Oleh :
FAZRA RAISSA WULANDARI
NIM: 107054102883
Oleh
FAZRA RAISSA WULANDARI
NIM : 107054102883
Di Bawah Bimbingan
Penguji I
Penguji II
Pembimbing
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
Fazra Raissa Wulandari
Peran Pekerja Sosial Masyarakat Kelompok Usaha Bersama Dalam
Pemberdayaan Keluarga Miskin di Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan
Timur Tangerang.
Dimensi kemiskinan dapat diartikan sebagai kemiskinan yang disebabkan
oleh faktor faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu peningkatan
kesejahteraan rakyat Indonesia saat ini dirasakan sudah sangat mendesak
dilakukan khususnya bagi keluarga miskin, karena adanya kondisi yang
menunjukan beban hidup yang semakin meningkat, pada dasarnya keluarga
miskin memiliki kemampuan atau potensi yang ada pada diri mereka sebagai
modal dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya walaupun dalam keadaan
sangat minim atau terbatas. Oleh karena itu pemerintaah melaksanakan program
dan salah satunya KUBE, Adanya KUBE dalam melaksanakan program
pemberdayaan keluarga miskin melalui program Kelompok Usaha Bersama
pemerintah mempunyai mekanisme pelaksanaan program yaitu adanya Pembina
teknis wilayah dengan dukungan anggaran dari APBD, sebagai pekerja sosial
masyarakat yang cakupannya sebagai pendampingan tehadap keluarga miskin
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial.
KUBE merupakan dibentuk, tumbuh dan berkembang atas dasar
prakarsanya sendiri, saling berinteraksi, antara satu dengan lain dan tinggal dalam
satu wilayah tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
prodiktivitas, modal sosial. Jenis kegiatannya adalah pada bidang pertanian,
perternakan, perikanan, industri rumah tangga/ kerajinan rakyat, perdagangan dan
jasa. Adanya KUBE dalam melaksanakan program pemberdayaan keluarga miskin
melalui
Salah satunya adalah Kelompok Usaha Bersama Monalisa Lebak Wangi
Kecamatan Sepatan Timur berdiri pada Tahun 2008 yang dibentuk oleh Dinas
Sosial Kabupaten Tangerang. KUBE ini dibentuk dengan latar belakang ingin
meningkatkan kesejahteraan atau pengembangan usaha ekonomi keluarga miskin,
karena begitu banyaknya pengangguran dan anak-anak putus sekolah yang hanya
berdiam diri dan mengakibatkan kemiskinan.KUBE Monalisa Berawal dari
pembuatan kue biasa yang dikelola oleh pribadi bergerak pada pembuatan kue
kering seperti keripik, peyek, keripik pisang dll, yang berjumlah 10 orang
Dari hasil penelitian bahwa peran pendampingan sangat diperlukan agar
KUBE dapat berjalan dan berkembang dengan ditampilkannya pendamping,
pendamping adalah seorang pekerja sosial dibidang kemasyarakatan yang
perannya meliputi perencana, pembimbing, pemberi informasi, motivator,
faslitator dan evaluator. Pendamping bukan seorang penyembuh tetapi adalah
seorang pemecah masalah
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara ,observasi, dan studi dokumen, dimana yang menjadi informan
kunci dalam penelitian ini adalah Bidang Perencanaan, PSM dan ketua KUBE
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirohim
Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik dan hidayah-Ny, shalawat serta salam kita curahkan kepada
junjungan
Ya
Rabb,
kekhawatiranku
tak
terjadi,
karena
Kau
telah
ii
Fakultas
Dakwah
dan
Komunikasi
serta
pegawai
Mamah
tercinta
(Siti
Napiyah),
yang selalu
sabar
dalam
iii
8. Dinas Sosial Kabupaten Tangerang, khususnya Pak Peter, Pak Ade yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua dukungan
dan motivasi kalian selama ini.
9. Pendamping Kelompok Usaha Bersama khususnya, Terima kasih untuk
Pak Subur yang membantu dalam penelitian ini.
10. Anggota Kelompok Usaha Bersama, khususnnya Ibu Farida selaku ketua
KUBE yang membantu memperlancar penelitian semoga saya bisa
bermanfaat untuk masyarakat di Desa Lebak Wangi.
11. Kawan-kawan Kessos, khususnya angkatan 2007 terima kasih atas
motivasi dan dukungannya yang selalu ada disetiap duka dan suka dan
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
12. Untuk alumni Ponpes Assiddiqyah dan teman-teman alumni terima kasih
semua doa-doa kalian.
