Anda di halaman 1dari 9

PARIWISATA

A. LATAR BELAKANG
Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang sangat
potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat ini
pertumbuhannya masih sangat lambat. Sektor pariwisata di Indonesia masih bisa untuk
dikembangkan dengan lebih maksimal lagi. Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan dengan
baik akan mampu menarik wisatawan domestik maupun wisatawan asing untuk datang dan
membelanjakan uangnya dalam kegiatan berwisatanya. Dari transaksi itulah masyarakat daerah
wisata akan terangkat taraf hidupnya serta negara akan mendapat devisa dari wisatawan asing yang
menukar mata uang negaranya dengan rupiah. Pariwisata Indonesia apabila mampu dikemas dan
dikelola dengan baik akan menjadi aset Negara Indonesia. Keberagaman objek wisata dari wisata
alam, budaya dan kesenian serta objek wisata buatan seperti taman wisata sebenarnya dapat
dijadikan salah satu penopang perekonomian negara dan juga dapat banyak menyerap tenaga kerja
sehingga sumber daya manusia dan sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara optimal. Hingga
saat ini pariwisata di Indonesia belum berjalan optimal, padahal aspek ini sangat berpengaruh
terhadap peningkatan pendapatan masyarakat terutama pendapatan asli daerah. Indonesia sebagai
negara yang memiliki kekayaan alam.

B. PENGERTIAN DAN DASAR DASAR KEPARIWISATAN


Pengertian dasar kepariwisataan bukan lagi merupakan masalah. Namun masih banyak di antara
kita yang masih belum faham berbagai istilah kepariwisataan yang acapkali kita jumpai sehari-hari,
merupakan hal yang menimbulkan pengertian yang kisruh.
Salah satu istilah yang digunakan secara resmi sebagai nama sebuah kementerian, yaitu
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang berwenang menangani kebudayaan dan
kepariwisataan, tidak menggunakan istilah kepariwisataan melainkan pariwisata, berbeda
halnya dengan istilah kebudayaan yang digunakannya secara berdampingan.
Sementara itu Undang-undang no. 10/Th 2009 (UU no.10/2009) disebutnya sebagai Undang-undang
tentang Kepariwisataan. Di samping itu, kita sering mendengar dan membaca adanya istilah
obyek wisata dan atraksi wisata. Oleh karena itu tidaklah heran jika banyak pihak yang
mempertanyakan akan perbedaan antara wisata, pariwisata dan kepariwisataan. Atas dasar apa
pilihan istilah wisata, pariwisata dan kepariwisataan itu digunakan? Dengan diundangkannya UU
no.10/2009 tentang Kepariwisataan, diharapkan penggunaan istilah-istilah itu dilakukan lebih tertib
sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa sehingga tidak lagi menimbulkan pengertian yang
membingungkan. Di dalam BAB I Ketentuan Umum UU no.10/2009 ditetapkan berbagai ketentuan
yang terkait dengan kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut.
Wisata : adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu tertentu;
Wisatawan : adalah orang yang melakukan wisata;
Pariwisata : adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah;

Kepariwisataan : adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara
serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan pengusaha.
Definisi yang ditentukan dalam UU no.10/2009 tersebut merupakan salah satu definisi di antara
sekian banyak definisi yang kita kenal selama ini. Definisi ini dimaksudkan sebagai acuan dalam
upaya pengembangan kepariwisataan Indonesia. Tidak berlaku universal
Untuk memperoleh pengertian yang sama mengenai istilah-istilah tersebut, sebaiknya kita tinjau
juga dari sudut lainnya yang bersifat universal dan ditujukan untuk memberikan acuan bagi
kebutuhan lainnya, antara lain kebutuhan statistik dan / atau pengaturan dan pengelolaan
kepariwisataan secara internasional. Tinjauan tersebut dapat dilakukan dari dua segi pengertian,
yaitu Pengertian istilah (etimologi) dan Pengertian ilmiah (definisi);

