Anda di halaman 1dari 8

BAB III

PEMBAHASAN

1. Jahe
a. Klasifikasi

Kedudukan tanaman jahe dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan


adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Rosc
Nama simplisia : Zingiberis rhizome (Rukmana, 2000). Rukmana,
R. (2000). Usaha Tani Jahe Dilengkapi Dengan Pengolahan Jahe
Segar, Seri Budi Daya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
b. Uraian tanaman
Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu dengan
tinggi antara 30 cm - 75 cm. Berdaun sempit memanjang menyerupai pita,
dengan panjang 15 cm – 23 cm, lebar lebih kurang 2,5 cm, tersusun teratur
dua baris berseling. Tanaman jahe hidup merumpun, beranak-pinak,
menghasilkan rimpang dan berbunga. Berdasarkan ukuran dan warna
rimpangnya, jahe dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: jahe besar (jahe
gajah) yang ditandai dengan ukuran rimpang yang besar, berwarna muda
atau kuning, berserat halus dan sedikit beraroma maupun berasa kurang
tajam; jahe putih kecil (jahe emprit) yang ditandai dengan ukuran rimpang
yang termasuk kategori sedang, dengan bentuk agak pipih, berwarna putih,
berserat lembut, dan beraroma serta berasa tajam; jahe merah yang
ditandai dengan ukuran rimpang yang kecil, berwarna merah jingga,
berserat kasar, beraroma serta berasa sangat tajam (Rukmana, 2000).
c. Kandungan kimia
Jahe banyak mengandung berbagai fitokimia dan fitonutrien.
Beberapa zat yang terkandung dalam jahe adalah minyak atsiri 2-3%, pati
20-60%, oleoresin, damar, asam organik, asam malat, asam oksalat,
gingerin, gingeron, minyak damar, flavonoid, polifenol, alkaloid, dan
musilago. Minyak atsiri jahe mengandung zingiberol, linaloal, kavikol,
dan geraniol. Rimpang jahe kering per 100 gram bagian yang dapat
dimakan mengandung 10 gram air, 10-20 gram protein, 10 gram lemak,
40-60 gram karbohidrat, 2-10 gram serat, dan 6 gram abu. Rimpang
keringnya mengandung 1-2% gingerol (Suranto, 2004). Suranto A. (2004).
Khasiat & Manfaat Madu Herbal. Tangerang: Agromedia Pustaka.
Kandungan gingerol dipengaruhi oleh umur tanaman dan
agroklimat tempat tumbuh tanaman jahe. Gingerol juga bersifat sebagai
antioksidan sehingga jahe bermanfaat sebagai komponen bioaktif anti
penuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi lemak atau
membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan
meningkatkan kekebalan tubuh (Kurniawati, 2010). Kurniawati, N. (2010).
Sehat dan Cantik Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur. Qanita. Bandung:
Qanita.
d. Sifat dan khasiatnya
Berkaitan dengan unsur kimia yang dikandungnya, jahe dapat
dimanfaatkan dalam berbagai macam industri, antara lain sebagai berikut:
industri minuman (sirup jahe, instan jahe), industri kosmetik (parfum),
industri makanan (permen jahe, awetan jahe, enting-enting jahe), industri
obat tradisional atau jamu, industri bumbu dapur (Prasetyo, 2003).
Prasetyo Y.T. (2003). Teknologi Tepat Guna INSTAN Jahe, Kunyit,
Kencur, Temulawak. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Selain bermanfaat di dalam industri oleoresin jahe yang
mengandung gingerol memiliki daya antioksidan melebihi α tokoferol atau
setara dengan daya antioksidan pada vitamin C. Jahe memiliki rimpang
yang kaya akan kandungan poliphenol ternyata dapat melindungi tubuh
dari berbagai polutan yang ada di lingkungan. Efek antioksidan jahe juga
dapat meningkatkan hormon testosteron, LH dan melindungi testis tikus
putih yang diinduksi oleh fungisida mancozeb (Sakr et al., 2009). Sakr
S.A, Okdah Y.A dan El-Adly E.K. (2009). Effect of Ginger (Zingiber
officinale) on Mancozeb Fungicide Induced Testicular Damage in Albino
Rats. Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 3(2): 1328-1333.
e. Bagian yang digunakan
Bagian yang digunakan pada tanaman jahe adalah bagian rimpang
f. Indikasi
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai pengobatan sakit kepala,
menurunkan kadar glukosa darah, kolesterol, triasilgliserol dan digunakan
sebagai antioksidan bagi tubuh
g. Cara penggunaan
Sebanyak 15 gram rimpang jahe ditambahkan air 50 ml kemudian
dipanaskan pada suhu 90oc selama 15 menit. Dekokta rimpang jahe
diberikan selama 4 minggu serta diminum dua kali sehari, pada pagi dan
malam hari.
h. Efek samping
Efek samping yang dapat terjadi jika berlebihan dalam meminum
rebusan jahe yaitu sakit perut, diare dan mulas.

