Anda di halaman 1dari 17

Makalah Perancangan dan Evaluasi Produksi

PENYADIAAN BIBIT TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica )

Oleh :

Ainul Marziah 1405101050021


Nanda Funna Ledita 14051010500
Iswardani 14051010500
Ihamsyah Ramadhan 14051010500
Najwa Anjani 14051010500
Rivayani Ahya Magfirah 14051010500

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSLAM-BANDA ACEH

2017
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

kopi merupakan tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan di


indonesia. Selain sebagai sumber penghasilan rakyat, kopi menjadi komoditas
ekspor dan sumber pendapatan devisa negara dan juga memegang peran penting
dalam pengembangan industri perkebunan. Meskipun demikian, komoditas kopi
sering kali mengalami fluktuasi harga sebagai akibat ketidak seimbangan antara
permintaan dan persediaan komoditas di pasar Dunia.

Kopi arabika dan kopi robusta memasok sebagian besar perdagangan kopi
di dunia. Jenis kopi arabika memiliki kualitas cita rasa tinggi dan kadar kafein
lebih rendah dibandingkan dengan kopi robusta sehingga harganya lebih mahal.
Kualitas cita rasa kopi robusta dibawah kopi arabika, tetapi kopi robusta tahan
terhadap penyakit karat daun. Oleh karena itu, luas areal pertanaman kopi robusta
di Indonesia lebih besar dari pada luas areal pertanaman kopi arabika sehingga
produksi kopi robusta lebih banyak. Areal pertanaman kopi arabika terbatas pada
lahan dataran tinggi di atas 1.000 m dari permukaan laut agar tidak terserang karat
daun kopi.

Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah di Provinsi Aceh


merupakan daerah penanaman kopi Arabi katerluas di Indonesia, sehingga kopi
telah menjadi komoditas primadona yang menjadi andalan sumber pendapatan
masyarakat dan Pemerintah Daerah. Hingga saat ini diperkirakan luas areal
penanaman kopi di kedua Kabupaten tersebut diperkirakan telah mencapai 85.786
Hektar dengan perincian 46.296 Hektar terdapat di Kabupaten Aceh Tengah dan
sisanya seluas 39.490 Hektar di Kabupaten Bener Meriah. Dari luasan tersebut
diatas sekitar 85 % jenis Arabika dan sisanya 15 % Jenis Robusta.

Produksi kopi Arabika yang tinggi sangat ditentukan oleh ketersediaan


bahan tanaman (bibit) yang baik dan sehat. Oleh karena itu teknik pembibitan
sangat penting diperhatikan khususnya dalam hal media tanam bibit dan
pemupukan bibit. Media tanam memegang peran penting untuk mendapatkan bibit
yang baik. Menurut Sutedjo (1986), media tanam yang baik mempunyai agregat
yang mantap, tekstur lempung berliat, kapasitas menahan air yang cukup baik dan
total pori yang optimal. Selain itu media harus memiliki kesuburan tanah yang
baik, mengandung bahan organik yang tinggi serta tidak terdapat zat beracun.
II. PEMBAHASAN

2.1 Botani Tanaman Kopi

Tanaman kopi termasuk dalam family Rubiaceae dengan genus Coffea dan
terdiri dari 25-40 spesies bahkan lebih. Dalam dunia perdagang ada dua jenis kopi
yang sangat terkenal yaitu kopi arabika (Coffea arabika L.) dan kopi robusta
(Coffea canephora pierre ex froechner)di mana antara kedua jenis kopi tersebut,
kopi arabika mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dalam perdagangan.

Adapun sistematika tanaman kopi menurut Nazir dan Hasjim (1983)


adalah sebagai berikut:

Kingdom : phyta
Divisi : Spermatophyta
Sub devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Sub kelas : Metachalamidae
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus :Coffea
Spesies : arabica, canephora, liberica, exelsa, dll.

Tanaman kopi memperlihatkan demorfi pertumbuhan vegetatifnya yaitu


pertumbuhan autotropik dan plagiotropik.Cabang autotropik arah
pertumbuhannya vertical dan cabang ini dapat menggantikan kedudukan batang
bila batang dalam keadaan patah atau di penggal.Cabang plagiotropik memiliki
arah pertumbuhan ke samping dan tumbuh pada cabang autotropik.