13. Terima kasih untuk ( MRS ) semoga kita akan selalu bersama. Amien.
14. Tak lupa semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya, namun penulis
sangat mengucapkan terima kasih semoga Allah SWT membalas
kebaikan-kebaikan kalian.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................8
D. Metodelogi Penelitian ..........................................................10
E. Tinjauan Pustaka .................................................................13
F. Sistematika Penulisan ..........................................................15
BAB II
LANDASAN TOERI
A. Peran ...................................................................................16
1. Pengertian Peran ............................................................16
B. Pekerja Sosial Masyarakat ...................................................18
1. Pengertian Pekerja Sosial Masyarakat ............................18
2. Peran Pekerja Sosial Masyarakat ....................................20
3. Kegiatan Pekerja Sosial Masyarakat ...............................22
C. Kelompok Usaha Bersama....................................................23
1. Pembentukan Kelompok Usaha Bersama .......................23
2. Tujuan Kelompok Usaha Bersama ..................................24
3. Kelembagaan Kelompok Usaha Bersama .......................26
D. Pemberdayaan .....................................................................28
1. Pengertian Pemberdayaan ...............................................28
2. Strategi Pemberdayaan ..................................................29
3. Tahapan Pemberdayaan ..................................................31
E. Keluarga Miskin ..................................................................34
1. Pengertian Keluarga Miskin ..........................................34
2. Indikator Keluarga Miskin .............................................36
BAB III
vi
BAB IV
Sosial Masyarakat
Kelompok Usaha
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................63
B. Saran ...................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
para
akademisi maupun para praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun
terus dikembangkan untuk menyibak tirai dari misteri kemiskinan ini. Di
Indonesia, masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa
relevan untuk dikaji terus menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan
telah ada sejak lama tetapi kemiskinan masih hadir di tengah-tengah kita saat
ini1. Kemiskinan merujuk pada kekurangan jaringan dan struktur sosial yang
mendukung
dalam
mendapatkan
kesempatan-kesempatan
peningkatan
Departement Sosial RI, Direktorat Jenderal Bantuan Jaminan Sosial Dan Direktorat
Bantuan Sosial Fakir Miskin, Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui
Kelompok Usaha Bersama Dan Lembaga Keuangan Mikro 2004, h.11
4
Dinas Sosial Kabupaten Tangerang, Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan
Kemampuan Bagi Pendampingan Sosial dan BKM 2010, h.9
5
Dinas Sosial Kabupaten Tangerang, Laporan Realisasi Kegiatan Pembangunan Bidang
Urusan Sosial 2009, h.5
kesejahteraan
Departement Sosial RI, Direktorat Jenderal Bantuan Jaminan Sosial Dan Direktorat
Bantuan Sosial Fakir Miskin, Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui
Kelompok Usaha Bersama Dan Lembaga Keuangan Mikro, h.15.
7
Ibid., h.1.
8
Joyakin Tampubolon, (ed)., Implementasi Program Pemberdayaan Fakir miskin,
(Jakarta : Puslitbang Kesejahteraan Sosial-Departement Sosial, 2007), h.1.
mengatasi
penanggulangan
keluarga
miskin
melalui
secara
langsung
atau
melalui
mekanisme
perbankan.
11
Departement Sosial RI, Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial, Pemberdayaan Fakir
Miskin 2006, h.1.
12
Departement Sosial RI, Panduan Operasional Program Pemberdayaan Fakir Miskin
2005, h. 39.
Pekerja sosial dibentuk dan ditentukan oleh ketua tim Pembina (Bupati/
Walikota)13. Pekerja sosial berguna untuk memecahkan masalah dan
mengembangkan KUBE agar dapat dilaksanakan dengan baik berjalan dengan
lancar dan KUBE dapat tumbuh, maju dan mandiri. Karena pendamping
adalah pemandu yang mempengaruhi segala aktifitas KUBE.14
Dalam tataran pelaksanaan terkadang antara teori dan pelaksanaan
pekerja sosial di lapangan kurang begitu berjalan dengan baik, dikarenakan
banyak yang tidak bisa membedakan bagaimana menjadi
pekerja sosial
memiliki kriteria antara lain tingkat pendidikan minimal adalah sarjana (S1)
atau Diploma IV, mempunyai pengalaman minimal 2 tahun dalam
pendampingan
sosial
atau
pengembangan
masyarakat
(community
Ibid., h. 41.
Departement Sosial RI, Modul Pendampingan Sosial Program Pemberdayaan Fakir
Miskin Melalui Mekanisme Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial ( P2FM- BLPS) 2009, h.93.
14
Wangi
Departement Sosial RI, Direktorat Jenderal Bantuan Jaminan Sosial Dan Direktorat
Bantuan Sosial Fakir Miskin, Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui
Kelompok Usaha Bersama Dan Lembaga Keuangan Mikro, h.111.
16
Artikel di akses pada tanggal 06 april 2011 dari http://ichwanmuis.com/?p=1708
17
Departement Sosial RI, Modul Pendampingan Sosial Program Pemberdayaan Fakir
Miskin Melalui Mekanisme Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial ( P2FM- BLPS), h.1.
sebagai
b. Tujuan Khusus :
Mendeskripsikan
proses
pekerja
sosial
masyarakat
dalam
sumbangan
pengetahuan
peran
dan
tugas
10
D. Metodelogi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualiltatif, yaitu metode
penelitian yang dihasilkan dari data-data yang dikumpulkan dan berupa
kata-kata dan merupakan suatu penelitian alamiah. Bogdan dan taylor
mendefinisikan metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskritif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari
orang-orang perilaku yang diamati.18
2. Macam dan Sumber Data
a. Data primer adalah data yang belum tersedia sehingga untuk
menjawab masalah penelitian, data harus diperoleh dari sumber aslinya
atau data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli, yaitu dari Bidang Perencanaan 1 orang, Tenaga Pekerja
Sosial Masyarakat 1 orang, Ketua KUBE 1 orang.
b. Data sekunder adalah Data ini merupakan data yang diperoleh dari
catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian maupun
instansi yang terkait lainya. Data sekunder ini penulis peroleh dari
profil KUBE, dan profil Desa Lebak Wangi 2011-2011.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Istilah observasi berasal dari bahasa latin yang berasal dari
bahasa latin yang berarti melihat dan memperhatikan19. Observasi
18
Lexi. J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007),hal. 4.
