Oleh :
Kelompok 1
Pada periode tahun kopi September 2019, pangsa tingkat konsumsi Indonesia di antara negara
produsen di kawasan Asia dan Oseania merupakan yang tertinggi, yaitu 13,5 persen. Sementara itu, pangsa
tingkat konsumsi Indonesia di dunia pada tahun yang sama merupakan yang tertinggi ke-5, yaitu sebesar 2,9
persen (Media Perkebunan, 2020).
D. Luas Areal dan Produksi
Di Indonesia kira-kira 88% dari areal dan 80%, produksi kopi terdiri atas kopi rakyat yang terletak di
luar Jawa. Areal kopi perkebunan terutama terdapat di Jawa Timur (87%) dan Jawa Tengah (10%) dari tahun
1959 dan 1968 luas areal kopi di Indonesia bertambah menjadi 186 %. Ini terjadi pada kopi rakyat, karena
selama itu luas dan produksi perkebunan justru berkurang. Daerah produksi kopi pertama di Indonesia adalah
Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Timur, Bali, Aceh, dan Sulawesi Selatan.
E. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi
Syarat-syarat tumbuh ini sangat menentukan berhasil atau tidaknya bertanam kopi.
1. Iklim
Tanaman kopi ini dapat tumbuh baik pada daerah yang terletak antara 20° Lintang Utara dan 20° Lintang
Selatan. Untuk daerah di Indoneisa sendiri karena mengingat letak geografisnya diantara 5° Lintang Utara
sampai 10° Lintang Selatan maka sebenarnya menjadi daerah yang sangat potensial bila ditanami tanaman
kopi.
2. Curah hujan
Jumlah curah hujan untuk tanaman kopi tidak begitu penting dibanding dengan distribusi curah hujan. Hal
ini karena tanaman kopi memerlukan masa agak kering selama kurang lebih tiga bulan. Lebih-lebih masa kering
ini penting bagi kopi robusta yang memerlukan penyerbukan bersilang. Curah hujan yang optimal adalah 2000 -
3000 mm/tahun dengan lebih kurang 3 bulan kering, tetapi dengan hujan kiriman yang cukup.
3. Tanah
Karena akar tanaman kopi relatif dangkal, maka akar tersebut peka terhadap keadaan
lapisan tanah bagian atas. Kopi memerlukan struktur tanah yang baik dengan kadar bahan organik
paling sedikit 3%. Tata udara dan tata air tanah bila kurang baik perakaran kopi akan menderita. Sehingga
tanaman menjadi kerdil dan kekuningan. Derajat keasaman tanah dari kopi sebaiknya antara 5,5 – 6,5
4. Jarak tanam dan lubang tanam
Jarak tanam yang ideal untuk tanaman kopi dapat bervariasi tergantung pada varietas kopi yang ditanam
dan kondisi lingkungan setempat. Pada umumnya, jarak tanam antara baris kopi dapat berkisar antara 2 hingga
3 meter. Sedangkan, jarak tanam antara tanaman kopi dalam baris biasanya berkisar antara 1 hingga 1,5 meter.
Ukuran lubang tergantung tekstur tanah, makin berat tanah ukuran lubang makin besar. Ukuran lubang yang
baik yaitu 60 cm x 60 cm pada permukaan dan 40 cm x 40 cm pada bagian dasar dengan kedalaman 60 cm.
Lubang sebaiknya dibuat 6 bulan sebelum tanam. Menutup lubang tanam sebaiknya 3 bulan sebelum tanam
kopi. Menjaga agar batu-batu, padas, dan sisa-sisa akar tidak masuk ke dalam lubang tanam (Pertanian, 2014)
5. Ketinggian
Tanaman kopi memiliki preferensi terhadap ketinggian tertentu. Varietas Arabika tumbuh
baik pada ketinggian antara 600 hingga 1.800 meter di atas permukaan laut. Sedangkan varietas Robusta lebih
cocok pada ketinggian 200 hingga 800 meter di atas permukaan laut (Pertanian, 2014).
6. Suhu
Tanaman kopi tumbuh optimal pada suhu yang sejuk hingga sedang. Rentang suhu yang ideal untuk
budidaya tanaman kopi berkisar antara 18 hingga 25 derajat Celsius. Suhu di dalam rentang ini memberikan
kondisi yang optimal bagi pertumbuhan, perkembangan, dan produksi tanaman kopi. (Pertanian, 2014)
7. Pencahayaan
Idealnya, tanaman kopi harus ditanam di lokasi yang terpapar sinar matahari langsung selama sebagian
besar hari. Tempat yang mendapatkan sinar matahari penuh di pagi hari sangat diinginkan karena sinar matahari
pagi memberikan energi yang diperlukan untuk aktivitas metabolik tanaman. Selain itu, paparan sinar matahari
juga membantu mengurangi risiko penyakit pada tanaman kopi dengan membantu mengeringkan kelembaban
yang berlebihan di daun dan permukaan tanah (Pertanian, 2014)
8. Ketersediaan air
Pada umumnya, tanaman kopi membutuhkan jumlah air yang konsisten dan teratur. Penting untuk
menjaga kelembaban tanah dalam rentang yang tepat agar akar tanaman kopi dapat menyerap air dan nutrisi
dengan efisien. Namun, over watering atau pemberian air yang berlebihan juga harus dihindari karena dapat
menyebabkan genangan air dan mengakibatkan penyakit akar dan gangguan pertumbuhan. Pengaturan irigasi
yang tepat menjadi kunci dalam memastikan ketersediaan air yang sesuai untuk tanaman kopi. Irigasi yang baik
harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti curah hujan, jenis tanah, dan tingkat kelembaban udara.
Penggunaan teknik irigasi yang efisien, seperti tetes atau semprotan, dapat membantu mengatur aliran air
dengan lebih akurat dan menghindari pemborosan air. Selain itu, pengelolaan sumber daya air juga merupakan
aspek penting dalam budidaya tanaman kopi. Menggunakan sumber air yang terbarukan dan memperhatikan
kualitas air yang digunakan merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan tanaman kopi dan
menghasilkan biji kopi yang berkualitas. (Pertanian, 2014)
Pada umumnya, terdapat dua jenis tanaman kopi yang paling
banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu arabika dan robusta.
Arabika adalah kopi dengan ukuran buah lebih besar, dan dianggap
paling enak rasanya. Robusta memiliki kafein yang lebih tinggi dan
dapat dikembangkan dalam lingkungan dimana arabika tidak akan
tumbuh (Wahyudian, 2004).
Untuk memperoleh hasil panen kopi arabika yang maksimal,
maka diusahakanlah proses penanaman, pemeliharaan, hingga pemanenan
yang baik. Peningkatan produksi kopi bergantung pada teknik budidaya,
kesuburan tanah, pengelolaan panen dan kondisi iklim (Siagian 2002).
F. Teknik dalam budidaya kopi, diantaranya :
1. Pembibitan
2. Pemupukan
3. Pemeliharaan (Pemeliharaan TBM kopi dan pemeliharaan TM kopi)
4. Pengendalian hama, penyakit dan pengendalian gulma
5. Panen
6. Pascapanen.
Pertumbuhan tanaman kopi sangatlah bergantung pada kualitas bibit yang digunakan oleh petani saat
awal penanaman. Oleh karena itu, media tanam dan pupuk adalah faktor penting yang harus diperhatikan
untuk mendapatkan bibit kopi berkualitas yang kedepannya dapat menghasilkan tanaman kopi yang
berproduksi maksimal (Fadhlan, 2017).
Pemeliharaan TBM kopi Pemeliharaan TM kopi
1. Pengolahan tanah 1. Pengolahan tanah
2. Pengendalian gulma 2. Pemangkasan naungan
3. Pemupukan 3. Pemangkasan tanaman pokok (kopi)
4. Pangkasan 4. Pemupukan
5. Pengendalian hama dan penyakit 5. Pengendalian hama dan penyakit
Contoh hama pada TBM kopi yaitu :
Cahaya Matahari :
- Lama dan intensitas penyinaran (naungan)
- Tinggi tempat (suhu)
Air
- Distribusi
- Jumlah
- Kualitas
Pemeliharaan
Fadhlan Rian Dewantara, J. G. 2017. Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (COffea robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam Dan Pupuk Organik Cair. Jurnal Agroekoteknologi FP USU, Vol. 5 No.3
(86): 676-684.
Pertanian, P. M. (2014). Pedoman Teknis Budidaya Kopi yang Baik (Good Agriculture Practices/Gap On Coffee). Direktorat Jenderal Perkebunan Nomor, 49.
Siagian, E. 2002. Pengelolaan Pemupukan Tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre ex Froehner) di Kebun Jollong, Pati, PTP Nusantara IX, Jawa Tengah. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Subandi. 2011. Budidaya Tanaman Perkebunan (Bagian Tanaman Kopi). Bandung: Gunung Djati Press.
Wahyudian., S. U. 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Kopi dan Analisis Pemetaan Beberapa Merek Kopi dan Impllikasinya pada Pemasaran Kopi. Journal Manaj Agribis 1 (1): 56-68