Anda di halaman 1dari 14

ESTIMASI KEANEKARAGAMAN JENIS INVERTEBRATA PERAIRAN

Sekar Ayu Dwi Deewanti

A1C419094

ABSTRAK

Keanekaragaman spesies (species diversity) suatu komunitas diartikan sebagai berbagai macam
organisme yang menyusun suatu komunitas. Keanekaragaman jenis adalah suatu ekspresi dari
struktur komunitas, dimana suatu komunitas dikatakan memiliki keanekaragaman jenis tinggi,
jika proporsi antar jenis secara keseluruhan sama banyak. Makroinvertebrata Perairan adalah
hewan yang tidak bertulang belakang yang hidup pada substrat dasar air laut atau sungai yang
menempel pada air maupun Lumpur. Makroinvertebrata sangat peka terhadap perubahan
lingkungan perairan yang ditempatinya, sehingga invertebrata sering dijadikan sebagai indikator
ekologi dari suatu ekosistem perairan. Jumlah spesies, keanekaragaman Serta adanya kelompok
fungsional pada komunitas mikro invertebrata dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan
kualitas dari suatu perairan. Hasil pene;itian menunjukkan bahwa tingkat pencemaran none
memiliki nilai indeks keanekaragaman paling tinggi jika dibandingkan dengan tingkat
pencemaran yang lain yang disebabkan karena kondisi perairan tidak tercemar. Sedangkan pada
tingkat pencemaran savare memiliki nilai indeks keanekaragaman paling rendah.

Kata Kunci : Perairan, Pencemaran, Makroinvertebrata.

PENDAHULUAN Komunitas merupakan


kumpulan populasi yang hidup pada
Latar Belakang
suatu lingkungan tertentu atau habitat
Ekosistem perairan, baik fisik tertentu yang saling berinteraksi
perairan sungai, danau, maupun dan secara ber-sama membentuk tingkat
perairan pesisir dan laut merupakan trofik. Dalam komunitas, jenis
suatu himpunan integral dari komponen organisme yang dominan akan
abiotik (fisik dan kimia) dan biotik mengendalikan komunitas tersebut,
(organisme hidup) yang berhubungan sehingga jika jenis organisme yang
satu sama lain dan saling berinteraksi dominan tersebut hilang akan
membentuk suatu struktur fungsional. menimbulkan perubahan-perubahan
Perubahan pada salah satu komponen penting dalam komunitas.
tersebut tentu akan mempengaruhi Keanekaragaman spesies (species
keseluruhan sistem kehidupan yang ada diversity) suatu komunitas diartikan
di dalamnya (Saputra, Marjono, Sari, & sebagai berbagai macam organisme
Suwarno, 2015, p. 69) yang menyusun suatu komunitas.
Keanekaragaman jenis adalah suatu atau berpindah. Makroinvertebrata
ekspresi dari struktur komunitas, termasuk makhluk hidup yang
dimana suatu komunitas dikatakan menempati dalam air secara alami
memiliki keanekaragaman jenis tinggi, (indigenous residence). Jenis
jika proporsi antar jenis secara makroinvertebrata yang dapat
keseluruhan sama banyak. (Rizkya, memantau kualitas perairan air tawar
2012, p. 2). yaitu, gastropoda pelecypoda, crustacea
dan insecta (Siahaan, 2015, p. 3)
Menurut Saputra, Marjono, Sari,
& Suwarno, (2015, p. 69) Struktur Makroinvertebrata sangat peka
komunitas memiliki lima tipologi atau terhadap perubahan lingkungan perairan
karakteristik, yaitu keanekaragaman, yang ditempatinya, sehingga
dominansi, bentuk dan struktur invertebrata sering dijadikan sebagai
pertumbuhan, kelimpahan relatif serta indikator ekologi dari suatu ekosistem
struktur trofik. Konsep komunitas perairan. Jumlah spesies,
sangat relevan diterapkan dalam keanekaragaman Serta adanya
menganalisis lingkungan perairan kelompok fungsional pada komunitas
karena komposisi dan karakter dari mikro invertebrata dapat dijadikan
suatu komunitas merupakan indikator sebagai acuan dalam menentukan
yang cukup baik untuk menunjukkan kualitas dari suatu perairan.
keadaan dimana komunitas berada. Keanekaragaman jenis
makroinvertebrata pada perairan dapat
Makroinvertebrata Perairan
dijadikan suatu kondisi ekosistem
adalah hewan yang tidak bertulang
perairan karenanya maka invertebrata
belakang yang hidup pada substrat dasar
mempunyai batasan kisaran toleransi
air laut atau sungai yang menempel
yang terdapat pada kualitas ekosistem
pada air maupun Lumpur.
perairan untuk menormalkan
Makroinvertebrata perairan dapat dilihat
metabolisme tubuhnya (Sinaga, 2015, p.
secara langsung tanpa menggunakan
23)
alat bantu seperti mikroskop.
Makroinvertebrata dapat dijadikan Menurut (Gani, 2017, p. 40)
bioindikator karena hidupnya melekat Makroinvertebrata perairan termasuk
pada substrat serta motilitasnya yang faktor biotik pada ekosistem perairan
rendah sehingga tidak mudah bergerak yang dapat memberikan gambaran
mengenai kondisi fisik, kimia serta Jambi. Waktu praktikum dilakukan
biologi dari suatu perairan sehingga pada hari Kamis, 11 November 2021,
dapat digunakan sebagai indikator Pukul 10:00 WIB. Alat yang digunakan
perairan. Perairan yang belum tercemar adalah media virtual yaitu
memiliki jumlah individu yang www.virtualbiologilab.org.
seimbang serta hampir terdapat semua
Prosedur kerja pada praktikum
spesies, sebaliknya perairan yang
kali ini yaitu dibuka link berikut:
tercemar mengakibatkan individu yang
http://virtualbiologylab.org/population-
tidak merata yang cenderung terdapat
ecology/ , dilih “Ecology Models” lalu
spesies yang mendominasi. Suhu
Klik judul “Biodiversity Ecology, diklik
perairan yang bervariasi tergantung
Launch Model pada Model 2.
adanya faktor pencemaran pembuangan
“Estimating Stream Biodiversity”. Pada
limbah dan dapat menyebabkan
layar terdapat menu “pollution” untuk
peningkatan suhu perairan sehingga
memilih tingkat pencemaran pada
mengganggu kehidupan perairan.
ekosistem perairan yang akan diamati.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka
Pilih opsi “None” untuk simulasi
pelaksanaan praktikum ini bertujuan
pertama, diatur “sampling-time”pada
untuk mengetahui keanekaragaman
bagian layar menjadi 500, dibuka
jenis pada perairan dengan tingkat yang
perangkap dengan klik “open siene”,
berbeda.
diklik “go”untuk memulai simulasi.
Tujuan Dihentikan simulasi pada satuan waktu
(sampling time) 100 dengan cara men-
Adapun tujuan dilaksanakannya
klik “Go”, diamati dan catat jumlah
praktikum ini yaitu untuk mengetahui
individu setiap spesies yang muncul di
keanekaragaman jenis invertebrata pada
kotak masing-masing spesies, diamati
perairan dengan tingkat pencemaran
dan catat jumlah seluruh jenis (Total
yang berbeda.
Species) dan jumlah seluruh individu
METODE yang tertangkap (Total Catch) dapat

