Anda di halaman 1dari 79

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) termasuk dalam suku temu-temuan

(Zingiberaceae) dan merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun

berbatang semu. Tanaman ini satu famili dengan temu-temuan lainnya seperti

temu lawak (Curcuma xanthorriza), kunyit (Curcuma domestica), temu hitam

(Curcuma aeruginosa), lengkuas (Alpinia galangal L), kencur (Kaempferia

galangal L) dan lain-lain. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India

sampai Cina. Jahe dimanfaatkan sebagai minuman atau campuran pada bahan

pangan (Setyawan, 2015).

Nama ” Zingiber” merupakan nama latin yang berasal dari bahasa

sanskerta yaitu ”Singibera” yang mempunyai makna berbentuk tanduk. Hal itu

karena bentuk percabangan rimpangnya yang mirip dengan tanduk rusa. Biasanya

tanaman ini tumbuh di perkarangan rumah maupun di kebun (Setyaningrum dan

Saparianto, 2013).

Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc) termasuk kedalam kelas

monocotyledoneae (tanaman berkeping satu) dan famili zingibereceae (suku

temu-temuan). Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman rempah yang

telah lama tumbuh di Indonesia. Bisa dikatakan, Indonesia didatangi bangsa asing

sejak beberapa abad silam karena keberadaan jahe ini (Setyaningrum dan

Saparianto, 2013).

Di Indonesia tanaman jahe digunakan untuk menyembuhkan beberapa

penyakit, seperti kepala pusing, encok, batuk kering, masuk angin, dan juga

dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan ringan, misalnya kembang gula,

1
manisan minuman, dan lain-lain. Kegunaan jahe sangat luas, mulai dari penyedap

masakan, minuman, bahan baku industri kosmetika dan obat-obatan (Santoso,

2017).

Tanaman biofarmaka kelompok rimpang pada tahun 2018 hampir

keseluruhannya mengalami kenaikan luas panen, hanya tanaman jahe dan

tanaman dringo yang mengalami penurunan. Luas panen tanaman jahe pada tahun

2018 menurun sebesar 3,32% sekitar 350,98 hektar dan mengalami penurunan

produksi sebesar 9.174 ton bila dibandingkan dengan luas panen tahun 2017.

Namun, jahe menjadi urutan pertama jenis tanaman biofarmaka kelompok

rimpang yang mempunyai produksi terbesar pada tahun 2018 sebesar 207.411,89

ton (BPS, 2018). Dan berdasarkan data BPS (2019) memperlihatkan bahwa

sumbangsih ekspor subsektor tanaman biofarmaka, aromatik, dan rempah-rempah

mencapai 16,40% dari total ekspor komoditas pertanian.

Rahmawati (2018), menyatakan jenis media tanam yang digunakan sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media yang baik

membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban terjamin dan drainase baik. Media

yang digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak

mengandung zat yang beracun bagi tanaman.

Melihat dari banyaknya manfaat dan prospek dari tanaman jahe, tentunya

pengembangan tanaman jahe di Indonesia perlu dimaksimalkan. Luas areal lahan

dapat dilihat semakin berkurang (Hadiyanto, 2011). Budidaya jahe di dalam

karung dengan menggunakan media yang remah dilakukan untuk menghasilkan

benih yang sehat, bebas dari penyakit seperti layu bakteri yang sering menjadi

kendala dalam budidaya tanaman jahe. Hasil budidaya jahe di dalam 1.000 karung

2
dengan luas lahan 1000 m2 setara dengan budidaya konvensional seluas satu

hektar. Adapun manfaat budidaya jahe di dalam karung yaitu penghematan lahan,

pada areal yang sempit penggunaan karung untuk penanaman jahe dapat

menguntungkan karena tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas.

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) pada tanaman adalah senyawa organik bukan

hara (nutrient) yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote),

penghambat ( inhibit) dan dapat merubah proses fisiologis tumbuhan. Berdasarkan

sumbernya ZPT dapat diperoleh baik secara alami maupun sintetis. Penggunaan

ZPT alami lebih menguntungkan dibandingkan ZPT sintetis, karena harganya

yang lebih murah, mudah didapat dan ramah lingkungan. ZPT alami yang dapat

digunakan yaitu ekstrak tauge atau kecambah kacang hijau, ekstrak tauge

mengandung sitokinin, auksin, giberalin (Abdullah, Maulana Wulandari, Nirwana,

2019).

Menurut Murdaningsih, Supardi, dan Soge, (2019) bahwa pengaruh

ekstrak tauge dengan konsentrasi 300 ml/l air dengan lama perendaman 3 jam

berpengaruh sangat nyata terhadap persentase (%) pertumbuhan jumlah tunas

(50,66%),panjang tunas (32,85%), jumlah daun (54,96%), jumlah akar (58,88%),

panjang akar (45,14%), bobot segar tunas (71,43%), bobot kering tunas (55,72%),

bobot segar akar (65,73%), bobot kering akar (69,10%) pada umur 8, 10, 12

minggu setelah tanam pada lada . Rukmana (2017) juga menyatakan bahwa

pemberian ekstrak tauge berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, psanjang

akar, dan jumlah daun pada pertumbuhan bibit lada dengan konsentrasi

300ml/liter .

3
Menurut Fadhillah (2015) mengatakan penambahan ekstrak tauge

sebanyak 20 gr/liter air menunjukkan hasil terbaik berdasarkan parameter jumlah

tumbuh akar planlet kentang (Solanum tuberosum L.). Penggunaan ekstrak tauge

150 gr/liter memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan anggrek bulan

dengan menunjukkan hasil tertinggi (Amilah dan Astuti, 2006).

Rani (2022) mengatakan konsentrasi ekstrak tauge 45% memberikan

pengaruh terhadap waktu muncul tunas, tinggi tunas, diameter tunas jumlah daun,

dan persentase tumbuh tunas pada tanaman jahe gajah .

Tauge mengandung banyak sekali senyawa fitokimiawi yang sangat

berkhasiat (Amilah dan Astuti, 2006). Saat dalam bentuk tauge, kecambah

memiliki kandungan vitamin lebih banyak dari kandungan bijinya. Dibandingkan

kadar dalam biji, kadar vitamin B dan E meningkat jumlahnya, dari 2,5 sampai 3

kali lebih besar. Sedangkan vitamin C yang sangat sedikit bada biji-bijian kering,

dalam bentuk tauge meningkat menjadi 20 mg/100g. kandungan giberelin dalam

spesies Phaseolus sp mencapai 18 mg/kg. Ekstrak kecambah kacang hijau

memiliki konsentrasi senyawa zat pengatur tumbuh auksin1,68 ppm, giberelin

39,94 ppm dan sitokinin 96,26 ppm (Ulfa, 2014).

4
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merencanakan untuk melakukan

Proyek Usaha Mandiri (PUM) dengan judul “Budidaya tanaman jahe gajah

(Zingiber officinale Rosc.) dengan pemanfaatan ekstrak tauge sebagai Zat

Pengatur Tumbuh (ZPT)”. .

1.2. Tujuan

Tujuan dari Proyek Usaha Mandiri ini adalah agar mahasiswa :

1. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, proyek yang dijalankan

baik secara teknis, ekonomi, maupun agronomis.

2. Mampu mengantisipasi atau mengatasi kendala-kendala yang mungkin terjadi

saat pelaksanaan budidaya jahe gajah panen muda dalam karung.

3. Mampu menghitung dan menganalisis rencana bisnis bila kegiatan ini

ditindaklanjuti.

5
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Tanaman Jahe Gajah (Zingiber officinale Rosc.)

Menurut Achroni (2018), sistematika dari tanaman jahe gajah adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Species : Zingiber officinale Rosc.

2.2. Morfologi Tanaman Jahe Gajah

Tanaman jahe memiliki struktur yang terdiri atas batang,daun,bunga, buah

dan rimpang (Saparianto dan Setyaningrum,2020).

2.2.1. Akar

Akar jahe keluar dari garis lingkaran sisik rimpang, memiliki warna putih

sampai cokelat, berbentuk bulat tetapi ramping, serta berserat. Akar jahe tumbuih

mendatar dekat permukaan tanah dan bercabang (Setyaningrum dan Saparianto,

2016).

2.2.2. Rimpang jahe

Rimpang jahe sebenarnya merupakan akar tongkat dari tanaman jahe,

dengan warna daging rimpang ada yang putih kekuningan, kuning, maupun

6
jingga. Rimpang jahe banyak disukai orang karena rasanya yang pedas dan aroma

yang khas. Aroma jahe harum menyengat disebabkan oleh kandungan minyak

atsiri yang berwarna kuning kental. Dari bagian-bagian yang ada pada tanaman

jahe, rimpang inilah yang memiliki nilai ekonomis. Rimpang dimanfatkan untuk

berbagai keperluan sehari-hari, seperti bumbu masak, obat-obatan, dan makanan.

Rasa jahe yang pedas disebabkan oleh kandungan senyawa gingerol. Panjang

rimpang 15,83 – 32,75 cm, lebar rimpang 6,20 – 11,3 cm (Setyaningrum dan

Saparianto, 2020).

2.2.3. Batang

Batang tanaman jahe merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus.

Batang itu terdiri dari seludang-seludang daun tanaman dan pelepah-pelepah daun

yang menutupi batang. Bagian luar batang agak licin dan sedikit mengkilap

berwarna hijau tua. Biasanya batang dihiasi titik-titik berwarna putih. Batang ini

biasanya basah dan banyak mengandung air, sehingga tergolong tanaman herba

(Paimin dan Murhananato, 2000).

2.2.4. Daun

Daun jahe berbentuk lonjong dan lancip menyerupai daun rumput-

rumputan besar. Daun itu sebelah-menyebelah berselingan dengan tulang daun

sejajar sebagaimana tanaman monokotil lainnya. Pada bagian atas, daun lebar

dengan ujung agak lancip, bertangkai pendek, berwarna hijau tua agak mengkilap.

Sementara bagaian bawah berwarna hijau muda dan berbulu halus. Panjang daun

sekitar 5 - 25 cm dengan lebar 0,8 – 2,5 cm. Tangkainya berbulu atau gundul

dengan panjang 5 – 25 cm dan lebar 1- 3 cm. Ujung daun agak tumpul dengan

panjang lidah 0,3 – 0,6 cm. Bila daun mati maka pangkal tangkai tetap hidup

7
dalam tanah, lalu bertunas dan menjadi akar rimpang baru (Paimin dan

Murhananato, 2000).

2.2.5. Bunga

Bunga jahe berupa bulir yang berbentuk kincir, tidak berbulu, dengan

panjang 5 – 7 cm dan bergaris tengah 2 – 2,5 cm. Bulir itu menempel pada tangkai

bulir yang keluar dari akar rimpang dengan panjang 15 – 25 cm. Tangkai bulir

dikelilingi daun pelindung yamg berbentuk bulat lonjong, berujung runcing,

dengan tepi berwarna merah, ungu, atau hijaua kekuningan. Bunga terletak pada

ketiak daun pelindung dengan beberapa bentuk, yakni panjang, bulat telur,

lonjong, runcing, atau tumpul. Panjangnya berkisar 2 – 2,5 cm dan lebar 1- 1,5

cm. Daun bunga berbentuk tabung memiliki gigi kancil yang tumpul dengan

panjang 1 – 1,2 cm. Sedang daun mahkota bagian bawah berbentuk tabung yang

terdiri dari tiga bibir dengan bentuk pisau lipat panjang serta runcing yang

berwarna kuning kehijauan. Daun kelopak dan daun bunga masing-masing 3 buah

yang sebagian bertautan. Pada bunga jahe, benang sari yang dapat dibuahi hanya

sebuah sedangkan sebuah benang sari lain telah berubah bentuk menjadi daun.

Stamino-staminoidnya membentuk tajuk mahkota beruang tiga dengan bibir

berbentuk bulat telur berwarna hitam belang (Paimin dan Murhananto, 2000).

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Gajah

Menururt Paimin dan Murhananato (2000), tanaman jahe akan

menghasilkan produksi secara optimal apabila ditanam pada tempat dan

lingkungan yang memenuhi persyaratan tumbuhnya. Untuk lebih jelasnya syarat

tumbuh tanaman jahe untuk iklim dan tanah yang sesuai dapat diuraikan sebagai

berikut :

8
2.3.1. Iklim

A. Curah hujan

Tanaman jahe membutuhkan curah hujan yang relatif tinggi, yaitu 2500-

3500 mm per tahun, dengan 7-9 bulan basah (Paimin dan Murhananto, 2014).

B. Suhu udara

Dalam masa pertumbuhan, jahe memerlukan suhu sekitar 20 - 30 derajat

Celcius. Suhu diatas 35 derajat Celcius dapat menghaluskan daun jahe, sehingga

daun tersebut mengering. Tapi apabila suhu terlalu rendah dibawah 20 derajat

Celcius, berakibat umur tanaman jahe menjadi semakin panjang dan timbulnya

anakan lebih lama (Santoso, 2017).

C. Cahaya Matahari

Tanaman jahe gajah termasuk golongan tanaman yang menyukai cahaya

matahari karena selama pertumbuhannya membentuk rumpun sehingga

menghendaki banyak sinar matahari. Dengan demikian, tanaman gajah tidak

cocok untuk ditanam di tempat berlindung karena walaupun daunnya akan besar

akan tetapi rimpangnya kecil (Santoso, 2017).

D. Ketinggian tempat

Tanaman jahe dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat sekitar

200-600 meter diatas permukaan laut. Akan tetapi, tanaman jahe juga masih dapat

tumbuh dengan baik sampai ketinggian 900 m diatas permukaan laut (Paimin dan

Murhananto, 2000).

