Anda di halaman 1dari 5

V.

BUDIDAYA TANAMAN JAHE


A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Jahe merupakan salah satu tanaman yang memiiki banyak sekali
manfaat dan fungsi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Telah lama di
negara Indonesia mengenal tanaman jahe. Dari zaman sebelum masa
penjajahan, Indonesia adalah salah satu negara pengahasil rempah-rempah
yang sangat baik kwalitasnya di dunia,salah satu rempah rempah tersebut
adalah jahe. Tanaman jahe sangat baik tumbuh dan berkembang d Indonesia.
Karena tanah dan iklim yang cocok, curah hujan yang cukup dapat menunjang
pertumbuhan jahe dengan baik.
Jahe merupakan famili Zingiberaceae. Tanaman obat tersebut
memiliki manfaat dan khasiat sangat banyak untuk mengobati penyakit
ataupun mencegahnya. Namun tidak banyak orang yang mengetahui tentang
manfaat rimpang tanaman obat tersebut dan masih sedikit orang yang mau
membudidayakan dengan skala besar pada tanaman jahe. Tanaman obat ini
banyak dicari oleh pabrik obat ataupun industri makanan jahe yang sudah
dijadikan simplisia menjadikan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Simplisia
adalah tanaman/bagian tanaman yg belum mengalami proses pengolahan
(keringkan) dan digunakan sebagai bahan baku obat.
Jahe dimanfaatkan untuk salah satu bumbu dapur atau pun untuk obat
tradisional seperti jamu. Jahe biasa di tanam di pekarangan rumah dengan
sistem tumpang sari yang di campur dengan tanaman sayur lainnya. Jadi
pekarangan keluarga dapat dijadikan taman herbal yang memiliki banyak
fungsi,juga dapat memperindah pekaranga rumah. Karena kebutuhan akan
komoditas jahe tiap tahun meningkat dan harga jahe juga stabil, maka para
petani di Indonesia dapat menggunakan jahe untuk komoditas pertanian yang
akan di budidayakan. Kebutuhan akan jahe meningkat di karenakan mulai
berkembangnya usaha-usaha kecil sampai menengah yang menggunakan jahe
sebagai produk olahannya. Seperti usaha dodol jahe yang sekarang lagi
banyak di minati karena memiliki pasar yang luas. Selain itu juga usaha
pembuatan minuman tradisional,usaha jamu, bumbu-bumbu masakan yang
instan, juga untuk obat-obat tradisional yang di kemas secara modern.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum acara V Budidaya Tanaman Jahe adalah untuk
mengetahui pengaruh berat rimpang terhadap pertumbuhan tanaman jahe.

B. Tinjauan Pustaka
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan rempah-rempah Indonesia
yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang
kesehatan. Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang
semu dan termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Jahe berasal dari
Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Jahe merupakan tanaman
berbatang semu,tinggi 30 cm sampai dengan 1 m, tegak, tidak bercabang, tersusun
ataslembaran pelepah daun, berbentuk bulat, berwarna hijau pucat dan
warnapangkal batang kemerahan. Akar jahe berbentuk bulat, ramping,
berserat,berwarna putih sampai coklat terang.Tanaman ini berbunga majemuk
berupamalai muncul di permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang
sempit, dan sangat tajam (Wulandari 2006).
Berdasarkan bentuk, ukuran dan warna rimpang, jahe dibedakan atas tiga
kultivar, yaitu jahe badak atau jahe gajah, jahe merah dan jahe emprit.Jahe merah
memiliki rimpang kecil, ramping, kurang mengandung air, berwarna merah atau
jingga, dan rasanya pedas.Jahe ini juga dikenal dengan sebutan jahe sunti.Kadar
minyak atsiri pada jahe pedas di atas 3 ml tiap 100 gram rimpang.Jahe ini
merupakan bahan penting dalam industri jamu tradisional. Umumnya dipasarkan
dalam bentuk rimpang segar dan jahe kering (Laksmi 2010).
Menurut kemampuan jahe sebagai antioksidan alami tidak terlepas dari
kadar komponen fenolik total yang terkandung di dalamnya, dimana jahe
memiliki kadar fenol total yang tinggi dibandingkan kadar fenol yang terdapat
dalam tomat dan mengkudu. Gingerol dan shogaol telah diidentifikasi sebagai
komponen antioksidan fenolik jahe. Rimpang jahe juga bersifat nefroprotektif
terhadap mencit yang diinduksi oleh gentamisin, dimana gentamisin
meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS) dan jahe yang mengandung
flavanoida dapat menormalkan kadar serum kreatinin, urea dan asam urat
(Kusumaningati 2009).
Tanaman jahe memerlukan suhu tinggi serta curah hujan yang cukup
selama pertumbuhannya. Suhu tanah yang diinginkannya antara 25-30C. Apabila
suhunya di atas kisaran tersebut, akan adanya tunas yang terbakar, misalnya pada
suhu 32 C. Sekalipun daun muda pada tunas yang baru tumbuh terbakar karena
sinar matahari, produksinya tidak terlalu banyak penurunan. Naungan dapat
menurunkan suhu udara disekitar tanaman jahe sehingga mengurangi laju
respirasi. Jika suhu terlalu rendah, maka umur tanaman menjadi semakin lama.
(Ashari 2005).
Jahe bisa ditanam pada berbagai jenis tanah. Namun, untuk mendapatkan
hasil yang optimal tanaman ini menghendaki tanah yang subur, gembur, dan
berdrainase baik. Tanah subur berarti memiliki kandungan hara yang cukup untuk
kebutuhan tanaman. Tanah gembur memudahkan perakaran menembus dan
menyerap hara yang dibutuhkannya. Selain itu pembentukan rimpang juga
menjadi lebih leluasa. Sementara itu tanah berdrainase baik bisa mencegah lahan
menjadi becek dan tergenang air (Harmono et al 2005).

C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara V Budidaya Tanaman Jahe dilaksanakan pada hari
Selasa, 13 Oktober 2015 pukul 09.30-11.00 WIB bertempat di Rumah
Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Polybag
2) Timbangan
3) Pisau
4) Penggaris
5) Cethok
6) Cangkul
7) Kertas label
8) Alat tulis
b. Bahan
1) Benih jahe
2) Tanah
3) Pupuk organik/pupuk kandang
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan bibit jahe dengan berat 4 gram, 7 gram, dan 10 gram.
b. Menyemaikan ditempat teduh lalu menanamnya setelah bertunas.
c. Menyiapkan media dengan bahan yang tersedia dan membasahi
dengan air secukupnya.
d. Menanam benih jahe sesuai perlakuan masing-masing.
e. Memelihara tanaman dengan kelembaban pada media tanam.

DAFTAR PUSTAKA
Harmono dan A. Andoko. 2005. Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe . Jakarta :
Agromedia.
Ashari, S. 2005. Aspek Budidaya Tanaman Jahe. Jakarta : Universitas Indonesia.
Laksmi B.V.S dan Sudhakar M. 2010 . Protective Effect of Zingiber officinale on
Gentamicin-Induced Nephrotoxicity in Rats. International Journal of
Pharmacology. 6(1):58-62.
Kusumaningati RW, 2009 . Analisa Kandungan Fenol Total Jahe (Zingiber officinale
Rosc.) Secara in Vitro. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.
Nursal, Wulandari S, Juwita WS, 2006. Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale
Roxb.) dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia coli dan
Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis.Vol,2(2):64-66.

Anda mungkin juga menyukai