Oleh:
Kelompok III
Ananda Yaumil Akhir
(1405102010043)
Maulana Putra
(1405102010054)
Naufal Mutawakil
(1405102010061)
Nurul Fitri
(1405102010057)
Raihan Aulia
(1405102010059)
Samsul Anwar
(1405102010062)
Ulya Mazlina
(1405102010043)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Manajemen Bisnis Perkebunan Kopi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Manajemen Bisnis
Perkebunan Kopi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan ...................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................2
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Mengenal Kopi.......................................................................................3
3.2 Aspek Produksi dari Bisnis Perkebunan Kopi......................................4
3.3 Aspek Keuangan dari Bisnis Perkebunan Kopi...................................10
3.4 Aspek Pemasaran dari Bisnis Perkebunan Kopi..................................13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi
dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari
spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia.
Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab, melalui
para saudagar Arab (Rahardjo, 2012).
Di Indonesia kopi mulai di kenal pada tahun 1696, yang di bawa oleh VOC.
Tanaman kopi di Indonesia mulai di produksi di pulau Jawa, dan hanya bersifat
coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup
menguntungkan sebagai komoditi perdagangan maka VOC menyebarkannya ke
berbagai daerah agar para penduduk menanamnya (Najiyanti dan Danarti, 2004).
Tanaman kopi tumbuh tegak dapat mencapai ketinggian 12 meter dan
bercabang. Tanaman ini tidak dipengaruhi langsung oleh ketinggian tempat, tetapi
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suhu. Hal ini karena faktor suhu berpengaruh
langsung terhadap pertumbuhan tanaman kopi, terutama terhadap pembentukkan
bunga dan buah serta kepekaaan terhadap serangan penyakit (AKK, 1989). Di
Indonesia umumnya tinggi rendahnya suhu ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat yang berbeda-beda (Najiyanti dan Danarti, 2011).
Secara ekonomis pertumbuhan dan produksi tanaman kopi sangat
tergantung pada atau dipengaruhi oleh keadaan iklim dan tanah. Kebutuhan pokok
lainnya yang tak dapat diabaikan adalah: mencari bibit unggul yang produksinya
tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Setelah persyaratan tersebut dapat
dipenuhi, suatu hal yang juga penting adalah pemeliharaan seperti pemupukan,
pemangkasan pohon peneduh dan pemberantasan hama dan penyakit (AAK,
1988).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mengenal Kopi
a. Asal Usul Kopi
Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan
26% berasal dari spesies kopi robusta. Kopi arabika (Coffea arabica) berasal dari
Afrika, yaitu dari daerah pegunungan di Etiopia. Namun demikian, kopi arabika
Kopi arabika dan kopi robusta memasok sebagian besar perdagangan kopi
dunia. Jenis kopi arabika memiliki kualitas cita rasa tinggi dan kadar kafein lebih
rendah dibandingkan dengan robusta. Kopi liberika dan ekselsa dikenal kurang
ekonomis dan komersial karena memiliki banyak variasi bentuk dan ukuran biji
serta kualitas cita rasanya.
3.2 Aspek Produksi dari Bisnis Perkebunan Kopi
Aspek produksi terdiri dari perencanaan produksi, pengendalian produksi,
dan pengambilan.
3.2.1
Perencanaan
a. Memilih Jenis Kopi yang Akan Ditanam
Langkah awal untuk menanam kopi adalah memilih jenis kopi yang
nantinya akan ditanam. Ada banyak jenis kopi yang bisa dipilih untuk ditanam.
Namun, ada dua yang sering ditanam oleh para petani kopi di Aceh, yaitu kopi
jenis arabika dan kopi robusta. Kedua jenis kopi ini memang lebih mudah ditanam
dibandingkan dengan kopi jenis lainnya. Setelah menemukan jenis kopi yang akan
ditanam, maka langkah selanjutnya dalam cara tanam kopi adalah melakukan
pemilihan bibit yang berkualitas unggul.
b. Menyiapkan Lahan Untuk Menanam
Setelah menemukan bibit yang unggul maka langkah selanjutnya dalam
budidaya tanaman kopi adalah menyiapkan lahan yang akan ditanami kopi.
Seperti yang sudah disebutkan, lahan yang digunakan untuk menanam kopi tidak
perlu terlalu luas karena kopi bisa ditanam dengan lahan yang sempit. Tahap
persiapan lahan ini dimulai dengan menyiapkan pohon untuk peneduh tanaman
kopi.