2.3.2. Tanah

Kondisi tanah yang baik bagi tanaman jahe adalah tanah yang subur,

gembur, dan banyak mengandung bahan organik. Jenis tanah yang cocok yaitu

9
tanah-tanah latosol merah coklat atau andosol. Sementara itu, tekstur tanah yang

baik bagi pertumbuhan tanaman jahe adalah tanah tanah bertekstur lempung

lempung liat berpasir, lempung berdebu, debu serta lempung berliat titik untuk

derajat keasaman, pH tanah yang dibutuhkan adalah 6,8-7,4. Walaupun demikian

tanaman jahe masih dapat tumbuh dengan baik dengan PH tanah minimal 4,5

(Paimin dan Murhananto, 2000).

2.4 Teknik Budidaya Jahe

2.4.1. Budidaya jahe dalam karung

Budidaya jahe dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menanam

langsung dilapangan dan dengan menggunakan media seperti karung. Manfaat

budidaya jahe gajah dengan media karung adalah penghematan laham,

mempermudah dalam pengendalian gulma, mengkondisiakna tanah agar gembur

sehingga produksi rimpang jahe akan lebih berkembang, dan memperoleh hasil

produksi yang lebih banyak ( Sugianto, 2015 ). Melihat dari banyaknya manfaat

dan prospek dari tanaman jahe, tentunya pengembangan tanaman jahe di

Indonesia perlu dimaksimalkan. Luas areal lahan dapat dilihat semakin berkurang

(Hadiyanto, 2011). Budidaya jahe dalam karung dengan menggunkan media yang

remah dilakukan untuk menghasilkan benih yang sehat, bebas dari penyakit

seperti layu bakteri sering menjadi kendala dalam budidaya tanaman jahe. Hasil

budidaya tanaman jahe di dalam 1.000 karung dengan luasan lahan 1.000 m2

setara dengan budidaya konvensional seluas satu hektar. Adapaun manfaat

budidaya jahe di dalam karung yaitu penghematan lahan, pada areal yang sempit

penggunaan karung untuk penanaman jahe dapat menguntungkan karena tidak

membutuhkan lahan yang terlalu luas.

10
2.4.2. Persiapan lahan

A. Survei dan pengukuran lahan

Survei bertujuan untuk melihat lokasi yang diperlukan untuk media

tumbuh dari tanaman jahe gajah apakah lokasi tersebut cocok digunakan atau

tidak. Lahan yang dipersiapkan untuk menanam jahe harus berdasarkan

pertimbangan agronomi dan klimatologi serta sesuai dengan karakteristik tanaman

jahe. Setelah dilakukan survey maka dilakukan pengukuran lahan sesuai dengan

kebutuhan lahan yang diperlukan untuk budidaya tanaman jahe menggunakan

karung goni (Setyaningrum dan Saprianto, 2013).

B. Pembersihan lahan

Lahan dibersihkan dari gulma yang tumbuh pada lahan yang akan

digunakan, dan dibuat bedengan dengan sistem datar. Lebar bedengan berkisar

80-100 cm atau bisa saja lebih tinggi bedengan 25-30 cm, jarak antar bedengan 50

cm dan sesuai dengan kondisi lahan (Santoso, 2017).

2.4.3. Persiapan bahan tanam

A. Persiapan benih

Tanaman jahe diperbanyak secara vegetatif menggunakan rimpang titik

sebelum membeli benih jahe ada beberapa hal yang harus diketahui untuk

mendapatkan benih jahe unggulan titik berikut adalah cara-cara pemilihan benih

jahe.

1. Berasal dari tanaman induk berumur 9-12 bulan

2. Rimpang tidak berjamur

3. Rimpang mengalami masa penyimpanan 2 bulan.

4. Permukaan bagus dan umurnya tidak terlalu muda.

11
5. Rimpang jahe jangan sampai memiliki bintik-bintik putih titik karena apabila

terdapat bintik putih, itu menandakan jahe sedang terserang jamur

6. Cobalah membelah rimpang jahe dan pastikan bagian dalamnya tidak ada

bintik-bintik hitamnya.

7. Dalam kondisi baik : tidak terluka, lecet, memar, dan tidak terserang hama dan

penyakit.

8. Mempunyai 2-3 mata tunas yang telah tumbuh

9. Aroma segar tercium saat dipotong.

10. Terdapat serat halus jika dipotong melintang.

11. Pilihlah benih jahe yang besar atau gendut berisi. Jangan memilih benih yang

kecil dan kurus. Lebih baik memilih benih yang gendut dan tunasnya sedikit

daripada kurus tetapi tunasnya banyak. Rimpang akan menjadi cadangan

makanan pada fase bibit. Jadi kalau cadangan makanan yang sedikit,

sedangkan tunas jahenya banyak bisa dipastikan tidak akan cukup memenuhi

kebutuhan makan jahe pada awal bibit.

12. Pilihlah benih jahe yang tunasnya sedang atau kecil daripada yang tunasnya

gemuk karena yang bertunas kecil atau sedang, pertumbuhannya akan lebih

cepat dan hasilnya pun terbukti lebih banyak (Achroni, 2018).

B. Pengecambahan (penunasan)

Sebelum dilakukan penunasan, rimpang dipotong menggunakan pisau,

memiliki 2-3 mata tunas. Kemudian rimpang tersebut direndam menggunakan

larutan Dithane-M45 dengan konsentrasi 2gr/liter air selama 15 menit. Rimpang

yang telah terinfeksi penyakit tidak dapat digunakan sebagai benih karena akan

12
menjadi sumber penularan penyakit di lapangan (Setyaningrum dan Saprianto,

2013).

Penunasan dapat dilakukan pada bedengan dengan cara menanam bibit

jahe di atas permukaan pasir dengan jarak 5 cm x 5 cm, lalu ditutup menggunakan

pasir. Dilakukan penyiraman setiap hari pagi dan sore. Setelah 2-4 minggu jahe

akan mulai bertunas (Paramitasari, 2011).

2.4.4. Persiapan media tanam

Menurut Setyaningrum dan Saparianto (2013), media pengisi karung

plastik yang digunakan yaitu top soil dan pupuk kandang.

A. Top soil

Tanah yang baik pada tanah yang gembur dan subur. Gembur artinya

remah dan komposisi liat pasir dan debu nya seimbang titik subur berarti banyak

kandungan unsur hara nya. Jika tanah yang digunakan sudah subur dan gembur,

sebenarnya tidak diperlukan penambahan bahan lain. Namun karena jarang

didapatkan tanah yang subur dan gembur maka diperlukan penambahan bahan

lain seperti pupuk kandang.

B. Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah salah satu pupuk organik yang memiliki kandungan

hara yang dapat mendukung kesuburan tanah dan pertumbuhan mikroorganisme

dalam tanah. Pemberian pupuk kandang juga dapat mendukung pertumbuhan

mikroorganisme serta mampu memperbaiki struktur tanah (Widowati, 2005).

Pupuk kandang yang digunakan adalah pupk kandang ayam. Pupuk yang

digunakan adalah pupuk yang benar-benar matang. Ciri-ciri pupuk kandang yang

sudah matang tersebut adalah baunya tidak menyengat,warna coklat kehitaman,

13
terdapat beberapa organisme didalamnya, seperti cacing, lipan, semut, dan

binatang kecil lainnya (Setyaningrum dan Saparianto, 2013).

Pupuk kandang ayam mengandung unsur hara sebesar 1,00 % N, 0,80 %

P2O5 dan 0,40 % K2O (Latuamury, 2015). Pupuk kandang ayam memiliki

kandungan hara N, P, dan K yang lebih banyak daripada pupuk kandang jenis

ternak lainnya karena kotoran padat pada ternak ungags tercampur dengan kotoran

cairnya. Kandungan unsur hara dalam kotoran ayam adalah yang paling tinggi,

karena bagian cair (urine) tercampur dengan bagian padat. Pupuk kandang ayam

mengandung N tiga kali lebih besar daripada pupuk kandang lainnya (Roidah,

2013).

2.4.5. Pengisian media tanam ke dalam karung

Pengisian media tanah ke dalam karung atau wadah dapat dilakukan

dengan menggunkan sekop. Volume media tanam sekitar 20% dari volume karung

atau ketinggian media tanam sekitar 15-20 cm (Santoso, 2017).

2.4.6. Penyusunan karung

Sebelum bibit ditanam ke dalam karung atau wadah penanaman, karung

disusun terlebih dahulu dengan jarak tanam rapat 25-30 cm agar tersusun rapi dan

tidak banyak makan tempat (Oktori, 2012).

2.4.7. Pembuatan lubang tanamn dan penanaman

Pembuatan lubang tanam di polybag atau karung yaitu dengan cara

menggali tanah dalam polybag atau karung sedalam ± 10 cm. Lubang tanam

terlebih dahulu dimasukkan pupuk kandang sebanyak 0,5 kg per lubang tanam.

Lubang tanam yang sudah dibuat dibiarkan selama 1 minggu (Agus, 2012).

14
Mengambil bibit yang sudah bertunas setinggi 3-5 cm. Kemudian buat

lubang tanam dengan cara menggali media tanam dengan kedalaman 7,5-10 cm.

Cara penanamannya dengan cara merebahkan bibit dengan mata tunas

menghadap keatas kemudian ditutup kembali dengan tanah (Santoso, 2017).

2.5. Pemeliharaan Tanaman Jahe

Pemeliharaan tanaman jahe mencakup penyiraman, penyulaman,

penyiangan, pemupukan dan pembumbunan, pengendalian hama dan penyakit.

2.5.1. Penyiraman

Penyiraman bertujuan untuk melengkapi kekurangan air yang disediakan

oleh alam. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari. Apabila turun hujan

dengan intensitas > 2500 - 4000 mm/tahun, maka penyiraman tidak dilakukan

(Paimin dan Murhananto, 2014).

2.5 2. Penyulaman

Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur sekitar 2-3

minggu setelah dilakukan penanaman di lapangan, satu minggu setelah

penanaman hendaknya dilakukan pengamatan untuk melihat tanaman yang mati.

Bila terlihat tanaman yang mati harus segera dilakukan penyulaman agar

pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, maka

sebaiknya dipilih bibit rimpang yang baik serta pemeliharaan yang benar

(Setyawan, 2015).

Penyulaman dilakukan terhadap pertumbuhan bibit yang tidak baik. Cabut

bibit tersebut, lalu ganti dengan bibit baru yang sehat dan diambil dari tempat

pembibitan. Tujuannya agar terjadi petumbuhan yang seragam dan waktu panen

yang serempak (Santoso, 2017).

15
2.5.3. Penyiangan dan pembumbunan

Penyiangan dapat dilakukan setelah 2-4 minggu setelah tanam dan

penyiangan kedua biasanya dilakukan 3 minggu sekali setelah penyiangan

sebelumnya, penyiangan dapat dihentikan pada saat tunas muda tidak tumbuh

lagi. Pembumbunan dilaksanakan bersama-sama dengan penyiangan saat

pembersihan gulma, tanah tanah yang berada disepanjang barisan tanaman

ditimbunkan ke rumpun jahe. Tujuan pembumbunan adalah agar peredaran udara

dan air berjalan dengan baik, dan untuk menimbun rimpang jahe gajah yang

kadang-kadang muncul ke permukaan tanah (Santoso, 1994).

2.5.4. Pemupukan

Pemberian pupuk an-organik pada tanaman jahe yang dipanen muda

dilakukan 2 tahap. Tahap pertama pupuk an-organik diberikan ketika tanaman

jahe berumur 2 minggu dengan dosis 100 kg Urea/ha sedangkan pemberian tahap

kedua pada umur 6-8 minggu sebanyak 200 kg Urea/ha (Paimin dan Murhananto,

2014).

Pemberian unsur P yang cukup pada saat tanaman masih muda sangat

penting untuk memperbesar pertumbuhan akar tanaman. Oleh karena itu, tanaman

yang kekurangan unsur P, pertumbuhan dan perkembangannya akan berkurang.

Pupuk P diberikan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam dengan

dosis 50 kg/ha, dan saat tanaman berumur 8 minggu pupuk P tidak diberikan pada

tanaman jahe yang akan dipanen muda kisaran 3-4 bulan. Pemberian pupuk K

juga penting bagi tanaman, karena peranan pupuk K yang erat kaitannya dengan

kandungan air tanaman. Pemberian pupuk K dilaksanakan pada saat tanaman

16
berumur 2 minggu dengan dosis 50 kg/ha KCl, dan saat tanaman berumur 8

minggu dengan dosis 100 kg/ha (Santoso, 2017).

Selanjutnya Santoso, (2017) menyebutkan bahwa pupuk diberikan dengan

cara ditebarkan dalam bentuk alur melingkar dengan jari-jari 10-15 cm dari

pangkal batang. Setiap setelah pemupukan tanah dibumbun dengan ketebalan ± 5

cm.

2.5.5. Penambahan media tanam

Penambahan media tanam dilakukan setelah pemupukan, yaitu

penambahan media tanam setebal ±5 cm. Tujuan penambahan media tanam yaitu

agar pangkal tanaman kembali tertutupi oleh tanah dan semakin kokoh, secara

otomatis terbentuk cekungan dan guludan kecil yang selanjutnya dapat berperan

sebagai tempat untuk membuang kelebihan air (Santoso, 2017).

2.5.6. Pengendalian hama dan penyakit

Menurut Santoso (2017). Hama dan penyakit yang mengganggu tanamn

jahe adalah :

A. Hama

a. Lalat Mimegralla coeruleifrons

1. Gejala serangan :

- Larva memakan seluruh bagian rimpang kecuali kulit, sehingga rimpang terlihat

utuh, namun bila dibuka didalamnya lapuk seperti gumpalan tanah.

- Serangan berat mengakibatkan tanaman layu dan kering, serta rimpangnya

rusak.

2. Cara pengendalian :

- Menyemprotkan larutan pestisida organik ke pertanaman.

17
b. Lalat Eumerus fugurans walk

1. Gejala serangan :

- Belatung memakan bagian rimpang yang lembut, sedangkan serat dan kulit tidak

dimakan.

