Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576

Vol.6. No.3. Desember 2019 (52) 430- 437 https://talenta.usu.ac.id/jpt

Pertumbuhan Planlet Anggrek Dendrobium (Dendrobium sp.) secara In Vitro pada


Konsentrasi BAP dan NAA Berbeda

In vitro dendrobium orchid (Dendrobium sp.) plantlet growth in different concentration of BAP and
NAA

Siti Sakina*, Syaiful Anwar, Florentina Kusmiyati


Agroecotechnology, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University
Tembalang Campus, Semarang 50275 – Indonesia
*Corresponding authorl: ssakinaa98@gmail.com

ABSTRACT

In vitro dendrobium orchid plantlet growth is highly determined by the cytokinin and auxin
concentration. The aim of this research was to study the effect of 6-Benzylaminopurine (BAP) and
Naphthaeeneacetic Acid (NAA) on growth of Dendrobium orchid plantlet. The research was arranged
in completely randomized design (CRD) with two treatments. The first treatment was the
concentration of BAP (A1 : 0 ppm, A2 : 1 ppm, A3 : 2 ppm) and the second treatment was the
concentration of NAA (B0 : 0 ppm, B1 : 0,25 ppm, B2 : 0,50 ppm) with 4 replications. The observed
variables were number of buds, plantlet height, number of leaves, and length of leaves. The data
obtained were analyzed by Analysis of Variance and followed by Least Significance Different (LSD).
The result showed that treatment of BAP and NAA only significantly affected the number of buds
variable. The combination of BAP 1 ppm and NAA 0,25 ppm was the best treatment for increasing
number of buds of dendrobium orchid plantlet.
Keywords : dendrobium orchid, bap, naa

ABSTRAK

Pertumbuhan planlet anggrek dendrobium secara in vitro sangat ditentukan oleh konsentrasi hormon
sitokinin dan auksin yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh konsentrasi 6-
Benzylaminopurine (BAP) and Naphthaeeneacetic Acid (NAA) terhadap pertumbuhan planlet
anggrek dendrobium yang ditanam secara in vitro. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) dua faktor dengan faktor pertama adalah konsentrasi BAP (A1 : 0 ppm, A2 : 1 ppm, A3 : 2
ppm) dan faktor kedua adalah konsentrasi NAA (B0 : 0 ppm, B1 : 0,25 ppm, B2 : 0,50 ppm). Masing-
masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Variabel yang diamati adalah jumlah tunas, tinggi planlet,
jumlah daun, dan panjang daun. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dan
dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
BAP dan NAA hanya mempengaruhi pertumbuhan jumlah tunas. Perlakuan kombinasi BAP 1 ppm
dan NAA 0,25 ppm merupakan perlakuan yang paling optimal untuk pertumbuhan jumlah tunas
planlet dendrobium.
Kata kunci : anggrek dendrobium, bap, naa

PENDAHULUAN sebagai bunga potong dan tanaman pot


sehingga banyak dikembangkan dan
Tanaman anggrek dendrobium diperbanyak di Indonesia karena iklim di
merupakan salah satu komoditas tanaman hias Indonesia cocok untuk perbanyakan anggrek.
yang banyak digemari masyarakat dan Hal yang menjadi kendala dari perbanyakan
berpengaruh pada pasar dagang tanaman hias anggrek dendrobium adalah bijinya berukuran
Indonesia maupun internasional. Anggrek sangat kecil dan tanaman ini tidak memiliki
dendrobium juga memiliki potensi yang tinggi endosperma untuk menyimpan cadangan
430
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.6. No.3. Desember 2019 (52) 430- 437 https://talenta.usu.ac.id/jpt