Penanaman kopi akan di tanam pada lahan semi marjinal seluas 1 Ha,
secara Poliklonal menggunakan klon BP 42, BP 358 dan SA 237 dengan tanaman
clereside sebagai tanaman pelindung. Jarak tanam kopi yang digunakan adalah 2 x
3 m dengan populasi 1 666 batang, persediaan sulaman untuk kematiaan benih
adalah 10% dri jumlah populasi yaitu 166 batang. Dalam perencanaan ini untuk
menunjang kegiatan nantinya tidak terlepas dari alat pertanian pokok yang harus
disiapkan sebagai tahapan awal kegiatan.
Alat pertanian yang wajib disiapkan adalah sebagai berikut:
a) Cangkul sebanyak 2 buah
b) Parang sebanyak 2 buah
c) Handspryer 1 buah dan
d) Grobak sorong 1 buah
Metode penanaman kopi dilaksanakan pada awal musim penghujan yaitu
kisaran bulan September/Oktober 2014. Tahapan penanaman dimulai dari:
a) Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dilaksanakan pada awal maret 2014 (6 bulan sebelum jadwal
tanamm).
b) Penentuan titik tanam tanaman kopi (pemancanagan)
Penentuan titik tanam dilakukan setelah kondisi lahan dalam keadaan bersih,
sesuai dengan jarak tanam yaitu 2 x 3 m.
c) Pembuatan lubang tanam
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm untuk memperkecil biaya
pembuatan lubang, yang seharusnya lubang tanam anjuran adalah 60 x 60 x 60
cm.
d)`Penanaman pohon pelindung clereside
Penanaman pohon pelindung di tanam dengan pola diantara tanaman kopi,
dengan jumlah populasi 75% darai tanaman kopi yaitu sekitar 1 250 batang.
Berikut adalah gambar pola tanam pohon pelindung.
c. Menanam Bibit Kopi
Jika lahan sudah siap maka langkah selanjutnya dalam membudidayakan
kopi adalah menanam bibit yang sudah disiapkan di lahan yang sudah siap. Dalam
menanam bibit kopi, jarak tanaman kopi sebaiknya tidak lebih dari 3 meter. Jarak
untuk menanam kopi ini bergantung dari jenis kopi yang dipilih. Penanaman bibit
kopi tidak dilakukan dengan cepat, lubang untuk menanam harus disiapkan dua
bulan sebelum menempatkan bibit kopi didalamnya. Sebelum menanam diberikan
pupuk dasar berupa pupuk kandang 5 kg/lubang sebagai pupuk dasar 1 minggu
sebelum penanaman.
3.2.2
Pengendalian
Langkah yang diperlukan untuk pemeliharaan budidaya kopi adalah
tunggal lebih cocok untuk jenis tanaman kopi yang mempunyai banyak cabang
sekunder semisal arabika. Pemangkasan ganda lebih banyak diaplikasikan
diperkebunan rakyat yang menanam robusta. Pemangkasan ini lebih sesuai pada
perkebunan di daerah dataran rendah dan basah.
Berdasarkan tujuannya, pemangkasan dalam budidaya kopi dibagi menjadi
tiga macam yaitu:
produktif atau cabang tua. Hal ini dilakukan agar tanaman lebih fokus
menumbuhkan cabang yang produktif. Selain itu, pemangkasan ini juga untuk
membuang cabang-cabang yang terkena penyakit atau hama.
Pemangkasan peremajaan, dilakukan pada tanaman yang telah mengalami
penurunan produksi, hasil kuranng dari 400 kg/ha/tahun atau bentuk tajuk yang
sudah tak beraturan. Pemangkasan dilakukan setelah pemupukan untuk
menjaga ketersediaan nutrisi.
d. Penyiangan gulma
Tanaman kopi harus selalu bersih dari gulma, terutama saat tanaman masih
muda. Lakukan penyiangan setiap dua minggu, dan bersihkan gulma yang ada
dibawah tajuk pohon kopi. Apabila tanaman sudah cukup besar, pengendalian
gulma yang ada diluar tajuk tanaman kopi bisa memanfaatkan tanaman penutup
tanah. Penyiangan gulma pada tanaman dewasa dilakukan apabila diperlukan saja.
3.2.3
Pengambilan
Ciri-ciri buah kopi yang telah matang bisa dilihat dari warna kulitnya. Buah
kopi yang paling baik untuk dipanen adalah yang telah matang penuh, berwarna
merah. Namun karena berbagai alasan, para petani sering memanen buah yang
masih berwarna kuning bahkan hijau.
Warna hijau dan hijau kekuningan. Warna ini menandakan kondisi buah kopi
masih muda. Apabila dipetik bijinya berwarna pucat keputihan dan keriput.
Aroma dan postur (body) yang dihasilkan masih sangat lemah. Buah seperti ini
tidak disarankan untuk tidak dipetik.
