Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua orang tentu mengenal petai, tanaman yang sering digunakan sebagai bahan

masakan yang mempunyai aroma khas dan kurang sedap ini ternyata memiliki

banyak khasiat. Tanaman petai sering kali dijumpai di hutan yang tersebar di

Indonesia, karena tanaman ini sangat mudah tumbuh dimana saja. Selain itu

khasiat dari petai sendiri memiliki manfaat yang cukup banyak bagi tubuh

diantaranya dapat mengendurkan saraf, hilangkan despresi, obat hati, ginjal, serta

dapat menurunkan kematian akibat stroke, dan dapat menjaga saluran

pencernaan. Sehingga hal ini banyak mendorong petani untuk menanam tanaman

petai yang lebih mudah dijangkau dan lebih banyak menghasilkan keuntungan,

namun tanaman tersebut tak bisa dihindarkan dari resiko kegagalan.

Tanaman petai diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena

tanaman ini sering diolah menjadi masakan. Karena petai banyak sekali

manfaatnya disebabkan adanya gula alami. Semakin banyak masyarakat yang

mengkonsumsi petai maka para petai diharapkan dapat menghasilkan petai yang

lebih banyak lagi dengan kualitas yang baik. Namun berdasarkan Dinas Pertanian

Propvinsi Jatim pada tahun 2006 para petani dapat menghasilkan 7.091 ton petai,

sedangkan pada tahun 2007 menghasilkan sekitar 5.341 ton. Namun dengan

produksi petai yang demikian ternyata tidak sebanding dengan konsumsi petai

setiap tahunnya misalkan pada tahun 2006 sebanyak 6.133 sedangkan pada tahun

2007 meningkat hingga 13 %. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa hasil
panen tanaman petai di Indonesia mengalami penurunan, hal ini disebabkan

adanya beberapa masalah yang dapat menurunkan hasil panen yaitu terdapatnya

hama, atau terletak pada stuktur tanah yang kurang baik sebagai media tanam.

Masalah-masalah tersebut sebenarnya dapat diatasi sekaligus dapat meningkatkan

hasil panen dengan kualitas yang lebih baik (Anonymous, 2008).

Dalam budidaya tanaman petai diperlukan perhatian khusus yaitu dari segi

pemupukan dan pengairan. Tanaman petai membutuhkan air dan pupuk yang

kadarnya cukup untuk meningkatkan kualitas pada petai tersebut. Hanya jenis

pupuk tertentu yang dapat digunakan untuk menanam tanaman petai. Jenis pupuk

yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman petai antara lain, pupuk urea,

kandang, NPK, kompos dan berbagai jenis pupuk lainya yang dapat digunakan

sebagai perkembangan tanaman secara optimal, sehingga tanaman dapat tumbuh

dan berkembang secara optimal. Namun kendala yang dialami oleh para petani

atau penanam petai adalah mahalnya harga pupuk di pasaran yang tidak sebanding

dengan jumlah permintaan petai di pasaran menyebabkan para petani mengalami

kerugian sehingga mengalami penurunan hasil produksi petai.

Oleh karena itu dipilih jenis pupuk yang sesuai dengan pertumbuhan petai dan

harganya relatif ekonomis. Ternyata pupuk urea mempunyai kandungan-kandungan

unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman selain harganya yang

terjangkau dan praktis dalam penggunaannya. Meskipun pupuk urea telah banyak

digunakan untuk berbagai macam tanaman, namun sejauh pengetahuan penulis,

belum diketahui efektifitas pupuk urea pada proses pembibitan petai.

penelitian ini penulis melakukan pengujian dengan menggunakan pupuk urea untuk

mengetahui pengaruh pemberian pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman petai.


1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian tentang “PENGARUH PUPUK UREA TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN PETAI”adalah sebagai berikut:

Adakah pengaruh pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman petai ?