19
Tristiadi Ardi, Observasi dan wawancara,( Malang : Bayumedia Publishing, 2003),
h.1.
11
Merupakan salah satu cara penelitian pada ilmu-ilmu sosial, cara ini
bisa hemat biaya dan dapat dilakukan oleh seorang individu dengan
menggunakan mata sebagai alat melihat data serta menilai lingkungan
yang dilihat.
Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung,
mengamati dan mendengarkan dalam rangka memahami, mencari
jawaban dan mencari bukti atas bagaimana Peran Pendamping Dalam
Pemberdayaan Keluarga Miskin di Desa Lebak Wangi Kecamatan
Sepatan Timur Tangerang.
b. Wawancara
Wawancara adalah
mengajukan
yang
lainnya.
Tehnik
ini
dilakukan
dengan
cara
Ibid., h.63
12
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
dengan
21
13
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum peneliti mengkaji tulisan ini, ada beberapa karya ilmiah yang
berbentuk skripsi dan pembahasannya sangat dekat dengan tema yang penulis
angkat dalam skripsi ini, antra lain :
22
Ibid, h.326
14
Peran
15
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini penulis membagi
dalam lima bab, yaitu :
BAB I : Membahas Tentang Latar Belakang Masalah,
Strategi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Peran
1. Pengertian Peran
Peran dan kedudukan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain,
tak ada peran tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peran. Sebagaimana
halnya peran berasal dari kata peranan (role) merupakan aspek dinamis
kedudukan
(status)
apabila
seseorang
melaksanakan
hak
dan
perilaku
sendiri
dengan
perilaku
orang-orang
sekelompoknya.
Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan
posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam
masyarakat yaitu (social-position) merupakan unsur statis yang lebih
1
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994),
h. 268.
16
17
Ibid., h.269-270.
18
hidup, serta
menjadi
19
permasalahan dan potensi sumber daya sosial dan ekonomi yang ada di
lingkungannya.
c. Meningkatkan kemampuan dalam hal merencanakan melaksanakan,
mengevaluasi usaha ekonomi produktif, termasuk dalam penyusunan
proposal pengembangan usaha.
d. Meningkatkan
kemampuan
dalam
mempertanggung
jawabkan
pelayanan sosial
secara
efektif,
berkualitas
berperikemanusiaan
dan
20
Pendamping
sosial
sebagai
perencana
bertugas
21
b. Pembimbing
Sebagai pembimbing, pendamping sosial dituntut kemampuan dan
keterampilan untuk mengajak, mengarahkan, dan membina sehingga
mengerti, memahami, dan melaksanakan hasil bimbingan secara aktif
dalam melaksanakan aktivitas sosial ekonominya.
c. Pemberi Informasi
Pendamping sosial memberikan penjelasan tentang gambaran
umum program pemberdayaan, manfaat melakukan usaha ekonomi
produktif dengan cara mengembangkan kegiatan sosial, ekonomi, dan
kelembagaan, cara memanfaatkan lembaga keuangan mikro, dan
sebagainnya.
d. Motivator
Pendamping sosial
memberikan
rangsangan dan
dorongan
meningkatkan
22
program
guna
meningkatkan
kualitas
program
pendampingan sosial.
3. Kegiatan Pekerja Sosial
Kegiatan pendampingan sosial merupakan serangkaian kegiatan
yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lain.
Keberhasilan atau kegagalan suatu tahap kegiatan akan mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh proses ini yaitu:9
a. Menumbuhkan Kepercayaan
Proses ini adalah kegiatan yang terencana dalam membantu klien
dengan cara menciptakan hubungan pribadi dengan para tokoh
Departement Sosial RI, Direktorat Jenderal Bantuan Jaminan Sosial Dan Direktorat
Bantuan Sosial Fakir Miskin, Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui
Kelompok Usaha Bersama Dan Lembaga Keuangan Mikro, 2004, h. 121
23
24
manapun (desa atau kota) adalah berasal dari dan berada di tengah-tengah
masyarakat.
Pembentukannya
oleh
masyarakat
setempat
dan
konsep
yang
demikian,
maka
pembentukan
dan
pemberdayaan masyarakat
10
I Departement Sosial RI, Direktorat Jenderal Bantuan Jaminan Sosial Dan Direktorat
Bantuan Sosial Fakir Miskin, Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui
Kelompok Usaha Bersama Dan Lembaga Keuangan Mikro, 2004, h. 51.
11
Gunawan Sumodiningrat, Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa ( Jakarta : Elex Media
Komputindo, 2009), h. 88.
25
karena
kepada
upaya
dapat
melaksanakan
kegiatan
keagamaan;
dan
Ibid., h.49.
Gunawan Sumodiningrat, Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa ( Jakarta : Elex Media
Komputindo. 2009), h. 89.
