SKRIPSI
Jurusan Agronomi
Oleh:
NIM : 201610200311158
2020
BAB I. PENDAHULUAN
Orchidaceae. Anggrek merupakan tanaman hias yang memiliki daya tarik yang
Anggrek merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Hal
tersebut disebabkan karena anggrek memiliki keindahan warna, corak, ukuran dan
bentuk bunga yang menarik serta daya tahan bunga relatif lama sampai empat
bulan, sehingga memberikan prospek pasar yang cukup cerah dan menjanjikan.
Anggrek selain dimanfaatkan untuk bunga potong dan bunga pot juga digunakan
dibentuk.
pemula, karena selain perawatannya yang relatif lebih mudah, Dendrobium ini
memiliki banyak jenis spesies yang berbeda dengan perawatan yang berbeda-
beda pula sesuai dengan jenis Dendrobiumnya. Ada dendrobium yang hidup di
tempat panas dan ada yang tumbuh baik di tempat teduh dan dingin.
masyarakat karena sering berbunga dengan warna dan bentuk bunga yang
bervariasi dan menarik. Hal ini dapat dilihat dari jenis anggrek yang ada di pasar
yang memiliki bentuk dan warna bunga yang bervariasi, juga hadirnya varietas-
varietas baru dengan penampilan yang makin cantik dan menarik. Selain itu,
selera konsumen juga dipengaruhi oleh produsen dan tren di luar negeri
produksi anggrek sendiri masih sangat lambat. Hal ini disebabkan karena
vitamin serta zat pengatur tumbuh untuk pertumbuhan tanaman dapat diatur.
Metode kultur jaringan ini telah berkembang pesat sebagai salah satu metode
alternatif untuk produksi tanaman. Manfaat lain dari kultur in vitro ini yaitu
vegetatif (Zulkarnain,2011)
kultur in vitro. Media dasar yang digunakan adalah VW (Vacin dan Went), MS
(Murashige Skoog), dan KC (Knudson C). Media dasar yang paling banyak
sitokinin dan auksin. Zat pengatur tumbuh golongan auksin seperti NAA, IAA,
masuknya air ke dalam sel. Kombinasi auksin dengan sitokinin akan menstimulir
Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan senyawa organik bukan hara yang
dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat serta dapat merubah proses
fisiologi tumbuhan. ZPT yang sangat penting adalah auksin dan sitokinin.Auksin
alam menstimulasi sintesis asam nukleat dan protein, juga diduga berperan
dan meningkatkan pembelahan sel pada jaringan tanaman. Salah satu jenis auksin
adalah NAA dan jenis dari sitokinin adalah BAP. NAA dan BAP merupakan jenis
golongan ZPT yang sering digunakan dalam kultur biji dan kultur jaringan.
Liza (2012) melaporkan bahwa penggunaan kombinasi NAA 1 mg.L-1 dan BAP
μM dan 3,80 μM pada spesies Vanda coerulea yang ditanam pada medium
al. (2011) juga melaporkan bahwa penambahan 0,1 mg l-1 NAA atau 0,5 mg l-1
BA dalam perlakuan pemberian 0,1 g/L arang terbukti efektif untuk
N.ampullaria. Hasil peneltian Sri Hartati, dkk (2016) Pemberian NAA 3 ppm
dan BAP 3 ppm (4,41 cm) memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan
tinggi planlet. Pemberian NAA 3 ppm (5,76 cm) memberikan pengaruh nyata
pada pertambahan panjang akar. Pemberian NAA dan BAP tidak berpengaruh
Media ½ MS dengan penambahan BAP 2,5 ppm memberikan hasil jumlah PLB,
dengan penambahan ZPT pada media tanam menghasilkan anakan yang banyak
dan memerlukan waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan
secara vegetatif. ZPT yang digunakan merupakan jenis auksin yaitu NAA dan
BAP pada media tanam efektif untuk meningkatkan terbentuknya tunas? Dan
berapakah dosis yang tepat agar NAA dan BAP efektif untuk meningkatkan
dan peneliti sangat mungkin memunculkan efek yang berbeda dalam penelitian
ini.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh pemberian NAA dan BAP terhadap perbanyakan
1.4 Hipotesis
vitro.
