(135040201111185)
(135040203111016)
Edi
1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat menjelaskan pembibitan tanaman cabe jamu dan vanili
secara stek.
Mahasiswa dapat mengamati pertumbuhan stek cabe jamu yang berasal
dari berbagai jenis sulur dan stek vanili.
2. METODE
2.1 Alat dan Bahan
Alat :
Polibag
Penggaris
Kamera
Alat tulis
Kertas pengamatan
Bahan :
2.2 Metodologi
2.2.1 Teknik Penanaman Cabe Jamu
1) Siapkan polibag dan media tanam (tanah/kompos/tanah+kompos)
2) Siapkan 2 jenis sulur cabe jamu yaitu sulur tanah dan sulur panjat
3) Potong masing-masing jenis sulur cabe jamu sepanjang 3 ruas sebagai
4)
5)
6)
7)
bahan tanam
Sisakan daun pada masing-masing bahan tanam
Tanam bahan stek dalam polibag yang telah diisi media
Letakkan polibag pada tempat yang teduh dan pelihara setiap hari
Amati pertumbuhan bibit, meliputi: jumlah sulur yang hidup, penjang
sulur, jumlah daun (hari ke 1 s/d 21 hari, interval 5 hari)
4) Tanam bahan stek dalam polibag pada tempat yang teduh dan pelihara
setiap hari
5) Amati pertumbuhan bibit, meliputi: jumlah sulur yang hidup, panjang
sulur, jumlah daun (hari ke 1 s/d 21 hari, interval 5 hari)
3. PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Cabe Jamu
Variabel
Pengamatan
Jumlah sulur
Perlakuan
Jenis
Tanah
Kompos
Tanah
Sulur
Panjat
Tanah
Panjat
Kompos
Tanah
Tanah
Kompos
Panjat
Tanah
Variabel
Perlakua
Jenis
Pengamatan
Jumlah sulur
n
Tanah
Kompos
Tanah
Sulur
yang hidup
Panjang sulur
Jumlah daun
1
1
1
0 cm
48,5
cm
0
0
Pengamatan ke
2
3
1
1
1
1
0 cm
0,4 cm
48,6
48,7 cm
cm
0
0
0
0
4
1
1
1,2 cm
48,8 cm
1
0
3.1.2 Vanili
yang hidup
Panjang sulur
Jumlah daun
Kompos
1
1
1
7,5 cm
10,8
cm
0
0
Tanah
Kompos
Pengamatan ke
2
3
1
1
1
1
7,8 cm 8,1 cm
10,9
11,0 cm
cm
0
0
0
0
4
1
1
8,4 cm
11,1 cm
0
0
b. Vanili
Perlakuanmedia tanah 100%
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil pada
tanaman cabe jamu sulur panjat dengan media tanam tanah memiliki jumlah
sulur yang hidup pada pengamatan pertama adalah 1 sulur, pada pengamatan
kedua adalah 1 sulur, pada pengamatan ketiga adalah 1 sulur, dan pada
ketiga adalah 11,0 cm, dan pada pengamatan keempat adalah 11,1 cm. Serta
untuk jumlah daun pada pengamatan pertama adalah 0 daun, pada
pengamatan kedua adalah 0 daun, pada pengamatan ketiga adalah 0 daun, dan
pada pengamatan keempat adalah 0 daun.
Pada awalnya, tanaman cabe jamu tidak dibudidayakan tapi banyak
tumbuh liar di hutan-hutan terutama di pulau Jawa. Kebutuhan akan buah
cabe jamu baik untuk domestik maupun untuk ekspor masih cukup dipanen
dari tanaman liar. Pada waktu itu cabe jamu sebagian besar diekspor ke
negara-negara Asia seperti Singapura, Malaysia, India dan Cina dan sebagian
kecil diekspor ke negara-negara Eropa (Purseglove et al., 1981). Sejalan
dengan perkembangan pesat industri obat tradisional dalam negeri, maka
kebutuhan akan buah cabe jamu juga terus meningkat. Di sisi lain, peluang
ekspor buah cabe jamu juga masih terbuka lebar, sehingga secara perlahan
tanaman cabe jamu mulai dibudidayakan oleh petani. Pengem- bangan
budidaya tanaman cabe jamu di Indonesia masih cukup relevan. Lahan dan
iklim yang sesuai untuk pengembangan budidaya cabe jamu cukup luas,
sehingga upaya tersebut kiranya tidak akan mengalami hambat- an yang
berarti. Untuk mendukung pengembangannya maka pada bagian selanjutnya
tulisan ini akan diuraikan mengenai status teknologi yang tersedia dan yang
sebaiknya perlu dilanjutkan.
