Banyu Asin Ingkang


Mantep Tenan dalam memajukan kawasan pesisir
menjadi kawasan mandiri energi, ramah lingkungan,
dan daerah berwawasan teknologi sebagai salah satu
icon pariwisata dan kebudayaan DIY)

2. Bidang Penelitian
3. Bidang
4. Tim Peneliti
Nama Ketua Peneliti
NIS
Kelas
E-mail
Sekolah
Alamat Sekolah

: Sains dan Teknologi


: Kimia

: Bagas Pramana Putra Fadhila


: 157555
: XI-MIA 6
: bagaspramana05@gmail.com
: SMA Taruna Nusantara
: Jalan Raya Purworejo km 5, Magelang, 56172,
Tlp/fax (0293)364195/(0293)364047
Anggota Peneliti
: Muhammad Firman Nuruddin
NIS
: 157723
Kelas
: XI-MIA 8
E-mail
: firman220700@gmail.com
5. Menyatakan bahwa subtansi ini, yang berjudul ESIN Energy (Energi Saka Banyu Asin
Ingkang Mantep Tenan dalam memajukan kawasan pesisir menjadi kawasan
mandiri energi, ramah lingkungan, dan daerah berwawasan teknologi sebagai salah
satu icon pariwisata dan kebudayaan DIY) tidak pernah diikutsertakan dalam
kompetisi apapun, dan dikerjakan dengan melibatkan pembimbing sebanyak 2 orang dan
angota tim peneliti sebanyak 1 orang, sebagai berikut:
Pembimbing 1
Nama
Bidang Kelimuan

: Drs. Kuncoro Puji Raharjo, M. Pd


: Kimia
Pembimbing 2

Nama
Bidang Keilmuan

: Ike Aprijayanti, S. Pd
: Geografi
Anggota Tim Penelitian

Nama

: Muhammad Firman Nuruddin


Magelang, 14 Oktober 2016

Priniple of SMA Taruna Nusantara

Drs. Usdiyanto, M. Hum


NIP. 19600904.198312.1.004

Ketua Peneliti

Bagas Pramana Putra Fadhila


NIS. 157555
viii

PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama Lengkap
: Bagas Pramana Putra Fadhila
NIS
: 157555
Kelas
: XI-MIA 6
Sekolah
: SMA Taruna Nusantara
Alamat Sekolah
: Jalan Raya Purworejo km 5, Magelang, Jawa Tengah, 56172
Telepon/School Fax : (0293)364195/(0293) 364047
Hand Phone
: 081346459401
Email
: bagaspramana05@gmail.com
Menyatakan bahwa makalah ini, yang berjudul ESIN Energy (Energi Saka Banyu Asin
Ingkang Mantep Tenan dalam memajukan kawasan pesisir menjadi kawasan mandiri
energi, ramah lingkungan, dan daerah berwawasan teknologi sebagai salah satu icon
pariwisata dan kebudayaan DIY) ialah
1)
Dikerjakan di bawah bimbingan,
Pembimbing 1
Nama
: Drs. Kuncoro Puji Raharjo, M. Pd
Bidang Kelimuan : Kimia
Pembimbing 2
Nama
: Ike Aprijayanti, S. Pd
Bidang Keilmuan : Geografi
2)
Dikerjakan bersama dengan,
Anggota Tim Penelitian
Nama
2)

: Muhammad Firman Nuruddin

orisinal hasil tim peneliti, tanpa memuat tulisan orang lain maupun ide dan gagasan
orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Jika ada kesalahan di


kemudian Tim Peneliti bersedia menanggung kesalahan sesuai aturan yang berlaku.

Magelang, 14 Oktober 2016


Yang bertanda tangan,
Ketua Tim Peneliti

Research Supervisor,

Ike Aprijayanti, S. Pd

NIS. 157555
Mengetahui,

ix

PREFACE

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proposal yang berjudul, ESIN Energy (Energi Saka Banyu Asin Ingkang Mantep Tenan
dalam memajukan kawasan pesisir menjadi kawasan mandiri energi, ramah
lingkungan, dan daerah berwawasan teknologi sebagai salah satu icon pariwisata dan
kebudayaan DIY)
Saya ingin memberikan rasa terima kasih kepada:
1. Drs. Usdiyanto, M. Hum sebagai Kepala SMA Taruna Nusantara yang telah
mendukung penyelesaian proposal ini
2. Drs. Kuncoro Puji Raharjo sebagai pembimbing KIR SMA Taruna Nusantara atas
petunjuk dan bimbingannya dalam menyelesaikan proposal ini.
3. Ike Aprijayanti, S. Pd sebagai pembimbing yang mendampingi penyelesaian proposal
ini hingga detik-detik terakhir.
4. Semua anggota tim maple SMA Taruna Nusantara atas dukungan yang diberikan.
Akhirnya, saya menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari
itu, peneliti akan tetap mengembangkan ide dan gagasan agar dapat digunakan oleh
masyarakat.

