Anda di halaman 1dari 20

PPT KJT

REGENERASI TUNAS DARI KULTUR


TANGKAI DAUN ILES-ILES
(AMORPHOPHALLUS MUELLERI BLUME)
Disusun oleh:
Anganthi Rizqi Setyawati
Cornelia Ratna Kusuma
Julia Ceacilia
Rocahyani Florensia Sidebang
Vidia Ganessa Sitompul
Yunisha Febriani

TUJUAN
Meneliti kemampuan tangkai daun iles-iles untuk
meregenerasikan tunas in vitro, melalui penambahan
zat pengatur tumbuh BAP dan NAA

PENDAHULUAN
Metode

kultur jaringan (in vitro) adalah teknik


perbanyakan tanaman dengan mengambil bagian dari
tanaman seperti tunas, batang, bunga, daun, akar, dan
bagian lainnya untuk ditumbuhkan pada media tanam
dalam botol untuk jangka waktu tertentu, sampai
tanaman tersebut bisa ditanam di lapangan.

PENDAHULUAN
Iles-iles

(Amorphophallus muelleri Blume) dari suku


Araceae, adalah tanaman penghasil umbi yang dapat
dimakan. Iles-iles merupakan tanaman tahunan yang
sangat berpotensi untuk dijadikan makanan diet
mengingat kandungan glukomanannya sangat tinggi (
40%). Manan senyawa polisakarida yang bila dicampur
dengan air dingin dapat membentuk massa kental yang
lekat

ILES-ILES
Umbi iles-iles banyak digunakan dalam industri kertas,

tekstil, cat, bahan negatif film, bahan isolasi, pita


seluloid dan bahan kosmetika.
Sebagian besar Iles-iles diekspor ke Jepang (dibuat

konyaku) tapi belum bisa memenuhi permintaan


prospek pengembangan dan peluang ekspornya masih
tinggi dibutuhkan pembudidayaan secara luas,
intensif dan berkelanjutan teknik kultur jaringan

Konyaku

TEKNIK PERBANYAKAN ILESILES


Perbanyakan

tanaman iles-iles umumnya dilakukan


secara vegetatif melalui umbi, bulbil dan setek daun.

Pengembangan

kultur jaringan bagi perbanyakan


tanaman iles-iles telah berhasil dilakukan melalui kultur
tunas pucuk.

Bulbil

Stek Daun

Umbi

TEKNIK PERBANYAKAN ILESILES


Penggunaan tangkai daun (petiole) sebagai sumber

eksplan sudah banyak diterapkan pada kultur jaringan


tanaman hias pada tanaman iles-iles belum pernah
dilaporkan.
daun (petiole) eksplan alternatif yang
menguntungkan tidak merusak umbi, sehingga tidak
mengganggu tanaman induk dan lebih mudah diperoleh
dalam jumlah banyak

Tangkai

ZPT
Sitokinin dan auksin adalah ZPT yang sering digunakan

dalam kultur jaringan tanaman.


Sitokinin seperti BAP berperan dalam pembentukan dan

penggandaan tunas in vitro


Auksin seperti NAA berperan dalam pembentukan akar

dan perpanjangan sel.


BAP merupakan zat pengatur tumbuh yang efektif

dalam menginduksi proliferasi tunas in vitro tanaman.

BAHAN & METODE


Bahan Tanaman
Eksplan

Media Tumbuh dan ZPT

PENGAMATAN
2 minggu
Perkembangan kultur yang tumbuh
Jumlah tunas in vitro
Waktu yang diperlukan tunas penggandaan
Pembentukan akar

DOKUMENTASI

Keterangan: (a) Tanaman iles-iles yang sedang


berbunga, (b) Tanaman induk, (c) Tangkai daun untuk
bahan eksplan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Variasi Konsentrasi:
1. B1 = BAP 1mg/L
2. B1N1 = BAP 1 mg/L + NAA 0,1 mg/ L
3. B1N2 = BAP 1 mg/L + NAA 0,2 mg/ L
4. B1N5 = BAP 1 mg/L + NAA 0,5 mg/ L
5. B2 = BAP 2mg/L
6. B2N1 = BAP 2 mg/L + NAA 0,1 mg/ L
7. B2N2 = BAP 2 mg/L + NAA 0,2 mg/ L
8. B2N5 = BAP 2 mg/L + NAA 0,5 mg/ L
9. B4 = BAP 4 mg/L
10.B4N1 = BAP 4 mg/L + NAA 0,1 mg/ L
11.B4N2 = BAP 4 mg/L + NAA 0,2 mg/ L
12.B4N5 = BAP 4 mg/L + NAA 0,5 mg/ L

1 minggu setelah dikulturkan potongan


tangkai daun mulai membengkak pada salah satu
ujungnya, atau kadang-kadang pada kedua ujungnya.

Sekitar

dari bagian yang membengkak


terbentuk tonjolan-tonjolan kecil tumbuh jadi bakal
tunas melalui proses organogenesis dalam waktu 8-9
minggu

Selanjutnya,

Dalam waktu 12 minggu jumlah bakal tunas adventif

yang terbentuk berkisar antara 5-19, tergantung pada


komposisi media yang digunakan.

DOKUMENTASI

Keterangan: (d) Bakal tunas muncul dari potongan


tangkai daun, (e) Bakal tunas (close up)

Hasil rata- rata tunas terendah terdapat pada medium B1N5 dan
B4N5 yaitu sebanyak 7,33

1. Jumlah tunas rata- rata terbanyak diperoleh pada media B2 =


BAP 2 mg/L (pengamatan 3 bulan)
2. Peningkatan konsentrasi BAP menjadi 4mg/L tidak meningkatkan
jumlah tunas yang terbentuk karena setelah mencapai kadar
optimal,
peningkatan
kadar
BAP
menghambat
pertumbuhan/perpanjangan tunas

Kombinasi terbaik bagi pembentukan dan perpanjangan tunas


adalah BAP 2 mg/L dan NAA 0,2 mg/L. Pada kadar NAA yang lebih
tinggi (0,5 mg/L) atau lebih rendah (0,1 mg/L), jumlah tunas yang
terbentuk menurun Menunjukkan bahwa keseimbangan antara
sitokinin (BAP) dan auksin (NAA) sangat diperlukan untuk
memperoleh hasil yang optimal bagi penggandaan dan
perpanjangan tunas

HASIL PENGAMATAN
Pengamatan secara visual terhadap tunas in vitro dan

planlet iles-iles asal tangkai daun tersebut menunjukkan


adanya tunas adventif dengan morfologi yang berbeda
(varian), yaitu daunnya menjadi belang hijau putih
(variegata).
Perubahan warna daun hanya bersifat sementara

setelah disubkultur berubah hijau kembali menjadi hijau


normal.
Perubahan

morfologi tersebut merupakan variasi


temporer atau variasi fisiologi yang antara lain dapat
ditimbulkan oleh penambahan berbagai ZPT selama
proses pengkulturan in vitro.

DOKUMENTASI

Keterangan: (f) Tunas in vitro, (g) Tunas in vitro yang


lebih dewasa, (h) Planlet yang siap diaklimatisasi

KESIMPULAN
Tangkai

Anda mungkin juga menyukai