Warna merah penuh, menunjukkan buah telah matang sempurna. Aroma dan
citarasanya telah terbentuk dengan mantap. Keadaan buah seperti ini
merupakan kondisi paling baik untuk dipetik.
Warna merah tua, menandakan buah sudah kelewat matang. Bijinya berwarna
coklat dan kehitaman. Aroma dan posturnya mulai menurun, terkadang
mengeluarkan citarasa seperti bau tanah (earthy). Buah seperti ini harus sudah
dipetik.
Selain warna kulit, untuk menentukan kematangan buah kopi bisa diketahui
dari kandungan senyawa gula yang terdapat pada daging buah. Kopi yang telah
matang memiliki kandungan senyawa gula relatif tinggi pada daging buahnya.
Pada buah yang telah matang, daging buah lunak dan berlendir serta terasa manis.
a. Pemetikan buah kopi
Pada tanaman kopi arabika, buah kopi yang telah matang cenderung mudah
rontok. Apabila dibiarkan jatuh ke tanah, buah tersebut akan menyerap bau-bauan
di atas tanah yang bisa menurunkan mutu kopi. Sehingga dianjurkan untuk segera
memetik buah kopi arabika begitu terlihat berwarna merah penuh.
Buah kopi tidak dipanen serentak, proses pemetikan dilakukan secara
bertahap. Berikut ini beberapa cara pemetikan buah kopi:
Pemetikan selektif. Pemetikan dilakukan hanya pada buah yang telah berwarna
merah penuh atau telah matang sempurna. Sisanya dibiarkan untuk pemetikan
selanjutnya.
Pemetikan setengah selektif. Pemetikan dilakukan pada semua buah dalam satu
dompol. Syaratnya dalam dompolan tersebut terdapat buah yang telah
berwarna merah penuh.
Lelesan. Pemanenan dengan cara memungut buah kopi yang gugur berjatuhan
di tanah karena sudah kelewat matang.
Untuk menjaga produktivitas tanaman kopi, pemetikan harus dilakukan
dengan cara yang benar. Cabut buah secara vertikal agar tidak merusak tangkai
buah, sehingga akan tumbuh kembali buah pada tangkai tersebut. Memetik buah
kopi dengan cara merampas tidak dianjurkan karena bisa merusak tangkai.
Sarana produksi
VOLUME
HARGA
JUMLAH
SATUAN
SATUAN(RP)
BIAYA
Grobak sorong
350 000
700 000
Handsprayer
300 000
600 000
Cangkul
70 000
140 000
Parang/Sabit
50 000
100 000
Benih tanam
1 666 Btg
7000
11 662 000
Benih sulaman
166 Btg
7000
1 162 000
Stek cleresede
1 250 stek
500
Pancang
1 666 Buah
500
833 000
Pupuk dasar
1.pupuk kandang
5,5 ton
250
1 250 000
2.pupuk Urea
400 kg
2500
1 000 000
3.pupuk TSP
200 kg
3500
700 000
4.pupuk KCL
200 kg
4000
800 000
2 ltr
100 000
200 000
Herbisida
10 ltr
60 000
600 000
625 000
20 872 000
Tenaga kerja
Borongan
1 000 000
1 000 000
pemancangan
4 H0K
50 000
200 000
20 HOK
50 000
1 000 000
4 HOK
50 000
200 000
Penanaman kopi
10 HOK
50 000
500 000
Penyulaman
1 HOK
50 000
50 000
40 HOK
50 000
2 000 000
Pemupukan 2
20 HOK
50 000
1 000 000
Penyemprotan gulma
8 HOK
50 000
400 000
10
8 HOK
50 000
400 000
11
Pembentukan cabang
2 HOK
50 000
100 000
12
20 HOK
50 000
1 000 000
7 850 000
28 722 000
Dari tabel analisis diatas dapat dilihat bahwa untuk melaksanakan usaha
tanaman kopi di butuhkan biaya Rp28722 000,- untuk 1 ha lahan, bila prediksi
produktifitas rata-rata 1 ton/hektar
dengan harga
O
1
Sarana produksi
VOLUME
HARGA
JUMLAH
SATUAN
SATUAN(RP)
BIAYA
1.pupuk Urea
200 kg
2500
2.pupuk TSP
100 kg
3500
500 000
350 000
3.pupuk KCL
100 kg
4000
400 000
2 ltr
100 000
200 000
Herbisida
2 ltr
60 000
120 000
1 570 000
Tenaga kerja
10 HOK
50 000
500 000
Pemupukan 2
5 HOK
50 000
250 000
Penyemprotan gulma
2 HOK
50 000
100 000
4 HOK
50 000
200 000
Pemeliharan cabang
4 HOK
50 000
200 000
20 HOK
50 000
1 000 000
2 250 000
764 000
4 584 000
20 000 000
15 416 000
Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa keuntungan yang akan
diperoleh/tahun adalah Rp 15 416 000
3) Dapat mengembalikan modal awal
tanaman menghasilkan
3.4 Aspek Pemasaran dari Bisnis Perkebunan Kopi
Produk kopi dari Aceh telah cukup dikenal dipasar mancanegara, jumlah
ekspor kopi telah mampu menyumbang devisa yang cukup besar bagi Indonesia.
Peluang ekspor yang dimiliki produk kopi Aceh cukup besar jika dilihat dari
jumlah permintaan ekspor kopi yang terus meningkat tiap tahunnya. Ekspor kopi
tidak hanya bentuk biji, tetapi bentuk kopi olahan, antara lain kopi sangria, kopi
bubuk, dan kopi terlarut. Namun, ekspor produk olahan kopi (bentuk kopi bubuk)
masih sangat kecil. Oleh karena itu perlu diversifikasi produk yang dapat
dikembangkan pada skala usaha kecil dan menengah serta skala besar.
Kopi merupakan komoditas ekspor karena sekitar 60% dari jumlah kopi
nasional diekspor, dan sisanya dikonsumsi serta disimpan oleh pedagang dan
eksportir sebagai cadangan apabila terjadi gagal panen. Konsekuensi dari
besarnya jumlah kopi yang diekspor adalah ketergantungan pada kondisi dan
situasi pasar kopi dunia. Negara tujuan utama ekspor kopi dari Indonesia adalah
Amerika Serikat, Jerman dan Jepang.
Indonesia memiliki faktor-faktor keunggulan kompetitif yang dapat
menjadi peluang bagi Indonesia untuk dapat bersaing di dalam pasar ekspor kopi
di Amerika.
Berikut faktor keuntungan keunggulan mutlak yang dimiliki Aceh:
1. Faktor Kondisi (Conditions)
Kondisi lahan dan tingkat keasaman tanah serta kondisi alam Aceh yang
sangat cocok untuk perkembangan tanaman kopi membuat biji kopi Aceh
menghasilkan biji kopi dengan rasa dan aroma yang kuat. Rasa biji kopi Indonesia
yang kuat kemudian menarik minat importir kopi di AS untuk mengimpor kopi
dari Aceh, hal ini dikarenakan selera konsumen kopi di AS sangat menyukai kopi
yang memiliki rasa dan aroma yang tajam
2. Faktor persaingan (Rivalry)
Kondisi tanah yang berbeda di tiap daerah penghasil di Aceh
menghasilkan karakteristik biji kopi yang memiliki cita rasa yang unik dan khas
dari tiap-tiap daerah. Biji-biji kopi ini kemudian yang disebut sebagai kopi
specialty. Sejak tahun 2002 industri caf-caf atau coffeeshop di Amerika Serikat
telah memasuki era The Third Wave, yaitu jenis kopi yang ditawarkan mulai
beragam dari jenis kopi specialty . Jika dibandingkan dengan Vietnam, Indonesia
memiliki lebih banyak jenis biji kopi specialty. Jenis kopi specialty yang dimiliki
Vietnam hanya ada 2 yaitu Highlands Coffee dan Trung Nguyen Coffee.
Kemunculan era The Third Wave di kalangan penikmat kopi di Amerika Serikat
ini tentu saja membuka peluang besar untuk meningkatkan daya saing ekspor biji
kopi specialty Indonesia di pasar kopi AS, mengingat jumlah jenis kopi specialty
Indonesia yang lebih beragam jika dibandingkan dengan Vietnam.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah:
1. Ada tiga aspek yang mempengaruhi pengelolaan perkebunan, yaitu
produksi, keuangan, dan pemasaran.
2. Ada dua yang sering ditanam oleh para petani kopi di Aceh, yaitu kopi
jenis Arabika dan kopi Robusta.
3. Dari analisis keuangan diatas dapat dilihat bahwa untuk melaksanakan
usaha tanaman kopi di butuhkan biaya Rp 28.722.000,- untuk 1ha.
4. Pengambilan hasil panen buah kopi dapat dilakukan dengan cara
pemetikan buah kopi dan kemudian dilakukan penyortiran buah menurut
kualitas yang dihasilkan dari buah kopi.
5. Langkah yang diperlukan untuk pemeliharaan budidaya kopi adalah
penyulaman, pemupukan pemangkasan dan penyiangan.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius, Yogyakarta.
Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Penebar Swadaya, Jakarta.
Najiyati, S. dan Danarti. 2004 . Budidaya Tanaman Kopi dan Penanganan Pasca
Panen. Penebar Swadaya, Jakarta.