makanan (Serliana et al., 2017). Hal ini Pemberian sitokinin dan auksin dengan
menyebabkan bibit anggrek yang dihasilkan konsentrasi optimum dan berimbang dengan
terbatas karena tanaman anggrek tidak dapat kandungan hormon endogen tanaman akan
diproduksi secara massal dengan metode merangsang pembelahan sel dalam
perbanyakan tanaman secara konvensional. pembentukan organ (Kartiman et al., 2018).
Solusi yang dapat dilakukan untuk Beberapa penelitian telah dilakukan
mengatasi hal tersebut adalah dengan untuk mengetahui kombinasi sitokinin dan
melakukan perbanyakan tanaman secara in auksin untuk perbanyakan anggrek secara in
vitro atau biasa dikenal dengan kultur in vitro. vitro. Penelitian sebelumnya yang dilakukan
Teknik kultur in vitro merupakan suatu metode Panjaitan (2005) menunjukkan bahwa
yang digunakan untuk menumbuhkan bagian kombinasi BAP dan NAA tidak memberikan
dari tanaman, seperti protoplasma, sel, pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan
sekelompok sel, jaringan, dan organ dalam planlet anggrek dendrobium namun hasil
kondisi yang aseptik (Zulkarnain, 2011). penelitian Nurana et al. (2017) menunjukkan
Penggunaan hormon tumbuhan atau zat bahwa penambahan kombinasi 2-iP 2 ppm dan
pengatur tumbuh merupakan salah satu faktor NAA 0 ppm pada media MS merupakan
keberhasilan dalam perbanyakan tanaman perlakuan terbaik untuk pertumbuhan planlet
anggrek secara in vitro. Pemberian zat anggrek dendrobium. Penelitian yang
pengatur tumbuh dapat memberikan respon dilakukan Markal et al. (2015) menunjukkan
yang berbeda-beda tergantung dengan jenis bahwa pemberian kombinasi BAP 1 ppm dan
dan konsentrasi yang diberikan (Nurana et al., NAA 0,50 ppm pada anggrek macan
2017). merupakan kombinasi terbaik untuk jumlah
Zat pengatur tumbuh yang digunakan daun anggrek macan setalah 8 minggu
dalam perbanyakan anggrek secara in vitro pengamatan. Hal tersebut menunjukkan perlu
antara lain sitokinin dan auksin. Sitokinin dilakukan penelitian mengenai kombinasi
berperan Dalam diferensiasi sel, proliferasi, auksin dan sitokinin yang paling optimal
serta morfogenesis (Yuswanti et al., 2015), dalam memacu pertumbuhan planlet anggrek
sementara auksin berperan dalam dendrobium.
meningkatkan pembelahan dan pemanjangan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
serta pertumbuhan akar adventif. pengaruh konsentrasi BAP dan NAA terhadap
BAP merupakan salah satu sitokinin pertumbuhan planlet anggrek dendrobium
turnunan adenin yang aktif dalam memacu yang ditanam secara in vitro.
pembentukan tunas (Sutriana et al., 2014) dan
dapat bekerja efektif dalam memacu BAHAN DAN METODE
pembentukan tunas, pembelahan sel, dan
perbanyakan tunas pada tanaman tertentu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
(Azis et al., 2017). Hormon auksin berperan Mei 2019 sampai dengan bulan September
dalam mengatur arah pertumbuhan dan 2019 di Sub Laboratorium Kultur Jaringan,
pemanjangan sel. NAA merupakan salah satu Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan
hormon dari golongan auksin yang dapat Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian
merangsang pembelahan dan perbesaran sel dan Laboratorium Tropical Marine
yang menyebabkan pertumbuhan pucuk-pucuk Biotechnology, Fakultas Perikanan dan
baru dan menginduksi akar (Febriyanti et al., Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang,
2017). Penambahan hormon auksin pada Jawa Tengah. Bahan yang digunakan dalam
jaringan tanaman anggrek dapat menstimulasi penelilitian ini adalah eksplan planlet anggrek
kerja hormon sitokinin yang meningkatkan Dendrobium sp. yang ditanam secara in vitro,
sintesis protein dan memacu terbentukanya media MS, agar pemadat, glukosa, spirtus,
sel-sel baru yang akan terdiferensiasi menjadi alkohol 70%, alkohol 96%, hormon BAP dan
organ tertentu (Paramartha et al., 2012). NAA.