Magelang, 14 Oktober 2016


Ketua Tim Peneliti

Bagas Pramana Putra Fadhila


NIS. 157555

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ............................................................................................................. 1
Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 4
Batasan Masalah ........................................................................................................... 5
Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 6
Pantai ............................................................................................................................ 6
Air laut .......................................................................................................................... 8
Elektrokimia ................................................................................................................. 9
Enceng Gondok .......................................................................................................... 10
Hipotesis ..................................................................................................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................. 12
Jenis Penelitian .......................................................................................................... 12
Perencanaan Kegiatan Penelitian .............................................................................. 12
Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................................... 13
Diagram Alur Penelitian ............................................................................................ 14
Rancangan Penelitian ................................................................................................. 14
Rancangan Site Plan Pembangunan Daerah Pesisir di Pantai Samas ........................ 23
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 28
xi

ABSTRAK
Yogyakarta merupakan kota pendidikan, kebudayaan, perjuangan, dan pariwisata.
Yogyakarta sebagai kota tujuan wisata terkemuka masih meimiliki dan menjaga potensi
sumber daya alam dan kearifan lokal. Sekitar 3 juta wisatawan mancanegara dan wisatawan
nusantara per bulan mengunjungi kota istimewa ini. Kurang lebih 80,95% wisatwan tiap
bulannya mengunjungi kawasan pantai dan gua. Fakta tersebut menunjukkan bahwa pantai
dan gua memiliki potensi besar untuk menjadi daya tarik utama pariwisata di Yogyakarta.
Namun hal tersebut, tidak diimbangi dengan pembangunan yang optimal. Akses yang
jauh menyebabkan biaya pembangunan infrastruktur menuju daerah pesisir menjadi tinggi.
Hal tersebut berdampak pada kecepatan pembangunan di daerah pesisir. Kurangnya energi
yang disuplai ke daerah pesisir sering menyebabkan banyak masalah. Hal tersebut dapat
diatasi dengan pembangunan sektor energy mandiri. Namun energy mandiri yang ada di
Indonesia masih terlalu mahal untuk diterapkan oleh masyarakat dan pula terlalu rumit untuk
dirawat oleh masyarakat.
Dengan memanfaatkan potensi air laut yang jumlahnya tak terbatas dan air tawar dari
muara sungai dapat dibangun generator blue energy atau tenaga murah dengan konsep
elektrokimia. Konsep elektrokimia ini dapat kita gabungkan dengan tanah liat dan tumbuhan
eceng gondok yang melimpah di perairan untuk menyaring limbah-limbah pabrik yang
mengandung logam berat. Kemudian air sisa proses elektrokimia dapat dijadikan untuk media
peternakan chorella dan tani garam. Dengan menggunakan air sisa proses elektrokimia,
diharapkan harga jual klorela akan lebih tinggi karena air sisa elektrokimia sudah tidak
terkontaminasi logam berat dari sungai.

Keywords : Air Laut, Pantai, Energi, Elektrokimia

xii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kota unik yang penuh dengan
keistimewaan. Provinsi ini terletak di bagian selatan Pulau Jawa di antara Jawa Tengah
dan Jawa Timur dan berbatasan dengan Laut Indonesia. Provinsi ini terdiri dari 4
kabupaten, 78 kecamatan, 438 kelurahan/desa dengan total luas wilayah 3.185,80 km2
sekitar 5 kali luas wilayah Jakarta, Ibukota Indonesia.
Yogyakarta yang telah menjadi pusat kebudayaan, pusat pendidikan, serta kota
perjuangan masih memelihara kekayaan pesona alam dan budayanya. Hingga saat ini
Yogyakarta menjadi tujuan wisata yang terkenal di Nusantara dan Mancanegara.
Grafik 1.1 Perkembangan Wisatawan ke DIY tahun 2010-2014

Yogyakarta juga memiliki potensi keindahan alam Yogyakarta yang sangat


mempesona, seperti kawasan Kaliurang dan Gunung Merapi, kawasan Nglanggeran,
Tahura Bunder, puncak Surloyo, gunung gambar, pegunungan karst, Gumuk Pasir
Parangtritis, maupun keindahan pantai selatan (pantai Kukup, Baron, Krakal, Siung,
Ngrenehan, Sundak, Sadeng, Parangtritis, Goa Cemara, Pandasimo, Glagah, dll) yang
sampai sekarang masih terjaga.
Wisata pantai dan gua juga merupakan salah satu potensi kuat dari Yogyakarta.
Menurut data kunjungan wisatawan ke objek wisata dari Pemda Kab/Kota, dari total
wisatawan Yogyakarta per bulan wisata Pantai dan Gua menyumbang 80,95% wisatawan
nusantara maupun mancanegara. Dengan mengetahui fakta tersebut, dapat kita nyatakan
bahwa wisata pantai dan gua mempunyai prospek yang tinggi dan baik untuk menjadi icon
wisata dari Yogyakarta.
Tabel 1.1 Jumlah pengunjung daya tarik wisata di Kabupaten Bantul Tahun 2014