Bagaimanakah pengaruh yang di berikan pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman petai

1.3 Tujuan penelitian


Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pupuk urea terhadap pertumbuhan

tanaman petai.

1.4 Manfaat penelitian


Adapun manfaatnya dari penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Penulis dapat mengetahui pengaruh pupuk urea pada pertumbuhan tanaman

petai.

2. Untuk memberikan informasi dan sebagai inspirasi kepada masyarakat

tentang cara penggunaan dan manfaat pupuk urea bagi pertumbuhan

tanaman petai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Petai
Dalam dunia tumbuhan, tanaman petai diklasifikasikan dalam keluarga

Leguminosae (Mimosaceae), marga Parkia dan jenis Parkia speciosa berupa pohon

yang tingginya antara 5-25 m dan membentuk percabangan yang banyak. Petai

atau mlanding (Parkia speciosa) merupakan pohon tahunan tropika dari suku

polong-polongan (Fabaceae), anak suku petai-petaian (Mimosoidae). Tumbuhan ini

tersebar luas di Nusantara bagian barat. Bijinya, yang disebut "petai" juga,

dikonsumsi ketika masih muda, baik segar maupun direbus.

Pohon petai menahun, tinggi dapat mencapai 20 m dan kurang bercabang.

Daunnya majemuk, tersusun sejajar. Bunga majemuk, tersusun dalam bongkol

(khas Mimosoidae). Bunga muncul biasanya di dekat ujung ranting. Buahnya besar,

memanjang, bertipe buah polong. Dari satu bongkol dapat ditemukan sampai

belasan buah. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau ketika

muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah petai akan

mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya.

Pohon petai menahun, tinggi dapat mencapai 20 m dan kurang bercabang.

Daunnya majemuk, tersusun sejajar. Bunga majemuk, tersusun dalam bongkol

(khas Mimosoidae). Bunga muncul biasanya di dekat ujung ranting. Buahnya besar,

memanjang, bertipe buah polong. Dari satu bongkol dapat ditemukan sampai

belasan buah. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau ketika
muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah petai akan

mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya.

Petai hanya dapat ditanam di tanah rendah hingga dataran tanah yang tinggi 1,500

m daripada paras laut. Iklim kawasan yang cukup lembap dan panas adalah sesuai

untuk pertumbuhan pokok yang subur. Jenis tanah yang mesti digunakan yaitu

tanah gembur, tanah liat berpasir, atau liat yang dapat disesuaikan. Bagian dari

buah petai yang paling penting untuk dimanfatkan adalah bijinya. Meskipun

menghasilkan bau tidak sedap, biji petai sangat digemari oleh sebagian orang

karena dapat meningkatkan selera makan. Petai dapat dimakan mentah sebagai

lalap, direbus, digoreng atau dibakar. Petai juga banyak dimanfaatkan sebagai

penyedap makanan.

Petai yang diperkirakan berasal dari Malaysia lalu dibudidayakan di Indonesia,

khususnya pulau Jawa juga memiliki banyak nama lain dari tiap daerah. Secara

umum disebut petai, tetapi ada yang menyebut pete, sindutan (Jawa), peuteuy

(Sunda), peteh (Madura), patai (Minangkabau), petar (Lampung), parora atau peti

(dayak), pole (Bima), pati (Sumba), peloh (Seram Selatan), dan faopitu (Pulau Buru).

Klasifikasi lengkap tanaman petai adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)


Genus : Parkia

Spesies : Parkia speciosa Hassk

Berdasarkan jumlah biji pada polongnya, tanaman petai dikelompokkan menjadi

dua yaitu petai gajah dan petai kacang. Petai gajah mempunyai polong sepanjang

25-30 cm, dengan jumlah biji sebanyak 15 atau lebih. Bijinya berukuran besar. Petai

kacang ukuran polongnya lebih pendek dari petai gajah. Jumlah biji tiap polong

antara 10-12. Ukuran bijinya juga lebih kecil (Anonymous, 2009).

