Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN PEMANFAATAN DAUN KATU (Sauropus androgynus)

SEBAGAI PEWARNA DALAM PEMBUATAN

TAPE KETAN

Bela Lisda Yulianti1, Hadiah2, Ika Annisa Rahmah3, Nindi Ridha Arifa4, Norhikmah5

Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Brigjend H.Hasan Basri,Kayu Tangi, Banjarmasin.

*email: belalisdayulianti@gmail.com, Diah559@gmail.com, ikaannisa701@gma.com, nindiridha@gmail.com,


norhikmahanisa007@gmail.com

Abstrak

Kata kunci :

Pendahuluan (Indah, SY dan Bagus Supriyanto) (Anfin,


Bharta, Gusnadi,2021). Salah satu tumbuhan
Pewarna makanan merupakan salah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
satu bahan tambahan (aditif) makanan yang pewarna alam untuk makanan adalah daun
ditambahkan untuk tujuan memberikan warna katu. Daun katu memiliki nama ilmiah
pada makanan atau minuman agar Sauropus androgynus berasal dari keluarga
mempunyai penampilan yang manarik. Bahan Euphorbiaceae. (Majid, Muchtaridi, 2018)
pewarna makanan dapat berupa pewarna
sintetis maupun bahan pewarna alami Daun katu merupakan tanaman yang
(Cahyadi). Pewarna alami atau yang biasa biasanya digunakan sebagai sayuran. Daun
dikenal pewarna nabati merupakan pewarna katu terdaat di Asia Tenggara dan menyebar
yang di peroleh dari ekstrak pigmen luas di kawasan Malaysia dan daerah –
tumbuhan dan buah-buahan yang dimana daerah sekitarnya yang beriklim tropis. Selain
aman dan tidak menimbulkan dampak negatif sayuran, daun katu secara turun temurun
baik bagi penggunannya maupun bagi dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional
kesehataan lingkungan (P, setijo dan Zurniati) yang mempunyai zat gizi tinggi, sebagai
(Arifin, Bharta, Gusnadi, 2021). antibakteri, dan mengandung beta karoten
sebagai zat aktif warna karkas. Senyawa
Untuk memperoleh warna alami dari fitokimia yang terkandung di dalamnya
tumbuhan atau buah-buahan, dapat dilakukan adalah saponin, flavonoid, dan tanin.
beberapa cara seperti ekstraksi, fermentasi, Isoflavonoid yang menyerupai estrogen
perebusan dan proses kimiawi. Namun, untuk ternyata mampu memperlambat berkurangnya
industri rumah tangga biasanya digunakan massa tulang (osteomalasia), sedangkan
cara ekstraksi dan perebusan (dimana dapat saponin terbukti berkhasiat sebagai
dilakukan dengan cara melarutkannyadengan antikanker, antimikroba,dan meningkatkan
air). Selain itu tumbuhan dan buah yang ingin sistem imun dalam tubuh (Santoso) (Arifin,
dijadikan pewarna alami dapat juga dibuat Bharta, Gusnadi, 2021).
dengan cara pengeringan dan mengolahnya
menjadi bubuk sehingga mudah diaplikasikan Tanaman katu memiliki ciri cabang-
ke berbagai produk makanan indah dan cabang agak lunak, daun tersusun
selangseling pada satu tangkai, berbentuk penambahan daun katu pada fermentasi tape
lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 ketan. Tape ketan merupakan makanan
cm, dan lebar 1,25-3 cm (Santoso). Daun tradisional hasil fermentasi menggunakan
katuk juga memiliki 2 jenis yaitu daun katuk mikroorganisme jenis khamir atau
hijau dan daun katuk merah. Daun katu Saccharomyces cereviciae (Dino Kanino,
merupakan tanaman obat-obatan tradisional 2019). Fermentasi dapat digunakan untuk
yang mempunyai zat gizi tinggi, sebagai mengawetkan, menghasilkan bau yang tidak
antibakteri, dan mengandung beta karoten. diinginkan yang ada pada bahan mentah, bisa
(Arifin, Baharta, Gusnadi. 2021). Selain meningkatkan nilai gizi, meingkatkan daya
dikonsumsi sebagai sayuran, ternyata daun cerna, serta menambah aroma (Haryadi)
katu memiliki beragam manfaat yang jarang (Niurhidayah, Ariami, Zaitun, 2017). Setelah
diketahui. Manfaat tersebut antara lain, di fermentasi, tape ketan biasanya diberi
pencegah kerontokan, memperlancar ASI, pewarna alami yaitu daun katu untuk
mengobati demam, borok serta bisul dan zat mempercantik tampilan dan memberikan
pewarna alami (Fakhrizal dkk, dan Majid, warna hijau pada tape.
dkk, 2018). Daun katu dapat digunakan
sebagai zat pewarna alami yang memberikan Salah satu tumbuhan yang dapat
warna hijau tanpa menimbulkan residu. Daun dimanfaatkan sebagai sumber pewarna alami
katu digunakan sebagai pewarna alamai untuk makanan adalah daun katu. Daun Katu
karena daunnya yang berwarna hijau gelap memiliki nama ilmiah Sauropus androgynus
dan banyak mengandung klorofil (Selvi dan berasal dari keluarga Euphorbiaceae. (Majid,
Bhaskar) (Majid, Muchtaridi, 2018). Muchtaridi, 2018). Ciri-ciri tanaman katuk
adalah bercabang-cabang agak lunak, daun
Daun katu mengandung khlorofil yang tersusun selang-seling pada satu tangkai,
cukup tinggi, daun tua 65,8 spa d/mm2, daun berbentuk lonjong sampai bundar denga
muda 41,6 spa d/mm2 dapat digunakan panjang 2,5 cm, dan lebar 1,25-3 cm
sebagai pewarna alami memberi warna hija (Santoso, 2009). Tanaman katuk tumbuh
(Puji Rahayu dan Leenawaty Limantara) (Sri menahun, berbentuk semak perdu dengan
Hardjanti). Warna daun katu di dapat melalui ketinggian antara 21/2m-5m. Tanaman katuk
ekstraksi atau ditumbuk dengan terdiri dari akar, batang, daun, bunga buah
menambahkan air, kemudian filtratnya dan biji. Tanaman katuk mempunyai daun
digunakan untuk pewarna hijau pangan. majemuk gelap, berukuran kecil, berbentuk
Makanan yang biasanya memakai daun katu bulat seperti daun kelor. Permukaan atas daun
sebagai pewarnanya diantaranya putu ayu, berwarna hijau gelap, sedangkan permukaan
bolu, tape ketan dan masih banyak lagi. bawah daun berwarna hijau muda. Produk
utama tanaman katuk berupa daun yang
Pembahasan masih muda. Daun katuk sangat potensial
Tujuan dari pengkajian ini adalah sebagai sumber gizi karena memiliki
kandungan gizi yang setara dengan daun
memanfaatkan daun katu sebagai bahan
pewarna alami untuk pembuatan tape ketan. singkong, daun papaya, dan sayuran lainnya
Melalui kajian literatur, akan diketahui cara (Arifin, 2021).
pembuatan tape ketan, serta fungsi Klasifikasi daun katu
Kingdom Plantae Vitamin C 239 mg

