Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KANDANG

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL T ANAMAN CABAI


RAWIT(Capsicum frutescensL.)

PROPOSAL

Oleh :

NITA KUMALA SARI


1884205028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKKAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2021
BAB1
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.)berasal dari daratan benua
Amerika, tepatnya di Amerika Latin.Cabairawit yang dulunya merupakan
tanaman liar dan disebar oleh burung (cabaiburung) mempunyai nama ilmiah
Capsicum frutesncensL.Capsicum pendulum, Capsicum baccatum,
danCapsicumchenese. Karena ukuran buahnya yang kecil, di Indonesia cabai ini
dikenal dengan nama cabai rawit (Setiadi,2017).
Cabai rawit merupakan salah satu jenis sayuran penting yang bernilai
ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah tropika seperti
diIndonesia.Hal ini menunjukkan bahwa cabai rawit benar-benar merupakan
komunitas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.Cabai
paling ideal ditanam dengan intensitas cahaya matahari antara 60-70 %.
Sedangkan lama peyinaran yang paling ideal bagi pertumbuhan tanaman cabai
adalah 10-12 jam (Alif,2017).
Cabai merupakan salah satu komoditassayuran yang sangat terkenal
dinusantara, karena rasa pedasnya yang khasmahacabaibanyak digunakan
sebagaitambahan bumbu pelengkap masakan dan makanan khas Indonesia,
sehinggacabaibanyak diminati dan dicari oleh konsumen sehingga permintaan
cabai dipasaran meningkat.
Salah satu usaha untuk meningkatkanproduksi tanaman cabairawit
yaitudengan mengaturjarak tanam dan pemberian bahan organikyang
tepat.Jaraktanam merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi
tanaman.Peningkatan produksi cabairawit dapat dilakukan dengan cara perbaikan
tingkatkerapatan tanam. Untuk meningkatkan hasil tanaman cabairawit.
Peningkatan ingkat kerapatan tanampersatuan luas sampai suatu batas
tertentudapatmeningkatkan hasil,tetapi penambahan jumlah tanam akan
menurunkan hasilkarena terjadi kompetisihara, air,radiasi matahari dan ruang
tumbuh sehinggaakan mengurangi jumlah buah pertanaman(Irfan, 2017).
Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor penting
untukmendapatkan hasil maksimal.Produksi maksimal dicapai bila mengunakan
jaraktanam yang sesuai. Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu
tanamanmengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman
dalamhalmendapatkan unsur hara dan cahaya.Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikanyaitu kesuburan tanah, jarak tanam yang tepat dan penggunaan pupuk
yangberimbang (Anonymous, 2017).
Selain mengatur jarak tanamyang tepat maka perlu usaha
untukmenambahkan unsur hara bagi tanaman yaitu dengan penambahan bahan
organik.Penambahan bahan organikpada tanah mempunyai pengaruh terhadap
beberapasifat kimia, yang kemudian akan mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi cabairawit.Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran
hewan,bahan tanamandan limbah(Sutanto,2017).
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik,
unsurhara yang dikandung pupuk organik pada umunya rendah dan sangat
bervariasi. Pemberian bahan organik mampu meningkatkan kelebaban tanah dan
membantuperbaikan kesuburan tanah terutama apabila dilakukan dalam waktu
yang relatifpanjang (Sutanto,2017).
Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah ketersediaan unsur
hara,juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Salah satu pupuk kandang yang
iberikan melalui tanah yaitu kotoran Sapi.Pupuk kandang mengandung unsur hara
yang sangat lengkap,baik unsur hara makro seperti N, P,dan K,maupununsurhara
mikro Ca, Mg, dan S, walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit.
Dari uraian diatas maka perlu dilakukanpenelitian tentangpengaruhjaraktanam
dandosispupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabairawit.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah pada penelitian ini adalah
1. Apakah pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
cabai rawit?
2. Berapakah dosis pupuk kandang yang sesuai untuk pertumbuhan dan Hasil
cabai rawit?
3. Apakah Terdapat interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk kandang
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit?.

C. Batasan masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah pertumbuhan dan hasil cabai rawit
berdasarkan dosis pupuk kandang yang diberikan pada tanaman cabai rawit
tersebut.

