NALUPIZA
2011411040
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2017
I. PENDAHULUAN
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Family : Solaneceae
Genus : Capsicum
a. Sifat fisik
Karakteristik sifat fisik lahan bekas tambang timah menunjukkan
kandungan fraksi pasir yang sangat tinggi sehingga menghasilkan
tingkat kesuburan lahan yang sangat rendah (Pratiwi et al. 2012). Tanah
yang bertekstur pasir seperti lahan bekas tambang timah mempunyai
luas permukaan yang kecil dan pori tanah yang besar sehinga daya
serap air yang tinggi dan daya tahan air akan sangat kecil ( Sitorus et
al. 2008). Inonu et al. (2011) menyatakan pada lahan bekas tambang
timah memiliki fraksi pasir mencapai 92 % dan pada lahan tidak
terganggu hanya mencapai 69,58%.
Tekstur pada lahan bekas tambang timah adalah kenaikan fraksi
pasir lebih dari 30%, jika dibandingkan dengan lahan tidak terganggu ,
penurunan komponen liat dan debu sekurang-kurangnya 50%.
Kandungan bahan organik tanah yang sangat rendah dan ketersediaan
N mendekati nol (Lestari 2008).
b. Sifat Kimia dan Biologi
Lokasi pada lahan bekas penmbangan timah memiliki suhu rata-
rata 41-45˚C dan kelembaban 35-40% hal ini menunjukan perubahan
iklim mikro yang sangat jelas. Tjahya dan Ferry (2001) menyatakan
mengenai sifat kimia pada lahan bekas tambang timah diperoleh
kandungann N 0,01%, P 0,15 %, K 0,03% dan Pb 12 ppm. Hasil
penelitian Inonu et al. (2011) N 0,03%, P 0,75%, K 0,06%, Al 0,52%,
C-organik 0,29%. Lahan bekas tambang timah memiliki kandungan
mikroorganisme yang rendah baik dari sisi populasi dan keragmannya.
Salah satu sifat kimia tanah yang terkait eratnya dengan
ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator sebagai tingkat
kesuburan tanah. KTK (kapasitas tukar kation) tanah juga meruoakan
indikator kesuburan tanah. Jumlah total kation yang dapat
dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. KTK
tanah merupakan salah satu fifat tanah yang sangat menentukan daya
sangga tanah bagi unsur hara terutama kation.Tanah yang memiliki
kandungan pasir yang tinggi memiliki KTK yang rendah dibandingkan
dengan kandung debu dan liat yang banyak. KTK pada lahan bekas
tambang yaitu 6,91 (Pratiwi et al. 2012).