13
26
3. Kelembagaan KUBE
Dilihat dari segi kelembagaan Setiap melakukan binaan keluarga
KUBE mempunyai kelembagaan yaitu :
a. Kriteria Anggota
1) Keluarga
tertentu
b. Jumlah Anggota Kube
1) Jumlah keanggotaan KUBE dapat bervariasi, tergantung kebutuhan
nyata di lapangan/ situasi dan kondisi lokal dan kesepakatan
kelompok itu sendiri
2) Jumlah kube terdiri dari 5-10 KK (Kube Kelompok Kecil)
3) Karena sifat suatu kegiatan dan kepentingan tertentu, kelompok
KUBE dapat terdiri dari kelompok besar ( gabungan beberapa kube
atau kelompok kecil). Namun pembinaan secara rutin tetap dalam
KUBE kelompok kecil
4) Satu kelompok KUBE yang anggota dikategorikan keluarga miskin
dapat melilih anggotanya yang bukan termasuk kategori miskin,
27
dipilih
berdasarkan
hasil
musyawarah
atau
28
D. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Secara
(empowerment)
konseptual,
berasal
dari
pemberdayaan
kata
atau
power
pemberkuasaan
(kekuasaan
atau
keberdayaan).15
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan, sebagai proses,
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individuindividu yang mengalami masalah sosial. Sebagai tujuan, maka
pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
sebuah perubahan sosial.16
Dalam kaitan konsep pemberdayaan banyak ahli membahas hal
ini. Salah satunya adalah Payne (1997: h.266), yang mengemukan bahwa
suatu pemberdayaan (empowerment), pada intinya, ditunjukan guna: 17
to help clients gain power of decision and action over their own
lives by reducing the effect of social or personal blocks to
14
29
exercising existing power, by uncreasing capacity and selfconfidence ti use by transferring power from the environment to
clients.
(membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan
dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait
dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi
dan sosial dalam melakukan tindakan dan rasa percaya diri untuk
menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya
dari lingkungannya)
2. Srategi Pemberdayaan
Strategi pemberdayaan dalam memperdayakan masyarakat secara
konseptual pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Dalam
konteks pekerjaan sosial pemberdayaan dapat dilakukan melaui tiga aras
atau mantra pemberdayaan ( empowerment setting ) : mikro, mezzo, dan
makro.18
a. Aras Mikro
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu
melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention.
Tujuannya
adalah
membimbing
atau
melatihan
klien
dalam
dilakukan
terhadap
sekelompok
klien
30
sebagai
strategi
dalam
meningkatkan
kesadaran,
makro
merupakan
istilah
community
work
19
31
20
Ibid., h.60.
Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, h.251-259
21
32
Dalam
33
f. Tahap Evaluasi
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan
sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan
warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuk suatu system dalam
34
E. Keluarga miskin
1. Pengertian Keluarga Miskin
Dalam konsep sosiologi, keluarga adalah unit terkecil yang
menjadi pendukung dan pembangkit lahirnya bangsa dan masyarakat.
Selain itu keluarga adalah umat kecil yang memiliki pimpinan dan
anggota, mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta memilki hak dan
kewajiban bagi masing-masing anggotanya.22
Kemudian miskin dalam, Al-Quran menyebut miskin dalam
bentuk tunggal sebanyak 11 kali dan menyebut dalam bentuk jamak,
22
Rusmin Tumanggor, Sosiologi Dalam Persepektif Islam ( Jakarta: UIN Jakarta Press,
2004), h.26
35
orang
mengembangkan
lemah.
potensi
Ketika,
dirinya
seseorang
secara
itu
tidak
berhasil
optimal,
yakni
potensi
pada
kemiskinan,
yakni
ketidakmampuan
mendapatkan,
23
36
kebutuhan pokok atau orang yang mempunyai akan tetapi tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokok keluarga yang layak bagi kemanusiaan.25
2. Indikator Keluarga Miskin
Timbulnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada
pertengahan tahun 1997, menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk
yang hidup di bawah garis kemiskinan. Faktor peningkatan ini dipengaruhi
oleh meningkatnya indeks pengeluaran makanan dan non makanan yang
digunakan sebagai garis kemiskinan dari BPS26. Dengan demikian
indikator keluarga miskin menurut BPS adalah:
a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
b. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu
murahan.
c.
bakar
untuk
memasak
sehari-hari
adalah
kayu
bakar/arang/minyak tanah.
25
Departement Sosial RI, Direktorat Jenderal Bantuan Jaminan Sosial Dan Direktorat
Bantuan Sosial Fakir Miskin, Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui
Kelompok Usaha Bersama Dan Lembaga Keuangan Mikro, 2004, h.13.
26
Artikel
di
akses
pada
tanggal
31
maret
2011
dari
http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2009/11/13-indikator-kemiskinan.pdf
37
j.
BAB III
GAMBARAN DESA LEBAK WANGI DAN GAMBARAN KELOMPOK
USAHA BERSAMA MONALISA
38
39
dinamai Kp. Bayur Opak, jadi wangi adalah nama lain dari kata terkenal,
termasuk atau kata termashur karena hasil kerajinan dan penghasil
pertanian tersebut, maka jadilah Desa Lebak Wangi .1
2. Sejarah Pemerintahan Desa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batasbatas wilyah dan berwenang untuk mengatur serta mengurus kepentingan
masyarakatnya berdasarkan asal usul, adat istiadat setempat yang diakui
dan di hormati dalam system Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam menjalankan tugas pemerintahan tentunya harus berpegang
kepada aturan datau sistem pemerintahan yang dianut oleh pemerintahan
yang lebih tinggi, baik itu Pemerintah Kecamatan, Kabupaten/ Kota
Propinsi atau Pemenrintahan Pusat.
