Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cabai rawit, (Capsicum frutescens L.) adalah tumbuhan dari
anggota genus Capsicum. Selain di Indonesia, tanaman ini juga tumbuh dan populer
sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Buahnya digunakan
sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Di dalam buah cabe rawit, terkandung
kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak atsiri, vitamin A, dan
Vitamin C. Kapsaisin memberikan rasa pedas, berkhasiat untuk melancarkan aliran
darah serta pemati rasa kulit. Bijinya mengan-dung solanine, solamidine, solamar-gine,
solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisi-din berkhasiat sebagai
anti-biotik (Iptek, 2010).
Cabai rawit akan bertumbuh dan berproduksi dengan baik apabila ditanam pada
lingkungan yang optimum, baik iklim maupun tanah tempat tumbuhnya. Menurut
Hanafi (2010) tanah yang baik untuk cabe rawit adalah gembur, subur, porous, dan
banyak mengandung humus atau bahan organik. Untuk itu, lahan-lahan pertanian
intensif perlu ditambahkan bahan organik. Bahan organik merupakan unsur yang
penting dalam tanah. Menurut BP Tanah (2005) bahan organik berperan dalam
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sifat fisik berupa pembentukan
agregat tanah dan sifat kimia berupa penyedia hara mikro. Sifat biologi berupa sumber
energi dan makanan mikroorganisme. Bahan organik sangat bervariasi tergantung pada
bahan dasar pembentuknya. Bahan organik dapat berasal dari sisa tanaman, sisa hewan,
ataupun sisa industri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah jenis jamur dan bakteri yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
cabai rawit ?
2. Bagaimana pengaruh jenis jamur dan bakteri yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman cabai rawit ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui jenis jamur dan bakteri yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
cabai rawit.
2. Mengetahui pengaruh jenis jamur dan bakteri yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman cabai rawit.

1.4 Luaran yang diharapkan


Luaran yang diharapkan dari program ini adalah jurnal dan artikel sebagai wacana
bagi masyarakat umum dan landasan ilmiah bagi kalangan akademisi mengenai
perlakuan tanaman cabai rawit dengan menggunakan jamur dan bakteri.

1.5 Manfaat
Untuk Ilmu Pengetahuan
Memperkaya data ilmiah dan pengetahuan tentang pengaruh jenis jamur dan
bakteri dan memberikan informasi tentang pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Untuk Masyarakat
Sebagai sarana informasi agar masyarakat dapat memahami lebih jauh tentang
perkembangan dalam tumbuhan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Cabai Rawit

Tanaman cabai merupakan tanaman budidaya yang termasuk tanaman perdu dari
famili terong-terongan. Tanaman cabai biasanya ditanam di pekarangan dan di kebun
sebagai tanaman sayuran. Tanaman cabai berasal dari benua Amerika, yaitu dari daerah
Peru. Tanaman cabai menyebar ke negara- negara benua Amerika, Eropa dan Asia
termasuk juga Negara Indonesia. Tanaman cabai memiliki aneka ragam tipe
pertumbuhan dan bentuk buahnya (Chairani, 2008). Tanaman cabai merupakan tanaman
yang menyerbuk sendiri (self –pollinated crop). Karena hal tersebut, persilangan antar
varietas secara alami sangat mungkin terjadi di lapangan yang dapat menghasilkan ras-
ras cabai baru dengan sendirinya (Cahyono, 2003).

Tanaman cabai termasuk dalam genus Capsicum yang mempunyai lebih dari
100 spesies. Capssicum frutescens L. (cabai rawit), Capssicum annum L. (cabai besar),
Capssicum chinense Jacq., Capssicum pendulum Will., dan Capssicum pubescesn Ruiz
dan Pauwn (Prajnanta, 2001). Tanaman cabai termasuk tanaman perdu setahun yang
memiliki cabang yang banyak dan tinggi tanaman ini mencapai 50-100 cm. Tanaman
cabai memiliki batang yang berbuku-buku. Tanaman cabai berdaun tunggal, bertangkai,
dan letaknya berselingan. Helaian daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung
meruncing, pangkal daun menyempit, tepi daun yang rata, pertulangan menyirip,
panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm dan berwarna hijau. Tanaman cabai mengeluarkan
bunga pada ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga
letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan atau ungu. Buahnya tegak,
kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing,
panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda
berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah
terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor.
Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan, daun muda dapat
dikukus untuk lalap (BPTP, 2005). Tanaman cabai dapat tumbuh dua sampai tiga tahun
dari proses pembibitan hingga tanaman berproduksi dan cahaya merupakan suatu yang
sangat penting selama pertumbuhanya. Pada intensitas cahaya optimum dalam waktu
yang cukup lama, masa pembungaan tanaman akan terjadi lebih cepat dan 7 proses
pematangan buahnya juga akan berlangsung lebih singkat (Pracaya, 1994).

Tanaman cabai memerlukan pH tanah berkisar antara 5,5-6,8 dengan drainase


baik dan cukup tersedia unsur hara bagi pertumbuhannya. Kisaran suhu optimum bagi
pertumbuhannya adalah 18º-30º C (Cahyono, 2003).
A. Bakteri Bacillus

Bacillus sp. merupakan salah satu kelompok bakteri gram positif yang sering
digunakan sebagai pengendali hayati penyakit akar. Anggota genus ini memiliki
kelebihan, karena bakteri membentuk spora yang mudah disimpan, mempunyai daya
tahan hidup lama, dan relatif mudah diinokulasi ke dalam tanah. Bacillus sp. telah
terbukti memiliki potensi sebagai agens pengendali hayati yang baik, misalnya terhadap
bakteri patogen seperti R. solanacearum (Soesanto, 2008). Bacillus sp. dapat
menghasilkan fitohormon yang berpotensi untuk mengembangkan sistem pertanian
berkelanjutan. Fitohormon yang dihasilkan bakteri tanah ini dapat memengaruhi
pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak
langsung fitohormon dari bakteri menghambat aktivitas patogen pada tanaman,
sedangkan pengaruh secara langsung fitohormon tersebut adalah meningkatkan
petumbuhan tanaman dan dapat bertindak sebagai fasilitator dalam penyerapan
beberapa unsur hara dari lingkungan (Greenlite, 2009).

B. Bakteri Pseudomonas

Pseudomonas flourescens adalah sekelompok aerob yang memanfaatkan oksigen


sebagai penerima elektron. beberapa spesies juga menggunakan nitrat sebagai alternatif
penerima elektron dalam respirasi anaerobik, dan karena itu dapat tumbuh dengan
anaerobik. Pseudomonas merupakan salah satu genus dari Famili Pseudomonadaceae.
Bakteri ini berbentuk batang lurus atau lengkung, ukuran tiap sel bakteri 0,5 x 1-4μm.
Bakteri ini memiliki cirri-ciri yaitu menghasilkan pigmen fluorescent yang larut dalam
air yaitu pigmen hijau kuning disebut pyocyanin dan pyoverdin yang menyebar ke
media dan fluorescent di bawah sinar ultraviolet. Pyocyanins adalah phenazine
berwarna biru (Nonphotosynthetic Protobacteria dari Bu Meiry). P. fluorescens
mengeluarkan pigmen hijau, merah hijau, merah jambu, dan kuning terutama pada
medium yang kekurangan unsur besi. P. fluorescens membentuk pigmen berpendar
yang dikenal dengan nama fluorescein. Akan tetapi, sekarang lebih banyak digunakan
istilah pyoverdin untuk menghilangkan kebingungan dengan fluorescein yang disintesis
secara kimia, yakni resorcinolphthalein. Pyoverdin terdiri atas peptide 5-8 asam amino
dan kromofor turunan kuinolin yang berberat molekul sekitar 1.000. Pyoverdin
mempunyai kemampuan sebagai senyawa pengikat besi dan pengangkut besi. Termasuk
kedalam bakteri yang dapat ditemukan dimana saja (ubiquitous), seringkali ditemukan
pada bagian tanaman (permukaan daun dan akar) dan sisa tanaman yang membusuk,
tanah dan air. Dengan kemampuan untuk melindungi akar dari infeksi patogen tanah
dengan cara mengkolonisasi permukaan akar, menghasilkan senyawa kimia seperti
antijamur dan antibiotik serta kompetisi dalam penyerapan kation Fe. Bakteri ini juga
menghasilkan fitohormon dalam jumlah yang besar khususnya IAA untuk merangsang
pertumbuhan dan pemanjangan batang pada tanaman. Beberapa hasil penelitian
menyatakan bahwa Pseudomonas flourescens dapat mengendalikan: penyakit layu
fusarium pada tanaman pisang, penyakit virus kuning pada tanaman cabai penyakit layu
bakteri (Ralstonia solanacearum) pada tanaman kacang tanah. Istilah rizosfer pertama
sekali diperkenalkan oleh Hiltner pada tahun 1904, yang didefenisikan tanah yang
mengelilingi akar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Karena
Pseudomonas flourescens yang hidup didaerah perakaran tanaman dapat berperan
sebagai jasad renik pelarut fosfat, mengikat nitrogen dan menghasilkan zat pengatur
tumbuh bagi tanaman sehingga dengan kemampuan tersebut Pseudomonas flourescens
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk biologis yang dapat menyediakan hara untuk
pertumbuhan tanaman (Ardiana Kartika B, 2013).

C. Jamur Aspergillus

Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang
dapat ditemukan dimana–mana khususnya di alam.Aspergillus tumbuh sebagai saprofit
pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada tanah, debu organik,
makanan dan merupakan kontaminan yang lazim ditemukan di rumah sakit dan
laboratorium. Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamen-filamen panjang
bercabang, dan dalam media biakan membentuk miselia dan
konidiospora. Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan
menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka
sehingga inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke
dalam paru. Aspergillus sp. dapat tumbuh dengan cepat, memproduksi hifa aerial yang
membawa struktur konidia yang khas yaitu konidiofora yang panjang dengan vesikel-
vesikel terminal dimana phialid menghasilkan rantai konidia basipetal.

D. Jamur Rhizobium

Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya


berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam
tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume leguminoceae atau disebut juga
facebeae merupakan tanaman berbunga yang dikenal sebagai keluarga kacang
kacangan. Bakteri ini masuk melalui bulu-bulu akar tanaman berbuah polongan dan
menyebabkan jaringan agar tumbuh berlebih-lebihan hingga menjadi kutil-kutil. Bakteri
ini hidup dalam sel-sel akar dan memperoleh makanannya dari sel-sel tersebut.
Biasanya beberapa spesies Actinomycetes kedapatan bersama-sama dengan
Rhizobium sp. dalam satu sel.
Morfologi Rhizobium dikenal sebagai bakteroid. Rhizobium menginfeksi akar
leguminoceae melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena bakteri
Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulose. Rhizobium yang tumbuh dalam bintil
akar leguminoceae mengambil nitrogen langsung dari udara dengan aktifitas bersama
sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawaan nitrogen seperti asam-
asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan, bakteri dan
tanak disekitarnya. Baik bakteri maupun legum tidak dapat menambat nitrogen secara
mandiri, bila Rhizobium tidak ada dan nitrogen tidak terdapat dalam tanah legum
tersebut akan mati. Bakteri Rhizobium hidup dengan menginfeksi akar tanaman legum
dan berasosiasi dengan tanaman tersebut, dengan menambat nitrogen.

E. Jamur Trichoderma

Potensi jamur Trichoderma sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif


terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas
digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
(OPT). Disamping karakternya sebagai antagonis diketahui pula bahwa Trichoderma,sp.
juga berfungsi sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik. Aplikasi jamur
Trichoderma pada pembibitan tanaman guna mengantisipasi serangan OPT sedini
mungkin membuktikan bahwa tingkat kesadaran petani akan arti penting perlindungan
preventif perlahan telah tumbuh. Jamur Trichoderma sp sering digunakan
untuk mengendalikan Fusariumoxysporum (penyebab penyakit busuk batang pada
tanaman Vanili), Phytophtora sp (penyebab penyakit busuk pangkal batang pada
tanaman Lada) dan Rigidoporus lignosus ( penyebab penyakit Jamur akar putih pada
tanaman Karet).

Jamur ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

1. Mudah diisolasi, dikembangkan, dan daya adaptasinya luas

2. Mudah ditemukan di tanah areal pertanaman, shg pertumbuhan pd saat aplikasi lebih
mudah.

3. Dapat tumbuh secara cepat pada berbagai substrat.

4. Memiliki kisaran mikroparasitisme yang luas.

5. Pada umumnya tidak patoen pada tanaman.


Jamur Trichoderma mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kecepatan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama kemampuannya untuk
menyebabkan produksi perakaran sehat dan meningkatkan angka kedalaman akar (lebih
dalam di bawah permukaan tanah).

Mikoparasitisme dari Trichoderma Sp. merupakan suatu proses yang kompleks


dan terdiri dari beberapa tahap dalam menyerang inangnya. Interaksi awal dari
Trichoderma Sp. yaitu dengan cara hifanya membelok ke arah jamur inang yang
diserangnya, Ini menunjukkan adanya fenomena respon kemotropik pada Trichoderma
Sp. karena adanya rangsangan dari hyfa inang ataupun senyawa kimia yang dikeluarkan
oleh jamur inang. Ketika mikoparasit itu mencapai inangnya, hifanya kemudian
membelit atau menghimpit hifa inang tersebut dengan membentuk struktur seperti kait
(hook-like structure), mikoparasit ini juka terkadang mempenetrasi miselium inang
dengan mendegradasi sebagian dinding sel inang.

Mekanisme kerja Trichoderma sp. (salah satunya adalah T. koningi) adalah


menekan perkembangan JAP dengan cara pembentukan antibiotik dan
mikroparasitisme, kompetisi dan kolonisasi rizomorfa. Mekanisme penghancuran Jamur
Akar Putih (JAP) terjadi melalui proses lisis miselium dan rizomorfa. Lisis merupakan
proses enzimatik oleh enzim selulose yang dihasilkan oleh T. koningii. Trichoderma
harzianum menekan pertumbuhan jamur phythoptora infestan pada tanaman
kentang.Jamur trichoderma harsianum ini merupakan jamur isolat lokal,jadi apabila
menggunakan kompos akan mendukung berkembang biaknya jamur trichoderma ini
sehingga dapat menekan pertumbuhan phythopthora dilahan kentang. Jamur
trichoderma merupakan salah satu jenis jamur mikroparasitik/bersifat parasit terhadap
jenis jamur lain.Nah karena sifat – sifat inilah maka trichoderma dapat kita manfaatkan
sebagai agen biokontrol terhadap jenis – jenis jamur fitopatogen. Keuntungan dan
keunggulanya adalah mudah dimonitor dan dapat berkembang biak,sehingga
keberadaanya di lingkungan dapat bertahan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di halaman Fakultas Pertanian
Universitas Antakusuma dan Laboratorium Fakultas Pertanian.
Waktu pelaksanaan dilaksanakan selama 5 bulan.
2.2 Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, polybag
ukuran 25 kg
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri bacillus,
pseudomonas dan jamur aspergillus, rhizobium, trichorderma.

2.3 Tahapan Penelitian


Pelaksanaan tahap I
 Siapkan media untuk penyemaian bibit.
 Siapkan bibit cabai rawit dengan kualitas unggul.
 Bibit yang telah disemai kemudian dipindahkan ke polybag ukuran
25 kg.
 Kemudian diberi perlakuan dengan bakteri dan jamur yang telah
ditetapkan.
Pelaksanaan tahap II
 Setiap hari dilihat laju pertumbuhannya dan diukur.
 Bagaimana efeknya terhadap penyakit.
 Semua hasil perkembangan dicatat.

2.4 Analisis Data


BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 1. Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P


No Jenis Pengeluaran Biaya
1 Peralatan penunjang Rp.
2 Bahan habis pakai Rp.
3 Perjalanan Rp.
4 Lain-lain Rp.
Jumlah Rp.

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian


Bulan
No. Jenis Kegiatan
I II III IV V
A. PERSIAPAN
1. Penetapan Rencana Penelitian
2. Persiapan Alat
3. Perisapan Bahan
4.
B. PELAKSANAAN
1. Pembuatan media penyemaian
2. Penanaman bibit
3. Pemindahan bibit ke polybag
Perlakuan dengan
4. menggunakan bakteri dan
jamur
5. Pemantauan
C. PENYUSUNAN LAPORAN
1. Analisis Data
2. Penyusunan Laporan
3. Penyerahan Laporan
DAFTAR PUSTAKA

Chairani, H. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Cahyono, B. 2003. Teknik Budidaya Cabai rawit dan Analisis Usaha Tani.

Kanisius. Yogyakarta.

Pracaya. 1994. Bertanam Lombok. Kanisius. Yogyakarta.

Soesanto, L. (2008). Pengantar Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman. PT. Rajawali

Grafindo Persada. Jakarta.

Greenlite, 2009. Sekilas mengenai Bakteri Bacillus sp dan Trichoderma sp.

http//:www.Greenlite depkes // Last update Oktober 2009.

Kartika B., Ardiana. 2013. Teknik Eksplorasi dan Pengembangan Bakteri Pseudomonas
flourescens. Laboratoriun PHP Banyumas. Diakses melalui
ejournal.unri.ac.id/index.php/PTJ/article/.../1152. Tanggal 13 Juli 2013

Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura. Gadjah Mada University


Press, Yogyakarta. 850 p.
Lampiran – Lampiran

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri ( Biodata Ketua )
1 Nama Lengkap Rahmadi Candra
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Agribisnis,S1
4 NIM 15542010356
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pangkalan Bun, 02 Desember 1996
6 E-mail rahmadicandra15@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 081257167021

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 1 Sumber SMP N 2 SMK N 1
Agung Kumai Pangkalan
Lada
Jurusan - - Agribisnis
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.
Pangkalan Bun, November 2017
Pengusul,

Rahmadi Candra
A. Identitas Diri (Anggota )
1 Nama Lengkap M. Alvi Al Farabi
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Agribisnis,S1
4 NIM 15542010349
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pangkalan Bun, 01 Maret 1997
6 E-mail Alvialfarabi1@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 082252960020

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi MIN Baru MTs N SMAN 2
Pangkalan Bun Pangkalan bun
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.

Pangkalan Bun, November 2017


Pengusul,

M.Alvi Al Farabi
A. Identitas Diri (Pembimbing)
1 Nama Lengkap Eko Setiyono, SPd., Msi.
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Peternakan
4 NIDN 1119058601
5 Tempat dan Tanggal Lahir Grobogan, 19 Mei 1986
6 E-mail Pakeko.biologi@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 081326357089

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N SMP N 2 SMA N 1
Tanggungharjo 2 Grobogan Grobogan
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus 1992-1998 1998-2001 2001-2004

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.

Pangkalan Bun, November 2017


Pengusul,

Eko Setiyono, S.Pd., M.Si.


Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Tabel 3. Anggaran Peralatan Penunjang


Justifikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Polybag 25 Media tanam
kg
Cangkul Mengolah tanah Rp.
150.000,00
Sendok
Rp. 10.000,00
semen
Sprayer Memberikan atau Rp .
menambah larutan 287.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp.

1. Bahan Habis Pakai

Tabel 4. Anggaran Bahan Habis Pakai


Justifikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Bibit Cabai
Sampel uji 1 bungkus Rp 65.000,00
rawit
Rp
Bakteri
Sampel uji 1 ltr 40.000,00/lite
Bacillus
r
Bakteri Rp
Pseudomon Sampel uji 1 ltr 350.000,00/m
as l
Rp
Jamur
Sampel uji ltr 350.000,00/m
Aspergillus
l
Jamur Rp.
Sampel uji /gr
Rhizobium 30.000.00/gr
Jamur
Trichorder Sampel uji
ma
SUB TOTAL (Rp) Rp
2. Perjalanan

Tabel 5. Anggaran Perjalanan


Justifikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Pertamax Minyak motor Rp. 10.000,00 Rp
SUB TOTAL (Rp) Rp

3. Lain-lain
Tabel 6. Anggaran Keperluan Lain
Justifikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)

Dokumentasi
Dokumentasi Rp 50.000 Rp 50.000,00
penelitian dari
awal sampai akhir
Analisis data
Analisis Data Rp 20.000,00 Rp20.000,00
untuk laporan
Penyusunan
Penyusunan
dan
laporan lalu 5 Rp 10.000 Rp 50.000,00
Perbanyakan
diperbanyak
Laporan
Rp. Rp
SUB TOTAL (Rp) Rp
TOTAL (Rp) Rp
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama / NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1 Rahmadi Candra Agribisnis Sains 30 Ketua,
/ 15542010356 jam/minggu bertanggungja
wab seluruh
kegiatan
penelitian
bersama
anggota
2 M. Alvi Al Agribisnis Sains 30 Bertanggungja
Farabi / jam/minggu wab membeli
15542010349 peralatan dan
melakukan
ekstraksi ,
analisis data
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

KEMENTIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H : Kampus Sekaran - Gunung Pati – Seamarang
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
Email: pr3@unnes.ac.id Telp/Fax: (024) 8508003

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rahmadi Candra

NIM : 15542010356

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM Penelitian saya dengan judul: “Uji
Toksisitas Ekstrak Kulit Batang Mahoni (Swietenia mahagoni) sebagai Larvasida Alami
Nyamuk Aedes aegypti” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2017 bersifat original
dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain. Bilamana di kemudian
hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan
diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya
penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Pangkalan Bun, Juni 2017

Mengetahui
Pembantu Rektor Yang menyatakan
Bidang Kemahasiswaan

(Dr. Bambang Budi Raharjo) (Edi Setiyono)


NIP.196012171986011001 NIM 15542010334

Anda mungkin juga menyukai