Divisi Spermatophyta Sumber : Rahardini (dikutip dari


Arifin, Bharta, Gusnadi, 2021)
Subdivisi Angiospermae
Daun katuk merupakan salah satu
Kelas Dicotyledoneae jenis sayuran yang mudah diperoleh di setiap
Bangsa Geramales pasar, baik pasar tradisional maupun
swalayan. Ditinjau dari kandungan gizinya,
Suku Euphorbiaceae daun katuk merupakan jenis sayuran hijau
yang banyak manfaat bagi kesehatan dan
Genus Sauropus pertumbuhan badan. Di dalam daun katuk
terdapat cukup banyak kandungan kalori,
Spesies Sauropus androgynus
protein, kalsium, zat besi, fosfor dan vitamin
Sumber : Purnomo (2015) yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Daun
katuk dapat memperlancar pengeluaran ASI,
Ditinjau dari kandungan gizinya, kemudian dalam perkembangan selanjutnya,
daun katuk merupakan jenis sayuran hijau dibuat infus akar daun katuk digunakan
yang banyak manfaat bagi kesehatan dan sebagai diuretik dan sari daun katuk
pertumbuhan badan. digunakan sebagai pewarna makanan
(Santoso, 2009) (Arifin, 2021).
Tabel Kandungan Nutrisi Daun Katu Per
100 Gram Daun katuk sangat sering kita jumpai
di lingkungan sekitar rumah. Biasanya
Kandungan Kadar
masyarakat menggunakan daun katu sebagai
Gizi
indikator alami pewarna untuk makanan salah
Energi 59 kkal satunya dalam pembuatan tape ketan. Daun
katuk dipilih sebagai zat pewarna karena
Protein 4,8 gr penggunaan daun katuk tidak mempengaruhi
sifat sensoris produk. Secara umum daun
Lemak 1 gr
katuk dapat digunakan sebagai bubuk
Karbohidrat 11 gr pewarna alami karena daun katuk tidak
menimbulkan sifat inderawi yang dapat
Serat 1,5 gr mempengaruhi nilai poduk. Daun katuk
mengandung klorofil yang cukup tinggi, daun
Kalsium 204 mg tua 65,8 spa d/mm, daun muda 4,16 spa
Fosfor 83 mg d/mm dapat digunakan sebagai pewarna
alami memberi warna hijau (Rahayu dan
Zat besi 2,7 mg Leenawaty, 2005) (Puspitasari, 2014).
Walaupun pewarna alami aman bagi
Vitamin A 10370 SI kesehatan, namun ternyata pewarna ini masih
Vitamin B1 0,1 mg sangat jarang digunakan karena pewarna
alami pada memiliki bebeerapa kelemahan,
diantaranya (P, setijo dan Zumiati) (Arifin, d. Tanaman aren menghasilkan warna
Baharta, Gusnadi, 2021) coklat
e. Cabai merah dan bunga rosella
1. Bahan baku pewarna berjumlah banyak menghasilkan warna merah
Jika ingin mendapatkan pewarna alami
yang banyak, dibutuhkan pula bahan Mutu bahan pangan pada umumnya
baku yang banyak. sangat tergantung pada beberapa faktor,
2. Hasil biasanya tidak eksak. Hasil yang seperti cita rasa, tekstur dan nilai gizinya,
diperoleh dari pewarna alami akan sangat juga sifat organisme. Tetapi faktor-faktor lain
bervariasi dan beragam atau tidak di pertimbangkan, secara visual faktor warna
konsisten, dan cenderung berbeda dengan tampil lebih dahulu dan kadang-kadang
warna awal bahan sangat menentukan (Wisnu Cahaya, 2009).
3. Peka terhadap pemanasan. Proses Masyarakat berpendapat bahwa rasa dan