Cabe jamu termasuk salah satu simplisia yang banyak digunakan dalam
ramuan jamu dan obat tradisional. Secara tradisional buah cabe jamu digunakan untuk obat beri-beri, kejang perut, masuk angin, dan obat kuat lelaki
(aprodisiak) (Anwar, 2001). Selain itu juga digunakan dalam ramuan
minuman penyegar seperti bandrek, bajigur, dan minuman penyegar lainnya.
Akar lekatnya dikunyah dan air rebusan daunnya dikumur berkhasiat sebagai
obat sakit gigi. Di Madura serbuk dari buah biasa dibubuhkan ke dalam minuman seperti teh, kopi, susu dan minuman lainnya. Penduduk Ulias di
Ambon menggunakan buah cabe jamu sebagai rempah pengganti cabe rawit
(Heyne, 1987).
Dari hasil tabel yamg telah di tunjukkan pada hasil jumlah sulur yang
hidup pada tanaman cabe jawa hanya terdapat tanaman yang hidup namun
dalam keadaan yang . Kebanyakan tanaman cabe jawa pada tabel tersebut
tidak dapat tumbuh dengan baik. Hal ini bisa terjadi dikarnakan pada saat
awal penanaman lokasi yang di sediakan dapat ditoleril oleh tanaman namun
pada saat berjalannya waktu tidak dilakukan perawatan bagi bibit tersebut
sehingga bibit tersebut mati. Banyak faktor yang mempengaruhi proses
pertumbuhan tanaman cabe jawa yakni, media tanam, suhu dan kelembapan,
cara perawatan, dan proses pemotongan sulur yang benar dan tepat.
Sedangkan untuk tanaman vanili di Indonesia di Indonesia banyak
digemari oleh banyak konsumen, baik di dalam negeri maupun dari luar
negeri. Hal ini disebabkan karena kualitas vanili Indonesia yang lebih unggul
dibandingkan vanili Mexico, Amerika Serikat, Madagaskar yang juga
terkenal sebagai penghasil vanili yang cukup berkualitas. Atas dasar inilah
perlu dikembangkan suatu metode budidaya tanaman vanili yang mampu
menghasilkan bibit-bibit vanili dalam jumlah banyak dan dalam waktu
singkat atau cepat yang berkualitas (Said, 2001).
Sistem perakaran pada tanaman vanili tidak memiliki sistem akar
tunggang, karena vanili termasuk ke dalam tanaman monokotil. Pada tiap
ruas batang vanili, tumbuh dua jenis akar, dimana yang satu berfungsi untuk
melekat pada tanaman penegak yang disebut sulur dahan, sedangkan bagian
akar yang lainnya merupakan akar yang menggantung di udara yang
berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah jika akar tersebut telah
menyentuh tanah. Batang tanaman vanili mampu tumbuh memanjang sampai
mencapai 100 meter dan memiliki ruas-ruas yang panjang rata-rata sekitar 15
cm. Tiap ruas akan menghasilkan cabang baru apabila dilakukan
pemangkasan (Ruhnayat, 2003).
Berdasarkan tabel hasil di atas, tanaman vanilli dapat bertahan hidup,
namun tidak dapat menghasilkan daun atau tunas muda. Tanaman vanili
tersebut hanya dapat menghasilkan akar saja sehingga dalam proses
pengamatan selama 4 tidak terjadi perubahan yang dapat di amati. Pada
dasarnya semua janis tanaman memiliki kriteria khusu ynag harus di penuhi
untuk dapat tumbu. Di dalam pembibitan vani dengan menggunakan metode
sulur panjat dan sulur tanah serta dengan 3 media yang berbeda ( tanah,
kompos, tanah+kompos) diperoleh hasil yang sama yakni tidak terdapat daun
atau tunas muda yang tumbuh.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tanaman cabe jamu dan vanili merupakan tanman yang bernilai
ekonomis tinggi serta banyak memiliki manfaat, selain bisa dijadikan
tanaman rempah tanaman tersebut dapat dijadikan bahan obat tradisional
yang sekarang dapat menjadi obat alternatif dari obat kimia yang kian hari
kian mahal dan mimiliki efek samping yang sangat bebbahaya bagi kesehatan
tubuh. Dengan pembibitan yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman cabe
jamu dan vanili maka diharapkan akan mendapatkan tanaman yang
berkualitas baik dari pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dapat
berproduksi dengan baik.
4.2 Saran
Semoga lebih baik ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, N.S. 2001. Manfaat Obat Tra- disional sebagai Aprodisiak serta Dampak
Positifnya untuk Menjaga Stamina. Makalah pada seminar setengah hari
Menguak Manfaat Herbal. Bogor, 20 Juli 2001 : 1- 12