Dibanding apel, petai memiliki protein empat kali lebih banyak, karbohidrat dua kali

lebih banyak, tiga kali lipat fosfor, lima kali lipat vitamin A dan zat besi, dan dua kali

lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya. Petai merupakan sumber energi yang

baik, yaitu 142 kkal per 100 g biji. Petai mengandung tiga macam gula alami, yaitu

sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Kombinasi

tersebut mampu memberikan dorongan tenaga instan, tetapi cukup lama dan

cukup besar efeknya (Anonymous, 2009).

2.2 Pupuk Urea


Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk

mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi

dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik

(mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang

diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti

hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian,

ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material

suplemen.

Dalam pembudidayaan tanaman petai diperlukan program pemupukan yang baik

dan teratur. Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N)
berkadar tinggi. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan

rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan

sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis). Pupuk urea yang dijual di

pasaran biasanya mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian

setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen (Aak, 2009).

Jika pemberian pupuk terlalu banyak dan terlalu dini, maka akan menyebabkan

kematian pada kecambah karena terjadi peristiwa plasmolisis, yaitu


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian tanaman petai menggunakan metode Eksperimen menggunakan uji

dengan dua perlakuan yaitu pemberian pupuk urea dan tanpa pemberian pupuk.

Waktu Desember 2009 sampai 11 Januari 2010, dan tempat penelitian penanaman petai

berada di taman Stadion UMM.

penanaman petai ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu pada tanggal 11

Desember 2009 sampai 11 Januari 2010, dan tempat penelitian penanaman petai

berada di taman Stadion UMM.

3.3 Populasi dan Sampel


-Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri-ciri tertentu. Jadi

populasi dalam penelitian ini adalah banyaknya biji petai yang buahnya berbentuk

bulat telur (oval) tipis atau gepeng memanjang mirip jengkol yang berwarna hijau

ketika muda berbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang.

-Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan obyek penelitian. Sampel dari

penelitian ini adalah 30 biji petai.

3.4 Variabel Penelitian


Variabel bebas adalah variabel yang dipilih dan direncanakan dengan sengaja

diukur variasinya untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel yang diamati.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pupuk urea.


Variabel kontrol Adalah variabel yang sengaja dikendalikan supaya tidak

mempengaruhi variabel yang lainnya. Variabel dalam penelitian ini adalah air,

cahaya, tanah, kelembapan udara, dan suhu.

Variabel Terikat adalah sejumlah faktor yang diukur untuk mengetahui dampak

adanya perubahan dari variabel bebas. Variabel terikatnya yaitu pertumbuhan

tanaman petai yang indikatornya adalah tinggi pada tanaman petai.

3.5 Alat
1. Polybag

2. Baskom

3. Sekop

3.6 bahan
1. Biji Petai 30 buah

2. Pupuk Urea 1 kg

3. Tanah

4. Air

3.6 Cara Kerja


- Menyiapkan 30 polybag, 30 polybag tersebut dibagi menjadi 2, 15 polybag

diberi label A sisanya diberi label B.

-Label A menunjukan diberi perlakuan pupuk urea, label B menunjukkan tidak

diberikan perlakuan apapun.

- Memberi tanah secukupnya dan menanam biji petai pada masing – masing

polybag, kemudian menyiramnya dengan air sebanyak 150 ml pada masing

–masing polybag.

- Menempatkan polybag A dan B pada tempat ynag sama. Sehingga


kelembaban dan cahaya yang diperoleh dapat stabil.

- Setelah 7 hari kemudian diberi pupuk urea sebanyak 100 gram pada 15

polybag A dan tanpa pemberian pupuk pada 15 polybag B.

- Membuat tabel hasil pertumbuhan tanaman petai dan mengukur perpanjangan

tanaman setiap 7 hari sekali. Dan juga disiram dengan air dengan sebanyak

150 ml pada masing-masing polybag.

Anda mungkin juga menyukai