D. Defenisi operasional
1. Pupuk kandang adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau.
Zat hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran
bahan bakunya. Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral
logam, seperti magnesium, kalium, dan kalsium. Pupuk kandang ayam
memiliki kandungan fosfor lebih tinggi.
2. Cabai rawit adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum yang
buahnya tumbuh menjulang menghadap ke atas. Warna buahnya hijau kecil
sewaktu muda dan jika telah masak berwarna merah tua. Bila ditekan buahnya
terasa keras karena jumlah bijinya sangat banyak

E. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan
dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit, serta
nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.

F. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberi informasi ilmiah tentang
kemampuan berbagai dosis pupuk Kandang dan media tanam yang berbeda dalam
peningkatan pertumbuhan dan produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L.). Informasi ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam upaya
optimalisasi pertumbuhan dan produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L.).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Tanaman Cabai Rawit

a.Sistematika
Menurut Wiryanta(2017) tanaman cabai rawit (Capsicum frutescensL.)
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio:Magnoliophyta
Clas:Magnoliophyta
Subclas:Asteridea
Ordo:Solanales
Family:Solanaceae
Genus:Capsicum
Species:Capsicum frutecesnsL.

B. .Morfologi Tanaman Cabai Rawit

a.Akar
Tanaman cabaimempunyai akaryang cukup rumit dan hanya terdiri
dariakar serabutsaja, biasanya diakar terdapatbintil yang merupakan hasil
simbiosisdengan beberapa mikroorganisme, tetapi tidak memiliki akar tunggang,
namunada beberapa akar tumbuh kearah bawah yang berfungsi sebagai akar
tunggangsemu (Setiadi, 2017).

Gambar 1 sumber: kabartani.com (2020)

b. Batang

Batang tanaman cabai tegak dengan tinggi 50–100 cm dan sedikit


mengandung kayu, kayu terutama terdapat pada batang inti dekat dengan
permukaan tanah(Setiadi,2017).
Gambar 2 sumber: 8 villages.com (2020)
c. Daun

Daun cabai umumnya berwarna hijau muda sampai hijau gelap,


tergantung pada varietasnya. Daun cabaiyang ditapong oleh tangkai daun
mempunyai tulang menyirip. Bentuk umumnya bulattelur, lonjong dan oval
dengan ujung meruncing, tergantung pada jenis dan varietasnya (Wirianta, 2017).

Gambar 3 sumber: intisarigrik.id (2020)

d. Bunga

Bunga cabai berkelamin dua (hermaprodit), yaitu dalam satubunga terdapat


kelamin jantan dan kelamin betina. Bunga cabai tersusun atas tangkai bunga,dasar
bunga, kelopak bunga, mahkota, alat kelamin jantan dan kelamin betina,letak
bunga mengantung dan biasa tumbuh pada ketiak daun ada yang tunggal atau
bergerombol dalam tandan, biasanya dalam satu tandan terdapat 2-3 bunga,warna
bunga cabaibermacam-macam ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu,yang
memiliki 6 kelopak bunga yangberdiameter 5-20 mm adapun panjangbunga 1-1,5
cmdan panjang tangkainya 1-2 cm. Mahkota bunga akan gugur pada saat buah
mulai terbentuk, kelopak bunga tertinggal dan melekat dipangkalcalon buah
(Nawangsih, 2017).

Gambar 4 sumber : kampustani.com (2020)


e. Buah

Buah cabai merupakan buah sejati tunggal, terdiri dari satu bunga dengan satu
bakal buah. Buah ini terdiri atas bagian tangkai buah, kelopak daun dan buah.
Bagian buah tersusun atas kulit buah berwarna hijau sampai merah, daging buah
dan biji, permukaan buah rata, licin dan yang telah masak berwarna merah
mengkilat (Nawangsih,2017).

