Anda di halaman 1dari 2

ACARA PRAKTIKUM III

PENGARUH ZAT PENGHAMBAT TUMBUH (PAKLOBUTRAZOL) TERHADAP


PERTUMBUHAN CATHARANTUS ROSEUS

A. Teori
Definisi zat penghambat tumbuh menurut Cathey (1975), adalah suatu tipe senyawa
organik baru yang menghambat pemanjangan batang, meningkatkan warna hijau daun dan
secara tidak langsung mempengaruhi pembungaan tanpa menunjukkan pertumbuhan yang
abnormal. Pemberian zat penghambat tumbuh pada tanaman dapat menghambat biosintesa
giberelin (Dick, 1979) dan menurut Wenver (1972) efek pemberian zat penghambat tumbuh
bervariasi tergantung susunan kimia senyawa dan spesies tanaman. Retardan tidak terdapat
secara alamiah di dalam tanaman. Fungsi retardan di dalam tanaman digantikan oleh kerja sama
asam fenolik dan ABA.

Asam-asam fenolik bersama ABA menghambat perpanjangan batang, akar serta


menghambat perkecambahan biji dan pertunasan. Retardan diserap oleh tanaman melalui daun,
pembuluh batang atau akar, kemudian ditranslokasikan secara akropetal melalui xylem ke
bagian tanaman yang lain (lCl, 1986). Pada meristem sub apikal senyawa ini akan menghambat
biosintesis giberelin, yang selanjutnya akan menyebabkan penurunan laju pembelahan sel
sehingga menghambat pertumbuhan vegetatif dan secara tidak langsung akan mengalihkan
fotosintat ke pertumbuhan reproduktif untuk membentuk bunga, buah dan perkembangan buah
(Weaver, 1972). Adanya paklobutrazol menyebabkan biosintesis giberelin terhambat,
dialihkan ke pembentukan asam absisat (ABA) yang mengakibatkan pertumbuhan tunas
memendek.

Penggunaan paklobutrazol dapat melalui beberapa cara, antara lain dengan


penyemprotan pada daun tanaman (foliar spray), penyiraman pada media tumbuh (media
drench), serta melalui injeksi pada batang tanaman (injection).

B. Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh zat penghambat tumbuh terhadap pertumbuhan Zinnia


elegans.

C. Alat dan Bahan


Alat : Sprayer, penggaris, alat tulis, kamera.
Bahan : Catharantus roseus (tapak dara), paklobutrazol (chloropenyl dimethyl pentana
metane triazol), akuades.

D. Cara Kerja
1. Persiapan media tanam dimasukkan ke dalam pot.
2. Penanaman bibit/anakan tanaman.
3. Perlakuan dilakukan dengan menyemprotkan larutan dengan konsentrasi 0 ppm, 500
ppm, 750 ppm, dan 1000 ppm masing-masing sebanyak 10 kali semprotan.
4. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama dua minggu.
5. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, dan
kandungan klorofil daun.
6. Pengukuran kandungan klorofil menggunakan metode spektrofometri (Lichtenthaler &
Welburn (1983); Porra (2002)), dilakukan dengan cara :
 Pengukuran kandungan klorofil dilakukan di akhir mini project.
 Memotong daun segar dengan ukuran 1 x 1 cm (1 cm2) dan dilumatkan dalam mortar
dengan pelarut aceton 80 % sampai semua pigment terlarut.
 Hitung absorbansi filtrat menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
470 nm, 646 nm, dan 663 nm.
 Kandungan klorofil dapat ditentukan dengan menggunakan formulasi:
Klorofil a (μg/ml) = 12.21 (A663) - 2.81 (A646)
Klorofil b (μg/ml) = 20.13 (A646) - 5.03 (A663)
Total klorofil (μg/ml) = 17.3 (A646) – 7.18 (A663)
Dimana : A470, A646, dan A663 adalah nilai absorbansi pada panjang gelombang
470 nm, 646 nm, dan 663 nm hasil spektrofotometri.

Anda mungkin juga menyukai