Anda di halaman 1dari 4

Tugas Essai

“Wujud Ikhlas yang Tercermin dalam Pengabdian 40 hari di Tanah


Situjuah Ladang Laweh”

Oleh

KIRANA

1610311053

JURUSAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

KULIAH KERJA NYATA-PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT (KKN-PPM)

NAGARI SITUJUAH LADANG LAWEH, KABUPATEN 50 KOTA

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
Pengabdian masyarakat merupakan suatu kegiatan yang bertujuan membantu
masyarakat tertentu dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk
apapun. (Menristekdikti, 2016). Program ini yang menjadi salah satu bagian dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi, tidak terkecuali Universitas Andalas. Salah satu perguruan tinggi negeri
tertua di luar Pulau Jawa. Unand menjadi perintis pelaksanaan program KKN (Kuliah Kerja
Nyata) bersama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Hasanuddin
(UNHAS) tahun 1971 sehingga menjadikan KKN ini salah satu bentuk pengabdian wajib
yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa Unand, selain sebagai bentuk program yang wajib
dijalani untuk persyaratan kelulusan Strata 1(S1) sejak tahun 2007, program KKN ini juga
dapat menjadi suatu wadah bagi seluruh mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan ilmunya
yang sudah didapatkan selama masa perkuliahan sehingga ilmu tersebut dapat menjadi suatu
inovasi, ladang kreatifitas, dan dapat memajukan serta menyejahteraan masyarakat wilayah
tersebut.

Kalimat ini mengawali sebuah pengalaman pengabdian serta pengaplikasian ilmu


saya terjun ke masyarakat. KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan
Masyarakat) merupakan tema KKN yang saya dapatkan dalam menjalani kegiatan
pengabdian ini. Situjuah Ladang Laweh, suatu Nagari yang terletak di Kecamatan Situjuah
Limo Nagari, Kabupaten Lima Puluh Kota terpilih menjadi daerah tempat saya mengabdi
selama kurang lebih 40 hari. Pada pertengahan dibulan Juni, menjadi bagian awal perjalanan
saya dalam memulai kegiatan KKN. Di bulan ini juga menjadi bagian awal pertemuan saya
dengan sosok-sosok lain, dengan berbagai macam karakter yang akan menjadi keluarga baru
dan menemani saya melawati suka dan duka selama kurang lebih 40 hari di sana.

2 Juli 2019, pengalaman baru saya dimulai. Nagari Situjuah Ladang Laweh adalah
nagari terujung dengan jumlah penduduk terkecil dibandingkan dengan nagari lain yang ada
di Kecamatan Situjuah Ladang Laweh, berada diatas bukit membuat nagari ini memiliki
udara yang sejuk pada siang hari dan sangat dingin ketika malam. Situjuah Ladang Laweh
memiliki 2 jorong yakni jorong atas dan bawah. Dinamai Situjuah Ladang Laweh, karena
pada nyatanya nagari ini memiliki ladang yang jauh lebih luas dibandingkan dengan rumah-
rumah penduduk dan fasilitas lainnya. Nagari ini mempunyai keunikan dan karakter
tersendiri. Keramah tamahan penduduk membuat saya dan juga teman-teman menjadi cepat
membaur di nagari ini. Keasrian serta keindahan pemandangan di nagari ini membentuk
suatu rasa nyaman dalam melakukan aktivitas harian disana.

Penduduk Nagari Situjuah Ladang Laweh umumnya bekerja sebagai petani. Mereka
memiliki lahan perkebunan, ladang, dan sawah pribadi yang mereka olah sendiri. Hal ini
membuat penduduk disana memulai aktivitas mereka dipagi hari dan berakhir pada sore hari.
Aktivitas ini mereka lakukan setiap harinya, sehingga tak jarang bertemu kebanyakan warga
dan kegiatan-kegiatan lain aktif ditemui pada malam harinya. Namun, pada setiap hari Rabu
umumnya kegiatan rutin warga mengurusi ladang dan sawah libur. Hal ini dikarenakan pada
setiap Rabu, Situjuah Ladang Laweh menjadi tempat pelaksanan balai/pasar, dimana akan
dijumpai disebagian jalanan akan dipenuhi orang-orang berjualan berbagai macam kebutuhan
rumah tangga. Bagi saya ini merupakan salah satu bentuk keunikan di nagari ini.
Selain aktif mengelola ladang, kebun, dan sawah masyarakat nagari ini juga aktif pada
dengan kegiatan lainnya seperti keagaaman, olahraga, dan juga kesenian. Volly dan sepak
bola, menjadi kegiatan olahraga yang sering dilakukan wara setiap sore harinya. Sedangkan
talempong menjadi kesenian yang utama bagi masyarakat disana. Ada satu kesenian yang
unik yang ditemui di nagari ini, yaitu “ Dikiu “. Kesenian ini adalah bentuk kesenian yang
mendendangkan cerita kisah Nabi Muhammad SAW dengan bantuan alat musik rebana yang
berukuran besar.