- Dari luar rimpang yang tidak terserang akan segra terlihat, akan tetapi bila

dibuka rimpang tersebut keropos dan kering.

2. Cara pengendalian :

- Menyembprotkan larutan pestisida organik ke pertanaman.

B. Penyakit

a. Penyakit Busuk Rimpang

1. Gejala serangan :

- Daun bagian bawah berubah dari hijau tua menjadi kuning dan berangsur-angsur

menjadi layu

- Rimpang busuk dan batang semu keriput

-Jika rimpang dibelah, maka bagian dalamnya berwarna agak gelap dan

membusuk.

2.Cara pengendalian :

- Memilih bibit yang sehat, cukup umur, dan tidak terdapat luka-luka.

- Membuat saluran drainase didalam kebun.

- Menyemprot dengan pestisida nabati

b. Bercak Daun

1. Gejala serangan :

- Daun terlihat bintik-bintik berwarna kuning, semakin lama semakin meluas

sehingga membentuk bercak.

18
- Pada bagian tengah bercak terlihat cokelat, lalu daun menjadi berlubang-lubang.

- Ketika terjadi serangan berat, daun rusak, terlihat banyak bagian daun yang

compang-camping.

2. Cara pengendalian :

- Menjaga sanitasi dan kebersihan kebun jahe.

- Menyemprotkan pestisida nabati.

c. Penyakit Layu Bakteri

1. Gejala serangan ;

- Daun-daun menguning, menyusul daun-daun yang lain. Kemudian daun-daun

tersebut melipat dan akhirnya layu dengan cepat dan menyebar ke bagian pucuk.

- Tunas menjadi busuk yangditandai dengan adanya jaringan basah.

- Kemudian tanamn mati dan batangnya rebah.

2. Cara pengendalian :

- Tidak menanam jahe pada areal yang terserang penyakit ini selama 3-5 tahun.

- Menggunakan bibit sehat dan sebelum ditanam bibit tersebut direndam dalam

larutan antibiotik organic 0,1% selama ± 60 menit.

- Membuat saluran drainase agar tanmana tidak tergenang air hujan.

- Melakukan pengendalian dengan pestisida nabati.

2.6. Panen

Tanaman jahe yang dipanen muda berusia sekitar 2,5 - 3,5 bulan, memiliki

kandungan serat kasarnya 1,5%, dan belum keluar tunas atau batang semu

(Santoso, 2017). Panen jahe dilakukan dengan cara membongkar seluruh tanaman

menggunakan cangkul, agar rimpang hasil panen tidak lecet dan tidak terpotong,

19
maka perlu kehati-hatian waktu panen karena akan mengurangi mutu jahe.

Rimpang dibersihkan dari kotoran dan tanah yang menempel (Aidin, 2016).

Berdasarkan standar perdagangan, berat rimpang jahe yang dipanen muda

sekitar 0,30 − 0,350 kg rimpang, kulitnya tidak terlepas dan tidak mengandung

benda asing dan kepang (Paimin dan Murhananto, 2014).

2.7. Pemasaran

Menurut Setyaningrum dan Saparinto (2013), produk jahe yang dipasarkan

berasal dari varietas jahe gajah berupa rimpang dan sesuai dengan permintaan

konsumen, pedagang dan distributor. Sebelum proses penjualan terlebih dahulu

dilakukan sortasi dengan tujuan untuk memisahkan antara rimpang yang rusak

dengan rimpang yang tidak rusak. Jahe dipasarkan langsung kepada pedagang

pengepul, pengecer, dan bertatap muka langsung dengan konsumen yang ada

didaerah Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota.

2.8. Ekstrak Tauge sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)

ZPT merupakan senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah

tertentu dapat aktif merangsang ataupun menghambat pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Berdasarkan sumbernya, ZPT dapat diperoleh baik

secara alami maupun sintetis. Penggunaan ZPT alami lebih menguntungkan

dibanding ZPT sintetis, karena harganya murah, mudah didapat, dan ramah

lingkungan. Penggunaan ZPT alami dengan teknik perbanyakan tanaman jahe

secara vegetatif banyak dilakukan karena tanaman lebih cepat berproduksi,

pertumbuhan seragam serta mempunyai sifat yang sama dengan induknya. ZPT

20
alami yang digunakan yaitu ekstrak tauge atau kecambah dari kacang hijau.

Ekstrak tauge mengandung sitokinin, auksin, dan giberalin (Abdullah, Maulana

Wulandari, Nirwana, 2019).

Menurut Amilah dan Astuti (2006), sitokinin merupakan salah satu ZPT

yang berfungsi memacu pembelahan sel dan organ, mencegah kerusakan klorofil,

serta perkembangan tunas. Auksin juga berfungsi mendorong pemanjangan sel,

pembelahan sel, diferensiasi jaringan xylem dan floem, pembentukan akar, serta

penghambat pengguguran daun. ZPT giberalin juga berperan dalam pertumbuhan

dan perkembangan tanaman yakni memacu pertumbuhan sel mengarah kepada

pemanjangan batang dan perkembangan daun.

Pamungkas, S.T dan Nopiyanto (2020) dalam penelitiannya memperoleh

hasil, bahwa pengaruh ekstrak tauge dengan konsentrasi 40 % - 60 % berpengaruh

nyata pada semua variabel pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun,

diameter batang, berat basah dan berat kering tanaman tebu. Menurut Fadhillah

(2015) mengatakan penambahan ekstrak tauge sebanyak 20 gr/liter air

menunjukkan hasil terbaik berdasarkan parameter jumlah tumbuh akar planlet

kentang (Solanum tuberosum L.). Penggunaan ekstrk tauge 150 gr/liter

memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan anggrek bulan dengan

menunjukkan hasil tertinggi (Amilah dan Astuti, 2006).

Rani (2022) mengatakan konsentrasi ekstrak tauge 45% memberikan

pengaruh terhadap waktu muncul tunas, tinggi tunas, diameter tunas jumlah daun,

dan persentase tumbuh tunas pada tanaman jahe gajah .

Tauge mengandung banyak sekali senyawa fitokimiawi yang sangat

berkhasiat (Amilah dan Astuti, 2006). Saat dalam bentuk tauge, kecambah

21
memiliki kandungan vitamin lebih banyak dari kandungan bijinya. Dibandingkan

kadar dalam biji, kadar vitamin B dan E meningkat jumlahnya, dari 2,5 sampai 3

kali lebih besar. Sedangkan vitamin C yang sangat sedikit bada biji-bijian kering,

dalam bentuk tauge meningkat menjadi 20 mg/100g. kandungan giberelin dalam

spesies Phaseolus sp mencapai 18 mg/kg. Menurut Direktorat Gizi Departemen

Kesehatan (dalam Amilah dan Astuti, 2006) kandungan gizi dalam 100 g tauge

terdiri dari, kalori 23 kal, protein 2,9 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 29 mg, fosfor

69 mg, besi 0,8 mg, vitamin A 10 IU, vitamin B1 0,07 mg, vitamin C 15 mg, dan

air 92,4 gram. Kecambah kacang hijau (tauge) merupakan jenis sayuran yang

umum dikonsumsi, mudah diperoleh, ekonomis, dan tidak menghasilkansenyawa

yang berefektoksis. Ekstrak kecambah kacang hijau memiliki konsentrasi senyawa

zat pengatur tumbuh auksin1,68 ppm, giberelin 39,94 ppm dan sitokinin 96,26

ppm (Ulfa, 2014). Hadi (2006), menyatakan penambahan ekstrak tauge 37,5

gram/liter memberi pengaruh yang baik terhadap tinggi tunas anggrek

Dendrobium.

22
III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Ruang Lingkup Proyek

Proyek Usaha Mandiri (PUM) Budidaya Jahe Gajah (Zingiber officinale

Rosc.) panen muda dalam karung dengan pemanfaatan Ekstrak Tauge Sebagai Zat

Pengatur Tumbuh (ZPT), dilaksanakan di kebun percobaan Politeknik Pertanian

Negeri Payakumbuh, Tanjung Pati Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh

Kota, Sumatera Barat. Proyek ini dilaksanakan selama 5,5 bulan dimulai pada

bulan Juli minggu ketiga sampai dengan Desember 2022.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pelaksaan Proyek Usaha Mandiri (PUM)

antara lain; cangkul, garu, kored, meteran, parang, cutter, ember, gembor,

gerobak, dan knapsack sprayer. Sedangkan bahan yang akan digunakan adalah

rimpang jahe gajah, karung plastik ukuran 35 x 65 cm, tali rapia, ajir bambu,

pupuk kandang ayam, top soil, pupuk Urea, pupuk SP36, pupuk KCl, Dithane M-

45, Sidametrin, Decis, ajir, ekstrak tauge (ZPT).

3.3. Pelaksanaan Proyek

3.3.1. Pembuatan ekstrak tauge

Biji kacang hijau disiapkan sebnayak 1,5 kg, direndam kedalam ember

selama 1 hari. Setelah perendaman, tiriskan kemudian disebar diatas nampan dan

tutup dengan karung selama ±2 hari sampai biji berkecambah atau tauge telah

terbentuk. Tauge yang telah terbentuk dibersihkan kulitnya, kemudian diblender

sampai halus tambahkan air sebanyak 1,5 liter atau dengan perbandingan 1;1

setelah diblender tuangkan kedalam ember, selanjutnya diperas untuk dipisahkan

23
dari ampasnya. Setelah itu, ZPT ekstrak tauge dapat digunakan. Kegiatan ini

dilaksanakan pada bulan Juli minggu ketiga.

Gambar 1. Pembuatan ZPT ekstrak tauge

3.3.2. Seleksi bahan tanam, perendaman dengan ekstrak tauge, dan


persemaian

Bahan tanam yang akan digunakan adalah varietas jahe gajah yang

diperoleh dari kebun pembibitan masyarakat yang ada di sekitar Kabupaten Lima

Puluh Kota, Sumatera Barat. Rimpang yang dibutuhkan sebanyak 10 Kg dengan

populasi sebanyak 200 rumpun yang ditambahkan dengan sulaman 20 rumpun (10

% sulaman). Rimpang yang digunakan berumur 12 bulan dengan ciri rimpang

yaitu berukuran besar, padat, berisi, nampak kasar dengan warna kulit mengkilap

licin, tidak mudah mengelupas, dan bila dipotong maka serat-serat rimpang pada

bagian tengah daging akan muncul keluar.

Pengecambahan dilakukan dengan cara menyeleksi rimpang jahe yang

dijadikan benih sebanyak 10 kg, setelah itu lakukan pemotongan rimpang jahe

menggunakan cutter setiap potongan terdiri dari 2-3 buah mata tunas. Kemudian

lakukan perendamam dengan ZPT ekstrak tauge konsentrasi 300 ml/l air selama 3

jam. Setelah itu potongan rimpang direndam di dalam larutan Dithane M-45

dengan konsentrasi 2 gr/liter air selama 5 menit. Dederkan rimpang jahe diatas

24
pasir dengan jarak 5 cm x 5 cm dan kemudian ditutup dengan pasir. Kemudian

dilakukan penyiraman setiap hari untuk menjaga kelembaban. Saat 2-4 minggu

dipersemainaa jahe mulai bertunas. Kegiatan persemaian dan seleksi bahan tanam

dilaksanakan pada bulan Juli minggu ketiga.

A. Seleksi bahan tanam B. Perendaman dengan ZPT C. Persemaian

Gambar 2. Seleksi bahan tanam (A), perendaman dengan ZPT (B), dan
persemaian (C) .

3.3.3. Survei dan pengukuran lahan

Pengukuran lahan dilakukan dengan menentukan letak topografi lahan

dengan cara menentukan arah Timur-Barat dari lahan tersebut. Kemudian

dilakukan pengukuran lahan menggunakan meteran sehingga didapatkan luas

lahan seluas 67,2m2 (panjang 12 m x lebar 5,6 m). Panjangnya mengarah ke Utara

– Selatan dan lebarnya ke Timur – Barat. Dilaksanakan pada minggu pertama

bulan September.

3.3.4. Pembersihan lahan, pembuatan drainase, dan pembuatan bedengan

Pembersihan lahan dilakukan dengan cara membersihkan areal lahan

dengan menggunakan cangkul dan garu. Setelah itu dilakukan pembuatan drainase

menggunakan cangkul dengan lebar 0,3 m dan kedalaman 30 cm. Kemudian

lakukan pembentukan petakan datar dengan menggunakan garu, ukuran satu

25
petakan dengan panjang 11,4 m dan lebar 2,35 m sebanyak 2 petakan dengan

jarak antar bedengan 0,3 m. Tanah galian tersebut dinaikkan ke atas petakan dan

diratakan dengan garu. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan September minggu

kedua dapat dilihat pada Gambar 3 dan untuk lebih jelasnya mengenai denah

lahan dapat dilihat pada Gambar 4.

A. Pembersihan lahan B. Pembuatan saluran C. Pembuatan bedengan


drainase

Gambar 3. Pembersihan lahan (A), pembuatan saluran drainase (B), dan


pembuatan bedengan (C).

26
E
U

A
G
H

Petakan 1 Petakan 2
11

B
C

Keterangan :
Panjang lahan(A) : 12 m Panjang petakan (D) : 11,4m
Lebar lahan (B) : 5,6 m Lebar petakan (E) : 2,35m
Luas lahan (AxB) : 67,2 m2 Jarak antar petakan(H) : 0,3 m
Lebar drainase (C) : 0,3 m Jarak antar karung (G) : 0,3 m
Jumlah karung dalam : 25 karung satu baris Jarak antar baris (F) : 0,45 m
Luas lahan efektif :53,58m2(DxE).2
Jumlah petakan : 2 petakan

Gambar 4. Denah Proyek Usaha Mandiri (PUM)

27
3.3.5. Pengisian media tanam dan penyusunan karung plastik

Media tanam yang digunakan adalah campuran topsoil dan pupuk kandang

ayam dengan cara memasukkan 2/3 volume karung dengan topsoil dan 1/3 dengan

pupuk kandang. Ukuran panjang karung plastik 65 cm dan lebar 35 cm dengan

menggunakan sekop. Kemudian lakukan penyusunan karung pada 2 petakan yaitu

100 karung plastik tiap petakan, sehingga didapatkan jumlah karung diseluruh

petakan yaitu 200 karung plastik dengan jarak tanam rapat dalam barisan dan

jarak antar baris karung yaitu 0,45 m. kegiatan ini dilaksanakan pada bulan

September minggu kedua. Dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Pengisian tanah dan penyusunan karung plastik.