TINJAUAN PUSTAKA
besar. Dan 20.000 spesies anggrek yang terbesar di seluruh dunia, 6.000
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Subfamili : Epidendroideae
Suku : Epidendreae
Subsuku : Dendrobiinae
Genus : Dendrobium
Secundum.
Stuktur tanaman anggrek terdiri dari akar, batang, daun dan bunga. Sifat-
sifatkhas tanaman dari family Orchidaceae terlihat pada karakter akar , batang,
berbeda-beda, tergantung asal dan tipe anggrek. Cahaya yang berasal dari sinar
matahari dibutuhkan anggrek untuk melakukan fotosintesis. Kebutuhan cahaya ini
biasanya dinyatakan dalam satuan lilin atau flux. Indonesia, yang merupakan
daerah tropis, tidak mengenal adanya hari panjang dan hari pendek sehingga
yang terlalu rendah dapat berakibat udara di sekelilingnya menjadi kering dan hal
penyakit yang disebabkan oleh cendawan dan bakteri. Secara umum anggrek
menyukai sirkulasi udara yang lembut dan terus-menerus. Apabila sirkulasi udara
terserang penyakit, terutama penyakit yang disebabkan jamur dan bakteri. Angin
yang terlalu kencang juga berakibat buruk bagi anggrek karena akan
menyebabkan dehidrasi. Akibat yang lebih jauh adalah bunga mengecil, mudah
layu, dan kuncup bunga mudah rontok. Air kurang berpengaruh terhadap
beberapa jenis tertentu lebih menyukai kondisi agak kering. Air yang terlalu
banyak bisa mengundang penyakit yang disebabkan oleh jamur atau bakteri.
Sementara jika air terlalu sedikit tanaman bisa mengalami dehidrasi sehingga
dan membutuhkan cahaya matahari penuh atau hampur penuh agar tumbuh dan
berkembang dengan baik. Anggrek epifit tumbuh menempel pada tumbuhan lain,
di bebatuan, umumnya tahan terhadap cahaya matahari penuh, hujan lebat, dan
angin kencang. Anggrek saprofit tumbuh dan mendapatkan nutrisi dari sisa-sisa
utama. Artinya, ujung batang terus tumbuh dan tidak terbatas panjangnya, tumbuh
terus ke atas. Bentuk ini terdapat pada Vanda, Arachnis, Renanthera, Aerides, dan
utama tersusun oleh ruas-ruas tahunan, masing-masing ruas dimulai dengan daun
batang pada tipe ini terbatas. Misalnya pada jenis Cattleya, Dendrobium, dan
dan sekaligus membedakan anggrek dengan tanaman lainnya. bunga pada anggrek
terdiri atas 3 sepal dan 3 petala. Sepal akan membuka terlebih dulu apabila bunga
mulai mekar. Ketiga sepal ini biasanya memiliki bentuk yang agak sama. Sepal
yang terletak paling atas disebut sepalum dorsale. Kedua sepal lainnya dinamakan
Ketiganya terletak dalam satu lingkaran. Selain 3 sepal, terdapat pula 3 petala,
yang pada waktu bunga masih kuncup terbungkus oleh sepal. Ketiga petal ini
dinamakan daun mahkota. Kedua petal yang paling atas mempunyai bentuk yang
sama, sedangkan petal yang ketiga berlainan bentuknya. Seperti juga sepal, petal
tersusun dalam suatu lingkaran. Dua petal yang di atas disebut petala lateralia
dan petal yang ketiga disebut labellum atau bibir. Di Indonesia labellum kerap
kali disebut lidah, yang sebetulnya adalah terminologi yang keliru. Bentuk bibir
atau labellum tiap-tiap jenis anggrek berlainan. Keistimewaan bunga anggrek bila
dibandingkan dengan bunga lain yaitu mempunyai bentuk gynaecium atau putik
bersatu dengan stamina atau benang sari. Pada bunga biasa gynaecium dan stamen
gynaecium dan stamen ini merupakan satu bangunan yang berbentuk tiang atau
dalam bahasa Inggris disebut column dan dalam bahasa Latin disebut
gynostenium. Oleh karena itu, anggrek dapat pula disebut golongan Gynandrae.
