Oleh :
DARUSSLAM-BANDA ACEH
2017
I. PENDAHULUAN
Kopi arabika dan kopi robusta memasok sebagian besar perdagangan kopi
di dunia. Jenis kopi arabika memiliki kualitas cita rasa tinggi dan kadar kafein
lebih rendah dibandingkan dengan kopi robusta sehingga harganya lebih mahal.
Kualitas cita rasa kopi robusta dibawah kopi arabika, tetapi kopi robusta tahan
terhadap penyakit karat daun. Oleh karena itu, luas areal pertanaman kopi robusta
di Indonesia lebih besar dari pada luas areal pertanaman kopi arabika sehingga
produksi kopi robusta lebih banyak. Areal pertanaman kopi arabika terbatas pada
lahan dataran tinggi di atas 1.000 m dari permukaan laut agar tidak terserang karat
daun kopi.
Tanaman kopi termasuk dalam family Rubiaceae dengan genus Coffea dan
terdiri dari 25-40 spesies bahkan lebih. Dalam dunia perdagang ada dua jenis kopi
yang sangat terkenal yaitu kopi arabika (Coffea arabika L.) dan kopi robusta
(Coffea canephora pierre ex froechner)di mana antara kedua jenis kopi tersebut,
kopi arabika mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dalam perdagangan.
Kingdom : phyta
Divisi : Spermatophyta
Sub devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Sub kelas : Metachalamidae
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus :Coffea
Spesies : arabica, canephora, liberica, exelsa, dll.
Tanaman kopi memiliki akar tunggang yang tumbuh tegak lurus ke bawah
yang dapat memperkuat bedirinya batang. Panjang akar tunggang ini kurang lebih
45 sampai 60 cm dan memiliki akar cabang samping yang panjangnya 1 samapai
2 m yang horizontal sedalam 30 cm.
Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan yang berbentuk pohon atau
perdu kecil. Kopi arabika bila tidak dilakukan pemangkasan dapat mencapai
ketinggian lebih dari 5 m dengan pohon yang ramping.
Benih kopi yang tergolong dalam jenis benih rekalsitran yaitu benih yang
akan kehilangan daya kecambahnya apabila kadar air benih menurun, sehingga
kesalahan perlakuan terhadap benih setelah panen akan berpengaruh terhadap
daya tumbuh benih.
Buah kopi yang dijadikan sebagai benih dipanen saat matang fisiologis
(matang sempurna) karena pada saat itu kadar air benih, berat benih, cadangan
makanan yang tersimpan dalam benih dan daya tumbuh benih semua dalam
kondisi optimal dengan kata lain mutu biji tertinggi dicapai pada saat masak
fisiologis. Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Pemilihan pohon induk. Pohon induk terpilih berasal dari hamparan
kebun dengan varieta/klon yang sama dan terisolir/jauh dari varietas lain,
unggul secara genetis dan lingkungan, tumbuh pada lahan yang sesuai,
terawat secara optimal (pemupukan, penyiangan, pengaturan naungan
dan pengendalian hpt), berbatang sehat, pertumbuhan baik, produksi
tinggi dan memiliki stabilitas produksi minimal selama 3 kali panen
berturut-turut.
b) Pemetikan buah kopi yang fisiologis ukuran normal dan buahnya
optimal.
c) Pengolahan benih mengikuti bagan 1.
d) Membersihkan hama benih.
Setiap hari bedengan disiram dan menyiangi gulma yang berada pada
pembibitan pada saat waktu-waktu tertentu.Setelah kecambah mencapai stadia
masa serdadu atau kepelan, bibit segera di pindahkan ke media tanah yang sudah
di masukkan dalam polybag.
Proses pengambilan benih harus sesuai dengan ketentuan yang ada agar benih
yang dihasilkan dapat tumbuh menjadi bibit yang dapat menghasilkan produksi
tinggi, buah yang diambil sebagai benih harus berasal dari pohon induk yang
bebas dari hama penyakit, dan berproduksi tinggi.
Buah yang telah dipetik langsung disortir (dipilih) dan direndam dalam air,
kemudian yang terapung tidak boleh diambil untuk benih (dibuang), yang
tenggelam dipindahkan ke dalam wadah yang kedua untuk disortir ulang, yang
terapung tidak dipakai.Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan untuk
dijadikan benih adalah sebagai berikut:
Pulping bertujuan untuk memisahkan biji dari kulit buah sehingga diproleh
biji kopi yang masih terbungkus kulit tanduk.Pemisahan kulit menggunakan
mesin pulper. Kopi yang telah dipetik harus digiling hari itu juga, karena kalau
tidak dapat berpengaruh negative terhadap kualitas kopi itu sendiri seperti
gelondong akan mengalami pembusukan, hal ini akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan bibit kopi.
2.2.4 Fermentasi
2.2.5 Pencucian
2.2.6 Pengeringan
Sortir benih bertujuan untuk menghasilka benih yang baik dan terkualitas
tinggi, bebas dari hama dan penyakit serta kotoran lainnya yang dapat
mempengaruhi pertumbubuhan benih dimasa pembibitan.
2.2.8 Penyemaian
2.2.9 Pembibitan
Untuk tanah isian polybag maka diambil tanah lapisan atas pada lahan
kosong atau dari lahan yang tidak ditanami dengan tanaman kopi, diharapkan
tanah yang digunakan bebas dari penyakit bawaan tanah. Kemudian dicampur
dengan perandingan:
2.2.10 Pemeliharaan
2.2.12 Penanaman
Bibit sudah dapat dipndahkan kelapangan setelah berumur 7-9 bulan sejak
disemai.Dengan jarak tanam 2.75 m X 2.75 m, sehingga satu hektar lahan dapat
ditanamai 1.300 batang tanaman kopi. Lobang tanam harus dibuat paling lambat 3
bulan sebelum tanam, ukuran lobang tanam 60 X 60 X 60 cm atau untuk tanah
yang berat/keras harus dengan ukuran 1 X 1 X 1 m.tanah galian lapisan atas
diletakkan sebelah kiri dan lapisan bawah diletakkan disebelah kanan.
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, bahagian bawah dari polybag
dipotong kira-kira 2 cm agar akar yang bengkok terpotong atau bagian akar yang
telah melingkar tersebut terpotong. Potong bagian atas polybag, kemudian buka
perlahan-lahan hingga sampai keakar polybag, da diusahakan jangan banyak
tanah yang lepas dari akar. Leher akar ditanam rata/sejajar dengan permukaan
tanah.Bibit ditanam benar-benar ditengah lubang, tanam tepatnya setentang
dengan lobang yang dibuat.Kemudian isi lubang tanah dengan tanah top-soil atau
dengan tanah atas. Tanaman kopi butuh tanaman pelindung dimana tanaman
pelindung ditanam 1-2 tahun sebelum tanaman kopi ditanam di kebun.
III. KESIMPULAN
Falahuddin, Irham. Anita Restu Puji. Lekat Harmeni. 2016. Pengaruh Pupuk
Organik Limbah Kulit Kopi (Coffea arabika L.) Terhadap Pertumbuhan
Bibit Kopi. Uin Radin Fatah. Palembang. Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 2
Agustus 2016 .
Najiyati, S., dan Danarti, 2010. Budidaya Kopi dan Pengolahan Pasca Panen.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008. Panduan Budidaya Dan
Pengolahan Kopi Arabika Gayo. Indonesia.
Rahardjo, Pudji.2012. Panduan Budi Daya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta.Jakarta. Penebar Swadaya.