431
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.6. No.3. Desember 2019 (52) 430- 437 https://talenta.usu.ac.id/jpt

Penelitian ini menggunakan rancangan Pengamatan dilakukan setiap minggu


acak lengkap (RAL) faktorial 3x3 dengan hingga minggu ke-8 dengan variabel
faktor perlakuan pertama adalah konsentrasi pengamatan yaitu jumlah tunas, tinggi planlet,
BAP dengan taraf A0 : 0 ppm, A1 : 1 ppm, A2 : jumlah daun dan panjang daun. Jumlah tunas
2 ppm. Faktor perlakuan kedua adalah diukur dengan menghitung jumlah tunas yang
konsentrasi NAA dengan taraf B0 : 0 ppm, B1 : muncul pada planlet, tinggi tanaman diukur
0,25 ppm, B2 : 0,50 ppm. Kombinasi dengan menggunakan penggaris dari pangkal
perlakuan yang dihasilkan sebanyak 9 dan batang hingga ujung daun tertinggi, jumlah
diulang sebanyak 4 kali ulangan sehingga daun diukur dengan menghitung jumlah daun
diperoleh 36 unit percobaan yang terdiri dari 1 pada planlet, dan panjang daun diukur dengan
tanaman di setiap unit. penggaris dari pangkal daun hingga ujung
Tahap pelaksanaan terdiri dari daun terpanjang. Data yang diperoleh
beberapa tahap yaitu, sterilisasi alat, dianalisis menggunakan analisis ragam dengan
pembuatan dan sterilisasi media kultur, taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh yang
penanaman eksplan, dan pengamatan. signifikan dilanjutkan uji beda nyata dengan
Sterilisasi Alat dilakukan dengan alat-alat uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.
yang akan digunakan dalam penelitian seperti
pinset, botol kutur dan cawan petri dicuci HASIL DAN PEMBAHASAN
bersih kemudian dikeringkan lalu cawan petri
disterilkan dengan oven listrik pada suhu Jumlah Tunas
126℃ selama 2 jam. Hasil analisis ragam menunjukkan
Pembuatan media kultur dilakukan bahwa perlakuan kombinasi BAP dan NAA
dengan larutan stok MS yang telah dibuat memberikan pengaruh yang nyata terhadap
diambil kemudian dicampur pada erlenmeyer jumlah tunas anggrek dendrobium (P<0,05).
lalu ditambahkan gula sebanyak 30 g/L serta Konsentrasi BAP dan NAA berpengaruh
hormon BAP dan NAA sesuai dengan taraf nyata terhadap jumlah tunas anggrek
yang dibutuhkan. Larutan media kemudian dendrobium (Tabel 1.) dengan perlakuan BAP
ditambahkan akuades hingga larutan tepat 1 ppm dan NAA 0,25 ppm dan BAP 0 ppm dan
pada batas volume kemudian pH nya diukur NAA 0,50 ppm menghasilkan jumlah tunas
hingga mencapai pH 5,8. Selanjutnya agar terbanyak yaitu sebesar 2,50 tunas. Jumlah
sebanyak 8 gr/L ditambahkan pada erlenmeyer tunas terendah didapatkan oleh perlakuan BAP
lalu larutan dipanaskan hingga mendidih. 1 ppm dan NAA 0,5 ppm dengan jumlah tunas
Larutan kemudian dituang ke dalam masing- sebesar 0,25 tunas.
masing botol kultur ± 25 ml kemudian ditutup Perlakuan BAP 0 ppm dan NAA 0 ppm
dengan alumunium foil. Media yang telah berbeda nyata dengan perlakuan BAP 0 ppm
dibuat kemudian disterilkan dengan autoclave dan NAA 0,5 ppm dan BAP 1 ppm dan NAA
pada suhu 121℃ dengan tekanan 15 psi selama 0,25 ppm yang menghasilkan rata-rata jumlah
20 menit. tunas paling banyak. Hal tersebut
Penanaman eksplan dilakukan dengan menunjukkan bahwa perlakuan BAP 0 ppm
eksplan steril ditanam di dalam enkas dalam dan NAA 0,5 ppm dan BAP 1 ppm dan NAA
kondisi aseptik dengan alas menggunakan 0,25 ppm merupakan konsentrasi BAP dan
cawan petri. Eksplan yang telah dipilih adalah NAA yang dapat menghasilkan jumlah tunas
planlet dengan jumlah daun antara 4-5 daun terbanyak dengan rata-rata jumlah tunas lebih
kemudian disubkultur menggunakan pinset rendah dibandingkan dengan penelitian
pada media kultur. Botol kultur yang telah sebelumnya yang dilakukan oleh Markal et al.
berisi eksplan kemudian ditutup dengan (2015) yang menunjukkan bahwa jumlah tunas
alumunium foil dan diberi label lalu disimpan tertinggi pada anggrek macan dihasilkan oleh
pada rak kultur di ruang pemeliharaan dengan perlakuan BAP 1 ppm dan NAA 0 ppm yaitu
kondisi gelap pada suhu 22 ± 10C.

