Anda di halaman 1dari 4

PERAN BIDAN DALAM MENURUNKAN

AKI DAN AKB


Bidan sebagai anggota profesi
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional
yang notabene merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai tugas
yang sangat unik, yaitu:

1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses
pendidikan dan jenjang tertentu.

3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas


meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,

4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap


memegang teguh kode etik profesi.

Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang
harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan
memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan
kesehatan.
Fungsi dan peran bidan di Desa bila dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain di daerah
perkotaan bisa dikatakan lima kali lebih berat. Selain menghadapi kendala yang besar dalam hal
fasilitas, tranportasi, ketersediaan obat dan sarana penunjang lain. Para bidan tetap dengan ikhlas
berjuang dan bertugas menjalankan profesinya. Disisi lain mereka harus pula memenuhi
kebutuhan bagi dirinya. Sedangkan tuntutan terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak mutlak
dan harus dipenuhi. Filosofi dasarnya adalah, apabila seorang ibu baik dan sehat, sehat pula sang
anak. Anak merupakan aset bangsa yang harus dipelihara dan dididik. Sebuah fenomena lagi,
sampai saat ini semua sektor pelayanan masih dijadikan komoditas, bukan sebagai aset yang
harus dikembangkan. Ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi kita semua. Terutama masalah
SDM, kapan kita menjadikan hal ini sebagai aset, bukan sekedarkomoditi.
Peranan bidan yang tampak nyata adalah sebagai role model masyarakat, sebagai anggota
masyarakat, konselor, motivator, dan inovator di daerah terpencil. Tentunya kompetensi seperti
ini yang akan dikembangkan lebih lanjut melalui pendidikan dan pelatihan bagi para bidan.
Peranan yang harus dilihat sebagai main idea untuk membentuk sebuah peradaban dan tatanan
pelayanan kesehatan. Tuntutan profesional diseimbangkan dengan kesejahteraan bidan di desa.

Program Bidan Desa


Salah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah menurunkan kematian dan kejadian
sakit di kalangan ibu, dan untuk mempercepat penurunan angka Kematian Ibu dan Anak adalah
dengan meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan
perinatal. Dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan kesehatan anak terutama di
desa maka tenaga kesehatan (medis) seperti bidan harus menjalin kerjasama yang baik dengan
tenaga kesehatan lain maupun masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya dalam menolong
persalinan dan mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan serta
mengembangkan Pos Yandu.
Kehadiran bidan di desa diharapkan mampu memperluas jangkauan pelayanan yang telah ada
sekaligus dapat meningkatkan cakupan program pelayanan KIA melalui peningkatan
pemeriksaan kesehatan ibu hamil yang bermutu pertolongan persalinan deteksi dini faktor
kehamilan dan peningkatan pelayanan neonatal.
Bidan juga melakukan Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi, serta bekerja
sama dengan kader posyandu mencari sasaran ibu hamil dengan melakukan kunjungan rumah
sosialisasi pentingnya pemeriksaan kesehatan antenatal memotivasi ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilan secara rutin minimal empat kali selama kehamilannya.
Bidan di desa telah melalui tingkat pendidikan kebidanan dan telah mampu dan cakap dalam
melaksanakan tugasnya sebagai bidan. Rasa malu pada pemeriksaan kehamilan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi cakupan pelayanan antenatal.Masyarakat malu untuk
memeriksakan dirinya terutama pada kehamilan pertama. Pemberian bantuan tambahan gizi bagi
ibu hamil merupakan daya tarik tersendiri dalam kunjungan pelayanan antenatal dan dapat
meningkatkan kunjungan ibu.

Prinsip Pelayanan Kebidanan di Desa


Pelayanan di komunitas desa sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat,
kedokteran, sosial, psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran
bidan di komunitas.
Dalam memberikan pelayanan di desa bidan tetap berpedoman pada standar dan etika profesi
yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
Dalam memberikan pelayanan bidan senantiasa memperhatikan dan memberi penghargaan
terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan tidak
bertentangan dengan prinsip kesehatan.
Bidan di desa juga membuat laporan kegiatan bidan setiap bulan dan diserahkan kepada bidan
koordinator pada saat bidan di desa melaksanakan tugasnya ke Puskesmas