1. Pengertian istilah
Kata pariwisatsa telah berhasil dipopulerkan, pada mulanya diperkenalkan oleh Menteri PDPTP
(Perhubungan, Pos, Telekomunikasi & Pariwisata), pada waktu itu Let.Jen. Djatikusumo, dalam
kesempatan Musyawarah Nasional Tourisme II di Tretes, Jawa Timur, pada tahun 1958.
Diperkenalkannya istilah pariwisata dimaksudkan sebagai pengganti tourisme (Belanda, Perancis)
atau tourism (Inggris). Bila diuraikan menurut arti-katanya, maka pariwisata yang berasalkan kata
pari dan wisata dari bahasa Sansekerta, akan berarti sebagai berikut:
Pari = seringkali, berulangkali/berkali-kali; dapat juga berarti umum (bandingkan
dengan: sidang paripurna = sidang umum & lengkap, umum masalahnya yang dibicarakan dan
lengkap anggotanya yang hadir -, bermakna sama dengan sidang pleno, plenary session/meeting).
Wisata = pergi (to go, kata kerja), bepergian (to travel, kata kerja); dapat juga berarti
perjalanan (travel, kata benda).
Pariwisata = beberapa perjalanan yang dilakukan secara bersambung/ berantai dari satu
tempat ke tempat berikutnya dan diakhiri di tempat keberangkatan (tour, perjalanan keliling).

Sebagaimana lazim dalam bahasa Indonesia, pembubuhan awalan ke- dan akhiran -an
memberikan arti yang lebih luas kepada asal katanya, seperti seni menjadi kesenian, budaya
menjadi kebudayaan. Dalam bahasa Belanda dan Inggris, masing-masing membubuhkan akhiran -
isme dan -ism, seperti hinduism, budhism. Maka atas dasar faham tersebut, tourisme atau
tourism sebetulnya lebih tepat digantikan dengan kepariwisataan; Secara ringkas dapatlah
tersusun beberapa istilah seperti berikut:
Wisata = Bepergian (to travel); perjalanan (travel);
Wisatawan = Orang yang bepergian (traveler);

Para Wisatawan= Wisatawan-wisatawan, orang-orang yang bepergian (travelers);

Pariwisata = Perjalanan keliling (tour);

Kepariwisataan = Hal-hal yang menyangkut, terkait dengan -, pariwisata (tourism);

Pariwisatawan = Orang yang melakukan perjalanan keliling (tourist);

Para Pariwisatawan = Pariwisatawan-pariwisatawan, orang-orang yang melakukan


perjalanan keliling (tourists);
Pada prakteknya penggunaan istilah-istilah tersebut seringkali dikacaukan satu dengan lainnya,
seperti seringkali kata pariwisata digunakan sebagai sinonim dari kepariwisataan. Demikian pula
kata wisatawan acapkali digunakan sebagai sinonim dari pariwisatawan atau tourist, bahkan tidak
jarang digunakan pula sebagai sinonim dari pengunjung atau visitor.