432
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.6. No.3. Desember 2019 (52) 430- 437 https://talenta.usu.ac.id/jpt

sebesar 3,33 tunas setalah 8 minggu Hasil analisis ragam menunjukkan


pengamatan. bahwa perlakuan kombinasi BAP dan NAA
Rendahnya jumlah tunas dibandingkan tidak memberikan pengaruh yang nyata
penelitian sebelumnya diduga akibat hormon terhadap tinggi planlet anggrek dendrobium
endogen yang tidak seimbang dengan (P>0,05).
pemberian hormon eksogen, dosis yang tidak Konsentrasi BAP dan NAA tidak
seimbang dapat menghambat pertumbuhan berpengaruh nyata terhadap tinggi planlet
planlet. Hal ini sesuai dengan pendapat anggrek dendrobium (Tabel 2.) dengan
Zulkarnaen (2009) yang menyatakan bahwa perlakuan BAP 0 ppm dan NAA 0,25 ppm
penambahan zat pengatur tumbuh sitokinin menghasilkan tinggi planlet tertinggi yaitu
dan auksin (hormon eksogen) dengan jumlah sebesar 1,48 cm. Tinggi planlet terendah
yang tidak sesuai cenderung menghambat didapatkan dari perlakuan BAP 2 ppm dan
regenerasi dan pertumbuhan tunas. NAA 0,25 ppm yaitu sebesar 0,75 cm.
Perlakuan BAP 1 ppm dan NAA 0,5 ppm Pemberian BAP dan NAA tidak memberikan
menghasilkan rata-rata jumlah tunas yang pengaruh terhadap tinggi planlet diduga
sangat rendah diduga disebabkan disebabkan oleh kondisi planlet yang
ketidakseimbangan hormon antara hormon mengalami habituasi karena telah beberapa
endogen yang dimiliki tanaman dan hormon kali disubkultur ke media MS kontrol,
eksogen (NAA dan BAP) yang diberikan. Hal sehingga pemberian hormon eksogen tidak
ini sesuai dengan pendapat Kartiman et al. mempengaruhi pertumbuhan planlet. Sesuai
(2018) yang menyatakan bahwa dengan pendapat Arti dan Murkalina (2017)
ketidakseimbangan kandungan auksin yang menyatakan bahwa habituasi merupakan
endogen dan auksin eksogen (NAA) kondisi dimana planlet yang telah beberapa
menyebakan rasio auksin dan sitokinin yang kali disubkultur ke media tanpa pemberian
terlalu tinggi dan dapat menyebabkan hormon akan dapat tumbuh tanpa harus diberi
terhambatnya pembentukan tunas-tunas baru penambahan hormon karena penambahan
yang berasal dari pembelahan sel. hormon justru akan menghambat pertumbuhan
planlet.

Tabel 1. Rata-rata Jumlah tunas (tunas) pada Perlakuan BAP dan NAA
BAP NAA (ppm)
Rataan
(ppm) 0 0,25 0,50
0 0,75±0,25de 2,00±0,58abc 2,50±0,96ab 1,75
bcde a e
1 1,25±0,25 2,50±0,65 0,25±0,25 1,33
abcd cde abcd
2 1,75±0,25 1,00±0,41 1,75±0,25 1,50
Rataan 1,25 1,83 1,50 1,53
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukakan perbedaan yang tidak
nyata pada uji BNT 5%

Tinggi Planlet
Tabel 2. Rata-rata Tinggi Planlet (cm) pada Perlakuan BAP dan NAA
BAP NAA (ppm)
Rataan
(ppm) 0 0,25 0,50
0 1,38±0,16 1,48±0,21 1,18±0,42 1,34
1 1,13±0,09 1,15±0,06 1,08±0,15 1,12
2 1,15±0,03 0,75±0,25 1,33±0,13 1,08
Rataan 1,22 1,13 1,19 1,18

