Anda di halaman 1dari 9

MODUL V

BOTANI TUMBUHAN RENDAH

CHRYSOPHYTA

Oleh :

UKFA NUR UDIN

201310070311054

III-B BIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


2014

Indikator

1. Mahasiswa S1 Pendidikan Biologi mampu memahami pengertian dan


ciri-ciri Chrysophyta.
2. Mahasiswa S1 Pendidikan Biologi mampu mengetahui habitat hidup
Chrysophyta.
3. Mahasiswa S1 Pendidikan Biologi mampu memahami struktur tubuh,
struktur sel, dan sistem reproduksi Chrysophyta.
4. Mahasiswa S1 Pendidikan Biologi mampu mengetahui pembagian
anak kelas Chrysophyta dan mengetahui manfaat Chrysophyta.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dari mata kuliah botani tumbuhan rendah pada


pertemuan minggu ke dua yaitu

1. Mahasiswa mampu memahami pengertian dan ciri-ciri Chrysophyta.


2. Mahasiswa mampu mengetahui habitat hidup Chrysophyta.
3. Mahasiswa mampu memahami struktur tubuh, struktur sel, dan
sistem reproduksi Chrysophyta.
4. Mahasiswa mampu mengetahui pembagian anak kelas Chrysophyta
dan mengetahui manfaat Chrysophyta.

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang di pakai pada mata kuliah botani tumbuhan


rendah pada pertemuan ini yaitu menggunakan metode diskusi kelompok.
Pertama-tama membentuk kelompok, lalu mendiskusikan dalam tiap-tiap
kelompok tentang Rhodophyta dan masing-masing anggota harus membuat
pertanyaan. Setelah berdiskusi dengan kelompok sendiri, lalu berdikusi antar
kelompok. Jadi, hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok disampaikan oleh perwakilan
kelompok tersebut.

Pendahuluan
Ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar,
batang dan daun sejati. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh
kelompok berdasarkan pigmen dominannya ketujuh kelompok tersebut meliputi:
Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Ganggang merupakan organisme
yang memiliki selaput nucleus di dalam kloroplas atau kromotofosa. Pada
umumnya kloroplas berbentuk oval dengan bahan dasarnya yang disebut grana.
Pada diatomae (termasuk chrysophtya) terdapat klorofil A dan C. adanya pigmen
klorofil atau turunannya menyebabkan algae mempunyai kemampuan untuk
berfotosintesis sehingga auautrotof. Pada permukaan atau didalam kloroplas
terdapat paranoid. Pada Chrysophyta (ganggang pirang/kuning keemasan)
pironoid berfungsi sebagai penyimpanan makanan cadangan. Pada tantofil
(pigmen kuning).
Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysosyang berarti
emas. Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna
keemasan karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam
jumlah banyakdibandingkan dengan klorofil. Kloroplas ganggang ini berbentuk
cakram, pita, atau oval. Sel-sel ganggang keemasan memiliki inti sejati
(eukarion), dinding sel umumnya mengandung silika (SiO2) atau kersik. Tubuh
ganggang ini ada yang terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada yang terdiri atas
banyak sel (multiseluler). Ganggang yang bersel satu bisa hidup sebagai
komponen fitoplankton yang dominan. Ganggang yang multiseluler berupa koloni
atau berbentuk filamen. Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya
dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk
berfotosintesis.

Ciri ciri chrysophyta

a. Dinding sel sebagian besar tersusun dari silikat.


b. Sel terdiri dari 2 bagian, tutup (epitheca) dan wadah (hypotheca), yang
pinggir dari tutupnya agak melebihi ukuran pinggiran wadahnya
(overlapping).
c. Pigmen-pigmen terdiri dari chlorophil a, c, b carotene, xanthofil (vialoxanthin,
diatixanthin, diadinoxanthin) yang warnanya agak kuning keemasan sehingga
sering disebut alga keemasan.
d. Macam-macam makanan cadangan hampir sama terdiri dari leukosin
(karbohidrat) dan minyak (lemak) yang agak kuning warnanya.
e. Pada umumnya berflagel yang tidak sama panjang dan bentuk sehingga
kadang-kadang disebut Heterokontae (alga yang flagelnya tidak sama
panjang).
f. Paling berperan sebagai plankton dan merupakan produsen utama di laut.

