Anda di halaman 1dari 5

KARAKTERISASI TANAMAN DAN ANALISIS PERTUMBUHAN

BIBIT TANAMAN KOPI ( Coffea sp.) DI LAHAN PENDEM


PLANT CHARACTERIZATION AND GROWTH ANALYSIS OF COFFEE (Coffea sp)
PLANT SEEDS IN PENDEM LAND

Oleh:
Nadia Angestie Wulandari
201610200311158
E-mail : nadia.angestie83@gmail.com
Praktikum MPT Perkebunan dan Industri, Lahan Pendem, Malang
Progam Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang 2016.
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144

ABSTRAK

Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari Indonesia. Kopi Indonesia
sebagian besar dihasilkan Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung. Data menunjukkan, Indonesia meng-
ekspor kopi ke berbagai negara senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai US$
9,740,453.00. Di Indonesia kopi yang paling banyak digemari adalah kopi robusta dan kopi arabika. Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mempelajari dan membandingkan pertumbuhan awal beberapa kultivar kopi dan
mempelajari karakter semai beberapa varietas kopi. Metode kerja yang kami lakukan yaitu dengan memilih
sampel bibit tanaman yang akan diamati, 2). Memberi tanda agar dapat diamati di pengamatan berikutnya, 3).
Mengukur tinggi tanaman, jumlah daun, panjang batang, lebar daun, jumlah cabang, bentuk daun, serangan
hama, penyakit, kanopi, warna, panjang daun, diameter batang, dan primer. tinggi tanaman konstan pada 28 cm
pada 7 HSP dan 21 HSP, umlah daun bertambah pada pengamatan 1 berjumlah 23 namun pada pengamatan ke
dua 30 daun, panjang batang 22,3 menjadi 26,5 cm, lebar daun dari 6,3 cm, menjadi 5,7 cm, jumlah cabang 4,
bentuk daun menyirip, serangan hama serangga, penyakit pada tanaman yaitu karat daun, lebar kanopi 25,5
menjadi 37, warna daun hijau tua muda, panjang daun dari 16,5 cm dan pengamatan ke-2 11 cm, diameter
batang 0,43 menjadi 0,95, dan warna pada batang coklat sedikit hijau.

Kata Kunci : Kopi, karakteristik, kultivar kopi

PENDAHULUAN Bengkulu dan Lampung (Yuhono dkk, 2012).


Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu Kopi Indonesia diperdagangkan dalam bentuk
komoditas ekspor penting dari Indonesia. Data kopi biji, kopi sangrai, kopi bubuk, kopi instan,
menunjukkan, Indonesia meng-ekspor kopi ke dan bahan makanan lain yang mengandung kopi
berbagai negara senilai US$ 588,329,553.00, (Rismunandar dkk, 2001). Penurunan kadar
walaupun ada catatan impor juga senilai US$ kafein kopi dapat dilakukan dengan melakukan
9,740,453.00 (Pusat Data dan Statistik proses dekafeinasi (Wikipedia, 2008).
Pertanian, 2006). Di luar dan di dalam negeri Kopi arabika penyebaran tumbuhan
kopi juga sudah sejak lama dikenal oleh kopi ke Indonesia dibawa seorang
masyarakat. berkebangsaan Belanda pada abad ke-17 sekitar
Di Indonesia kopi robusta paling banyak tahun 1646 yang mendapatkan biji arabika
yaitu mencapai 87,1 % dari total produksi kopi mocca dari Arabia. Jenis kopi ini oleh Gubernur
Indonesia (AAK, 2002). Kopi Indonesia Jenderal Belanda di Malabar dikirim juga ke
sebagian besar dihasilkan Sumatera Selatan, Batavia pada tahun 1696. Karena tanaman ini
kemudian mati oleh banjir, pada tahun 1699 Tempat dan Waktu Penelitian
didatangkan lagi bibit-bibit baru, yang kemudian Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan
berkembang di sekitar Jakarta dan Jawa Barat, pada tanggal 29 Oktober 2018. Lokasi
akhirnya menyebar ke berbagai bagian di pelaksanaan di lahan Pendem, desa Pendem,
kepulauan Indonesia (Gandul, 2010). Malang, pukul 07.00-08.45 WIB.
Kopi robusta. Kopi Robusta (Coffea Alat dan Bahan
canephora) dimasukkan ke Indonesia pada Alat yang dipergunakana selama
tahun 1900 (Gandul, 2010). Kopi ini ternyata praktikum adalah penggaris, jangka sorong,
tahan penyakit karat daun, dan memerlukan bulpoin, lembar pengamatan, dan kamera
syarat tumbuh dan pemeliharaan yang ringan, Bahan yang digunakan selama
sedang produksinya jauh lebih tinggi. Oleh praktikum adalah bibit tanaman kopi.
karena itu kopi ini cepat berkembang, dan Metode Kerja
mendesak kopi-kopi lainnya. Saat ini lebih dari Metode kerja yang kami lakukan yaitu
90% dari areal pertanaman kopi Indonesia dengan memilih sampel bibit tanaman yang
terdiri atas kopi Robusta. akan diamati, 2). Memberi tanda agar dapat
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk diamati di pengamatan berikutnya, 3).
mempelajari dan membandingkan pertumbuhan Mengukur tinggi tanaman, jumlah daun, panjang
awal beberapa kultivar kopi dan mempelajari batang, lebar daun, jumlah cabang, bentuk daun,
karakter semai beberapa varietas kopi. serangan hama, enyakit, kanopi, warna, panjang
daun, diameter batang, dan primer.
Hasil dan Pembahasan
BAHAN DAN METODE Hasil
Parameter Minggu Foto literatur
Minggu ke 2
pengamatan ke 1