Gynandrae berasal dari kata “gyn” (bagian dari kata “gynaecium” atau putik) dan
“andrae” (dari androecium = stamen atau benang sari); karena putik dan benang
sari menjadi satu maka disebut golongan Gynandrae. Pada tiap genera jumlah
pollinia ini tidak sama, ada yang mempunyai 2, 4, 6, atau 8 pollinia. Ovarium
atau bakal buah menjadi satu dengan tangkai bunga dan selalu terletak di bawah
columna, sepal, dan petal. Ovarium ini merupakan lanjutan dari columna(Arie,
2016).
proses fotosintesis serta untuk menyimpan cadangan air dan makanan. Daun
anggrek juga dapat digunakan sebagai penciri untuk membedakan berbagai jenis
anggrek serta membedakannya dengan tanaman yang lain. Ada jenis anggrek
yang menarik justru karena daunnya, urat-urat daunnya yang berwarna kuning
berkilat atau emas. Daun anggrek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu daun
duplikatif dan daun konvolutif. Daun duplikatif adalah daun yang sewaktu masih
muda separuh helaian daun bagian atas menempel pada belahan bagian yang lain.
Sementara daun konvolutif merupakan daun yang sewaktu masih muda melipat
sedemikian rupa sehingga sisi daun yang satu menggulung dan menempel pada
tetapi rata-rata merupakan buah lentera atau capsular yang memiliki enam rusuk.
Tiga rusuk merupakan rusuk sejati, sedangkan tiga rusuk lainnya merupakan
tempat melekatnya dua tepi daun buah yang berlainan. Di tempat bersatunya tepi
daun buah itu terdapat biji yang ketika masak akan pecah. Dalam satu buah
anggrek sebesar kelingking terdapat ratusan ribu bahkan jutaan biji anggrek yang
sangat lembut dengan ukuran yang sangat kecil. Biji-biji anggrek tersebut tidak
Selain itu, anggrek Dendrobium cocok untuk tempat dengan altitude yangtidak
terlalu tinggi dari permukaan air laut, misalnya 50-400 mdpl.
2010).
pertumbuhannya terbatas dan tidak memiliki batang utama. Bunga anggrek tipe
simpodial keluar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anakan yang
tumbuh. Batang dendrobium dapat mengeluarkan tangkai bunga baru dari sisi-sisi
Kultur jaringan atau kultur in vitro adalah suatu teknik untuk mengisolasi
sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada
nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,
menjadi tanaman sempurna. Disebut sebagai kultur in vitro (bahasa latin, berarti
“di dalam kaca”) karena jaringan dibiakkan di dalam tabung kaca, botol kaca,
cawan petri atau material tembus pandang lainnya (Nugrahani, et.all., 2011).
Teknik kultur jaringan akan dapat berhasil dengan baik apabila syarat
dasar untuk pembentukan kalus, penggunaan media yang cocok, keadaan yang
aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair. Meskipun
pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih
bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem.
