TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut :
Kigdom : Plantae
Subkigdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Afrika, tepatnya dari negara Ethiopia pada abad ke-9. Suku Ethiopia memasukan biji
pokok lainnya, seperti daging dan ikan. Tanaman ini mulai diperkenalkan di dunia
pada abad ke-17 di India. Selanjutnya, tanaman kopi menyebar ke Benua Eropa oleh
7
8
seorang yang berkebangsaan Belanda dan terus dilanjutkan ke Negara lain termasuk
Di Indonesia kopi mulai dikenal pada tahun 1696, yang dibawa oleh VOC.
Tanaman kopi di Indonesia mulai diproduksi di pulau Jawa, dan hanya bersifat coba-
coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup
berbagai daerah agar para penduduk menanamnya (Najiyanti dan Danarti, 2007).
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari
Pada umumnya tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar dua tahun.
Bila bunga sudah dewasa, terjadi penyerbukan dengan pembukaan kelopak dan
mahkota yang akan berkembang menjadi buah. Kulit buah yang berwarna hijau akan
menguning dan menjadi merah tua seiring dengan pertumbuhannya. Waktu yang
diperlukan dari bunga menjadi buah matang sekitar 6-11 bulan, tergantung jenis dan
lingkungan. Kopi Arabika membutuhkan waktu 6-8 bulan, sedangkan kopi Robusta
8-11 bulan. Bunga umumnya mekar awal musim kemarau dan buah siap dipetik
diakhir musim kemarau. Diawal musim hujan, cabang primer akan memanjang dan
membentuk daun-daun baru yang siap mengeluarkan bunga pada awal musim
9
kemarau mendatang (Najiyati dan Danarti 2007). Jika dibandingkan dengan kopi
Arabika, pohon kopi Robusta lebih rendah dengan ketinggian sekitar 1,98 hingga
4,88 meter saat tumbuh liar di kawasan hutan. Pada saat dibudidayakan melalui
Tjokrowinoto 1991).
Batang yang tumbuh dari biji disebut batang pokok. Batang pokok memiliki
ruas-ruas yang tampak jelas pada saat tanaman itu masih muda. Pada tiap ruas
tumbuh sepasang daun yang berhadapan, selanjutnya tumbuh dua macam cabang,
yakni cabang orthotrop (cabang yang tumbuh tegak lurus atau vertikal dan dapat
menggantikan kedudukan batang bila batang dalam keadaan patah atau dipotong) dan
cabang plagiotrop (cabang atau ranting yang tumbuh ke samping atau horizontal)
hijau pekat, kekar, dan meruncing di bagian ujungnya. Daun tumbuh dan tersusun
secara berdampingan d ketiak batang, cabang dan ranting. Sepasang daun terletak
dibidang yang sama di cabang dan ranting yang tumbuh mendatar. Kopi Arabika
memiliki daun yang lebih kecil dan tipis apabila dibandingkan dengan spesies kopi
Robusta yang memiliki daun lebih lebar dan tebal. Warna daun kopi Arabika hijau
kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 2–3 kelompok bunga
10
sehingga setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8–18 kuntum bunga atau setiap buku
menghasilkan 16–36 kuntum bunga. Bunga kopi berukuran kecil, mahkota berwarna
putih dan berbau harum. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya menutupi bakal
buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari terdiri dari 5–7 tangkai berukuran
pendek. Bunga kopi biasanya akan mekar pada awal musim kemarau. Bunga
berkembang menjadi buah dan siap dipetik pada akhir musim kemarau (Najiyati dan
Danarti 2007).
Buah kopi mentah berwarna hijau muda. Setelah itu, berubah menjadi hijau
tua, lalu kuning. Buah kopi matang (ripe) berwarna merah atau merah tua. Ukuran
panjang buah kopi Arabika sekitar 12–18 mm, sedangkan kopi Robusta sekitar 8– 16
mm. Buah kopi terdiri dari beberapa lapisan, yakni eksokarp (kulit buah), mesokarp
(daging buah), endokarp (kulit tanduk), kulit ari dan biji (Panggabean 2011).
Buah kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri dari tiga
lapisan yaitu lapisan kulit luar (exocarp), daging buah (mesocarp), dan kulit tanduk
(endocarp) yang tipis, tetapi keras. Kulit luar terdiri dari satu lapisan tipis. Kulit
buah yang masih muda berwarna hijau tua yang kemudian berangsuran surmenjadi
hijau kuning, kuning, dan akhirnya menjadi merah, merah hitam jika buah tersebut
sudah masak sekali. Daging buah yang sudah masak akan berlendir dan rasanya agak
manis. Biji terdiri dari kulit biji dan lembaga (Ciptadi dan Nasution 1985 dalam
Najiyati dan Danarti 2007). Kulit biji atau endocarp yang keras biasa disebut kulit
tanduk.
