Anda di halaman 1dari 12

OSMOREGULASI

Nama : Ajeng Hayuning Maheswari


NIM : B1A021042
Rombongan : A1
Kelompok : 5
Asisten : Edith Nadya Apriliani

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO

2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kasvarin et al., (2022) osmoregulasi adalah proses pengaturan


konsentrasi cairan dengan menyeimbangkan pemasukkan serta pengeluaran
cairan tubuh. Osmoregulasi berarti secara aktif mempertahankan konsentrasi
osmotik dalam cairan ekstraseluler terhadap osmolaritas air di sekitarnya (Dogan
& Canli, 2018). Makhluk hidup harus mempertahankan kekonstanan volume
air dalam tubuhnya melalui mekanisme dimana jumlah air yang masuk harus
sama dengan jumlah air yang keluar. Tidak hanya keseimbangan air,
mekanisme osmoregulasi juga meliputi kandungan zat terlarut dan distribusi zat
terlarut. Kebanyakan osmoregulasi terjadi pada hewan akuatik, yang hidup
dalam kadar salinitas yang cukup bervariasi dan tinggi.
Hewan memiliki kemampuan osmoregulasi yang berbeda beda
tergantung jenis dan habitatnya. Berdasarkan kemampuan dalam osmoregulasi,
hewan terbagi menjadi dua jenis, yaitu hewan osmokonformer (stenohalin) dan
hewan osmoregulator(euryhalin). Hewan osmokonformer, yaitu hewan yang
tidak mampu mempertahankan tekanan osmotik (Sinyo et al., 2022).
Osmokonformer dapat juga diartikan sebagai iktiofauna yang tidak tahan dengan
perubahan nilai salinitas yang besar yang disebut stenohalin (Yudistira et al.,
2019). Misalnya ikan yang hidup di perairan tawar tidak dapat hidup di perairan
laut, yaitu ikan Nilem (Osteichilus vittatus) (Aryani, 2014).
Menurut Aisah (2016) osmoregulator adalah organisme yang
mempunyai mekanisme fisiologis untuk mengatur kandungan garam pada cairan
internalnya. Kebanyakan binatang estuari adalah osmoregulator atau mempunyai
kemampuan untuk mengatur keadaan dengan kondisi konsentrasi garam internal
yang berfluktuasi. Selain itu, memiliki mekanisme untuk mempertahankan
osmolaritas internal tubuhnya, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
dehidrasi. Hewan yang dapat bertahan dengan perubahan salinitas yang besar
yang disebut euryhaline, contohnya ikan Nila (Oreochromis niloticus) (Yudistira
et al., 2019). Ikan Nila (Oreochromis niloticus) tahan terhadap peningkatan
salinitas atau dengan kata lain dapat beradaptasi dengan mudah terhadap
peningkatan salinitas, sehingga di golongkan sebagai ikan osmoregulator
(Dogan & Canli, 2018).
Tingginya perbedaan tingkat osmotik pada ikan akan berpengaruh
terhadap laju pertumbuhan ikan, karena energi yang didapatkan dari pakan akan
dialokasikan untuk menyeimbangkan mekanisme kerja osmotik tubuh dalam hal
ini untuk proses osmoregulasi (Klau et al., 2020). Salinitas merupakan
presentase kadar garam dalam air dan merupakan faktor pembatas bagi hewan
akuatik sehingga mempengaruhi metabolisme tubuh (Ratna & Trijoko, 2019).
Tinggi rendahnya salinitas di suatu perairan baik itu air tawar, payau maupun
perairan asin akan mempengaruhi keberadaan organisme yang ada di perairan
tersebut, hal ini sangat terkait erat dengan tekanan osmotik dari ikan untuk
melangsungkan kehidupannya. Apabila salinitas optimal maka nafsu makan ikan
akan meningkat, konsumsi pakan dapat maksimal, sehingga energi untuk
pertumbuhan menjadi maksimal (Klau et al., 2020).

B. Tujuan

Tujuan praktium Fisiologi Hewan II Acara V dengan judul praktikum


“Osmoregulasi” adalah untuk mempelajari osmoregulasi pada hewan euryhalin
(hewan yang mampu hidup dalam perairan dengan salinitas yang cukup luas),
Ex : ikan nila (Oreochromis niloticus) dan hewan stenohalin (hewan yang hidup
dalam perairan dengan salinitas yang sempit), Ex : ikan nilem (Osteochilus
vittatus).
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah akuarium, hand
refraktometer, saringan, timbangan digital, gelas yang utuh, gelas yang
dilubangi, oven, dan timer.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu larva dari ikan
Nila (Oreochromis niloticus) dan ikan Nilem (Osteochilus vittatus), ikan Nila
ukuran 100 gram (Oreochromis niloticus), ikan Nilem (Osteochilus vittatus)
ukuran 100 gram, air dengan bersalinitas yang berbeda - beda (0, 5, 10, 15, 20,
25, 30 ppt), kertas label, benang, dan alumunium foil.