433
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.6. No.3. Desember 2019 (52) 430- 437 https://talenta.usu.ac.id/jpt

Habituasi menyebabkan jaringan sel nyata terhadap variabel jumlah daun planlet
memproduksi sitokinin endogen secara anggrek dendrobium. Hal tersebut diduga
berlebih sehingga pada kondisi kontrol (tanpa akibat keberadaan hormon auksin dan
pemberian hormon eksogen) planlet akan tetap sitokinin endogen sudah dapat meningkatkan
tumbuh. Hal ini sesuai dengan pendapat pertumbuhan jumlah daun planlet, sehingga
Pischke et al. (2006) yang menyatakan bahwa penambahan hormon eksogen tidak
produksi sitokinin berlebih yang dihasilkan memberikan peningkatan yang signifikan bagi
oleh sel yang dikulturkan merupakan alasan pertumbuhan jumlah daun. Sesuai dengan
tanaman dapat tumbuh tanpa pemberian pendapat Siron et al. (2019) yang menyatakan
sitokinin dari luar. Pemberian hormon BAP bahwa diduga hormon endogen sudah
memberikan respon yang tidak berbeda nyata mencukupi pertumbuhan tanaman, sehinga
terhadap perlakuan kontrol. Hal tersebut penambahan BAP dan NAA dari luar tidak
diduga akibat planlet telah memiliki hormon memberikan peningkatan yang nyata bagi
sitokinin endogen yang cukup untuk pertumbuhan tanaman.
pertumbuhan tanaman. Sesuai dengan Hal lain yang menyebabkan pengaruh
pendapat Lisnandar et al. (2012) yang yang tidak nyata bagi pertumbuhan variabel
menyatakan bahwa penambahan hormon jumlah daun adalah kondisi planlet yang telah
sitokinin dari luar tidak diperlukan jika beberapa kali disubkultur ke media kontrol
tanaman telah mengandung hormon sitokinin atau media MS tanpa diberi perlakuan hormon.
endogen yang cukup untuk pertumbuhan Keadaan tersebut diduga menyebabkan planlet
karena pemberian sitokinin yang melebihi menjadi terhabituasi oleh media MS yang
kebutuhan tanaman diduga dapat menjadi ditambahkan hormon BAP dan NAA. Sesuai
penghambat bagi pertumbuhan tanaman. dengan pendapat Arti dan Mukarlina (2017)
yang menyatakan bahwa habituasi merupakan
Jumlah Daun kondisi dimana planlet yang telah beberapa
Hasil analisis ragam menunjukkan kali disubkultur ke media tanpa pemberian
bahwa perlakuan kombinasi BAP dan NAA hormon akan dapat tumbuh tanpa harus diberi
tidak memberikan pengaruh yang nyata penambahan hormon karena penambahan
terhadap jumlah daun anggrek dendrobium hormon justru akan menghambat pertumbuhan
(P>0,05). planlet.
Konsentrasi BAP dan NAA tidak Hasil analisis ragam menunjukkan
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun bahwa perlakuan kombinasi BAP dan NAA
dendrobium (Tabel 3.) dengan perlakuan BAP tidak memberikan pengaruh yang nyata
0 ppm dan NAA 0,25 ppm menghasilkan terhadap panjang daun anggrek dendrobium
jumlah daun terbanyak yaitu sebesar 6,50 helai (P>0,05). Konsentrasi BAP dan NAA tidak
daun. Perlakuan dengan jumlah daun terendah berpengaruh nyata terhadap panjang daun
dihasilkan oleh perlakuan BAP 2 ppm dan 0,25 dendrobium (Tabel 4.) dengan perlakuan BAP
ppm yaitu sebesar 3,75 helai daun. Pemberian 0 ppm dan NAA 0,25 ppm menghasilkan daun
BAP dan NAA tidak memberikan pengaruh terpanjang yaitu sebesar 1,03 cm, sementara
yang nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun daun terpendek dihasilkan oleh perlakuan BAP
planlet anggrek dendrobium seperti pada 2 ppm dan NAA 0,25 ppm. Pemberian BAP
peneltian sebelumnya yang dilakukan Hartati dan NAA tidak berpengaruh nyata terhadap
et al. (2016) yang menunjukkan bahwa panjang daun anggrek dendrobium diduga
penambahan BAP dan NAA serta disebabkan oleh pengaruh hormon endogen
kombinasinya tidak memberikan pengaruh planlet anggrek dendrobium yang disubkultur.