11
pada keadaan iklim dan tanah. Faktor lain adalah mencari bibit unggul yang
produksinya tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Setelah persyaratan
tersebut dapat dipenuhi, suatu hal yang juga penting adalah pemeliharaan, seperti:
(Wintgen 2009).
Kopi jenis robusta merupakan kopi yang paling akhir dikembangkan oleh
pemerintahan Belanda di Indonesia. Kopi ini lebih tahan terhadap cendawan Hemileia
vastatrix dan memiliki produksi yang tinggi dibandingkan kopi liberika. Akan tetapi,
citarasa yang dimilikinya tidak sebaik dari kopi jenis arabika, sehingga dalam pasar
Internasional kopi jenis ini memiliki indeks harga yang rendah dibandingkan kopi
jenis arabika. Kopi ini dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian diatas 600 sampai
700 m dpl (Indrawanto dkk. 2010). Selain itu, kopi ini sangat memerlukan tiga bulan
kering berturut-turut yang kemudian diikuti curah hujan yang cukup. Masa kering ini
Temperatur rata-rata yang diperlukan tanaman kopi robusta berkisar 20° – 24°C
(AAK 1988).
Karakter morfologi yang khas pada kopi robusta adalah tajuk yang lebar,
perwatakan besar, ukuran daun yang lebih besar dibandingkan daun kopi arabika, dan
memiliki bentuk pangkal tumpul. Selain itu, daunnya tumbuh berhadapan dengan
batang, cabang, dan ranting-rantingnya (Najiyatih dan Danarti 2012). Biji kopi
12
robusta juga memiliki karakteristik yang membedakan dengan biji kopi lainnya.
Secara umum, biji kopi robusta memiliki rendemen yang lebih tinggi dibandingkan
kopi arabika. Selain itu, karakteristik yang menonjol yaitu bijinya yang agak bulat,
lengkungan bijinya yang lebih tebal dibandingan kopi arabika, dan garis tengah dari
diatas permukaan laut. Curah hujan 1 500 – 3000 mm/tahun. Bulan kering (curah
hujan < 60 mm/bulan) 1 ‐ 3 bulan. Suhu udara rata‐rata 24‐30°C. Pada umumnya kopi
tidak menyukai sinar matahari langsung dalam jumlah banyak, tetapi menghendaki
sinar matahari teratur. Angin berpengaruh besar terhadap jenis kopi yang bersifat
self-steril. Hal ini untuk membantu penyerbukan yang berbeda klon. Tanaman kopi
robusta menghendaki tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Tingkat keasaman
tanah (pH) yang ideal untuk tanaman ini 5,5-6,5 dan tanaman kopi tidak
naungan pohon lain (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
2008).
Kopi Robusta dapat hidup di tanah agak masam, yaitu pH 5.5 - 6.5 Menurut
Indrawanto dkk. (2010) Kopi jenis arabika, robusta, dan liberika merupakan jenis
kopi yang terdapat di Indonesia. Akan tetapi, kopi yang banyak dibudidayakan di
Indonesia adalah kopi jenis arabika dan robusta. Curah hujan yang sesuai untuk
13
tanaman kopi 4 berkisar 1 500 sampai 2 500 mm tahun-1 dengan rata-rata bulan
kering 3 bulan. Rata-rata suhu yang diperlukan untuk tanaman kopi berkisar 15 °C
sampai 25 °C dengan kelas lahan S1 atau S2. Ketinggian tempat penanaman sangat
dan varietas yang akan ditanam, juga harus diperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang
akan dijalankan, seperti pembibitan atau pesemaian. Bibit-bibit yang akan ditanam
dapat berasal dari biji (zaailing), dengan kata lain yang berasal dari pembiakan secara
generatif dan sambungan atau stek, dengan kata lain yang berasal dari pembiakan
C. Perbanyakan Kopi
termurah dan termudah untuk perbanyakan tanaman kopi. Kopi juga bisa
diperbanyak secara vegetatif dengan stek, sambung dan kultur jaringan. Teknik stek
perakaran lebih kuat, lebih muda di perbanyak dan jangka waktu berbuah lebih
waktu untuk memulai berbuah lebih lama, sifat turunan tidak sama dengan induknya
14
dan ada banyak jenis tanaman produksinya sedikit atau benihnya sulit untuk
kuat. Tanaman yang ditanam berasal dari biji sering digunakan sebagai batang bawah
untuk okulasi maupun penyambungan. Selain itu karena sistem perakarannya kuat
tanaman yang berasal dari pembiakan generatif sering digunakan sebagai tanaman
penghijauan di lahan kritis untuk konservasi lahan. Bahan tanam hasil pembiakan
secara generatif adalah berupa biji (benih). Benih yang berukuran lebih kecil
yang besar. Ukuran biji yang kecil juga dapat memberikan kesempatan untuk