Tanaman kopi memiliki akar tunggang yang tumbuh tegak lurus ke bawah
yang dapat memperkuat bedirinya batang. Panjang akar tunggang ini kurang lebih
45 sampai 60 cm dan memiliki akar cabang samping yang panjangnya 1 samapai
2 m yang horizontal sedalam 30 cm.
Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan yang berbentuk pohon atau
perdu kecil. Kopi arabika bila tidak dilakukan pemangkasan dapat mencapai
ketinggian lebih dari 5 m dengan pohon yang ramping.

2.2 Pembibitan Tanaman Kopi

Pembibitan adalah suatu cara pemeliharaan bibit sebelum dipindahkan ke


lapanagan. Persyaratan pembibitan selain membutuhkan tanah yang gembur dan
subur juga membutuhkan persyaratan lain, yaitu bebas dari nematode atau
cendawan akar, tata udara dan tata air baik, topografi datar, dekat dengan areal
yang akan ditanam dan mudah untuk melakukan pengawasan.

Pembibitan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Persemaian terlebih dahulu, kemudian dipindahkan ke pembibitan.


Persemaian dilakukan di atas tanah yang telah dicangkul dan dilapisi pasir
lalu dibuat bedengan antara bedengan diberi parit parit kecil. Agar tanah tidak
terkikis sebaiknya di tanggul dengan seng atau papan. Biji yang diambil
untuk persemaian dipilih dari varietas /klon unggul. Persemaian benih cara ini
disebut persemaian generatif. Setelah sampai umurnya tersebut persemaian
benih dapat dipindahkan ke pembibitan.
2. Pembibitan pada bedengan tanah, yaitu: pembibitan dilakukan diatas tanah
yang telah diolah dan dibuat bedengan. Apabila tanah kurang subur dapat
ditambah dengan pupuk kandang atau kompos. Setelah bibit tersebut sampai
umurnya kemudian bibit dapat dipindahkan ke tempat pembibitan.
3. Pembibitan dalam polybag, yaitu: pembibitan dilakukan langsung didalam
polybag yang berukuran 30 X 20 cm, dan tanah yang digunakan adalah tanah
hitam dan gembur yang sudah dicampur dengan pupuk kandang. Biasanya di
pembibitan ini pemupukannya dilakukan dua kali, yaitu pada waktu bibit
berumur 3 bulan dan 6 bulan. Setelah bibit tersebut sampai umurnya,
kemudian bibit dapat dipindahkan ke lapangan.

Pada sebahagian masyarakat melakukan pembibitan langsung pada sela-


sela tanaman kopi dewasa. Bibit kopi tersebut digunakan apabila terdapat tanaman
kopi yang mati, bibit dibongkar dan dipindah tanamkan ke tempat tanaman kopi
yang akan di sulam.

Pengolahan tanah untuk pembibitan sangat tergantung pada kondisi tanah,


minsalnya tanah pasir tidak perlu diolah terlalu dalam dan seintensif pengolahan
tanah berat.Tanah-tanah yang digunakan untuk pembibitan harus bebas dari batu-
batu, agar akar dapat tumbuh dengan leluasa dan sempurna.

Tanah yang gembur akan menyediakan oksigen dalam jumlah yang


menguntungkan, selain akan memberi kebebasan bagi ujung-ujung akar juga
untuk berkembang dengan sempurna tanpa mengeluarkan energy yang besar
untuk mendorong partikel tanah.

Pada saat pembibitan tanaman kopi membutuhkan tanah yang gembur,


kaya akan organik dan drainase baik. Kelembaban lingkungan pembibitan harus
terjaga agar tidak terlalu rendah dan temperature tidak terlalu tinggi. Hal ini bias
diatasi dengan pembuatan pelindungan baik yang alami maupun buatan.
Pelindung buatan (atap) dibuat agak jarang sedikit agar bibit dapat beradaptasi
terhadap pengaruh sinar cahaya matahari.

Pemeliharaan di kebun pembibitan dapat dilakukan dengan berbagai cara


berupa penyiraman, pemupukan, penyiangan, dan pengendalian hama dan
penyakit.

Benih kopi yang tergolong dalam jenis benih rekalsitran yaitu benih yang
akan kehilangan daya kecambahnya apabila kadar air benih menurun, sehingga
kesalahan perlakuan terhadap benih setelah panen akan berpengaruh terhadap
daya tumbuh benih.

