Anda di halaman 1dari 5

Soal Esai Fasilitator Posyandu Program JAPFA

Posyandu Sehat dan Berdaya

1 Ceritakanlah alasan Anda mendaftarkan diri sebagai Fasilitator JAPFA Posyandu Sehat dan Berdaya,
apa saja yang ingin anda dapatkan dari pengalaman ini dan bagaimana kaitannya dengan karir Anda
ke depan. (Maksimal 250kata).
Saya mendaftarkan diri sebagai fasilitator JAPFA Posyandu Sehat dan Berdaya, karena sebelumnya
saya memiliki pengalaman bekerja sebagai fasilitator posyandu lansia. Saya menyukai kegiatan yang
berkaitan dengan pemberdayaan salah satunya melalui posyandu. Karena pemberdayaan
merupakan langkah penting agar masyarakat bisa mandiri dan memiliki wawasan. Masyarakat
membutuhkan aksi nyata untuk mengubah hidup mereka agar lebih baik salah satunya dengan
pemberdayaan. Posyandu merupakan bentuj pemberdayaan masyarakat yang telah ada sejak lama.
Akan tetapi posyandu saat ini lebih terfokus pada kegiatan pemberian obat dan pemeriksaan gratis.
Promosi kesehatan dan penyuluhan untuk pemberdayaan masih jarang dilakukan karena
keterbatasan SDM, dana, dan waktu.
Saya ingin mendapatkan pengalaman baru yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya.
Menjadi fasilitator posyandu pastinya saya akan mendapatkan ide dan ilmu yang saya dapatkan
langsung dari masyarakat. Menjadi fasilitator, saya akan terus berinovasi dan menggunakan metode
maupun media yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat agar tujuan pemberdayaan dapat
tercapai dengan baik,. saya memberdayakan masyarakat dan masyarakat akan memberikan ide
untuk pemberdayaan yang lebih baik. Karena pemberdayaan harus saling bekerja sama. Masyarakat
ikut maju bekerja, bukan fasilitator saja yang bekerja. Fasilittaor hanya mendampingi dan
memberikan panduanagar mansyarkat mampu berdaya secara mandiri. Kedepannya saya ingin terus
berkarya dan mengabdi untuk memberdayakan masyarakat dengan apapun bentuk dan pekerjaan
saya di masa yang akan datang.

2 Ceritakan pengalaman Anda dalam melakukan pendampingan masyarakat di bidang kesehatan! (di
luar pengalaman kuliah kerja nyata [KKN])
a. Mohon ceritakan latar belakang dan tujuan dari pendampingan tersebut, apa peran dan tugas
Anda, bagaimana Anda mendampingi masyarakat, berapa lama waktu pendampingannya dan
bagaimana hasilnya (boleh lebih dari satu pengalaman, dan maksimal 250 kata percerita)
*misalnya anak jalanan, kelompok pemulung, kelompok ibu-ibu, atau komunitas lain.

Saya pernah bekerja sebagai enumerator dan fasilitator di posyandu lansia. Tujuannya adalah
memberikan penyuluhan terkait pola hidup sehat pada lansia dan mengambil data tentang
keluhan penyakit dan gaya hidup lansia. Selama satu bulan saya mendampingi posyandu lansia di
5 kecamatan. Selama satu bulan saya mengumpulkan data langsung wawancara kepada lansia.
Posyandu lansia yang saya fasilitasi berada di daerah pelosok sehingga perlu pendekatan khusus
agar bisa dilakukan pemberdayaan pada lansia. Dengan pendekatan pertama kepada tokoh
masyarakat, saya berhasil mendapatkan kesempatan untuk mendekati lansia.
Hasilnya adalah saya bisa mendengarkan keluhan penyakit dan keinginan dari lansia. Kemudian
pemberdayaan yang saya lakukan adalah mengajak lansia untuk melakukan hal-hal dan aktivitas
menyenangkan misalnya senam bersama, membuat kerajinan, dan demo masak makanan sehat
untuk lansia. Hasilnya selama satu bulan, ada 5 posyandu lansia yang antusias dan melanjutkan
kegiatan tersebut dengan melakukan kerjasama dengan LSM maupun organisasi yang ada di desa
masing-masing. Sehingga lansia di usia senja yang sudah tidak produktif tetap memiliki kegiatan
sehingga tidak jenuh dan tetap kreatif.

b. Mohon ceritakan kesulitan dan tantangan yang pernah Anda alami dari pengalaman tersebut
terkait dengan melibatkan pemerintah atau pemangku kepentingan dalam
masyarakat/komunitas yang Anda dampingi untuk melakukan tindakan/perubahan dan
bagaimana Anda mencari solusinya (maksimal 250kata).

Kesulitan yang saya hadapi adalah mengajak lansia yang "kolot" agar mau ikut berdaya. Karena
ada lansia yang beranggapan bahwa usia senja hanya bisa berdiam diri sembari menunggu
maut. Pemikiran demikian masih ada dibenak lansia apalagi lansia yang. Berada di pelosok desa
yang minim pengetahuan. Kemudian kurangnya dukungan dari kepala desa terkait
pmeberdayaan yang dilakukan. Kepala desa hanya diam, tanpa memberikan support apapun
pada kegiatan pemberdayaan yang dilakukan karena beranggapan bahwa kegiatan pasti sudah
ada dananya tanpa meminta dana desa. Solusi yang saya lakukan adalah melalui bina suasana
dan advokasi. Saya berusaha mendekati tokoh masyarakat dan kepala desa, menjelaskan
maksud dan mekanisme fasilitator pmeberdayaan yang akan dilakukan. Ketika kepala desa dan
tokoh masyarakat sudah diberikan pemahaman, maka mereka akan ikut dalam pemberdayaan,
selanjutnya lansia yang "kolot" diberikan pengertian oleh kepala desa dan tokoh masyarakat
terkait. Sehingga tahap awal pemberdayaan sudah terlaksana, yaitu masyarakat mulai sadar dan
saling memberikan informasi kepada sesama.

3. Studi Kasus
Pada tahun 2018, sebuah perusahaan yang bekerja di bidang pengolahan produk perkebunan
memberikan bantuan kepada salah satu kecamatan (Kecamatan Sukadamai) yang terletak di sekitar
lokasi perusahaan. Perusahaan ini peduli terhadapat isu kebersihan, kesehatan, dan lingkungan.
Bantuan yang diberikan kepada Kecamatan Sukadamai bertujuan untuk meningkatkan kondisi
kesehatan balita di wilayah tersebut.
Perusahaan memberikan bantuan alat kesehatan, obat-obatan dan pemberian makanan tambahan
untuk balita setiap satu bulan sekali. Selain itu, perusahaan juga memberikan pelatihan kepada
puskesmas, PKK dan posyandu mengenai kesehatan anak setiap 2 bulan sekali selama 1 tahun. Hasil
post test pelatihan menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta pelatihan.
Pada akhir tahun 2018, perusahaan juga menyelenggarakan serangkaian kegiatan seperti
pemeriksaan kesehatan, lomba cerdas cermat pengurus PKK dan kader posyandu, lomba kreasi
makanan bergizi dan lain – lain.
Enam bulan kemudian, pihak perusahaan mengunjungi Kecamatan Sukadamai. Namun, pihak
perusahaan melihat tidak banyak perubahan yang terjjadi pasca pemberian bantuan kecuali
peralatan kesehatan yang masih dalam kondisi laik guna, poster-poster kesehatan dan piala hasil
perlombaan. Pihak perusahaan juga mendapati ada anak dengan berat dan tinggi badan tidak sesuai
umurnya, pencatatan status gizi anak yang tidak rapi serta ibu balita yang memberi makan pada
anaknya yang masih berusia 3bulan.

Pertanyaan 1: Bagaimana tanggapan Anda terhadap program yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut? (maksimal 250 kata).

Perusahaan tersebut sangat baik karena memberikan bantuan kepada masyarakat. Bantuan yang
diberikan juga telah diterima oleh masyarakat. Akan tetapi kegiatan yang dilakukan misalnya
pelatihan kepada puskesmas dan PKK, belum ada evaluasi yang sesuai. Karena setiap kegiatan harus
ada 3 tahap evaluasi. Yaitu evaluasi awal, tengah, dan akhir. Pemberian post test dan pretest tidak
menjamin dengan valid bahwa terjadi peningkatan pengetahuan di masyarakat. Perlu adanya
evaluasi awal yaitu apakah semua kegiatan berjalan sesuai dengan perencanaan, kemudia evaluasi
di tengah yaitu apakah kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana, kemudian evaluasi
akhir yaitu apakah seluruh kegiatan yang dilakukan sudah sesuai tujuan. Perlu adanya fasilitator
yang konsisten mendampingi masyarakat dalam upaya pemberdayaan. Tidak adanya perubahan
dalam masyarakat bisa terjadi karena tidak adanya rasa "memiliki" dari masyarakat terkait program
yang diberikan perusahaan. Masyarakat masih berfikir bahwa kegiatan ini milik perusahaan bukan
berfikir bahwa kegiatan ini milik masyarakat yang penting untuk terus konsisten dilakukan. Sehingga
perlu adanya fasilitator yang bertugas untuk mendampingi dan mmeberikan pemahaman kepada
masyarakat.
Pertanyaan 2: Jika Anda diberi kesempatan membuat program dengan cara yang berbeda, program
seperti apa yang Anda usulkan, apa tujuan program tersebut, siapa saja yang Anda libatkan dan
bagaimana langkah-langkah implementasinya, serta bagaimana Anda akan menilai keberhasilannya?
(maksimal 500 kata).
Saya kan membuat program yang menyesuaikan dengan budaya yang ada di masyarakat
sebelumnya. Masyarakat jika diberi program yang terlalu asing maka mereka tidak mau menjalankan
dan menanggapi program tersebut dengan baik. Kemudian program yang saya ajukan harus
semenarik mungkin tetapi tetap menggunakan sumberdaya yang ada didaerah tersebut. Misal, jika
di daerah tersebut banyak kasus stunting, maka saya akan membuat program tentang
penanggulangan stunting dengan cara memberikan emo demo memasak yang benar dan gizi
seimbang. Masakan yang dibuat sesuai dengan budaya yang ada di masyarakat tersebut. Misalnya
di daerah tersebut banyak daun kelor, makan program makan daun kelor unfuk pencegahan
stunting bisa dilakukan. Kemudian diberikan cara memasak menu yang varitif dengan bahan daun
kelor agar masyarakat tidak bosan.
Kemudian program selanjutnya yaitu menberikan reeard atau penghargaan kepada PKK ataupun
kader yang bekerja di masyarakat. Reward tidak harus berupa uang yang bnayak, misalkan diberi
pujian, kado sederhana namun berguna bagi ibu misalkan alat memasak, itu sudah bisa membuat
ibu PKK dan kader menjadi semangat menjalankn tugas. Beberapa program tidak beehasil karena
kurangnya pengawasan dan penghargaan kepada masyarakat yang terlibat. Dengan adanya
penghargaan, maka masyarakat yang terlibat akan bersemnagat dan merasa dihargai sehingga
muncul rasa untuk terus maju dan bertanggungjawab atas keberlangsungan program yang diberikan
perusahaan.
Selanjutnya adalah terkait media seperti poster yang harus sesuai dengan kondisi di masyarakat.
Poster dari perusahaan masih utuh bisa jadi karena masyarakat belum membaca dan
mempergunakan poster tersebut bagaimana mestinya. Bagi masyakat awam, poster yang berisi
informasi dan banyak jata akan sulit dipahami, kemudia letak poster yang tidak sesuai juga
mnegakibatkan jarang masyarakat yang tertarik untuk membaca. Perlu adanya analisis situasi
terlebih dahulu sebelum membuat media kesehatan. Media harus sesuai dengan pernasalahan yang
ada di masyarakat, jangkauan, dan tingkat pendidkan di masyarakat. Ketika berada di masyarakat
pelosok, akan lebih tertarik jika media tersebut berupa poster ataupun banner dengan tulisan sedikit
tetapi menarik. Jika diberikan penyuluhan langsung, media yang digunakan adalah video, agar
masyarakat tidak bosan dan tertarik untuk menyimak.
Keberhasilan dari program dapat dilihat dari hasil evaluasi di awal, tengah dan akhir. Jika program
berhasil dilaksanakan sudah bisa dikata berhasil, tetapi belum berhasil sepenuhnya hanya sebatas
berhasil dilaksanakan. Keberhasilan program tidak bisa dilihat langsung, tetpai perlu waktu dan
proses agar terlihat hasilnya. Jika program dapat berlanjut bahkan ada modifikasi program yang
lebih inovatif, maka program tersebut berhasil di masyarakat. Minimal satu tahun waktu diperlukam
untuk melihat perubahan di masyarakat. Sehingga itulah alasan program banyak dilaksanakn
minimal satu tahun pengerjana, sehingga masyarakat akan terbiasa dengan program tersebut,
kemudian perlahan menerima dan timbul rasa memiliki porgram tersebut, lalu pada akhirnya
masyarakat mampu melakukan pemberdayaan secara mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan.

Anda mungkin juga menyukai