Situasi pemerintahan kini dengan pemerintahan yang lalu sangat
berbeda yang dipengaruhi perkembangan pembangunan dan
Era
40
batas wilyah yang memisahkan Desa Lebak Wangi dengan wilayah Kota
Tangerang, sedangkan batas-batas ini seperti Utara dibatasi dengan saluran
air tersier begitu juga batas disebelah Barat bagian Utara dibatasi oleh
saluran air tersier dan jalan serta dibagian Selatan batasannya hanya
pemukiman penduduk dan persawahan.
Dengan kondisi lahan yang data Desa Lebak Wangi mempunyai
luas wilayah 525 Ha yang sampai saat ini lahan pertanian sawah masih
dominan dan merupakan lahan subur yang cocok untuk tanaman padi dan
jenis sayuran, sedangkan sebagaiannya merupakan pemukiman pendududk
perumahan KPR-BTN, yang rumah industri dan kegiatan ekonomi lainnya.
Kepadatan penduduk Desa Lebak Wangi masing-masing wilayah
tidak merata dan wilyah yang paling padat penduduknya adalah wilayah
RW.08 RW.02
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Barat
41
jaraknya 7,5 Km. Hal ini sangat mempengaruhi suasana pantai/ iklim
pantai.
4. Kondisi Demografi
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 Desa Lebak Wangi
berpenduduk sebanyak 22.367 jiwa yang terdiri dari :
-
: 11.586 jiwa
: 10.781 jiwa
: 4.828 RMT
: 5.351 KK
Agama islam
: 20.115 Jiwa
Agama Kristen
: 188
Jiwa
Agama Budha
27
Jiwa
Agama Hindu
22
Jiwa
Kong Hucu
: 2.015 Jiwa
42
b. Tingkat Pendidikan
Pada dasarnya pendidikan merupakan
Belum Sekolah
: 1.219 Jiwa
SD
: 5.703 Jiwa
SLP
: 4.812 Jiwa
SLA
: 4.141 Jiwa
Diploma/ Sarjana
: 5.700 Jiwa
Buta Aksara
: 784
Jiwa
6. Kondisi Ekonomi
Jenis mata pencaharian masyarakat desa bermacam-macam seperti
Petani 254
karyawan 2.117, PNS 212 Jiwa, buruh bangunan 577 Jiwa, perangkat desa
16 Jiwa, TNI 26 Jiwa, penjahit 154 Jiwa, perangakt desa 16 jiwa, lain-lain
955 jiwa, pensiunan 154 jiwa, petani 1.470 jiwa, tukang kayu 244 jiwa.
43
kelompok
tersebut menjadi
KUBE Monalisa
dengan jumlah
2
3
44
4
5
45
Ibid., h.4
46
b. Aspek Harga
Harga jual kue didasarkan pada harga pasar, kondisi makanan
atau kue dan juga memperhitungkan biaya produksi yang dikeluarkan.
Oleh karena itu penjualan
Produksi
2) Jalur tidak langsung
KUBE MONALISA
AGEN
PASAR
: Monalisa
Alamat KUBE
Ketua
: Farida Nuraeni
Fasilitator
: PSM
47
KETUA
PENDAMPING
M. SYUBUR
FARIDA NURAENI
BENDAHARA
SEKRETARIS
RAMAH
Anggota
Anggota
Sinah
Nani
ISAH
Anggota
Siti. S
Anggota
Bayu.F
Anggota
Ika
Anggota
Anggota
Oman
Nursinah
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
dalam
pemberdayaan
keluarga
miskin
dengan
cara
kegiatannya adalah :
1. Pembentukan Pendamping Sosial Desa (Pekerja Sosial Masyarakat)
Cara pembentukan untuk pendamping Kelompok Usaha Bersama
ada pekerja sosial dari desa harus dari lokasi program yang akan
dilaksanakan program KUBE, awalnya mendata orang-orang LSM dan
melalui tokoh-tokoh masyarakat setempat yang di ungkapkan pada bidang
perencanaan sosial di Dinas Sosial Kabupaten Tangerang berikut ini :
Awalnya dari Dinas mendata orang-orang LSM kemudian dilatih
pendidikan peksos dasar dari Dinas Sosial yang dilaksanakan untuk
pendamping sosial waktu 8 hari di Lembang dari kementrian
Sosial. Dan backround TKSK dan PSM yang ada di tiap Desa
terutama TKSK harus lulusan S1/ lulusan Kessos tetapi walaupun
tidak lulusan kessos harus mengusai materi materi tentang kessos
dan mengikuti pelatihan pendampingan selama 12 hari yang
dilaksanakan oleh Dinas Sosial untuk mendapatkan pengetahuan
48
49
masyarakat yang bekerja pada tingkat desa yang di kemukakan berikut ini:
PSM kedudukannya di Desa, PSM hanya pelatihan dasar peksos
PSM sukarelwan murni PSM SKnya dari Desa IKPSM.2
Pekerja sosial maasyarakat selalu memantau setiap minggu,
pekerja sosial masyarakat harus dari
1
Jan Peter Situmorang (Bidang Perencanaan Sosial) di Dinas Sosial, Kabupaten
Tangerang Wawancara Pribadi, Tangerang, 06 Mei 2011
2
Jan Peter Situmorang (Bidang Perencanaan Sosial) di Dinas Sosial, Kabupaten
Tangerang Wawancara Pribadi, Tangerang, 06 Mei 2011
50
51
52
terbentuknya KUBE.
