Anda di halaman 1dari 24

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) berasal dari daratan benua

Amerika, tepatnya di Amerika Latin. Cabai rawit yang dulunya merupakan

tanaman liar dan disebar oleh burung (cabai burung) mempunyai nama ilmiah

Capsicum frutesncens L.Capsicum pendulum, Capsicum baccatum, dan Capsicum

chenese. Karena ukuran buahnya yang kecil, di Indonesia cabai ini dikenal dengan

nama cabai rawit (Setiadi, 2007).

Cabai rawit merupakan salah satu jenis sayuran penting yang bernilai

ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah tropika seperti di

Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa cabai rawit benar-benar merupakan

komunitas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Cabai

rawit juga mampu berproduksi didataran rendah maupun dataran tinggi dan relatif

tahan terhadap serangan penyakit (Setiadi, 2007).

Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat terkenal di

nusantara, karena rasa pedasnya yang khas maka cabai banyak digunakan sebagai

tambahan bumbu pelengkap masakan dan makanan khas Indonesia, sehingga

cabai banyak diminati dan dicari oleh konsumen sehingga permintaan cabai di

pasaran meningkat.

Menurut Arifin (2010), cabai rawit paling banyak mengandung vitamin A

dibandingkan cabai lainnya. Cabai rawit segar mengandung 11.050 SI vitamin A,

sedangkan cabai rawit kering mengandung 1.000 SI. Sementara itu, cabai hijau

1
segar hanya mengandung 260vitamin A, cabai merah segar 470, dan cabai merah

kering 576 SI.

Batanghari merupakan salah satu daerah yang sangat luas dengan berbagai

hasil sayuran, salah satunya adalah cabai rawit. Kecamatan Muara Bulian

memiliki luas lahan produksi cabai rawit 9 hektar, menghasilkan produksi

mencapai 44.1 ton, sehingga produktifitasnya mencapai 4.9 ton /ha. Kecamatan

Maro Sebo Ulu dengan luas lahan produksi cabai rawit 11 hektar, menghasilkan

produksi mencapai 113,8 ton, dengan mencapai produktifitasnya 10,3 ton/ha.

Maka dilihat dari segi luas lahan dan produktifitas budidaya tanaman cabai rawit

di Kecamatan Muara Bulian masih cukup rendah. (Badan Pusat Statistik Batang

Hari 31 Oktober 2018 ).

Budidaya tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) agar berhasil

dengan baik, perlu diperhatikan pada teknik pembibitannya. Seperti menggunakan

varietas unggul, mengolah lahan dengan baik, mengatur jarak tanam, memberikan

pengairan yang baik sesuai kebutuhan tanaman, menggunakan pupuk yang tepat

dan seimbang sesuai kebutuhan, dan mengendalikan hama penyakit (juga

tumbuhan penggangu / gulma). Media tanam memerlukan unsur hara yang

cukup, baik secara makro maupun mikro, salah satu sumber unsur hara secara

makro dan mikro dapat diperoleh dengan penambahan pupuk organic padat atau

cair.

Pupuk organik bisa didapatkan dari berbagai jenis bahan, salah satunya

limbah tahu. Limbah tahu mengandung bahan-bahan organik berupa protein 60%,

karbohidrat 25% - 50%, dan lemak 10%, Menurut Kangsadyaputra (1986) dalam

2
Indahwati (2008), nilai gizi dalam 1 liter limbah cair tahu adalah protein 7, 1253

mg, pati 7 mg, Ca 0, 2247 mg, Fe 0, 0 024 mg, Na 1, 3535 mg, K 0, 5945 mg, dan

Vitamin B1 0, 20 mg. Limbah tahu memiliki kandungan organik cukup tinggi,

jika terurai oleh mikroba tanah akan melepaskan senyawa N yang akhirnya akan

diserap oleh akar tanaman (Asmoro, 2008), sehingga limbah tahu memiliki

potensi untuk dijadikan pupuk organik (Rosallina, 2008).