Media adalah faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan dan
bibit yang dihasilkannya (Tuhuteru et al., 2012). Komponen media kultur jaringan
secara umum terdiri dari komponen media dasar dan ZPT. Media dasar
tanaman bisa sama, tetapi jenis dan konsentrasi ZPT yang dibutuhkan untuk suatu
fisiologi, umur ontogenetik dan bagian tanaman untuk eksplan yang berbeda
memerlukan jenis dan konsentrasi ZPT yang berbeda untuk setiap tahapan
pengulturan hingga menjadi struktur organ, embrio atau tanaman utuh yang
Media perumbuhan kultur in vitro adalah media buatan dan semua kegiatan
(Murashige Skoog), dan KC (Knudson C). Setiap media dasar berisi komponen
bahan kimia yang hampir sama, hanya agak berbeda dalam besarnya kadar untuk
sejak tahun 1949 ini terdiri dari unsur hara makro dan mikro dalam bentuk garam-
khususnya anggrek (Rupawan, et.all., 2014). Media Vacin dan Went mengandung
unsur hara makro yang meliputi Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),
Nitrogen (N), Sulfur (S), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Magnesium
(Mg), serta unsur mikro meliputi Besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang semuanya
dalam bentuk garam anorganik. Unsur-unsur hara dalam bentuk garam tersebut
merupakan bahan dasar penyusun protein, asam nukleat, fosfolipid, dan aktivator
enzim yang diperlukan dalam proses fotosintesis dan respirasi, serta berperan
media VW (Vacint and Went), (Bey et al., 2006 dalam Zahra et al., 2018). Media
VW digunakan oleh HO pada saat penanaman planlet yang telah terbentuk daun
dan akar, tetapi belum terbentuk sempurna. Air kelapa 150 ml pada media VW
Komposisi unsur-unsur hara yang terdapat dalam media dasar Vacin and
Went yang digunakan dalam perbanyakan anggrek belum cukup untuk memacu
bahan-bahan alami atau senyawa organik seperti yeast, air kelapa, pisang dan
tomat untuk merangsang pertumbuhan bibit dalam botol. Media kultur in vitro
yang memenuhi syarat adalah mengandung unsur hara makro dan mikro dalam
kadar dan perbandingan tertentu, sumber energi seperti sukrosa, vitamin, dan zat
Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik bukan hara, dalam
tanaman (Yusnita, 2011). Zat pengatur tumbuh ini dapat membantu pertumbuhan
NAA dan BAP merupakan jenis golongan ZPT yang sering digunakan
dalam kultur biji dan kultur jaringan. Salah satu jenis auksin adalah NAA dan
jenis dari sitokinin adalah BAP. Menurut Sugiyanti (2008) dalam Liza (2012)
NAA merupakan zat pengatur tumbuh golongan auksin yang tidak mudah terurai
oleh enzim yang dikeluarkan oleh sel atau saat proses sterilisasi melalui
pemanasan, sedangkan BAP menurut George dan Sherrington (1984) dalam
Andaryani (2010) adalah golongan hormon sitokinin hasil sintetik yang aktif dan
daya rangsangnya lebih lama karena tidak mudah dirombak oleh tanaman. NAA
dan BAP merupakan jenis golongan ZPT yang sering digunakan dalam kultur biji
Jalan Hasanuddin No. 178, RT. 03 RW. 05, Kec. Junrejo, Kota Batu.
3.2.1 Alat
1. Timbangananalitik
Alat ini letaknya didalam ruang penabur, yaitu ruang yang selalu harus
dalam keadaan steril. Ruang penabur ini dilengkapi dengan dinding porselin
menggosokkan alkohol.
3. Stirrer
penggojok. Labu erlenmeyer yang berisi larutan dan bahan kimia untuk
pembuatan media kultur yang akan dilarutkan diletakkan diatas stirer. Batang
kedalamnya, sehingga pada saat larutan sudah mendidih pengaduk akan bergerak
memutar dan karena pengaduk mengandung magnit menyebabkan berputarnya
4. Autoklaf
Autoklaf adalah alat sterilisasi untuk alat dan media kultur jaringan.
Alat-alat yang yang digunakan dalam proses kultur jaringan yang terdiri dari
pinset, skalpel, dan petridish harus disterilkan dahulu. Demikian juga dengan
media yang sudah dimasukan dalam botol kultur harus disterilkan dahulu. Dengan
pemanasan didalam autoklaf, maka bakteri dan mikrobia dapat mati akibat suhu
yang tinggi (1200C) dengan tekanan uap air yang besar (1,5 kg/cm2) selama 15
menit.