Namun dalam prakteknya masih banyak masalah di lapangan dan dapat dikatakan
bahwa pembangunan untuk daerah pesisir dan daerah wisata belum terlalu optimal
dikarenakan pembangunan lebih banyak berfokus ke hotel dan resort yang banyak
menyedot jaringan listrik masyarakat dan menurunkan animo wisatawan untuk menelusuri
lebih jauh kawasan pesisir seperti kawasan-kawasan konservasi. Begitu juga dengan
masalah air yang terjadi di daerah pesisir dikarenakan aktivitas pertambangan dan kualitas
air sungai yang tidak sebaik dulu.
Pembangunan infrastruktur jaringan listrik menuju daerah pesisir tidaklah mudah
karena daerah pesisir merupakan daerah terluar dari suatu wilayah. Letaknya yang jauh
menyebabkan biaya pembangunan meningkat dan akan lebih susah diproses. Hal ini
berakibat pada kecepatan pembangunan di daerah pesisir. Energi mandiri dipandang
merupakan salah satu potensi alternative yang lebih optimal dikarenakan banyak sekali
sumber daya di pesisir yang dapat digunakan sebagai pembakit energy, seperti energy
surya, angina, ombak, dll. Pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit
listrik tenaga surya memerlukan biaya yang tidak besar karena teknologinya yang tinggi
karena diperlukan proses pabrik. Pemeliharaannya yang sulit menyebabkan ongkos untuk
pemeliharaannya tinggi. Hal ini berdampak kepada ketahanan dari pembakit listrik tu
sendiri. Masalah utamnya ialah kincir angina sangat ringkih terhadap fluktuasi angin.
Hal tersebut menyebabkan peneliti ingin membangun dan merancang kembali
konsep pesisir di Yogyakarta yang masih bersifat konvensional menjadi kawasan pesisir
berwawasan tekonologi dan lingkungan dengan menggerakkan program masyarakat aktif
dan kembali ke gotong royong. Menurut peneliti, perlu dibangun suatu pembangkit listrik
mandiri yang dikhususkan untuk masyarakat pesisir yang tidak tergantung pada biaya dan
kondisi lingkungan.
Dengan memanfaatkan potensi air laut yang jumlahnya tak terbatas dan air tawar
dari muara sungai dapat dibangun generator blue energy atau tenaga murah dengan
konsep elektrokimia. Elektrokimia hanya memerlukan elektroda atau logam sebagai
penangkap ion-ion terlarut dalam air. Hal ini menyebabkan elektrokimia ini lebih murah
daripada membangun sel surya.

Konsep elektrokimia ini dapat kita gabungkan dengan tanah liat dan tumbuhan
eceng gondok yang melimpah di perairan untuk menyaring limbah-limbah pabrik yang
mengandung logam berat. Kemudian air sisa proses elektrokimia dapat dijadikan untuk
media peternakan chorella dan tani garam. Dengan menggunakan air sisa proses
elektrokimia, diharapkan harga jual klorela akan lebih tinggi karena air sisa elektrokimia
sudah tidak terkontaminasi logam berat dari sungai. Proyek ini dinamakan ESIN Energy
yang merupakan kata singkat dari Energi Saka banyu asIn ingkang maNtep tenan atau
Energy Starter from Brine water.
Diharapkan unit yang dirancang ini dapat menjadi study centre yang unik dan
menjadi nilai khas tambah dari Pantai Selatan di Yogyakarta dan juga menjadi penggerak
sistem eknomi kreatif dan masyarakat aktif mandiri menambah citra yogyakarta tentang
kebudayaan, pendidikan, dan teknologi murah ramah lingkungan dan menjadikan pesisir
Yogyakarta sebagai percontohan untuk pantai di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini ialah:
1. Bagaimana memanfaatkan perbedaan salinitas antara air sungai dan air muara
menjadi sumber pembangkit listrik murah dan ramah lingkungan?
2. Bagaimana kapasitas produksi sel ESIN dan efisiensi energinya?
3. Bagaimana pengaruh logam berat terhadap produksi energy sel ESIN?
4. Bagaimana kualitas air sisa dari proses sel ESIN?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini:
1. Merekayasa dan membuat sebuah sel elektrokimia untuk memanfaatkan perbedaan
salinitas antara air sungai dan air muara menjadi sumber pembangkit listrik murah
dan ramah lingkungan.
2. Mengetahui kapasitas produksi energy dari sel ESIN dan efisiensi energinya.
3. Mengetahui pengaruh logam berat terhadap produksi energy sel ESIN.
4. Mengetahui kualitas air sisa dari proses sel ESIN.

D. Batasan Masalah
Batasan masalah yang ditetapkan ialah:
1. Air asin yang digunakan adalah air dari pantai selatan dan air muara yang digunakan
adalah air dari muara Kali Opak
2. Elektroda yang digunakan ialah elektroda yang murah dan mudah dicari.
3. Pengembangan Sel ESIN ditujukan sebagai listrik komplementer yang murah dan
dapat dibuat oleh siapa saja.
4. Tanah liat bekerja sebagai absorben.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi manfaat secara umum dan manfaat
secara spesifik. Manfaat secara umum ialah meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
di daerah pesisir dan sebagai penggerak system ekonomi kreatif dan energy mandiri.
Manfaat secara sepesifik ialah didapatkan listrik murah dari sel ESIN tanpa melewati
proses pabrik yang rumit.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pantai
1. Definisi Pantai
Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi
dan surut terendah. Pantai merupakan batas antara wilayah yang bersifat daratan
dengan wilayah yang bersifat lautan (Sungkowo, 2001). Karena terletak berbatasan
dengan daerah kontinental, model daerah pantai sangat dipengaruhi oleh gelombang
dan arus laut.
Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, dimana
posisinya tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi
pantai yang terjadi.

Sumber :http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49839/4/Chapter%20II.pdf
Gambar 2.1 Defenisi dan batasan pantai

Menurut Sungkowo dalam buku Diktat Kuliah Geomorfologi, Daerah disekitar


pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan menjadi :
1) Beach (Daerah Pantai)
Merupakan daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut dan selalu
dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang surut.
2) Shore Line ( garis pantai)
Merupakan jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan relatif
merupakan batas batas antara daerah yang dapat dicapai air laut maupun
tidak.
3) Coast ( pantai, pesisir)
Merupakan daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat
pengaruh dari air laut.
6

2. Klasifikasi Pantai
Menurut Jhonson (1919) berdasarkan genesanya, pantai terbagi atas :
a.

Pantai Tenggelam (Submergence Shore Lines)


Daerah pantai yang mengalami penurunan atau tergenang oleh air pada
akhir jaman Glasial sehingga lembah-lembahnya tenggelam. Termasuk
dalam golongan ini adalah Pantai Fiord, Ria, dan Skeen.

b.

Pantai Timbul (Emergence Shrelines), pantai yang datar kemudian


terangkat, daratan naik atau lautnya yang turun.

c.

Pantai Netral (Neutral Shore Lines), tidak dijumpai tanda-tanda


penurunan atau pengangkatan di daerah pantai, yang termasuk jenis
pantai ini antara lain: pantai berdelta, pantai karang, pantai gunung api.

d.

Pantai Campuran (Compound Shore Lines), semula merupakan pantai


tenggelam yang terdiri dari beach kemudian air laut surut sehingga
dasar laut muncul ke permukaan, atau pantai timbul kemudian
tenggelam karena daratan mencair.

Menurut Shepard (1948)


a. Klasifikasi yang dilakukan oleh Shepard dikaitkan pada faktor
pembentukan dan perbedaan bentuk awal dan bentuk squential.
Kelompok Primer (Non Marine Agency), terjadi bukan karena proses
marin, sering disebut Youth full Coast. Jenis ini
dibedakan menjadi:
1) Terbentuk karena erosi di daratan
2) Terbentuk karena deposit dari daratan
3) Terbentuk karena aktivitas vulkanik
4) Terbentuk karena diastropisme, missal patahan,
lipatan
b. Kelompok Sekunder (Marine agency), terbentuk
karena proses marine (mature coast), dibedakan
atas:
1) Shorelines save by marine erosion (erosi)
2) Shorelines save by marine deposition (deposisi)
3) Coral reef coast (pantai karang)

Gambar 2.1. Tipe


garis Pantai

B. Air Laut
Air laut merupakan air yang berasal dari laut maupun samudra. Ciri khas dari air
laut ialah rasanya yang asin. Rasa asin tersebut berasal dari berbagai macam garam yang
terlarut dalam air laut terutama NaCl. Kadar garam yang terdapat dalam 1.000 gram air
laut dikenal dengan istilah Salinitas. Rata-rata kadar garam tersebut umumnya sebesar 3 %
dari berat seluruhnya. Namun salinitas air biasanya dinyatakan dalam %0 (permil atau
perseribu). Pada umumnya, letak geografis suatu tempat mempengaruhi salinitas air laut.
Di daerah khatulistiwa, salinitas lautnya sekitar 35 %0. Angka ini disebabkan oleh
penguapan yang tinggi dengan diimbangi oleh curah hujan yang tinggi pula. (Samadi,
2007) berikut daftar garam mineral yang terkandung dalam air laut.

Tabel 2.2. Garam Mineral dalam Air Laut


Selain kandungan garam dalam air laut, zat lain yang terkandung dalam air
laut ialah :

Sumber : https://books.google.co.id/books?id=u8YzPa3rFPcC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false ,
diakses pada 14 Oktober 2016, 15:07 WIB

C. Elektrokimia
1. Reaksi Redoks
Reaksi redoks merupakan reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan
oksidasi. Dalam perkembanganya reaksi ini melibatkan transformasi elektron dari
zat yang mengalami oksidasi ke zat yang mengalami reduksi. Elektrokimia terbagi
atas dua bagian yakni pemanfaatan reaksi redoks untuk menghasilkan listrik dan
pemanfaatan arus listrik untuk melangsungkan reaksi kimia. (Purba, 2007)
2. Sel Volta
Sel volta merupakan jenis sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi
listrik dari reaksi redoks yang berlangsung spontan. Sel volta disebut juga sel
galvani. Penamaan ini berdasarkan penemu kedua sel tersebut yakni Alexander
Volta dan Luigi Galvani. Pada sel volta, Anode adalah kutub negatif dan katode
adalah kutub positif. Anode dan katode yang berupa logam dicelupkan ke dalam
larutan elektrolit yang mengandung masing-masing ion logamnya. Kedua larutan
dihubungkan dengan jembatan garam, sedangkan kedua elektrode dihubungkan
dengan kawat.

Gambar 2.3. Sel Volta


3. Sel Elektrolisis
Sel Elektrolisis adalah sel elektrokimia yang
menggunakan energi listrik agar reaksi kimia
dapat terjadi. Sel ini merupakan kebalikan dari sel
volta. Pada sel elektrolisis, Katode bermuatan
negatif dan anode bermuatan positif. Berikut
merupakan ilustrasi sel elektrolisis.
Gambar 2.4. Sel Elektrolisis
9

D. Enceng Gondok
Eceng gondok memiliki nama latin Eichhornia crassipes adalah salah satu
jenis tumbuhan air mengapung. Klasifikasi tumbuhan enceng gondok adalah sebagai
berikut:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Alismatidae
Ordo: Alismatales
Famili: Butomaceae
Genus: Eichornia
Spesies: Eichornia crassipes
Sumber : http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-eceng-gondok/
Eceng gondok merupakan tumbuhan yang mengambang di permukaan air dan
termasuk gulma. Tanaman ini memiliki daun yang tebal dan gelembung yang
membuatnya mengapung. Gangguan yang diakibatkan oleh tanaman eceng gondok ini
antara lain adalah eceng gondok dapat menyebar di area yang luas dan menutupi
permukaan air, dapat mengurangi cahaya yang masuk ke dalam badan air, yang
mengakibatkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut yang dalam air. Gangguan lain
berupa pendangkalan akibat eceng gondok yang mati dan mengendap di dasar badan air,
meningkatkan persaingan dengan tumbuhan lain. Selain itu juga mengurangi keindahan.
(Suryanto, 2010)
Saat ini pengolahan enceng ondok
banyak difokuskan sebagai bahan kerajinan
mengingat sifat serat enceng gondok yang
ulet.

Selain

kerajinan,

digunakan
enceng

sebagai

gondok

bahan

saat

ini

dimanfaatkan pula sebagai bahan baku biogas


namun pengolahanya masih terbilang sulit.
(Sri Wahyuni, 2013)

Gambar 2.4. Eutrofikasi Enceng Gondok

10

E. Hipotesis
ESIN energy dapat menjadi solusi energy murah ramah lingkungan sebagai
pembangkit listrik mandiri yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik, study
center,ternak chlorella, dan tani garam. ESIN Energy juga dapat berfungsi sebagai
wahana sains dan laboratorium terbuka.
ESIN Energy diperkirakan untuk setiap selnya dapat mengahasilkan 100-200 mW
untuk hambatan 1 kiloohm. Tiap sel dari ESIN Energy dapat menghasilkan 1,2 V 2 V.
Untuk mencukupi kebutuhan 1 rumah mungkin diperlukan 100-200 cell.

11

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan ialah rekayasa (engineering) menggunakan metode
eksperimen kuantitatif.

B. Perencanaan Kegiatan Penelitian


Waktu Pra-Penelitian

: 14 September 2016 12 Oktober 2016

Rencana Waktu Penelitian

: 23 Oktober 2016 10 Mei 2017

Rencana Tempat Penelitian

:Greenhouse SMA Taruna Nusantara


Laboratorium Fisika SMA Taruna Nusantara
Laboratorium Kimia SMA Taruna Nusantara
Rumah Drs. Kuncoro Puji Raharjo, M. Pd
Pantai Samas, Sanden, Bantul, DIY

Tabel 3.1 Perencanaan Waktu

12

C. Alat, Bahan, dan Instrumentasi dalam Penelitian


4. Alat:
a. Gelas Ukur

3. Bahan:
Elektroda:

b. Pipet Tetes

a. Aluminum Plate

c. Beaker Glass

b. Zn Plate

d. Erlenmeyer

c. Cu Plate

e. Spatula

d. Aluminum Foil

f. Hot Plate

e. Carbon grafit

g. Palu

f. Pita Magnesium

h. Klem

Pembuatan Elektroda Mangan Dioksida:

i. Gunting Heavy Duty


j. Kabel Listrik Resistansi Rendah

a. Mangan Dioksida Serbuk

k. Blender

b. Oxalic Acid Dyhidrate

l. Solder

c. Nitric Acid

m. Adhesive

d. Hydrochloric Acid

n. Pembakar Bunsen

Pembuatan Sel:

2. Instrumentasi:
a. Aluminum Foil

a. Cathode Ray Oscilloscope

b. Air Laut

b. Multimeter Digital

c. Air Tawar

c. Spectrophotometer

d. Tanah Liat

d. Arduino Uno R3

e. Ampo

e. Data logger Shield For Arduino

f. Eceng Gondok

f. Calculator

g. PCB Board

g. pH meter
h. Refractometer
i. TDS meter
1. Keamanan dan Keselamatan:
a. Jas Lab
b. Masker
c. Kacamata

d. Sarung Tangan

13

D. Diagram Alur Penelitian


Diagram 3.1 Alur Penelitian

E. Rancangan Penelitian
1. Rancangan Sel ESIN
Sel

ESIN

dirancang

menggunakan

konsep

elektrokimia.

Sel

ESIN

memanfaatkan perbedaan salinitas antara air sungai dengan air laut. Mekanisme kerja
dari sel ESIN ini ialah menangkap ion-ion terlarut dalam air sungai dan air laut
menggunakan elektroda.
Sel ESIN juga memanfaatkan eceng gondok dan tanah liat sebagai absorben.
Eceng gondok akan berperan menyerap logam-logam berat yang terlarut di air sungai
dan tanah liat akan berperan menjadi elektrolit. Dengan menggabungkan bahan-bahan
tadi, diharapkan Sel ESIN akan memberikan dampak positif lebih terhadap lingkungan
dan tidak hanya menjadi pembangkit listrik.

14

Gambar 3.1 Desain Cell dari sel ESIN

Dimasukkan
tanah liat
(Ampo) + Air
Laut/Air Tawar
+Ekstrak Eceng
gondok

Kemasan
Sel =
tanah liat
bakar

Elektroda

mm

Isi Ulang
Elektrolit
(Air
Laut/Air
Garam)
mm

mm

15

2. Rancangan Eksperimen
Experimen ini bertujuan untuk mengetahui:

kadar salinitas air laut selatan dan TDS,

elektroda yang cocok untuk sel ESIN,

kemampuan sel ESIN dalam merubah air laut dan air muara sungai menjadi
listrik,

pengaruh air yang mengandung logam berat terhadap kemampuan sel ESIN,
dan

kualitas air setelah melewati sel ESIN.

Percobaan 1 menguji kadar zat padat terlarut dan salinitas pada air laut dan air muara
Alat dan Bahan:
b. Alat:

a. Bahan:

1) PHH-7011, CDH-7021,

1) Sampel Air Laut

PHH-7200 Waterproof Pen

2) Sampel Air dari Muara


Sungai yang berada di Pantai

Tester
2) Refractometer

Selatan
Variabel:
a. Variabel bebas

: Lokasi pengambilan sampel

b. Variabel terikat

: TDS, Salinitas, Konduktivitas, dan pH

c. Variabel kontrol

: Volume masing-masing sampel


16

Prosedur Kerja:
a. Siapkan 5 sampel air laut dan air muara yang ingin diuji ke dalam gelas kimia
masing-masing 100 mL!
b. Persiapkan pen tester. Pasang COND module ke pen tester.
c. Lalu atur pen tester ke pengukuran TDS dan celupkan pen tester ke sampel.
Tunggu hingga angka yang tertera di LCD stabil. Untuk sampel yang berbeda
cuci dahulu sensor module dengan aquadest.
d. Lalu atur pen tester ke pengukuran salinitas (SALT). Lakukan prosedur yang
sama.
e. Lalu atur pen tester ke pengukuran konduktivitas (COND). Lakukan prosedur
yang sama.
f. Lepas COND module dan gantilah dengan PH module.
g. Celupkan pen tester. Ke dalam masing-masing sampel dengan prosedur yang
sama.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pengambilan
sampel didasarkan atas kriteria berikut:
a. Searah dengan aliran muara sungai.
b. Berada di pesisir atau dekat dengan daratan
c. Daerah yang diambil cenderung daerah sepi dan arus airnya tidak kuat.
Peta pengambilan sampel:

17

Gambar 3.1 Peta Satelit Lokasi Sampel Pantai Samas

Gambar 3.2 Kenampakan di Pantai Samas


Peneliti memilih lokasi Pantai Samas karena pantai ini merupakan terusan Kali
Opak. Seperti yang terlihat pada gambar 3.2 jarak pisah antara sungai dan laut tidak
terlalu jauh. Hal ini dapat memberikan manfaat untuk pembangunan sel ESIN yang
membutuhkan air tawar dan air asin sebagai generatornya. Lokasi ini juga dipilih
karena Pantai Samas memiliki beberapa landmark yaitu seperti Kawasan Konservasi
Penyu, Konservasi Alas Rondho, dan Konservasi Mangrove.
Percobaan 2 Mencari elektroda yang cocok untuk sel ESIN
Alat dan Bahan:
b. Alat:

a. Bahan:
1) Sampel Air Laut

1) Multitester Digital

2) Sampel Air dari Muara

2) Kabel

Sungai yang berada di Pantai

3) Spatula

Selatan

4) Blender

3) Tanah Liat

5) Pelumat

4) Ekstrak Eceng Gondok

6) Gelas Kimia

Variabe
5) Elektroda (Al, C, Cu, Zn, Ag,

7) Gelas Ukur
8) Stopwatch

MnO2 , Mg)

18

Variabel:
a. Variabel bebas

: Jenis Elektroda Elektroda

b. Varianbel terikat

: Beda Potensial Sel, Lamanya oksidasi, cycle

c. Variabel kontrol

: Volume dan kosentrasi masing-masing sampel

Prosedur Kerja:
a. Siapakan sel ESIN yang sudah berisikan air laut sebanyak 21 sampel.
b. Lalu siapakan 21 jenis elektroda seperti table di bawah ini:
Tabel 3.2 Jenis-Jenis Electrode
Electrode Ag
Ag
MnO2
Ag MnO2

MnO2

Al

Zn

Al

Ag Al

Al MnO2

Zn

Zn Ag

Zn MnO2

Al Zn

Cu

Cu Ag

Cu MnO2

Cu Al

Zn Cu

C Ag

C MnO2

C Al

C Zn

Mg

Mg Ag

Mg MnO2

Mg Al Mg Zn

Cu

Mg

Cu C
Cu Mg

C Mg

c. Celupkan masing-masing elektroda ke dalam sampel dan tes beda potensialnya


dengan multitester.
d. Amati berapa lama

elektroda teroksidasi dan apakah terjadi reaksi di

elektrodanya.
Percobaan 3 Uji Kapasitas Produksi Energi sel ESIN
Alat dan Bahan:
b. Bahan:

a. Alat:

1) Sel ESIN

1) Multitester digital
2) Cathode Ray Oscilloscope
3) LED, Buzzer, Fan, Light Bulb
4) Arduino UNO R3 dan Data
Logger
5) Watt Meter

19

Variabel:
a. Variabel bebas

: Rangkaian sel ESIN

b. Variabel terikat

: beda potensial, GGL listrik, daya listrik yang d


dihasilkan, energy per 1 jam

c. Variabel kontrol

: komposisi sel ESIN, air yang digunakan, jenis tanah l


liat, elektroda yang digunakan, kadar ekstrak eceng gondok

Prosedur Kerja:
a. Siapkan 6 buah sel ESIN yang telah jadi!
b. Rangkai dengan susunan sebagai berikut:
Gambar 3.3 Rangkaian Uji Karakteristik Sel

20

c. Catat dan Plot data dalam computer.


