Anda di halaman 1dari 5

EKOLOGI DAN FUNGSI IKAN

Ecology And Function Of Fish


Yayan Mardiansyah, Msi1, Khohirul Hidayah1, Asma Hanifah2, Nadhilah Sabila Ghaisani*3
Dosen Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1, Asisten Laboratorium2,
Mahasiswa Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta3
*Corresponding author: nadhsalghaisani@gmail.com

Abstract
Waters are a collection of water masses in a particular region, whether they are dynamic (moving or flowing) such as rivers and seas
as well as static lakes. The diversity of living places affects fish populations by adjusting to their environment. This practice was held
on Monday, November 6 at 07:30 to 10:00 pm. The observations were conducted at Ecology Laboratory, Central Laboratory Terpada
(PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The purpose of this practicum was to know and explain the number and types of fish food
sources derived from the lake ecosystem and to know and explain the ecological functions of fish from the lake ecosystem. The
method used in this practice was gastrointestinal analysis, in stomach Nila (Oreochromis niloticus) contains 83 Gambusia affinis, it
found intact because not yet through the process of digestion perfectly in the stomach, while in the stomach of Mujair (Oreochromis
mossambicus) found liquid filled that was very difficult to be identified because it has been through the process of perfect digestion.

Keywords: Fish feed, Mujair, Nila Stomach, Water ecosystem

PENDAHULUAN
Keanekaragaman tempat hidup mempengaruhi
Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan
ikan. Banyak variasi yang tak terhitung jumlahnya pada
hidup dan bereproduksi mencerminkan keseluruhan
ikan yang menyangkut masalah struktur, bentuk, sirip
toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel
dan sebagainya, merupakan modifikasi yang
lingkungan yang dihadapi organisme tersebut
dikembangkan ikan dalam usahanya untuk
(Campbell, 2004). Artinya bahwa setiap organisme harus
menyesuaikan diri terhadap suatu lingkungan tertentu.
mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi
Sungai yang deras dan sungai yang tenang memiliki
lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon
arus yang berbeda sehingga mempengaruhi kehidupan
morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan
perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan ikan. Danau yang dangkal dan yang dalam mempunyai

dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan bagi berbagai pola perubahan suhu secara musiman.

pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Tunas, Kedalaman samudra menyajikan kemungkinan untuk

2005). pegkhususan yang lain. Lingkungan perairan samudra

Suatu organisme dapat tumbuh dan berkembang yang tampak sama di berbagai daerah di dunia ini

dikarenakan adanya asupan energi berupa makanan. sebetulnya sama sekali berbeda dalam hal sifat kimiawi

Organisme seperti ikan adalah salah satu fauna atau airnya, tipe dasarnya dan perubahan musimnya. Ikan

biota di perairan darat dan laut yang menjadi sumber menyesuaikan diri terhadap segala kondisi tersebut

makanan manusia dan pemangsa lainnya. Ikan adalah (Chahaya, 2003).


Beberapa faktor diperkirakan mengancam
anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin)
kelangsungan hidup ikan, yaitu perubahan atau
yang hidup di air dan bernafas dengan insang. Ikan
lenyapnya habitat (habitat alteration/habitat loss),
merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka
introduksi ikan asing (exotic special/alien species),
ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27000 di
eksploitasi yang berlebih (over fishing), pencemaran
seluruh dunia (Ewusie, 1990).
perairan, persaingan penggunaan air (pembuatan
bendungan atau saluran irigasi), dan perubahan iklim 7. Panjang Sebelum Sirip Dubur (PAL)
global (Dudgeon, 2000). 8. Tinggi Kepala (HD)
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk 9. Tinggi Badan (BD)
mengetahui dan menjelaskan jumlah dan jenis sumber 10. Tinggi Panjang Ekor (ED)
makanan ikan yang berasal dari ekosistem danau dan 11. Jarak Antara 2 Mata (IW)
untuk mengetahui serta menjelaskan fungsi ekologi ikan 12. Panjang Dasar Sirip Punggung (LDB)
dari ekositem danau. 13. Panjang Dasar Sirip Punggung 2 (LDB 2)
METODOLOGI 14. Panjang Dasar Sirip Dubur (LAB)
15. Panjang Dasar Sirip Perut (LPVF)
Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 6
16. Panjang Sirip Dada (LPCF)
November pukul 07:30 hingga 10:00 WIB. Pengamatan
17. Panjang Sirip Ekor Bagian Atas (LUCL)
dilakukan di Laboratorium Ekologi, Pusat Laboratorium
18. Panjang Sirip Ekor Bagian Bawah (LUCL)
Terpada (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
19. Panjang Sirip Ekor Bagian Tengah (LMCR)
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah akuades dan ikan Nila (Oreochromis niloticus) Pengamatan Lambung Ikan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan yang sudah mati di letakan di baki bedah,
alat bedah, cawan petri, timbangan analitik, mikroskop kemudiah dipisahan organ dalam dan saluran
cahaya, mikroskop stereo, pipet, baik bedah dan tissue. pencernaannya, kemudian pisahkan lambung ikan
Cara Kerja kemudian simpan di cawan petri, timbang lambung
Pengukuran Morfometri Ikan kemudian lambung di buka dan di encerkan dengan
Ikan di ambil dari habitatnya langsung yaitu di akuades 5 ml, setelah di encerkan kemudian di ambil
perairan Situ Gintung kota Tangerang Selatan, ikan yang isian lambung (bisa berupa padatan atau cairan) untuk di
sudah mati ditimbang kemudian diletakan di atas baki amati di mikroskop dan dicatat jenis yang ditemukan,
bedah kemudian diidentifikasi dan di ukur Analisis secara deskriptif dan presentasi dari jumlah
morfometrinya yaitu: jenis makanan yang ditemukan di saluran pencernaan.
Analisis Data
1. Kerapatan sel untuk analisis plankton di
hitung dengan rumus:
N= p x c x 100
Dengan:
P= Jumlah Jenis Plankton

