Kelompok :
Iman Syahrul Gunawan 3212171013
Azizatun Nisa 3212181001
Tyas Budi Lestari 3212181023
Sandra Yustika Shaleha 3212181025
Nurliza Apriliayani 3212181026
Bima Hermina Rizky 3212181028
1
a kuning, memiliki rasa kecut-manis dan dapat dimakan langsung. Bijinya berwar
na ungu, dan digunakan sebagai pewarna alami pada kain. Daunnya digunakan se
bagai lalap. Batang gandaria dapat digunakan sebagai papan.
Maraknya industri pangan dan tekstil yang ada saat ini tidak diimbangi den
gan kenaikan kualitas produk yang dihasilkan serta tingkat keamanan bahan yang
digunakan. Dari pengamatan, ekstrak biji gandaria mengandung flavonoid, tannin,
alkanoid, steroida dan fenol. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi.
2
4. Untuk mengetahui warna yang dihasilkan dari proses ekstraski biji
gandaria (Bouea Macrophylla Griff).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
3. Zat pewarna alami yang berasal dari hewan dan serangga, seperti: Cochine
al dan zat pewarna heme.
Berdasarkan komponen zat pewarnanya, pewarna alami dapat dibagi menjadi 4 ke
lompok, yaitu:
1. Karotenoid: isoprenoid dan derivatnya.
2. Karoten, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan u
ntuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng d
an margarin. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya.
3. Biksin, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari
biji pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunak
an untuk mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.
4. Klorofil dan senyawa heme: pigmen porphyrin.Klorofil menghasilkan war
na hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan untuk makanan dan berba
gai produk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (mi
sal daun suji, pandan, katuk dan sebaginya). Selain menghasilkan warna hi
jau yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
1. Antosianin: 2-fenilbenzopyrylium dan derivatnya.
Antosianin penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terd
apat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, ke
mbang sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, bua
h apel, chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan
umbi ubi jalar. Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen antos
ianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk m
inuman (sari buah, jus dan susu).
2. Pewarna tumbuhan lainnya: betalains, cochineal, riboflavin dan kurku
min.
Kurkumin berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur sekaligu
s pemberi warna kuning pada masakan yang kita buat.
3. Melanoidin dan caramel: terbentuk selama proses pemanasan dan pen
yimpanan.
5
Karamel berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (p
ememahan) karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt.
2.4 Tanaman Gandaria
Nama Umum
Indonesia: Gandaria, ramania, jatake
Inggris: Marian plum, maprang, gandaria,
Melayu: Ramania, kundang, rembunia, setar
Thailand: Ma-praang, somprang
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Anacardiaceae
Genus: Bouea
6
Tanaman gandaria tumbuh dengan habitus pohon dengan ketinggian hingg
a 27 m dengan tajuk rapat. Daunnya tunggal, berbentuk bundar telur-lonjong sam
pai bentuk lanset atau jorong. Waktu muda berwarna putih, kemudian berangsur u
ngu tua, lalu menjadi hijau tua. Perbungaannya malai, muncul di ketiak daun, Bua
hnya bertipe buah batu, berbentuk agak bulat, berdiameter 2,5-5 cm, berwarna ku
ning sampai jingga, daging buahnya mengeluarkan cairan kental; buahnya tidak b
erbulu, rasanya asam sampai manis, dengan bau yang khas agak mendekati bau ter
pentin. Keping biji berwarna lembayung. Gandaria adalah tumbuhan tropik basah
dan dapat tumbuh pada tanah yang ringan dan subur. Tumbuh liar di hutan dataran
rendah di bawah 300 m dpl., tetapi dalam pembudidayaan telah berhasil ditanam p
ada ketinggian sekitar 850 m dpl (Rifai, 1992).
2.5 Maserasi
1. Alkaloid
Ekstrak etanol sebanyak 1 mL ditambah 2 mL HCl 2N dan dikocok. Camp
uran selanjutnya dibagi dalam 3 tabung berbeda. Masing-masing tabung di
7
tetesi 1 tetes reagen Mayer pada tabung pertama, pada tabung kedua ditete
si 1 tetes reagen Dragendorff, dan 1 tetes reagen Wagner pada tabung keti
ga. Adanya senyawa alkaloid jika pada penambahan reagen Mayer terbent
uk endapan kuning, pada penambahan reagen Dragendorff terbentuk enda
pan merah dan pada penambahan reagen Wagner terbentuk endapan coklat
atau merah (Tiwari et al., 2011).
2. Steroida
Ekstrak etanol sebanyak 1 mL ditambah (CH3CHO)2O dan H2SO4 pekat. A
danya senyawa steroid ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau atau
biru (Harborne, 1987).
3. Saponin
Ekstrak etanol sebanyak 1 mL dicampur dengan 2 mL aquades dan dikoco
k selama 1 menit, kemudian ditambah 2 tetes HCl 1N. Uji positif adanya s
enyawa saponin jika terbentuk busa yang stabil ± 7 menit (Harborne, 198
7).