3.3.6. Pembuatan lubang tanam

Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara menggali media tanam

dalam karung sedalam 10 cm. Kegiatan ini dilakukan pada bulan September

minggu kedua

3.3.7. Penanaman

Setelah bibit di persemaian bertunas dengan tinggi sekitar 25 cm dilakukan

penanaman ke lapangan. Kemudian bibit ditanam ke dalam lubang tanam yang

telah dibuat. Peletakan bibit dilakukan dengan cara meletakkan mata tunas

menghadap ke atas dan jangan terbalik karena akan menghambat pertumbuhan.

28
Setelah dimasukkan ke dalam lubang tanam, bibit ditutup kembali dengan tanah.

Kegiatan penanaman dilakukan pada minggu kedua tanggal 11 September 2022,

kegiatan penanaman dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Penanaman.

3.3.8. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman jahe mencakup penyiraman, penyulaman,

penyiangan, pemupukan dan pembumbunan, pengendalian hama dan penyakit.

A. Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada persemaian dan setelah penanaman di

lapangan. Penyiraman dilakukan dengan menyiram air menggunakan gembor.

Penyiraman dilakukan satu kali sehari pada pagi atau sore hari, apabila hujan

penyiraman tidak dilakukan. Kegiatan penyiraman dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Penyiraman

29
B. Penyulaman

Penyulaman ini dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam.

Bibit yang digunakan pada penyulaman adalah bibit yang memiliki umur sama.

Pada saat persemaian dan penunasan sudah di siapkan bibit yang khusus untuk

sulaman. Kegiatan ini dilakukan pada minggu keempat bulan September 2022.

C. Penyiangan

Penyiangan dilakukan sebanyak 6 kali yaitu pada saat tanaman berumur 2

2, 4, 6, 8, 10, dan 11 minggu di lapangan. karena sering terjadinya hujan pada

bulan terakhir pelaksanaan PUM menyebabkan pertumbuhan gulma sangat cepat

dilapangan dan penyiangan menjadi lebih sering dilakukan. Penyiangan dilakukan

dengan kored. Kegiatan ini dilakuakn pada bulan September minggu ke-4 sampai

minggu pertama bulan Desember. Kegiatan penyiangan dapat dilihat pada

Gambar 8.

Gambar 8. Penyiangan

D. Pemupukan an organik

Pemberian pupuk an-organik pada tanaman jahe yang dipanen muda

dilakukan 2 tahap. Tahap pertama pemberian pupuk an-organik dilakukan pada

bulan September minggu ke-3, yaitu pada saat :

1. Tanaman berumur 2 minggu, pupuk yang diberikan adalah :

30
a.Urea 100 kg/ha atau setara 1,2 gr/tanaman.

b.SP-36 serta KCl 50 kg/ha atau setara 0,6 gr/tanaman.

2. Saat umur tanaman 8 minggu setelah tanam pupuk yang diberikan adalah :

a. Pupuk Urea 200 kg/ha atau setara 2,4 gr/tanaman.

b. Pupuk KCl 100 kg/ha atau setara 1,2 gr/tanaman.

Pupuk diberikan dengan cara melingkar pada rumpun tanaman dengan

jarak ±10 cm dari pangkal tanaman. Setelah pupuk ditaburkan, kemudian ditutup

dengan selapis tanah untuk menghindari penguapan pupuk ke udara. Kegiatan

pemupukan an-organik dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Pemupukan an-organik

E. Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang menyrang tanaman jahe yaitu hama belalang, yang

pengendaliannya dilakukan dengan menggunakan bahan kimia insektisida

Sidametrin dengan konsentrasi 2 ml/liter air yang disemprotkan ketanaman

dengan menggunakan knapsack sprayer. Pengendalian hama dilakukan jika sudah

terlihat gejala serangan dan dilakukan 2 minggu sekali sampai menjelang panen.

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit dapat dilihat pada gambar 10.

31
Gambar 10.Pengendalian hama dan penyakit

3.3.9. Penambahan media tanam

Penambahan media tanam (tanah) dilakukan setelah pemupukan yaitu

pada minggu ke-3 dan minggu ke-6 setelah tanam dengan cara menambahkan

media tanam (tanah) kedalam karung dengan tinggi ± 5 cm.

3.3.10. Pengamatan

Pengamatan dilakukan 2 minggu setelah penanaman sampai panen, dengan

cara mengambil sampel 10% atau 20 tanaman dari 200 populasi tanaman secara

acak untuk mengamati tinggi tanaman, jumlah anakan perumpun, dan berat

rimpang per rumpun, pengamatan dilakukan 1 kali 2 minggu. Pada tanaman yang

diamati diberi tanda dengan menancapkan ajir setinggi 5 cm dan mengukur tinggi

tanaman mulai dari atas ajir kemudian tinggi tanaman ditambah 5 cm. Kegiatan

pengamatan dilakukan dengan mengamati :

1. Persentase tumbuh tanaman

Persentase tumbuh dihitung dengan membandingkan jumlah bibit yang

tumbuh dengan jumlah yang ditanam dan dikali 100%. Pengamatan dilakukan

pada awal minggu ke 5 setelah tanam dan pada saat menjelang panen dengan

rumus :

32
( ) x 100%

2. Tinggi tanaman (cm)

Data tinggi tanaman adalah hasil pengukuran ditambah 10 cm, karena

pengukuran dilakukan dari atas patok/ajir yang ditancapkan pada setiap tanaman

sampel setinggi 10 cm.

3. Jumlah anakan (buah)

Dihitung dengan menjumlahkan anakan yang tumbuh dan muncul di

permukaan tanah pada setiap rumpunnya.

4. Berat rimpang per rumpun (gr)

Berat rimpang pada tanaman jahe dapat diketahui dengan cara melakukan

pemanenan terlebih dahulu, selanjutnya lakukan pembersihan rimpang jahe masih

basah. Kemudian timbang hasil produksi dan dibagi jumlah populasi untuk

mendapatkan berat rata-rata.

3.3.11. Panen

Untuk jahe yang dipanen muda, pemanenan dilakukan pada umur 3,5

bulan, namun pada pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan pisau cutter

atau tangan. Dalam melakukan pemanenan harus secara hati-hati supaya rimpang

jahe yang dipanen tidak terpotong ataupun lecet. Rimpang selanjutnya dipisahkan

dari batang kemudian dibersihkan dari kotoran tanah yang menempe. Kegiatan

panen dapat dilihat pada gambar 11.

33
Gambar 11. Panen

3.3.12. Pemasaran

Pemasaran dilakukan setelah rimpang jahe dibersihkan, kemudian

dipasarkan pada pedagang pengumpul yang menerima produksi jahe gajah di

sekitar Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh.

34
3.4. Jadwal Pelaksanaan

Tabel 1. Jadwal kegiatan Proyek Usaha Mandiri (PUM) budidaya tanaman


jahe gajah selama 5,5 bulan dengan luas lahan 67,2 m2
Jenis Juli Agustus September Oktober November Desember
No
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan
1 ekstrak
tauge
Seleksi
bahan
tanam,
perendaman
2
dengan
ekstrak
tauge dan
persemaian
Survei dan
3 pengukuran
lahan
Pembersihan
lahan,
pembuatan
4
drainase, dan
pembuatan
bedengan
Pengisian
media tanam
5 dan
penyusunan
karung
Pembuatan
6 lubang
tanam
7 Penanaman
8 Penyiraman*
9 Penyulaman
10 Penyiangan
Pemupukan
dan
11
penambahan
media tanam
12 PHP **
13 Pengamatan
14 Panen
15 Pemasaran
Keterangan : tidak dilakukan penyiraman apabila terjadi hujan.

35
IV. HASIL

4.1. Laporan Finansial

Biaya proyek yag dibutuhkan meliputi biaya alat, bahan, tenaga kerja

(HKO) dan biaya lain-lain.

4.1.2 Biaya alat

Biaya alat yang dibutuhkan pada pelaksanaa PUM “Budidaya tanaman

jahe gajah (Zingiber officinale Rosc.) panen muda dalam karung dengan

pemanfaatan ekstrak tauge sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dengan luas lahan

67,2 m2 selama 5,5 bulan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Biaya alat budidaya tanaman jahe gajah dalam karung pada luas lahan
67,2 m2 .
Jumlah
Harga (Rp) Biaya (Rp)
No Nama Alat Satuan Jumlah terpakai
Renc Real Renc Real Renc Real

1 Cangkul* Buah 1 0,029 0,031 70.000 70.000 2.030 2.170


2 Garu* Buah 1 0,029 0,031 25.000 25.000 725 775
3 Meteran* Buah 1 0,029 0,031 30.000 30.000 870 930
4 Parang* Buah 1 0,029 0,031 50.000 50.000 1.450 1.550
5 Pisau Cutter@ Buah 1 0,14 0,14 2.000 1.000 280 140
6 Ember@ Buah 1 0,070 0,070 10.000 15.000 700 1.050
7 Gembor* Buah 1 0,029 0,031 40.000 40.000 1.160 1.240
8 Timbangan plastik * Buah 1 0,029 0,031 30.000 30.000 870 930
9 Knapsack Sprayer*** Unit 1 0,009 0,010 300.000 300.000 2.700 3.000
10 Gerobak*** Buah 1 0,009 0,010 250.000 250.000 2.250 2.500
11 Kored* Buah 1 0,029 0,031 20.000 20.000 580 620
12 Blender Buah 1 0,009 0,010 150.000 150.000 1.350 1.500
Jumlah 14.965 16.405
Keterangan : @ Habis sekali pakai ( masa proyek 5,5 bulan )
*) Usia ekonomis 1 tahun
**) Usia ekonomis 2 tahun
***) Usia ekonomis 3 tahun

Rumus perhitungan alat :


(Luas lahan/1000) x (Lamanya usaha / Usia ekonomis) x Jumlah alat terpakai.

36
4.1.2. Biaya bahan

Biaya bahan yang dibutuhkan pada pelaksanaan PUM “Budidaya tanaman

jahe gajah (Zingiber officinale Rosc.) panen muda dalam karung dengan

pemanfaatkan ekstrak tauge sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT)” dengan luas

lahan 67,2 m2 selama 5,5 bulan, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Biaya bahan budidaya tanaman jahe gajah dalam karung pada luas lahan
67,2m² selama 5,5 bulan.
Jumlah
Harga (Rp) Biaya (Rp)
No Nama Bahan Satuan terpakai
Renc Real Renc Real Renc Real
1 Rimpang jahe Kg 10 10 15.000 15.000 150.000 150.000
2 Karung plastic Buah 200 200 1.000 400 200.000 80.000
3 Tali rapia Gulung 1 1 2.500 2.500 2.500 2.500
4 Pupuk kandang Kg 100 85 220 240 22.000 20.400
5 Pupuk Urea Kg 0,72 0,72 8.000 11.000 5.760 7.920
6 Pupuk KCl Kg 0,36 0,36 9.000 18.000 3.240 6.480
7 Pupuk SP36 Kg 0,12 0,24 6.000 16.000 720 3.840
8 Ajir Buah 20 20 100 100 2.000 2.000
9 Kacang hijau Kg 1,5 1,5 26.000 26.000 39.000 39.000
10 Dithane M45 Gr 20 20 300 300 26.000 6.000
11 Nordox 56WP Gr 0,2 0 20.000 0 4.000 0
12 Sidametrin Liter 0 0,04 0 12.000 0 480
13 Decis Liter 0 0,01 0 24.000 0 240
Jumlah 435.220 318.860

37
4.1.3. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja yang dibutuhkan pada pelaksanaan PUM “Budidaya

tanaman jahe gajah (Zingiber officinale Rosc.) panen muda dalam karung dengan

pemanfaatkan ekstrak tauge sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT)” dengan luas

lahan 67,2 m2 selama 5,5 bulan, dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Biaya tenaga kerja budidaya tanaman jahe gajah dalam karung pada luas
lahan 67,2 m² selama 5,5 bulan.
Jumlah
Upah Biaya (Rp)
No Jenis Kegiatan Satuan kebutuhan
(RP)
Renc Real Renc Real

1 Pembuatan ekstrak tauge HKO 0,04 0,05 75.000 3.000 3.750

2 Persemaian dan seleksi HKO 0,28 0,12 75.000 21.000 9.000


bahan tanam
Survey dan pengukuran
3 HKO 0,04 0,02 75.000 3.000 1.500
lahan
Pembersihan
4 lahan,pembuatan drainase HKO 0,21 0,26 75.000 15.750 19.500
dan pembuatan bedengan
Pengisian media tanam dan
5 HKO 0,43 0,24 75.000 32.250 18.000
penyusunan karung
6 Pembuatan lubang tanam HKO 0,07 0,07 75.000 5.250 5.250

7 Penanaman HKO 0,14 0,11 75.000 10.500 8.250


8 Penyiraman HKO 0,24 0,58 75.000 18.000 43.500
9 Penyulaman HKO 0,09 0,02 75.000 6.750 1.500
10 Penyiangan HKO 0,14 0,26 75.000 10.500 19.500
Pemupukan dan
11 HKO 0,14 0,23 75.000 10.500 17.250
pembumbunan
12 PHP HKO 0,28 0,18 75.000 21.000 13.500
13 Panen HKO 0,28 0,24 75.000 21.000 18.000
14 Pemasaran HKO 0,07 0,05 75.000 5.250 3.750

