Anda di halaman 1dari 9

Aplikasi Berbagai Jenis ZPT Terhadap Pertumbuhan Stek

Impatiens Hawkeri

PROPOSAL PENELITIAN

oleh

Setyo Hadi Wichaksono


NIM. A41161805

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan tanaman hias kini telah menjadi trend masyarakat modern yang
tinggal di perkotaan. Tanaman hias tidak hanya digunakan sebagai dekorasi ruangan
dan lingkungan sekitar, melainkan juga dimanfaatkan sebagai simbol untuk
menyatakan perasaan suka maupun duka. Selain itu hobi bertanam tanaman hias tak
jarang menjadi inspirasi bagi seseorang untuk memulai sebuah bisnis. Terbukti,
banyak bisnis tanaman hias dimulai karena pemiliknya memang memiliki hobi di
bidang ini. Bahkan tidak jarang dari para hobimonik tanaman hias bersedia
mengeluarkan uang bermilai jutaan rupiah dan tidak mau tanggung akhirnya koleksi
tanaman favorit pun dijadikan lahan bisnis. Ada banyak jenis tanaman hias yang bisa
dijadikan produk unggulan. Unggul karena tahan banting, harga stabil, dan peluang
pasar yang besar baik untuk lokal maupun ekpsor (Mirna, 2009).

Permintaan akan tanaman hias kianmeningkat pesat yang berdampak terhadap


peningkatan kegiatan produksi di sentra produksi. Kegiatan produksi tersebut perlu
terus didorong agar memberi kontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Impatiens balsamina L. merupakan tumbuhan berbatang basah dan tegak mempunyai
tinggi 30-80 cm dan bercabang. Daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun
berbentuk lanset memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, pertulangan
menyirip, dan warnanya hijau muda. Bunga keluar dari ketiak daun, warnanya
bermacam-macam, seperti merah, oranye, ungu, dan putih. Bunganya ada yang
engkel dan ada yang dobel. Buahnya buah kendaga, jika masak akan membuka
menjadi lima bagian yang terpilin (Dalimartha, 2003).

Tanaman Impatiens termasuk dalam family Balsaminaceae yang terdiri atas


1.000 species dan hanya terdiri atas dua generasi yaitu Hydrocera dan Impatiens
(Caris et al., 2015), tanaman Impatiens sp. Merupakan tanaman hias yang digunakan
sebagai tanaman taman dan pot (Lopez & Runkle, 2007). Larson (1995)
mengestimasi bahwa permintaan stek tanaman Impatiens didunia lebih dari 100 juta
tanaman setiap musim. Permintaan tersebut meningkat 350% dari tahun 1994 ke 2005
(Lopez & Runkle, 2007). Impatiens New Guinea atau Impatiens hawkerii berasal dari
daerah daratan tinggi Papua sampai sub topic Australian dengan suhu rata-rata siang
dan malam bertutut turut 20-30℃ dan 18-21℃ (Erwin, 1995). Sementara Impatiens
platypetala merupakan species Impatiens yang di temukan di Pulau Jawa dan tersebar
di seluruh Indonesia. Tanaman Impatiens asal Jawa memiliki bunga warna ungu.
Sedang, asal Sulawesi memiliki warna bunga pink, putih, dan kuning-oranye.
Tanaman ini dapat mencapai tingggi 1 meter, memiliki bagian ‘eye zone’ yang
berwarna putih, dengan bentuk daun ovate hingga lanceolate-ovate, berukuran 5-12
cm. Selain itu, spesies ini diketahui memproduksi antosianin auratinidin (Morgan,
2007). Dengan kekayaan jenis ini mendorong peneliti untuk melakukan kegiatan
eksplorasi, koleksi, dan karakterisasi sumber daya genetic Impatiens di berbagai
wilayah Indonesia, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai sumber tetua dalam
kegiatan pemulian Impatiens.

Tanaman Impatiens yang diingginkan pasar Amerika memiliki karakteristik


terutama ukuran bunga dan intensitas warna bunga, ukuran daun, warna pada bagian
paling atas dan variegate sebagai efek dari pewarnaan dan bentuk daun serta ketahaan
terhadap penyakit. Karakteristik bunga besar dengan variasi warna bunga dan daun
memiliki oleh Impatiens New Guinea. Sementara kerakteristik ketahanan kekeringan
dimiliki oleh Impatiens platypetala dan Impatiens aurantiaca.