Praktikum ini dilaksanakan di dilihat di bagian bawah, dilanjutkan

rumah praktikan tepatnya di Jl. Jambi- simulasi di atas untuk waktu sampling

Palembang KM 26 Desa Nagasari, Kec. 200, 300, 400, dan 500. Perangkap akan

Mestong, Kab. Muaro Jambi, Provinsi menutup dengan sendirinya


(menghilang dari layer) setelah waktu berikutnya yaitu “moderate” dan
sampling (sampling-time) habis, “severe” (langkah 1-12). Dimasukkan
diulangi percobaan (simulasi) yang hasil kedalam tabel, lalu dihitung.
sama pada tingkat pencemaran

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Adapun hasil yang didapat yaitu sebagai berikut :

Tabel Hasil Pengamatan

No Spesies Jumlah Individu


None Moderete Severe
100 200 300 400 500 100 200 300 400 500 100 200 300 400 500
1 Caddisfly 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Mayfly 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Stonefly 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Rif.Beetle 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 W.Penny 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
6 Gill Snail 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Dobsonfly 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Cranefly 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
9 Dragonfly 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
10 Crayfish 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Sowbug 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
12 Worm 1 1 5 7 7 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1
13 Black Fly 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Midge 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Leech 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 LungSnail 1 1 0 0 1 0 0 1 1 3 0 0 1 1 1
Total 33 14 9
Grafik