Buah kopi yang dijadikan sebagai benih dipanen saat matang fisiologis
(matang sempurna) karena pada saat itu kadar air benih, berat benih, cadangan
makanan yang tersimpan dalam benih dan daya tumbuh benih semua dalam
kondisi optimal dengan kata lain mutu biji tertinggi dicapai pada saat masak
fisiologis. Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Pemilihan pohon induk. Pohon induk terpilih berasal dari hamparan
kebun dengan varieta/klon yang sama dan terisolir/jauh dari varietas lain,
unggul secara genetis dan lingkungan, tumbuh pada lahan yang sesuai,
terawat secara optimal (pemupukan, penyiangan, pengaturan naungan
dan pengendalian hpt), berbatang sehat, pertumbuhan baik, produksi
tinggi dan memiliki stabilitas produksi minimal selama 3 kali panen
berturut-turut.
b) Pemetikan buah kopi yang fisiologis ukuran normal dan buahnya
optimal.
c) Pengolahan benih mengikuti bagan 1.
d) Membersihkan hama benih.

Gambar1. proses pengolahan benih

Untuk penyemaian benih memerlukan persyaratan tempat persemaian


sebagai berikut:
a. Lokasi dekat sumber air
b. Media semai memiliki drainase baik
c. Kondisi lahan datar
d. Adanya pelindung dan
e. Sebaiknya dekat dengan lokasi kebun

Untuk tempat persemaian harus mengikuti langkah sebagai berikut:

a. Media semai yang digunakan tanah lapisan atas yang sudah di


ayak,dilapisi pasir halus sampai ketebalan 3-5 cm.
b. Dibuat bedengan yang tepnya diberi penahan dengan ukuran lebar ±120
cm dan disesuaiakan dengan kebutuhan.
c. Bedengan menghadap ke timur dengan tinggi atap sisi barat 0.80 m dan
sisi timur lebih tinggi yaitu 1.25 m.

Untuk penyemaian benih mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Sebelum benih kopi disemai, media pasir disiram sampai jenuh.


b. Penanaman benih dengan jarak 2 cm X 5 cm dengan kedalaman 0,5 cm.
c. Penanaman benih dengan cara meletakkan bagian datar benih ke dasar
tanah (telungkup).
d. Bagian atas penyemaian ditutup dengan potongan jerami/alang-alang.

Setiap hari bedengan disiram dan menyiangi gulma yang berada pada
pembibitan pada saat waktu-waktu tertentu.Setelah kecambah mencapai stadia
masa serdadu atau kepelan, bibit segera di pindahkan ke media tanah yang sudah
di masukkan dalam polybag.

Gambar2. Proses Pembibitan

Persiapan media pembimbitan dan pembuatan tempat pembibitan


1. Media pembibitan berupa lapisan atas yang gembur dan kompos/pupuk
kandanng dengan perbandinga 3:1 kedua jenis media tersebut diaduk
hingga merata sebelum dimasukkan kedalam polybag
2. Tempat pembibitan dilahan yang datar dan dibersihkan dari gulma
3. Penaung dapat berupa sarlon warna gelap atau naungan alami berupa
alang-alang

Untuk pengisian polybag, polybag memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Ukuran kantong polybag 15 X 25 cm atau 15 X 21 cm dengan ketebalan


minimum 0.08 mm dan berwarna hitam.
2. Media campuran kompos/pupuk kandang dimasukkan ke dalam polybag
hingga penuh.
3. Selanjutnya polybag ditata dengan lebar bedengan 120 cm berisi 6 sampai
12 baris polybag, dengan arah utara-selatan.

Pemindahan kecambah ke polybag, melalui langkah-langkah berikut ini:

1. Kecambah dipindahkan ke polybag pada setadia serdadu/kepelan


2. Kemudia kecambah di seleksi yang tumbuh dengan normal (akar tunggang
tumbuh normal, tidak bengkok atau bercabang)
3. Kecambahn ditanam dalam polybag dengan melubangi terlebih dahulu.
Kecambah yang telah tumbuh menjadi bibit selama masa pertumbuhan
sampai dipindahkan ke kebun harus di pelihara dengan baik, pemeliharaan
bibit meliputi:
a. Penyiraman dilakukan sesuai kondisi lingkungan.
b. Penyiangan dilakukan pada media pembibitan maupun lahan
pembibitan.
c. Penyiangan dilakukan dengan manual (dicabut).
d. Pemupukuan sesuai umur bibit, umur 1-3 bulan 1 gr urea + 2 gr
TSP + 2 gr KCL bila dalam bentuk larutan dengan konsentrasi
0.2% diaplikasikan 2 minggu sekali dengan dosis 50-300 ml/bibit.
Pengendalian hama penyakit secara manual, pengendalian secara
kimia harus sesuai dengan gejala yang ditimbulkan, seperti
penyakit yang disebabkan oleh jamur seperti rebah batang dapat
digunakan fungisida. Bibit siap di pindahkan apabila telah memiliki
paling sedikit 6 pasang daun atau ± 9 bulan.