Habitat chrysophyta

Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air


laut, air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar,
air laut dan tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar
sedangkan bacillariopphyceae di air laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah
yang lembab (Sulisetijono: 2002)

Struktur tubuh chrysophyta


a.    Bersel tunggal
1. Ochromonas, merupakan jenis Chrysophyta uniseluler yang
mempunyai dua flagela, satu panjang dan satu pendek. Ochromonas
dapat tumbuh secara autotrof dengan menggunakan energi cahaya
matahari atau secara heterotrof dengan menyerap makanan. Sel
tubuhnya berbentuk bola yang dilengkapi dengan 2 flagel sebagai alat
gerak. Kedua flagel tersebut tidak sama panjang. Di dalam
sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting, seperti kloroplas
yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma, dan nukleus.
Ochromonas berkembangbiak dengan membelah diri.
2. Navicula, Alga ini dikenal sebagai diatomae atau ganggang kersik
karena dinding sel tubuhnya mengandung zat kersik. Kersik
merupakan komponen penting dalam plankton. Navicula sp hidup di
air tawar dan di laut. Tubuh Navicula sp terdiri atas dua bagian yaitu
kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Di antara kotak dan tutup
terdapat celah yang disebut rafe.
Perkembangbiakan Navicula sp:
a) Perkembangbiakan vegetatif Navicula dengan membelah diri.
Setiap inti diatomae membelah menjadi dua, diikuti pembagian
sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjutnya, dinding sel Navicula
memisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan, baik kotak
maupun tutup akan berfungsi menjadi tutup, dan masing-masing
akan membentuk kotak baru. Dengan demikian setiap sel anakan
yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecil
daripada sel asalnya. Peristiwa ini berlangsung berulang kali.
b) Perkembangbiakan generatif Navicula berlangsung dengan
konjugasi. Bila ukuran tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk
mengadakan pembelahan lagi, inti selnya akan mengalami meiosis
dan menghasilkan gamet. Gamet itu kemudian akan meninggalkan
sel dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan menghasilkan
zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel Navicula baru dan
membentuk tutup dan kotak baru. Bila Navicula mati, dinding
selnya akan mengendap membentuk tanah diatom yang kaya zat
kersik. Tanah ini merupakan bahan dinamit, isolator, dan bahan
gosok penghalus.
3. Pinnularia, mirip dengan diatome.
b.   Bersel banyak
Vaucheria, hidup berkoloni dalam filamen yang berbentuk tabung yang
kadang-kadang bercabang. Jenis yang hidup di darat menempel pada
permukaan dengan rizoid yaitu cabang-cabang menyerupai akar yang tidak
berwarna. Filamen Vaucheria berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding
sekat yang disebut senosit. Di dalam sitoplasma terdapat vakuola besar di
tengah sel. Di dalam sitoplasma terdapat banyak inti, plastida yang
berbentuk cakram tanpa pirenoid. Cadangan makanan berupa minyak dalam
bentuk tetes-tetes minyak. Tubuhnya berupa benang bercabang-cabang dan
tidak bersekat, memiliki inti sel banyak, dan menyebar. Vaucheria tumbuh
melekat pada substrat dengan menggunakan alat yang berbentuk akar.
Habitatnya di air tawar maupuan di air payau.
Perkembangbiakan Vaucheria :
a) Perkembangbiakan vegetatif Vaucheria berlangsung dengan
pembentukan zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada
ujung filamen. Selanjutnya, inti di dalam sporangium membelah
secara meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti
banyak dan mempunyai flagel yang tumbuh di seluruh
permukaannya. Setelah sporangium masak, zoospora akan keluar dan
tumbuh menjadi Vaucheria baru.
b) Perkembangbiakan generatif Vaucheria berlangsung dengan
pembuahan ovum oleh spermatozoid. Ovum dibentuk di dalam
oogonium, sedang spermatozoid dibentuk dalam anteridium,
keduanya terdapat pada benang yang sama (homotalus). Zigospora
hasil pembuahannya akan membelah secara meiosis dan
menghasilkan spora yang selanjutnya terlepas dari induknya dan
tumbuh menjadi alga baru.

Struktur sel chrysophyta


Menurut Smith, Philips, dan refrensi yang lain, struktur sel dari kelas ini
adalah sebagai berikut.
1. Dinding sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding
selnya maka terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau
tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau
tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera). Struktur
selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan
kewujudan silica.
2. Isi sel
a. Xantophyceae
b. Terdapat inti sel: berentuk tunggal dan berbentuk banyak inti.
Terdapat plastid berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen :
klorofil a dan b, β karoten, xantofil.
c. Chrysophyceae
d. Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa
klorofil a, b, c, β karotin, xantofil, berupa lutein, diadinoxantin,
fukoxantin dan dinoxantin.
e. Bacillariophyceae
f. Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c,
β karotin, xantofil.
3. Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan.
Chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali
terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamina).
Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida antara dua
kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan
struktur.
4. Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.
5. Alat Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan
jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip
dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel
menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan
pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2
flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan ocromonas, mempunyai 2
flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1 flagel.
Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi
uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama
panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu
heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan
berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin
dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
6. Fakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung
pada spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing
fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interfal
yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang
terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
7. Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan
golgi adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan
maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk
cakram atau kantung.
8. Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER
yang mana berhubungan dengan pembungkus inti.

Reproduksi dan Daur Hidup

Menurut Gembong Tjitrosoepomo (1994), reproduksi dari Chrisophyta ada


dua, yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual pada genera yang immobil
mungkin menggunakan spora berflagel atau spora tidak berflagel. Sedangkan
reproduksi seksual biasanya isogamus melalui penyatuan gamet berflagel atau
tidak berflagel tetapi juga anisogamus atau oogamus.

Klasifikasi Chrysophyta

Klasifikasi Crysophyta menururt Philip Sze (1993) ada 7 kelas, yaitu,


Chrysophyceae, Prymnesiophyceae, Trybophyceae/Xanthophyceae,
Trybophyceae, Bacillariophyceae, Eustigmatophyceae, dan Phaeophyceae.
Sedangkan menurut Smith (1966), klasifikasi dari Crysophyta di atas 4
kelas, yaitu Crysophyceae, Xantophyceae, dan Bacillariophyceae.

Manfaat chryophyta
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat
dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat,
pernis, dan piringan hitam. Chrysophyta merupakan bagian yang terdiri dari
fitoplankton. Navicula merupakan fitoplankton dilaut sehingga dikenal sebagai
grass of the sea. Beberapa hewan laut kecil seperti udang-udangan dan larva
ikan memperoleh karbohidrat, lemak, dan protein dari diatomae. Sisa diaromae
yang telah mati berbentuk deposit yang disebut tanah diatomi. Tanah diatomae
sering dimanfaatkan sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak,
campuran semen, sebagai bahan penggosok, bahan penyaring, solasi penyuling
gasoline dan glukosa serta digunakan sebagai bahan untuk pembuat jalan.

DAFTAR PUSTAKA
Smith, G. M. 1966. Cryptogamic Botany, Vol I. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.

Sulisetijono. 2002. ALGA. Universitas Islam Negeri Malang.

Sze, Philip. 1998. A Biolgy of tha Alga. United States of America: The McGraw-Hill
Companies, Inc.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta,


Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai