B. Tinjauan Pustaka
Keuntungan bibit dari setek yakni tanaman buah-buahan tersebut akan
mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya, terutama dalam hal
bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya, tanaman asal setek ini bisa ditanam
pada tempat yang permukaan air tanahnya dangkal, karena tanaman asal setek
tidak mempunyai akar tunggang, perbanyakan tanaman buah dengan setek
merupakan cara perbanyakan yang praktis dan mudah dilakukan, setek dapat
dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik khusus
seperti pada cara cangkok dan okulasi. Sedangkan kerugian bibit dari setek
yaitu perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin
kencang tanaman menjadi mudah roboh, apabila musim kemarau panjang,
tanaman menjadi tidak tahan kekeringan (Prastowo dkk. 2006).
Untuk mempercepat keberhasilan teknik pembibitan melalui pembiakan
secara vegetatif, perlu penggunaan zat pengatur tumbuh dalam membantu
tumbuhnya perakaran. Penggunaan Rootone-F sebagai zat pengatur tumbuh
tanaman selain harganya yang relatif lebih murah dibanding hormon IAA dan
IBA, keberadaannya relatif mudah ditemukan di pasaran. Rootone-F terdiri
atas senyawa-senyawa yang menjadi bahan aktifnya yaitu I-NaphtaleneAcetamide (NAD) 0,067%, 2 Methyl-1- Naphtalene aceticacid (MNAA)
0,333%, 3 Methyl-I Naphtalene acetamide (MNAD) 0,0135. Indole-3butyricacid (IBA) 0,051% serta Tetranethyl-thiuram disulfide (Thiram 4%).
Rootone-F tidak digolongkan hormon tetapi lebih tepat sebagai zat pengatur
tumbuh karena kandungan Thiram yangrelatif tinggi dibandingkan dengan
bahan aktif lainnya (Surata, 2008).
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus, morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis.
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki. Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 2,4-D, NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik. Selain itu, jenis dan konsentrasi
hormon, jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus (Purnamaningsih 2006).
Setek berasal dari stuk (bahasa belanda) cuttange (bahasa inggris) yang
artinya potongan. Setek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif
buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara V
mengenai
Pembiakan
dengan
setek
b. Bahan
1) Batang mawar
2) ZPT (Root-up)
3) Tanah
4) Kompos
5) Air
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan media tanam ( pupuk kandang : tanah = 1:2 ) pada polybag
dan membasahi dengan air secukupnya
b. Memotong batang murbei 20-30 cm lalu mengolesi dengan ratoon-F
atau root-up
c. Menanamkan pada media setelah dibuatkan lubang tanam dengan jari
atau kayu dan menyirami dengan air setiap hari.
Mawar
Tanpa
ratoon F
Sumber: Logbook
2
Pembahasan
Menurut Widiarsih (2008) Setek berasal dari stuk (bahasa
belanda) cuttange (bahasa
inggris)
yang
artinya
potongan.
Setek
sebagian
batang,
akar,
atau
daun
tanaman
untuk
dapat
Saran
Saran saya untuk praktikum acara V mengenai Pembiakan dengan
setek ini adalah :
a Pada saat pengarahan, sebaiknya Asisten pembibing menjelaskan secara
b
DAFTAR PUSTAKA
Prastowo, Nugroho H, dkk 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif
Tanaman Buah. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF) &
Winrock International.
Purnamaningsih R 2006. Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi
Empat Varietas Padi melalui Kultur In Vitro. Jurnal
AgroBiogen 2(2):74-80.
Sofyan A dan Muslimin I 2006. Pengaruh Asal Bahan dan Media Stek
Terhadap Pertumbuhan Stek Batang Tembesu (Fragraea Fragarans
ROXB). Jurnal Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian: 1 4.
Surata IK 2008. Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh Rootone-F pada Stump
Cendana (santalum album Linn). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman.
Vol 5 No1.
Widiarsih,