Pembinaan berkala
Pelaporan pengembangan
b. Pembimbing
Pada tahap pengkajian ini tahap dimana pendamping melihat
dapat menyelesaikan masalah sebelum atau sudah menjadi anggota
KUBE, pendamping disini harus bisa melihat sumber daya, anggota
KUBE harus secara aktif dapat menyelesaikan masalah pendamping
hanya sebagai pembimbing dan pengarah dalam kebutuhan dan
masalah anggota KUBE dapat yang di ungkapkan berikut ini :
Masalah sebelum menjadi KUBE Masyarakat menjadi takut
program apa ini, Klo sudah masuk data kapan anggaran turun,
kecemburuan dari seseorang ke orang lain karena tidak ikut dalam
KUBE. Masalah sesudah menjadi KUBE Laporan, lalai dalam
pelaporan bulan, administrasi akhir yah pendamping yang selalu
mengarahkan
dan
memberikan
masukan-masukan
atau
membimbing KUBE, pola kemiraan kadang susah Pendamping
5
53
54
55
Pekerja sosial
anggota
KUBE
dalam
tersebut,
mendampingi dalam
sosial
masyarakat
hanya
netral dan
sepenuhnya
memberikan keputusan
atau
kesepakatan.
Seperti yang di kemukakan oleh Ibu Farida dalam tahap
kegiatan pendamping melibatkan saya, apa yang dibutuhkan oleh saya
dan anggota seperti tujuan saya ikut KUBE adalah :
Saya ingin membantu masyarakat dari pada menganggur lebih
baik bekerja agar lebih produktif dan dapat membantu masalah
ekonomi keluarga. Potensi yang ibu miliki adalah pembuatan kue
kue kering. Dan hal ini PSM menyetujuinya.9
Pekerja sosial masyarakat disini yang paling berpengaruh
dalam
melihat
56
10
57
58
59
KUBE
dengan
Cara
pemantuan
atau
60
61
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dengan cara pengumpulan data
melalui wawancara, studi dokumentasi, dan observasi ke KUBE Monalisa
mengenai peran pendampingan KUBE pada program pemberdayaan keluarga
miskin dapat penulis simpulkan bahwa :
1. Pelaksanaan peran
PSM, dilakukan
binaan yaitu
pekerja
sosial
masyarakat
sebagai
pembimbing
63
64
65
B. Saran
Adapun
untuk
Pendamping
atau
PSM
yang
melaksanakan
pendampingan
yang
dilakukan
oleh
PSM
terhadap
66
2. Komunikasi yang aktif terhadap anggota KUBE agar apa yang diinginkan
oleh anggota pendamping dapat memenuhinya.
3. Dapat mengatasi masalah yang cepat dan tidak lambat di dalam KUBE
Melakukan pendampingan sosial dalam mekanisme program yang
dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan dilakukan oleh PSM. Dinas Sosial yang
sekaligus melakukan pendampingan adalah :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerja sosial, salah satunya Dinas
Sosial memilih pendamping sosial harus dari lulusan kesejahteraan sosial
karena lebih tahu bagaimana dan ilmunya pun luas. Pemberian pelatihan
yang buka lulusan kesejahteraan sosial harus lebih ditingkatkan lagi
terlebih lagi bagi PSM yang kurang dan hanya sedikit menerima pelatihan
pekerja sosial dibidang masyarakat.
2. Selain memberikan pelatihan Dinas Sosial juga memberikan pembinaan
secara insentif terhadap pendamping sosial agar menambah pengetahuan
dan wawasan pendampingan dan pemantauan yang sering ke KUBE
Monalisa agar apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh KUBE Dinas
Sosial dapat mengetahuinya. Karena setiap binaan memiliki kebutuhan
yang berbeda-beda dan dapat memberikan solusi yang dari tiap
binaannya.
3. Anggaran yang diberikan oleh provinsi untuk tiap KUBE, Dinas harus
bisa membaginya dengan cepat karena, kebutuhan pada setiap KUBE
adalah dana untuk pengembangan usahanya. Dinas Sosial dituntut untuk
aktif dalam menghadapi berbagai masalah.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Adi, Isbandi Rukminto, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas Jakarta : Fakultas Universitas Indonesia, 2003.
Adi, Tristiadi, Observasi dan wawancara, Malang : Bayumedia, 2003.
Dinas Sosial Kabupaten Tangerang. Buku Pedoman Pelaksaan Kegiatan
Peningkatan Kemampuan Bagi Pendampingan Sosial dan BKM
Tangerang:
Fakir Miskin bagi Eks Korban Bencana Alam Jakarta : Departemen Sosial RI,
2005.
Hisbullah, Agus. dkk. Panduan Operasional Program Pemberdayaan
Fakir Miskin Jakarta: Departemen Sosial RI, 2005.
Ismail, Asep Usman, Pedoman Al-Quran Tentang Pemberdayaan
Dhuaafa Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008.
Maleong, Lexi. J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Machasi, Mulyono,
Pengembangan
Miskin Melalui Kelompok Usaha Bersama dan Lembaga Keuangan Mikro Jakarta
: Departemen Sosial RI, 2004.