1. Panjang Total (TL) C= Volume Pengenceran


2. Panjang Standar (SL)
3. Panjang Kepala (HL) 2. Presentasi prefensi makanan ikan di hitung
4. Panjang Sebelum Sirip Dorsal (PDL) dengan rumus:
5. Panjang Sebelum Sirip Dorsal 2 (PDL 2)
%=
6. Panjang Sebelum Sirip Perut (PPL)
PEMBAHASAN ikan telah di sesuaikan dengan makanan yang
Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) dikonsumsi oleh ikan tersebut, agar proses pencernaan
merupakan ikan konsumsi air tawar. Ikan mujair berasal makanan dapat berlangsung secara optimum. Ikan Nila
dari perairan Afrika dan untuk pertama kalinya di (Oreochromis nilaticus) dan ikan mujair (Oreochromis
temukan di Indonesia pada muara sungai Serang, pantai mossambicus) adalah ikan omnivora yang memiliki
selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair saluran pencernaan lebih panjang di bandingkan dengan
memiliki toleransi yang tinggi terhadap kadar garam atau ikan herbivora dan karnivora karena jenis makanan yang
salinitas air. Pertumbuhanya cepat, tapi setelah dewasa, dimakan seperti tumbuh-tumbuhan dan ikan ikan kecil
percepatan pertumbuhannya menurun. Panjang total lebih susah hancur sehingga membutuhan waktu yang
maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm lama untuk mencernanya (Tunas, 2005).
dan masih satu kerabat degan ikan nila (Oreochromis Berdasarkan tabel 1 hasil pengamatan lambung
niloticus (Hardjamulia, 1975). ikan nila (Oreochromis nilaticus) berisi hampir 90%
Ikan nila (Oreochromis niloticus) didatangkan ikan-ikan kecil yang belum tercerna karena bentuknya
dari Taiwan ke Indonesia sekitar tahun 1969 dan masih utuh, ikan nila yang diambil dari keramba masih
sekarang telah menyebar ke seluruh propinsi di sangat segar dan masih hidup saat proses pengamatan,
Indonesia baik dalam bentuk ikan budi daya maupun setelah diencerkan dengan 7mL akuades, jenis makanan
bukan ikan budi daya. Ikan nila merupakan ikan yang yang di analisis pada lambung ikan nila adalah ikan cere
hidup di air tawar, banyak juga ditemukan pada perairan (Gambusia affinis) berjumlah 83 ekor, yang di duga
rawa. Ikan ini bernilai ekonomis penting serta termasuk menjadi pakan yang diberikan nelayan untuk ikan di
komoditas ekspor (Hardjamulia, 1975). keramba perairan Situ Gintung, sedangkan pada
Pada negara berkembang ikan nila dikonsumsi pengamatan isi lambung ikan mujair (Oreochromis
sebagai sumber protein yang sangat potensial. Untuk mossambicus) sudah tidak bisa teridentifikasi karena
meningkatkan produksi ikan ini, diperlukan tersedianya sudah berupa cairan.
benih yang berkualitas, yaitu mempunyai pertumbuhan Makanan yang telah tercerna di dalam lambung
cepat, tingkat mortalitas rendah serta bentuk yang dan telah hancur disebut dengan deritrus. Deritrus yang
menarik (Hanif, 1991). biasa ditemuan dalam lambung ikan telah melewati
Ikan nila (Oreochromis nilaticus) merupakan proses pencernaan makanan yang mengubah partikel
ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan besar menjadi partikel berukuran kecil dan halus
merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air sehingga tidak bisa lagi diidentifikasi (Tunas, 2005).
tawar, cara budidaya yang relatif mudah, harga yang Mekanisme respons ikan terhadap pakan diawali
terjangkau dan ikan nila termasuk ikan yang toleran dari adanya stimuli olfactori yang ditangkap oleh neuron
terhadap lingkungan sekitarnya, inilah yang membuat khusus, dinamakan olfactory sensory neuron (OSNs),
ikan nila banyak di minati sebagai sumber budidaya yang ditemukan pada epitel olfactori. Selanjutnya OSNs
masyarakat (Diansari, 2013). mentransmisi informasi sensori dari hidung ke sistem
Pada praktikum ini dilakukan analisis lambung syaraf pusat (Michael, 2006).
ada ikan Nila (Oreochromis nilaticus) untuk kelompok 6 Dijelaskan oleh Rahardjo et al tahun 2011,
yang berasal dari keramba di perairan sekitar Situ bahwa pelacakan makanan merupakan fungsi penghidu
Gintung Kota Tangerang Selatan. Saluran pencernaan yang utama pada ikan yang makan dalam cahaya
temaram atau mencari obyek yang dapat dimakan di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatra
antara material dasar dan tumbuhan. Utara, USU.
Ikan dalam ekosistem perairan, ikan Dudgeon, D. (2000). Tropical Asian Streams:
memiliki peranan penting dalam menjaga Zoobenthos, Ecology and Conservation, Hongkong