penyebaran yang lebih jauh. Tanaman hasil pembiakan generatif akan mempunyai
sifat yang berbeda dengan kedua induknya karena merupakan perpaduan dari kedua
genotip. Tanaman hasil pembiakan secara generatif biasanya mempuyai daya adaptasi
yang tinggi terhadap lingkungannya, selain itu tanaman hasil pembiakan generatif
mempunyai umur produktif yang lebih lama dibandingkan dengan tanaman hasil
Pembiakan secara vegetatif pada kopi yang pernah dan sering dijalankan
dengan cara menyambung dan menyetek. Dari kedua kemungkinan tersebut, yang
menyetek belum begitu meluas, karena kemungkinan hidup sangat kecil dan tidak
berbuah, sifat turunannya sesuai dengan induknya dan dapat digabung sifat-sifat yang
perakaran kurang baik, lebih sulit dikerjakan karena membutuhkan keahlian tertentu
D. Dormansi Benih
Benih adalah simbol dari suatu pemulaan kehidupan di alam semesta dan
Benih juga memiliki pengertian sebagai biji tanaman yang digunakan oleh manusia
dapat terjadi, yang disebabkan karena adanya pengaruh dari dalam dan luar biji
(Salisbury, 1995). Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda
melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada
embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi
klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan
dormansi embryo.
Biji merupakan adaptasi untuk tumbuhan terrestrial yang terdiri atas embrio
pembungkus yang resisten, salah biji adalah biji kopi. Dormansi dapat terjadi di biji
untuk tumbuh berkembang ataupun karena dipaksa untuk dorman. Dormansi dibagi
menjadi dua yaitu dormansi primer dan sekunder. Dormansi primer dapat bersifat
eksogen dan endogen. Dominasi primer yang bersifat eksogen adalah dominasi
primer yang terjadi akibat faktor luar lingkungan perkecambahan antara lain air, gas
dan cahaya. Penyebab dormansi eksogen ini meliputi sifat fisik kulit benih yang
kedap terhadap air, gas atau karena kulit benih yang keras ( Cahyanti. 2009).
Faktor faktor penyebab dormansi eksogen adalah air, gas, dan hambatan
mekanis. Benih yang impermeabel terhadap air dikenal sebagai benih keras hard
yaitu asam sulfat. 2ntuk testa yang mengandung senyawa tak larut air yang
menghalangi masuknya air ke benih, maka pelarut organik seperti alkohol dan aseton
dapat digunakan untuk melarutkan dan memindahkan ' senyawa tersebut sehingga
perkedcambahan. seperti kulit biji ynag keras dan kedap sehingga menjadi
penghalang mekanisme terhadap masuknya air dan gas pada beberapa jenis
tanaman
menunjukkan dormansi sampai tingkat tertentu dan memerlukan kondisi khusus atau
waktu penyimpanan yang lebih panjang sebelum berkecambah. Tekanan seleksi alam
selama evolusi telah menghasilkan tanaman dengan biji dorman dan/atau kuncup
sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang
Pertumbuhan tidak akan terjadi selama benih belum melalui masa dormansinya, atau
Dormansi diklasifikasikan dalam berbagai cara dan tidak ada sistem yang
penyebaran tidak akan dapat berkecambah pada kondisi perkecambahan normal dan
belum matang.
2) Dormansi mekanis
dihalangi struktur kulit benih yang keras. Kulit biji yang keras akan menyebabkan air
tidak dapat ditembus oleh air, atau udara yang dapat membatasi mekanisasi kerja dari
embrio biji. Imbibisi dapat terjadi tetapi radicle tidak dapat membelah atau
menembus kulitnya. Pada dasarnya hampir semua benih yang mempunyai dormansi
3) Dormansi fisik
Dormansi fisik disebabkan oleh kulit buah yang keras dan impermeable atau
penutup buah yang menghalangi imbibisi dan pertukaran gas. Fenomena ini sering
disebut sebagai benih keras, meskipun istilah ini sering digunakan untuk benih legum
4) Zat-zat penghambat
sering dijumpai ditemukan dalam daging buah. Gula, coumarin dan zat-zat lain dalam
penyerapan.
5) Dormansi cahaya
kondisi terang. Sehingga benih tersebut disebut dengan peka cahaya. Dormansi
6) Dormansi suhu
Istilah dormansi suhu digunakan secara luas mencakup semua tipe dormansi,
suhu berperan dalam perkembangan atau pelepasan dari dormansi. Benih dengan
dormansi suhu seringkali memerlukan suhu yang berbeda dari yang diperlukan untuk
20
beriklim sedang.