Tinggi
28 28
tanaman

Jumlah daun 23 30

Panjang
22,3 26,5
batang
Lebar daun 6.3 5,7

Jumlah
4 4
cabang

Bentuk daun menyirip Menyirip

Serangan
Ulat Ulat
hama

karat
Penyakit karat

Kanopi 25,5 37

Warna hijau Hijau


Panjang daun 16.5 11

Diameter
0.43 0,95
batang

Warna batang coklat Coklat

Pembahasan yang tumbuh tegak lurus atau vertikal dan dapat


Berdasarkan data perbandingan diatas menggantikan kedudukan batang bila batang
pada pengamatan ke 1 dan 2 dapat dijelaskan dalam keadaan patah atau dipotong) dan cabang
tinggi tanaman konstan pada 28 cm pada 7 HSP plagiotrop (cabang atau ranting yang tumbuh ke
dan 21 HSP, jumlah daun bertambah pada samping atau horizontal) (PTPN XII 2013).
pengamatan 1 berjumlah 23 namun pada Daun kopi memiliki bentuk bulat telur,
pengamatan ke dua 30 daun, panjang batang bergaris ke samping, bergelombang, hijau pekat,
22,3 menjadi 26,5 cm, lebar daun dari 6,3 cm, kekar, dan meruncing di bagian ujungnya. Daun
menjadi 5,7 cm, jumlah cabang 4, bentuk daun tumbuh dan tersusun secara berdampingan d
menyirip, serangan hama serangga, penyakit ketiak batang, cabang dan ranting. Sepasang
pada tanaman yaitu karat daun, lebar kanopi daun terletak dibidang yang sama di cabang dan
25,5 menjadi 37, warna daun hijau tua muda, ranting yang tumbuh mendatar. Kopi Arabika
panjang daun dari 16,5 cm dan pengamatan ke-2 memiliki daun yang lebih kecil dan tipis apabila
11 cm, diameter batang 0,43 menjadi 0,95, dan dibandingkan dengan spesies kopi Robusta yang
warna pada batang coklat sedikit hijau. memiliki daun lebih lebar dan tebal. Warna daun
Menurut penjelasan diatas dapat di lihat kopi Arabika hijau gelap, sedangkan kopi
perbedaan beberapa hasil pengamatan ada yang Robusta hijau terang (Panggabean 2011).
bertambah dan berkurang. Faktor penyebab Bunga kopi biasanya akan mekar pada
menurunnya angka pertumbuhan dikarenakan awal musim kemarau. Bunga berkembang
bagian fisik yang diamati berbeda dengan menjadi buah dan siap dipetik pada akhir musim
minggu sebelumnya. kemarau (Najiyati dan Danarti 2007). Warna
Batang yang tumbuh dari biji disebut larutan kopi dengan kode sampel m dengan
batang pokok. Batang pokok memiliki ruas-ruas larutan kopi dengan sampel menurut panelis
yang tampak jelas pada saat tanaman itu masih memiliki warna yang sama yaitu berwana hitam
muda. Pada tiap ruas tumbuh sepasang daun pekat. Kepahitan berkorelasi dengan total
yang berhadapan, selanjutnya tumbuh dua padatan terlarut pada kopi ( Novita, 2012). Kopi
macam cabang, yakni cabang orthotrop (cabang tidak hanya berperan penting sebagai sumber
devisa melainkan juga merupakan sumber berasal dari pembiakan secara generatif dan
penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah sambungan atau stek, dengan kata lain yang
juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, berasal dari pembiakan secara vegetatif (AAK,
2012). 2003). Penyebab dormansi eksogen ini meliputi
Karakter morfologi yang khas pada kopi sifat fisik kulit benih yang kedap terhadap air,