2. Pengertian ilmiah
Yang dimaksud dengan pengertian ilmiah di sini adalah pengertian yang dinyatakan dalam
bentuk definisi, yang dapat memberikan jawaban atas pertanyaan Apa sebenarnya kepariwisataan
itu? Dari sekian banyak definisi, dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam pengertian
kepariwisataan terkandung adanya tiga fikiran dasar mengenai:
Adanya gerak, perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya;
Adanya jeda, perhentian untuk sementara waktu (bukan untuk menetap), daripada orang-orang
yang bergerak tersebut, di satu atau beberapa tempat yang bukan tempat tinggalnya;
Persinggahan dan/atau kunjungan tersebut tidak untuk mencari nafkah.
Dengan bertolak dari tiga fikiran dasar tersebut dapatlah disusun suatu definisi yang dapat
mencakup pengertian yang lebih luas dan bersifat flexible, dapat digunakan untuk berbagai maksud,
sebagai berikut.
Kepariwisataan adalah gejala-gejala yang menyangkut lalulintas manusia, berikut barang
bawaannya, yang melakukan perjalanan untuk tujuan apa pun sepanjang tidak untuk maksud-
maksud menetap serta memangku suatu jabatan dengan memperoleh upah dari tempat yang
dikunjunginya.
Bila kepariwisataan (tourism) adalah gejala-gejala mengenai lalulintas manusia, maka
pariwisatawan (tourist) adalah orang-orangnya yang berlalulintas, sehingga dapat dinyatakan bahwa:
Pariwisatawan, adalah orang yang malakukan perjalanan untuk tujuan apapun sepanjang
tujuannya tidak untuk maksud-maksud menetap dan memangku suatu jabatan dengan memperoleh
upah dari tempat yang dikunjunginya, paling sedikit tinggal selama 24 jam di tempat ia berkunjung
tersebut.
Landasan pemikiran daripada definisi tersebut di atas adalah definisi yang dianjurkan oleh IUOTO
(International Union of Official Travel Organizations yang sekarang bernama WTO, World Tourism
Organization) dalam rekomendasinya kepada Komisi Statistik PBB, sebagai hasil konferensi mengenai
perjalanan dan pariwisata internasional (The United Nations Conference on International Travel and
Tourism) di Roma, 21 Agustus 5 September 1963. IUOTO memberikan definisi tersebut dalam
hubungannya dengan maksud-maksud statistik, yang digunakan juga oleh Indonesia, sebagai berikut:
Untuk maksud-maksud statistik, dengan istilah pengunjung (visitor) dimaksudkan:
Setiap orang yang berkunjung ke suatu negara selain dari negara di mana ia biasanya bertempat
tinggal, untuk tujuan apapun selain untuk maksud memangku jabatan dengan memperoleh upah
dari negara yang dikunjunginya.
Pada hakekatnya, penghitungan pengunjung tidak dilakukan berdasarkan jumlah orang,
melainkan jumlah kunjungan (visit). Dengan demikian seseorang dapat dihitung lebih dari satu kali
kunjungan. Misalnya seorang melakukan kunjungan tiga kali dalam setahun, maka pengunjungnya =
1; kunjungan = 3.

3. Pengertian Pariwisata Menurut Para Ahli


R.G Soekadijo, Pariwisata adalah Segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan
wisatawan.
A.J Burkat dan S. Medik, Pariwisata adalah Perpindahan orang untuk sementara (dan) dalam
jangkauan waktu pendek ke tujuan tujuan di luar tempat mereka biasa hidup dan bekerja, dan
kegiatan-kegiatan mereka selama di tempat tujuan itu.
Prof. Hans Buchli, Pariwisata adalah Perpindahan tempat untuk sementara waktu dan mereka
yang melakukan perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam industri pariwisata.
Prof. Kurt Morgenroth, Pariwisata dalam arti sempit adalah lalu lintas orang-orang yang
meninggalkan tempat tinggalnya untuk sementara waktu dan berpesiar di tempat lain, semata-
mata sebagai konsumen dari peradaban budaya dan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam.
Dr. Hubert Gulden, Suatu seni dari lalu lintas masyarakat, di mana orang-orang berdiam di suatu
tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi keberadaannya tidak dimaksudkan untuk tinggal
menetap.
Dr. R. Gluckman, Keseluruhan hubungan antar manusia yang hanya berada sementara waktu
dalam suatu tempat dan berhubungan dengan orang-orang yang tinggal di tempat tersebut.

C. FAKTOR-FAKTOR PEMBENUK PARIWISATA


1. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu

2. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya

3. Perjalanan (apapun bentuknya) harus selalu dikaitkan dengan rekreasi

4. Orang yang melakukan perjalanan tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya dan
semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.