434
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.6. No.3. Desember 2019 (52) 430- 437 https://talenta.usu.ac.id/jpt

Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun (helai) pada Perlakuan BAP dan NAA
NAA (ppm)
BAP (ppm)
0 0,25 0,5
0 5,50±0.65 6,50±0.65 4,50±1.55

1 4,75±0.48 5,50±0.50 4,00±0.41

2 5,50±0.65 3,75±1.31 5,00±0.58

Panjang Daun
Tabel. 4. Rata-rata Panjang Daun (cm) pada Perlakuan BAP dan NAA
BAP NAA (ppm)
Rataan
(ppm) 0 0,25 0,5
0 0,90± 0,11 1,03± 0,21 0,75± 0,26 0,89
1 0,68± 0,03 0,78± 0,05 0,75± 0,10 0,73
2 0,80± 0,09 0,58± 0,20 0,93± 0,07 0,77
Rataan 0,79 0,79 0,81 0,80

Hormon auksin endogen yang dimiliki auksin endogen yang sudah cukup tinggi. Hal
planlet diduga dapat memacu pembelahan dan tersebut menyebabkan penambahan hormon
pemanjangan sel pada organ daun. Kartiman et eksogen BAP dan NAA tidak memberikan
al. (2012) mengatakan perlakuan tanpa pengaruh nyata terhadap panjang daun planlet.
pemberian NAA dapat memacu pertumbuhan Hal ini sesuai dengan pendapat Siron et al.
tanaman anggrek disebabkan oleh konsentrasi (2019) yang menyatakan bahwa penambahan
435
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.6. No.3. Desember 2019 (52) 430- 437 https://talenta.usu.ac.id/jpt