JUMLAH 183.750 182.250


Rumus perhitungan tenaga kerja :
HKO = Lama kegiatan (menit) x Rp 75.000,00-
Waktu kerja efektif (420 menit)

38
4.1.4. Biaya lain-lain

Biaya lain-lain yang dibutuhkan pada pelaksanaan PUM “Budidaya

tanaman jahe gajah (Zingiber officinale Rosc.) panen muda dalam karung dengan

pemanfaatkan ekstrak tauge sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT)” dengan luas

lahan 67,2 m2 selama 5,5 bulan, dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Biaya lain-lain budidaya tanaman jahe gajah dalam karung pada luas
lahan 67,2 m² selama 5,5 bulan.
Biaya (Rp)
No Jenis pembiayaan Perhitungan
Renc Real
1 Sewa tanah 67,2/10.000 x Rp.1.000.000 x 5,5/12 2.915 3.080

0,5% x 20% x (67,2 x 200.000 ) –10.000.000 x


2 PBB 1.663 1.577
5,5/12

3 Biaya transportasi 75.000 75.000 75.000

4 Biaya tak terduga 10%(B.alat+B.bahan+HKO+S.tanah+PBB+Transp) 71.351 0

15%(16.405+318.860+182.250+3.080+1.577
5 Bunga modal 49.054 41.056
+75.000)x 5,5/12
Total biaya lain-lain 199.983 120.713

4.1.5. Rekapitulasi biaya

Rekapitulasi biaya yang dibutuhkan pada pelaksanaan PUM “Budidaya

tanaman jahe gajah (Zingiber officinale Rosc.) panen muda dalam karung dengan

pemanfaatkan ekstrak tauge sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT)” dengan luas

lahan 67,2 m2 selama 5,5 bulan, dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi biaya budidaya tanaman jahe gajah dalam karung pada luas
lahan 67,2 m² selama 5,5 bulan.
Total (Rp)
No Keterangan
Rencana Realisasi
1 Biaya alat 14.965 19.615
2 Biaya bahan 435.220 318.860
3 Biaya tenaga kerja 183.750 182.250
4 Biaya lain-lain 199.983 120.713
Jumlah 833.918 641.438

39
4.2. Produksi dan Pendapatan

Produksi dan pendapatan pada budidaya tanaman jahe gajah (Zingiber

officinale Rosc.) penen muda dalam karung dengan pemanfaatan ekstrak tauge

sebaga Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dengan luas lahan 67,2 m2 dapat dilihat pada

tabel 7.

Tabel 7. Produksi dan pendapatan budidaya jahe gajah dalam karung pada luas
lahan 67,2 m² selama 5,5 bulan.
Jumlah Berat rimpang Produksi
Jenis produksi rumpun (Kg) (Kg) Harga(Rp) Pendapatan
Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real
Rimpang jahe 190 199 0,35 0,30 66,5 59,7 16.000 4.000 1.064.000 238.800

4.3. Analisa Biaya dan Pendapatan

4.3.1. Pendapatan pengelola

Rencana

Pendapatan = Rp. 1.064.000


Biaya = Rp. 833.918-
Keuntungan = Rp. 230.082

Realisasi

Pendapatan = Rp. 238.800


Biaya = Rp. 641.438 -
Keuntungan = Rp.-402.638

4.3.2. B/C Ratio

Rencana

Pendapatan = Rp. 1.064.000


Biaya Rp. 833.918

= 1,28

40
Realisasi

Pendapatan = Rp. 238.800


Biaya Rp. 641.438

= 0,37 (Pengelola mengalami kerugian)

4.3.3. BEP produksi

Rencana

Biaya total = Rp. 833.918


Harga pasar produksi Rp. 16.000/kg

= 52,12 kg
Realisasi
Biaya total = Rp. 641.438
Harga pasar produksi Rp. 4.000/kg
= 160 kg
4.3.4. BEP harga

Rencana
Biaya total = Rp. 833.918
Jumlah produksi 66,5 kg

= Rp. 12.540/kg

Realisasi

Biaya total = Rp. 641.438


Jumlah produksi 59,7 kg

= Rp. 10.744/kg

41
4.4. Hasil Pengamatan

4.4.1. Persentase tumbuh

Hasil pengamatan terhadap persentase tumbuh tanaman adalah sebagai

berikut :

- Jumlah populasi : 200 tanaman

- Jumlah tanaman yang tumbuh sebelum diserang penyakit : 200 tanaman

- Jumlah tanaman yang tumbuh setelah diserang hama penyakit : 200

tanaman

Persentase tumbuh =

Persentase tumbuh awal =

= 100%

Persentase tumbuh menjelang panen =

= 99,5%

Tabel 8. Data pengamatan sampel tinggi tanaman, jumlah anakan, dan berat
rimpang pada umur 3 bulan.
No Parameter Rata-rata hasil pengamatan

1 Tinggi tanaman (cm) 78,4 cm

2 Jumlah anakan (buah) 8,8 anakan

3 Berat rimpang (kg) 0,3 kg

42
4.5. Kendala Di Lapangan

Kendala yang dihadapi dilapanagan selama proyek usaha mandiri (PUM)

yaitu :

1. Pada awal pelaksanaan PUM cuaca panas terjadi sepanjang hari sehingga

penyiraman sering dilakukan yang menyebabkan membengkaknya HK

penyiraman tanaman di lapangan.

2. Saat memasuki usia 2 bulan tanaman di lapangan hujan sudah mulai sering

terjadi sehingga pertumbuhan gulma tergolong cepat dan penyiangan menjadi

lebih sering lakukan yang menyebabkan HK lebih besar dari yang direncakan.

3. Pengelola kurang memperhatikan gejala yang timbul pada tanaman di lapangan

sehingga pada bulan pertama banyak yang terserang hama belalang.

4. Harga jahe lebih rendah dibandingkan dengan yang direncanakan, sehingga

pendapatan pengelola sangat rendah.

5. Pembagian lahan yang terlambat dan luas lahan yang diberikan tidak sesuai

dengan yang direncanakan.

43
V. PEMBAHASAN

5.1. Aspek Teknis Pelaksanaan

Pada pelaksanaan PUM “Budidaya tanaman jahe gajah (Zingiber officinale

Rosc.) panen muda dalam karung dengan pemanfaatan ekstrak tauge sebagai Zat

Pengatur Tumbuh (ZPT)” dengan luas lahan 67,2 m2 direncanakan selama 5 bulan

yang dimulai pada awal bulan Agustus 2022 hingga akhir bulan Desember 2022,

sedangkan realisasinya menjadi 5,5 bulan yang dimulai pada minggu ketiga bulan

Juli 2022 hingga akhir bulan Desember 2022. Hal ini disebabkan karena pengelola

mengantisipasi bibit jahe tidak tumbuh merata sehingga persemaian rimpang

dipercepat dua minggu dari jadwal, kemudian pembagian lahan yg terlambat oleh

pihak farm menyebabkan bibit terlalu lama di persemaian sehingga bibit sudah

tumbuh terlalu tinggi.

5.2. Kendala di Lapangan

Kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan proyek usaha mandiri

(PUM) yaitu :

1. Pada awal pelaksanaan PUM cuaca panas terjadi sepanjang hari sehingga

penyiraman sering dilakukan yang menyebabkan membengkaknya HK

penyiraman tanaman di lapangan.

2. Pengelola kurang memperhatikan gejala yang timbul pada tanaman di lapangan

sehingga pada bulan pertama banyak daun tanaman yang terserang hama

belalang.

3. Saat memasuki usia 2 bulan tanaman di lapangan hujan sudah mulai sering

terjadi sehingga pertumbuhan gulma tergolong cepat dan penyiangan menjadi

44
lebih sering lakukan yang menyebabkan HK penyiangan menjadi lebih besar

dari yang direncakan.

4. Harga jahe lebih rendah dibandingkan dengan yang direncanakan, sehingga

pendapatan pengelola sangat rendah.

5. Pembagian lahan yang terlambat dan luas lahan yang diberikan tidak sesuai

dengan yang direncanakan.

5.3. Aspek Agronomis/Produksi

Dari hasil Proyek Usaha Mandiri (PUM) yang telah dilakukan untuk

pertumbuhannya diperoleh data sebagai berikut : untuk rata-rata tinggi tanaman

diakhir pengamatan mencapai 78,4 cm. Untuk persentase tumbuh dari awal

proyek hingga akhir proyek 99,5% dan rata-rata jumlah anakan diakhir

pengamatan mencapai 9,75 anakan. Untuk rata-rata berat rimpang/rumpun

mencapai 0,3 kg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan menurut ahli

dan pelasanaan PUM dilapangan pada tabel 9.

Tabel 9. Pengamatan pertumbuhan dan produksi budidaya jahe gajah


No Parameter Rata-rata data Data pembanding*
pengamatan pengamatan

1 Persentase tumbuh (%) 99,5 % 99 %

2 Tinggi tanaman (cm) 78,4 cm 79.15 cm

3 Jumlah anakan (buah) 9,75 anakan 7,1 anakan

4 Berat rimpang 0,30 kg 0,30 kg


(kg)/rumpun

Sumber : *Laporan PUM Suhana Rani (2022)

45
Dari tabel 9 dapat dilihat dengan membandingkan rata-rata data

pengamatan dengan data pembanding bahwasanya pertumbuhan dan produksi

tanaman jahe termasuk baik. Hal tersebut bisa terjadi karena rimpang jahe yang

digunakan untuk bahan tanam bernas, tua dan normal dan juga karena

memanfaatkan ekstrak tauge sebagai zat pengatur tumbuh sehingga mampu

mempercepat pertumbuhan tunas dipersemaian dan memperbanyak jumlah anakan

di lapangan. Rani (2022) mengatakan konsentrasi ekstrak tauge 45% memberikan

pengaruh terhadap waktu muncul tunas, tinggi tunas, diameter tunas jumlah daun,

dan persentase tumbuh tunas pada tanaman jahe gajah.

5.4. Aspek Finansial

Biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan PUM “Budidaya tanaman jahe

gajah (Zingiber officinale Rosc.) panen muda dalam karung dengan pemanfaatan

ekstrak tauge sebagai zat pengatur tumbuh(ZPT)” direncanakan dengan total biaya

sebesar Rp. 833.918 namun pada realisasinya total biaya yang dibutuhkan adalah

Rp. 641.438 Perubahan biaya yang terjadi akan diuraikan sebagai berikut :

1. Biaya alat

Pada kebutuhan alat dalam pelaksanaan proyek, terjadi perubahan biaya

alat dari yang direncanakan, hal ini terjadi karena adanya perbedaan antara

rencana dengan realisasi, seperti lama proyek berjalan yang awalnya direncanakan

selama 5 bulan, akan tetapi karena mengantisipasi bibit tidak tumbuh

dipersemaian sehingga jadwal proyek menjadi 5,5 bulan.

2. Biaya bahan

Pada kebutuhan bahan terjadi perubahan pada pembelian beberapa item

bahan yang dibutuhkan seperti : Pupuk kandang ayam, karung plastik, dan

46
insektisida. Disamping itu ada juga bahan yang pada realisasi tidak digunakan

yaitu Nordox 56 WP , hal – hal diatas menyebabkan adanya penurunan biaya yang

direncanakan yaitu dari Rp. 435.220 menjadi Rp. 318.860.

3. Biaya tenaga kerja

Dalam pelaksanaan kegiatan Proyek Usaha Mandiri terjadi perubahan

biaya tenaga kerja dibeberapa kegiatan seperti : pembuatan ekstrak, pembuatan

bedengan, penanaman, penyiangan, penyiraman, pemupukan dan penambahan

tanah, ini dikarenakan keadaan lahan dan perubahan cuaca yang terjadi .Hal ini

yang menyebabkan biaya tenaga kerja mengalami perubahan dari yang

direncanakan Rp. 183.750 menjadi Rp. 182.250

5.5. Pemecahan masalah

Pemecahan masalah ini dibuat karena proyek usaha mandiri (PUM) ini

mengalami kerugian. Berikut pemecahan masalah dari kendala-kendala yang

dihadapi dilapangan selama proyek usaha mandiri (PUM) dengan cara sebagai

berikut :

1. Cuaca panas yang terjadi diawal pelaksaan PUM menyebabkan besarnya HK

penyiraman. Sehingga langkah yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan

waktu penanaman tanaman yaitu diakhir musim kemarau atau diawal musim

hujan.

2. Penyemprotan hama lebih sering dilakukan dari yang direncanakan,

penyemprotan dilakukan dengan menggunakan insektisida Sidametrin.

3. Saat memasuki 2 bulan pelaksanaan PUM sering terjadi hujan sehingga

pertumbuhan gulma di lapangan menjadi lebih cepat. Langkah yang dapat

47
ditempuh adalah dengan melakukan penyemprotan menggunakan herbisida

untuk mengurangi besarnya jumlah HK penyiangan.

4. Harga jahe lebih rendah dibandingkan dengan yang direncanakan,sehingga

pendapatan sangat rendah atau rugi. Langkah yang dapat ditempuh untuk

memasarkan produk bisa dilakukan dengan menjual ke tempat lain di luar

lokasi penjualan hasil PUM atau dilakukan penyimpanan produk yang akan

dijual dan bila harga produk sudah sesuai dengan yang diharapkan maka

produk bisa langsung dijual.

5. Keterlambatan pihak farm dalam membagikan lahan menyebabkan bibit jahe

lama dipersemaian sehingga bibit sudah terlalu tinggi saat dipindahkan ke

lapangan. Dan ketidaksesuaian luas lahan yang diberikan menyebabkan

perubahan pada aspek pembiayaan.

48
VI. RENCANA BISNIS

6.1. Luasan Lahan Rencana Bisnis Dalam 1 Tahun

Rencana pengembangan usaha ini bertujuan untuk mencapai laba minimal

Rp. 30.000.000/tahun. Penyusunan rencana bisnis ini dibuat berdasarkan analisis

finansial dari Proyek Usaha Mandiri. Dengan luasan areal PUM 67,2 m2 dapat

keuntungan sebesar Rp. 535.633 selama 5,5 bulan atau Rp. 1.071.266/tahun. Agar

pengelola dapat hidup dengan layak dengan laba minimum Rp. 30.000.000, maka

dibuat rencana bisnis dengan komoditi yang sama dengan luas areal :

Luas areal perluasan =

Luas areal perluasan =

Luas areal perluasan = 28 × 53,58 m2

Luas areal perluasan = 1.500 m2

49
B

A C

Keterangan :
Panjang lahan (A) : 111 meter
Lebar lahan (B) : 4,7 meter
Lebar drainase (C) : 0,3 meter
Luas lahan efektif : 1.500 m2
Luas lahan keseluruhan : 1.698,3 m2

Gambar 12. Denah lahan rencana bisnis

50
6.2. Aspek pembiayaan

6.2.1. Biaya alat per tahun

Biaya alat yang dibutuhkan pada pelaksanaan PUM “Budidaya tanaman

jahe gajah panen muda dalam karung dengan pemanfaatan ekstrak tauge sebagai

zat pengatur tumbuh (ZPT) dengan luas lahan 1.698,3 m2 selama 1 tahun, dapat

dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Kebutuhan biaya alat selama 1 tahun untuk budidaya jahe gajah dalam
karung dengan luas lahan 1.698,3 m2
No Nama Alat Satuan Jumlah Harga(Rp) Biaya(Rp)
1 Cangkul* Buah 2 65.000 130.000
2 Garu* Buah 2 50.000 100.000
3 Meteran* Buah 1 30.000 30.000
4 Parang* Buah 1 25.000 25.000
5 Pisau Cutter@ Buah 1 1.000 1.000
6 Ember@ Buah 1 15.000 15.000
7 Gembor* Buah 1 35.000 35.000
8 Timbangan plastik * Buah 1 30.000 30.000
Knapsack
9 Unit 1
Sprayer*** 290.000 290.000
10 Gerobak*** Buah 1 240.000 240.000
11 Kored* Buah 1 20.000 20.000
12 Blender Buah 1 150.000 150.000
Jumlah 1.048.000
Keterangan : @ Usia ekonomis habis sekali pakai
*) Usia ekonomis 1 tahun
**) Usia ekonomis 2 tahun
***) Usia ekonomis 3 tahun

6.2.2. Biaya bahan per tahun

Biaya bahan yang dibutuhkan pada pelaksanaan PUM “Budidaya tanaman

jahe gajah panen muda dalam karung dengan pemanfaatan ekstrak tauge sebagai

zat pengatur tumbuh (ZPT) dengan luas lahan 1.698,3 m2 selama 1 tahun, dapat

dilihat pada tabel 11.

51
Tabel 11. Kebutuhan biaya bahan selama 1 tahun untuk budidaya jahe gajah
dalam karung dengan luas lahan 1.698,3 m2 .
No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga satuan Biaya (Rp)
1 Rimpang jahe Kg 560 15.000 8.960.000
2 Karung plastik Buah 11.200 400 4.480.000
3 Tali rapia Gulung 56 2.500 140.000
4 Pupuk kandang Kg 4.760 240 1.142.500
5 Pupuk Urea Kg 40,32 10.000 403.300
6 Pupuk KCl Kg 20,16 14.000 282.240
7 Pupuk SP36 Kg 13,44 16.000 215.040
8 Kacang hijau Kg 84 24.000 2.016.000
9 Dithane M-45 Gr 1120 300 336.000
10 Sidametrin Liter 2,24 12.000 26.880
Jumlah 18.001.860

6.2.3. Biaya tenaga kerja per tahun

Biaya tenaga kerja yang dibutuhkan pada pelaksanaan PUM “Budidaya

tanaman jahe gajah panen muda dalam karung dengan pemanfaatan ekstrak tauge

sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) dengan luas lahan 1.698,3 m2 selama 1

tahun, dapat dilihat pada tabel 12.

52
Tabel 12. Kebutuhan biaya tenaga kerja selama 1 tahun untuk budidaya jahe gajah
dalam karung dengan luas lahan 1.698,3 m2 .
No Jenis Kegiatan Satuan Jumlah kebutuhan Upah (Rp) Biaya (Rp)
Pembuatan
1 HKO 1,4 75.000 105.000
ekstrak tauge
Persemaian dan
2 seleksi bahan HKO 3,36 75.000 252.000
tanam
Survey dan
3 pengukuran HKO 0,56 75.000 42.000
lahan
Pembersihan
lahan,pembuatan
4 drainase dan HKO 6,44 75.000 483.000
pembuatan
bedengan
Pengisian media
tanam dan
5 HKO 6,72 75.000 504.000
penyusunan
karung
Pembuatan
6 HKO 1,96 75.000 147.000
lubang tanam
7 Penanaman HKO 3,08 75.000 231.000
8 Penyiraman HKO 6,72 75.000 504.000
9 Penyulaman HKO 0,56 75.000 42.000
10 Penyiangan HKO 3,92 75.000 294.000
Pemupukan dan
11 HKO 5,6 75.000 420.000
pembumbunan
12 PHP HKO 5,04 75.000 378.000
13 Panen HKO 6,72 75.000 504.000
14 Pemasaran HKO 0,28 75.000 21.000
JUMLAH 3.927.000

6.2.4. Biaya lain-lain per tahun

Biaya lain-lain yang dibutuhkan pada pelaksanaan PUM “Budidaya

tanaman jahe gajah panen muda dalam karung dengan pemanfaatan ekstrak tauge

sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT)” dengan luas lahan 1.698,3 m2 selama 1

tahun, dapat dilihat pada tabel 13.

53
Tabel 13. Kebutuhan biaya lain-lain selama 1 tahun untuk budidaya jahe gajah
dalam karung dengan luas lahan 1.698,3 m2.
Total
No Jenis pembiayaan Perhitungan
(Rp)
1 Sewa tanah 1.698,3/10,000 x Rp. 1.000.000 169.830
2 PBB 0,5%X20%X((1.698,3 x 200.000)-10.000.000)) 329.660
3 Biaya transportasi 2 x Rp. 75.000 140.000
4 Bunga modal milik sendiri 12% x Rp. 11.572.350 1.388.682
5 Bunga pinjaman modal 15% x Rp. 12.000.000 1.800.000
6 Biaya pemasaran 2 x Rp. 21.000 42.000
7 Provisi bank (adm) 1,5% x Rp. 12.000.000 180.000
Total biaya lain-lain 4.050.172

6.2.5. Rekapitulasi biaya sampai periode pertama (Tahun 0)

Rekapitulasi biaya sampai periode pertama pada pelaksanaan PUM

“Budidaya tanaman jahe gajah (Zingiber officinale Rosc.) panen muda dalam

karung dengan pemanfaatan ekstrak tauge sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)”

dengan luas lahan 1.500 m2 selama 1 tahun dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Rekapitulasi biaya sampai periode pertama (5,5 bulan) selama 1 tahun
untuk budidaya jahe gajah dalam karung dengan luas lahan 1.698,3 m2 .
Modal sendiri
No Keterangan Total (Rp) Kredit
(Rp)
A BIAYA TETAP
* Biaya alat 1.048.000 1.048.000 0
* Biaya sewa tanah 169.830 169.830 0
* PBB 329.660 329.660 0
Jumlah Biaya Tetap 1.547.490 1.547.490 0
B BIAYA PRODUKSI (Biaya variabel)
* Biaya bahan 9.000.930 7.000.930 2.000.000
* Biaya tenaga kerja 1.963.500 963.500 1.000.000
* Transportasi 75.000 75.000 0
Jumlah Biaya Produksi 11.039.430 8.039.430 3.000.000
C BIAYA NON PRODUKSI
Biaya pemasaran 21.000 21.000 0
Jumlah biaya non produksi 21.000 21.000 0
D TOTAL BIAYA PROYEK 12.607.920 9.607.920 3.000.000

54
6.2.6. Produksi dan pendapatan dalam 1 tahun

Produksi dan pendapatan pada pelaksanaan PUM “Budidaya tanaman jahe

gajah (Zingiber officinale Rosc.) panen muda dalam karung dengan pemanfaatan

ekstrak tauge sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)” dengan luas lahan 1.698,3 m2

selama 1 tahun dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Produksi dan pendapatan selama 1 tahun pada budidaya jeh gajah dalam
karung dengan luas lahan 1.698,3 m2 .
Hasil Produksi Harga
No Jenis produksi Rumpun Jumlah(Rp)
rimpang (Kg) (Rp)
Rimpang jahe
1 muda 11.200 0,35 3.920 16.000 62.720.000
Jumlah 62.720.000

6.3. Aspek Finansial

6.3.1. Analisa laba rugi (dalam 1 tahun)

Analisa laba rugi pada pelaksanaan PUM “Budidaya tanaman jahe gajah

(Zingiber officinale Rosc.) panen muda dalam karung dengan pemanfaatan ekstrak

tauge sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)” dengan luas lahan 1.698,3 m2 selama

1 tahun dapat dilihat pada tabel 16.

55
Tabel 16. Analisa laba rugi selama 1 tahun pada budidaya jeh gajah dalam karung
dengan luas lahan 1.698,3 m2 .
No Keterangan Total
A Rencana produksi (dalam kg) 3.920
B Harga produk/Kg 16.000
C Penjualan 62.720.000
D Biaya produksi
1. Biaya bahan 18.001.860
2. Biaya tenaga kerja 3.927.000
3. Transportasi pembelian bahan 140.000
Jumlah biaya produksi 22.068.860
E Biaya non produksi
1. Biaya pra oprasional 0
2. Biaya transportasi pemasaran 42.000
3. Administrasi 45.000
4. Biaya overhead 0
5. PBB 329.660
Total biaya non produksi sebelum penyusutan 416.660
6. Sewa tanah 169.830
7. Biaya penyusutan atas investasi 511.866
8. Bunga modal milik sendiri 1.152.980
9. Bunga modal pinjaman 450.000
Jumlah biaya non produksi 2.701.336
Jumlah biaya 25.186.856
Laba 37.533.144
B/C Ratio 2,49
BEP Produksi (kg) 1.574
BEP Harga 6.425

6.3.2. Penyusutan atas investasi

Penyusutan atas investasi pada pelaksanaan PUM “Budidaya tanaman jahe

gajah (Zingiber officinale Rosc.) panen muda dalam karung dengan pemanfaatan

ekstrak tauge sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)” dengan luas lahan 1.698,3 m2

selama 1 tahun dapat dilihat pada tabel 17.

56
Tabel 17. Penyusutan atas alat selama 1 tahun pada budidaya jeh gajah dalam
karung dengan luas lahan 1.698,3 m2 .
No Nama Alat Satuan Biaya (Rp) Usia ekonomis (tahun) Biaya(Rp)
1 Cangkul* Buah 65.000 1 65.000
2 Garu* Buah 50.000 1 50.000
3 Meteran* Buah 30.000 1 30.000
4 Parang* Buah 25.000 1 25.000
5 Pisau Cutter@ Buah 1.000 0,5 200
6 Ember@ Buah 15.000 0,5 30.000
7 Gembor* Buah 35.000 1 35.000
8 Timbangan plastik * Buah 30.000 1 30.000
9 Knapsack Sprayer*** Unit 290.000 3 96.666
10 Gerobak*** Buah 240.000 3 80.000
11 Kored* Buah 20.000 1 20.000
12 Blender*** Buah 150.000 3 50.000
Jumlah 511.866

57
6.3.3. Cash flow

Tabel 18. Cash flow (aliran kas) rencana bisnis budidaya jahe gajah dalam karung dengan luas lahan 1.698,3 m2 .
No URAIAN Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Awal tahun 4
A KAS AWAL 0 0 19.802.910 8.280.560 6.908.350
B CASH INFLOW
1 Penjualan tunai 0 62.720.000 62.720.000 62.720.000 0
2 Modal sendiri 9.607.920 0 0 0 0
3 Penerimaan kredit 3.000.000 0 0 0 0
4 Penerimaan kas lainnya 0 0 0 0 0
TOTAL CASH INFLOW 12.607.920 62.720.000 82.252.910 71.000.650 6.908.350
C CASH OUTFLOW
1 Investasi (Alat+sewa+tanah+PBB) 1.547.490 32.000 456.830 456.830 0
2 Biaya Produksi (Bahan + TK + Trans) 11.039.430 11.039.430 22.068.860 22.068.860 0
3 Biaya Non produksi sebelum 21.000 395.660 416.660 416.660 0
Penyusutan diluar PBB 0
TOTAL CASH OUTFLOW 12.607.920 11.467.090 22.942.350 22.942.350 0
D KAS NETTO 0 51.252.910 59.580.560 48.058.300 6.908.350
E KEWAJIBAN BANK
1 Angsuran pokok kredit 0 1.000.000 1.000.000 1.000.000 0
2 Angsuran Bunga Kredit (Bunga efektif) 0 450.000 300.000 150.000 0
TOTAL KEWAJIBAN BANK 0 1.450.000 1.300.000 1.150.000 0
F SALDO 0 49.802.910 58.280.560 46.908.350 6.908.350
G Biaya Pengelola 0 30.000.000 30.000.000 30.000.000 0
H SALDO AKHIR 0 19.802.910 8.280.560 6.908.350 6.908.350
I Sisa POKOK KREDIT 3.000.000 2.000.000 1.000.000 0 0

58
6.3.4. Analisis proyek

Analisis proyek pada pelaksanaan PUM “Budidaya tanaman jahe gajah (Zingiber officinale Rosc.) panen muda dalam karung
dengan pemanfaatan ekstrak tauge sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)” dengan luas lahan 1.698,3 m2 selama 1 tahun dapat dilihat pada
tabel 19.
Tabel 19. Analisis proyek budidaya jahe gajah dalam karung selama 1 tahun dengan luas lahan 1.698,3 m2 .

Th Cost Benefit Nett Benefit DF NPV 15% DF NPV DF NPV


15% 385% 385% 390% 390%
0 12.607.920 0 -12.607.920 1 -12.607.920 1 -12.607.920.000 1 -12.607.920
1 11.467.090 62.720.000 51.252.910 0,87 44.590.031.7 0,206 10.558.099.460 0,204 10.455.593.6
2 22.942.350 62.720.000 39.777.650 0,756 30.071.903.4 0,043 1.710.438.950 0,042 1.670.661.3
3 22.942.350 62.720.000 39.777.650 0,658 26.173.693.7 9 357.998.850.000 0,009 357.998.85
88.227.708.8 357.659.468.410 -123.666.21

59
Kriteria investasi

a. NPV

NPV 15% = Rp. 88.227.708.8

NPV 385 % = Rp. 18.617

NPV 390 % = Rp -163.444

b. Net B/C :

Net 15% = Jumlah Nilai NPV Positif = 100.835.629


Jumlah NPV Negatif 12.607.920
= 7,9978

Net 385% = Jumlah Nilai NPV Positif = 12.626.537


Jumlah NPV Negatif 12.607.920
= 1,0012

Net 390% = Jumlah Nilai NPV Positif = 12.444.476


Jumlah NPV Negatif 12.607.920
= 0,99

c. IRR =

= ( )

= 385,51%

60
VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Setelah melakukan Proyek Usaha Mandiri (PUM) selam 5,5 bulan dengan

aplikasi ekstrak tauge sebagai ZPT pada budidaya jahe gajah (Zingiber officinale

Ros.) dengan media karung karung plastik, maka dapat diseimpulkan :

1. Berdasarkan hasil Proyek Usaha Mandiri (PUM) menunjukkan pertumbuhan

dan produksi tanaman jahe termasuk baik, hal tersebut bisa terjadi karena

rimpang yang digunakan sebagai bahan tanam bernas, tua dan normal juga

memanfaatkan ekstrak tauge sebagai ZPT sehingga mampu mempercepat

pertumbuhan tunas dan memperbanyak jumlah anakan.

2. Pada pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini, pelaksanaan budidaya

tanaman jahe gajah secara teknis berjalan dengan lancar yaitu diperolehnya

presentase tumbuh tanaman jahe gajah sebesar 99,5% dengan rata-rata tinggi

tanaman 78,4 cm dan rata-rata jumlah anakan sebanyak 9,75 anakan dan berat

rimpang rata-rata 0,3 kg. Namun secara ekonomis proyek ini rugi karena harga

jual jahe yang rendah.

3. Kendala kendala yang dihadapi selama Proyek Usaha Mandiri (PUM) yaitu

seringnya dilakukan penyiraman karena budidaya dilakukan pada pertengahan

musim kemarau, serangan hama belalang menyebabkan daun menjadi

berlubang-lubang, cepatnya pertumbuhan gulma karena sering terjadinya hujan

pada akhir masa budidaya menyebabkan biaya tenaga kerja penyiangan lebih

besar dari yang direncanakan, dan harga jahe lebih rendah dibandingkan

dengan yang direncanakan, sehingga pendapatan pengelola sangat rendah atau

rugi.

61
4.. Dalam perhitungan rencana bisnis usaha budidaya tanaman jahe gajah pada

luas lahan 1.698,3 m2 selama satu tahun diperoleh laba sebesar Rp. 37.533.144

7.2. Saran

Kegiatan Proyek Usaha Mandiri (PUM) yang telah dilaksanakan, ada

beberapa saran dari penulis untuk pembaca yang ingin melakukan budidaya jahe

gajah yaitu sebagai berikut :

1. Untuk melaksanakan proyek usaha mandiri dengan baik maka harus diawali

dengan perencaan yang matang, artinya segala sesuatu yang akan dilakukan

dalam proyek harus benar-benar diperhitungkan.

2. Keadaan musim pada saat melakukan budidaya jahe gajah juga harus

diperhatikan, agar tidak terjadi kendala dilapangan.

3. Untuk memperoleh hasil yang baik, maka gunakan rimpang yang sesuai dengan

syarat-syarat rimpang yang baik yang digunakan sebagai bahan tanam.

4. Pengunaan karung sebagai media tanam juga harus diperhatikan, artinya ukuran

volume karung berpengaruh terhadap besarnya rimpang yang dihasilkan.

5. Saat penyemaian ada baiknya menggunkan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dari

ekstrak tauge karena mampu mempercepat pertumbuhan tunas dan pada saat

dilapangan juga mempengaruhi pertumbuhan anakan sehingga menambah

dapat bobot rimpang .

6. Lakukan peninjauan harga jahe di pasaran sebelum melakukan penjualan

produk atau lakukan penjualan produk diluar wilayah perencanaan.

62
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Maulana Wulandari, Nirwana. 2019. Pengaruh Ektrak Tanaman


Sebagai Sumber ZPT Alami terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman.

Achroni, K. 2018. Cara cerdas budidaya jahe panen maksimal. Trans Idea
Publishing, Yogyakarta. 120 hal.
Agus. S. 2012. Efektifitas sekolah lapangan goog agriculture ractices (SIGap)
Rimpang dalam peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani jahe
gajah (Zingiber officinale. Rosc).
Aidin, A. 2016. Pengaruh Jenis impang dan Komposisi Media Tanama Terhadap
Pertumbuhan Bibit Jahe Merah (Zingiber officonale var.rubrum).
Amelia, F. (2009). Analisis Daya Saing Jahe di Pasar Internasional. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Amilah dan Astuti Y. 2006. Pengaruh Konsentrasi ekstrak tauge dan kacang hijau
pada media vacin and went (vw) terhadap pertumbuhan kecambah anggrek
bulan. https://andreasdamanik14.
BPS (2018). Produktivitas Jahe Indonesia 2018. Badan Pusat Statistik Republik
Indonesia. Jakarta.
BPS Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia
Ekspor. Jakarta (ID): BPS RI.
Hadiyanto, D. K. (2011). Pengaruh Komposisi Media Organik Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Jahe (Zingiber officinale. Rosc).
Skripsi Jurusan Budidaya Pertanian FP Universitas Jember.
Hepperly, P. R., dan Francis, Z. 2017. Boron/Calcium Deficiency causes Ginger
Zingiber officinale Roscoe Diebackin Hawaii. Agricultural Research &
Technology Vol. 9 (1) : 1-3.
Jayanti. F.D dan Bintoro, A. (2019). Pengaruh Pemberian Ektrak Tauge dan
Ekstrak Bawang Merah Pada Pertumbuhan Bibit Gaharu (Aquilaria
malaccensis). Jurnal Belantara [JBL] Vol. 2, No. 1.
http://belantara.unram.ac.id/index.php/JBL/article/download/124pdf
(diakses pada 17 Mei 2022).

Oktori 2012. Cara Tanam Jahe Merah di Polybag dan Karung.


http://gratisarif.co.id/2012/04/cara-tanam-jahe-merah-di-plybag-karung
(diakses 08 Mei 2020).
Paimin. F. B. dan Murhananto. 2000. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe,
Penebar Swadaya. Jakarta. 107 hal.

63
Pamnungkas, S.T dan Nopiyanto (2020) Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Alami
Dari Ekstrak Tauge Terhadap Pertumbuhan Pembibitan Budchip Tebu
(Saccharum officinarum L.) Varietas Bululawang (BL). Jurnal
MEDIAGRO. Vol. 16, No 1.
Paramitasari. D. Y. 2011. Panduan praktis, lengkap, dan menguntungkan
budidaya rimpang, jahe, kunyit, temulawak. Cahaya Atma. 87 hal.
Rahmawati, E. 2018. Pengaruh Berbagai Jenis Media Tanam Dan Konsentrasi
Nutrisi Larutan Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Mentimun
Jepang (Cucumis Sativus L.). Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi, UIN
AlauddinMakassar.http://repositori.uinalauddin.ac.id/10748/Elma%20Rah
mawati.pdf. (diakses 7 April 2022).
Rani, S. 2022. Pemanfaatan Ekstrak Tauge (Vigna radiate L.) Sebagai ZPT
Dengan Berbagai Konsentrasi Terhadap Pertumbuhan Tunas Jahe Gajah
(Zingiber officinale Rosc.) Di Persemaian.
Roidah, I. S. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik untuk Kesuburan Tanah.
Jurnal Bonorowo 1, 30-34.

Santoso. H. B. 2017. Sukses budidaya Jahe Organik di Pekarangan Perkebunan,


Yogyakarta. 120 hal.
Santoso. H. B. 1994. Jahe Gajah, Kaniusius. Yogyakarta.
Setyaningrum. H. D. dan Saparianto, C. 2013. Jahe. Penebar Swadaya, Jakarata.
164 hal.
SS Tri, R. N. (2020). Pengaruh zat pengatur tumbuh alami dari ekstrak tauge
terhadap pertumbuhan pembibitan budchip tebu (Saccharum officinarum
L).
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagro/article/view/339
1 (diakses 16 Mei 2022).
Sugianto. 2015. https://docplayer.info/30659997-Budidaya-jahe-gajah-zingiber-
officinale-osc-di-dalam-karung-dengan-penggunaan-abu-jerami.html
(diakses 9 April 2022).
Ulfa, Fachirah. 2014. Peran Senyawa Bioaktif Tanaman Sebagai Zat Pengatur
Tumbuh Dalam Memacu Produksi Umbi Mini Kentang Solanum
tuberosum L. Pada sistem Budidaya Aeroponil. Disertasi Program Studi
Ilmu Pertanian Pascasarjana. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Widowati, L. R. 2005. Pengaruh Kompos Pupuk Organik yang Diperkaya dengan


Bahan Mineral dan Produksi Sayuran Organik.. Laporan Proyek Penelitian
Program Pengembangan Agribisnis, Balai Penelitian, TA 2005.

64
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data pengamatan pertumbuhan tanaman

a. Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm)


Nomor Pengamatan ke-
Sampel 1 2 3 4 5 6
1 25 32 45 52 63 68
2 37 42 50 56 62 71
3 35 43 53 60 73 80
4 32 36 54 61 69 78
5 31 37 56 61 70 78
6 50 56 62 68 74 79
7 28 35 47 54 64 70
8 42 47 54 61 68 75
9 29 35 46 57 67 74
10 32 37 48 59 68 74
11 48 54 62 70 78 86
12 41 47 60 67 75 82
13 40 46 59 64 72 81
14 35 42 54 63 70 78
15 49 54 60 66 73 81
16 50 54 61 67 77 85
17 40 46 56 63 72 80
18 43 49 57 65 78 88
19 34 43 54 63 75 83
20 42 47 55 61 70 77
Jumlah 763 882 1093 1238 1418 1568
Rata-rata 38,15 44,1 54,65 61,9 70,9 78,4

65
b. Hasil pengamatan jumlah anakan (buah)
Nomor Pengamatan ke-
Sampel 1 2 3 4 5 6
1 0 1 2 5 6 8
2 3 5 10 12 16 16
3 1 2 3 7 9 9
4 0 0 4 4 7 9
5 0 3 4 4 6 7
6 0 1 4 8 10 10
7 0 2 3 5 7 9
8 1 2 4 7 8 9
9 1 3 5 5 8 9
10 0 1 3 6 6 7
11 0 2 4 9 10 10
12 2 3 5 8 10 11
13 0 4 5 12 12 13
14 1 2 4 13 14 14
15 0 2 6 7 7 9
16 0 3 6 7 8 9
17 1 2 4 9 12 13
18 1 3 5 6 7 7
19 0 2 4 7 8 8
20 2 4 6 7 8 8
Jumlah 13 47 91 148 173 195
Rata-rata 0,65 2,35 4,55 7,4 8,65 9,75

66
Lampiran 2. Laporan Finansial Penyesuaian/Perbaikan kerugian

Laporan finansial bayangan ini di buat karena proyek usaha mandiri

(PUM) yang dilaksanakan mengalami kerugian sehingga dibuat laporan finansial

penyesuaian sebagai dasar untuk membuat rencana bisnis.

1. Biaya alat

Biaya alat budidaya jahe gajah dalam karung pada luas lahan 67,2 m2

selama 5,5 bulan

Kebutuhan biaya alat budidaya jahe gajah dalam karung pada luas lahan 67,2 m2
selama 5,5 bulan.
Jumlah Harga Biaya
No Nama Alat Satuan Jumlah
terpakai (Rp) (Rp)
1 Cangkul* Buah 1 0,029 65.000 1.885
2 Garu* Buah 1 0,029 50.000 1.450
3 Meteran* Buah 1 0,029 30.000 870
4 Parang* Buah 1 0,029 25.000 725
5 Pisau Cutter@ Buah 1 0,14 1.000 140
6 Ember@ Buah 1 0,070 15.000 1.050
7 Gembor* Buah 1 0,029 35.000 1.015
Timbangan
8 Buah 1 0,029 30.000 870
plastik *
Knapsack
9 Unit 1 0,009 290.000 2.610
Sprayer***
10 Gerobak*** Buah 1 0,009 240.000 2.160
11 Kored* Buah 1 0,029 20.000 580
12 Blender Buah 1 0,009 150.000 1.350
Jumlah 14.705

67
2. Biaya bahan

Biaya bahan budidaya jahe gajah dalam karung pada luas lahan 67,2 m2
.
selama 5,5 bulan.