2. Kencur
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Phanerogamae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Scitaminales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaemferia galanga L (Soleh, 2019) Soleh, Sandra
M. (2019). Karakteristik Morfologi Tanaman Kencur (Kaempferia
galangal L.) dan Aktivitas Farmakologi. Journal Farmaka. Bandung:
Universitas Padjajaran. Vol. 17, no.2.
b. Uraian tanaman
Kencur memiliki batang berbentuk basal yang memiliki ukuran
kurang lebih 20 cm yang tumbuh dalam rumpun. Kemudian kencur
memiliki daun berwarna hijau berbentuk tunggal yang pinggir daunnya
berwarna merah kecoklatan. Bentuk dari daun kencur menjorong ada yang
menjorong lebar dan ada juga yang berbentuk bundar, untuk ukurannya
daun kencur memiliki panjang 7-15 cm, lebar 2-8 cm, dengan ujung daun
runcing pangkai berkeluk dan tepi daun rata. Untuk permukaan daun
bagian atas tidak mempunyai bulu tetapi pada bagian bawah memiliki bulu
yang halus. Tangkai daun sedikit pendek memiliki ukuran berkisar antara
3-10 cm yang terbenam didalam tanah, mempunyai panjang berkisar 2-4
cm yang memiliki warna putih. Jumlah daun pada kencur tidak lebih dari
2-3 lembar dengan susunan yang saling berhadapan (Haryudin 2016).
Haryudin, W., & Rostiana, O. (2016). Karakteristik Morfologi Bunga
Kencur (Kaempferia galanga L.). Buletin Penelitian Tanaman Rempah
dan Obat, 19(2), 109-116.
Kencur mempunyai Bunga yang tunggak yang berbentuk seperti
terompet dengan panjang bunga 3-5 cm. Kencur mempunyai benang sari
berwarna kuning yang memiliki panjang 4 mm, untuk putik kencur
memiliki warna putih agak keunguan. Kemudian untuk bunganya tersusun
setengah duduk dengan jumlah mahkota bunga 4-12 buah dengan warna
yang dominan yaitu warna putih. Kencur memiliki perbedaan dengan
famili yang lainnya pada bagian daun yang menjalar dipermukaan tanah,
dengan batang kencur yang pendek dan serabut akar yang memiliki warna
coklat agak kekuningan. Adapun untuk rimpangnya memiliki ukuran yang
pendek berbentuk seperti jari yang tumpul dengan warna coklat lalu pada
bagian kulit rimpang kemcur memiliki warna coklat yang mengkilat,
dengan bau khas yang dikeluarkan oleh rimpang kencur. Kemudian pada
bagian dalam kencur memiliki warna putih dengan tekstur seperti daging
yang tidak berserat (Ibrahim, 1999). Ibrahim H. (1999). Kaempferia
galanga L. Medicinal and poisonous plants. Plant Resources of South
-East Asia. 12(1): 334 -335.
c. Kandungan kimia
Rimpang kencur paling banyak mengandung alkaloid dan minyak
atsiri, yang terdiri atas sineol, asam sinamat, etil ester, kamphene,
paraeumarin dan asam anisat (Gendrowati, 2013). Gendrowati, F. (2013).
TOGA: Tanaman Obat Keluarga. Jakarta Timur: Padi
Flavonoid menyebabkan perubahan komponen organik dan
transport nutrisi yang akhirnya akan mengakibatkan timbulnya efek toksik
terhadap jamur (Agrawal, 2011). Agrawal, A. D. (2011). Pharmacological
Activities of Flavonoids, A Review. International Journal of
Pharmaceutical Sciences an Nanotechnology. Vol. 4, No. 2, pp. 1394-
1398. Senyawa alkaloid sebagai antibakteri mampu menghambat sintesis
dinding sel bakteri, jika dinding sel bakteri tidak terbentuk dengan
sempurna maka sel bakteri akan lisis dan hancur. Ekstrak etanol rimpang
kencur juga mengandung saponin dan steroid. Saponin juga merupakan
senyawa aktif yang mempunyai aktivitas antifungi. Mekanisme kerja
saponin sebagai antijamur adalah menurunkan tegangan permukaan
sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan
mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar. Senyawa ini berdifusi
melalui membran luar dan dinding sel yang rentan, lalu mengikat
membrane sitoplasma dan mengganggu dan mengurangi kestabilan itu.
Hal ini menyebabkan sitoplasma bocor keluar dari sel yang
mengakibatkan kematian sel (Nuria dkk, 2009). Nuria, M. C., A. Faizatun,
Sumantri. (2009). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun J. curcas
(Jatropha curcas Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC
25923, Escherichia coli ATCC 25922 dan Salmonella typhi ATCC 1408.
Mediagro. Vol 5, No. 2, pp. 26-37.
Senyawa steroid dapat mengakibatkan kebocoran pada lisosom
bakteri. Interaksi steroid dan membran fosfolipid bakteri akan
menyebabkan menurunnya integritas membran dan terjadi perubahan
morfologi membran bakteri (Hayati et al., 2017). Hayati, F., Mudatsir, dan
Safarianti, 2017, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang
Kencur (Kaempferia galangal L.) Terhadap Isolat Klinis Klebsiella
pneumoniae Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran
Medisia, 2(1), pp. 68-73. Rimpang kering dari Kaempferia galanga L.
mengandung 2,5 sampai 4% minyak esensial yang banyak digunakan
dalam penyedap makanan, wewangian, dan obat-obatan. Penelitian baru-
baru ini menunjukkan potensi antijamur, antibakteri, antibiofilm,
antioksidan dan aktivitas antitumor dari minyak esensial yaitu minyak
atsiri yang diisolasi dari rimpang Kaempferia galanga L (Kumar, 2014).
Kumar, A. (2014). Chemical Composition of Essential Oil Isolated from
the Rhizomes of Kaempferia galanga L. International Journal of Pharma
and Bio Sciences. 5(1), pp. 225-231.
Kandungan kimia aktif dari minyak atsiri yang diperoleh dari
analisis gas kromatografi dan spektrofotometri massa seperti, Alpha-
Pinene, Camphene, Bete-Pinene, Myrecene, Ethyl Cinnamate,
Hexadecane, Ethyl p-methoxycinnamate. Ethyl cinnamate dan ethyl-p-
methoxycinnamate dan merupakan golongan ester yang memiliki peran
sebagai nematisida, antikanker, antituberkulosis, anti-inflamasi, antifungal
and larvisida (Kumar, 2014).
Kandungan senyawa pada rimpang kencur adalah Etil p-
metoksisinamat (EPMS) yang memiliki aktivitas analgesik anti inflamasi
dengan mekanisme kerja secara non selektif menghambat COX-1/2
(Ekowati, dkk., 2012). Ekowati, J., Nuzul W.D. (2012). Aktivitas
Antinociceptiv dan Uji In Silico Terhadap Cyclooxygenase Dari Asam P-
Metoksisinamat dan Asam M-Metoksisinamat. Surabaya: Universitas
Airlangga.
d. Sifat dan khasiatnya
Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan
baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap
makanan dan minuman, rempah, serta bahan campuran saus, rokok pada
industri rokok kretek. Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah
nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran,
masuk angin, sakit perut (Pujiharti, 2012). Pujiharti, N. Y. (2012).
Budidaya Tanaman Obat Keluarga (Toga). Lampung: Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP). Kencur juga juga memiliki bermacam-
macam kegunaan lain, diantaranya sebagai antibakteri, antifungi,
analgesik, anti-inflamasi, antioksidan, antivirus, antihipertensi,
antikarsinogenik, antinosiseptif, antituberkulosis dan larvasida. Minyak
atsiri rimpang kencur juga digunakan sebagai bahan parfum, obat-obatan,
dan untuk aromaterapi inhalan dan pijat untuk mengurangi kecemasan,
stres, dan depresi (Kumar, 2014).
e. Bagian yang digunakan
Bagian yang digunakan pada tanaman jahe adalah bagian rimpang
f. Indikasi
Rimpang kencur dapat digunakan sebagai pengobatan penambah
nafsu makan, influenza, masuk angin, diare, batuk, kencing batu, keseleo,
radang lambung, sakit kepala, menghilangkan darah kotor, memperlancar
haid bagi wanita dan penambah stamina tubuh
g. Cara penggunaan
Sebanyak 15 gram rimpang kencur ditambahkan air 50 ml
kemudian dipanaskan pada suhu 90oc selama 15 menit. Dekokta rimpang
kencur diberikan selama 4 minggu serta diminum dua kali sehari, pada
pagi dan malam hari.
h. Efek samping
Efek samping yang dapat terjadi jika berlebihan dalam meminum
rebusan kencur yaitu kembung, diare dan mulas.

Anda mungkin juga menyukai