4. Flavonoid
Ekstrak etanol sebanyak 1 mL ditambah 3 mL etanol 70%, dan dikocok, se
lanjutnya dipanaskan dalam penangas air, dan dikocok lagi kemudian disar
ing. Filtrat hasil penyaringan ditambah pita Mg sebanyak 0,1 g dan 2 tetes
HCl pekat. Uji positif mengandung senyawa flavonoid ditandai dengan ad
anya warna merah (Harborne, 1987).
5. Fenol
Ekstrak etanol sebanyak 1 mL ditambah 10 tetes FeCl3 1%. Uji positif ada
nya senyawa fenolik adalah terbentuknya warna merah, biru, ungu, hitam
atau hijau (Harborne, 1987).
8
BAB III
PEMBAHASAN
Sebanyak 600 gram serbuk biji gandaria (Bouea Macrophylla Griff) kering
dimaserasi dengan menggunakan etanol 96% selama 1x24 jam kemudian disaring.
Ekstrak etanol yang diperoleh selanjutnya dipekatkan dengan vaccum rotary evap
orator. Ekstrak etanol selanjutnya dipekatkan dengan menggunakan vaccum rotar
y evaporator dan selanjutnya diuji kandungan kimianya.
Dilakukan pengujian kandungan zat kimia ekstrak etanol biji gandaria (Bo
uea Macrophylla Griff) menggunakan Uji Zat Fenolik, Uji Zat Flavonoid, Uji Zat
Alkaloid, dan Uji Zat Steroid.
9
Tabel 1. Hasil Uji Kandungan Kimia Ekstrak Biji Gandaria (Bouea Macroph
ylla Griff)
Zat Hasil
Alkaloid +
Steroida +
Saponin -
Flavonoida +
Fenol +
Keterangan : (+) : psitif ; (-) : negatif
Dari Tabel 1. terlihat bahwa biji gandaria mengandung zat kimia alkaloid,
steroida, flavonoida, dan fenol. Diantara 5 macam zat kimia ekstrak biji gandaria
yang didapatkan tersebut, kemungkinan yang dapat menjadi bahan pewarna alami
tekstil adalah zat flavonoida dan tannin. Senyawa flavonoid pada umumnya terdap
at pada tumbuhan tinggi yang merupakan hasil metabolisme yang terdistribusi ke
seluruh jaringan tumbuhan, seperti terkandung dalam biji, buah, kulit batang, akar
dan getah dari tumbuhan, disamping itu juga terdapat pada beberapa jenis serangg
a. Senyawa flavonoid ini pada umumnya memberikan warna yang cantik dan men
arik, warna yang cantik ini berfungsi sebagai penarik serangga dan hewan dalam p
enyerbukan dan penyebaran biji tumbuhan. Disamping itu senyawa flavonoid yan
g terkandung dalam bunga, buah, daun, dan akar tumbuhan juga bersifat racun, ya
ng berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari serangga dan binatang hama, serta t
umbuhan gulma (Harborne, 1987).
10
kelas dari senyawa flavonoid, yang secara luas terbagi dalam polifenol tumbuhan.
Antosianin adalah glikosida dari antosianidin,dan merupakan kelas fenolik yang
memberikan warna biru-merah-oranye-ungu. (Rymbai et al., 2011)
11
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Fitrihana., Noor, 2007, ” Teknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam dari Tanaman Di S
ekitar Kita Untuk Pencelupan Bahan Tekstil ”
Harborne J.B. 1987, Phytochemistry Methods, John Wiley and Sons: New York.
Koirewoa, Y.A., Fatimawali, and W.I. Wiyono. 2011. Isolasi dan Identifikasi Sen
yawa Flavonoid dalam Daun Beluntas (Pluchea indicaL.). Universitas Sa
m Ratulangi: Manado.
Novitasari, A.E. dan D.Z. Putri. 2016. Isolasi dan identifikasi saponin pada ekstra
k daun mahkota dewa dengan ekstraksi maserasi. Jurnal Sains. 6(12):10-
14.
Rehatta,H. 2005. Potensi dan pengembangan tanaman gandaria (Bouea macro phy
lla Griffith) di desa Soya Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Laporan Has
il Penelitian. Lemlit. Universitas Pattimura. Ambon.
Rifai, M.A., 1992. Bouea Macrophylla Griffith. In Coronel, R.E. & Verheij, E.W.
M. (Eds.): Plant Resources of South-East Asia. No. 2: Edible fruits and n
uts. Prosea Foundation, Bogor, Indonesia. pp. 104-105.
Robert, H.D. 1997. Aloe Vera: A Scientific Approach. Vantage Press, Inc. New Y
ork.
Seman, S. 2007. Sasirangan Kain Khas Banjar. Kalimantan Selatan: Lembaga Pen
gkajian dan Pelestarian Budaya Banjar.
13
Suharto, M.A.P., H.J. Edy dan J.M. Dumanauw. 2016. Isolasi dan identifikasi sen
yawa saponin dari ekstrak metanol batang pisang ambon (Musa paradisia
ca var. sapientum L.). Jurnal Sains. 3(1):86-92.
Tiwari, Prashant., Kumar, Bimlesh., Kaur Mandeep., Kaur, Gurpreet., Kaur, Harle
en. 2011. Phytochemical screening and Extraction: A Review. Internatio
nal Pharmaceutica Sciencia. 1(1), 96-106.
14