Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sekar Ayu Dwi Deewanti

NIM : A1C419094
Kelas : Reguler A 19 / R-001

INSPIRASI KEHATI
PEREMPUAN DI PERIKANAN
NURAIN PALOPO

Nurain Palopo, adalah direktur kedelapan Japesda, sekaligus direktur perempuan


pertama sejak organisasi ini didirikan pada 2000. Sebagai organisasi konservasi laut berbasis
komunitas dan mitra Blue Ventures, Japesda melakukan pekerjaan luar biasa dalam
memberdayakan masyarakat pesisir di Gorontalo dan Sulawesi Tengah untuk mengelola
perikanan mereka secara lebih berkelanjutan.
Japesda membangun jaringan dan kemitraan yang kuat dengan pemerintah, lembaga
swadaya masyarakat (LSM) dan sesama organisasi berbasis masyarakat, serta sektor swasta
untuk mengadvokasi mata pencaharian yang berkelanjutan bagi masyarakat pesisir di
Indonesia. Saat ini, Japesda membantu masyarakat di Uwedikan agar mereka dapat
memimpin sendiri upaya konservasi laut untuk mengelola dan melindungi perikanan gurita
mereka.
Nurain lahir di keluarga petani, tumbuh dekat dengan pegunungan dan senang berada
di tanah pertanian bersama keluargnya. Pertemuan pertamanya dengan ilmu konservasi dan
lingkungan adalah saat ia menempuh studi S-1 Biologi di Universitas Negeri Gorontalo.
Dikutip dari wawancara yang dimuat di blog.blueventures.org Nurain berkata “Saya
selalu ingin tahu lebih banyak tentang biologi. Saya berpikir pasti ada lebih banyak hal untuk
dijelajahi,” katanya. “Dosen saya membuat saya menyadari bahwa biologi tidak hanya
tentang menghafal semua nama ilmiah, tetapi lebih dari itu. Ini tentang manusia, tumbuhan,
dan hewan yang saling berhubungan. Ini tentang hidup kita bersama”.

“Selama kuliah, saya ikut proyek pengabdian masyarakat, di Torosiaje, Provinsi


Gorontalo. Kami fokus pada restorasi bakau dan mengembangkan mata pencaharian alternatif
bagi kelompok perempuan,” lanjut Ain dengan semangat. “Kami bekerja dengan perempuan
di masyarakat, melatih mereka menggunakan buah bakau untuk membuat produk makanan,
seperti pai, kue dan jus, sehingga mereka bisa berjualan di pasar”.
‘’Saat itulah saya tertarik dengan masyarakat pesisir dan melihat potensi perempuan
untuk terlibat dalam konservasi laut. Saya juga melihat bahwa mereka membutuhkan
dukungan dan bantuan untuk melakukannya,” kata Ain (nama panggilan)
Melalui proyek tersebut, Ain menemukan kecintaannya pada pemberdayaan
masyarakat. Pada 2018, dia menyelesaikan gelar pascasarjana di bidang Manajemen
Lingkungan untuk mendukung keinginannya dalam karier barunya. Selama menempuh
pendidikan pascasarjana, Ain membantu beberapa proyek konservasi bakau dan pengelolaan
berkelanjutan di seluruh Indonesia. Setelah lulus, ia menjadi manajer program terkait mata
pencaharian masyarakat di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
“Bagian terpenting dari program ini adalah mengajak masyarakat, khususnya
perempuan, untuk peduli terhadap perubahan iklim dengan melindungi dan melestarikan
kawasan pesisir dan laut. Sekarang dan di masa depan,” kata Ain.
Ain suka bepergian, bertemu orang baru, dan berbicara dengan mereka tentang
lingkungan mereka. “Saya percaya bahwa semakin kita sadar akan pentingnya lingkungan,
kita semakin ingin menjaganya,” katanya. Bekerja di tengah masyarakat pesisir di Gorontalo
dan Sulawesi Tengah, Ain memiliki kesempatan ini setiap hari – itulah yang paling dia sukai
dari pekerjaannya di Japesda.
Ain mengatakan bahwa melihat perempuan di masyarakat terlibat dalam upaya
konservasi merupakan kebanggaan dan kegembiraannya. Ia memberi contoh, ada seorang
perempuan yang pernah bekerja bersamanya di Desa Torosiaje Jaya, bernama Nurwati
Pakaya. Dengan dukungan Japesda, Nurwati kini menjadi pelindung mangrove dan ahli
dalam mengolah buah mangrove menjadi produk pangan untuk menunjang pendapatan
keluarganya.
“Perempuan memainkan peran penting dalam konservasi dan pengelolaan perikanan,”
lanjut Ain, “Saya percaya bahwa memberdayakan perempuan sangatlah penting karena
mereka adalah pemberi pengaruh dalam keluarga. Mereka dekat dengan sumber daya alam
dan mereka memiliki kekuatan untuk mengelolanya secara berkelanjutan”.
Wanita berada di garda depan dalam perjuangan melawan kerusakan iklim – dan kami
juga yang paling terpengaruh oleh hal tersebut. Kita perlu memberi lebih banyak ruang bagi
perempuan untuk terlibat dalam pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan,” tambahnya.
Ain selalu menjadi pembelajar yang bersemangat, hal ini telah membantunya menjadi
pemimpin yang kuat seperti sekarang. “Saya bersyukur memiliki sistem pendukung yang
baik: orang-orang yang benar-benar percaya pada saya,” kata Ain. “Saya percaya bahwa
perempuan memiliki kekuatan sendiri dalam kepemimpinan,” tambahnya.
Selama tiga tahun kepemimpinannya, Ain telah membuat banyak perubahan dalam
Japesda. Dia meningkatkan kualitas sumber daya manusia, membuka kesempatan bagi para
relawan untuk belajar tentang konservasi, memperbaiki administrasi dalam organisasi, dan
bahkan memimpin kampanye peningkatan kesadaran untuk mengadvokasi pengelolaan
sumber daya alam yang berkelanjutan ke khalayak yang lebih luas dan bermitra dengan
asosiasi jurnalis Indonesia di Gorontalo.
Baru-baru ini, Ain dan tim Japesda mendapat pencapaian yang besar. Ia memberitahu
saya dengan bangga bahwa masyarakat Uwedikan dan Lambangan di Sulawesi Tengah telah
berhasil merehabilitasi hutan bakau – sekitar 10 hektare. Usaha inilah yang menggiring
pembentukan kawasan konservasi perairan (KKP) yang mencakup lebih dari 700 hektare.
‘’Ketika ada orang yang meragukan Anda, tetaplah konsisten dengan apa yang Anda
lakukan sehingga mereka akan mempercayai tindakan Anda – lebih dari kata-kata Anda,”
kata Ain. “Jangan menyerah, walaupun ada tantangan yang mungkin Anda hadapi.”
Ketika Nurain ditanya tentang harapannya untuk masa depan, dia tersenyum – hal lain
yang dia sukai – dan berkata, “Saya berharap para perempuan tidak perlu merasa kecil dan
terkurung. Kita harus selalu merasa percaya diri untuk angkat bicara. Saya juga berharap
Japesda akan terus mengembangkan jaringan kemitraan kami dengan lebih banyak
organisasi, memberdayakan kami untuk mendukung lebih banyak masyarakat pesisir di
seluruh Indonesia.”

Anda mungkin juga menyukai