Anda di halaman 1dari 2

Studi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan oleh Kelompok Wanita Nelayan

Fatimah Azzahrah di Kelurahan Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota


Makassar

- Perempuan kelahiran Makassar, 6 Agustus 1969 ini sukses memberdayakan istri nelayan
di kawasan Desa Patingaloang, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Sulawesi Selatan.
Dialah, Nuraeni, pendiri koperasi Fatimah Az-Zahra yang dikenal produktif membuat hasil
olahan laut bermutu. Salah satunya, abon ikan tuna. Tak cuma menjadi oleh-oleh khas
Makassar, tapi juga dipasarkan hingga mancanegara. Selain giat berbisnis, lulusan Fisipol
Universitas Hasanuddin (Unhas) ini masih punya waktu berkeliling daerah memberikan
motivasi. Ia juga aktif menjadi para legal dan mendirikan sekolah perempuan pesisir.
Simak perjuangan ibu tiga anak ini jatuh bangun merintis usaha hingga sukses.
- Awalnya orangtua tidak setuju mengingat biaya yang akan dikeluarkan tentulah besar.
Saya ditantang, apabila bisa masuk ke Unhas yang biayanya tidak terlalu besar, saya
mendapat lampu hijau. Alhamdulillah, saya diterima di Jurusan Ilmu Politik Unhas. Saya
lulus tahun 1992.
- “Pertama kali tertarik usaha seperti ini setelah saya datang ke kantor Dinas Kelautan,
Perikanan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) Makassar. Saya sampaikan apami ini
yang bisa dilakukan kasihan,” katanya datar. Matanya berkaca-kaca saat
menyebutkan ini.
- Menurut Eni, begitu ia kerap disapa, saat pertama datang, dia belum mendapat
jawaban pasti tentang kegiatan produksi tetapi dijanji tahun berikutnya. Dia hanya
ikut pelatihan pengolahan produk perikanan.
- Nuraeni juga Ketua Kelompok Usaha dan Koperasi Fatima Az-Zahra, sebuah usaha
perempuan nelayan yang membina istri-sitri nelayan dan janda-janda sekitar
lingkungan. Mereka memproduksi berbagai produk makanan dari hasil laut, seperti
abon tuna, otak-otak, dan bandeng cabut tulang. Kelompok ini sukses dan pasar luas.
Berbagai penghargaan nasional diterima.
- Nuraeni memulai usaha sejak 2007. Sebelumnya, pada 2006, dia mengikuti pelatihan
pembuatan abon ikan dan bandeng cabut tulang dari DKP Makassar. Berbekal sedikit
keterampilan inilah dia memulai usaha bermodal Rp1,5 juta.
- Dimulai dari hanya belasan anggota, kini koperasi ini memiliki 600 anggota, termasuk
kelompok lanjut usia (lansia) sekitar 120 orang yang mendapat perhatian khusus. Para
lansia ini sebagian aktif membantu usaha, sebagian lagi hanya penerima manfaat.
Pada tanggal 10 setiap bulan mereka berkumpul makan bersama di rumah Nuraeni.
Pada waktu-waktu tertentu mereka diajak rekreasi di tempat-tempat wisata.

- Tidak hanya meningkatkan kesejahteraan nelayan, Nuraeni juga mendorong nelayan


menyekolahkan anak-anak mereka.
- “Dulu mereka lebih senang anak ke pelelangan. Banyak buruh anak. Kami banyak
sosialisasi dan menyadarkan istri nelayan, bahwa anak tetap harus sekolah. Kalaupun
jadi nelayan harus jadi nelayan cerdas.”
- Pada 2010, kelompok Fatima Az-Zahra terpilih sebagai salah satu pemenang program
British Council dan mendapat hadiah Rp100 juta. Setahun kemudian mendapat
penghargaan Danamon Award 2011 untuk ‘Pembina Istri Nelayan’. Juga The Most
Inspiring Women FEMME.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Oleh Kelompok Wanita Nelayan
Fatimah Azzahrah Di Kelurahan Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota
Makassar?
2. Apa Manfaat Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Oleh Kelompok Wanita Nelayan
Fatimah Azzahrah Di Kelurahan Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota
Makassar?

Anda mungkin juga menyukai