Tanaman Impatiens dapat diperbanyak secara generatif maupun secara


vegetatif. Secara vegetatif dengan stek pucuk. Stek atau cutting yaitu dengan cara
memotong sebagian tanaman langsung ditanam ke media tanam. Cara stek lebih
dipilih, karena stek menghasilkan tanaman yang memiliki persamaan dalam umur,
tinggi, dan menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah banyak.

Stek seringkali mengalami banyak kegagalan dengan tidak tumbuhnya akar.


Salah satu usaha untuk mengatasi kegagalan dalam pertumbuhan akar pada stek
adalah dengan memberikan Zat Perangsang Tumbuh (ZPT). Keuntungan penggunaan
Zat Perangsang Tumbuh pada stek adalah memperbaiki system perakaran,
mempercepat keluarnya akar bagi tanaman muda, membantu tanaman dalam
menyerap unsur hara dari dalam tanah, mencegah gugurnya daun dan meningkatkan
proses fotosintesis (Lakitan, 2006).

Pada tanaman Impatiens masih sering terjadi kegagalan pada saat penyetekan
dikarenakan akar yang tidak tumbuh. Karena belum adanya standarisasi dalam proses
perbanyakan Impatiens serta kuranya penelitian tentang tanaman Impatien. Krisan
dirasa memiliki kemiripan dari segi perbanyakn secara vegetatif, Diharapkan dari
hasil penelitian Pandanari dkk (2017) dapan menjadi referensi pada penelitian ini.

Hasil penelitian (Pandanari dkk., 2017) menyimpulkan aplikasi NAA pada


stek pucuk dengan konsentrasi 375 mg/l-1 memiliki pengaruh dan menghasilkan nilai
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol, diantaranya : jumlah daun
(35,45 %), tinggi bibit (19,5 %), berat basah bibit (24,5%) dan berat kering bibit
(24%) dengan hasil yang lebih tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh perlakuan jenis ZPT terhadap pertumbuhan stek pucuk
impatiens.

2. ZPT manakah yang terbaik untuk pertumbuhan stek impatiens.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini meliputi :

1. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh perlakuan jenis ZPT terhadap pertumbuhan


stek pucuk impatiens.

2. Untuk mengetahui jenis ZPT terbaik untuk pertumbuhan stek pucuk impatiens.

1.4 Manfaat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat kepada :

a. Peneliti : mengembangkan jiwa keilmiahan untuk memperkaya khasanah


keilmuan yang diperoleh. Khususnya dibidang perbanyakan vegetative tanaman
hias Impatiens.
b. Perguruan tinggi : mewujudkan tridharma perguruan tinggi khususnya dalam
bidang penelitian dan peningkatan citra perguruan tinggi sebagai pencetak agen
perubahan yang baik untuk kemajuan bangsa dan Negara.
c. Masyarakat : sebagai bahan informasi yang dapat diterapkan untuk perbanyakan
stek Impatiens.
d. Sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya yang memilihi kaitan dalam bidang
perbanyak stek Impatiens.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan, dimulai pada bulan Oktober
hingga bulan Desember 2019. Penelitian dilaksanakan pada green house Balai
Penelitian Tanaman Hias di Jalan Raya Ciherang, Segunung Pacet, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat 43284.

3.2 Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa :
3.2.1 Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah pucuk impatiens
hawkeri, NAA, IBA, B1. Media tanam untuk semai berupa sekam bakar dan media
taman dipolibag berupa sekambakar, humus bambu, kompos.

3.2. 2 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitiaan ini yaitu gunting stek, ember, sprayer,
ATK, lembar pengamatan, alat dokumentasi.