Program Desa Siaga


Saat ini pemerintah sedang menyiapkan segala perangkat yang akan mendukung program Desa
Siaga. Baik sarana prasarana maupun SDM-nya. Salah satunya tenaga bidan akan menjadi
penopang pelayanan di lini terdepan ini. Gaung ini akan disambut dengan antusias, yang berarti
pelayanan kesehatan di pelosok desa akan lebih meningkat.
Bidan yang telah lama bertugas di daerah terpencil dapat dijadikan contoh bagi unsur Desa Siaga
dalam membaur dengan masyarakat. Sudah tentu seorang bidan adalah seorang wanita yang
mempunyai sifat serta karakter yang khas. Ini dapat dijadikan aset guna memerankan peranan
yang lebih luas lagi, khususnya bagi tenaga kesehatan lain yang akan bergabung dalam
kebersamaan Desa Siaga. Menggagas konsep tidaklah semudah melaksanakan. Sebagai seorang
pelaksana pelayanan kesehatan di lini depan, bidan harus bisa tampil memberikan contoh
kebersamaan dan keberterimaan dalam program pemerintah ini.
Pengalaman dan tempaan serta ujian hidup di dalam menjalankan tugas di daerah terpencil akan
menjadi inspirator bagi rekan tenaga kesehatan lain untuk tidak canggung dan ragu lagi dalam
mengabdi dan berkarya di daerah terpencil. Opini ini harus tetap dikedepankan, agar tatanan dan
peradaban pelayanan kesehatan di daerah terpencil sesuai dengan kondisi sosial budayanya tetap
terjaga.
Analisis kecenderungan fenomena program Desa Siaga ini dapat dijadikan pembelajaran untuk
para bidan tampil sebagai pemimpin dalam membaur dengan masyarakat. Menyoal tentang
program Desa Siaga, baik langsung maupun tidak langsung, bidan telah melaksanakan tahapan
pengembangan program tersebut. Sehingga peningkatan dan kemajuan pelayanan di kemudian
hari sesuai dengan program pemerintah dapat lebih maju. Tugas pokok bidan akan lebih terfokus,
karena telah ada tim yang dengan spesifikasinya masing-masing akan bersama-sama melayani
masyarakat.

Langkah Pengembangan Jejaring Desa Siaga


Mengingat permasalahan yang mungkin dihadapi Desa Siap Antar Jaga maka perlu
dikembangkan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak. Wujud pengembangan jejaringnya
dapat dilakukan melalui pertemuan pengurus Desa Siap Antar Jaga secara internal, pertemuan
antar pengurus Desa Siap Antar Jaga, pertemuan pengurus dengan pengelola upaya kesehatan
yang ada di desa tersebut minimal 3 bulan sekali. Pengembangan Desa Siap Antar Jaga
dimaksudkan secara halus untuk terciptanya keadaan masyarakat yang terpenuhi kewajiban dan
hak-haknya

Pengembangan Desa Siap Antar Jaga dibangun dengan 3 sistem, yaitu:


1. Sistem Pengelolaan Kesehatan di Masyarakat
Misal: Penggalangan dana melalui posyandu, atau kelompok lembaga masyarakat yang lain.
2. Sistem Pendidikan Kesehatan di Masyarakat
Misal: Penyuluhan melalui pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan di masyarakat.
3. Sistem Pendukung Kesehatan di Masyarakat
Misal: Dukungan kepada ibu hamil untuk memperoleh hak-haknya dalam memperoleh
pelayanan kesehatan termasuk dalam pengambilan keputusan oleh ibu sendiri. Dukungan dalam
memperoleh kemudahan transportasi. Dukungan dalam memperoleh donor darah sewaktu-waktu
diperlukan.

Tugas pokok dan fungsi, seorang bidan, yakni :

1. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil (Ante Natal Care)


2. Melakukan asuhan persalinan fisiologis kepada ibu bersalin (Post Natal Care)

3. Menyelenggarakan pelayanan terhadap bayi baru lahir (kunjungan neanatal)

4. Mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bersalin di wilayah kerja


puskesmas.

5. Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan kebidanan.

6. Melaksanakan pelayanan Keluarga Berencana (KB) kepada wanita usia


subur (WUS).

7. Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil risiko tinggi
(bumil risti)

8. Mengupayakan diskusi audit maternal perinatal (AMP) bila ada kasus kematian
ibu dan bayi.

9. Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu pelayanan


puskesmas.

http://warungsehatdesa.blogspot.co.id/2010/11/peran-bidan-dalam-menurunkan-
aki-dan.html

Anda mungkin juga menyukai