2.2.1 Pengambilan Buah dari Blok Penghasil Tinggi

Proses pengambilan benih harus sesuai dengan ketentuan yang ada agar benih
yang dihasilkan dapat tumbuh menjadi bibit yang dapat menghasilkan produksi
tinggi, buah yang diambil sebagai benih harus berasal dari pohon induk yang
bebas dari hama penyakit, dan berproduksi tinggi.

Kabupaten Bener Meriah di Provinsi Aceh merupakan hanya terdapat dua


pohon induk yang sesuai syarat, yaitu milik BPTP Aceh – KP Gayo, yaitu
varietas Gayo I, sedangkan untuk mencukupi penyediaan benih masyarakat
memperoleh dari pohon yang telah berumur lebih dari 30 tahun dan memiliki
kriteria yang mendekati syarat dan ketentuan pohon induk

Syarat-syarat pohon induk adalah sebagai berikut:

1. Bebas dari hama dan penyakit, seperti:


 Penyakit karat daun
 Hama penggerek batang buah
 Hama penggerek batang.
2. Bentuk tajuk yang baik
3. Berbatang pendek
4. Produksi tinggi

2.2.2 Seleksi buah

Buah yang telah dipetik langsung disortir (dipilih) dan direndam dalam air,
kemudian yang terapung tidak boleh diambil untuk benih (dibuang), yang
tenggelam dipindahkan ke dalam wadah yang kedua untuk disortir ulang, yang
terapung tidak dipakai.Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan untuk
dijadikan benih adalah sebagai berikut:

1. berasal dari buah yang cukup masak


2. berasal dari buah yang baik dan sehat
3. kulit buah tidak berkeriput dan tidak cacat
4. besar buah normal

2.2.3 Pengupasan Kulit-Kulit Buah

Pulping bertujuan untuk memisahkan biji dari kulit buah sehingga diproleh
biji kopi yang masih terbungkus kulit tanduk.Pemisahan kulit menggunakan
mesin pulper. Kopi yang telah dipetik harus digiling hari itu juga, karena kalau
tidak dapat berpengaruh negative terhadap kualitas kopi itu sendiri seperti
gelondong akan mengalami pembusukan, hal ini akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan bibit kopi.

2.2.4 Fermentasi

Fermentasi bertujuan untuk membantu melepaskan lendir yang


menyelimuti kopi yang keluar dari mesin pulper, kemudian dimasukkan kedalam
wadah , lalu diberikan air bersih hingga penuh, kulit buah kopi yang mengambang
dibuang, rendaman dibiarkan selama 24 jam, kemudian dicuci agar bersih dari
lender.

2.2.5 Pencucian

Pencucian bertujuan untuk menghilangkan seluruh lapisan lendir dan


kotoran lainnya yang masih tertinggal setelah difermentasikan atau setelah keluar
dari mesin pulper.Pencucian yang dilakukan dikebun dikebun percobaan ini masih
sederhana pencucian dilakukan di dalam wadah dengan air mengalir, kemudian
buah kopi diaduk dengan tangan sampai tidak licin, setelah bersih kemudian
ditiriskan.

2.2.6 Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air hingga menjadi 20%.


Dengan demikian kopi tidak mudah terserang hama dan penyakit. Pengeringan
bias dilakukan melalui 3 cara yaitu, cara alami, cara buatan, dan kombinasi cara
alami dan cara buatan. Untuk pengeringan di kebun percobaan ini masih
menggunakan cara alami, yaitu biji kopi dikering anginkan didalam ruangan yang
sudah disediakan biji kopi diletakkan diatas jarring-jaring kawat kecil yang
waktunya seminggu atau sesuai dengan keadaan lingkungannya. Tujuan biji
dikeringkan agar biji kopi yang akan digunakan sebagai benih tidak mengalami
proses kimia dan biologis sehingga kualitas kopi tetap terjaga.