BAP dan NAA dari luar tidak memberikan Hartati, S., A. Budiyono, dan O. Cahyono.
peningkatan yang nyata bagi pertumbuhan 2016. Pengaruh NAA dan BAP terhadap
tanaman pada tanaman dengan hormon pertumbuhan subkultur anggrek hasil
endogen yang sudah mencukupi pertumbuhan persilangan Dendrobium biggibum X
tanaman. Dendrobium liniale. Journal of
Pertumbuhan panjang daun disebabkan Sustainable Agriculture. 31 (1) : 33 – 37.
oleh pemanjangan sel yang membuat organ Kartiman, R., D. Sukma, S. I. Aisyah, dan A.
daun memanjang. Pemanjangan sel terjadi Purwito. 2018. Multiplikasi in vitro
akibat kerja hormon auksin. Lestrari et al. anggrek hitam (Coelogyne pandurata
(2017) mengatakan bahwa Pemanjangan sel Lindl.) pada perlakuan kombinasi NAA
disebabkan oleh kerja hormon auksin yang dan BAP. J. Bioteknologi dan Biosains
menyebabkan dinding sel merenggang Indonesia. 5 (1) : 75 – 87.
sehingga menyebabkan pemanjangan sel. Lisnandar, D.S., W. Mudyantini, dan A. Pitoyo.
Hormon auksin pada dosis yang optimum akan 2012. Pengaruh pemberian variasi
mempengaruhi pertumbuhan panjang daun. konsentrasi NAA ( 𝛼 -napthaleneacetic
Kartiman et al. (2017) mengatakan bahwa acid) dan 2,4 D terhadap induksi
pemberian hormon auksin eksogen yang tidak protocorm like bodies (PLB) anggrek
seimbang dengan hormon endogen dapat macan (Grammatophyllum scriptum
menghambat proses dan pemanjangan sel. (Lindl.). Bioteknologi. 9 (2) : 66 – 72.
Lestari, A. T., T. Islami, dan E. Nihayati. 2017.
SIMPULAN Pengaruh konsentrasi NAA
(naphthaleneacetic acid) dan BAP (6-
Berdasarkan penelitian yang telah benzyl amino purine) pada pembentukan
dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa planlet anthurium gelombang cinta
pemberian BAP dan NAA hanya (Anthurium plowmanii) secara in vitro. J.
mempengaruhi pertumbuhan jumlah tunas Produksi Tanaman. 5 (12) : 2047 – 2052.
planlet anggrek dendrobium. Perlakuan BAP 1 Markal, A., M. N. Isda, dan S. Fatonah. 2015.
ppm + NAA 0,25 ppm merupakan perlakuan Perbanyakan anggrek
terbaik untuk pertumbuhan jumlah tunas. Grammatophyllum scriptum (Lindl.) BL.
Melalui induksi tunas secara in vitro
DAFTAR PUSTAKA dengan penambahan BAP dan NAA.
JOM FMIPA. 2 (1) : 100 – 114.
Arti, L. T. dan Mukarlina. 2017. Multiplikasi Nurana, A. R., G. Wijana, dan R. Dwiyani.
anggrek bulan (Dendrobium sp.) dengan 2017. Pengaruh 2-ip dan NAA terhadap
penambahan ekstrak taoge dan benzyl pertumbuhan planlet anggrek
amino purine (BAP) secara in vitro. dendrobium hibrida pada tahap
Protobiont. 6 (3) : 278 – 282. subkultur. Agrotrop. 7 (2) : 139 – 146.
Azis, A. M., E. Faridah, S. Indrioko, dan T. Panjaitan, E. 2005. Respon pertumbuhan
Herawan. 2017. Induksi tunas, tanaman anggrek (Dendrobium sp.)
multiplikasi dan perakaran Gyrinopsis terhadap pemerian BAP dan NAA secara
versteegii (Gilg.) Domke secara in vitro. in vitro. J. Penelitian Bidang Ilmu
J. Pemuliaan Tanaman Hutan. 11 (1) : Pertanian. 3 (3) : 45 – 51.
155 – 168. Paramartha A, I., D. Ermavitalini, dan S.
Febriyanti, N. L. P. K., M. R. Defiani, dan I. A. Nurfadilah. 2012. Pengaruh
Astarini. 2017. Induksi pertumbuhan penambahan kombinasi konsentrasi ZPT
tunas dari eksplan anggrek Dendrobium NAA dan BAP terhadap pertumbuhan
heterocarpum Lindl. dengan pemberian dan perkembangan biji Dendrobium
hormone zeatin dan NAA. J. taurulinum J.J Smith secara in vitro. J.
Metamorfosa. 4 (1) : 41 – 47. Sains dan Seni ITS. 1 (1) : 40 – 43.

436
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.6. No.3. Desember 2019 (52) 430- 437 https://talenta.usu.ac.id/jpt

Pischke, M. S., E. L. Huttlin, A. D. Hegeman, secara in vitro. J. Dinamika Pertanian.


dan M. R. Sussman. 2006. A 29 (1) : 1 – 8.
transciptome-based characterization of Yuswanti,H., I. P. Dharma, Utami, dan I. W.
habituation in plant tissue culture. Plant Wiraatmaja. 2015. Mikropropagasi
Physiology. 140 : 1255 – 1278. anggrek Phalaenopsis dengan
Serliana, Mukarlina, dan R. Linda. 2017. menggunakan eksplan tangkai bunga.
Pertumbuhan anggrek hitam (Coelogyne Agrotrop. 5 (2) : 161 – 166.
pandurata Lindl.) secara in vitro dengan Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman :
penambahan ekstrak tomat dan Solusi Perbanyakan Tanaman Budidaya.
benzylaminopurine (BAP). Probiont. 6 Bumi Aksara, Jakarta.
(3) : 310 – 315. Zulkarnain. 2011. Kultur Jaringan Tanaman.
Siron, U., Noertjahyani, Y. Taryana, dan Bumi Aksara, Jakarta.
Romiyadi. 2019. Pengaruh konsentrasi
zat pengatur tumbuh naphthalene acetic
acid dan benzil amino purin terhadap
pertumbuhan protokorm anggrek
dendrobium spetabile pada kultir in vitro.
Paspalum : J. Ilmiah Pertanian. 7 (1) :
16 – 23.
Sutriana, S., H. B. Jumin dan Mardaleni. 2014.
Interaksi BAP dan NAA terhadap
pertumbuhan eksplan anggrek vanda

437

Anda mungkin juga menyukai