PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
NOVRI YAHYA
NIM. 20102214003
FAKULTAS PERTANIAN
BLITAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
hortikultura dari family solanaceae yang bukan saja membunyai nilai tinggi,
namun juga buahnya yang memiliki kombinasi, warna, serta rasa dan nilai nutrisi
bernilai ekonomi tinggi, banyak digunakan untuk konsumsi rumah tangga (80%)
(2015).
Cabai tidak hanya digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebagai bumbu
masak atau bahan campuran pada berbagai industri pengolahan makanan dan
Selain itu, cabai juga mengandung zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk
cabai jenis lainnya (Barbero, dkk. 2008) dan juga memiliki kandungan total fenol
yang lebih tinggi dibandingkan cabai dari golongan Capsicum annuum (Zhuang,
dkk. 2012). Senyawa fitokimia yang terkandung pada cabai rawit sangat beragam,
limonoid dan karotenoid (Emmanuel, dkk. 2014). Komposisi nilai gizi cabai rawit
segar dengan biji setiap 100 g, yaitu mengandung air 83%, lemak 0,6%, protein
3%, karbohidrat 3%, serat 7%, kalori 32 kal, kalsium 15 mg, fosfor 30 mg, besi
(Fe) 0,5 mg, vitamin A 15,00 IU, thiamin (Vit. B1) 50 μg, riboflavin (vit. B2) 40
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018 mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya, yakni 339.000 ton menjadi 10.147 ton. Terdapat banyak faktor yang
budidaya. Jenis media tanam merupakan salah satu hal yang penting dalam
Penurunan produktivitas ini bisa terjadi oleh beberapa faktor, salah satu
factor adalah karena gagal panen yang di alami oleh petani. Menurut Supriyanto
(2012), gagal panen biasanya terjadi karena beberapa kendala, terutama tingkat
kesuburan tanah dan hama yang berkembang di undara lembab sehingga membuat
Penanaman cabai membutuhkan lahan yang luas, namun yang ada sekarang
lahan semakin sempit, kondisi ini bias diatasi dengan menanam cabai rawit di
pertumbuhan dan juga prduktuvitas (Supriyanto, 2012). Selain itu media tanam
yang berbeda juga berpegaruh pada pertumbuhan dan produktivitas tanaman cabai
rawit. Selain dari jenis media tanam yang berbeda untuk mengatasi masalah
tingkat produktivitas tanaman adalah dengan menambahkan mikoriza kedalam
tanah.
dalam tanah sangat mempunyai manfaat. Hal ini karena mikoriza berperan dalam
memperbaiki kualitas tanah melalui peningkatan agregat dan koloid tanah serta
nutrisi mikro lainnya. Menurut Haris dan Mumi (2008), Selain itu hifa eksternal
cara salah satunya dengan penggunaan pupuk yang ramah lingkungan dan
pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Mikoriza memiliki peran penting dalam
menyalurkan unsur karbon. Selain itu mikoriza juga mampu mengeluarkan enzim
fosfatase dan asam organik serta dapat melepas P yang terikat pada tanah kahat
unsur hara P, sehingga membantu penyediaan unsur P tanah (Smith, dkk. 2003).
penelitian dengan judul pengaruh jenis media tanam dan pemberian mikoriza
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.).
1.2 Rumusan Masalah
frutescens L.).
frutescens L.).
dengan tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman cabai rawit merupakan jenis tanaman perdu yang memiliki kayu,
bercabang dan tumbuh dengan tegak. Habitat tanaman cabai rawit yaitu di dataran
tinggi maupun dataran rendah. Kandungan zat-zat gizi pada buah cabai rawit
cukup lengkap, yaitu lemak, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A,
B1, B2, C dan senyawa alkaloid seperti capsaicin, flavanoid, oleoresin dan
minyak atsiri (Sujitno dan Dianawati, 2015). Setiap 100 g cabai rawit segar
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Cabai rawit adalah tanaman perdu yang tingginya hanya sekitar 50-135 cm.
a. Akar
tanaman ini umumnya berada dekat dengan permukaan tanah dan melebar sejauh
30-50 cm secara vertikal. Akar cabai rawit dapat menembus tanah sampai
b. Batang
Batang tanaman cabai rawit memikiki struktur yang keras dan berkayu,
mempunyai warna hijau gelap, berbentuk bulat, dan mempunya cabang yang
banyak.
c. Daun
Daun cabai rawit merupakan daun tunggal yang bertangkai. Helaian daun
bulat telur memanjang atau bulat telur bentuk lanset, dengan pangkal runcing dan
ujung yang menyempit. Letaknya berselingan pada batang dan membentuk pola
d. Bunga
Bunga pada cabai rawit berbentuk terompet, dan tergolong dalam Bungan
yang lengkap karena terdiri dari kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan
putik. Benang sari dan putik pada cabai rawit terletak dalam satu bunga sehingga
e. Buah
Buah cabai rawit sendiri memiliki karakteristik yaitu buahnya yang kecil
dan tumbuh menjulang ke atas. Warna buahnya hijau ketika muda dan merah tua
ketika sudah masak. Cabai rawit akan terasa keras ketika ditekan karena
Tanaman cabai rawit akan tumbuh dan memiliki hasil yang optimal dengan
1. Tipe Tanah
Tipe tanah yang cocok untuk tanaman cabai rawit adalah tanah yang
memiliki sifat gembur dan remah. tanaman cabai rawit tidak tumbuh dengan baik
dalam tanah yang memiliki struktur padat dan tidak memiliki rongga (Tjandra,
2011). Beberapa alasannya adalah air yang tidah dapat terserap oleh tanah dan
akan cenderung menggenang ketika proses penyiraman, kemudian juga
2. Ketinggian Tempat
Tanaman cabai dapat di tanam pada dataran rendah maupun dataran tinggi.
Tanaman cabai rawit bisa tumbuh pada ketinggian 0-1.500 mdpl. Tanaman cabai
rawit yang ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi jelas memiliki perbedaan
masa panen maupun pertumbuhan. Biasanya tanaman cabai rawit yang ditanam di
dataran tinggi memiliki umur masa panen lebih lama di bandingkan dengan yang
ditanam di dataran rendah. Menurut Silvia, dkk (2016), tanaman cabai rawit dapat
Cabai rawit dapat tumbuh dan dapat beradaptasi dengan baik pada suhu 25º
C - 32o C (Silvia dkk, 2016) dengan kelembaban yang sedang. Curah hujan yang
optimum untuk pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik yakni antara 1000 –
4. pH Tanah
yang optimal. pH tanah yang baik untuk budidaya tanaman cabai rawit yakni 5,5 –
6,5. Apabila tanah yang akan digunakan dalam budidaya memiliki tingkat
keasaman dibawah 5,5 maka tanah tersebut perlu diberi tambahan dolomit atau
mengakibatkan sulitnya unsur hara dalam tanah untuk diserap tanaman. Sebab,
unsur hara yang sebagian dibutuhkan oleh tanaman seperti fosfor (P) dan kalsium
(Ca) tidak tersedia dalam kondisi pH tanah yang rendah. Tingkat keasaman yang
rendah akan mengakibatkan pertumbuhan penyakit pada tanaman seperti adanya
hortikultura lainnya. Pencahayaan tanaman cabai rawit dibutuhkan dari pagi hari
hingga sore hari. Ketersediaan air yang cukup tentu menunjang pertumbuhan
tanaman cabai rawit yang baik. Menurut Jamil (2012), dengan adanya drainase
yang baik dan lancar, tanaman cabai rawit akan tumbuh optimal dengan hasil
langkah berikut :
1. Pengadaan Benih
Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau dapat
membeli benih yang siap tanam. Benih yang digunakan harus memiliki kualitas
yang baik, karena akan berpengaruh dengan proses pertumbuhan maupun hasil
produktivitasnya.
2. Pengolahan Tanah
tanah yang padat menjadi longgar, sehingga pertukaran udara didalam tanah
menjadi baik, oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas beracun yang dapat
meracuni akar dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah.
3. Penanaman
Bibit cabai yang telah berumur 15-17 hari atau memiliki 3-4 daun, siap
dipindah tanam di lahan maupun di polybag. 1-3 hari sebelum di pindah tanam di
lakukan penyemprotan dengan fungisida dan insektisida, agar tetap terhindar dari
4. Pemeliharaan Tanaman
dengan lingkungan baru. Penyiraman perlu dilakukan secara rutin setiap hari,
terutama pada saat musim kemarau. Pembersihan gulma agar tidak terjadi
kerdil.
5. Pemupukan
Pemupukan dilakukan agar tanaman cabai rawit dapat tumbuh dengan subur dan
kebutuhan tanaman dan dosis yang tepat. Pemupukan pertama dilakukan ketika
6. Panen
Cabai rawit dapat dipanen pada usia 4 bulan, pemanenan bisa dilakukan
sebanyak 2 kali seminggu. Kriteria buah yang siap panen adalah buah yang tua
biasanya ditandai dengan biji yang padat, berisi, apabila ditekan terasa keras,
7. Pascapanen
selanjutnya dikumpulkan ditempat yang sejuk atau teduh sehingga cabai tetap
segar. Untuk mendapatkan harga yang baik hasil panen dikelompokan
Di era sekarang menanam cabai membutuhkan lahan yang luas, tetapi lahan
yang ada semakin sempit, kondisi ini bisa diatasi dengan menanam cabai rawit di
cabai rawit dilahan juga tidak berbeda jauh dengan yang ada di polybag. Menurut
pemecahan masalah bila membutuhkan buah cabai dengan keadaan yang tetap
segar.
yang di gunakan. Jenis media tanam juga berpengaruh pada tanaman cabai rawit.
Media tanam yang berbeda memiliki unsur hara yang berbeda. Sehingga dapat
menentukan proses pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit itu optimal atau
kurang optimal.
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah kurangnya unsur hara pada
jenis-jenis media tanam tanaman cabai rawit, maka perlu dilakukan pengelolaan
karakteristik tanah dalam menahan air, unsur hara tanah serta mengoptimalkan
siklus hara, memperbaiki struktur tanah, dan menyalurkan unsur karbon. Selain
itu mikoriza mampu mengeluarkan enzim fosfatase dan asam organik serta dapat
tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering kecuali panjang akar tanaman
cabai rawit. Hasil terbaik padan M3 (tanah : sabut kelapa : pupuk kandang)
dengan rerata tinggi tanaman 12,17 cm, jumlah daun 7 helai, berat basah 1,5 g dan
berat kering 0,19 g. Penelitian oleh Adetya, dkk (2018), hasil dari pemberian
mikoriza pada media pasir dan tanah dengan dosis 0g, 2g, 4g, 6g, 8g, 10g
belum bisa disamakan dengan pertumbuhan cabai rawit yang ditanam di tanah
taman.
BAB III
METODOLOGI
2. Cangkul 7. Timbangan
3. Karung 8. Sekop
4. Ember 9. Garu
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Dengan 4 perlakuan dan 3 kali
percobaan. Faktor yang diteliti adalah jenis media tanaman dan dosis mikoriza.
Bibit cabai rawit yang ditanam berumur 20 hari dan di tanam pada polybag
sebagai berikut :
A1 : 4 gram/ polybag
A2 : 6 gram/ polybag
A3 : 8 gram/ polybag
A4 : 10 gram/ polybag
antara jenis media tanam dengan mikoriza dapat dilihat pada table 1.
tanaman tidak secara langsung terkena terik sinar matahari secara langsung namun
3. Penyemaian
rawit direndam selam a 1 malam untuk memilih biji yang bagus. Benih cabai yang
bagus akan tenggelam dalam air dan siap untuk di kecambahkan, sedangkan biji
yang mengapung biasanya biji yang kurang bagus untuk pembibitan. Media semai
4. Penanaman
sebelumnya bibit di seleksi dan dipindahkan satu per satu ke polybag dengan
media tanam yang telah disediakan, selanjutnya siram tanaman hingga cukup
basah.
5. Pemberian mikoriza
6. Pemeliharaan tanaman
a. Penyiraman
batang dan daun tanamn, cukup disiram disekitar tanaman saja dan
b. Penyulaman
pertumbuhannya
rawit.
d. Panen
Pemanenan cabai rawit untuk pertama kali bisa di panen pada umur
ketika sudah tua ditandai dengan buah yang sudah berwarna hijau
Adapun hal-hal yang diamat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tinggi Tanaman
titik tumbuh tertinggi pada umur 15, 30, 45 HST dengan menggunakan meteran
2. Jumlah Daun
panen hingga 4 kali panen, saat tanaman berumur 75, 82, 89, 96 HST.
Pengamatan berat buah dilakukan dengan menimbang buah cabai rawit yang
sudah di panen pada umur 75, 82, 89, 96 HST dengan menggunakan timbangan
(RAK) faktorial, yaitu dengan faktor 1: jenis media tanam, dan faktor 2:
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit dilakukan menggunakan analisis sidik
masing-masing variable yang di amati maka dilanjut dengan uji BNJ dengan taraf
5%.
Daftar pustaka