5. Gelas Ukur
Gelas ukur dipakai untuk menakar air suling dan bahan kimia yang akan
sampai dengan 250 ml. Jenis gelas ukur ada yang tahan panas (dari pirex) dan
tidak tahan panas (dari gelas biasa). Untuk pembuatan larutan sterilisasi eksplan
6. Gelas Piala
mempersiapkan bahan kimia dan air suling dalam pembuatan media. Ukuran
volumenya juga bermacam-macam, misalnya 100 ml, 300 ml sampai 1000 ml.
Alat ini biasanya jarang disterilkan karena penggunaanya hanya untuk pembuatan
media saja.
7. Petridish
Petridish adalah jenis gelas piala yang mutlak dibutuhkan dalam kultur
yang digunakan untuk pembuatan media. Pipet yang baik adalah yang karetnya
terbuat dari silikon (berwarna putih), karena karet jenis ini tidak mudah kendor
biasanya terbuat dari kaca atau pirex sehingga dapat dipanaskan dengan autoklaf.
Alat ini digunakan untuk mengaduk bahan kimia atau agar-agar sebagai pemadat
eksplan. Teknik penanaman eksplan harus diusahakan agar ujung pinset tidak
mengenai media supaya tidak terjadi kontaminasi. Sedangkan skalpel atau pisau
yang digunakan dalam kultur ada dua macam, yaitu skalpel biasa yang dapat
dipakai seterusnya (selalu disterilkan dengan autoklaf) dan skalpel blits. Skalpel
blits ini pisaunya dapat dipasang menurut ukuran yang dikehendaki. Tangkainya
digunakan untuk sterilisasi dissecting kit (skalpel dan pinset) di dalamlaminar air
flow cabinet atau di dalam entkas pada saat penanaman eksplan. Sedangkan boks
spirtus dan sprayer digunakan untuk sterilisasi ruangan atau botol-botol eksplan
yang akan dimasukan ke dalam ruang penabur. Bahan kimia yang biasa dipakai
3.2.2 Bahan
Nursery & Laboratory. Sebagai bahan tanam yaitu digunakan PLB dari tanaman
Zat perangsang tumbuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah auksin
yaitu NAA dan sitokinin yaitu BAP. Pemberian NAA dan BAP berfungsi untuk
BAP dicampurkan pada media yang akan digunakan dengan komposisi yang
berbeda-beda.
3. Media VW modifikasi
agar-agar, 1 sisir besar sari pisang, 1 kg sari kentang, 1 buah air kelapa
alam penelitian ini dengan 7 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali, perlakuan
1 1 1 1 1 1
MV1U MV2U MV3U MV4U MV5U MV6U MV7U2
2 2 2 2 2 2 T
MV1U MV2U MV3U MV4U MV5U MV6U MV7U3
3 3 3 3 3 3
MV1U MV2U MV3U MV4U MV5U MV6U MV7U4
4 U
4 4 4 4 4
B T
S
Gambar 1. Denah Percobaan
3.4 PelaksanaanPenelitian
Sterilisasis Alat
dan bahan
Pembuatan
larutan stok
Pembuatan
media tanam
makro, stok hara mikro, stok vitamin, dan stok zat pengatur tumbuh. Kemudian,
dalam botol yang sudah diberi label dan disimpan dalam lemari pendingin.
liter, memasukkan stok hara makro dan mikro, menambahkan NAA dan
- 5,8. Bila terlalu asam dinaikkan dengan menambahkan NaOH dan bila terlalu
botol kultur, menutup botol dengan alumunium foil atau penutup botol, sterilisasi
media dalam autoclave pada suhu 121oC dan tekanan 17,5 psi selama 30 menit.
sterilisasi dari alat, maka scalpel dan pinset selalu dipanaskan sebelum digunakan.
1. Jumlah daun
2. Jumlah tunas
3. Tinggi tunas
4. Jumlah akar
ANOVA apabila terdapat perbedaan dilakukan dengan Uji BNJ Taraf 5%.
DAFTAR PUSTAKA
terhadap induksi kalus jarak pagar (Jatropha curcas L.) secara in vitro.
Badan Pusat Statistika, 2010. Produksi Tanaman Anggrek Tahun 2005 — 2009.
Indonesia.
Bandar Lampung