robusta adalah tajuk yang lebar, perwatakan gas atau karena kulit benih yang keras
besar, ukuran daun yang lebih besar ( Cahyanti. 2009).
dibandingkan daun kopi arabika, dan memiliki Kesimpulan
bentuk pangkal tumpul. Selain itu, daunnya Kesimpulan dari praktikum ini adalah
tumbuh berhadapan dengan batang, cabang, dan 1. Batang pokok memiliki ruas-ruas yang
ranting-rantingnya (Najiyatih dan Danarti 2012). tampak jelas pada saat tanaman itu
Biji kopi 12 robusta juga memiliki karakteristik masih muda. Pada tiap ruas tumbuh
yang membedakan dengan biji kopi lainnya. sepasang daun yang berhadapan,
Secara umum, biji kopi robusta memiliki selanjutnya tumbuh dua macam cabang.
rendemen yang lebih tinggi dibandingkan kopi 2. Warna daun kopi Arabika hijau gelap,
arabika. Selain itu, karakteristik yang menonjol sedangkan kopi Robusta hijau terang
yaitu bijinya yang agak bulat, lengkungan 3. Bibit-bibit yang akan ditanam dapat
bijinya yang lebih tebal dibandingan kopi berasal dari biji (zaailing), dengan kata
arabika, dan garis tengah dari atas ke bawah lain yang berasal dari pembiakan secara
hampir rata (Panggabean 2011). generatif dan sambungan atau stek,
Bibit-bibit yang akan ditanam dapat dengan kata lain yang berasal dari
berasal dari biji (zaailing), dengan kata lain yang pembiakan secara vegetative
Daftar Pustaka Perkecambahan Kopi Arabika Klon
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, USDA (Coffea arabica L.). Universitas
2008. Perbanyakan Klonal Kopi. No Brawijaya. Malang
Seri 02.004.05. Panggabean, E. 2011. Buku Pintar Kopi. PT.
Puslitkoka. 2006. Pedoman Teknis Tanaman Agromedia Pustaka. Jakarta.
Kopi. 96 hal. Jember. Polhaupessy, S. 2014. Pengaruh
Gandul. “Sejarah Kopi”. 2010. konsentrasi giberelin dan lama
http://sekilap.blog.com/ 2010/ perendaman terhadap perkecambahan
01/05/sejarah-kopi/diunduh biji sirsak (Anonna muricata L.).
AAK. 2002. Budidaya Tanaman Kopi. Perendaman Benih Terhadap
Kanisisus, Yogyakarta Perkecambahan dan Pertumbuhan
Novita, E. 2012. Desain Proses Pengolahan Pada Awal Bibit Kopi Arabika (Coffea
Agroindustri Kopi Robusta arabica L.). Universitas Gadjah Mada.
Menggunakan Modifikasi Teknologin Yogyakarta.
olah Basah Berbasis Produksi Bersih. Rahardjo, P. 2012. Kopi, Panduan Budidaya dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Lingkungan. Pascasarjana.Institut Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pertanian Bogor. Bogor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Barat.
Cahyanti, E. 2009. Pengaruh Perlakuan 2013. Kabupaten Solok Dalam Angka
Pemecahan Dormansi Benih Pada 2013. Padang
Budiman, Haryanto. 2012. Prospek Tinggi Kelompok Tani Sepakat Di Jorong
Bertanam Kopi. Yogyakarta. Pustaka Galagah Kecamatan Lembah Gumanti
Baru Press. 214 hal. Kabupaten Solok[Skripsi]. Padang.
Fitria, Wahyuni Sari. 2008. Analisis Finansial Fakultas Pertanian Universitas
Usaha Tani Kopi Arabika (coffea Andalas.
Arabika) Dan Permasalahannya Pada

Anda mungkin juga menyukai