3.3 Metode Penelitian


Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
nonfaktorial yang terdiri dari 4 perlakuan. Perlakua tersebut diulang sebanyak 5 kali
ulangan. Adapun rincian perlakuan tersebut adalah:
P1 : NAA 375mg/L
P2 : IBA 375mg/L
P3 : B1 0,375ml/L
P4 : Kontrol (tanpa ZPT)
Dari factor diatas terdapat 4 unit perlakuan yang diulang sebanyak 5 kali, sehinngga
jumlah unit percobaan sebanyak 20 unit. Setiap unit terdiri dari 6 bibit untuk 6 kali
pengamatan, sehingga jumlah total bibit yang dibutuhkan sebanyak 120 bibit. Adapun
model matematis RAL menurut model statistika yang akan digunakan adalah sebagai
berikut :

Yij = µ + Ti + εij I = 1,2,…….t

Keterangan :
Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke I, ulangan ke j
µ = nilai tengah umum
Ti = pengruh perlakuan ke i
εij = pengaruh acak ( kesalahan percobaan ) pada perlakuan ke i
t = banyaknya perlakuan

Data hasil penelitian akan diolah menggunakan model statistika rancangan


acak lengkap factor tunggal, jika hasilnya menunjukan hasil signifikan maka
dilakukan uji lanjut menggunakan uji DMRT 5%.

3.4 Prosedur Pelaksanaan

3.4.1 Persiapan Bahan Dan Alat


a. Menyiapan pucuk impatiens
Pucuk Impatiens yang yang digunakan merupakan pucuk seragam yang tidak
terlalu muda ataupun yang memiliki bintil bunga agar pertumbuhan terfokus pada
pertumbuhan akar.

b. Menyiapkan larutan NAA, IBA, B1


menyiapkan larutan NAA dengan cara melarutkan NAA sebanyak 375 mg
dengan larutan NaOH hingga larut lalu ditambahkan aquades sebanyak 1 liter.
Menyiapkan larutan IBA dengan cara melrutkan IBA sebanyak 375mg dengan
alcohol hingga larut lalu menambahkan aquades sebanyak 1 liter. Membuat larutan
B1 dengan cara melarutkan B1 sebanyak 0,375ml kedalam 1 liter aquades.

c. Menyiapkan Media Tanam Untuk Stek Impatiens


Menyiapkan media arang sekam di dalam tray semai secara merata. Sebelum
melakukan penanaman tray yang telah di isi sekam bakar , terlebih dahulu disiram
hingga kapasitas lapang. Dan setelah berumur 1 bulan atau 30 HST bibit direpoting
kedalam polybag yang berisi media tanam campuran sekambakar, humus bambu, dan
kompos.

3.4.2 Perawatan
a. Penyemaian
Pucuk impatiens direndam bagian pangkal perakaran selama 15 menit
kedalam berbagai macam ZPT. Setiap seminggu sekali dilakukan spray menggunakan
perlakuan NAA, IBA, B1.

b. Penyiraman
Pada minggu pertama bibit disiram setiap hari untuk menjaga kelemapan bibit
dan media tanam. Dan untuk minggu berikutnya penyiraman dilakukan secara
kondisional bila media kering untuk menjaga kelembapan media tanam.

3.5 Parameter
Parameter yang diamati meliputi :
3.5.1 Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang yang berada di permukaan
tanah hingga ujung daun tertinggi ter panjang saat diluruskan. Pengamatan dilakukan
pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST, 70 HST, dan 84 HST.

3.5.2 Jumlah Daun Per Tanaman


Melakukan penghitungan jumlah daun terbentuk secara keseluruhan pada stek
Impatiens. Pengamatan dilakukan pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST, 70
HST, dan 84 HST.

3.5.3 Jumlah bunga terbentuk

Pengamatan jumlah bunga terbentuk dilakukan dengan cara menghitung


jumlah keseluruhan bunga yang terbentuk mulai dari awal hingga akhir penelitian.

3.5.4 Kecepatan pembentukan bunga


Pengamatan kecepatan pembentukan bunga dilakukan saat bunga mulai
terbentuk pada bibit impatiens. Dicatat hari keberapa bunga itu terbentuk pada setiap
perlakuan.

3.5.5 Panjang Akar


Pengamatan panjang akar diukur mulai dari pangkal akar terbentuk hingga
ujung akar terpanjang. Pengamatan dilakukan pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST,
56 HST, 70 HST, dan 84 HST.

3.5.6 Banyak Akar


Pengamatan banyak akar yang tumbuh dihitung mulai dari akar primer dan
pengamatan dilakukan pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST.

Anda mungkin juga menyukai