2.2.7 Sortir Benih

Sortir benih bertujuan untuk menghasilka benih yang baik dan terkualitas
tinggi, bebas dari hama dan penyakit serta kotoran lainnya yang dapat
mempengaruhi pertumbubuhan benih dimasa pembibitan.

2.2.8 Penyemaian

Penyemaian dilakukan untuk mendapatkan kecambah normal sehingg


pada proses penyemaian ini perlu diperhatikan syarat tempat persemaian seperti
yang sudah disebutkan pada meteodologi praktek keterampilan ini. Penyemaian
dilakukan dengan meletakkan benih secara telungkup hl ini agar calon akar mudah
mencair air, penyemaian juga dilakukan secara berderet agar mudah dalam
pemeliharaan, selanjutnya bagian atas media penyemaian ditutup dengan
potongan jerami atau alang-alang, ini bertujuan agar pada saat dilakukan
penyiraman air yang masuk ke tanah secara perlahan-lahan dan dapat
dimanfaatkan benih pada saat proses perkecambahan normal dan lamanya waktu
perkecambahan, kreteria kecambah normal pada kopi dapat dilihat dari segi
pertumbuhannya, sedangkan untuk waktu perkecambahan untuk kopi arabika
sedia serdadu dapat muncul pada saat berumur 1-1.5 bulan.

2.2.9 Pembibitan

Untuk tanah isian polybag maka diambil tanah lapisan atas pada lahan
kosong atau dari lahan yang tidak ditanami dengan tanaman kopi, diharapkan
tanah yang digunakan bebas dari penyakit bawaan tanah. Kemudian dicampur
dengan perandingan:

 40 kaleng tanah hitam


 20 kaleng tanah kommpos
Kemudian diaduk merata dan selanjutnya dimasukkan kedalam
polybag.Sebelum pemindahan bibit kedalam polybag, akar tunggang bibit harus
diseleksi, akar tunggang yang tidak normal tidak dipindahkan kedalam polybag.

2.2.10 Pemeliharaan

Tempat pemeliharaan pembibitan diberi naungan yang menghadap


ketimur, agar pada saat sinar matahari pagi dapat menyinari semaian
kopi.Selanjutnya bibit (polybag) disusun lebih kurang 10 polybag dengan panjang
sesuai dengan naungan yang telah dibuat.Kemudian untuk penyiraman dapat
dilakukan satu kali sehari, tergantung pada keadaan cuaca.Untuk penyianagan
gulma atau rerumputan yang tumbuh disekitaran bibit harus dibersihkan, cukup
dicabut dengan tangan.

Pemupukan dapat dilakukan pada pertumbuhan bibit kopi, kalau


pertumbuhan kurang subur dapat diberi pupuk SS dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

1. 1 kg pupuk SS direndam dalam air sebanyak ± 5 Liter, selama satu


malam.
2. Kemudian ditambahkan air sebanyak 15-20 Liter dan diaduk merata.
3. Selanjutnya disiram pada bibit tanaman kopi, pada pagi dan sore hari.
4. Bibit yang telah disiram dengan larutan pupuk SS, disiram (dicuci) lgi
dengan air hingga larutan pupuk SS bersih dari daun kopi.
5. 1 kg pupuk SS yang dialrutkan dalam air, kira-kira dapat diberikan
pada ± 1.500 bibit dalam polybag.
6. Perlakuan ini dapat dilakuakan setiap 15-20 hari sekali (tergantung
pada pertumbuhan dan perkembangan bibit).

Naungan yang digunakan, berangsur angsur dikurangi sesuai dengan


pertambahan umur bibit, dengan tujuan bibit dapat beradaptasi terhadap
penyinaran matahari saat dilapangan.

2.2.11 Seleksi Bibit Kopi


Apabila dalam pembibitan ditemui bibit yang berbatang pendek pucuk
coklat, berbatang tinggi pucuk coklat atau barbatang tinggi pucuk hijau sebaiknya
tibak digunakan untuk ditanami dikebun, hal ini disebabkan karena jenisnya
belum diketahui.Didalam pembibitan, bila ditemui bibit yang terserang penyakit
karat daun (Hemileia vastatrix), ini tidak ditanami di kebun, karena jenis ini
bukan catimor.Demikian juga, setelah bibit kopi ditanami dikebun, harus juga
selalu diamati, apakah sehat atau terserang penyakit karat daun, bila ada yang
terserang, kopi ini harus dimusnahkan dengan jalan dibakar.