Saroyo, Suharno. dkk. Pendampingan Sosial Program Pemberdayaan
Fakir Miskin Melalui Mekanisme Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial
P2FM-BLPS Jakarta : Departemen Sosial RI, 2009.
Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Bandung:
Refika Aditama, 2005.
Sumodiningrat, Gunawan, Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa Jakarta:
Elax Media Komputindo, 2009.
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1994.
Tampubolon, Joyakin, ed. Implementasi Program Pemberdayaan Fakir
Miskin Jakarta : Departemen Sosial RI, 2007.
Tumanggor, Rusmin, Sosiologi Dalam Persepektif Islam Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2004.
JURNAL
Profil Kelompok Usaha Monalisa. 2010- 2012
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja
Pembangunan Desa Lebak Wangi, Kabupaten Tangerang 2011-2015
INTERNET
Artikel diakses pada tanggal 31 Maret 2011 dari http:// suyatno.blog.
unip.ac.id/files/ files/2009/11/13-indikator-kemiskinan. Pdf
Artikel diakses pada tanggal 06 april 2011 dari http:// ichwanmuis.com
pekerja sosial. com/1708
DOKUMENTASI
Kelompok Usaha Bersama Bidang Tata Boga di Desa Lebak Wangi
Kecamatan Sepatan Timur Tangerang.
WAWANCARA
Wawancara Pribadi, Jan Peter Situmorang (Bidang Perencanaan Sosial) di
Dinas Sosial Kabupaten Tangerang Tanggal 06 Mei 2011.
Wawancara Pribadi, Muhamad Syubur
OBSERVASI
Observasi dilakukan di Dinas Sosial Kabupaten di Ruangan Pak Peter di
Bidang Perencanaan Sosial Jam 13. 00 WIB.
Observasi dilakukan di Dinas Sosial di Ruang Jaminan Sosial di Dinas
Sosial Kabupaten Tangerang dengan Pak Syubur Jam 15.00 WIB.
Observasi dilakukan di KUBE Monalisa di Desa Lebak Wangi Jam 11.00
WIB.
Wawancara
Peran Pekerja Sosial KUBE dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin
di Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur Tangerang
: Laki-laki
3. Umur Informan
: 49 Tahun
4. Alamat Informan
6. Tanggal wawancara
: 06 Mei 2011
7. Tempat Wawancara
8. Waktu Wawancara
: 13.00 WIB
B. Hasil Wawancara
1. Bagaimana cara pembentukan pendamping sosial di tiap kecamatan
dan desa?
Untuk menjadi pendamping sosial ada 2 cara yang dilakukan seperti
a. Ya, harus mengikuti alur program lokasi pendamping harus dari Desa
tersebut biasanya cara ini bisa dilaksanakan mereka yang mendata
orang-orang LSM
b. Kemudian backround TKSK dan PSM yang ada di tiap Desa terutama
TKSK harus lulusan S1/ lulusan Kessos tetapi walaupun tidak lulusan
kessos harus mengusai materi materi tentang kessos dan mengikuti
pelatihan
pendampingan
selama
12
hari untuk
mendapatkan
1V,
mempunyai
wawasan
dan pengetahuan
tentang
dan
mempunyai
kemampuan
manajerial
seperti
pada
atau
Tidak ada terminasi dalam KUBE apabila kube masih berjalan maka
terus mendampingi dan selalu membimbing agar KUBE dapat berkembang
lebih maju.
Bidang Perencanaan Dinas Sosial
Kabupaten Tangerang
Wawancara
Peran Pekerja Sosial KUBE dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin
di Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur Tangerang
A. Biodata Pendamping PSM
1. Nama Informan
: Muhammad Syubur
: laki-laki
3. Umur Informan
: 40 Tahun
4. Alamat Informan
B.
Pelatihan Manajemen
Admistrasi PSM
Pelatihan BKM
7. Tanggal wawancara
: 07 Mei 2011
8. Tempat Wawancara
: Dinas Sosial
9. Waktu Wawancara
: 15.00 WIB
Hasil Wawancara
Bagaimanakah kronologis proses pendampingan yang dilakukan untuk
pemberdayaan yang di mulai dari :
1. Bagaimana terbentuknya KUBE Monalisa di Desa Lebak
Wangi ?
Ya, awalnya itu ibu Farida itu seorang ibu yang mempunyai bakat
membuat kue kue kering tetapi ibu tidak mempunyai cukup dana
untuk memasarkan dan membuat kue yang banyak untuk pesanan,
kuenya itu di ruma ibu Farida sendiri. Kemudian barang atau alatalat untuk masak dan yang paling penting adalah dananya
4. Tahap Perencanaan Alternatif program / kegiatan?
a. Apakah tujuan PSM di dalam KUBE Monalisa dan
bagaimanakah kegiatan yang dilakukan PSM di KUBE ?
Tujuannya adalah agar anggota KUBE tidak bingung dengan
adanya program ini dikarenakan anggota KUBE sebagain besar
adalah orang-orang yang kurang pengetahuannya tetapi saya juga
di bantu oleh TKSK. PSM tidak ikut dalam kegiatan tetapi hanya
memantau sajah.
5.