Kebutuhan biaya bahan budidaya jahe gajah dalam karung pada luas lahan 67,2
m2 selama 5,5 bulan.
NO Nama Bahan Satuan Jumlah Harga satuan (Rp) Harga (Rp)

1 Rimpang jahe Kg 10 15.000 150.000


2 Karung plastik Buah 200 400 80.000
3 Tali rapia Gulung 1 2.500 2.500
4 Pupuk kandang Kg 85 240 20.400
5 Pupuk Urea Kg 0,72 10.000 7.200
6 Pupuk KCl Kg 0,36 14.000 5.040
7 Pupuk SP36 Kg 0,24 16.000 3.840
8 Kacang hijau Kg 1,5 24.000 36.000
9 Dithane M45 Gr 20 300 6.000
10 Sidametrin Liter 0,04 12.000 480
Jumlah 306.924

68
3. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja kerja budidaya jahe gajah dalam karung pada luas lahan

67,2 m2 selama 5,5 bulan.

Kebutuhan biaya tenaga kerja budidaya jahe gajah dalam karung pada luas lahan
67,2 m2 selama 5,5 bulan.
Jumlah
No Jenis Kegiatan Satuan Upah (Rp) Biaya (Rp)
kebutuhan

1 Pembuatan ekstrak tauge


HKO 0,05 75.000 3.750
2 Persemaian dan seleksi
bahan tanam HKO 0,12 75.000 9.000

3 Survey dan pengukuran


lahan HKO 0,02 75.000 1.500
Pembersihan
4 lahan,pembuatan drainase HKO 0,23 75.000 17.250
dan pembuatan bedengan
Pengisian media tanam dan
5 0,24 75.000 18.000
penyusunan karung HKO
6 Pembuatan lubang tanam HKO 0,07 75.000 5.250
7 Penanaman HKO 0,11 75.000 8.250
8 Penyiraman HKO 0,24 75.000 18.000
9 Penyulaman HKO 0,02 75.000 1.500
10 Penyiangan HKO 0,20 75.000 15.000
Pemupukan dan
11 HKO 0,20 75.000 15.000
pembumbunan

12 PHP HKO 0,18 75.000 13.500


13 Panen HKO 0,24 75.000 18.000
14 Pemasaran HKO 0,01 75.000 750

Jumlah 140.250

69
4. Biaya lain-lain

Biaya lain-lain budidaya jahe gajah dalam karung pada luas lahan 67,2 m2

selama 5,5 bulan.

Anggaran biaya lain-lain budidaya jahe gajah dalam karung pada luas lahan 67,2
m2 selama 5,5 bulan.
NO Jenis pembiayaan Perhitungan Total
1 Sewa tanah 67,2/10.000 x Rp.1.000.000 x 5,5/12 3.080
0,5% x 20% x (67,2 x 200.000 ) –10.000.000 x
2 PBB 5,5/12 1.577
3 Biaya Transportasi 75,000 75.000
4 Biaya tak terduga 10%(B.alat+B.bahan+HKO+S.tanah+PBB+Trans) 0
15%(16.405+316.620+152.250+3.080+1.577
5 Bunga modal +75.000)x 5,5/12 37.231
Total biaya lain-lain 116.888

5. Rekapitulasi biaya

Rekapitulasi biaya lain budidaya jahe gajah dalam karung pada luas lahan

67,2 m2 selama 5,5 bulan.

Rencana rekapitulasi biaya lain budidaya jahe gajah dalam karung pada luas lahan
67,2 m2 selama 5,5 bulan.

No Keterangan Total (Rp)

1 Biaya alat 14.705


2 Biaya bahan 306.924
3 Biaya tenaga kerja 140.250
4 Biaya lain-lain 116.888
Jumlah 578.767

70
6. Produksi dan pendapatan

Produksi dan pendapatan budidaya jahe gajah dalam karung pada luas

lahan 67,2 m2 selama 5,5 bulan.

Produksi dan pendapatan budidaya jahe gajah dalam karung pada luas lahan 67,2
m2 selama 5,5 bulan.
Berat
Jumlah Produksi
No Produksi rimpang Harga(Rp) Pendapatan(Rp)
rumpun (Kg)
(Kg)
Rimpang
1 jahe 199 0,35 69,65 16.000 1.114.400
Jumlah 1.114.400

7. Analisa biaya

7.1. Pendapatan pengelola

Pendapatan = Rp. 1.114.400


Biaya = Rp. 578.767 -
Keuntungan = Rp. 535.633

7.2. B/C Ratio

Pendapatan = Rp. 1.114.400


Biaya Rp. 578.767

= 1,92

7.3. BEP Produksi

Biaya total = Rp. 578.767


Harga pasar produksi Rp. 16.000/kg

= 36,17 kg

7.4. BEP Harga

Biaya total = Rp. 578.767


Jumlah produksi 69,65 kg

= Rp. 8.310/kg

71
Lampiran 3. Agenda Kegiatan PUM

Mahasiswa Pelaksana Praktikum


Nama : Puput Clara Syailendra Komoditi : Jahe Gajah
NIM : 20253111004 Luas Areal/ Kapasitas : 67,2 m2/200 karung
Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Lama Usaha : 5,5 Bulan
Judul PUM :Budidaya Tanaman Jahe Gajah (Zingiber officinale Rosc.) Pane Muda Dalam Karung Dengan
Pemanfaatan Ekstrak Tauge Sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
Jumlah
Jumlah Bekerja Lama Hasil
Tanggal Kegiatan Bahan Bahan Alat Paraf
orang
terpakai Mulai pk Mulai pk (jam/menit) pekerjaan Pemb.
Tauge 3,5 kg Blender
20/07/2022 Pembuatan ekstrak tauge Air Ember 1 12.3 12.50 20 menit 100%
Timbangan
Rimpang
10 kg Ember
20/07/2022 Seleksi bahan tanam jahe 1 12.55 13.20 25 menit 100%
Cutter
Ekstrak 3,5 liter
Ember
20/07/2022 Perendaman dengan ekstrak tauge tauge ekstrak 1 13.30 13.35 5 menit 100%
Air
Dithane M-
20 gram Ember
20/07/1022 Perendaman dengan dithane M-45 45 1 16.50 16.55 5menit 100%
Air 10 liter
Rimpang
20/07/2022 Persemaian 10 kg 1 17.00 17.20 20 menit 100%
jahe
20/07/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 17.50 17.52 1,3menit 100%
18/07/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 17.50 17.52 1,3menit 100%

72
21/07/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 17.30 17.32 1,3menit 100%
23/07/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 17.25 17.27 1,3menit 100%
25/07/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 17.50 17.52 1,3menit 100%
27/07/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 16.45 16.47 1,3menit 100%
1/8/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 15.43 15.45 1,3menit 100%
6/8/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 17.10 17.12 1,3menit 100%
9/8/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 15.43 15.45 1,3menit 100%
10/8/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 15.56 15.58 1,3menit 100%
14/08/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 15.58 16.00 1,3menit 100%
20/08/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 16.25 16.27 1,3menit 100%
21/08/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 16.31 16.33 1,3menit 100%
27/08/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 18.07 18.09 1,3menit 100%
03/09/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 16.21 16.23 1,3menit 100%
4/9/2022 Penyiraman persemaian Air 8 liter Gembor 1 17.14 17.16 1,3menit 100%
Meteran 1 buah Parang
06/09/2022 Suvei dan pengukuran lahan tali rapia 1 gulung 1 08.20 08.25 7 menit 100%
ajir 4 ajir bambu
Cangkul 1
07/09/2022 Pembersihan lahan 09.30 10.40 70 menit 100%
Garu
Pembuatan saluran drainase,dan
08/09/2022 Cangkul 1 08.30 09.20 50 menit 100%
bedengan
Topsoil Cangkul 1
09/09/2022 Pengisian media tanam Pupuk 10.00 11.05 60 menit 100%
kandang
Karung 200 karung

73
plastik
09/09/2022 Penyusunan karung Gerobak 1 16.45 17.35 45 menit 100%
Kored
10/09/2022 Pembuatan lubang tanam 1 10.40 11.10 30 menit 100%

Bibit jahe
11/09/2022 Penanaman bibit di lapangan 200 bibit Ember 1 16.30 17.15 45 menit 100%
gajah
11/09/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.35 17.43 8 menit 100%
13/09/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.45 17.53 8 menit 100%
16/09/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.46 17.54 8 menit 100%
19/09/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.15 17.23 8 menit 100%
22/09/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.45 17.53 8 menit 100%
23/09/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 16.50 16.58 8 menit 100%
Decis 10 ml
25/09/2022 PHP Knapsack 1 17.35 17.50 15 menit 100%
Air 5 liter
27/09/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.35 17.43 8 menit 100%
28/09/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.00 17.08 8 menit 100%
29/09/2022 Penyiangan Kored 1 17.00 17.15 15 menit 100%
Bibit jahe
30/09/2022 Penyulaman 8 bibit Kored 1 17.30 17.38 8 menit 100%
gajah
30/09/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.40 17.48 8 menit 100%
SP36 0,12 kg
Sendok
02/10/2022 Pemupukan I Kcl 0,12 kg 1 16.10 17.05 55 menit 100%
kecil
Urea 0,24 kg
02/10/2022 Pembumbunan Topsoil Mangkok 1 17.15 17.25 10 menit 100%
08/10/2022 Penyiangan Kored 1 17.00 17.20 20 menit 100%

74
09/10/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.08 17.16 8 menit 100%
12/10/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.08 17.16 8 menit 100%
16/10/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.40 17.48 8 menit 100%
Sidametrin 10 ml
16/10/2022 PHP Knapsack 1 17.05 17.20 15 menit 100%
Air 5 liter
19/10/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.10 17.18 8 menit 100%
Sidametrin 10 ml
23/10/2022 PHP Knapsack 1 16.50 17.05 15 menit 100%
Air 5 liter
24/10/2022 Peniyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.00 17.08 8 menit 100%
27/10/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.45 17.53 8 menit 100%
27/10/2022 Penyiangan Kored 1 17.25 17.40 15 menit 100%
31/10/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.46 17.54 8 menit 100%
03/11/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.45 17.53 8 menit 100%
06/11/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 16.50 16.58 8 menit 100%
Urea 0,48 Sendok
08/11/2022 Pemupukan II 1 16.10 16.30 20 menit 100%
Kcl 0,24 kecil

08/11/2022 Pembumbunan Topsoil Mangkok 1 17.15 17.25 10 menit 100%


09/11/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.10 17.18 8 menit 100%
11/11/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.10 17.18 8 menit 100%
Sidametrin 10 ml
13/11/2022 PHP Knapsack 1 08.45 09.00 15 menit 100%
Air 5 liter
18/11/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.25 17.33 8 menit 100%
19/11/2022 Penyiangan Kored 1 17.20 17.55 35 menit 100%

75
20/11/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 16.45 16.53 8 menit 100%
25/11/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.11 17.19 8 menit 100%
27/11/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 16.43 16.51 8 menit 100%
30/11/2022 Penyiangan Kored 1 17.10 17.35 25 menit 100%
04/12/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.33 17.41 8 mneit 100%
08/12/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 16.48 16.55 8 menit 100%
Sidametrin 10 ml
15/12/2022 PHP Knapsack 1 16.55 17.10 15 menit 100%
Air 5 liter
18/12/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.18 17.25 8 menit 100%
23/12/2022 Penyiraman di lapangan Air 64 liter Gembor 1 17.35 17.43 8 menit 100%
29/12/2022 Panen 20 karung Timbangan 1 09.00 10.40 100 menit 100%
Cutter 1

76
Lampiran 4. REKAPITULASI Kegiatan PUM Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Bahan yang Digunakan Alat yang Jumlah Lama Waktu Paraf


No Kegiatan HKO
Nama Bahan Jumlah digunakan frekuensi pelaksanaan Pemb.
Pembuatan ekstrak tauge Tauge 3,5 kg Ember 1 20 menit
1
Air 3,5 liter Blender 0,05 HKO
Jumlah 20 menit
Seleksi bahan tanam Rimpang jahe 10 kg Cutter 1 25 menit
Perendaman dengan ekstrak Ekstrak tauge 3,5 liter Ember 5 menit
2 Dithane M-45 20 gram
0,12 HKO
Air 5 liter
Persemaian Rimpang jahe 10 kg 20 menit
Jumlah 50 menit
Survei dan pengukuran lahan Ajir 4 buah 1 7 menit
3
Tali rafia 1 gulung 0,02 HKO
Jumlah 7 menit
Pembersihan lahan Cangkul 1 70 menit
4
Pembuatan bedengan dan drainase Garu 50 menit 0,29 HKO

Jumlah 120 menit


Pengisian karung Karung 200 Cangkul 1 60 menit
Topsoil
5 Pupuk kandang
ayam 0,24 HKO
Penyusunan karung Gerobak 30 menit
Jumlah 90 menit

77
6 Pembuatan lubang tanam Kored 1 30 menit
0,07 HKO
Jumlah
30 menit
7
Penanaman Bibit 200 bibit Ember 1 45 menit 0,11 HKO
Jumlah 45 menit

Penyiraman Air 8 liter Gembor 16 20,8 menit


8
0,58 HKO
Air 64 liter Gembor 28 224 menit
Jumlah 244,8 menit
9 Penyulaman Bibit 8 bibit Kored 1 8 menit
0,02 HKO
Jumlah 8 menit
Pemupukan Urea 0,72 kg Sendok kecil 2
SP36 0,32 kg Sendok kecil 2 75 menit
10
TSP 0,24 kg Sendok kecil 1 0,23 HKO
Pembumbunan Topsoil Mangkok 2 20 menit
Jumlah 95 menit
PHP Decis 10 ml Knapsack 1 15 menit
11 Sidametrin 40 ml 4 60 menit
0,18 HKO
Air 25 liter
Jumlah 75 menit
12 Penyiangan Kored 5 22 menit
0,26 HKO
Jumlah 110 menit

78
Panen Pisau cutter Ember 1 100menit
13 Cutter
0,24 HKO
Timbangan
Jumlah 100 menit
14 Pemasaran 1 20 menit
0,05 HKO
Jumlah 20 menit

79

Anda mungkin juga menyukai