keseimbangan ekosistem perairan. Ikan menduduki University Press: Hongkong


Ewusie.(1990). Pengantar Ekologi Tropika. ITB
posisi dalam rantai makanan yang cukup penting,
PRESS: Bandung
dengan jumlah indidvidu dan komposisi jenis
Koesbiono. (1980). Biologi Laut. IPB PRESS:
yang sangat banyak menyebabkan ikan berperan
Bogor
penting dalam ekonomi dan ekologi samudra.
Tunas, Arthama Wayan. (2005). Patologi Ikan
Sebagai jembatan penghubung antara kelompok Toloestei. Penerbit Universitas Gadjah Mada PRESS:
herbivora dan kelompok trofik selanjutnya, ikan Yogyakarta
berada pada posisi yang strategis dalam rantai Hardjamulia, A. (1975). Penurunan kualitas
makanan (Hanif, 1991). induk ikan. Makalah pada Pertemuan Penelaahan
Pertumbuhan ikan akan meningkat jika pakan Peningkatan Mutu Induk Ikan BBI di Cibogo. Balai
yang diberikan dapat dicena dengan baik oleh ikan, Perikanan Air Tawar: Bogor
sehingga energi yang diperoleh ikan dapat dimanfaatkan Hanif, S. (1991). Peningkatan Mutu Benih Ikan
secara optimum. Adanya enzim pencernaan dalam tubuh Nila Melalui Penerapan Teknik Persilangan . Prosiding
ikan dapat meningkatkan daya cerna ikan terhadap pakan Seminar Hasil Penelitian Genetika Ikan. Pusat
serta dapat memacu pertumbuhan ikan (Suparjo, 2010). Penelitian dan Pengembangan Perikanan dan Direktorat
KESIMPULAN Jenderal Perikanan Departemen Pertanian: Jakarta.
Diansari, Endang Arini & Tita Elfitasari. (2013).
Habitat ikan nila dan ikan mujair terdapat di
Pengaruh Kepadatan Yang Berbeda terhadap
keramba perairan Situ Gintung. Ikan Nila Kehidupan Dan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis
(Oreochromis nilaticus) dan ikan mujair (Oreochromis nilaticus) Pada Sistem Resirkulasi Dengan Filter Zeolit.
mossambicus) termasuk kedalam ikan jenis omnivora ITB: Bandung
yaitu pemakan dari sumber hewani dan nabati, Michael, W.C. (2006). Chemoreceptions. In
karena memiliki saluran pencernaan panjang untuk Evans, D.H. laiborne.
mencerna bahan makanan seperti tumbuhan Suparjo. (2010). Analisis Bahan Pakan Se4cara

maupun ikan kecil. Peranan ikan di perairan adalah Kimiawi: Analisis Proksimat dan Analisis Serat.
Universitas Jambi PRESS: Jambi
untuk menjaga keseimbangan ekosistem perairan.
Rahardjo, M.F., Sjafei, D.J., Affandi, R., &
DAFTAR PUSTAKA Sulistiono. 2011. Iktiology. Lubuk Agung: Bandung

Campbell. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid III.


Erlangga: Jakarta
Chahaya, I. (2003). Ikan sebagai Alat Monitor
Pencemaran, [Jurnal]: Bagian Kesehatan Lingkungan
LAMPIRAN

1. Lambung ikan sebelum di encerkan dengan


akuades 7 mL
2. Gambar ikan secara utuh
3. Isi lambung setelah di encerkan

1 2 3

Anda mungkin juga menyukai