7) Dormansi gabungan
Apabila dua atau lebih tipe dormansi ada dalam jenis yang sama, dormansi
harus dipatahkan baik melalui metode beruntun yang bekerja pada tipe dormansi yang
disebabkan oleh keseimbangan antara zat pemacu dan zat penghambat yang ada
dalam benih. Salah satu pemacu dormansi atau penghambat pertumbuhan adalah
asam absisat, Sedangkan senyawa yang memacu pertumbuhan adalah sitokinin dan
giberalin. Sehingga ketika biji akan dorman maka terlihat adanya peningkatan
senyawa asam absisat dalam tumbuhan tersebut. Biji kopi merupakan salah satu jenis
biji yang memiliki sifat impermeable terhadap gas terutama pada bagian endokarpnya
Benih kopi memiliki masa dormansi fisik yang cukup lama sehingga perlu
dilakukan usaha untuk memperpendek dormansi fisik benih kopi. Penyebab dormansi
pada benih kopi diduga karena kulit benih yang impermeabel terhadap air dan
mereduksi kandungan oksigen dalam benih sehingga dalam keadaan anaerobik terjadi
Benih tanaman kopi memiliki kulit biji yang cukup keras sehingga untuk
dibutuhkan untuk perkecambahan benih kopi di sebabkan karena sulitnya air untuk
menembus kulit benih yang keras. Sehingga kopi memiliki massa dormansi fisik yang
cukup lama. Menurut Ashari (1995) dalam Hedty dkk (2014), untuk mencapai
stadium serdadu (hipokotil tegak lurus) butuh waktu empat sampai enam minggu,
waktu delaman sampai dua belas minggu. Keadaaan ini tentu akan berdampak pada
penyediaan bibit.
E. Pematahan Dormansi
kondisi atau proses yang diterapkan pada pematahan dormansi untuk perkecambahan,
dan penyakit. Tujuan perlakuan awal adalah untuk menjamin bahwa benih akan
perlakuan awal sering harus disesuaikan dengan individu jenis dan lot benih
yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk dikecambahkan (Widhityarini dkk,
2011).
keras adalah dengan skarifikasi mekanik. Skarifikasi merupakan salah satu proses
yang dapat mematahkan dormansi pada benih keras karena meningkatkan imbibisi
benih. Skarifikasi mekanik dilakukan dengan cara melukai benih sehingga terdapat
celah tempat keluar masuknya air dan oksigen. Teknik yang umum dilakukan pada
penusukan jarum tepat pada bagian titik tumbuh sampai terlihat bagian embrio
peningkatan kadar air dapat terjadi lebih cepat sehingga benih cepat berkecambah
Pelaksanakan teknik skarifikasi mekanik harus hati-hati dan tepat pada posisi
embrio berada. Posisi embrio benih aren kadang-kadang berbeda seperti terletak pada
bagian punggung sebelah kanan atau kiri, dan terkadang terletak di bagian tengah
Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan kulit benih lebih mudah
dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Perendaman pada larutan kimia yaitu
seperti KNO3, H2SO4, dan HCl dengan konsentrasi pekat membuat kulit benih
menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah. Berikut rincian
pengujian perkecambahan benih (Copeland dan McDonald, 2001 dalam Marlina dkk,
2010).
tinggi daripada perendaman dengan KNO3, tetapi tidak menunjukkan pengaruh yang
nyata terhadap peubah lainnya (Mas’oedi, 1985). Hal ini diduga konsentrasi 0,2 – 0,6
Larutan asam sulfat menyebabkan kerusakan pada kulit biji dan dapat
diterapkan baik pada legum dan non legum. Lamanya perlakuan larutan asam harus
memperhatikan dua hal yaitu kulit biji atau pericarp dapat diretakkan untuk
Penelitian pada benih kayu afrika menunjukkan benih yang direndam dalam
2006).
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Asam
klorida adalah asam kuat. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Ciri
fisik asam klorida, seperti titik didih, titik leleh, kepadatan, dan pH tergantung dari
konsentrasi atau molarity dari HCl di dalam larutan asam (Anonim, 2013).
penyerapan air oleh benih. Perlakuan perendaman dalam air berfungsi untuk mencuci
25
fisik, selain itu ada resiko bahwa benih akan mati jika dibiarkan dalam air sampai
penyerapan air oleh benih. Caranya yaitu dengan memasukkan benih ke dalam air
panas pada suhu 400 – 700 C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama
(Anonim , 2013).
F. Hipotesis
2. Perendaman H2SO4 20% selama 25 menit akan memberikan pengaruh paling baik
untuk perkecambahan dan vigor bibit kopi.