Pupuk organik cair digunakan sebagai pupuk dasar tanaman yang memiliki

kandungan hara lengkap, pupuk organic cair dapat diserap langsung oleh daun

untuk fotosintesis, pengaplikasian mudah dan tidak membutuhkan biaya yang

mahal sehingga lebih ekonomis, pupuk organic cair dapat membantu kapasitas

tukar kation (KTK) tanah, serta dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara

(Anonim, 2017).

Lesti(2017), Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberian limbah tahu

berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman seledri. Penelitian Wakhida

Amalia (2018) menyatakan bawah Pemberian perlakuan pupuk dari limbah cair

tahu menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman Cabai Rawit

(Capsicum frutescens L.).Perlakuan pupuk konsentrasi 10% menunjukkan

pengaruh yang paling baik.Penelitian Novita (2009), menunjukkan bahwa

penyiraman air limbah tahu dengan konsentrasi 25% menghasilkan nilai terbaik

pada semua parameter pertumbuhan sawi dengan penyiraman seminggu sekali.

Penelitian Asmoro (2008), disimpulkan bahwa pemberian limbah cair tahu 20%

dari 1 kg tanah, dapat meningkatkan hasil tanaman Petsai (Brassica chinensis)

yaitu terjadi peningkatan hasil petsai sebesar tiga kali lipat.

3
Berdasarkan uraian diatas penggunaan pupuk organic cair limbah tahu

menunjukkan beberapa pengaruh terhadap pertumbuhan dengan konsentrasi

tertentu. Perlu dilketahui melalui penelitian, apakah pupuk organic cair limbah

tahu berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit cabai, dan berapa dosis yang

terbaik. Maka dari kesimpulan di atas saya tertarik melakukan penelitian dengan

megambil judul : Pengaruh Dosis Pupuk Organik Cair Limbah Tahu

Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Cabai Rawit (Capsicum frutescensL)

DiPolybag.

1.2. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :

1. Apakah pemberian pupuk cair limbah tahu berpengaruh pada pertumbuhan

vegetatif tanaman cabai rawit(Capsicum frutescens L)?

2. Apakah ada dosis yang terbaik dari pemberian pupuk organik cair limbah tahu

terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L)?

1.3.Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair limbah tahu

terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L)?

2. Untuk mengetahui Dosis terbaik dari pemberian pupuk organik cair limbah

tahu terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L)?

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi

tingkat Strata-1 (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Graha Karya Muara

Bulian, serta hasil dari penelitian ini menjadi informasi dalam pemanfaatan

limbah tahu yang dapat digunakan sebagai pupuk organic.

4
1.5. Hipotesis

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh pupuk organik cair limbah tahu terhadap

pertumbuhan vegetatif cabai rawit.

2. Terdapat dosis tertentu yang terbaik dari pemberian pupuk organic cair

limbah tahu terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit.

5
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Cabai Rawit

Menurut Rukmana (2002) tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.)

dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)


Divisi : Spermatophyta (tumbuhanberbiji)
Subdivisi : Angiospermae (berbijitertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (bijiberkepingdua)
Sub kelas : Metachlamidae
Ordo : Tubiflorae
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum frutecesns Linn.

2.2. Morfologi Tanaman Cabai Rawit

Menurut Haryoto (2009) menyatakan bahwa diantara jenis cabai lainnya,

tanaman cabai rawit termasuk yang berumur paling panjang, bias mencapai

tahunan, sehingga dapat dikategorikan sebagai tanaman tahunan. Ciri-ciri atau

morfologi pada tanaman cabai dapat dilihat sebagai berikut :

2.2.1. Akar (Radix)

Tanaman cabai mempunyai akar yang cukup rumit dan hanya terdiri

dariakar serabut saja, biasanya diakar terdapat bintil yang merupakan hasil

simbiosis dengan beberapa mikroorganisme, tetapi tidak memiliki akar tunggang,

namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar

tunggang semu (Setiadi, 2005).

6
2.2.2. Batang (Caulis)

Batang tanaman cabai tegak dan mengandung kayu, kulit batangnya tipis

sampai agak tebal. Pada stadium tanaman muda kulit berwarna hijau, kemudian

berubah menjadi hijau kecoklatan. Batang tanaman berbentuk bulat, halus dan

bercabang banyak. Batang berfungsi tempat keluarnya cabang, tunas, daun,

bunga, dan buah (Rukmana,2002) .

2.2.3 Daun

Daun cabai umumnya berwarna hijau muda sampai hijau gelap, tergantung

pada varietasnya.Daun cabai yang ditopang oleh tangkai daun mempunyai tulang

menyirip.Bentuk umumnya bulat telur, lonjong dan oval dengan ujung meruncing,

tergantung pada jenis dan varietasnya (Wirianta, 2005).

2.2.3. Bunga

Bunga cabai berkelamin dua (hermaprodit), yaitu dalam satu bunga terdapat

kelamin jantan dan kelamin betina. Umur mulai berbunga 44-50 hst, bungacabai

tersusun atas tangkai bunga,dasar bunga, kelopak bunga, mahkota, alat kelamin

jantan dan kelamin betina,letak bunga mengantung dan biasa tumbuh pada ketiak

daun ada yang tunggal atau bergerombol dalam tandan, biasanya dalam satu

tandan terdapat 2 - 3 bunga,warna bunga cabai bermacam-macam ada yang putih,

putih kehijauan dan ungu,yang memiliki 6 kelopak bunga yang berdiameter 5 - 20

mm adapun panjang bunga 1-1,5 cm dan panjang tangkainya 1 - 2 cm. Mahkota

bunga akan gugur pada saat buah mulai terbentuk, kelopak bunga tertinggal dan

melekat dipangkal calon buah (Nawangsih, 2003).

7
2.2.4. Buah

Buah cabai merupakan buah sejati tunggal, terdiri dari satu bunga dengan

satu bakal buah.Buah ini terdiri atas bagian tangkai buah, kelopak daun dan

buah.Bagian buah tersusun atas kulit buah berwarna hijau sampai merah, daging

buah dan biji, permukaan buah rata, licin dan yang telah masak berwarna merah

mengkilat (Nawangsih, 2003).

2.3 Syarat Tumbuh Cabe Rawit

2.3.1 Tanah

Cabai dapat tumbuh di dataran rendah maupun di dataran tinggi (0 -1300

m dpl).Tanaman cabai mempunyai adaptasi yang cukup luas. Tanah yang baik

untuk penanaman cabai adalah tanah yang kaya akan humusdangembur. Tanah

liat, aluvial dapat pula ditanami diikuti dengan pemberian pupuk organik, pasir

dan pengapuran yang cukup sehingga drainase dapat diperbaiki. Tanaman ini

tidak tahan terhadap tanah becek karena mudah terserang penyakit layu. Derajat

kemasaman tanah (pH) yang dibutuhkan berkisar antara 5 -7 dengan pH terbaik

6,5(Soebroto, 1992).

2.3.2. Iklim

Tanaman cabai membutuhkan curah hujan 1500 – 2500 mm pertahun atau

125 – 208 mm. Suhu udara dibawah 13 –150 C hasil buahnya kurang baik,

pertumbuhan tanaman akan terhambat, suhu tertinggi 320C, bila suhu melebihi

320C menyebabkan hasil cabai kurang memuaskan. Kebutuhan intensitas cahaya

10 – 12 jam sehari ( Setiadi, 2015).

8
2.3.3. Kebutuhan Nutrisi

Nutrisitanamanadalahunsur-unsurkimiadansenyawa yang

diperlukanuntukpertumbuhan, metabolisme, danpasokaneksternal yang

diperlukanoleh tanaman.Agar

tanamandapattumbuhdenganbaikmakaperlumenambahdanmenjagakeseimbangan

unsur haradidalamtanah.Untukmenjagakeseimbangan

unsurharatersebutmakaperluadanyapemupukangunamemenuhi unsur haramakro

(N, P, K, S, Cadan Mg) dan unsur haramikro (Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B dan

Mo).Jikanutrisiatauunsur-

unsurharatersebutterpenuhimakapertumbuhantanamanakansangatbaik.

2.4. Peranan Pupuk Organik Cair

Pupuk organikcair adalah pupuk yang berbentuk larutan yang memiliki

berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman.Manfaat bahan organik secara fisik

memperbaiki struktur dan meningkatkan kapasitas tanah menyimpan air.Secara

kimiawi meningkatkan daya sangga tanah terhadap perubahan pH, meningkatkan

kapasitas tukar kation, menurunkan fiksasi P dan sebagai reservoir unsur hara

sekunder dan unsur mikro. Secara biologi, merupakan sumber energi bagi

mikroorganisme tanah yang berperan penting dalam proses dekomposisi dan

pelepasan unsur hara dalam ekosistem tanah (Krismawati, 2008). Sehingga

pemberian pupuk organik yang tepat dapat memperbaiki kualitas tanah,

tersedianya air yang optimal sehingga memperlancar serapan hara tanaman serta

merangsang pertumbuhan akar (Mahanani, 2003).Peningkatan kesuburan tanah

akibat penambahan pupuk organik pada akhirnya memberikan manfaat bagi

tanaman.Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan

9
organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman/hewan dan kotoran hewan yang

kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur (Anonim 2011).

10
2.5. Peranan Pupuk Organik Cair Limbah Tahu

Pupuk organik dapat berasal dari limbah industri pabrik atau industri rumah

tangga,salah satu industri rumah tangga yakni industri tahu, Dalam proses

produksinya, industri tahu menghasilkan limbah padat dan limbah cair.Limbah

tahu mengandung zat-zat karbohidrat, protein, lemak dan mengandung unsur

hara.Usur-unsur yang ada pada limbah tahu adalahsebagaiberikut:

Tabel 1. Hasil Analisis Hara POC Limbah Cair Tahu


Analisis Unsur Hara (%)
1 Nitrogen 1,05
2 Kalium 0.47%,
3 Fosfor 0,48%,
4 C-Org 20,8%
5 Ca (ppm) 20.55%
6 Mg (ppm) 24,61%
7pH 5,8
Sumber:Jurnal agronomi tanaman tropika hal : 119 – 127 vol.2 no. 2 juli 2020
Tabel di atas menjelaskan kandungan unsur hara yang ada pada POC limbah

tahu dan kelebihan dari pupuk organik cair adalah dapat secara cepat mengatasi

defisiensi hara, tidak masalah dengan pencucian hara dan mampu menyediakan

hara secara cepat. Pupuk organik cair pada umumnya tidak merusak tanah dan

tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu pupuk cair juga

memiliki bahan pengikat, sehinga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan

tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman (Hadisuwito, 2007).

Kandungan unsur hara dalam limbah tahu cukup berpotensi untuk

dikembangkan sebagai pupuk organik, (Rosallina, 2008). Limbah cair tahu dapat

dijadikan alternatif baru yang digunakan sebagai pupuk, didalam limbah tahu

tersebut memiliki ketersediaan hara yang dibutuhkan oleh tanaman sebagai

pertumbuhan pada perakaran, batang, daun dan buah.

11
III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempatdan Waktu

Penelitian di laksanakan di

kebunpercobaanSekolahTinggiIlmuPertanianGrahaKaryaMuaraBulian Kabupaten

Batanghari, dengan ketinggian tempat 12 meter di ataspermukaanlaut dan

jenistanahpodzolikmerahkuning (PMK),Penelitian akan di laksanakan selama

pertumbuhan vegetatif, yang dimulai pada tanggal..... sampai…..2021.

3.2. Alat dan Bahan

Bahanyang akandigunakandalampenelitianiniadalahbenih Cabai Rawit,

Tanah, polibag ukuran (10cmx15cm), pupuk kandang kotoran ayam, Limbah cair

tahu, EM4, air kelapa, insektisida Curacron 50 EC, fungisida Dithane M-45.

Alat yang akan digunakan yaitu cangkul, mistar, spanduk, parang, paku,

meteran, ember,gayung, papan merek, alat-alat tulis, hand sprayer, timbangan

analitik, jangkasorong, kameraponsel, kertas, paranet, pagarjaring, kayu,

3.3. Rancangan Percobaan

Penelitiandilakukandenganmenggunakanrancanganacakkelompok(RAK)

dengan 6 perlakuan 4 ulangan,dengan satu faktor yaitu pengaplikasian pupuk

organik cair limbah tahu yang terdiri dari:

P0= Tanpa pemberian POC limbah tahu (kontrol)

P1= Dosis 50 ml/ plot


P2= Dosis 100 ml/ plot
P3= Dosis 150 ml/ plot
P4= Dosis 200 ml/ plot

12
P5= Dosis 250 ml/ plot
Dengan jumlah plot percobaan adalah 24 plot, dari hasil perkalian

perlakuan dengan ulangan (6x4), Setiap plot berisi 6 tanaman cabai, bibit cabai

yang di butuhkan sebanyak144 tanaman di tambah dengan tanaman cadangan

sebanyak 28 tanaman. Jarak plot antar perlakuan 50 cm dan jarak plot antar

ulangan 50 cm, dengan setiap plot berukuran Lebar 50 cm dan panjang plot 75

cm. Sampel yang diambil dalamsetiap plot yaitu 2 bibit cabai Rawit secara acak,

Sehingga total sampel darisemua plot adalah 48 tanaman.

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Persiapan Areal Penelitian

Areal lahan dibersihkan dari tumbuhan liar atau gulma dan di ratakan untuk

memudahkan mengatur atau menyusun polybag, pembuatan naungan yang terdiri

dari paranet dengan menyesuaikan lahan penelitian, ketinggian naungan dibuat

berbeda, naungan dari timur ketinggiannya 2,5 meter, dan ketinggian naungan

sebelah barat dibuat dengan ketinggian 2 meter.

3.4.2. Persiapan Media Tanam di Polybag

Tanah yang digunakan dalam media tanam ini yaitu tanah topsoil dengan

kedalaman maksimal 20 cm, yang dicampur dengan pupuk kandang kotoran

ayam dengan perbandingan 1:1, tanah digemburkan terlebih dahulu kemudian

dicampurkan dengan cara diaduk supaya tanah dan pupuk kandang kotoran ayam

tercampur rata, kemudian media tanam di masukkan kedalam polybag berukuran

10x15 cm cm sebanyak 172 polybag.

13
3.4.3. Persiapan Benih

Benih yang disiapkan yaitu benih yang didapatkan dari toko pertanian resmi

dengan varietas. Kemudian dilakukan pemilihan atau penyortiran benih dengan

cara merendam benih cabai rawit dengan air hangat kuku selama 30 menit, benih

yang dipilih adalah benih yang tidak tergenang. Selanjutnya bungkus benih dalam

kain lembab selama 24 jam sebelum Persemaian. Penyemaian dilakukan dirak

telurayam bekas yang terbuat dari kertas atau kardus, dalam setiap penyemaian

diberikan 2 benih sebagai antisipasi kegagalan pada penyemaian. lalu ditutup

dengan tanah tipis. Persemaian disimpan pada suhu kamar dengan menjaga

kelembaban. Penyiraman air dilakukan pada pagi dan sore hari.

3.4.4. Penanaman

Penanaman Bibit cabai umur 10-14 hari yang telah tumbuh sepasang daun

dapat dipindahkan ke polibag. Bibit cabai dipilih yang baik yaitu pertumbuhannya

segar, warna daun hijau, tidak cacat atau terkena hama penyakit. Media tanam

berupa campuran tanah dan pupuk kandang kotoran ayam dengan perbandingan

1:1 dimasukkan ke dalam polibag. Tanah di sekitar akar tanaman ditekan-tekan

agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak. Bibit ditanam tepat di bagian tengah

polybag.

3.4.5. Pemberian Pupuk Organik Cair Limbah Tahu.

Pemberian pupuk organic cair dengan menyiramkan disekitar tanaman

sesuai dosis perlakuan. Interval dan dosis pupuk organik cair limbah tahu di

berikan sesuai taraf perlakuan. Pemberian pupuk organik cair limbah tahu

14
dilakukan 10 hari setelah benih dipindahkan ke polybag, pemberian pupuk selanj

utnya pada saat benih berumur 20,30,40 HST (hari setelah tanam).

3.4.6. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari ( pagi dan sore ) menggunakan gembor.

Penyiraman dilakukan sampai dengan keadaan kapasitas lapang. Jika sedang turun

hujan tetap di lakukan penyiraman untuk memastikan air pada polibag tetap dalam

keadaan kapasitas lapang.

3.4.7. Penyulaman

Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati dan abnormal

sehingga pertumbuhan tanamannya seragam. Penyulaman ini dilakukan saat umur

bibit cabai rawit memasuki umur 10 hari setelah tanam.

3.4.8. Penyiangan

Penyiangan cukup dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mencabut

gulma yang ada pada polibag maupun yang diluar polibag. Penyiangan dilakukan

secara rutin agar tanaman bebas dari gangguan gulma.

3.4.9. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Untuk pengendalian hama dan penyakit dengan menjaga kebersihan lahan,

Sebagai pengendalian jamur, fungisida yang digunakan yaitu dithane M 45

dengan konsentrasi 2 ml/liter air. Sedangkan untuk pengendalian hama

menggunakan insektisida Curacron 50 EC dengan konsentrasi 2 ml/L.

15
3.5. Variabel Yang Diamati

3.5.1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh

bibit tanaman. Pengukuran dilakukan menggunakan mistar dalam satuan cm.

Pengukuran dimulai dari 10 HSS hingga tanaman berumur 50 hari dengan interval

pengukuran 10 hari sekali yang berarti sebanyak 5 kali melakukan pengukuran.

3.5.2. Jumlah Daun

Penghitungan jumlah daun dilakukan pada akhir penelitian umur 50 hari

setelah penanaman.Daun yang di hitung adalah daun yang telah terbuka sempurna

dari daun paling bawah sampai daun atas ( dengan satuan helai).

3.5.3. Diameter Batang

Pengukuran di lakukan pada posisi 5 cm dari pangkal batang dengan

menggunakan jangka sorong. Dengan menjepit batang yang hendak di ukur,

waktu pengukuran bibit di lakukan dari 10 HSS hingga umur 50 hari setelah

tanam. Pengukuran dilakukan dalam satuan mm (mili meter).

3.5.4.Berat Basah

Berat basah tanaman diperoleh dari penimbangan keseluruhan bagian

tanaman yang terdiri dari akar,batang dan daun yang masih segar, pengukuran

berat basah tanaman diperoleh dengan satuan ons.

3.5.5. Berat Kering

Berat kering tanaman bisa di dapat dengan cara mengeringkan seluruh

bagian tanaman sampel menggunakan oven dengan suhu 80°C dengan waktu 1

jam per sampel tanaman. Setelah kering dihitung dengan menggunakan

timbangan analitik digital diruangan labotrium Stip gara karya.

16
3.5.6 Analisis Data

Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati, maka

data dianalisis secara statistik dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan

DNMRT (Duncan New Multipel Range Test) pada taraf α 5%.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asmoro, Y., Suranto., Sutoyo. 2008. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu untuk
Peningkatan Hasil Tanaman Petsai (Brassica chinensis). Jurnal
Biologi. 5 (2). Hal: 2
Alex S. 2013. Sukses mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik.Pustaka
Baru Press.Yogyakarta.

AnggadKK.2020. Perbandingan Kandungan Hara Limbah Tahu Dan Limbah


Tahu Plus Buah Maja Sebagai Pupuk Organik Cair (POC ). jurnal
Jurnal Agronomi Tanaman Tropika Universitas Riau.

Anonim. 2017. Aplikasi POC:Waktu Dan Penggunaan Pupuk Organik Cair.


http://8villages.com/full/petani/article/id/.Diakses pada tanggal 7
Maret 2018.

Arifin, I., 2010, Pengaruh Cara Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Cabai
Rawit (Capsicum Frutencens L Var. Cengek), Skripsi, Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Angga P. 2020,Perbandingan Kandungan Hara Limbah Tahu Dan Limbah Tahu
Plus Buah Maja Sebagai Pupuk Organik Cair (POC)
JurnalUniversitas Riau

https://batangharikab.bps.go.id.(diakses tanggal 21 agustus 2021 pukul 15:23.)

Badan Pusat Statistik Kabupaten Batang Hari, 2018. Produksi tanaman sayuran
menurut kecamatan dan jenis sayuran.
Hadisuwito S. 2007.Membuat Pupuk Kompos Cair.Agro Media Pustaka. Jakarta.

Haryoto, Drs. 2009. Bertanam Cabai Rawit Dalam Pot. Yogyakarta: Kanisius.
Indahwati.2008. Pengaruh Pemberian Limbah Cair Tahu terhadap Pertumbuhan
Vegetatif Cabai Merah (Capsicum Annuum.L) Secara Hidroponik
dengan Metode Kultur Serabut Kelapa.Skripsi . Malang: Program
Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu

18
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah

Krismawati, A. 2008.Pertanian Organik Menuju Pertanian berkelanjutan.


Malang: Bayunedia Publising

Mahanani, C. L. 2003. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk NPK terhadap


Produksi Tanaman Pak-Choi (Brssica chinensis) Varietas Green Kak-
Choi.Skripsi. Bogor: Institut Pertanian bogor (IPB)
Nawangsih, A.dkk 2003.Cabai Hot Beauty. Penebar Swadaya. Jakarta. 84 hal.
Novita, F. B. 2009. Pengaruh Frekuensi dan Konsentrasi Penyiraman Air Limbah
Pembuatan Tahu terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica
juncea L.)Skripsi. Malang: jurusan Biologi Universitas Islam Negeri
Malang

Pohan, N. 2008.Pengolahan Limbah Cair Tahu dengan Proses Biofilter


Aerobik.Skripsi. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara

Regita. 2019. Manfaat Kandugan Limbah Tahu. Fakultas Pertanian. Universitas


Muhamadiah Palembang.

Rosallina, Nur. 2008. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Penyiraman Air


Limbah Tempe sebagai Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).skripisi. Malang:
Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Malang

Rukmana, H. R. 2002, Usaha Tani Cabai Rawit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.


Setiadi. 2005. Bertanam Cabai. Jakarta: PT Penebar swadaya.
Safriansyah D. 2011.Permasalahan Tanah Podsolik/Ultisol dan
Penanggulangannya. Banjarmasin.jurnalPekanbaru, Riau

Sutedjo .2010. Pupuk Dan Cara pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Susetya D. 2012.Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik. Pustaka Baru Press.


Jakarta.

Wakhida dkk,2018Perbandingan Pemberian Variasi Konsentrasi Pupuk dari


Limbah Cair Tahu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Sains
dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang.

19
Wiryanta, W. T. Bernardinus. 2005. Bertanam Cabai Pada Musim Hujan.
Agromedia Pustaka. Jakarta. 79 hal.

Lampiran 1: DESKRIPSI CABAI RAWIT Bintang Asia

Asal : PT. Benih Citra Asia


Golongan varietas : hibrida
Tinggi tanaman : 118,7–140,3 cm
Bentuk penampang batang : bulat
Diameter batang : 1,4 – 1,6 cm
Warna batang : hijau
Warna daun : hijau muda
Bentuk daun : bulat telur
Ukuran daun : panjang 9,0 – 10,5 cm, lebar 4,1 – 4,7 cm
Bentuk bunga : seperti bintang
Warna kelopak bunga : hijau
Warna mahkota bunga : putih bercak hijau
Warna kepala putik : putih kekuningan
Warna benangsari : putih
Umur mulai berbunga : 52 – 56 hari setelah tanam
Umur mulai panen : 90 – 100 hari setelah tanam
Bentuk buah : kerucut
Ukuran buah : panjang -+ 4 cm
Diameter : –+ 0,87 cm
Warna buah muda : putih
Warna buah tua : merah cerah
Rasa buah : pedas
Bentuk biji : ginjal
Warna biji : coklat
Berat 1.000 biji : 64 – 6,5 g
Berat per buah : 1,46 – 2,60 g
Jumlah buah per tanaman : 124 – 324 buah
Berat buah per tanaman : 254,33 – 570,00 g
Daya simpan buah pada suhu ; 25 – 28 0C: 4 – 5 hari setelah panen
Hasil buah per hektar : 4,24 – 9,50 ton
Populasi per hektar : 16.667 tanaman
K ebutuhan benih per hektar : 106,7 – 108,3 g
Penciri utama : mahkota bunga berwarna putih bercak hijau, kotak
sari berwarna putih.
Keunggulan varietas : umur 50% berbunga lebih genjah, umur 50%
panen lebih genjah, hasil per tanaman lebih tinggi.
Wilayah adaptasi : beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai
medium dengan ketinggian 150 – 450 m dpl pada
musim kemarau dan musim hujan.

20
21
Lampiran2. Denah Penelitian di Lapangan (Rancangan Acak Kelompok)

6,50 m

100 cm UU
100 cm 50 cm

P0 P2 P4 P1
50 cm

P2 P0 P5 P3

P4 P1 P0 P2

7,50 m
P1 P4 P2 P5

P3 P5 P3 P0

P5 P3 P1 P4

I II III IV

Keterangan :

 Kelompok : I, II,IIIdan IV
 Jarak Antar Kelompok : 50 cm
 Jarak Antar Perlakuan : 50 cm
 Jumlah Petakan : 24 petak
 Populasi Tanaman : 24 x 6 = 144 Tanaman
 Luas areal percobaan : 6,50 x 7,50 = 48.75 m²

22
Lampiran 3. Tata Letak Polybag Tanaman dalam Plot Percobaan

75 cm

50 cm

Keterangan :
 Jarak antara polybag : 15 cm
 Jumlah didalam plot : 6 tanaman
 Ukuran Petak plot : 75 cm X 50 cm
 Jumlah tanaman sampel : 2 tanaman

23
Lampiran 4 : Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair Limbah Tahu.

Cara pembuatan Pupuk POC limbah Tahu sebagai berikut :

- Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan untuk pembuatan pupuk POC
 Bahan :limbah tahu, antara lain: 12 liter limbah cair tahu, 6 liter air
kelapa, 360 ml EM4.
 Alat yang digunakan yaitu ember plastik, 5 botol plastik, 1 buah sprayer
berukuran 1 liter, kamera ponsel, pena, kertas, dan Lakban plastic
transparan.
- Bahan yang sudah lengkap lalu di masukan kedalam tong/ember sesuai
takaran yang disiapkan, masukkan bahan baku limbah tahu sebanyak 12 liter,
air kelapa sebanyak 6 liter dan ditambahakan EM4 sebanyak 360 ml.
- Jika semua sudah tercampur lakukan pegadukan supaya merata, tutup rapat
tong fermentasi.
- Lakukan pengecekan selama fermentasi dan jagan lupa di aduk 3 hari sekali,.
- Lamanya waktu fermentasi ini 10-14 hari, dan akan siap digunakan apabila
telah memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: aroma yang tidak terlalu tajam dan
berwarna kuning kecoklatan.

Sumber :
Wakhida Adkk,2018.Perbandingan Pemberian Variasi Konsentrasi Pupuk dari
Limbah Cair Tahu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.). Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Sains
dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang.

Revisi
Denah plot.-ukuran lahan& jarak

24

Anda mungkin juga menyukai