D. JENIS DAN MACAM PARIWISATA


1. Jenis dan Macam Pariwisata Berdasarkan Letak Geografis
Pariwisata Lokal (Local Tourism)
Pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas dalam tempat-
tempat tertentu saja. Misalnya pariwisata kota Bandung, DKI Jakarta, dan lain-lain.
Pariwisata Regional (Regional Tourism)
Pariwisata yang berkembang di suatu tempat atau daerah yang ruang lingkupnya lebih luas bila
dibandingkan dengan local tourism, tetapi lebih sempit bila dibandingkan dengan national
tourism. Misalnya Pariwisata Sumatera Utara, Bali, dan lain-lain.
Pariwisata Nasional (National Tourism)
a.Pariwisata Nasional dalam arti sempit
Kegiatan pariwisata yang berkembang dalam wilayah suatu negara. Pengertian ini sama halnya
dengan pariwisata dalam negeri atau domestic tourism, di mana titik beratnya orang-orang
yang melakukan perjalanan wisata adalah warga negara itu sendiri dan warga asing yang
berdomisili di negara tersebut.
b.Pariwsiata Nasional dalam arti luas
Kegiatan pariwisata yang berkembang dalam wilayah suatu negara, selain kegiatan domestic
tourism juga dikembangkan foreign tourism, di mana di dalamnya termasuk in bound tourism
dan out going tourism. Jadi, selain adanya lalu lintas wisatawan di dalam negeri sendiri, juga
ada lalu lintas wisatawan dari luar negeri, maupun dari dalam negeri ke luar negeri
Regional-International Tourism
Kegiatan Pariwisata yang berkembang di suatu wilayah international yang terbatas, tetapi
melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut. Misalnya
pariwisata kawasan ASEAN, Timur Tengah, Asia Selatan, Eropa Barat, dan lain-lain.
International Tourism
Kegiatan pariwisata yang berkembang di seluruh negara di dunia termasuk regional-
international tourism dan national tourism.

2. Jenis dan Macam Pariwisata Berdasarkan Pengaruhnya Terhadap Neraca Pembayaran


In Tourism atau Pariwisata Aktif
Kegiatan Pariwisata yang ditandai dengan fenomena masuknya wisatawan asing ke suatu negara
tertentu. Dikatakan sebagai pariwisata aktif karena dengan masuknya wisatawan asing tersebut,
berarti dapat memasukkan devisa bagi negara yang dikunjungi yang tentunya secara otomatis
akan memperkuat posisi Neraca Pembayaran negara yang dikunjungi wisatawan tersebut. Bila
ditinjau dari segi pemasukan devisa maka jenis pariwisata
ini harus mendapat perhatian utama untuk dikembangkan, karena sifatnya yang quick yielding
tersebut.
Out-going Tourism atau Pariwisata Pasif
Kegiatan Pariwisata yang ditandai dengan fenomena keluarnya warga negara sendiri yang
bepergian ke luar negeri sebagai wisatawan. Dikatakan sebagai pariwisata pasif, karena bila
ditinjau dari segi pemasukan devisa bagi negara. Kegiatan ini merugikan negara asal wisatawan
karena uang yang seharusnya dibelanjakan di dalam negeri dibawa ke luar negeri dan tidak ada
arti ekonominya bagi negara tersebut. Oleh karena itu, jarang sekali ada negara yang
berkeinginan untuk mengembangkan pariwisata jenis ini. Namun, bila tidak ada out-going
tourism apakah mungkin akan ada in tourism?

4. Jenis dan Macam Pariwisata Menurut Alasan/Tujuan Pariwisata


Business Tourism
Jenis Pariwisata di mana pengunjungnya datang untuk tujuan dinas, usaha dagang atau yang
berhubungan dengan pekerjaan, meeting, insentif, convention, exhabition (MICE).
Vacational Tourism
Jenis Pariwisata di mana orang-orang yang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-orang
yang sedang berlibur atau memanfaatkan waktu luang.

Educational Tourism
Jenis Pariwisata di mana pengunjung melakukan perjalanan untuk tujuan studi atau mempelajari
sesuatu di bidang ilmu pengetahuan. Educational Tourism meliputi study tour atau
dharmawisata. Dalam bidang bahasa dikenal istilah polly glotisch, yaitu orang-orang yang tinggal
sementara waktu di suatu negara untuk mempelajari bahasa negara tersebut.

5. Jenis dan Macam Pariwisata Menurut Saat atau Waktu Berkunjung


Seasonal Tourism
Jenis Pariwisata yang kegiatannya berlangsung pada musim-musim tertentu. Termasuk ke dalam
kelompok ini adalah Summer Tourism atau Winter Tourism yang biasanya ditandai dengan
kegiatan olah raga.
Occasional Tourism
Jenis Pariwisata di mana perjalanan wisatanya dihubungkan dengan kejadian (occasion) maupun
suatu event. Misalnya Galunggan dan Kuningan di Bali, Sekaten di Yogyakarta, Panjang Jimat di
Cirebon, Cherry Blossom Festival di Tokyo, Pesta Air di India, dan lain-lain.

6. Jenis dan Macam Pariwisata Menurut Objeknya


Cultural Tourism
Jenis Pariwisata di mana perjalanan dilakukan karena adanya motivasi untuk melihat daya tarik
dari seni-budaya suatu tempat atau daerah. Objek kunjungannya adalah warisan nenek moyang
dan benda-benda kuno. Seringkali terbuka kesempatan bagi wisatawan untuk mengambil bagian
dalam suatu kegiatan kebudayaan di tempat yang dikunjunginya.
Recuperational Tourism
Biasanya disebut sebagai pariwisata kesehatan. Tujuan wisatawan melakukan perjalanan adalah
untuk menyembuhkan suatu penyakit. Seperti halnya mandi di sumber air panas, mandi lumpur
yang biasa dijumpai di Eropa, serta mandi kopi di Jepang yang diyakini dapat membuat wajah
terlihat awet muda.
Commercial Tourism
Disebut sebagai pariwisata perdagangan, karena perjalanan wisata ini dikaitkan dengan kegiatan
perdagangan nasional atau internasional, di mana sering diadakan expo, fair, exhabition, dan
lain-lain.
Sport Tourism Biasanya disebut dengan istilah pariwisata olah raga. Orang-orang yang melakukan
perjalanan bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu event olah raga di suatu tempat
atau negara (dapat juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut). Misalnya Olympiade, All
England, Pertandingan Tinju atau sepak bola.
Political Tourism
Biasanya disebut sebagai pariwisata politik, yaitu suatu perjalanan yang tujuannya untuk melihat
atau menyaksikan suatu peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara. Misalnya
kemerdekaan suatu negara (Parade 1 Mei di Tiongkok, Parade 1 Oktober di Rusia, dan lainlain).

Social Tourism
Pariwisata sosial jangan diasosiasikan sebagai suatu pariwisata yang berdiri sendiri. Pengertian
ini hanya dilihat dari segi penyelenggaraannya saja yang tidak menekankan pada usaha untuk
mencari keuntungan. Misalnya study tour, youth tourism yang dikenal dengan istilah pariwisata
remaja.
Religion Tourism
Jenis pariwisata di mana tujuan perjalanan yang dilakukan adalah untuk melihat atau
menyaksikan upacara-upacara keagamaan. Seperti halnya Ibadah Haji atau Umroh ke Mekaah
bagi penganut agama Islam, kunjungan ke Lourdes bagi penganut agama Katolik, dan lain-lain.

7. Jenis dan Macam Pariwisata Menurut Jumlah Orang yang Melakukan Perjalanan
Individual Tourism
Di sini yang melakukan perjalanan wisata adalah seorang wisatawan secara mandiri (seorang
diri) atau satu keluarga yang berwisata bersama.
Group Tourism
Jenis wisatawan di mana yang melakukan perjalanan wisata itu terdiri dari beberapa orang yang
tergabung dalam satu rombongan atau kelompok (group) yang biasanya diorganisir oleh suatu
pihak tertentu, misalnya tour operator atau travel agent.
8. Jenis dan Macam Pariwisata Menurut Alat Transportasi yang digunakan
Land Tourism
Jenis Pariwisata yang dalam kegiatannya menggunakan kendaraan mobil pribadi, bus atau kereta
api. Perjalanan dari dan ke daerah tujuan menggunakan pengangkutan darat.
Sea and River Tourism
Kegiatan Pariwisata yang menggunakan kapal laut untuk berpesiar atau mengunjungi tempat-
tempat destinasi wisata.
Air Tourism
Jenis Pariwisata yang menggunakan pengangkutan udara (pesawat terbang) dari dan ke daerah
tujuan wisata yang akan dikunjungi.
Jenis dan Macam Pariwisata Menurut Usia Wisatawan
Youth Tourism
Jenis Pariwisata yang dikembangkan bagi para remaja yang senang melakukan perjalanan wisata
dengan harga relatif murah dan biasanya menggunkan akomodasi Youth Hostel.
Adult Tourism
Kegiatan Pariwisata yang diikut oleh orang-orang yang berusia lanjut. Biasanya orang-orang yang
melakukan perjalanan ini adalah orang-orang yang sedang menjalani masa pengsiunnya dan
ingin menghabiskan masa tua mereka dengan pergi berwisata ke tempat-tempat yang belum
pernah dikunjungi sebelumnya.
9. Jenis dan Macam Pariwisata Menurut Jenis Kelamin
Masculine Tourism
Jenis Pariwisata yang kegiatannya hanya diikuti oleh kaum pria saja. Seperti misalnya Safari
Hunting Adventure yang sering dilakukan di Afrika.
Feminine Tourism
Jenis Pariwisata yang hanya diikuti oleh kaum wanita saja. Misalnya tour yang diselenggarakan
khusus untuk menyaksikan demonstrasi kecantikan, memasak, menghias, dan lain-lain.
10. Jenis dan Macam Pariwisata Menurut Harga dan Tingkat Sosial
Delux Tourism
Perjalanan Wisata yang menggunakan fasilitas standard lux, baik itu alat transportasi, hotel,
maupun atraksi yang akan disaksikannya.
Middle Class Tourism
Perjalanan Wisata yang diperuntukan bagi mereka yang menginginkan fasilitas dengan harga
yang tidak terlalu mahal, tetapi juga tidak terlalu jelek pelayanannya.
Social Tourism
Jenis Pariwisata yang penyelenggaraannya dilakukan secara bersama dengan biaya yang
diperhitungkan semurah mungkin dengan fasilitas yang cukup memadai selama berada dalam
perjalanan.

E. PERKEMBANGAN PARIWISATA
F. PARIWISATA DI SULAWESI SELATAN YANG MENDUNIA
G. PEGELOLAAN PPARIWISATA
H. PEREKONOMIAN PARIWISATA
I. KOTA DAN KABUPATEN DI SULAWESI SELATAN
J. POTENSI PARIWISTA KOTA DAN KABUPATEN DI SULAWESI SELATAN
K. PENGEBBANGAN PARIWISATA DI TIAP KOTA DAN KABUPATEN
1. Kota Makassar
2. Kota Parepare
3. Kota Palopo
4. Kabupaten Kepulauan Selayar
5. Kabupaten Bulukumba
6. Kabupaten Bantaeng
7. Kabupaten Jeneponto
8. Kabupaten Takalar
9. Kabupaten Gowa
10. Kabupaten Sinjai
11. Kabupaten Bone
12. Kabupaten Maros
13. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
14. Kabupaten Barru
15. Kabupaten Soppeng
16. Kabupaten Wajo
17. Kabupaten Sidenreng Rappang
18. Kabupaten Pinrang
19. Kabupaten Enrekang
20. Kabupaten Luwu
21. Kabupaten Tana Toraja
22. Kabupaten Luwu Utara
23. Kabupaten Luwu Timur
24. Kabupaten Toraja Utara
L. PROBLEM PARIWIATA
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai