Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang sangat kaya akan hasil pertanian, salah
satunya adalah kacang-kacangan. Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-
kacangan, diantaranya adalah kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang kapri,
koro, dan kedelai.

Tanaman kacang hijau dan kacang merah dalam pertumbuhannya tidak


membutuhkan waktu lama sehingga disebut tanaman berumur genjah. Pertumbuhan adalah
proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel dan volume sel yang
bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Sedangkan, perkembangan
adalah perubahan biologis menuju kedewasaan yang tidak dapat diukur.

Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan dari luar, meliputi: nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban, oksigen, dll.
Sedangkan, faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bersumber dari
dalam tumbuhan itu sendiri, meliputi: gen dan hormon.

Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media
tanam harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Pertumbuhan dan
perkembangan suatu kecambah biji akan berbeda-beda tergantung media tanam yang
digunakan. Pengaruh tersebut disebabkan karena setiap media tanam mengandung unsur-
unsur dan struktur yang berbeda-beda.

Untuk itu, penelitian kali ini penulis memilih topik yang berjudul “Pengaruh Media
Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L.) dan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.).”

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji
kacang hijau dan kacang merah?
2. Bagaimana laju pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau dan kacang
merah pada media tanam kapas?
3. Bagaimana laju pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau dan kacang
merah pada media tanam tanah?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan biji kacang hijau dan kacang merah.
2. Untuk mengetahui laju pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau dan
kacang merah pada media tanam kapas.
3. Untuk mengetahui laju pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau dan
kacang merah.

1
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa yaitu dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang
pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau
dan kacang merah.
2. Manfaat bagi guru yaitu guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa yang
melakukan praktek mengenai pertumbuhan biji kacang hijau dan kacang merah.
3. Manfaat bagi pembaca yaitu untuk menambah wawasan tentang pengaruh media
tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau dan kacang
merah.

2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)
Tanaman kacang hijau termasuk suku polong-polongan fabaceae yang memiliki
manfaat sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi, yang dapat digunakan
dalam berbagai macam produk dan jenis makanan, dan merupakan salah satu komoditas
pangan yang menjadi sumber energi pengganti selain kacang kedelai. Kacang hijau
merupakan tanaman jenis leguminoceae yang tahan akan kekeringan, sehingga mempunyai
potensi besar untuk dikembangkan. Mustakim (2015) menyatakan bahwa secara agronomis
dan ekonomis, tanaman kacang hijau memiliki kelebihan dibanding tanaman kacang-
kacangan lainnya. Tamanan kacang hijau lebih tahan kekeringan, serangan hama penyakit
lebih sedikit, dapat ditanam di tanah yang kurang subur, dan cara budidayanya muda
(Atman, 2007).

Gambar 2.1. Kacang Hijau

1) Morfologi Kacang Hijau


Menurut Rukmana (1997), susunan tubuh tanaman kacang hijau terdiri atas
akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Perakaran tanaman kacang hijau
bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil (nodula) akar. Batang tanaman
kacang hijau berukuran kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelat-cokelatan atau
kemerah-merahan, tumbuh tegak mencapai ketinggian 30-110 cm dan bercabang
menyebar ke semua arah. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun,
kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadap-hadapan dan
masing-masing memiliki daun berupa daun tunggal. Daun kacang hijau tumbuh
majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun disetiap tangkai. Helai daun berbentuk
oval dengan ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak daun
berseling, tangkai daunnya lebih panjang dari daunnya sendiri. Bunga kacang hijau
berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat,
termasuk bunga hermapodit atau bekelamin sempurna. Buah kacang hijau
berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm, setiap polong berisi 10-15 biji.
polong berbentuk silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul.
Polong muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi kecokelatan atau
kehitaman. Bijinya berbentuk bulat dengan berat sebesar 0,5-0,8 mg, berwarna
hijau sampai hijau mengkilap.

3
2) Klasifikasi Kacang Hijau

Tabel 2.1. Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau

Kindom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Rosales

Famili : Fabaceae

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus radiatus L.

3) Kandungan dan Manfaat Kacang Hijau


Kacang hijau merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan yang
banyak dikonsumsi oleh rakyat Indonesia. Tanaman ini selain mengandung banyak
zat-zat gizi juga bermanfaat untuk proses pengobatan. Tanaman ini mengandung
zat-zat gizi, antara lain: amilum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak,
mangan, magnesium, niasin vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain dari tanaman ini
adalah untuk mengobati hepatitis, terkilir, beri-beri, demam nifas, kepala
pusing/vertigo, memulihkan kesehatan, kencing kurang lancar, dan jantung
mengipas.

Dengan banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari kacang hijau ini, maka
tidak mengherankan jika permintaan terhadap kacang hijau semakin hari akan
semakin meningkat. Hingga saat ini permintaan kacang hijau belum mencapai titik
jenuh. Hal ini terlihat dari permintaan yang setiap tahun mengalami peningkatan.
Namun, satu hal yang disayangkan, permintaan kacang hijau ini tidak diikuti oleh
perkembangan luas tanamnya. Dengan demikia kekurangan permintaan tersebut
terpaksa dipenuhi dengan mengimpor dari negara lain, seperti India, Filiphina, dan
Thailand (Purnomo dan Rudi, 2005).

2.2 Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.)


Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) mempunyai nama ilmiah yang sama dengan
kacang buncis yaitu Phaseolus vulgaris L. hanya saja tipe pertumbuhannya berbeda dan
cara panennya berbeda. Kacang merah yang biasa dikenal sebagai kacang jogo,
sebenarnya merupakan kacang buncis tipe tegak (tidak merambat) dan umumnya dipanen

4
polong tua, sehingga disebut Bush bean. Sedangkan kacang buncins umumnya merambat
(pole bean) dan dipanen polong mudanya saja (Rukmana, 2009).

Kacang merah tergolong makanan nabati, kelompok kacang polong (legume); satu
keluarga dengan kacang hijau, kacang kedelai, kacang tolo, dan kacang uci. Ada beberapa
jenis kacang merah diantaranya adalah red bean, kacang adzuki (kacang merah kecil), dan
kindey bean (kacang merah besar). Kacang merah ini berasal dari Amerika Tengah dan
Amerika Selatan. Penyebarluasannya dari Amerika Ke Eropa dilakukan sejak abad ke-16.
Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris pada tahun 1594, kemudian menyebar ke
negara-negara Eropa, Afrika, sampai ke Indonesia.

Gambar 2.2. Kacang Merah


1) Morfologi Kacang Merah
Tanaman kacang merah tergolong dalam tanaman semak merambat yang
membutuhkan penyangga ketika tumbuh. Kacang merah tumbuh dengan tinggi
sekitar 3,5 m hingga 4,5 m. Sedangkan buahnya berbentuk polong serta memanjang.
Dalam satu polong umumnya terdapat 2 hingga 3 biji kacang merah. Bentuk biji
kacang merah memiliki ukuran yang lebih besar dibanding biji kacang hijau ataupun
kacang panjang dengan kulit biji berwarna merah tua atau merah bata. Jika kulit biji
dikupas, maka akan terlihat biji kacang yang berwarna putih.
Kacang merah memiliki warna merah pada kulitnya dan memiliki bentuk yang
bervariasi sesuai dengan jenisnya. Pada negara di Asia, kacang dengan genus
Phaseolus lebih dikenal dengan nama Vigna. Oleh karena itu, di daerah Asia nama
lain dari kacang merah adalah Vigna vangularis meskipun termasuk kelompok
Phaseolus.

2) Klasifikasi Kacang Merah


Tabel 2.2. Klasifikasi Tanaman Kacang Merah

Kindom : Plantae

Divisi Spermatophyta

Kelas Dicotyledoneae

Sub kelas Rosidae

Ordo Rosales

Famili Fabaceae

5
Genus Phaseolus

Spesies Phaseolus vulgaris L.

3) Kandungan Dan Manfaat Kacang Merah


Tanaman kacang merah terkenal sebagai sumber protein nabati, karena itu
peranannya dalam usaha perbaikan gizi sangatlah penting. Kandungan protein ini
hampir setara dengan kacang hijau yang lebih populer sebagai sumber protein.
Dibandingkan dengan sumber protein hewani, keunggulan kacang merah adalah
bebas kolesterol, sehingga aman dikonsumsi oleh semua golongan masyarakat dari
berbagai kelompok umur.
Disamping kaya akan protein, biji kacang merah juga merupakan sumber
karbohidrat, mineral, dan vitamin. Kandungan vitamin per 100g biji kacang merah
adalah vitamin A 30 SI, vitamin B1 0,5 mg, vitamin B2 0,2 mg, serta niasin 2,2 mg.
Kandungan karbohidrat juga sangat tinggi, yaitu 61 g per 100 g kacang merah.
Kacang merah juga merupakan sumber mineral yang baik. Komposisi mineral per
100 g kacang merah kering adalah fosfor 410 mg, kalsium 260 mg, mangan 194 mg,
besi 5,8 mg, tembaga 0,95 mg, serta natrium 15 mg. Kalsium sangat berguna untuk
menjaga kesehatan tulang, sedangkan besi untuk mencegah anemia. Tembaga
berperan dalam berbagai kegiatan enzim pernafasan yaitu sebagai kofaktor bagi
enzim tirosinase dan sitokhrom oksidae.

2.3 Media Tanam


Media tanam merupakan komponen utama untuk bercocok tanam. Media tanam
yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Secara
umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan
cukup udara, dan dapat menjamin ketersediaan unsur hara. Pruyogo (2007) dan Riyanti
(2009) menyebutkan bahwa media tanam yang baik harus memiliki persyaratan-persyaratan
sebagai tempat bepijak tanaman, memiliki kemampuan mengikat air dan menyuplai unsur
hara yang dibutuhkan tanaman, mampu mengontrol kelebihan air (drainase) serta memiliki
sirkulasi dan ketersediaan udara (aerasi) yang baik, dapat mempertahankan kelembaban di
sekitar akar tanaman dan tidak mudah lapuk atau rapuh.

2.3.1 Kapas
Kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium atau
tanaman kapas. Serat kapas merupakan bahan penting dalam industri tekstil. Serat tersebut
dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain.

Tanaman kapas diduga berasal dari Australia, Afrika, Amerika, dan Asia. Tanaman
ini telah lama dibudidayakan sejak zaman prasejarah. Ada beberapa jenis kapas yang
dikenal, diantaranya Gossypium hirsutum, Gossypium barbadense, Gossypium arboreum,
dan Gossypium harbaceum. Masing-masing jenis berasal dari daerah yang berbeda.

6
Gambar 2.3. Tanaman Kapas

1) Morfologi Tanaman Kapas


Tanaman kapas memiliki akar tunggang yang panjang dan dalam. Bahkan,
akar bisa lebih panjang daripada batangnya. Dari akar tunggang tersebut tumbuh
akar-akar serabut panjang yang terus bercabang. Batang tanaman kapas dalam
keadaan nornal berdiri tegak. Warnanya hijau tua, merah, atau hijau bernoktah
merah. Batang terdiri dari ruas dan berbuku. Bentuk daun pada tanaman ini yaitu
bundar, seperti jantung. Biasanya daun memiliki 5 lekukan. Lekukannya ada yang
dalam dan ada yang dangkal.daun pertama dan daun kelima belum terbentuk
sempurna, kadang bulat atau panjang. Biji berbentuk bulat telur dengan warna
cokelat kehitaman. Serat melekat pada biji yang berwarna putih disebut fuzz.

2) Klasifikasi Tanaman Kapas


Tabel 3. Klasifikasi Tanaman Kapas

Kindom : Plantae

Divisi Tracheophyta

Kelas Magnoliopsida

Sub Ordo Rosanae

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Gossypium L.

Spesies Gossypium hirsutum L.

7
2.3.2 Tanah
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan
bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua
makhluk hidup yang ada di bumi. Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai
mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempak bepijak bagi sebagian
makhluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting
sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi.

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman.

2.4 Pertumbuhan Dan Perkembangan


Pertumbuhan adalah pertumbuhan ukuran secara kuantitatif yang dihasilkan dari
pertumbuhan jumlah sel dan bersifat irreversible (tidak dapat kembali) karena adanya
pembelahan mitosis. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan secara kuantitatif
terhadap pengembangan tubuh organisme.

Pertumbuhan pada tanaman tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang


mempengaruhi bai faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang berasal dari tubuh tumbuhan itu sendiri seperti faktor gen dan hormon. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari
lingkungan. Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi cahaya, nutrisi, air,
kelembaban, dan suhu.

Pertumbuhan dan perkembangan pada kacang hijau dan kacang merah terjadi
melalui tiga tahap yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer, dan pertumbuhan sekunder.
Perkecambahan sebuah biji menandakan permulaan kehidupan yang ditandai dengan
keluarnya bakal akar atau radikal dari kulit biji. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan
yang bergantung pada letak meristem. Meristem berada pada ujung akar dan pada pucuk
tunas, menghasilkan sel-sel bagi tumbuhan untuk tumbuh memanjang. Sedangkan
pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang menyebabkan ukuran dan diameter
tumbuhan menjadi besar karena aktivitas kambium.

2.5 Perkecambahan
Perkecambahan adalah munculnya plumula (tanaman kecil dari dalam biji).
Berdasarkan letak kotiledonnta, perkecambahan dibedakan menjadi 2, yaitu
perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal. Perkecambahan epigeal adalah
perkecambahan yang ditandai dengan bagian hipokotil tumbuh memanjang, sehingga
kotiledon dan plumula terdorong ke atas permukaan tanah. Contohnya kacang hijau
(Phaseolus radiatus L.), melon (Cucumis melo), jarak (Ricinus communis), dan kacang
tanah (Arachis hypogea). Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan
yang ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan tanah, tetapi
kotiledon tetap berada di dalam tanah. Hal ini terjadi karena pertumbuhan memanjang
bagian epikotil menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas
permukaan tanah. Contohnya kacang kapri (Pisum sativum), padi (Oryza sativa), dan jagung
(Zea mays).

8
1) Proses Perkecambahan
Perkecambahan biji merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-
perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia (Sutopo, 1993). Tahap-tahap
perkecambahan adalah sebagai berikut:

a. Tahap pertama, suatu perkecambahan biji dimulai dengan proses


penyerapan air oleh biji, melunaknya kulit biji dan hidrasi dari protoplasma.
b. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta
naiknya tingkat respirasi biji, pada permulaan perkecambahan radikula lebih
dahulu keluar (akar primer dan akar rambut). Proses ini terjadi pada umur
perkecambahan 24 jam.
c. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan
seperti: karbohidrat, lemak, dan protein menjadi bentuk yang melarut dan
ditranslokasikan ke titik tumbuh. Pada tingkatan perkecambahan
selanjutnya hipokotil dan radikula terus memanjang (terjadi pada umur
perkecambahan 48 jam).
d. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi
di daerah meristematik untuk menghasilkan energi bagi kegiatan
pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Pada umur 56-72
jam, radikula akan terus memanjang ke bawah sedangkan hipokotil tersus
memanjang ke atas menembus permukaan.
e. Tahap kelima adalah petumbuhan dari kecambah melalui proses
pembelahan, pembesaran, dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen
adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Penelitian ini dilakukan
perlakuan terhadap sejumlah variabel penelitian. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap searah.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Juli–4 Agustus
2019
Tempat :
3.3 Variabel Penelitian
1) Variabel bebas : kapas dan tanah dalam polibag.
2) Variabel terikat : biji kacang hijau, kacang merah, intensitas cahaya,
air.
3) Variabel terkontrol: panjang batang, kualitas tanaman biji kacang hijau
dan kacang merah.
3.4 Metode Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka, yaitu dengan mengadakan kajian pustaka terhadap berbagai
buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian
ini.
2. Eksperimen, yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dan
kacang merah.
3. Observasi, yaitu dengan mengamati laju pertumbuhan biji kacang hijau dan
kacang merah pada media tanam tanah dan kapas.

3.5 Desain dan Rancangan


3.5.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. 10 buah gelas plastik yaitu 5 gelas untuk kacang hijau dan 5 gelas untuk
kacang merah.
2. 2 buah polibag, yaitu untuk menyimpan biji kacang hijau dan merah pada
media tanam tanah.
3. Benang, untuk mempermudah dalam pengukuran batang dan akar biji kacang
hijau dan kacang merah.
4. Penggaris, untuk mengukur batang dan akar biji kacang hijau dan kacang
merah.
5. Alat tulis, untuk mencatat perkembangan panjang batang dan akar biji kacang
hijau dan kacang merah.
6. Label, untuk memberi nama setiap perlakuan.

10
3.5.2 Bahan
1. 10 buah biji kacang hijau sebagai objek penelitian.
2. 10 buah biji kacang merah sebagai objek penelitian.
3. Air untuk menyiram tanaman selama perawatan.
4. Tanah pupuk sebagai media tanam.
5. Kapas sebagai media tanam.
3.6 Cara Kerja
1. Isilah dua buah polibag dengan tanah secukupnya.
2. Tanamlah biji kacang hijau dan biji kacang merah di dalam polibag.
3. Kemudian ke dalam gelas plastik diisi satu kapas lalu ditaruh biji kacang
hijau dan biji kacang merah di atas kapas.
4. Setelah itu siram dengan air setiap hari sampai tumbuh dan jangan terlalu
basah juga jangan terlalu kering.
5. Tunggu sampai biji tumbuh dan catatlah hasilnya ke dalam buku
pengamatan.
3.7 Jadwal Penelitian
Tabel. 3.1. Jadwal Penelitian

JULI 2019
NO JENIS KEGIATAN
1 2 3 4
Menentukan judul penelitian
1 X      
dan rumusan masalah
2 Mencari data pendukung   X    
Mengamati pertumbuhan biji
3   X    
kacang merah dan kacang hijau
4 Menyusun laporan       X
5 Analisis data       X
6 Penyempurnaan karya tulis       X

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian
Untuk menguji apakah media tanam (kapas dan tanah) berpengaruh dalam
kecepatan dan kualitas pertumbuhan Kacang Hijau dan Kacang Merah, peneliti
melakukan percobaan pada subjek penelitian (Kacang Hijau dan Kacang Merah) dengan
membiarkan tumbuhan bertumbuh dengan media yang berbeda dan suhu yang sama
dalam jangka waktu 10 hari.
Perbedaan kecepatan pertumbuhan dan kualitas tumbuhan pada 2 perlakuan
tersebut diamati dan dicatat dengan hasil sebagai berikut :

Kacang Hijau
20
18
16
14
12
Hari Ke-

10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 4.1. Grafik Pertumbuhan Kacang Hijau di Media Tanah dan Kapas

12
Kacang Merah
20

18

16

14

12
Hari Ke-

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 4.2. Grafik Pertumbuhan Kacang Merah di Media Tanah Humus dan Kapas

4.2 Pembahasan
Kacang hijau yang di tanam di media tanah dengan suhu yang sama mengalami
pertumbuhan yang baik,dengan menghasilkan batang yang tinggi dan daun yang memiliki
banyak pucuk. Sedangkan kacang hijau yang di tanam di media kapas dengan suhu yang
sama mengalami pertumbuhan yang sangat stabil dan cepat, dengan menghasilkan
batang yang tinggi dan daun yang lebih lebar.
Kacang merah yang di tanam di media tanah dengan suhu yang sama mengalami
pertumbuhan sangat baik, dengan menghasilkan batang yang tinggi dan daun yang lebar
dengan laju pertumbuhan yang cepat. Sedangkan kacang merah yang di tanam di media
kapas dengan suhu yang sama mengalami pertumbuhan yang cukup buruk, karena
hampir semua sample laju pertumbuhannya lambat.

13
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Perbedaan media tanam ternyata berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan pada biji kacang hijau dan biji kacang merah, terbukti dengan
perbedaan ukuran batang dan jumlah daun serta ketahanan hidup kacang hijau
dan kacang merah.
2. Biji kacang hijau lebih cocok ditanam dan dikembangkan di media kapas terbukti
dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dibandingkan pertumbuhan
dan perkembangan biji kacang merah pada media kapas. Sedangkan, pada biji
kacang merah lebih cocok ditanam dan dikembangkan di media tanah terbukti
dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dibandingkan pertumbuhan
dan perkembangan biji kacang hijau pada media tanah.
5.2 Saran
1. Perlu diadakan penelitian ulang untuk memperkuat hasil penelitian.
2. Faktor eksternal dan internal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman harus diperhatikan.
3. Penanaman kacang sebaiknya tetap dalam keadaan tanah yang subur.
4. Penanaman kacang merah sebaiknya di media tanah sedangkan kacang hijau di
media kapas.

14
DAFTAR PUSTAKA
Atnam, 2007. Teknologi Budidaya Kacang Hijau Di Lahan Sawah. Jurnal Ilmiah Tambua. VI.
No. 1.P:89-95.

Mustakim. M. 2015. Budidaya Kacang Hijau Secara Intensif. Pustaka Baru Press.

Punomo, dan Rudi, H. 2005. Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Bogor.

Rukmana, R., 1997. Kacang Hijau, Budidaya dan Paska Panenen. Yogyakarta:Penerbit
Kanisius, Cet.I.

Sutopo, 1993. Teknologi Benih. Jakarta: Rajawali.

http://Pengaruh Media Tanam terhadap Pekembangan Tumbuhan_byulovers.htm.

http://smk3ae.wordpress.com/2008/08/25/mengenal-serat-kapas-cotton-fibre.

15
LAMPIRAN

16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

17

Anda mungkin juga menyukai