C. Syarat TumbuhTanaman Cabai Rawit


a. Iklim

Daerah tumbuh cabairawit yang paling cocok yaitu dataran denganketinggian


antara 0-500 m diatas permukaan laut (dpl), yang mepunyai iklimtidak terlalu
dingindan tidak terlalu lembab.Adapun curah hujan yangdiperlukan antara 1.500–
2.500 mm/ tahun, setiap varietas cabaihibridamempunyai dayapenyesuaiandiri
terhadap lingkungantumbuh (Suharjono,2017).

b. Tanah

Tanah tempat tumbuh cabairawit secara umum harus subur (kaya


bahanorganik). Derajat keasaman atau pH tanah berkisar6,0-7,0. Tanah
iniberstruktur remah atau gembur agar peresapan air dan sirkulasi udara
dalamtanahberjalan lancar. Kelembaban tanahharus cukup dengan ditandai
olehkandungan air yang tidak berlebihan dan tidak kekurangan (kapasitas
lapang).Tanah tersebut juga mempunyai suhu yang sedang, tidak terlalu panas dan
tidakterlalu dingin (Setiadi, 2017).
2.4. Jarak Tanam

Jarak tanam cabai rawit, seperti di pare yang menggunakan bedengan


denganlebar 1,25 m, yaitu jarak antar barisan 30 cm jarak dalam barisan 50
cm.Jaraktanam yang dianjurkan 70-100 cm.Jarak dari pinggir bedengan sekitar 25
cm.Hal inimengingat sosok tanaman cabaiyang tinggi dan besar (Setiadi, 2017).

Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor terpenting


untukmendapatkan hasil maksimal.Produksi maksimal dicapai bila menggunakan
jaraktanam yang sesuai.Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu pertanaman
mengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman dalam
halmendapatkan unsurhara dan cahaya.Untuk mendapatkan jarak tanam yang
tepat,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitukesuburan tanah dan jenis
cabairawit (Anonymous, 2017).

Pada umumnya produksi setiap satuan luas tercapai dengan populasi


tinggi,karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal
pertumbuhan.Pada akhirnya penampilan masing–masing tanaman secara individu
menurunkarenapersaingan untuk cahaya dan faktor pertumbuhan lain.
Tanamanmemberikan respon dengan mengurangi ukuran baik pada seluruh
tanamanmaupun pada bagianbagian tertentu (Setiadi, 2017).

Cabai memerlukan jarak tanam yang tepat sehingga penggunaan cahaya diawal
pertumbuhan secara maksimum. Apabila jarak tanam terlalu rapat
makapenampilan masing masing tanaman secara individu menurun karena
persainganuntuk cahaya danfaktor pertumbuhan lainnya.Kerapatan tanaman
persatuan luasjuga akan mengakibatkan perubahaniklim, mikro yang dapat
mempengaruhipertumbuhan dan hasil tanaman cabairawit (Setiadi, 2017).
D. Pupuk Kandang

Pupuk kandangadalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik


berupakotoran padat(faeses)yang bercampur sisa makanam maupun air
kencing(urine). Itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis yaitu padat
dan cair(Lingga,2017).

Pupuk kandang merupakan bahan pembenah tanah yang paling


baikdanalami dibandingkan pembenah buatan /sintetis.Pada umumnya pupuk
organikmengandung hara makro N,P dan K rendah,tetapi mengandung hara mikro
dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman.Sebagaibahan
pembenah tanah pupuk organikmencegah terjadinya erosi, pengerakanpermukaan
tanah (crusting)dan retakan tanah, mempertahankan kelengasantanah
(Sutanto,2017).

Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain


populasiternak lebih banyak sehingga volume bahan dapatmudah diperoleh,
secarakualitatif relativlebih kaya hara dan mikrobia dibandingkan limbah
pertanian.Begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini
merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus
merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian. Pupuk kandang mempunyai
keuntungan sifat yang lebih baik dari pada pupuk organik lainnya apalagi dari
pupuk anorganik,yaitu pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung
unsur-unsur organikyang dibutuhkan di dalamtanah. Oleh karena itu dapat
mempertahankan strukturtanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung
oksigen.Yang dimaksud pupuk kandang ialah campuran kotoran hewan danurine
(Sutanto, 2002).Pemberian pupuk kandang di berikan pada bedengan yang
sudahdi siapkan terlebih dahulu. Namun, menggunakan takaran umum, per
bedengan rata-ratadiberikan 1-10 kg pupuk kandang atau per hektar
pupukkandang memerlukan sekitar 10-15 tonha-1pupuk kandang (Setiadi, 2017).

Pupuk kandang sangat baik untukpertumbuhandan hasil


tanamancabairawitdan sebagai bahan pembenah tanah yang paling baik,unsurhara
yangterkandungpupuk organik padaumumnya rendah dan bervariasi (Sutanto,
2017)
E. Penelitian relevan

Menurut Wahyudi (2017), cabai rawit dapat dibedakan menjadi beberapa kultivar
sebagai berikut :

a. Taruna, merupakan kultivar cabai rawit yang cocok untuk ditanam di dataran
rendah hingga tinggi, cabai jenis ini mempunyai batang tegak, dengan warna buah
mudah putih gading, sedangkan warna buah matang merah oranye(Gambar 2a).
Panjang buah 3-4 cm dan mempunyai diameter 1,0-1,2 cm. Bentuk buah kerucut
dan bisa dipanen pada umur 100 hari setelah penanaman. Potensi produksi
pertanaman adalah 300-400 g.

b. Pelita F-1, merupakan kultivar yang cocok untuk ditanam di dataran rendah
maupun di dataran tinggi. Batang tanaman ini semi-tegak memayung, warna buah
muda hijau mengkilap dan saat matang berwarna merah tua mengkilap (Gambar
2b). Panjang buah 3-4 cm, bentuk buah ramping dan lancip di ujungnya. Panen
pertama bisa dilakukan pada umur 115 hari setelah penanaman. Potensi produksi
pertanaman adalah 500-700 g.

c. Bara, merupakan jenis kultivar cabai rawit yang mempunyai adaptasi yang luas,
bisa ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi, batang tanaman tegak
dengan banyak cabang. Warna buah hijau mudah mengkilap, ketika matang
berwarna merah mengkilap .Panjang buah 3-4 cm dan bentuk buah ramping dan
melancip di ujung buah. Dapat dipanen pada umur 115 hari setelah penanaman.
Potensi produksi pertanaman adalah 400-500 g.
Menurut Setiadi (2017), cabai rawit paling banyak mengandung vitamin A
dibandingkan cabai lainnya. Cabai rawit segarmengandung 11.050 SI vitamin A,
sedangkan cabai rawit kering mengandung mengandung 1.000 SI. Sementara itu,
cabai hijau segar hanya mengandung 260 vitamin A, cabai merah segar 470, dan
cabai merah kering 576 SI.

BAB III

BAHAN DAN METODE PENELITIAN


A. Desain penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif


kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data
kualitatif dan dijabarkan sejara deskriptif. Jenis penelitian deskriptif
kualitatif kerap digunakan untuk menganalisis kejadian, fenomena, atau
keadaan secara sosial

B. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan ada bulan Maret sampai April 2021,


pengambilan sampel cabai rawit di lakukan Fakultas Pertanian Universitas
Lancang Kuning.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah Arboretum Universitas Lamcang
kuning dengan luas Arboretum 9,3 Hektar. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah pertumbuhan dan hasil cabai rawit.

D. Parameter Penelitian

Parameter dalam penelitian ini adalah:

Pertumbuhan dan hasil cabai rawit, parameter fisikanya yaitu iklim dan
suhu tanah

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul,


parang,sekrup,hand spayer,gembor, meter, timbangan analitik, papan
nama,dan alat-alat tulis lainnya.

Dan bahan yang digunakan adalah :

a.Benih
Benih cabai rawit yang digunakan adalah varietas Golden Phoenix
diproduksi dan dikemas oleh Pangan Agrilestari.Jawa Timur.

b.Kapur Dolomit

Kapur dolomit yang digunakan dalam penelitian ini adalah


untukmenetralkankeasaman tanahdosis 2,5tonha-1(Mg1,0–1,5%, dan
Ca00,2%).

c. Pupuk Kandang

Pupuk kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kotoran ayam
yang sudah terdekomposisi dengan sempurna.

d. Pupuk anorganik

pupuk anorganik yang digunakan dalam penelitian ini adalah, pupuk


Urea(45%N),KCl( 60 % K20 )dan SP-36( 36 % P205)

d .Pestisida

Pestisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah


Pegasuskonsentrasi2cc/lair.

F. Prosedur penelitian

a. Tahapan persiapan

a) Pengajuan judul proposal

b) Melakukan observasi lapangan


c) Menetapkan tempat penelitian

d) Penyusunan proposal

e) Menyiapkan instrumen penelitian

f) Menetapkan jadwal penelitian

b. Tahapan lapangan

1. Perlakuan dan Penyemaian

Benih Benih terlebih dahulu direndam denganair


selama5menit.Kemudian benih tersebut dipindahkan dalam
babybag yang sudah disiapkan.

2. Pengolahan lahan

Lahan diolah terlebih dahulu menggunakan cangkul dengan


membersihkan sisa-sisa rerumputan atau tanaman sebelumnya,lalu
dibuat bedengan dengan ukuran 2,7 m x2,4 mrata kiri kanan.

3. Pengapuran

Untuk menetralkan keasaman tanah maka dilakukan


pengapuran. Pengapurandilakukan7 hari sebelumtanam dengan
caramenabur kapur dolomit diatasbedengan yang sudah disiapkan
dengan dosis 2,5tonha-1(1,62gr/ bedengan).

4. Pemberian pupuk kandang

Pupuk kandang yangdiberikan pada bedengan yaitu sesuai


perlakuan.Pupukkandang tersebut diberikan 4hari
sebelumtanamdengan cara mencampurkansecara merata
padapermukaan tanah.
5. Pemupukan

Dosis pupuk dasar yang diberikan yaitu pupuk Urea 45 kg ha-


1,KCldan SP-36 80 kg ha-1.Pupuk dasar tersebut diberikan
pertanaman,diberikan 1 hari sebelum tanam:Adapun dosis pupuk
dasar yang diberikan. dapat dilihat pada tabel

Tabel . Dosis pupuk dasar yang diberikan pada tanaman cabai


rawit.

Pupuk susulan diberikan pada umur 60HST,yakni hanya pupuk


Urea dengan dosis 45 kg ha-1(J1= 1.89 gr/tanaman),
(J2=2.16gr/tanaman)dan (J3=2.43 gr/tanaman).

6. Penanaman

Penanaman yang di lakukan pada umur bibit 30 HST,dengan cara


membuat lubang tanam dengan tugal dan ditanam satu bibit
perlubang tanam dengan jarak tanam sesuai dengan
perlakuan.Tanaman yang diambil sebagai sampe l3 tanaman dalam
setiap plot percobaan.
7. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman cabairawit meliputi : penyiraman,


penyulaman,penyiangan gulma dan pengendalian hama dan
penyakit.

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari,
sesuai dengan cuaca.

b. Penyulaman
penyulaman dilakukan pada umur 7 HST dengan bibit umur yang
sama.

c. Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan terhadap rumput–rumput liar


yang tumbuh disekitar tanamancabairawit dan
diluarbedengan.Penyiangan gulmadilakukandengan cara mencabut
rumput-rumputmenggunakan tanganataucangkul kecil.

d. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakitpada tanaman cabai rawit


dilakukan dengan cara disemprot menggunakan pestisida pegasus.

8. Panen

Pemanenan pertama dilakukan pada umur 69HST,panen


berikutnya dilakukan sesuai dengan tingkat kemasakan buah(85–
90%).Waktu pemanenan dilakukan pada pagi hari setelah embun
menguap dari permukaan kulit buah. Halini dimaksudkan agar
buah yang dipetik tidak terkontaminasi oleh mikroba pembusuk.
G. Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah


:

1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi lokasi penellitian yaitu
pada lahan Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning yang
nantinya dapat dipakai sebagai dasar dalam penentuan metode dan
teknik dasar pengambilan sampe.

2. Pengambilan sampel

Pengambilan sampel cabai rawit digunakan peneliti dalam


mendapatkan data dilapangan. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) polafaktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor
yang di teliti meliputi jarak tanam dengan 3 taraf yaitu J1(60 cm x 70
cm), J2(60 cm x 80 cm) dan J3(60 cm x 90cm). Faktor dosis pupuk
kandang 4 tarafyaitu P0( 0 ton ha-1) P1( 5 ton ha-1), P2(10 ton ha-1)
dan P3( 15 ton ha-1).Adapun peubah yang diamati adalah tinggi
tanaman umur 30,45dan 60HST,diameter pangkal batang umur 30,45
dan 60 HST, dan jumlah cabang umur30 dan 45 HST, berat buah
pertanaman dan produksi.
3. Pengambilan data

Pengambilan data digunakan peneliti untuk mendapatkan hasil


penelitiaan:

Dilapangan : Data yang dapat diambil adalah cabai rawit, parameter


fisika : iklim dan suhu tanah.

4. Dokumentasi

Pada sebuah penelitian teknik dokumentasi digunkan sebagai sumber


data pendukung. Di samping data dokumentasi diperlukan untuk
melengkapi data yang diperoleh dari observasi. Dokumentasi ini
diambil pada saat dilapangan.

H. Teknik Anaisis Data

Penelitian ini menggunakan Rancangan AcakK elompok (RAK)


polafaktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor yang di teliti meliputi jarak
tanam dengan 3 taraf yaitu J1(60 cm x 70 cm), J2(60 cm x 80 cm) dan
J3(60 cm x 90cm). Faktor dosis pupuk kandang 4 taraf yaitu P0( 0 ton ha-
1) P1( 5 ton ha-1), P2(10 ton ha-1) dan P3( 15 ton ha-1).

I. Alur penelitian

Observasi

Penyusunan
Proposal
Seminar Proposal

Pengambilan
Kkk
Sampel

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar.6. Alur Penelitian

J. Jadwal Penelitian
Pelaksanaan jadwal penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Tahapan 2021 2021


8 9 10 11 12 1 2
1. Pengajuan Judul √
2. Penyusunan Proposal √
3. Bimbingan Proposal √ √
4. Seminar Proposal √
5. Revisi Proposal √
6. Pengambilan data √
7. Pengolahan Data √
8. Ujian Hasil √
9. Penyusunan Skripsi √ √
10. Kompre √

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2017. Jagung. http// Warintek. Progressio. or.


Id./pertanian/cabairawit. Htm.

Effendi, S. 2017. Bercocok Tanamcabai.Yasaguna, Jakarta.

Gerry,Dian, S, 2017, Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Nitrogen dan Pupuk


Kandang Sapi Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis padaJ arak
Tanam yang Berbeda, Universitas Brawijaya, Malang.
Gardner, FP., R.B. Pearse dan R.L. Mitchell. 2017. Fisiologi Tanaman
Budidaya.H. Susilo (Penerjemah) Penerbit Universitas Indonesia.Jakarta. 428
hlm. Terjemah dari: Fisiollogi Of Crop Plants.

Hidayat, H. 2017. Buku Panduan Praktikum Fisiologi Tanaman.


PoliteknikNegeriLampung. Bandar Lampung

Hartatik, W.DanL.R. Widowati.2017. Pupuk Kandang Balai Besar


LitbangSumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan
PengembanganPertanian, Jakarta.

Irfan, M. 2017,ResponTanaman Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pengolahantanah


dan Kerapatan Tanam Pada Tanah Andisoldan Ultisol. PascaSarjana Universitas
Sumatra Utara. Medan.

Lingga, P. Marsono. 2017.Penunjuk penggunaan pupuk. Penebar swadaya.Jakarta.

Leiwakabessy FM, dan Sutandi A. 2017. Diktat Kuliah Pupuk dan


Pemupukan.Departemen Ilmu Tanah. FakultasPertanian. Institut Pertanian Bogor.

Marjenah, 2017. Pertumbuhan dan Respon Morfologi Terhadap


perbedaanintensitas cahaya. Laporan penelitian lembaga penelitian
universitasmulawarman samarinda

Musnamar,E.1.2017.Pupuk Organik.Penebar Swadaya,Jakarta..Pupuk Organik.


Penebar Swadaya. Jakarta.

Nawangsih,A. A. Imdad, P. H, Wahyudi. A.2017.CabaiHot Beauty.


PenebarSwadaya. Jakarta 128 Hal.

Rosmarkum, A., dan N.M Yuwono, 2017. Balai Kesuburan


Tanah.Kanisius.Yogyakarta.224 hlm

Setiadi, 2017.BertanamCabai.Penebar Swadaya, Jakarta 183 Hal.

Anda mungkin juga menyukai