None Moderate Severe

Hitungan
Pembahasan terbanyak yaitu W. Penny, dragonfly,
worm dan lung snail.
Hasil simulasi keanekaragaman
jenis invertebrata perairan yang Spesies invertebrata yang paling
dilakukan dengan tingkat pencemaran banyak ditemukan pada simulasi yaitu
yang berbeda yaitu none, moderate dan Worm atau cacing dengan jumlah
severe dengan 16 spesies. Jumlah total individu sebanyak 21 individu yang
individu yang ditemukan adalah 56 dari ditemukan relatif spesies yaitu 63%.
ketiga tingkat pencemaran. Pada Hal tersebut menunjukkan bahwa
tingkat pencemaran none didapatkan kelimpahan relatif pada cacing termasuk
jumlah keseluruhan individu yang banyak. Kelimpahan individu tertinggi
ditemukan adalah 33. Diantara 33 yang didapatkan pada pengamatan
spesies ditemukan 5 spesies yaitu kemungkinan karena cacing merupakan
Worm, Dragonfly. Cranefly, Crayfish, indikator pengukuran perairan yang
Lung Snail. Pada tingkat presentasi tercemar. Cacing merupakan spesies
moderat jumlah total individu yang yang tetap ada walaupun tingkat
ditemukan adalah 14. Diantara 14 pencemaran tinggi, tetapi tidak semua
spesies ditemukan 4 spesies yaitu spesies bertahan dengan tingkat
Cranefly, Worm, Swobug, Lung snail. pencemaran yang tinggi. Rendahnya
Sedangkan pada tingkat pencemaran nilai kelimpahan pada spesies Gilled
savare didapatkan jumlah keseluruhan Snail dapat disebabkan karena
individu yang ditemukan adalah 9. sedikitnya vegetasi air yang digunakan
Diantara 9 spesies ditemukan 4 spesies sebagai habitat oleh spesies tersebut.
Indeks Keragaman (H') pada yang tinggi, yang menyebabkan
makroinvertebrata masing-masing penyebaran dari jumlah individu spesies
spesies pada simulasi berada pada tidak merata karena spesies tersebut
kategori sedang yaitu pada tingkat hidup secara bergerombol pada substrat
pencemaran none didapat indeks perairan. Indeks keanekaragaman
keanekaragaman 1,06, tingkat ditentukan oleh jumlah jenis dan jumlah
pencemaran moderate didapatkan individu dari setiap genus.
indeks keanekaragaman 0,98, termasuk
Berdasarkan hasil simulasi maka
rendah, sedangkan di tingkat
dapat diketahui bahwa keanekaragaman
pencemaran savare diperoleh indeks
jenis di perairan termasuk
keanekaragaman 1.2. Jika 1 < H' < 3,
makroinvertebrata sangat dipengaruhi
maka keanekaragaman termasuk
oleh kondisi habitat serta vegetasi
sedang, produktivitas cukup, kondisi
penyusun suatu perairan sehingga
ekosistem yang seimbang, serta tekanan
menjaga keseimbangan ekosistem
ekologi sedang. Menurut Gani, (2017,
perairan dan agar keanekaragaman jenis
p. 41) mengatakan bahwa jika
diperairan tetap terjaga, kondisi habitat
keanekaragaman dikategorikan sedang
dan vegetasinya harus selalu
maka tingkat pencemaran pada
dilestarikan.
ekosistem tersebut berada pada kondisi
tercemar ringan sampai sedang. Kesimpulan

Tingkat pencemaran none Dari praktikum yang telah

memiliki nilai indeks keanekaragaman dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

paling tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pencemaran none memiliki nilai

tingkat pencemaran yang lain yang indeks keanekaragaman paling tinggi

disebabkan karena kondisi perairan jika dibandingkan dengan tingkat

tidak tercemar. Sedangkan pada tingkat pencemaran yang lain yang disebabkan

pencemaran savare memiliki nilai karena kondisi perairan tidak tercemar.

indeks keanekaragaman paling rendah Sedangkan pada tingkat pencemaran

karena terdapat bahan pencemar dari savare memiliki nilai indeks

aktivitas manusia dan keadaan sekitar keanekaragaman paling rendah karena

yang mengalir langsung ke perairan. terdapat bahan pencemar dari aktivitas

Spesies cacing mengalami kelimpahan manusia dan keadaan sekitar yang


mengalir langsung ke perairan. tercemar. Cacing merupakan spesies
Kelimpahan individu tertinggi yang yang tetap ada walaupun tingkat
didapatkan pada pengamatan pencemaran tinggi, tetapi tidak semua
kemungkinan karena cacing merupakan spesies bertahan dengan tingkat
indikator pengukuran perairan yang pencemaran yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Gani, A. (2017). KEANEKARAGAMAN JENIS INVERTEBRATA YANG


BERASOSIASI DENGAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI
PERAIRAN TELUK PALU KELURAHAN PANAU KOTA PALU. J.
Agrisains, 18(1), 38-45.
Rizkya, S. (2012). Studi Kelimpahan Gastropoda (Lambis spp.) pada Daerah Makroalga
di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. Journal of Management of Aquatic
Resources, I(1), 1-7.
Saputra, A., Marjono, Sari, D. P., & Suwarno. (2015). Keanekaragaman Makro-
invertebrata di Pantai Sepanjang, Gunungkidul, DI. Yogyakarta. Jurnal
Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam, 2(1), 69-73.
Siahaan, R. (2015). Keanekaragaman Makrozoobentos sebagai Indikator Kualitas Air
Sungai Cisadane, Jawa Batar Banten. Jurnal Bioslogos, 2(1), 1-9.
Sinaga, T. (2015). Keanekaragaman Makrozoobentos sebagai Indikator Kualitas
Perairan Danau Toba Balige Kabupaten Toba Samosir. Medan: Universitas
Sumatera Utara PRESS.
LAMPIRAN

Laporan sementara terlampir

REFLEKSI

1. Pengetahuan dan pengalaman apa yang didapatkan dalam praktikum ?


Jawab : dari praktikum ini saya lebih tau bahwa semakin banyak pencemaran
diair maka semakin sedikit spesies yang ditemukan
2. Kendala (kesulitan) apa saja yang ditemui saat pelaksanaan praktikum?
Jawab : sulitnya mungkin diperhitungan
3. Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan pelaksanaan praktikum yang akan
datang Jawab : Semoga ada system yang lebih baik untuk praktikum ekologi
kedepannya.
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner

Anda mungkin juga menyukai