d. Arduino dapat digunakan untuk melacak trend tegangan dan arus yang
dihasilkan oleh baterai ESIN.
Percobaan 4 Uji Pengaruh air yang mengandung logam berat terhadap
kemampuan sel ESIN
Alat dan Bahan:
b. Bahan:

a. Alat:
1) Multitester digital

1) Sel ESIN

2) Cathode Ray Oscilloscope

2) Air tercemar logam berat

3) LED, Buzzer, Fan, Light Bulb

3) Larutan AgNO3, PbNO3,


FeCl3, NiSO4, semua 0,01 M

4) Arduino UNO R3 dan Data


Logger
5) Watt Meter
21

Variabel:
a. Variabel bebas

: Kadar logam berat dalam air

b. Variabel terikat

: beda potensial, GGL listrik, daya listrik yang d


dihasilkan, energy per 1 jam

c. Variabel kontrol

: komposisi sel ESIN, kadar ekstrak eceng gondok, jenis

tanah liat, elektroda yang digunakan, konsentrasi sel ESIN, volume terlarut logam
berat

Prosedur Kerja:
a. Persiapkan 4 sel ESIN dengan komposisi sel ESIN, kadar ekstrak eceng
gondok, jenis tanah liat, elektroda yang digunakan, yang sama.
b. Tetesi masing-masing sel dengan logam berat terlarut.
Gambar 3.4 Prosedur eksperimen efek logam berat

c. Amati apakah terjadi perubahan pada nilai yang terbaca di volt meter?

22

Percobaan 5 Uji kualitas air sisa proses elektrokimia dalam sel ESIN
Alat dan Bahan:
b. Bahan:

a. Alat:

1) Air sisa Sel ESIN

1) Spectrophotometer
2) Waterproof Pen Tester for TDS, pH,
salinity, conductivity

Percobaan 5 ini bertujuan untuk mengetahui kontaminasi dan kualitas air


setelah diproses di dalam sel ESIN. Data dari hasil tes ini, dapat digunakan untuk
memprediksi pengggunaan air laut untuk pertanian chorella.

F. Rancangan Site Plan Pembangunan Daerah Pesisir di Pantai Samas


Pembangunan di daerah pantai harus mengacu terhadap kesejahteraan masyarakat
dan kelestarian lingkungan. Hal ini sangatlah penting agar tercipta kesinambungan antara
masyarakat dan lingkungan yang akan berdampak pada rating pantai itu sendiri. Maka
dari itu, peneliti mempunyai visi untuk mengangkat perekonomian desa dengan
menjalankan sistem ekonomi kreatif berdasarkan asas kekeluargaan dan lingkungan.
Peneliti juga mempunyai misi untuk mengangkat potensi sumber daya pesisir
menggunakan teknologi ramah lingkungan yang murah dan juga menjadikan pantai
selatan Yogyakarta menjadi wahana wisata bahari yang istimewa.
Analisis SWOT:
a. Strengths

Pantai Samas merupakan muara Kali Opak

Terdapat landmark berupa kawasan konservasi penyu, konservasi


mangrove, dan konservasi hutan

Tersambung dengan pantai selatan lainnya

Belum terlalu ramai berarti pembangunan akan menjadi lebih mudah

Lingkungan masih bersih

b. Weaknesses

Pantainya masih belum terlalu dikenal (urutan ke-5 setelah Parangtritis,


Kwaru, Pandasimo, Goa Cemara)

23

c. Opportunities :

Teknologi ESIN ini menggunakan air tawar dan air laut yang berarti
memerlukan akses yang mudah.

Belum ada institusi taman edukasi dan laboraturium terbuka di daerah


pantai selatan

Chlorella merupakan sumber protein tinggi pengganti daging

d. Threats

Abrasi

Air Pasang

Gambar 3.5 Peta Manajemen

Gambar 3.6 Peta Wisatawan

24

Gambar 3. 7 Site Plan

1
3

4
6

1: Hotel dan resort


2: Restoran Lokal
3: Guest Guide
4: Laboratorium terbuka dan pusat studi blue technology
5: Pusat pengembangan ESIN energy
6: Wahana rekreasi keluarga berbasis budaya lokal

25

DAFTAR PUSTAKA

Purba, M. 2007. KIMIA Kelas XII Semester 1. Jakarta: Erlangga.


Samadi, S. M. 2007. GEOGRAFI SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira.
Sri Wahyuni, M. 2013. Panduan Praktis Biogas. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sungkowo, A. 2001. Diktat Kuliah Geomorfologi. Yogyakarta: Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Press.
Suryanto, J. A. 2010. ANALISIS FITOKIMIA ENCENG GONDOK (Eichhornia crassipes)
DAN EFEKNYA SEBAGAI AGEN PHOTOREDUKSI Fe3+. Chem. Prog. Vol. 3,
No. 1. , 33-41.
Suyatno.2007. KIMIA. Jakarta: GRASINDO.

26

Anda mungkin juga menyukai