pemanasan berpengaruh pada warna warna tape ketan tergantung pada proses
bahan pangan karena adanya perubahan pembuatan tape ketan tersebut. Warna dan
sifat fisika dan kimia pangan. rasa merupakan salah satu sifat dari makanan
4. Peka terhadap keasaman larutan. Ada yang perlu diperhatikan sebelum
beberapa pewarna alami yang dapat dihidangkan, karena tanpa warna yang bagus
berpengaruh dengan kondisi keasaman suatu produk akan terlihat tidak menarik.
larutan sehingga mempengaruhi hasil Sesuai dengan pendapat masyarakat yang
warna yang ada. sering menggunakan pewarna alami dari
5. Kurang ekonomis Bahan baku pewarna tumbuhan dalam pembuatan tape ketan,
alami biasanya memiliki harga yang lebih seperti daun katuk, daripada penggunaan
mahal dibandingkan pewarna buatan atau pewarna buatan yang banyak mengandung
pewarna sintetis, karena pewarna alami bahan kimia yang bisa membahayakan
dalam proses pembuatannya kesehatan (Susilawati, 2016). Maka dari itu,
menggunakan bahan-bahan alami yang menurut masyarakat pewarna alami ini sudah
jumlahnya banyak. cukup bagus digunakan sebagai pewarna
dalam pembuatan tape ketan karena tanpa
Jenis-jenis tumbuhan yang dapat digunakan warna yang digunakan tape ketan akan
sebagai sumber pewarna alami untuk terlihat tidak menarik.
makanan diantaranya (Nuraini, 2013)

a. Daun katu, daun pandan, daun suji akan


menghasilkan warna hijau Kesimpulan
b. Kunyit menghasilkan warna kuning
c. Wortel menghasilkan warna jinnga-
merah
DAFTAR PUSTAKA

Susilawati (2016). Pemanfaatan Daun Katuk Puspitasari,N.(2014). Uji Protein dan


(Sauropus androgynus) sebagai Pewarna Organoleptik Tape Dari Bahan Dasar Biji
Aalami Terhadap Kualitas Tape Ketan. Nangka Pangan Penambahan Ekstrak Daun
Skripsi. Institut Agama Islam (IAIN) Katuk Sebagai Pewarna Alami dan Lama
Mataram. Fermentasi yang Berbeda. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Arifin,A.Y., Baharta, E., Gusnandi, D.
(2021). Pemanfaatan Daun Katuk Sebagai
Adi Purnomo (2015). Efek Ekstrak Etanol
Substitusi Pewarna dan Isi Pada Produk
Daun Katuk (Sauropus androgynous (L)
Bakpao 2020. E-Proceeding of Applied
Meer) terhadap Mortalitas Larva Anopheles
Science.7(5).
aconitusL.
Fakhrizal,M.A., Saputra,K.H.(2020). Potensi (https://www.semanticscholar.org/paper/Efek
katuk Dalam Mencegah Kerontokan Rambut. -Ekstrak-Etanol-Daun-Katuk
Jurnal Penelitian Perawat Profesional. 2(2). %28Sauropusandrogynus-
Purnomo/b2bffed2772cb5cb1c973bde3364ed
Majid,T.S., Muchtaridi,M.(2018). Aktifitas
29f80329d9)
Farmakologi Ekstrak Daun Katuk (Sauropus
androgynus L) Merr). 16(2). 398-402.

Hardjati,S.(2008). Potensi Daun Katuk


Sebagai Sumber Zat Pewarna Alami dan
Stabilitasnya Selama Pengeringan Bubuk
Dengan Menggunakan Binder Maltodekstrin.
Jurnal Penelitian Saintek. 13(1). 1-5

Kanino,D.(2019). Pengaruh Konsentrasi Ragi


Pada Pembuatan Tape Ketan. Jurnal
Penelitian dan Pengembangan
Agrokompleks.2(1). 64-74.

Anda mungkin juga menyukai