B. Cara Kerja

Pada praktium osmoregulasi, metode percobaan yang dilakukan adalah


sebagai berikut :

1. Percobaan 1 (Pengamatan Toleransi Salinitas)

a. Direct Transfer

1) Salinitas air 0 ppt, 10 ppt, 20 ppt, dan 30 ppt diletakkan pada


wadah yang berbeda

2) Larva ikan nilem atau nila sebanyak 5 ekor dimasukkan pada 4


salinitas berbeda

3) Larva ikan pada masing-masing salinitas diamati dan dihitung


jumlah larva yang hidup pada menit 10’, 20’, 30’, & 40’

Nt
4) Nilai sintasan dihitung dengan rumus: SR= ×100 %
N0

Keterangan :

SR = Sintasan

Nt = Jumlah ikan hidup setelah perlakuan

N0 = Jumlah ikan awal


b. Gradual Transfer

1) Larva ikan nila atau nilem disiapkan sebanyak 5 ekor & dan 5
wadah dengan 1 wadah yang dilubangi

2) Jumlah larva hidup dihitung setiap memindahkannya ke salinitas


yang lebih tinggi untuk mengetahui nilai sintasan

Nt
3) Nilai sintasan dihitung dengan rumus: SR= ×100 %
N0

Keterangan :

SR = Sintasan

Nt = Jumlah ikan hidup setelah perlakuan

4) N0 = Jumlah ikan awal

2. Percobaan 2 ((Pengukuran Kadar Air Ikan pada Salinitas yang Berbeda)

a. Ikan nila dan nilem ditimbang beratnya sebelum diberi


perlakuan

b. Ikan ditempatkan dalam salinitas air 0, 10, 20, 30 ppt (selama 24


jam)

c. Ikan diambil dan ditimbang sebagai berat basah

d. Ikan dioven pada suhu 70℃ Selama 1 minggu

e. Ikan ditimbang sebagai berat kering

BB−BK
f. Kadar air ikan dihitung dengan rumus : KA = ×100 %
BB

Keterangan :

KA : Kadar Air

BB : Berat Basah

BK : Berat Kering
3. 1. Disiapkan dua
ekor lele ukuran
besar dan kecil
(Clarias gariepinus)
4. 2. Ditimbang
(bobot basah ikan
awal dan akhir)
5. 3. Dioven selama
70˚C selama 7 hari
6. 4. Diblender
7. 5. Dicetak
menjadi pelet
8. 6. Ditimbang
kembali (bobot
kering ikan awal dan
akhir)
9. 7. Energi diukur
dengan Bomb
Calorimeter
10. 1. Disiapkan dua
ekor lele ukuran
besar dan kecil
(Clarias gariepinus)
11. 2. Ditimbang
(bobot basah ikan
awal dan akhir)
12. 3. Dioven selama
70˚C selama 7 hari
13. 4. Diblender
14. 5. Dicetak
menjadi pelet
15. 6. Ditimbang
kembali (bobot
kering ikan awal dan
akhir)
16. 7. Energi diukur
dengan Bomb
Calorimeter
DAFTAR PUSTAKA

Khalil, M., Mardhiah, A., &


Rusydi, R. 2015. Pengaruh
penurunan salinitas
terhadap
laju konsumsi oksigen dan
pertumbuhan ikan kerapu
lumpur (Epinephelus
tauvina). Acta Aquatica:
Aquatic Sciences Journal,
2(2), pp. 23-78
KWang, W.B., Dezieck, A.
and Peng, B.J., 2022.
Measuring Size-Dependent
Enthalpy
Alterations in Dry Milled
White Rice via Bomb
Calorimetry. Journal of
Food
and Nutrition Research,
10(1), pp.74-80
Wang, W.B., Dezieck, A.
and Peng, B.J., 2022.
Measuring Size-Dependent
Enthalpy
Alterations in Dry Milled
White Rice via Bomb
Calorimetry. Journal of
Food
and Nutrition Research,
10(1), pp.74-80
Azhari, A., Muchlisin,
Z.A. and Dewiyanti, I.,
2017. Pengaruh padat
penebaran
terhadap kelangsungan
hidup dan pertumbuhan
benih ikan seurukan
(Osteochilus Vittatus).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kelautan dan Perikanan
Unsyiah, 2(1), pp.12-19.
Aryani, N. 2014. Ikan dan Perubahan Lingkungan. Padang : Universitas Bung Hatta
Press

Aisah, T. S. 2016. Kelimpahan Dan Keanekaragaman Zooplankton Di Estuari


Cipatireman Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten
Tasikmalaya. (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).

Dogan, A., & Canli, M. 2019. Investigations On The Osmoregulation System Of


freshwater Fish (Oreochromis niloticus) Exposed To Mercury In Differing
Salinities. Turkish Journal Of Fisheries And Aquatic Sciences, 19(12),
1061-1068.

Kasvarin, T., Handayani, L., & Syahputra, F. 2022. Histologi Insang Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) yang Dipertahankan pada Media Salinitas dengan
Penambahan Kalsium Cangkang Langit (Faunus ater). Jurnal TILAPIA,
3(1), 17-27.
Ratna, C. D. S., & Trijoko, T. 2019. Effects of Chlorella sp. Additions on the
Changes of Visceral Mass and Proximate Contents of Shellfish. Jurnal
Biologi UNAND, 7(2), 79-90.

Sinyo, Y., Anggoro, S., & Soeprobowati, T. R. 2022. Osmoregulasi Dan Bioekologi
Moluksa Teredo navalis Linnaeus 1758 Pada Habitat Mangrove Yang
Mengalami Stress Osmotik Lingkungan Di Halmahera Timur. Techno:
Jurnal Penelitian, 11(1), 1-11.

Yudistira, Y., Jusmaldi, J., & Hendra, M. 2019. Keanekaragaman Dan Komposisi
Ikan Pada Kondisi Pasang Dan Surut Di Muara Sungai Kelay Kabupaten
Berau Kalimantan Timur. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA, 10(2),
173-182.

Anda mungkin juga menyukai