Ya, tentu saja seminggu bisa 3x atau sebulan 2x dan bahkan pada
awalnya setiap hari takutnya anggota KUBE perlu bantuan
mangkanya saya sering ke KUBE
b. Apakah program KUBE membawa dampak yang baik
dalam meningkatkan ekonomi keluarga miskin ?
Allamdullih adanya program KUBE sangat membantu saya juga
ikut mersakan karena di Desa Lebak Wangi banyak keluarga
miskin. Walaupun hasil yang diterima tidak banyak tetapi
membantu untuk kebutuhan sehari hari
c. Apa saja kegagalan atau keberhasilan yang dilakukan selama
PSM ?
Kegagalannya adalah kurangnya informasi pada anggota karena
anggota kadang susah dan tidak mengikuti apa yang saya
sarankan.
Keberhasilannya adalah KUBE Monalisa bisa memasarkan hasil
keluar KUBE dan saya bisa mencarikan akses informasi kepada
Dinas
maupun
propinsi.
Saya
berjuang
untuk
dapat
Wawancara
Peran Pekerja Sosial KUBE dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin
di Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur Tangerang
A. Biodata Ketua KUBE
1. Nama Informan
: Farida Nuraeni
: Perempuan
3. Umur Informan
: 48 Tahun
4. Alamat Informan
B.
: Ketua KUBE
6. Tanggal wawancara
: 08 Mei 2011
7. Tempat Wawancara
: KUBE MONALISA
8. Waktu Wawancara
: 11.00 WIB
Wawancara
1. Apa yang membuat ibu/mbak ikut program KUBE ?
Yang membuat saya ikut program KUBE saya bisa mengembangkan hasil
produksi saya kemudian saya juga bisa membantu keluarga miskin di
sekitar saya neng, kemudian juga kan suka ada KUBE yang berprestasi
dan kemudian menerima dan diberikan dana yang lebih dan bisa
memasarkan KUBE lebih banyak.
2. Apakah ibu/mbak tahu bagaimana proses pendampingan yang
dimulai dari
a. Tahap Persiapan
-
f. Tahap Evaluasi
-
g. Tahap Terminasi
-
KETUA KUBE
OBSERVASI
: Laki-laki
3. Umur Informan
: 49 Tahun
4. Alamat Informan
6. Tanggal wawancara
: 06 Mei 2011
7. Tempat Wawancara
8. Waktu Wawancara
B. Hasil Obsevasi
Pada Observasi yang peneliti teliti, bahwa proses observasi
dilakukan di Dinas Sosial Kabupaten Tangerang pada waktu 13.00 WIB
s/d 14.30 WIB, di ruangan Pak Peter sendiri, di ruang perencanaan. Pak
Peter menjawab pertanyaan
OBSERVASI
: Muhammad Syubur
: laki-laki
3. Umur Informan
: 40 Tahun
4. Alamat Informan
6. Tanggal wawancara
: 07 Mei 2011
7. Tempat Wawancara
: Dinas Sosial
8. Waktu Wawancara
B. Hasil Obsevasi
Pada Observasi yang peneliti teliti, bahwa pada proses observasi
pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pekerja sosial
masyarakat dilakukan di Dinas Sosial Kabupaten Tangerang di ruangan
jaminan sosial, pada waktu 15.00 WIB s/d 16.00 WIB. Pekerja sosial
masyarakat menjawab pertanyaan peneliti dengan cara sambil ketawa,
karena orangnya sangat humoris dan mudah bercanda. Sikap yang tenang
dan terbuka membuat peneliti dengan pekerja sosial masyarakat mudah
akrab. Wawancara dilakukan sambil duduk, sikap duduk pekerja sosial
masyarakat kadang-kadang duduknya bersandar kadang geser geser.
Pekerja sosial masyarakat menjawab semua apa yang ditanyakan oleh
peneliti. Dan pekerja sosial masyarakat kadang menanyakan tentang
peneliti. Wawancara yang dilakukan tidak terlalu serius. Proses
wawancara direkam dan menulis. Pekerja sosial masyarakat melakukan
wawancara sambil ngobrol dengan temannya dan sambil memakan kue.
OBSERVASI
: Farida Nuraeni
: Perempuan
3. Umur Informan
: 48 Tahun
4. Alamat Informan
: Ketua KUBE
6. Tanggal wawancara
: 08 Mei 2011
7. Tempat Wawancara
: KUBE MONALISA
8. Waktu Wawancara
B. Hasil Observasi
Pada observasi
yang
dilakukan di tempat KUBE tersebut dan pada waktu 11.00 WIB s/d 13.00
WIB, sambil duduk diatas karpet didalam rumahnya. Ibu farida sangat
senang dan tidak merasa terganggu. Dalam pengamatan peneliti bahwa
sikap yang ditujukan adalah tenang dan agak sedikit grogi, menjawab
dengan sedikit ketawa, karena menjawab pertanyaan agak kaku dengan
terbata bata menjawab pertanyaan peneliti. Ibu farida sambil membuat
kue bolak balik dapur wawancara agak sedikit terganngu. Tetapi tidak
mengurangi rasa senang saya terhadap ibu farida karena beliau sangat baik
sekali. Sebenarnya peneliti juga sedikit tidak enak karena ibu farida
menjawab wawancara sibuk dengan membuat makanan. Di rumah Ibu
Farida ada suami, anak dan menantu Ibu Farida dan ada juga anggota
KUBE yang sedang membuat makanan.