Bentuk pengabdian utama saya di nagari ini adalah pengabdian dibidang kesehatan.
Dimulai dari penyuluhan hingga melakukan pengecekan kesehatan bagi masyarakat disana.
Problematika penting yang saya temui dilapangan adalah kesehatan masih belum menjadi
prioritas bagi sebagian masyarakat. Sehingga ini menjadi tugas penting bagi saya agar
masyarakat di nagari ini bisa menyadari akan pentingnya kesehatan. Berawal dengan
pertemuan saya dengan bidan desa, sekaligus sebagai kegiatan sosialisasi dengan masyarakat
disini lah pengabdian saya dimulai. Pertemuan pertama dan sekaligus pengenalan dengan
bidan desa, membuat saya banyak mendapatkan cerita pengalaman beliau selama
mengabdikan diri kurang lebih 5 tahun disana. Banyak suka duka yang beliau rasakan selama
bertugas dinagari tersebut. Namun, satu hal yang saya pelajari dari beliau adalah bentuk
keikhlasan dalam melayani dan juga memberikan pelayanan kepada masyarakat disana dan
dari banyak cerita pengalaman tersebut, inti yang saya dapatkan adalah banyak hal yang
harus dibenahi untuk dibidang kesehatan dinagari tersebut, tidak hanya berupa fasilitas
namun yang paling utama adalah membenahi, memperbaiki prilaku masyarakat yang masih
sebagian besar belum peka terhadap kesehatan dan juga prilaku masyarakat terhadap hal lain
nya yang masih terkait dengan kesehatan.

Dalam kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh bidan desa dan juga kader-kader
kesehatannya, yakni melaksanakan kegiatan posyandu. Kegiatan posyandu sendiri dilakukan
sebanyak 2x sebulan, setiap minggu pertama dan minggu kedua, di hari Rabu. Dibagi untuk
2 jorong, minggu pertama di awal bulan posyandu yang dilaksankan untuk masyarakat jorong
atas dan minggu kedua awal bulan untuk masyarakat jorong bawah. Posyandu yang dijalani
ini hanya posyandu ibu dan balita. Fakta dilapangan yang saya temui adalah tidak semua ibu
yang mempunyai balita mengikuti kegiatan posyandu dan tidak semua ibu yang mempunyai
balita yang mengikuti kegiatan posyandu, mau melakukan imunisasi kepada anaknya. Hal ini
dikarenakan masih sebagian besar ibu kontra terhadap vaksin dan juga takut akan efek
samping dari imunisasi yang mereka rasakan akan membahayakan anaknya. Bukan berarti
tidak ada edukasi mengenai vaksin dan imunisasi, namun sebagian besar ibu masih keras
akan prinsipnya sendiri. Sebenarnya ini merupakan masalah kesehatan yang umum dijumpai
diberbagai wilayah di Indonesia, yang artinya ini menjadi tugas penting utama bagi seluruh
tenaga kesehatan di Indonesia untuk dapat mengubah pola pikir masyarakat dan
menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Yang nantinya akan
bisa berdampak kepada turunnya angka kesakitan dan juga angka kematian di Indonesia.
Berat? Jelas! Namun ini lah salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, ini lah fakta
yang harus dibenahi dan diperbaiki bersama.
Selanjutnya kegiatan yang saya lakukan adalah bekerja sama dengan bidan desa serta
kader-kader kesehatan disana dalam melaksanakan kegiatan posyandu lansia. Tujuannya agar
dapat melakukan skrining dini kepada lansia terhadap penyakit-penyakit yang dapat terjadi
dan juga kemungkinan risiko yang mungkin dialami oleh lansia, sehingga dapat dilakukan
pencegahan lebih awal dan meningkatkan usia harapan hidup bagi lansia. Kegiatan ini kami
laksanakan bekerja sama dengan Puskesmas Situjuah. Pada kegiatan ini dilakukan,
penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan sehingga bisa didapatkan Indeks Massa
Tubuh (IMT) pada lansia, pengukuran tekanan darah, serta melakukan cek pada kadar gula
darah dan asam urat pada lansia. Bagi beberapa lansia yang memiliki risiko, diberikan
edukasi sabagai pengetahuan bagi lansia sehingga dapat mencegah terjadinya hal yang tidak
diinginkan. Kegiatan ini kali pertama dilakukan disana, bapak dan ibu lansia cukup antusias
dengan adanya kegiatan ini.

Banyak pengalaman yang saya dapatkan selama berada kurang lebih 40 hari disana.
banyak pelajaran yang saya terima dari warga disana, dari kegiatan serta tugas pengabdian
yang saya dan teman-teman lakukan disana. Ikhlas, kata kunci utama yang saya dapatkan dan
pelajari selama berada disana, karena sejatinya pengabdian itu bukanlah suatu tugas yang
dikerjakan lalu selesai begitu saja. Pengabdian itu adalah suatu bentuk keikhlasan dan
ketulusan serta tanggung jawab dalam melayani, membantu, dan memberi yang terbaik
kepada masyarakat yang didalam terkadung segala aspek kehidupan, bukan hanya sekadar
memberi pelayanan dalam bentuk kesehatan saja, tapi juga diikuti dengan bagaimana kita
menghargai, menghormati, dan juga memberikan pelayanan yang berefek terhadap jiwa dan
batin dari masyarakat itu sendiri. Pengabdian bukan berarti diberdayakan oleh masyarakat,
namun bagaimana kita bisa memberdayakan masyarakat, baik itu dari melalui inovasi-
inovasi, ide-ide, motivasi, dan lain sebagainya untuk membentuk suatu potensi yang ada di
daerah mereka sehingga bisa memajukan daerahnya baik dibidang perekonomian dan
lainnya, yang pada akhirnya bisa menyejahterakan kehidupan masyarakatnya. Saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat Nagari Situjuah Ladang Laweh yang
sudah banyak memberikan pembelajaran dan juga pengalaman kepada saya dan teman-
teman. Juga kepada semua teman-teman yang sudah menjadi keluarga baru, merasakan suka
duka selama kegiatan KKN-PPM ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kapada Bapak
DPL, Drs. Julizar, Apt, M.Kes yang banyak memberikan masukan, saran, serta nasehat
kepada kami dalam menjalankan kegiatan pengabdian di Nagari Situjuah Ladang Laweh.

Anda mungkin juga menyukai