2.2.12 Penanaman

Bibit sudah dapat dipndahkan kelapangan setelah berumur 7-9 bulan sejak
disemai.Dengan jarak tanam 2.75 m X 2.75 m, sehingga satu hektar lahan dapat
ditanamai 1.300 batang tanaman kopi. Lobang tanam harus dibuat paling lambat 3
bulan sebelum tanam, ukuran lobang tanam 60 X 60 X 60 cm atau untuk tanah
yang berat/keras harus dengan ukuran 1 X 1 X 1 m.tanah galian lapisan atas
diletakkan sebelah kiri dan lapisan bawah diletakkan disebelah kanan.

2.2.13 Penanaman Bibit Kopi di Kebun

Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, bahagian bawah dari polybag
dipotong kira-kira 2 cm agar akar yang bengkok terpotong atau bagian akar yang
telah melingkar tersebut terpotong. Potong bagian atas polybag, kemudian buka
perlahan-lahan hingga sampai keakar polybag, da diusahakan jangan banyak
tanah yang lepas dari akar. Leher akar ditanam rata/sejajar dengan permukaan
tanah.Bibit ditanam benar-benar ditengah lubang, tanam tepatnya setentang
dengan lobang yang dibuat.Kemudian isi lubang tanah dengan tanah top-soil atau
dengan tanah atas. Tanaman kopi butuh tanaman pelindung dimana tanaman
pelindung ditanam 1-2 tahun sebelum tanaman kopi ditanam di kebun.
III. KESIMPULAN

kesimpulan yang diperoleh dari makalah persiapan lahan dan penanaman


tanaman aren ini adalah

1. Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan yang berbentuk pohon atau


perdu kecil.
2. Persyaratan pembibitan selain membutuhkan tanah yang gembur dan subur
juga membutuhkan persyaratan lain, yaitu bebas dari nematode atau
cendawan akar, tata udara dan tata air baik, topografi datar, dekat dengan
areal yang akan ditanam dan mudah untuk melakukan pengawasan.
3. Perbanyakan melalui biji memiliki keunggulan Mudah dilakukan dan lebih
cepat, Dalam waktu relative singkat dapat memproleh bibit dalam jumlah
banyak, Tidak memerlukan keterampilan khusus.
4. Proses pengambilan benih harus sesuai dengan ketentuan yang ada agar
benih yang dihasilkan dapat tumbuh menjadi bibit yang dapat
menghasilkan produksi tinggi, buah yang diambil sebagai benih harus
berasal dari pohon induk yang bebas dari hama penyakit, dan berproduksi
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius, Yogyakarta.

Ciptadi, W., dan M.Z. Nasution, 1978.Pengolahan Kopi. Departemen Teknologi


Hasil Pertanian.Fatemeta-IPB, Bogor.

Eriyatno. 1998. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen.


Bogor: IPB Press.

Falahuddin, Irham. Anita Restu Puji. Lekat Harmeni. 2016. Pengaruh Pupuk
Organik Limbah Kulit Kopi (Coffea arabika L.) Terhadap Pertumbuhan
Bibit Kopi. Uin Radin Fatah. Palembang. Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 2
Agustus 2016 .

Mawardi S, R. Hulupi, A. Wibawa, S. Wiryadiputra dan Yusianto. 2008.


Budidaya dan Pengelolaan Kopi Arabika Gayo. Jakarta : Azrajens
Mayuma.

Najiyati, S., dan Danarti, 2010. Budidaya Kopi dan Pengolahan Pasca Panen.
Penebar Swadaya, Jakarta.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008. Panduan Budidaya Dan
Pengolahan Kopi Arabika Gayo. Indonesia.

Rahardjo, Pudji.2012. Panduan Budi Daya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta.Jakarta. Penebar Swadaya.

Setyohadi, 2007. Diktat Agro Industri Hasil Tanaman Perkebunan. USU-Press,


Medan.

Sutedjo, M. M. 1986. Pupuk dan cara pemupukan. Bina aksara. Jakarta.


Wortmann, C. S., and C. K. Kaizzi, 1998. Nutrient balances and expected effects
of alternative practices in farming systems of Uganda. Agriculture,
Ecosystems and Environment 71:115–129.

Anda mungkin juga menyukai